Bunda, Inilah 5 Aktivitas untuk Stimulasi Motorik Kasar Anak

Published date

Bunda, setiap anak pasti senang bermain. Tapi tahukah Bunda, bermain bisa sekaligus jadi salah satu cara untuk stimulasi motorik kasar Si Buah Hati? Ya, saat bermain anak-anak juga mengembangkan keterampilannya lho. Tapi, apa itu keterampilan motorik kasar dan apa pentingnya bagi kehidupan Si Buah Hati?

Apa Itu Keterampilan Motorik Kasar?

Keterampilan motorik kasar sendiri adalah keterampilan yang dikembangkan si Buah Hati dengan menggunakan seluruh tubuh mereka. Keterampilan motorik kasar, kadang-kadang disebut motorik besar, adalah gerakan yang terlibat dalam koordinasi lengan, kaki, dan bagian tubuh besar lainnya. Bunda  dapat melihat hal ini dari mulai buah hati usia bayi, bagaimana upayanya bergerak dan berjalan hingga akhirnya dia bisa mengkoordinasikan gerakan seluruh tubuhnya.

Gerakan yang termasuk dalam keterampilan motorik kasar adalah gerakan seperti berlari, merangkak, berenang, atau melompat. Jenis-jenis gerakan ini penting untuk dilatih oleh Si Buah Hati seiring dengan perkembangannya karena membantu dia belajar mengkoordinasikan dan mengontrol gerakan tubuh mereka.

Keterampilan motorik kasar juga membantu meletakkan dasar untuk dapat menyelesaikan gerakan keterampilan motorik halus seperti mencubit atau menggenggam.

Baca Juga: Cara Mudah Stimulasi Motorik Halus Si Buah Hati di Rumah

5 Aktivitas untuk Stimulasi Motorik Kasar Si Buah Hati

Mengingat pentingnya keterampilan motorik kasar, tentu Bunda ingin mencari cara untuk menstimulasinya bukan? Bunda tidak perlu khawatir, jika ingin melakukan stimulasi motorik kasar anak,  5 aktivitas ini bisa Bunda lakukan di rumah:

1. Halang rintang

Untuk aktivitas seru yang juga bermanfaat untuk stimulasi motorik kasar, Bunda bisa membuat halang rintang untuk Si Buah Hati. Caranya, gunakan selotip atau benda-benda untuk membuat rintangan. Misalnya, pada benda atau selotip pertama, mintalah buah hati melakukan 10 lompatan. Pada benda atau selotip berikutnya, minta mereka melompat 7 kali di setiap kaki.

2. Keseimbangan

Bunda bisa menjadikan rutinitas harian Si Buah Hati yang menyenangkan dengan memasukkan aktivitas keseimbangan. Misalnya, saat mengantre di toko kelontong atau saat menonton iklan TV, mainkan permainan keseimbangan.  Bunda bisa meminta mereka berdiri dengan satu kaki selama mungkin, lalu beralih ke kaki lainnya. Permainan keseimbangan lainnya, Bunda bisa meminta Si Buah Hati berjalan di balok titian jalan. Meski sederhana, permainan ini seru dimainkan anak dan dapat melatih keseimbangannya.

3. Bermain bola

Bantu Si Buah Hati untuk mengembangkan keterampilan bermain bola, dengan memulainya secara perlahan. Bunda bisa menggunakan bola yang kecil dan lembut, seperti bola tenis, dan menggelindingkannya ke buah hati atau melemparkannya dengan ringan. Saat kakinya sudah cukup kuat, Bunda bisa mengajarkan si Buah Hati menendang bola. Keterampilan bola sangat bagus untuk membantu anak-anak mengembangkan koordinasi mata dan tangan.

4. Permainan kreatif

Biarkan Si Buah Hati memiliki waktu yang tidak terstruktur untuk bermain di dalam atau di luar di tempat yang aman. Hal ini akan membantu mengembangkan keterampilan motorik kasar dengan membiarkan mereka mengeksplorasi berbagai gerakan yang mereka pilih. Misalnya, dengan menyanyi yang diikuti gerakan menari seperti lagu “kepala, pundak, lutut, kaki” atau “baby shark.”

5. Main jingkat

Salah satu cara stimulasi motorik kasar anak adalah bermain lompat dan jingkat. Permainan ini merupakan cara yang bagus bagi anak-anak untuk mengembangkan koordinasi dan keseimbangan. Tapi tentunya, Bunda perlu memodifikasi permainan ini sesuai usia anak ya.

Selain melakukan berbagai aktivitas yang merangsang motorik kasar anak, bunda juga bisa mendukung pertumbuhan dan perkembangan Si Buah Hati dengan memberikan nutrisi yang dibutuhkannya, salah satunya susu pertumbuhan. DANCOW 1+ Imunutri adalah susu pertumbuhan yang diformulasikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak usia 1-3 tahun, tinggi akan Vitamin A, C, E, Selenium, Zink, Tembaga, tinggi Kalsium, Vitamin D, Protein, dan mengandung DHA, Omega 3 & 6, Zat Besi.

Itulah tadi beberapa informasi mengenai cara stimulasi motorik kasar yang bisa Bunda terapkan untuk Si Buah Hati. Tidak terlalu sulit kan, Bunda? Selamat mencoba ya!

Image Article
Inilah 5 Aktivitas Seru untuk Stimulasi Motorik Kasar Anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Mengajarkan Anak Bicara Bahasa Inggris sejak Dini

Published date

Bunda, mengenalkan dan menuntun anak belajar bicara bahasa Inggris sejak dini dapat menjadi investasi berharga buat bekal Si Buah Hati, lho. Tapi mungkin Bunda masih bingung harus mulai dari mana untuk mengenalkan bahasa asing ini kepada anak. 

Nah, jangan bingung lagi. Artikel ini bisa menjadi panduan Bunda untuk cara mengajarkan anak bicara bahasa Inggris sejak dini.

Namun sebelum mengetahui contoh aktivitas mengajarkan anak bicara bahasa Inggris, tak ada salahnya lebih dulu mencari tahu manfaat dan kapan Si Buah Hati perlu mengenal bahasa asing ini. 

Kapan Waktu yang Baik Mengajarkan Anak Bicara Bahasa Inggris?

Bunda mungkin masih merasa ragu dan berpikir mengajarkan anak bicara bahasa Inggris bisa dilakukan setelah Si Buah Hati sedikit lebih dewasa. Tapi tahukah Bunda, ada periode emas mengajarkan anak bicara bahasa asing, yakni pada sekitar usia 2 sampai 10 tahun.

Mempelajari bahasa adalah kemampuan alami yang dimiliki anak sejak lahir. Dengan mengajarkan berbicara bahasa Inggris sebelum usia 10 tahun, anak akan dapat memahami lebih cepat dan mengucapkan dengan lebih baik, bahkan mendekati pengucapan aslinya.

Apa Manfaat Mengajarkan Anak Bicara Bahasa Inggris?

Tak hanya sebagai bekal penting bagi Si Buah Hati, mengajarkan anak bicara bahasa Inggris sejak dini ternyata memiliki beberapa manfaat, di antaranya:

  • Meningkatkan kemampuan daya ingat

Perlu Bunda ketahui, anak yang mempelajari lebih dari satu bahasa memiliki daya ingat atau memori yang lebih baik, dibandingkan anak yang hanya mengenal satu bahasa.

  • Membuat otak terus bertumbuh

Pada studi yang dilakukan pada orang dewasa menunjukkan bahwa saat seseorang belajar bahasa Inggris atau bahasa lain selain bahasa sehari-hari memiliki kesempatan berkembang lebih banyak, terutama bagian otak yang bertugas mempelajari materi baru.

  • Membuat anak lebih kreatif

Mempelajari lebih dari satu bahasa sejak kecil dapat menjadikan anak lebih kreatif dan lebih baik dalam memecahkan suatu masalah.

Baca Juga: Cara Optimalkan Kecerdasan Bahasa Anak

Bagaimana Cara Mengajarkan Anak Bicara Bahasa Inggris sejak Dini?

Kemampuan berbahasa adalah salah satu aspek penting yang harus dikembangkan sejak usia dini karena kemampuan bahasa anak yang baik menjadi cerminan dari kemampuan intelektual yang baik juga.

Untuk itu, Bunda bisa mempraktikkan beberapa cara mengajarkan anak bicara bahasa Inggris sejak dini berikut ini:

  • Luangkan waktu untuk bicara dan komunikasi dengan anak

Seperti dijelaskan di atas, anak memiliki kemampuan alami belajar bahasa sejak lahir dan bisa lebih cepat memahami pelajaran bahasa asing baru jika diajarkan mulai usianya di bawah 10 tahun. Untuk melatihnya, Bunda bisa rutin mengajak anak bicara dengan menyebut contoh kosakata bahasa Inggris yang sederhana, memperlihatkan benda lalu menyebutnya dengan bahasa Inggris, atau memperdengarkan video yang menggunakan contoh bahasa Inggris.

  • Bacakan cerita buku bahasa Inggris

Buku merupakan salah satu sarana yang bisa Bunda gunakan untuk mengajarkan bahasa asing kepada Si Buah Hati. Membaca buku cerita bilingual atau dua bahasa bersama Si Buah Hati dapat memperkaya kosakatanya akan bahasa asing.

Pilih buku bergambar menarik atau karakter tertentu yang disukai Si Buah Hati.  Gunakan juga intonasi yang pelan agar anak mudah memahami penjelasan Bunda.

  • Manfaatkan aplikasi

Bunda dapat memanfaatkan teknologi digital seperti aplikasi di gadget bisa jadi salah satu strategi untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Si Buah Hati di era saat ini.

Penggunaan aplikasi Bahasa asing bisa menarik minat anak karena memiliki fitur yang interaktif disertai gambar dan permainan yang menarik secara visual. 

Selain itu, fitur di aplikasi pun menyediakan tes untuk mengukur kemampuan dasar Bahasa Inggris Si Buah Hati dan memberikan analisa tentang bagian mana yang perlu mereka pelajari saat mengikuti mengikuti pelajaran Bahasa di aplikasi.  

Namun Bunda perlu membatasi waktu anak menatap gawai saat belajar bahasa melalui aplikasi. Anak di bawah 2 tahun tidak dianjurkan memakai gawai karena paparan sinar dari layar gawai dikhawatirkan merusak kesehatan mata dan otak anak. Pada anak 2-4 tahun, gawai hanya boleh digunakan maksimal 1 jam per hari dan anak umur 4-7 tahun maksimal hanya boleh memakai gawai maksimal 2 jam per hari.

  • Gunakan video gerak dan lagu

Metode  belajar yang mengkombinasikan aktivitas mendengar, melihat, sekaligus bergerak seperti dengan menonton serta mengikuti rekaman gerak dan lagu menjadi salah satu cara efektif untuk pembelajaran anak usia dini.

Jadi, tak ada salahnya mencoba cara mengajarkan anak agar cepat bicara bahasa Inggris dengan memanfaatkan video gerak dan lagu. 

Nah, coba Bunda praktikkan beberapa cara mengajarkan anak bicara bahasa Inggris di atas. 

Agar proses belajar optimal, imbangi juga gizi Si Buah Hati dengan asupan bergiziSebagai pelengkap makanan harian, Bunda bisa memberikan Si Buah Hati DANCOW 3+ Imunutri. DANCOW 3+ Imunutri tinggi vitamin A, C, E, dan zink, tinggi kalsium, protein, vitamin D, serta DHA, zat besi, dan Omega 3 & 6.    

Semoga dapat membantu membentuk Si Buah Hati agar menjadi anak yang cerdas, ya Bunda. Selamat mencoba!

Image Article
Cara Mengajarkan Anak Bicara Bahasa Inggris sejak Dini
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Mengoptimalkan Periode Pertumbuhan Anak

Published date

Bunda, sebagai orang tua tentu mengharapkan Si Buah Hati dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Termasuk saat Si Buah Hati mulai beranjak balita atau memasuki tahapan usia 3-5 tahun.

Meski sudah melewati golden period atau periode emas pertumbuhan dan perkembangan anak, yakni 1000 hari pertama kehidupan yang dimulai sejak masih bayi di dalam kandungan hingga berusia 2 tahun, tahapan usia 3-5 tahun tetap penting bagi Si Buah Hati.

Lalu, seperti apa fase pertumbuhan anak di usia 3-5 tahun? Dan bagaimana cara mengoptimalkan periode pertumbuhan anak di fase tersebut? 

Fase Tumbuh Kembang Anak 3-5 Tahun

Seorang anak disebut bertumbuh apabila mengalami pertambahan ukuran fisik meliputi berat dan tinggi badan. Sedangkan, berkembang berarti bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh menjadi lebih kompleks.

Berikut ini fase tumbuh kembang anak usia 3-5 tahun, meliputi perkembangan motorik, kognitif, dan sosial:

Perkembangan Anak 3-4 Tahun

Anak usia 3-4 tahun mulai bisa berinteraksi dengan anak lain sebayanya. Fase usia ini juga tepat untuk mulai memperkenalkan kegiatan prasekolah agar kemampuan bersosialisasinya dapat berkembang.

1. Motorik 

Berikut beberapa contoh tahap perkembangan motorik anak usia 3-4 tahun:

  • Dapat menendang bola ke depan

  • Melempar bola dari atas kepala

  • Naik turun tangga tanpa bantuan

  • Menggambar bentuk kotak

  • Menggambar orang dengan anggota tubuh lainnya

  • Mencontoh huruf kapital

2. Bahasa

Berikut beberapa contoh tahap perkembangan bahasa pada anak usia 3-4 tahun: 

  • Menggunakan kalimat tiga kata

  • Pengucapan kata semakin bisa dipahami

  • Mulai sering bercerita

3. Kognitif 

Berikut beberapa contoh tahap perkembangan kognitif pada anak usia 3-4 tahun:

  • Memahami konsep berhitung dan angka

  • Mulai memahami konsep waktu

  • Mampu mengulang cerita

  • Bermain dengan imajinasi

4. Sosial 

Berikut beberapa contoh tahap perkembangan sosial pada anak usia 3-4 tahun:

  • Tertarik dengan pengalaman baru

  • Bermain dengan anak lain dan saling berbagi

  • Mulai bisa memakai dan melepas pakaian sendiri 

  • Dapat menegosiasikan solusi untuk menyelesaikan suatu konflik

Perkembangan Anak 4-5 Tahun

Si Buah Hati akan semakin aktif bergerak saat ia memasuki fase usia 4-5 tahun. Anak di usia ini akan sering bermain dengan imajinasinya. Tak perlu heran bila Si Buah Hati bercerita tentang "monster" atau "naga" yang ia temui di sekolah.

1. Motorik 

Berikut beberapa contoh tahap perkembangan motorik anak di usia 4-5 tahun:

  • Berdiri dengan satu kaki selama 10 detik atau lebih

  • Jungkir balik

  • Naik tangga sendiri dengan kaki bergantian tanpa bantuan

  • Membuka kancing ukuran sedang

  • Menggunakan sendok dan garpu

  • Menggambar bentuk orang, setidaknya tiga bagian tubuh

2. Bahasa 

Berikut beberapa contoh tahap perkembangan bahasa pada anak usia 4-5 tahun:

  • Menggunakan kalimat dengan empat kata

  • Pengucapannya sudah bisa dimengerti sepenuhnya

  • Mengucapkan nama dan alamat

3. Kognitif 

Berikut beberapa contoh tahap perkembangan kognitif pada anak usia 4-5 tahun: 

  • Menghitung hingga 10 atau lebih

  • Semakin memahami konsep waktu

  • Memahami benda-benda yang digunakan setiap hari, misalnya makanan

4. Sosial 

Berikut beberapa contoh tahap perkembangan sosial pada anak usia 4-5 tahun: 

  • Ingin menyenangkan teman

  • Ingin serupa dengan teman

  • Lebih bisa menerima peraturan.

Baca Juga: Susu Terbaik untuk Pertumbuhan Anak yang Bagus

Cara Mengoptimalkan Periode Pertumbuhan Anak Usia 3-5 Tahun

Seorang anak dapat mengalami perkembangan yang sehat apabila kebutuhan nutrisi, sosial, emosional, hingga pendidikannya terpenuhi. Di sinilah peran Bunda sebagai orang tua untuk dapat mengoptimalkan periode tumbuh kembang anak. Lantas, bagaimana cara mengoptimalkan periode pertumbuhan anak?

1. Penuhi Kebutuhan Nutrisi Anak

Anak membutuhkan makanan bergizi sesuai usianya untuk tumbuh dan berkembang secara maksimal. Pola makan yang buruk pada anak usia dini bisa menyebabkan kekurangan vitamin dan nutrisi penting lainnya.

Untuk mengoptimalkan tumbuh dan kembang anak, Bunda dapat memberikan lauk pauk yang mengandung protein nabati dan hewani. Makanan sumber hewani contohnya daging sapi, ayam, telur, susu, dan seafood. Sementara sumber protein nabati contohnya tahu, tempe, kacang hijau, dan kacang merah. Makanan berprotein hewani yang mengandung asam amino lebih lengkap, serta mineral, vitamin, dan proteinnya lebih mudah diserap tubuh.

Sebagai pelengkap, Bunda bisa memberikan Si Buah Hati asupan susu DANCOW 3+ Imunutri. DANCOW 3+ Imunutri memiliki kandungan tinggi vitamin C dan zink, tinggi kalsium, protein, vitamin D, serta DHA, zat besi, dan Omega 3 & 6.   

2. Mengajarkan Anak Bersosialisasi

Menginjak usia 3-5 tahun, anak akan lebih mandiri dan ingin mengeksplorasi mengenai hal-hal di sekitarnya. Interaksi dengan keluarga dan orang-orang sekitar membantu membentuk kepribadian anak dan cara berpikirnya.

Untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak, orang tua bisa mendorong buah hatinya agar bermain dengan anak-anak lain dan membantunya mempelajari nilai berbagi dan persahabatan.

3. Bermain

Bermain bisa menjadi cara mengoptimalkan tumbuh kembang anak secara menyenangkan. Bermain, baik dengan orang tua maupun teman sebaya, dapat membantu perkembangan kognitif, bahasa, berhitung, emosional, hubungan sosial dengan orang lain sampai perkembangan dan kesehatan fisik anak.

4. Menguatkan Mental Anak

Bunda bisa mengoptimalkan pertumbuhan Si Buah Hati dengan menguatkan mental serta emosionalnya. Luangkan waktu secara rutin untuk berbicara dengan anak dan jadi contoh anak untuk menjadi pribadi dengan mental tangguh. Bunda bisa mengajarkan Si Buah Hati bagaimana cara mengontrol emosi dengan baik, memecahkan suatu masalah, kedisiplinan diri, melakukan hal-hal positif serta berpikir positif dan realistis.

Bagaimana Bunda, sudah lebih tahu tentang cara mengoptimalkan periode pertumbuhan anak usia 3-5 tahun? Semoga penjelasan di atas dapat membantu membentuk Si Buah Hati agar menjadi anak yang cerdas, ya Bunda. Selamat mencoba! 

Image Article
Bunda, Simak Cara Mengoptimalkan Periode Pertumbuhan Anak Berikut Ini!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Karakteristik Perkembangan Kognitif Anak SD dan Stimulasi Tepat

Published date

Perkembangan kognitif anak SD merupakan proses penting yang melibatkan perkembangan kemampuan berpikir, memecahan masalah, dan memahami konsep. Dilansir dari Healthline,com, ada teori perkembangan kognitif dari psikolog, Jean Piaget, yang masih digunakan sampai saat ini dalam dunia psikologi dan pendidikan anak. 

Tahap Perkembangan Kognitif pada Anak

Perkembangan kognitif terjadi dalam empat tahap yang berbeda dan diawali oleh tahap sensorimotor. 

Setelah tahapan tersebut, berikut tahapan kognitif selanjutnya pada anak:

1. Tahap pra-operasional (usia 2–7 tahun)

Kecerdasan anak-anak dalam tahapan ini dapat ditunjukkan melalui penggunaan simbol. Mereka juga sudah memiliki kemampuan berbahasa yang semakin matang, memori dan imajinasinya berkembang, dan merepresentasikan objek dalam berbagai macam aktivitas. Hanya saja mereka belum bisa melakukannya dengan cara yang terorganisir dan sepenuhnya logis.

2. Tahap operasional konkret (usia 7–11 tahun)

Saat anak-anak mulai memasuki usia tujuh tahun ke atas (usia sekolah), mereka mampu merepresentasikan ide dan peristiwa dengan lebih logis, memiliki kemampuan berbahasa yang semakin sempurna, imajinasinya berkembang, dan dapat berpikir abstrak meski masih cukup terbatas. 

Perkembangan kognitif anak kelas 1 SD dalam tahapan ini sudah memiliki kemampuan untuk berpikir mengenai langkah-langkah atau proses dalam urutan apapun. Misalnya saat melakukan eksperimen sains sederhana di sekolah, anak-anak bisa mengingat dan menjelaskan setiap langkah dalam percobaan secara berurutan. 

3. Tahap operasional formal (usia 11 tahun ke atas)

Pada tahap akhir ini anak mampu menggunakan nalar mereka tidak hanya tentang objek dan peristiwa yang nyata, tetapi juga tentang hipotesis (sebuah dugaan atau hal yang belum tentu terjadi). 

Contoh perkembangan kognitif anak SD dalam tahapan ini adalah ketika mereka mendapatkan pertanyaan dari guru di sekolah seperti, “Bagaimana jadinya jika dulu Thomas Alva Edison tidak menemukan telepon sebagai alat komunikasi?” Saat mendapatkan hipotesis ini, anak-anak harus mempertimbangkan berbagai kemungkinan dengan memanipulasi ide-ide yang bervariasi untuk memecahkan sebuah hipotesis yang mereka hadapi.

Baca Juga: Manfaat Senam untuk Anak SD

Ciri-ciri Perkembangan Kognitif Anak SD

Jika melihat rentang usia anak sekolah (6–12 tahun), maka bisa dibilang bahwa anak SD masuk dalam tahapan operasional konkret yang memiliki beberapa karakteristik perkembangan kognitif anak SD sebagai berikut. 

1. Perkembangan bahasa

Contoh perkembangan kognitif anak SD adalah keterampilan berbicara dan pemahaman bahasanya yang semakin meningkat. Anak-anak sudah mampu bercerita dengan kalimat yang lebih kompleks dan mampu juga memahami teks tulisan yang lebih panjang. Beberapa stimuli yang bisa Bunda berikan adalah mengajaknya untuk membaca bersama secara rutin, mengajak anak untuk menceritakan pengalamannya selama sekolah atau liburan, dan memperkenalkan anak-anak pada beragam jenis bacaan.

2. Perkembangan pemikiran konkret

Anak-anak mulai mengembangkan kemampuan berpikir konkret dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan untuk memecahkan suatu masalah. Stimuli yang bisa Bunda berikan adalah dengan memberikan kesempatan pada anak-anak untuk bereksperimen melalui aktivitas yang melibatkan kemampuan matematika atau pemecahan masalah. Misalnya melalui permainan papan seperti monopoli. 

3. Kemampuan berpikir logis

Anak-anak usia sekolah mulai bisa menghubungkan antara sebab dan akibat atas segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, mampu menyusun urutan waktu, dan mengambil keputusan yang baik. Stimuli yang bisa diberikan adalah dengan mengajaknya bermain permainan seperti teka-teki logika atau puzzle untuk mengasah kemampuannya dalam memecahkan masalah sederhana.

4. Kemampuan memori atau mengingat yang semakin kuat

Kemampuannya dalam mengingat berbagai peristiwa yang sudah terjadi semakin meningkat. Untuk melatihnya, coba stimulasi dengan menerapkan metode belajar yang melibatkan pengulangan, misalnya belajar sejarah. Tujuannya adalah untuk menguji pengetahuannya secara berkala.

5. Imajinasi yang semakin berkembang

Kemampuan berimajinasi dan kreativitas yang semakin meningkat memungkinkan anak-anak usia sekolah mampu untuk menciptakan cerita sendiri atau bermain peran dengan baik. Bunda bisa menstimulasi kemampuannya ini dengan mengajaknya bermain peran, melukis, menulis cerita atau membuat komik sederhana di rumah.

6. Kemampuan mengatur waktu

Anak-anak mulai belajar menjadwalkan tugas dan mengatur waktu dengan baik, mulai dari waktu bermain, belajar, dan untuk beristirahat. Untuk meningkatkan kemampuannya, Bunda bisa mengajak anak untuk membuat jadwal terstruktur untuk tugas sekolah, aktivitas di rumah, maupun kegiatan ekstrakurikuler. Dengan begini, anak-anak menjadi lebih terorganisir.

Agar perkembangan kognitif anak SD di atas dapat berjalan optimal, pastikan juga untuk memenuhi kebutuhan gizinya dengan baik ya, Bunda. Pemenuhan gizi ini bisa dilakukan dengan cara memberikan menu makanan bergizi seimbang dan melengkapinya dengan memberikan susu DANCOW FortiGro dua kali sehari, di pagi hari dan di malam hari sebelum tidur.

DANCOW FortiGro merupakan susu yang diformulasikan khusus untuk anak usia 6–12 tahun dengan manfaat kandungan di dalamnya seperti:

  1. Kandungan vitamin dan mineral yang dapat mendukung proses belajar dan meningkatkan imunitas seperti zat besi, zink, vitamin A, C, dan D.

  2. Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks).

  3. Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium. 

Manfaat DANCOW FortiGro tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream, serta dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dan disukai oleh Si Buah Hati. 

Selamat mencoba ya, Bunda!

Image Article
Karakteristik Perkembangan Kognitif Anak SD dan Stimulasi Tepat
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tips Belajar di Rumah Agar Si Buah Hati Tetap Fokus

Published date

Selain kursus di bimbingan belajar, belajar dengan didampingi orang tua di rumah merupakan salah satu cara efektif untuk membantu anak agar memahami mata pelajaran dengan baik. Namun sayang, tak jarang kegiatan belajar di rumah justru jadi terganggu karena banyak faktor, mulai dari kondisi rumah yang ramai, godaan dari gadget, dan rasa lelah serta bosan. Nah, jika Bunda dan Si Buah Hati sering mengalaminya, tips belajar di rumah berikut ini bisa jadi solusinya!

Mengapa Anak Mudah Bosan Saat Belajar di Rumah?

Sebelum memahami tips mendampingi anak belajar di rumah, penting sekali untuk mencari tahu alasan mengapa anak cenderung lebih mudah mengantuk dan bosan saat belajar. Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah kurangnya waktu tidur pada anak. 

Sebuah studi baru yang dilakukan oleh seorang dokter anak dari Harvard yang menjelaskan bahwa anak-anak usia tiga hingga tujuh tahun yang kurang tidur cenderung memiliki masalah dengan perhatian, kontrol emosi, hubungan teman sebaya pada pertengahan masa kanak-kanaknya. Kondisi ini tentu akan sangat berpengaruh pada proses belajarnya. Selain kualitas tidur yang buruk, kurangnya asupan zat besi juga dapat mengganggu kemampuan anak untuk berfungsi dengan baik. Mereka akan lebih mudah merasa lemas dan malas, termasuk untuk belajar. 

Tips Belajar di Rumah yang Efektif

Agar Si Buah Hati kembali bersemangat dan fokus belajarnya terjaga, beberapa tips agar tidak bosan saat belajar di rumah dari Center of Developing Child Harvard University berikut ini bisa menjadi solusinya.

1. Memastikan Si Buah Hati mendapatkan tidur yang cukup

Terlalu asyik menonton YouTube sampai lupa waktu, bermain video game, atau terlalu banyak bermain gadget merupakan beberapa kebiasaan yang menyebabkan kualitas tidur anak menurunOleh karena itu, sebaiknya selalu dampingi dan berikan batasan pada anak terutama dalam menggunakan gadget. Tentukan jam tidur Si Buah Hati dan berikan konsekuensi jika mereka melanggarnya.

2. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

Sediakan segala sesuatu yang dibutuhkan Si Buah Hati saat belajar, seperti:

  • Ruang yang tenang, pencahayaan yang bagus, dan bebas gangguan untuk mereka belajar.

  • Sediakan camilan sehat, sebab rasa lapar membuat mereka sulit untuk fokus.

  • Pastikan alat tulisnya mudah dijangkau, sehingga waktu tidak terbuang percuma untuk mencarinya.

  • Mendampingi Si Buah Hati saat belajar, sehingga saat mereka mengalami kesulitan Anda bisa langsung memberikan bantuan.

3. Mulai dengan hal yang disukai oleh Si Buah Hati

Tips mendampingi anak belajar di rumah selanjutnya adalah dengan mempelajari hal yang mereka sukai. Misalnya dengan membaca buku cerita favoritnya, bermain games yang dapat melatih fokus dan daya pikir, atau dengan belajar mata pelajaran yang disukainya terlebih dahulu.

Baca Juga: Tips Mengajarkan Huruf pada Anak

4. Berikan pujian pada proses belajarnya, bukan hasil akhirnya

Memberikan pujian atas usaha anak-anak dan membantu mereka melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar akan membuat mereka bisa lebih termotivasi. Misalnya dengan kalimat seperti, “Wah, kamu hebat banget bisa ngerjain PR ini sendiri sampai selesai. Nanti coba Bunda periksa, ya.”

5. Memberikan tugas yang menantang

Rasa bosan atas tugas yang menurut anak-anak terlalu mudah juga bisa membuat mereka merasa malas belajar. Jika sudah begini, Bunda bisa sesekali memberinya tugas yang lebih menantang, misalnya dengan mengajaknya adu kecepatan dalam mengerjakan soal hitungan. Bila perlu, siapkan juga hadiah yang akan mereka dapatkan tanpa memberitahunya lebih dulu. 

Selain beberapa hal di atas, tips belajar di rumah yang juga harus Bunda lakukan adalah dengan memastikan bahwa kebutuhan gizinya sudah tercukupi dengan baik, terutama untuk mendukung tumbuh kembang dan proses belajarnya. 

Selain itu, Bunda juga bisa melengkapi kebutuhan gizi Si Buah Hati dengan memberikan susu seperti DANCOW FortiGro, yaitu susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6-12 tahun.  

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D; kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks); serta kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

DANCOW FortiGro juga tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi.  

Saat ini DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi, sehingga sangat cocok dijadikan bekal sekolah maupun untuk menemani Si Buah Hati belajar di rumah. Semoga tips mendampingi anak belajar di rumah bisa segera dipraktikkan dan membuahkan hasil yang baik ya, Bunda. Good luck!

Image Article
Tips Belajar di Rumah Agar Si Buah Hati Tetap Fokus
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Mendekati Pekan Ujian, Ini Cara Belajar yang Baik untuk Si Buah Hati

Published date

Bagi anak-anak, momen ujian sekolah bisa menjadi saat-saat yang menegangkan. Bahkan tak jarang rasa takut dan cemas berlebihan yang dialami membuat anak-anak mengalami gangguan kesehatan menjelang pekan ujian. Stress dan cemas berlebihan ini biasanya terjadi karena beberapa hal, seperti rasa khawatir tentang seberapa baik mereka saat mengerjakan soal ujian, kesulitan untuk memahami mata pelajaran tertentu, hingga kurangnya pemahaman mengenai cara belajar yang baik di rumah.

Cara Belajar yang Baik dan Efektif Menjelang Ujian Sekolah

Sebagai pendamping anak saat belajar di rumah, mendapati Si Buah Hati merasa cemas dan stres mendekati pekan ujian sekolah terkadang membuat kita ikut merasa bingung ya, Bunda. Apalagi jika kita masih disibukkan dengan berbagai pekerjaan kantor yang membuat waktu untuk mendampingi anak belajar menjadi berkurang. Namun tak perlu khawatir Bunda, beberapa cara belajar yang baik di rumah seperti yang dirangkum dari laman situs The University of Sydney berikut ini bisa menjadi solusinya.

1. Rencanakan waktu belajar

Bantu Si Buah Hati dalam membuat rencana waktu belajar yang realistis, misalnya di sore hari atau beberapa jam setelah pulang sekolah dengan rangkaian seperti:

  • Belajar di waktu yang sama setiap harinya agar Si Buah Hati menjadi terbiasa

  • Mulailah dari mata pelajaran yang paling sulit hingga yang paling mudah

  • Fokus pada satu topik pembelajaran dalam satu waktu

  • Membuat catatan untuk dibaca dan dipahami berulangkali

  • Selingi dengan waktu istirahat dan makan

  • Membantu menentukan apa yang harus dipelajari oleh Si Buah Hati keesokan harinya

2. Ciptakan ruang belajar yang nyaman

Cara belajar yang baik dan efektif selanjutnya adalah dengan menciptakan ruang belajar yang nyaman, pencahayaan yang cukup, sirkulasi udara yang lancar, kursi dan meja yang nyaman, dan pastinya jauh dari gangguan. Usahakan hanya ada alat tulis, buku, camilan, dan juga air minum agar Si Buah Hati dapat berkonsentrasi dan memahami materi belajar dengan baik. 

3. Menggunakan gadget dengan bijak saat belajar

Agar konsentrasi Si Buah Hati tetap terjaga, sebaiknya awasi terus penggunaan gadget selama belajar. Pastikan bahwa Si Buah Hati hanya mengakses gadget untuk keperluan belajar. Bila perlu, hindari untuk mengunduh aplikasi permainan pada gadget untuk meminimalisir gangguan. Tak hanya di rumah, hal ini juga bisa menjadi cara belajar yang baik di sekolah.

Baca Juga: Cara Mengajarkan Anak Membaca dengan Tepat

4. Beri jeda waktu istirahat 

Bagi anak-anak, ujian sekolah bisa menjadi hal yang berat dan menakutkan. Namun memaksakan anak untuk belajar selama berjam-jam tidak akan membuat mereka menjadi seorang yang jenius, tapi justru hanya akan membuatnya merasa semakin tertekan. Oleh karena itu, beri jeda waktu istirahat setiap 45 atau 60 menit dengan melakukan hal yang menyenangkan, seperti menonton video, makan snack, atau sekedar bersantai di ruang keluarga. Dengan begini, Si Buah Hati dapat kembali belajar dengan lebih produktif dan bersemangat.

5. Menjaga kesehatan Si Buah Hati

Kondisi tubuh yang prima adalah faktor utama keberhasilan anak untuk dapat belajar dengan efektif, baik di rumah maupun sekolah. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu menjaga kesehatan Si Buah Hati terutama menjelang ujian sekolah dengan beberapa cara berikut ini. 

  • Mengajak anak untuk melakukan aktivitas fisik selama 30 menit setiap harinya. Misalnya dengan bersepeda, berenang, atau sekedar jalan santai keliling komplek rumah.

  • Mencukupi kebutuhan tidur di malam hari maupun tidur siang anak untuk meningkatkan daya ingat, suasana hati, meningkatkan energinya, serta menjaga tingkat stres anak.

  • Mencukupi kebutuhan gizi melalui makanan dan juga susu sebagai pelengkapnya.

Sebagai rekomendasinya, Bunda bisa memberikan susu DANCOW FortiGro, yaitususu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6-12 tahun sekaligus mendukung proses belajar Si Buah Hati berkat kandungan vitamin dan mineral di dalamnya. 

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D; kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks); serta kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.  

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream.  

DANCOW  FortiGro  juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi, sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai camilan saat mereka belajar di rumah.

Semoga beberapa cara belajar yang baik dan efektif di atas dapat membantu Si Buah Hati agar lebih siap menghadapi ujian sekolah ya, Bunda!

Image Article
Mendekati Pekan Ujian, Ini Cara Belajar yang Baik untuk Si Buah Hati
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Sekolah

Published date

Sebagai orang tua, sudah sepantasnya kita dapat memahami dan mendukung minat, bakat, serta kreativitas yang dimiliki oleh anak. Melalui kreativitas, anak cenderung lebih mampu menyelesaikan masalah, berpikir out of the box, serta melakukan berbagai hal baru dan menyenangkan dalam hidupnya. Kemampuan ini jugalah yang bisa menjadi modal kesuksesan anak di masa yang akan datang apapun bidang yang dipilihnya kelak. Untuk mengetahui bagaimana cara mengembangkan kreativitas anak, simak penjelasannya berikut ini. 

Cara Mengembangkan Kreativitas Anak

Sebuah jurnal berjudul “Developing Young Children’s Creativity: What Can We Learn From Research?” yang diterbitkan oleh National Foundation for Educational Research (NFER) mendefinisikan kreativitas sebagai sekumpulan proses yang terdiri dari beberapa hal seperti:

  1. Imajinasi.
  2. Orisinalitas atau keaslian, yaitu kemampuan untuk menghasilkan ide dan produk baru yang tidak biasa.
  3. Kemampuan untuk menghasilkan berbagai ide yang berbeda melalui pemikiran yang berbeda pula.
  4. Pemecahan masalah dengan menerapkan pengetahuan dan imajinasi pada situasi tertentu.
  5. Kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai dan berbeda dari yang lainnya.

Pada anak-anak, cara mengembangkan kreativitas yang paling mudah adalah melalui permainan seru. Hal ini diperkuat oleh penjelasan dari Harvard Graduate School of Education yang menyatakan bahwa bermain adalah segalanya bagi anak-anak dan tak hanya berupa satu jenis aktivitas saja, melainkan datang dalam berbagai bentuk, seperti:

  1. Social play atau permainan sosial, yaitu kondisi di mana anak-anak bermain dengan satu sama lain atau dengan orang dewasa, seperti melempar bola, bermain lego, bermain peran, dan masih banyak lagi permainan seru lainnya.
  2. Independent play atau permainan mandiri, yaitu kondisi di mana anak-anak bermain sendiri, seperti bercerita dengan action figure atau boneka binatang, menyusun teka-teki, menyusun lego dan puzzle, membangun balok, dan permainan seru lainnya.
  3. In guided play atau permainan yang dipandu, di mana anak-anak bermain dalam konteks yang telah diatur atau dipandu oleh orang dewasa. Misalnya saat berada di sekolah atau playground di mana sang pemandu akan bertanya, "Kita akan bermain drama dengan menggunakan alat peraga ini. Menurut kamu, apa tema drama yang akan dimainkan dan bagaimana sebaiknya kita memulainya?"

Baca Juga: Tips dan Tahapan Belajar Membaca Huruf dengan Cepat

Bagaimana Cara Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui Permainan?

Melansir dari Healthline.com, berikut ini beberapa cara mengembangkan kreativitas anak yang bisa Bunda lakukan di rumah.

  1. Tunjukkan ‘dunia’ yang belum pernah dijumpai oleh Si Buah Hati. Misalnya dengan mengajaknya bepergian ke tempat baru, berkemah, pergi ke museum, atau menunjukkan berbagai macam budaya yang berbeda satu sama lain.
  2. Ajak Si Buah Hati untuk berimajinasi. Misalnya saat bermain plastisin, mintalah mereka untuk membuat berbagai bentuk yang lucu dan unik.
  3. Selalu mendukung minat alami Si Buah Hati. Jika mereka tertarik pada suatu kegiatan, berikan mereka kesempatan untuk melakukan kegiatan tersebut dengan leluasa.
  4. Membebaskan anak untuk bereksplorasi namun tetap memberikan arahan serta menjelaskan mana hal yang berbahaya dan mana yang tidak. Rasa ingin tahu yang besar dapat menuntun mereka ke berbagai hal baru dan menarik yang penuh dengan petualangan dan pembelajaran dalam hidupnya. Persiapkan diri juga untuk menjawab berbagai macam pertanyaan ‘ajaib’ yang mungkin dilontarkan Si Buah Hati dengan cara memperbanyak bahan bacaan dari berbagai sumber.
  5. Hindari untuk berkata ‘salah’ terhadap imajinasi Si Buah Hati. Misalnya saat mereka menggambar roda dalam bentuk segitiga atau mewarnai gunung dengan warna pink. Sebaliknya, coba puji hasil karya dan imajinasinya, misalnya dengan berkata “Wah menarik sekali! Kira-kira kenapa yak kok rodanya segitiga dan pohon warnanya pink?” Biarkan mereka menjelaskan alasannya sendiri mengapa mereka membuatnya seperti itu.
  6. Berikan pertanyaan kreatif. Misalnya saat menemani anak bermain di rumah, tanyakan hal seperti “Coba jelasin ke Bunda deh Nak, ini cara mainnya gimana, sih?” “Kalau baling-balingnya Bunda lepas, kira-kira apa yang akan terjadi?”. Perhatikan jawaban Si Buah Hati, meskipun tidak semuanya benar, namun hal ini menunjukkan bahwa mereka berusaha untuk berpikir.

Melatih kreativitas anak tidak lepas dari fungsi dan kinerja otaknya. Oleh karena itu, penting sekali bagi kita untuk memerhatikan asupan gizinya setiap hari agar cara mengembangkan kreativitas ini memberikan hasil yang optimal. Selain memberikan makanan bergizi seimbang, lengkapi juga dengan memberikan susu seperti DANCOW FortiGro.

DANCOW FortiGro merupakan susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6-12 tahun. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D; kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks); serta kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.  

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream.  

DANCOWFortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi, sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai camilan saat mereka belajar dan bermain di rumah. Yuk, lengkapi persediaan DANCOW FortiGro dengan varian rasa favorit Si Buah Hati untuk bantu mereka tingkatkan kreativitasnya mulai sekarang!

Image Article
Cara Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Sekolah
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Kenali Tahap Perkembangan Anak pada Aspek Sosial Emosional

Published date

Bunda, tahap perkembangan anak memiliki tonggak berbeda-beda di setiap usianya. Termasuk aspek sosial dan emosional pada lima tahun pertama kehidupan Si Buah Hati. 

Untuk bekal pengetahuan Bunda, kenali tahap perkembangan sosial emosional anak usia dini lewat artikel berikut ini. 

Definisi Perkembangan Sosial Emosional Anak

Perkembangan sosial emosional pada anak mencakup perkembangan temperamen diri sendiri dan hubungan dengan orang lain. 

Dimensi perkembangan ini tak boleh disepelekan. Pasalnya, keterampilan mengelola emosi sampai bersosialisasi tersebut kelak menjadi bekal anak dalam menapaki kehidupannya. 

Proses ini dimulai sejak bayi lahir, berawal dari ikatan yang dibangun antara orang tua dengan anak. Nah, tahap perkembangan sosial emosional anak usia dini paling pesat terjadi dalam 18 bulan pertama kehidupan anak.

Karakteristik Perkembangan Anak 

Perkembangan motorik, kognitif, sosio-emosional dan bahasa merupakan hal yang penting bagi Si Buah Hati. Ketika terjadi gangguan pada aspek tersebut, salah satu dampaknya anak dapat mengalami kesulitan belajar.

Setiap aspek tersebut juga ditentukan oleh usia anak. Dengan kata lain, tahap perkembangan anak 0-3 tahun, tentunya jauh berbeda dibandingkan anak di atas 5 tahun, terutama jika ditilik dari dimensi sosial dan emosionalnya. 

Tahap Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini

Bunda wajib mencermati tahap perkembangan sosial emosional anak usia dini. Jadi, jika ada keterlambatan perkembangan, Si Buah Hati bisa lekas diperiksakan ke dokter, agar akar penyebabnya bisa lekas diketahui dan diintervensi. 

Berikut tahap perkembangan sosial emosional anak usia 1-5 tahun yang perlu Bunda pahami:

Tahap Perkembangan Sosial Emosional Anak 1 Tahun

 Setelah masuk usia 1 tahun, anak mulai bisa berjalan dan beraktivitas secara mandiri. Tapi, terkadang Si Buah Hati juga merasa kurang nyaman meninggalkan Bunda sehingga ia sering menghampiri ibunya. Bunda tak perlu khawatir karena hal ini normal dan diperlukan support dari orang tua untuk menyemangati anak agar menjadi mandiri. 

Anak balita di usia ini juga baru mengembangkan keterampilan sosialnya. Terkadang mereka belum bisa bermain dengan anak lain. Namun di sisi lain, anak pada usia ini umumnya mulai tertarik untuk mengamatiatau  berada di sekitar anak lainnya.

Tahap Perkembangan Sosial Emosional Anak 2 Tahun

Seiring naiknya minat menjelajahi lingkungan sekitar, anak umur 2 tahun biasanya mulai mahir mengekspresikan beragam emosi. 

Jadi, Bunda perlu ekstra sabar menghadapi naik turunnya emosi Si Buah Hati, terutama saat anak frustasi tapi belum piawai mengendalikan emosinya.

Pada saat yang sama, anak usia ini masih egois, tapi di sisi lain mereka sedang belajar berempati. Jadi, ada baiknya Bunda sering mendorong dan memberi contoh anak saat berperilaku di sekitar orang lain. 

Tahap Perkembangan Sosial Emosional Anak 3 Tahun

Ketika sudah menginjak usia 3 tahun, anak biasanya sudah tidak terlalu egois. Mereka juga cenderung lebih mandiri dan bisa main atau berinteraksi dengan anak lain. 

Tapi, Bunda tetap perlu mendampingi karena terkadang anak frustasi sampai marah dan melakukan tindakan kekerasan secara fisik. Jadi, Bunda coba berkomunikasi dan ketahui apa yang membuat  anak kesal, lalu arahkan anak bilang maaf jika salah, dan ajari kerja sama dengan orang lain. 

Tahap Perkembangan Sosial Emosional Anak 4 Tahun

Si Buah Hati pada usia 4 tahun idealnya memiliki kehidupan sosial yang aktif. Bahkan, anak mulai punya sahabat yang jadi teman andalan saat main atau di sekolah. 

Untuk mengakomodasinya, Bunda dapat membantu Si Buah Hati membangun hubungan sosial dengan anak lain. Caranya dengan mengajak anak lain main ke rumah atau janjian ke taman bermain. 

Tahap Perkembangan Sosial Emosional Anak 5 Tahun

Pada umur 5 tahun, anak mulai bisa diatur dan mengikuti perintah sederhana. Mereka juga bisa mempraktikkan keterampilan bersosialisasi, seperti memberi pujian atau minta maaf ketika melakukan kesalahan. 

Bunda juga jangan baper ditinggal anak main, pasalnya Si Buah Hati pada usia ini lebih suka main dengan sebayanya. Mereka sudah mahir main mainan imajinatif dan punya rasa percaya diri memerankan fantasinya.  

Baca Juga: Manfaat Dongeng untuk Kecerdasan Emosional Anak

Peran Bunda dalam Masa Pertumbuhan tersebut

Untuk menunjang tahap perkembangan anak tersebut, Bunda bisa membantu mengoptimalkannya dengan memberikan dukungan, berupa:

  • Berikan Si Buah Hati asupan bergizi lengkap dan seimbang sejak dalam kandungan, ASI eksklusif minimal 6 bulan diikuti dengan pemberian makanan pendamping ASI yang bergizi.

  • Untuk usia 1 – 3 Tahun, Bunda dapat memberikan susu pertumbuhan seperti DANCOW 1+ Imunutri untuk bantu penuhi kebutuhan nutrisinya.

  • Berikan anak imunisasi dasar lengkap agar terlindungi dari penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin

  • Dorong dan arahkan anak untuk bermain, melakukan aktivitas fisik, dan tidur secara seimbang sesuai tahap perkembangannya

  • Berikan anak kasih sayang dengan menciptakan rasa aman dan nyaman, perhatikan pendapat dan minatnya, serta didik dengan kegembiraan

  • Berikan stimulasi sejak dini untuk mengembangkan kemampuan motorik, sensorik, emosi-sosial, kognitif, bicara, kreativitas, kemandirian, kepemimpinan, spiritual, dan moral

  • Pantau tahap perkembangan anak secara berkala ke tenaga kesehatan, minimal dua kali setahun 

Nah, setelah menyimak penjelasan tahap perkembangan anak di atas, coba optimalkan peran Bunda dalam masa pertumbuhan dengan mengupayakan beberapa langkah-langkah di atas.

Image Article
Kenali Tahap Perkembangan Anak pada Aspek Sosial Emosional
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tips Parenting Anak Mandiri dan Percaya Diri

Published date

Memiliki anak yang tumbuh mandiri dan percaya diri merupakan harapan semua orangtua. Namun, hal ini tidak bisa diperoleh secara instan. Diperlukan peran orangtua dalam menerapkan cara parenting yang baik untuk membentuk karakter anak. Yuk simak tips parenting anak berikut ini agar Si Buah Hati tumbuh mandiri dan percaya diri.

Melatih Kemandirian dan Rasa Percaya Diri Anak

Cara parenting anak yang positif dan baik dari orang tua dan lingkungan seperti sekolah, masyarakat, dan budaya akan membentuk karakter dan kepribadian anak. Sebab, Si Buah Hati akan mencontoh perilaku yang ditunjukkan oleh orang tua.

a. Melatih kemandirian

Kemandirian merupakan salah satu perkembangan psikososial, di mana seseorang dapat mengandalkan diri sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. 
Sebelum Si Buah Hati berusia tiga tahun, orang tua dan pengasuh perlu mengasah kepekaan agar anak bisa mandiri. Sebab, di usia ini anak masih belajar melakukan kegiatan sehari-hari. Sebagai orangtua, Bunda perlu memberi kesempatan dan waktu kepada Si Buah Hati untuk berlati

Sebelum Si Buah Hati berusia tiga tahun, orang tua dan pengasuh perlu mengasah kepekaan agar anak bisa mandiri. Sebab, di usia ini anak masih belajar melakukan kegiatan sehari-hari. Sebagai orangtua, Bunda perlu memberi kesempatan dan waktu kepada Si Buah Hati untuk berlatih.

Salah satu tips parenting mendidik anak yang dapat Bunda lakukan untuk membuat Si Buah Hati lebih mandiri adalah dengan memberinya tanggung jawab. Bunda dapat mencoba memberi Si Buah Hati kepercayaan untuk melakukan beberapa kegiatan tanpa bantuan, misalnya saat ia akan memakai sepatu, mengenakan pakaian, mencuci piring dan sebagainya sesuai dengan kemampuan di usianya.1

Perlu Bunda ketahui, cara menjadi orang tua yang baik bukanlah dengan selalu membantu tugas anak-anak, tetapi Bunda juga harus mulai menanamkan rasa tanggung jawab kepada mereka. Untuk menerapkan parenting tips ini, cobalah membagi tugas dan pekerjaan rumah kepada seluruh anggota keluarga, termasuk Si Buah Hati. Misalnya, Bunda bisa mengajarkan Si Buah Hati untuk selalu bertanggung jawab membereskan mainannya setiap kali ia selesai bermain. Cara ini akan memberikan anak rasa tanggung jawab, kemampuan bertahan hidup, serta rasa saling menghargai dengan orang lain maupun dirinya sendiri.

b. Melatih anak percaya diri

Selain kemandirian, rasa percaya diri juga penting ditanamkan sejak kecil oleh Bunda dan Ayah. Memiliki rasa percaya diri merupakan bekal untuk masa depan.

Orang tua perlu memupuk rasa percaya diri Si Buah Hati karena pada akhirnya anak harus melangkah ke dunia sendiri dan menjadi individu yang memiliki inisiatif serta dapat memecahkan masalah mereka sendiri.

Positive parenting dapat meningkatkan rasa percaya diri Si Buah Hati karena anak-anak didorong untuk terbuka tentang apa yang mereka pikirkan, percayai, dan rasakan. Gaya pengasuhan ini memberikan kesempatan pada anak untuk membentuk kemampuan mereka belajar. Bunda bisa melakukan gaya ini melalui mendongeng, berdiskusi tentang kegiatan sehari-hari Si Buah Hati, membaca, atau sekadar berjalan-jalan di taman.

Selain cara-cara di atas, Bunda juga bisa memupuk rasa percaya diri anak dengan memberinya pujian. Dalam ilmu parenting mendidik anak, memberikan pujian atas usaha-usaha yang dilakukan Si Buah Hati telah terbukti mampu meningkatkan rasa percaya diri anak.2

Namun, perlu diingat ya, Bunda sebaiknya memberikan pujian atas usaha Si Buah Hati, bukan atas apa yang dia capai. Dengan begitu, Si Buah Hati dapat melihat bahwa Bunda merasa bangga dengan usaha mereka, terlepas dari apa pun hasilnya. Ini merupakan salah satu tips parenting anak yang penting untuk membuat Si Buah Hati tumbuh percaya diri di kemudian hari.

Baca Juga: Tipe Pola Asuh Anak Usia 2-3 Tahun

Tips Parenting Anak Agar Tumbuh Mandiri dan Percaya Diri

Menumbuhkan kemandirian dan rasa percaya diri dapat dibangun oleh Bunda melalui positive parenting.

Cara parenting yang baik agar anak percaya diri antara lain, Bunda berperan menjadi pendengar yang baik untuk Si Buah Hati, menunjukkan sikap menghargai, memberikan kesempatan anak untuk membantu aktivitas Bunda, dan melatih kemandirian anak.

Selain itu, memberikan pujian, membantu anak lebih optimistis, memupuk minat dan bakat anak, mengajak anak memecahkan masalah juga bisa menumbuhkan kepercayaan diri mereka.

Berikut beberapa tips mendampingi anak agar timbul kemandirian pada anak.

  • Saat memanggil Si Buah Hati untuk melakukan suatu kegiatan rutin, lakukan dalam posisi duduk sehingga sejajar dengan pandangan anak. Beri respon dan perhatian melalui kontak mata, sentuhan, dan menunjuk tempat atau benda yang diminta.  

  • Bimbing anak melakukan kegiatan sampai selesai dengan menjelaskan langkah demi langkah secara jelas dan bernada positif. Misal, “Nah, sudah selesai makan rotinya, yuk bungkus plastiknya yang jatuh di lantai diambil." Setelah anak memungut kemasan, lanjutkan dengan “Nah, yuk buang bungkusnya  di tempat sampah biar lantai selalu bersih.” 

  • Bunda juga bisa menunjukkan cara melakukan kegiatan langkah demi langkah, lakukan kegiatan itu bersama-sama atau bergantian. Bila ada langkah yang terlewat dilakukan anak, ulangi contoh lagi.

  • Menawarkan pilihan dalam melakukan kegiatan rutin. Contohnya saat akan memakai baju.

  • Berikan pujian kepada anak setelah ia berhasil melakukan suatu kegiatan.

  • Saat anak enggan melakukan kegiatan rutin, Bunda tetap tenang dan bersuaha mengajak anak melakukan kegiatan tersebut tanpa memarahi anak.

Selain itu, Bunda bisa juga melakukan beberapa hal berikut untuk memupuk rasa percaya diri Si Buah Hati.

  • Buat rasa aman untuk diri mereka menjadi cara parenting yang baik

  • Buat anak merasa diterima dan dicintai tanpa syarat

  • Ajari anak tentang tujuan yang ingin dicapai. Bisa berupa cita-cita atau keinginan tertentu

  • Pupuk kemandirian dan rasa percaya diri anak dengan melatih potensi dan kemampuannya. Berikan tantangan dan ekspektasi yang sekiranya sesuai dengan kemampuannya, lalu berikan pujian saat Si Buah Hati berhasil menyelesaikannya.

  • Tunjukkan bahwa Bunda percaya dengan apa yang si Buah Hati lakukan

  • Berikan tanggung jawab sesuai usia si Buah Hati

  • Libatkan anak dalam beberapa kegiatan bersama. Misalnya minta bantuan si Buah Hati untuk mengambil sendok ketika Bunda menyiapkan makanan

  • Berikan anak pilihan dan hormati pilihannya

  • Berikan batasan pada si Buah Hati untuk melakukan hal tertentu.  Bunda dapat mengajarkan kepadanya bagaimana konsekuensi yang akan dihadapi dari tindakan yang mereka pilih.

  • Semangati si Buah Hati jika menemui kegagalan. Bunda bisa berkata "usaha yang bagus, (lalu diikuti masukan yang membangun)"

  •  Ajarkan mereka memahami dan menerima kekalahan atau kegagalan.

Tips di atas akan membantu anak yang berusia di bawah 3 tahun untuk mulai mandiri dan percaya diri. Kepercayaan diri memainkan peran penting bagi anak dalam hal motivasi dan prestasi anak di sekolah serta hubungan sosialnya.

Bunda juga bisa melihat tanda perkembangan lain pada anak usia 3 tahun dimana Si Buah Hati akan lebih sadar dan peka terhadap perasaan dan tindakan orang lain. Mereka akan belajar bekerja sama dengan teman-temannya.

Sebagai salah satu teknik parenting anak usia 3 tahun yang baik Bunda perlu terus mendukung Si Buah Hati untuk menumbuhkan kepercayaan dirinya.

Itulah beberapa tips parenting anak yang baik dalam membentuk kemandirian dan rasa percaya diri Si Buah Hati. Jangan lupa untuk memberikan asupan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan gizi Si Buah Hati.

Bunda juga dapat memberikan asupan tambahan berupa susu DANCOW 1+ Imunutri mengandung DHA, Zat Besi dan berbagai vitamin-mineral untuk dukung tumbuh kembang optimal Si Buah Hati. Semoga informasinya membantu Bunda ya!

 

 

Sumber:

  1. 10 Tips Raising Independent Kids - Dayton Children. Retrieved May 29 2024, from https://www.childrensdayton.org/the-hub/10-tips-raising-independent-kids
  2. 12 Tips Raising Confident Kids - Childmild. Retrieved May 29 2024, from https://childmind.org/article/12-tips-raising-confident-kids/
Image Article
Tips Parenting Anak Mandiri dan Percaya Diri
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tahun Ajaran Baru, Ini Cara Belajar Berhitung untuk SD Kelas 1!

Published date

Memulai tahun ajaran baru tentu bisa menjadi hal yang menyenangkan sekaligus menantang bagi Si Buah Hati. Menyenangkan karena bisa bertemu dengan banyak teman seusianya, namun bisa juga menjadi menegangkan karena mereka harus belajar banyak hal baru, salah satunya adalah belajar berhitung. Lantas, bagaimana cara mengajari anak berhitung dengan baik? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.

Cara Mengajar Anak SD Kelas 1 Berhitung

Orang tua harus memberikan perhatian penuh pada anak-anaknya agar mereka dapat memahami matematika dengan baik. Manfaatkan hal yang dapat menarik perhatian dan menambah semangatnya untuk belajar, seperti permainan, musik, video, atau hal lainnya. Nah, agar Si Buah Hati dapat belajar dengan optimal dan siap menyambut tahun ajaran baru, berikut ini beberapa cara mengajar berhitung anak kelas 1 SD yang bisa Bunda coba di rumah.

1. Membaca buku yang bertema matematika (hitungan) 

Untuk menarik perhatiannya, pilih buku bacaan dengan gambar yang dapat menarik perhatiannya, sehingga anak-anak dapat memahami materinya dengan baik. Sambil membaca, orang tua dapat mengajukan pertanyaan yang membuat anak-anak menghitung, mengidentifikasi bentuk, dan menjelaskan pemikiran mereka.

2. Membiasakan anak menghadapi soal hitungan dan mencari tahu solusinya sendiri 

Cara meningkatkan kemampuan berhitung anak SD selanjutnya adalah dengan membiarkan mereka bergelut dengan soal-soal matematika. Alih-alih langsung memberikan solusi dan jawabannya, sebaiknya berikan waktu bagi mereka untuk memecahkannya sendiri. Jika Bunda memiliki pengalaman buruk dengan berhitung, penting juga untuk menghindari mengatakan bahwa Anda membencinya.

3. Praktikkan "pembicaraan matematika"

Bunda juga bisa memanfaatkan perbincangan sehari-hari sebagai cara mengajari anak berhitung. Misalnya, saat Bunda membuat kue di rumah, ajak Si Buah Hati untuk menghitung berapa banyak cetakan kue yang dimiliki, bicarakan bentuknya, dan tanyakan apa yang terjadi saat Bunda menuangkan adonannya, memanggangnya, hingga memakannya. 

4. Permainan video matematika

salah satu cara terbaik untuk belajar berhitung kepada anak-anak adalah melalui permainan. Tak perlu bingung, karena saat ini sudah banyak video game yang dirancang khusus untuk membantu anak-anak mempelajari konsep matematika seperti penambahan, pengurangan, dan perkalian. 

Baca Juga: Cara Belajar Membaca Huruf dengan Tepat

5. Menggunakan gambar

Selain permainan, pada dasarnya anak-anak tertarik pada gambar. Penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak lebih tertarik dengan gambar daripada teks. Oleh karena itu, coba berikan contoh soal yang menggunakan gambar di dalamnya.  Dengan begini, anak-anak dapat belajar berhitung, penjumlahan, dan pengurangan dengan lebih cepat.

6. Flash cards

Flash cards adalah kartu dengan informasi seperti kata, gambar, atau angka yang dicetak di kedua sisi dan digunakan sebagai alat pembelajaran anak-anak. Kartu ini merupakan salah satu cara mengatasi anak susah berhitung dan menghafal yang cukup efektif.

7. Benda-benda yang dapat dipegang

Bunda dapat memanfaatkan beberapa benda seperti sendok, sumpit, atau sedotan sebagai alat peraga untuk mengajarkan berhitung pada anak-anak, seperti penambahan dan pengurangan.

Untuk mendukung proses belajar berhitung anak agar berjalan lebih optimal, pastikan juga kebutuhan gizinya terpenuhi dengan baik melalui makanan bergizi seimbang dan juga berikan susu DANCOW FortiGro dua kali sehari, pagi hari dan sebelum tidur di malam hari. 

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6-12 tahun karena ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya.

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D; kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks); serta kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium. 

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream.

Selain itu, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi di sela-sela aktivitas Si Buah Hati di sekolah maupun di rumah.

Image Article
Tahun Ajaran Baru, Ini Cara Mengajar Anak SD Kelas 1 Berhitung!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off