Cara Mulai Mengajari Anak Puasa. Bunda Wajib Tahu!

Published date

Mengajari anak puasa di bulan Ramadan adalah salah satu kewajiban bagi setiap orang tua. Pasalnya, puasa merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dijalankan oleh umatnya. Meski anak-anak belum diwajibkan untuk berpuasa, namun kita bisa mulai mengenalkannya sejak dini agar anak-anak lebih siap belajar jalani Ramadan saat dewasa nanti. Untuk mewujudkannya, dibutuhkan kesabaran ekstra, pendekatan yang bijak, dan berbagai hal yang harus dipersiapkan oleh orang tua agar anak-anak bisa mulai belajar menahan rasa haus dan lapar dengan baik.

Menjelaskan Manfaat dan Makna Puasa pada Si Buah Hati

Cara mengajarkan anak puasa Ramadan yang pertama adalah dengan menjelaskan makna puasa menggunakan bahasa yang sederhana agar dapat dipahami dengan baik. Jelaskan bahwa saat berpuasa kita tidak diperbolehkan untuk makan dan minum sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Tak hanya itu saja, selama bulan Ramadan kita juga harus lebih giat beribadah, berbuat baik terhadap sesama, dan melakukan kegiatan bermanfaat lainnya. Tujuannya adalah meningkatkan ketakwaan, belajar menjadi pribadi yang lebih baik lagi, dan juga membuat tubuh menjadi lebih sehat.

Jelaskan juga bahwa pada umumnya, puasa hanya diwajibkan bagi orang-orang yang sudah memasuki usia baligh. Anak-anak usia sekolah yang belum baligh tetap diharapkan untuk mulai belajar berpuasa meski hanya setengah hari, namun tetap mendapatkan pahala dari niat dan ibadah yang dilakukannya.

Baca Juga: Tips Puasa untuk Anak dan Cara Menjaga Kesehatan

Persiapan yang Perlu Dilakukan sebelum Mulai Mengajarkan Puasa

Tak cukup hanya dengan menjelaskan makna puasa pada Si Buah Hati, berikut ini beberapa persiapan yang harus dilakukan orang tua sebelum mulai mengajarkan puasa menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia.

  1. Pastikan bahwa berat badan dan tinggi badan Si Buah Hati sesuai dengan usianya dan kondisi kesehatannya baik.
  2. Bunda perlu memenuhi kebutuhan gizi Si Buah Hati secara seimbang mulai saat berbuka, sahur maupun saat malam hari sebelum tidur.
  3. Menyediakan camilan dan minuman sehat untuk memenuhi kebutuhan cairan, serat, vitamin, dan mineral untuk Si Buah Hati yang bisa dikonsumsi saat berbuka hingga saat sahur. 
  4. Mempersiapkan variasi menu makanan untuk disajikan saat sahur dan berbuka puasa, sehingga anak-anak tetap bersemangat untuk belajar puasa.

Cara mengajari anak puasa selama Ramadan tak hanya soal menahan rasa lapar dan haus saat berpuasa, tetapi juga melakukan berbagai amalan baik seperti mengaji, solat lima waktu, salat tarawih berjamaah, berbagi dengan sesama, dan berbuka puasa dengan keluarga serta teman. Oleh karena itu, pastikan Bunda sudah mempersiapkan jadwal kegiatan Si Buah Hati selama bulan Ramadan, ya. 

Tips Mengajarkan Anak Berpuasa

Bagi anak-anak, menahan rasa lapar dan haus selama berpuasa bisa menjadi hal yang cukup berat untuk dilakukan. Oleh karena itu, penting sekali bagi orang tua untuk mengajari anak puasa secara bertahap dan penuh kesabaran. Bunda tak perlu bingung, berikut ini beberapa tips mengajarkan anak berpuasa menurut informasi di laman Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

  1. Membiasakannya untuk bangun sahur meski hanya untuk minum air putih atau susu dan melanjutkan tidurnya kembali. Bangunkan anak-anak dengan lembut 30 menit atau satu jam sebelum waktu imsak. Anjurkan mereka untuk mencuci muka dan ajak berbincang agar rasa kantuknya menghilang.
  2. Menyarankan Si Buah Hati untuk puasa setengah hari atau enam jam setelah waktu imsak.
  3. Menunda waktu sarapan. Misalnya jika Si Buah Hati terbiasa sarapan pukul enam pagi, maka Bunda bisa menundanya hingga pukul tujuh atau sampai anak-anak minta makan. 
  4. Mengajarkan anak untuk tidak sarapan selama bulan Ramadan, namun memajukan waktu makan siang agar mereka tidak merasa kelaparan.
  5. Mengajak anak-anak untuk menyiapkan hidangan sahur dan berbuka puasa.
  6. Mengajak anak-anak untuk melakukan rutinitas selama bulan Ramadan, seperti ngabuburit  berburu takjil favorit, solat tarawih berjamaah, berbagi takjil, dan beberapa amalan lainnya.

Bunda bisa memberikan susu DANCOW FortiGro yang siap mendukung Si Buah Hati lebih siap belajar jalani Ramadan dengan kombinasi unik DHA dan zat besi. Berikan DANCOW FortiGro 2 kali sehari, yaitu saat malam sebelum tidur dan ketika sahur.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun karena mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung: 

  • Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan box).

  • Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti zat besi, zink, vitamin A, C, & D.

  • Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi. Tersedia dalam varian Instant, Cokelat, dan Full Cream.

Selain itu, DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak saat berbuka puasa dan saat dalam perjalanan.

Meski mengajari anak puasa bukanlah hal yang mudah, namun tak lantas membuat Bunda dan Ayah menyerah, ya!

Image Article
Cara Mulai Mengajari Anak Puasa. Bunda Wajib Tahu!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

7 Kegiatan Ngabuburit di Bulan Puasa Bersama Si Buah Hati

Published date

Tak hanya menjadi momen paling ditunggu umat Muslim untuk berpuasa dan melakukan ibadah, bulan suci Ramadan juga memberikan kesempatan untuk menciptakan momen indah dan berharga bersama Si Buah Hati. Salah satunya melalui momen ngabuburit bulan puasaUntuk memahami istilah ngabuburit lebih lanjut dan bagaimana cara mengenalkannya pada Si Buah Hati, yuk simak penjelasannya berikut ini!

Apa Itu Ngabuburit Bulan Puasa?

Berpuasa di bulan Ramadan identik dengan banyak hal, mulai dari sahur, berbuka bersama, tarawih, dan juga ngabuburit. Dikutip dari laman Universitas Padjajaran, istilah ngabuburit berasal dari bahasa Sunda dan penggunaannya makin meluas secara nasional. Kata ‘burit’ berarti waktu sore, senja, menjelang magrib atau menjelang matahari terbenam. Dalam bahasa Sunda, ngabuburit berarti ‘ngalantung ngadagoan burit’ atau bermain sambil menunggu waktu sore.

Istilah inilah yang akhirnya digunakan masyarakat sebagai aktivitas yang dilakukan sambil menunggu waktu berbuka puasa selama bulan Ramadan. Pilihan kegiatan ngabuburit bulan puasa pun beragam, namun umumnya berisi kegiatan yang disukai oleh banyak orang, termasuk anak-anak. Dengan begini, Si Buah Hati bisa melupakan rasa lapar dan hausnya untuk sejenak, sehingga mereka bisa menyelesaikan puasanya dengan baik. 

Pilihan Aktivitas Ngabuburit Bulan Ramadan yang Menyenangkan untuk Si Buah Hati

Nah, jika tahun ini Si Buah Hati mulai belajar untuk berpuasa penuh hingga magrib, berikut ini beberapa piihan aktivitas seru yang bisa dilakukan saat ngabuburit bersama.

1. Menyiapkan hidangan berbuka puasa

Kegiatan ngabuburit bulan puasa yang bisa Bunda lakukan bersama Si Buah Hati adalah dengan melibatkannya dalam mempersiapkan hidangan berbuka puasa bagi keluarga. Mulailah dengan mengajaknya berbelanja bahan masakan di pasar atau supermarket, memilih dan menyiapkan buah-buahan segar, memasak hidangan favorit keluarga, membuat takjil segar, dan merapikan meja makan di rumah. Melibatkan Si Buah Hati dalam setiap kegiatan keluarga membuat mereka merasa dihargai keberadaannya, sehingga ikatan antara orang tua dan anak semakin kuat.

2. Bermain sambil belajar

Kegiatan selanjutnya adalah bermain sambil belajar. Misalnya dengan membaca buku cerita, bermain permainan edukatif, atau bermain tebak kata yang berkaitan dengan bulan Ramadan. Kegiatan ini tidak sebatas mengisi waktu menunggu berbuka puasa, namun juga menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi pada Si Buah Hati.

3. Membuat kerajinan tangan

Bunda juga bisa mengajak Si Buah Hati untuk membuat berbagai kerajinan tangan saat ngabuburit. Misalnya membuat kartu ucapan lebaran, membuat amplop THR lebaran yang lucu, atau hiasan meja makan yang bisa digunakan untuk menghias meja saat berbuka puasa atau saat kumpul keluarga ketika Idulfitri.

Baca Juga: 7 Cara Menjelaskan Puasa pada Anak

4. Bermain permainan tradisional

Ngabuburit bulan puasa juga bisa diisi dengan melakukan permainan tradisional satu atau dua jam menjelang waktunya berbuka puasa. Ajak Si Buah Hati untuk melakukan beberapa permainan seperti congklak, lompat tali, ular tangga, dan permainan seru lainnya.

5. Olahraga ringan

Bulan Ramadan bukan berarti membiarkan anak-anak untuk tidak melakukan aktivitas fisik dengan rutin setiap harinya. Sebaliknya, coba ajak mereka untuk berolahraga ringan sebagai salah satu kegiatan ngabuburit bulan puasa. Misalnya dengan bersepeda kelilling komplek, jalan santai, atau bermain bulu tangkis di halaman rumah.

6. Berbagi dengan sesama

Momen ngabuburit juga bisa dimanfaatkan sebagai cara untuk mengajarkan Si Buah Hati untuk berbagi dengan sesama. Misalnya dengan membagikan takjil atau makanan untuk berbuka puasa, mendonasikan pakaian layak pakai dan buku untuk orang-orang yang membutuhkan, dan berbuka puasa bersama anak-anak di panti asuhan.

7. Membaca Al-Qur'an bersama

Aktivitas ngabuburit bulan Ramadan sekaligus amalan yang bisa dilakukan bersama Si Buah Hati selanjutnya adalah membaca Al-Qur'an. Tentukan target yang harus dicapai oleh Si Buah Hati, misalnya membaca 10 surat dalam sehari atau target lainnya. Jelaskan juga pada mereka bahwa dengan mengamalkan kegiatan ini dapat meningkatkan pahala dan juga menyempurnakan ibadah selama bulan Ramadan, sehingga mereka bisa menjadi lebih bersemangat untuk melakukannya.

Selain mengajak Si Buah Hati melakukan kegiatan ngabururit saat Ramadan, Bunda juga perlu menjaga asupan gizi dengan makanan minuman bergizi seimbang. Bunda bisa memberikan susu DANCOW FortiGro yang siap mendukung Si Buah Hati lebih siap belajar jalani Ramadan dengan kombinasi unik DHA dan zat besi. Berikan DANCOW FortiGro 2 kali sehari, yaitu saat malam sebelum tidur dan ketika sahur.

DANCOW FortiGroadalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun karena mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung: 

  • Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan box). 

  • Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti zat besi, zink, vitamin A, C, & D. 

  • Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium. 

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi. Tersedia dalam varian Instant, Cokelat, dan Full Cream.

Selain itu, DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak saat berbuka puasa di jalan.

Pastikan untuk melengkapi persediaan DANCOW FortiGro di rumah selama bulan Ramadan agar gizi Si Buah Hati terpenuhi dengan baik, sehingga puasanya semakin lancar.

Image Article
7 Kegiatan Ngabuburit di Bulan Puasa Bersama Si Buah Hati
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Mengajarkan Anak Puasa Sejak Dini yang Perlu Bunda Ketahui

Published date

Perasaan senang dan bahagia untuk kembali berpuasa di bulan Ramadan tak hanya dirasakan oleh orang dewasa, tetapi juga Si Buah Hati yang masih di sekolah dasar. Meskipun mereka belum diwajibkan untuk berpuasa, tidak ada salahnya jika Bunda mulai mengajarkan anak puasa sejak dini.

Berbeda dengan orang dewasa yang sudah harus berpuasa penuh setiap harinya selama bulan Ramadan, cara mengajarkan anak usia dini puasa tentu harus dilakukan secara bertahap. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan fisik anak-anak agar mereka terbiasa untuk berpuasa setiap hari.

Nahjika Bunda berencana untuk mengajarkan Si Buah Hati untuk mulai berpuasa, yuk simak caranya berikut ini!

Manfaat Mengajarkan Puasa Sejak Dini pada Anak

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai tips mengajarkan puasa untuk anak, penting juga untuk menjelaskan beberapa manfaat berpuasa pada Si Buah Hati berikut ini.

1. Detoksifikasi tubuh

Meski Bunda sudah menjaga asupan gizi Si Buah Hati dengan baik di rumah, masih ada kemungkinan anak-anak mengonsumsi berbagai makanan yang mengandung zat aditif seperti pewarna dan pengawet tambahan yang berbahaya bagi tubuh.

Dalam hal ini, puasa bisa dilakukan sebagai bentuk detoksifikasi tubuh dari zat-zat aditif tersebut. Sebab saat berpuasa kita tidak makan dan minum dalam waktu yang lama. Hal ini membuat sistem pencernaan tubuh beristirahat sementara dan membuang zat-zat berbahaya dari dalam tubuh melalui keringat, urin, dan feses. Proses inilah yang membuat tubuh Si Buah Hati menjadi lebih sehat dari sebelumnya.

2. Meningkatkan metabolisme tubuh

Saat berpuasa, asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh pun jumlahnya lebih sedikit. Kondisi ini membuat tubuh terutama bagian perut bekerja lebih baik dalam mencerna makanan yang masuk, sehingga membuat proses metabolisme berjalan lebih cepat.

3. Puasa dapat membersihkan jiwa

Berpuasa di bulan Ramadan menahan kita untuk melakukan berbagai hal buruk yang dapat merusak moral. Oleh karena itu, puasa di bulan Ramadan dapat membersihkan jiwa sekaligus meningkatkan pahala kita sebagai umat muslim.

4. Puasa dapat meningkatkan keimanan seseorang

Mengajarkan anak berpuasa juga dapat dimanfaatkan sebagai cara untuk membuat mereka menjadi pribadi yang lebih saleh. Selain berpuasa, ajak Buah Hati untuk ikut melakukan berbagai amalan seperti salah berjamaah, tarawih, mengaji, berbagi takjil, dan perbuatan terpuji lainnya.

Namun, pastikan untuk mengajaknya dengan cara yang menyenangkan, sehingga Buah Hati tidak melakukan berbagai kegiatan selama bulan Ramadan secara terpaksa. Melalui berbagai kegiatan ibadah saat bulan Ramadan, maka Si Buah Hati bisa tumbuh menjadi pribadi yang saleh dan memiliki keyakinan yang teguh pada Allah.

5. Puasa dapat melatih kedisiplinan anak

Rutinitas seperti bangun sahur, aturan untuk menahan lapar dan haus, serta berbagai amalan selama bulan Ramadan juga bisa Bunda jadikan sebagai cara untuk melatih kedisiplinan anak. Dengan kebiasaan tersebut Si Buah Hati akan mendapat pemahaman untuk bersabar dan juga tepat waktu.

6. Puasa dapat mengasah rasa empati 

Berpuasa juga merupakan salah satu cara untuk mengasah rasa empati dan kepedulian Si Buah Hati terhadap lingkungan sekitarnya. Sebab saat menahan lapar dan haus, maka mereka ikut merasakan penderitaan saudara-saudara kita yang masih kekurangan. Bunda juga bisa mengajaknya untuk menyisihkan sebagian uang atau makanan untuk dibagikan kepada yang membutuhkan agar anak belajar untuk lebih bersyukur atas apa yang dimiliki.

Baca Juga: Ingin Buka Puasa? Hindari Makanan Ini!

Tips Mengenalkan Konsep Puasa bagi Anak

Agar Si Buah Hati bisa belajar berpuasa dengan baik, berikut ini tips mengenalkan konsep puasa bagi anak-anak yang bisa Bunda terapkan.

1. Menjelaskan makna puasa dari sudut pandang Islam

Jelaskan pada toddler dan anak usia prasekolah mengenai pengertian puasa dari sudut pandang agama Islam dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Misalnya dengan menjelaskan bahwa puasa adalah tidak memasukkan sesuatu (makan dan minuman) melalui mulut mulai dari waktu imsak hingga azan Magrib. Di Indonesia sendiri lamanya orang berpuasa berlangsung antara 10-12 jam.

2. Meski anak-anak belum wajib berpuasa, namun mereka tetap boleh melaksanakannya

Selanjutnya, jelaskan bahwa kegiatan berpuasa hanya wajib dijalankan bagi yang memiliki akal sehat dan telah memasuki masa baligh atau sudah dewasa. Mengingat bahwa toddler dan anak-anak usia prasekolah belum termasuk usia dewasa, maka mereka belum memiliki kewajiban untuk melaksanakan puasa pada bulan Ramadan.

Namun Bunda bisa mulai mengajarkan anak puasa sejak dini dengan ikut melibatkannya saat sahur, buka puasa, hingga mengajaknya untuk berpuasa setengah hari agar mereka semakin terbiasa.

3. Menjelaskan rutinitas yang dilakukan selama bulan Ramadan

Selain menahan lapar dan haus, jelaskan juga bahwa ada beberapa rutinitas yang biasanya dilakukan selama bulan Ramadan seperti:

  • Sahur saat dini hari di mana seseorang perlu mengonsumsi makanan yang mengandung protein dan serat agar dapat menjalankan puasa dengan lebih bertenaga dan tidak lemas.

  • Melakukan berbagai amalan saat bulan Ramadan, mulai dari bersedekah, mengaji, solat lima waktu, dan solat tarawih berjamaah.

  • Menghabiskan waktu menjelang waktu berbuka puasa atau yang disebut dengan ngabuburit dengan melakukan berbagai hal menyenangkan.

  • Berbuka puasa saat adzan Magrib.

Cara Mempersiapkan Anak Secara Mental dan Fisik agar Siap Berpuasa

Setelah menjelaskan manfaat dan konsep puasa pada Si Buah Hati, penting juga untuk mempersiapkan mental dan fisiknya dengan baik agar mereka dapat terbiasa berpuasa selama bulan Ramadan. Oleh karena itu, yuk simak tips mengajarkan puasa untuk anak berikut ini: 

  1. Membiasakannya untuk bangun sahur meski hanya untuk minum air putih atau susu dan melanjutkan tidurnya kembali.
  2. Mengajak anak-anak untuk menyiapkan hidangan sahur dan berbuka puasa.
  3. Mengajak anak-anak untuk melakukan rutinitas selama bulan Ramadan, seperti ngabuburit berburu takjil favorit, solat tarawih berjamaah, berbagi takjil, dan beberapa amalan lainnya.
  4. Menunda waktu sarapan. Misalnya jika Si Buah Hati terbiasa sarapan pukul enam pagi, maka Bunda bisa menundanya hingga pukul tujuh atau sampai anak-anak minta makan. 
  5. Mengajarkan anak untuk tidak sarapan selama bulan Ramadan, namun memajukan waktu makan siang agar mereka tidak merasa kelaparan.
  6. Mulai mengajarkan Si Buah Hati untuk berpuasa selama 3-4 jam terhitung dari waktu solat subuh. Setelah terbiasa, Bunda bisa menambah waktu berpuasa hingga pukul 12 siang, sehingga anak-anak akan mulai terbiasa.

Cara mengajarkan anak usia dini puasa agar lebih siap secara fisik tentunya adalah dengan memenuhi kebutuhan gizi hariannya dengan baik. Saat sahur dan berbuka, penting untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh dan menyediakan makanan bergizi seimbang yang mengandung nutrisi lengkap seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral agar proses pertumbuhannya tidak terganggu. Tak hanya itu saja, pastikan untuk memberikan variasi makanan dalam hal bentuk, rasa, dan warnanya sehingga anak-anak tetap semangat untuk sahur dan berbuka puasa.

Selama Si Buah Hati berpuasa, Bunda bisa memberikan DANCOW 3+ Imunutri 2 kali sehari, yaitu saat sebelum tidur malam dan sahur supaya ia bisa semangat belajar puasa saat Ramadan.

DANCOW 3+ Imunutri mengandung 0 gram sukrosa, tinggi vitamin A, C, E, dan zink, tinggi kalsium, protein, vitamin D, omega 3 & 6, serta kombinasi unik DHA dan zat besi untuk mendukung pertumbuhan Si Buah Hati.

Image Article
Cara Mengajarkan Anak Puasa Sejak Dini yang Perlu Bunda Ketahui
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Perlu Diketahui, Ini Cara Mengganti Puasa Bagi Ibu Hamil!

Published date

Menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam yang sudah dewasa, dalam kondisi sehat, baik fisik dan psikisnya. Namun, ada beberapa hal yang membuat puasa menjadi tidak wajib untuk dilakukan, termasuk salah satunya adalah pada Bunda yang sedang hamil.

Untuk mengetahui bagaimana cara mengganti puasa bagi ibu yang sedang hamil, simak penjelasannya berikut ini.

Alasan Ibu Hamil Tidak Wajib Berpuasa

Bagi Bunda yang hamil, berpuasa selama bulan Ramadan merupakan tantangan yang cukup berat. Sebab, mereka membutuhkan asupan gizi yang cukup untuk kesehatan diri dan juga bayi yang ada di dalam kandungan. Asupan gizi ini diperoleh melalui asupan makanan yang dikonsumsi setiap harinya dengan jumlah kalori yang lebih banyak dari biasanya. 

Ibu hamil juga cenderung lebih mudah haus, sehingga jika memaksakan diri untuk berpuasa dapat memicu terjadinya dehidrasi. Dehidrasi dapat menyebabkan mereka merasa lemah, pusing, letih, dan membahayakan kesehatan kandungannya.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga menjelaskan bahwa berpuasa saat hamil tidak disarankan puasa karena dapat menimbulkan beberapa risiko seperti berat badan janin lahir rendah (BBLR), infeksi saluran kemih, dan memicu penurunan gerakan janin di dalam rahim. 

Di sisi lain, analisa dari sebuah observasi menyebutkan bahwa belum ditemukan korelasi yang signifikan antara puasa Ramadan dengan kesehatan ibu dan janin, serta berat lahir bayi. Selanjutnya dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dampak puasa pada ibu hamil. 

Selain itu, ada beberapa alasan lain yang membuat Bunda yang tengah hamil diperbolehkan untuk tidak berpuasa selama bulan Ramadan, diantaranya adalah sebagai berikut.

  1. Memiliki riwayat diabetes, tekanan darah tinggi, atau anemia selama hamil.
  2. Berat badan yang semakin berkurang selama menjalankan puasa Ramadan.
  3. Merasa sangat haus dan lebih jarang buang air kecil. 
  4. Saat buang air kecil, air seni berwarna gelap dan berbau menyengat. Kondisi ini dapat menandakan ibu hami mengalami dehidrasi, sehingga membuat mereka lebih rentan mengalami infeksi saluran kemih atau komplikasi lainnya.
  5. Lebih sering mengalami sakit kepala, demam, mual, dan muntah.
  6. Sering mengalami nyeri seperti kontraksi. Kondisi ini dapat menjadi tanda persalinan prematur.
  7. Merasa lemah dan mudah lelah meski sudah beristirahat dengan cukup.

Cara Mengganti Puasa bagi Ibu Hamil

Meski diberi keringanan untuk tidak menjalankan puasa, ada beberapa cara mengganti puasa ramadhan bagi ibu hamil, mulai dari qadha (berpuasa di hari lain ketika mampu) dan membayar fidyah atau denda, atau melakukan keduanya dengan ketentuan sebagai berikut. 

  1. Ibu hamil yang tidak kuat berpuasa karena kondisi fisik yang lemah maka dapat mengganti puasa di hari lain.
  2. Ibu hamil yang tidak berpuasa karena khawatir tentang kesehatan gizi untuk diri sendiri dan bayinya, serta tidak memungkinkan untuk mengqadha karena jumlah utang puasa yang terlalu banyak, maka mereka wajib membayar fidyah.
  3. Ibu hamil yang mampu berpuasa, namun memilih untuk tidak berpuasa karena khawatir terhadap kesehatan bayinya, maka mereka wajib mengqadha dan membayar fidyah.

Baca Juga: Sediakan 5 Buah Ini untuk Cegah Dehidrasi saat Puasa

Tak perlu bingung, berikut ini cara mengganti puasa bagi ibu hamil dan menyusui melalui fidyah yang bisa Bunda simak.

1. Waktu membayar fidyah

Terdapat beberapa perbedaan soal waktu pembayaran fidyah. Pembayaran fidyah bisa dilakukan pada bulan Ramadan atau bisa dilakukan sebelum bulan Ramadan berikutnya.

2. Membayar fidyah dengan bahan pokok

Besaran fidyah yang harus dibayarkan adalah sebesar 1 mud beras atau sekitar 0,75 kilogram (seukuran telapak tangan yang ditengadahkan saat berdoa) untuk satu hari puasa yang ditinggalkan. Besaran ini nantinya akan disesuaikan dengan utang puasa ibu hamil.

3. Membayar fidyah dengan uang

Jika ingin membayar fidyah menggunakan uang, maka Bunda bisa menyesuaikannya dengan ketentuan yang berlaku di lingkungan tempat tinggal. Misalnya di daerah Jakarta sendiri, besaran fidyah dalam bentuk uang yang sudah ditentukan adalah sebesar Rp60.000 per harinya. Maka Bunda bisa menyesuaikan jumlahnya sesuai dengan utang puasa selama Ramadan. 

4. Cara membayar fidyah

Pembayaran fidyah boleh diwakilkan, sehingga Bunda tidak perlu memberikannya kepada yang berhak secara langsung. Sebaliknya, Bunda bisa mewakilkan seseorang atau lembaga khusus untuk menyampaikan fidyahnya selama bulan Ramadan. Hal ini karena pembayaran fidyah termasuk sebagai ibadah maaliyah (harta), bukan ibadah fardiyah (personal yang bersifat fisik).

Itulah informasi terkait cara mengganti puasa bagi ibu hamil yang bisa jadi panduan Bunda.

Image Article
Perlu Diketahui, Ini Cara Mengganti Puasa Bagi Ibu Hamil!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Simak Persiapan Puasa Anak Usia Sekolah yang Bisa Bunda Lakukan!

Published date

Mempersiapkan anak usia sekolah untuk belajar berpuasa bukanlah hal yang sulit. Meski dalam praktiknya anak-anak belum sepenuhnya mampu untuk berpuasa penuh, penting sekali sebagai orang tua untuk selalu memerhatikan kondisi tubuh dan juga kebutuhan gizi harian anak-anak dengan baik sehingga mereka tetap dapat menjalani aktivitas sehari-hari walau sambil berpuasa. Untuk mendukung Si Buah Hati dalam belajar berpuasa selama bulan Ramadan, berikut ini beberapa persiapan puasa yang bisa Bunda simak.

Mengajarkan Pengertian dan Tujuan Puasa bagi Si Buah Hati

Agar anak-anak dapat memahami konsep puasa dengan baik, maka persiapan puasa Ramadhan pertama yang harus Bunda lakukan adalah menjelaskan pengertian dan tujuan puasa menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh anak-anak usia sekolah.

Bunda bisa menjelaskan pengertian puasa dari sudut pandang agama Islam sebagai kegiatan ibadah di mana kita tidak diperbolehkan memasukkan sesuatu (berupa makanan dan minuman) melalui mulut terhitung mulai waktu imsak hingga terdengarnya adzan Maghrib. Jelaskan juga bahwa pada umumnya orang-orang di Indonesia menjalankan ibadah puasa selama kurang lebih 13 jam selama bulan Ramadan. Agar dapat berpuasa dengan lancar, ada ritual makan sahur yang dilakukan saat dini hari dengan mengonsumsi makanan bergizi yang berperan sebagai sumber tenaga untuk beraktivitas. 

Anak-anak usia sekolah yang belum baligh atau dewasa belum diwajibkan untuk berpuasa, namun diperbolehkan untuk mulai belajar melakukannya. Namun hal ini disesuaikan dengan kemampuan tubuhnya. Sebagai permulaan, anak usia sekolah bisa belajar puasa setengah hari atau selama 6 jam setelah waktu imsak. Dengan begini, mentalnya akan terlatih dan mereka akan terbiasa untuk berpuasa sehari penuh.

Agar semakin bersemangat untuk belajar puasa, jelaskan juga tujuan dari puasa pada Si Buah Hati. Selain untuk memenuhi kewajiban sebagai umat muslim, berpuasa juga dapat melatih empati dan rasa peduli anak-anak terhadap orang-orang yang kurang beruntung, serta untuk melatih anak-anak agar selalu bersyukur untuk segala hal dalam hidupnya.

Baca Juga: Vitamin yang Dibutuhkan Anak saat Puasa

Tips Mempersiapkan Anak Usia Sekolah Menjalankan Puasa 

Setelah mengajarkan pengertian dan tujuan berpuasa pada Si Buah Hati, persiapan menyambut puasa bersama anak selanjutnya adalah mencari cara agar mereka tidak sulit dibangunkan saat sahur. Seperti yang kita tahu, membangunkan anak untuk sahur saat dini hari merupakan hal yang cukup menantang. Agar Si Buah Hati tidak rewel, simak tips membangunkan anak sahur sebagai salah satu persiapan menyambut bulan puasa bersama anak berikut ini.

1. Mengomunikasikan sejak awal

Agar Si Buah Hati tidak rewel saat dibangunkan, sebaiknya komunikasikan terlebih dahulu di malam harinya bahwa mereka harus sahur agar kuat berpuasa. Sampaikan dengan penuh kasih sayang bahwa Bunda akan menyiapkan makanan favorit anak untuk sahur atau tanyakan makanan apa yang mereka inginkan untuk disantap saat sahur nanti. Dengan begini mereka akan lebih termotivasi untuk bangun tanpa drama. Bila perlu, buka pintu kamar anak saat Bunda mulai memasak menu sahur, sehingga aroma wangi dari masakan akan lebih mudah tercium oleh anak dan membuatnya terbangun dari tidurnya.

2. Memastikan Si Buah Hati tidur dengan cukup

Selama Ramadan, waktu tidur anak-anak semakin berkurang karena mereka harus bangun dini hari untuk sahur. Oleh karena itu, Bunda bisa mengatur jam tidur Si Buah Hati agar mereka bisa tidur lebih awal dan mengurangi screen time. Dengan begini, kebutuhan tidurnya tetap terpenuhi dengan baik, sehingga mereka bisa dibangunkan tanpa rewel saat sahur.

3. Membangunkan Si Buah Hati lebih awal

Anak menjadi sangat rewel ketika dibangunkan untuk sahur karena mereka masih sangat mengantuk dan tidak berselera untuk makan. Solusinya, coba bangunkan lebih awal, misalnya 30 menit sebelum waktu sahur dan lakukan negosiasi dengan lembut. Misalnya, “Okay, Bunda kasih waktu 15 menit lagi ya, nanti Bunda akan bangunin kamu untuk sahur bersama”. Dengan begini, Bunda tidak perlu panik waktu sahur semakin menipis sedangkan Si Buah Hati masih terlelap.

4. Hindari berteriak saat membangunkan sahur

Berteriak hanya akan membuat anak-anak semakin malas, mudah marah, dan menganggap bahwa momen sahur atau puasa menjadi hal yang tidak menyenangkan. Sebaliknya, coba bangunkan dengan lembut dan berikan penjelasan bahwa mereka harus sahur agar dapat berpuasa dengan lancar dan tidak mudah merasa lapar ketika beraktivitas. 

5. Hindari memaksa Si Buah Hati untuk langsung makan berat

Biarkan anak-anak beradaptasi setelah bangun tidur. Setelah energinya terkumpul, baru ajak mereka untuk makan dan memenuhi kebutuhan cairan tubuhnya dengan minum air mineral atau susu favoritnya.

Tips Memilih Makanan dan Minuman yang Tepat Saat Puasa

Persiapan menyambut Ramadan untuk anak harus dilakukan dengan cermat, terutama dalam memilih menu sahur dan berbuka puasa. Memilih menu makanan dan minuman yang tepat dapat membuat tubuh tetap sehat dan nyaman selama berpuasa. Hal ini tak hanya berlaku bagi orang dewasa, tetapi juga pada anak-anak. Nah, supaya Si Buah Hati tetap dapat beraktivitas dengan semangat meski sedang berpuasa, berikut ini tips memilih makanan dan minuman yang tepat selama puasa yang bisa Bunda simak.

  1. Memberikan asupan makanan yang merupakan sumber karbohidrat kompleks sebagai sumber energi, seperti roti gandum, nasi merah, oatmeal, atau sereal.
  2. Mencukupi kebutuhan protein yang berperan sebagai sumber cadangan energi tubuh, seperti daging ayam, ikan, daging sapi, telur, dan kacang-kacangan. Dengan begini, Si Buah Hati tetap dapat beraktivitas dengan semangat.
  3. Menghindari makanan bersantan dan makanan pedas, sebab kedua jenis makanan ini sulit dicerna dalam tubuh, memicu peningkatan asam lambung, dan memicu berbagai gangguan pencernaan lainnya.
  4. Cara menyiapkan anak menyambut Ramadan selanjutnya adalah dengan memperbanyak asupan yang mudah dicerna, seperti sayur dan buah-buahan, terutama yang tinggi kandungan air di dalamnya.
  5. Mencukupi kebutuhan cairan tubuh dengan baik dengan mengajak Si Buah Hati untuk minum air sebelum sahur, setelah sahur, saat berbuka puasa, setelah makan malam, dan sebelum tidur di malam hari.

Tips Pemenuhan Hidrasi Si Buah Hati Selama Puasa

Selama berpuasa, anak-anak cenderung akan lebih haus dibanding lapar. Hal ini karena mereka kehilangan cairan tubuh lebih cepat. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh Si Buah Hati selama bulan Ramadan.

Cara mempersiapkan anak puasa agar tidak dehidrasi dan mampu berpuasa dengan nyaman adalah dengan menerapkan pola minum 2-4-2 seperti yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sebagai berikut.

  • 2 gelas air putih saat berbuka puasa untuk membantu mengganti cairan tubuh yang hilang setelah beraktivitas seharian. Supaya tidak terlalu kembung, minumlah satu gelas saat adzan Maghrib, dan satu gelas sisanya menjelang adzan Isya.
  • 4 gelas air putih saat di malam hari secara berkala, yaitu dua gelas saat makan malam dan dua gelas lagi sebelum tidur di malam hari untuk membantu melancarkan proses pencernaan makanan.
  • 2 gelas air putih saat sahur dengan pembagian satu gelas setelah bangun tidur sebelum sahur dan satu gelas lagi setelah selesai sahur.

Selain air mineral, Bunda juga dapat memberikan DANCOW FortiGro dua kali sehari, yaitu malam hari sebelum tidur dan saat sahur. DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun.

Tidak hanya itu, Bunda juga bisa menggunakan DANCOW FortiGro sebagai salah satu bahan minuman takjil yang telah dipercaya sejak dulu, sehingga Bunda bisa mengulang kembali kenangan masa kecil dengan menambahkan DANCOW saat menyajikan makanan atau minuman buka puasa bagi keluarga di rumah supaya rasanya lebih nikmat dan bergizi.

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi. Tersedia dalam varian Instant, Cokelat, dan Full Cream. DANCOW FortiGro juga tersedia dalam kemasan UHT, sehingga sangat praktis dikonsumsi saat buka puasa di perjalanan. 

Image Article
Simak Persiapan Puasa Anak Usia Sekolah yang Bisa Bunda Lakukan!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

7 Kegiatan Libur Lebaran Anak Sekolah yang Seru dan Menyenangkan

Published date

Libur Lebaran bukan berarti Si Buah Hati bebas bermain gadget, bermalas-malasan, dan tidak melakukan aktivitas fisik. Sebaliknya, sebagai orang tua, Bunda dan Ayah harus tetap memotivasi mereka agar terus aktif bergerak.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan bahwa data Riskesdas 2018 menyebutkan bahwa anak usia 10–14 tahun yang kurang aktivitas ada sekitar 64%. Kebiasaan kurang gerak bisa berisiko menyebabkan obesitas dan masalah kesehatan lainnya.Untuk mengetahui apa saja kegiatan libur Lebaran anak sekolah yang bisa dicoba, simak penjelasannya berikut ini!

Pentingnya Si Buah Hati Tetap Aktif Meskipun sedang Liburan

AClick here to enter text.nak-anak usia sekolah disarankan untuk melakukan aktivitas fisik setidaknya 60 menit. Kegiatan ini termasuk berjalan cepat, bersepeda, bermain sepak bola, berlari, dan berpartisipasi dalam kegiatan olahraga lainnya. 

Beberapa manfaat yang bisa didapatkan dengan melakukan aktivitas fisik secara rutin pada anak-anak antara lain:

  1. Meningkatkan kesehatan dan kekuatan tulang, otot, dan persendian tubuh.
  2. Menjaga kesehatan jantung dan paru-paru.
  3. Melatih koordinasi, kekuatan, dan kontrol otot tubuh.
  4. Mempertahankan berat badan yang ideal dan mencegah obesitas.
  5. Meningkatkan fleksibilitas tubuh.
  6. Melatih keseimbangan dan menjaga postur tubuh.
  7. Meningkatkan fungsi otak. 
  8. Mencegah penyakit kronis, seperti jantung dan diabetes tipe 2 pada anak-anak.

Baca Juga: Cara Melatih Puasa dan Kesabaran Anak

Ide Kegiatan Menyenangkan Ketika Libur Lebaran

Agar Si Buah Hati tertarik untuk melakukan aktivitas fisik selama libur Lebaran, berikut ini beberapa tips yang bisa Bunda dan Ayah simak dan terapkan: 

  1. Memilih aktivitas anak saat libur Lebaran yang sesuai dengan usia Si Buah Hati. Jika tidak, maka anak-anak cenderung lebih cepat merasa bosan atau frustasi.
  2. Memberikan banyak kesempatan bagi anak untuk tetap aktif. Misalnya dengan menyediakan peralatan, mendaftarkan Si Buah Hati ke kelas atau klub olahraga, membawa anak-anak ke tempat bermain, dan masih banyak lagi.
  3. Menjaga fokus pada hal yang disenangi oleh anak-anak. Dengan begini, anak-anak akan dengan senang hati untuk melakukannya.

Beberapa ide kegiatan anak saat Lebaran yang bisa dicoba antara lain:

1. Melibatkan anak-anak di dapur

Ajak Si Buah Hati untuk menyiapkan hidangan makan untuk keluarga, baik saat sarapan, makan siang, makan malam, atau camilan. Mengajarkan anak-anak cara memasak merupakan cara mudah untuk mendorong mereka untuk mengonsumsi makanan sehat hingga dewasa nanti.

2. Mengajak anak untuk berenang secara rutin

Libur Lebaran juga menjadi momen yang tepat untuk mengajak anak-anak berenang secara rutin dan mengajarkan mereka berbagai gaya renang atau sekadar membangun kepercayaan dirinya di dalam air. Selain mengajarkan sendiri, Ayah dan Bunda juga bisa meminta bantuan pelatih renang yang terpercaya agar kemampuan fisik anak semakin meningkat.

Click here to enter text.3. Ajak Si Buah Hati bermain di taman 

Mengajak anak untuk menjelajahi beberapa taman yang bagus di dekat lingkungan tempat tinggal setiap pagi dan sore juga bisa menjadi salah satu pilihan aktivitas anak saat libur Lebaran. Umumnya ada banyak fasilitas permainan anak di taman yang bisa digunakan oleh Si Buah Hati. Pilihan lainnya adalah mengajak anak-anan untuk berjalan santai untuk memastikan mereka tetap aktif bergerak.

4. Bermain layangan

Menerbangkan layangan juga bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan, baik bagi orang tua maupun anak-anak. Sebab kegiatan ini melibatkan kerjasama yang baik antara orang tua dan anak. Jadi selain bisa mendorong anak untuk tetap aktif bergerak, kegiatan ini juga bisa dijadikan sebagai alat untuk memperkuat ikatan dalam keluarga.

5. Mencoba olahraga baru

Ajak Si Buah Hati untuk mencoba berbagai jenis olahraga yang belum pernah mereka kuasai, misalnya roller skate, badminton, basket, atau jenis olahraga lain yang mereka sukai. 

6. Menjelajahi alam

Bunda dan Ayah juga bisa sesekali mengajak Si Buah Hati untuk menjelajahi alam. Misalnya dengan mendaki bukit, mencari air terjun, mandi di sungai, atau mengajak anak berwisata ke pantai terdekat. Meski sederhana, kegiatan anak saat Lebaran ini bisa menciptakan memori indah dalam ingatan Si Buah Hati hingga mereka dewasa nanti. 

7. Bermain di playground

Jika ada bujet lebih, Bunda juga bisa mengajak anak-anak untuk bermain di playground yang menyediakan berbagai jenis mainan atau fasilitas edukasi yang bisa dicoba. Namun pastikan untuk memilih tempat yang sesuai dengan usia Si Buah Hati agar mereka tidak cepat merasa bosan ya, Bunda. 

Untuk mendukung aktivitas fisik Si Buah Hati saat liburan Lebaran, pastikan kebutuhan gizinya sudah terpenuhi dengan baik ya, Bunda. Selain makanan bergizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari, Bunda juga bisa melengkapinya dengan memberikan susuBunda dapat memberikan DANCOW FortiGro yang mendukung Si Buah Hati siap jalani Ramadan dengan kombinasi unik DHA dan zat besi. Pada saat puasa, berikan DANCOW FortiGro dua kali sehari, yaitu saat malam hari sebelum tidur dan sahur. Sementara saat hari biasa setelah Lebaran, berikan saat pagi hari dan malam hari. 

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung:

  • Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan box).

  • Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti zat besi, zink, vitamin A, C, & D.

  • Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium. 

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi. Tersedia dalam varian Instant, Cokelat, dan Full Cream.

Selain itu, DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanilla yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak untuk bekal perjalanan.

Image Article
7 Kegiatan Libur Lebaran Anak Sekolah yang Seru dan Menyenangkan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Jadikan Tradisi Bersama Si Buah Hati, Intip 5 Persiapan Lebaran Bersama Anak Berikut Ini!

Published date

Setiap keluarga pasti memiliki tradisinya masing-masing. Salah satunya adalah tradisi dalam persiapan menyambut Lebaran. Biasanya, kita akan mulai sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan Lebaran di satu minggu akhir bulan Ramadan. Dalam kesempatan ini, semua anggota keluarga bersemangat untuk saling membantu demi terciptanya momen Lebaran yang menyenangkan, termasuk anak-anak. 

Manfaat Membangun Tradisi Persiapan Lebaran bersama Si Buah Hati

Mempersiapkan Lebaran bersama Si Buah Hati sebagai sebuah tradisi dalam keluarga melibatkan banyak waktu bersama. Momen inilah yang dapat memberikan beberapa manfaat seperti:

1. Membangun rasa percaya diri Si Buah Hati

Melakukan kegiatan bersama keluarga tidak harus berupa perjalanan yang mahal, namun bisa juga berupa kegiatan lain yang bermakna, contohnya adalah saat mempersiapkan Lebaran di rumah. 

Mintalah pendapat Si Buah Hati mengenai hidangan apa saja yang harus ada saat Lebaran, ide kue Lebaran yang harus dibuat, dan persiapan Lebaran lain seperti rencana kegiatan yang menyenangkan bersama keluarga besar. Saat anak merasa dihargai karena dilibatkan dan pendapatnya yang didengar, maka mereka akan merasa lebih percaya diri.

2. Memperkuat ikatan keluarga

Keluarga yang banyak melakukan aktivitas bersama juga cenderung memiliki ikatan emosional yang kuat. Contohnya adalah saat mempersiapkan Lebaran, di mana setiap anggota keluarga memiliki tugasnya massing-masing dan bersedia untuk saling membantu jika ada yang merasa kesulitan.

3. Mengembangkan perilaku positif

Anak-anak yang banyak menghabiskan waktu bersama keluarga juga cenderung memiliki perilaku yang positif dan terhindar dari pengaruh negatif pergaulan di lingkungan sekitarnya.

4. Meningkatkan kualitas komunikasi dalam keluarga

Tercipta komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak, sehingga Si Buah Hati merasa nyaman untuk berbicara mengenai hal apapun dalam hidupnya. Waktu bersama keluarga juga bisa dijadikan sebagai waktu untuk bersenang-senang dan menikmati kebersamaan satu sama lain.

5. Menciptakan memori indah bersama

Children see, children do. Anak-anak belajar dengan mencontoh perilaku yang ditunjukkan oleh kedua orang tuanya. Saat Bunda dan Ayah memberikan contoh yang baik dengan menghabiskan waktu bersama Si Buah Hati, maka mereka cenderung akan mengadopsi perilaku tersebut dalam kehidupannya. Contohnya adalah saat mempersiapkan Lebaran bersama keluarga.

Baca Juga: 4 Aktivitas Seru saat Libur Lebaran

Persiapan Lebaran yang Bisa Dilakukan Bersama Anak

Agar momen Lebaran terasa lebih hangat dan menyenangkan, berikut ini beberapa persiapan Lebaran bersama Si Buah Hati yang bisa Bunda lakukan di rumah.

1. Membersihkan rumah

Ajak Si Buah Hati untuk membersihkan rumah bersama. Mulai dari kamar tidur, ruang keluarga, dapur, teras, ruang tamu, hingga halaman rumah. Buang beberapa barang-barang yang sudah tidak terpakai atau menyumbangkan sebagian barang yang masih layak pakai ke panti asuhan atau orang lain yang lebih membutuhkan. Lingkungan rumah yang bersih dan rapi tentunya membuat kita semakin percaya diri saat harus menyambut tamu yang datang ketika Lebaran nanti.

2. Membuat kue kering

Lebaran selalu identik dengan kue kering favorit keluarga. Selain bisa membelinya di toko kue, Bunda juga bisa membuat beberapa jenis kue favorit Si Buah Hati di rumah. Ajak anak-anak untuk ikut terlibat, mulai dari pengambilan keputusan mengenai kue apa saja yang harus dibuat, belanja bahan kebutuhan, proses pembuatan, dan penyimpanan kue keringnya. 

3. Membuat rencana kegiatan

Merencanakan kegiatan Lebaran bersama keluarga jauh hari dapat membantu Ayah dan Bunda agar tidak merasa kebingungan menentukan kegiatan apa yang harus diutamakan. Misalnya diawali dengan salat Idul Fitri bersama, dilanjutkan dengan sungkeman, lalu menyambut tamu, silaturahmi mengunjungi keluarga besar, dan melakukan beberapa kegiatan seru lainnya. 

4. Mempersiapkan pakaian 

Selanjutnya, ajak juga Si Buah Hati untuk mempersiapkan baju Lebaran keluarga, baik itu merupakan baju yang baru dibeli di toko, baju muslim yang senada untuk keluarga, atau bisa juga menggunakan pakaian lama yang masih bagus dan layak untuk dipakai. Hal ini mempermudah keluarga saat Lebaran nanti.

5. Mencuci kendaraan bersama

Tak hanya memastikan rumah dalam kondisi bersih dan rapi, ajak juga anak-anak untuk ikut mencuci kendaraan keluarga hingga bersih. Sehingga nantinya bisa dipakai untuk berkeliling ketika Lebaran.

Selain beberapa hal di atas, persiapan menyambut Lebaran yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah kebutuhan gizi harian keluarga agar tubuh tetap sehat saat Lebaran. Tak cukup hanya dengan makan makanan bergizi, Bunda juga bisa melengkapi kebutuhan gizi Si Buah Hati dengan memberikan DANCOW FortiGro untuk mendukung Si Buah Hati Lebih Siap Belajar Jalani Ramadan dengan kombinasi unik DHA dan zat besi. Berikan Si Buah Hati DANCOW FortiGro dua kali sehari, yaitu pada saat sebelum tidur dan saat sahur.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung:

  • Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan box).

  • Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti zat besi, zink, vitamin A, C, & D.

  • Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium. 

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi. Tersedia dalam varian Instant, Cokelat, dan Full Cream.

Selain itu, DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak untuk buka puasa di jalan atau snack favorit anak-anak saat momen Lebaran. 

Image Article
Intip 5 Persiapan Lebaran Bersama Anak Berikut Ini!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bangun Kemampuan Tanggung Jawab melalui Kewajiban Anak di Sekolah

Published date

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kewajiban diartikan sebagai segala sesuatu yang diwajibkan dan harus dilaksanakan. Agar dapat tumbuh menjadi siswa teladan dan bertanggung jawab, seorang anak harus memahami dan memenuhi kewajibannya di sekolah dengan baik. Hal ini tentunya harus disesuaikan dengan peraturan yang dimiliki oleh sekolah masing-masing.

Untuk mengetahui apa saja kewajiban anak di sekolah secara umum, yuk simak penjelasannya berikut ini!

 

Pentingnya Memahami Kewajiban Anak di Sekolah

Memahami dan memenuhi kewajiban anak di sekolah sangat penting untuk dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengajarkan anak-anak untuk memiliki rasa tanggung jawab. Memahami kewajiban anak-anak di sekolah juga dapat membantu menciptakan lingkungan yang teratur dan disiplin, sehingga proses belajar mengajar di sekolah dapat berlangsung dengan efektif. Hal inilah yang nantinya mampu membantu Si Buah Hati mencapai prestasi akademik yang diinginkannya.

 

Kewajiban Akademis Anak di Sekolah

Untuk mencapai prestasi akademik yang diinginkan, berikut ini beberapa contoh kewajiban anak di sekolah yang harus dipatuhi seperti yang dikutip dari Data Pokok Pendidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Republik Indonesia:

  1. Mengikuti proses belajar di kelas dengan efektif dan bersemangat.

  2. Mengerjakan setiap tugas sekolah dengan baik.

  3. Berpartisipasi secara aktif dalam setiap kegiatan sekolah.

  4. Mengikuti ujian dan remedial jika diminta.

  5. Tidak melakukan kecurangan saat menghadapi ujian sekolah.

  6.  

Baca Juga : Cara agar Anak Jadi Pintar di Sekolah

 

Kewajiban Sosial Anak di Sekolah

Tak hanya kewajiban akademik, berikut ini kewajiban sosial anak yang harus dipatuhi selama belajar di sekolah.

  1. Datang tepat waktu ke sekolah.

  2. Menaati peraturan serta arahan guru dan staf sekolah.

  3. Menjaga nama baik sekolah dari pengaruh lingkungan luar yang tidak baik.

  4. Menjaga kebersihan dan keamanan sekolah, misalnya dengan membuang sampah pada tempatnya dan tidak menimbulkan keributan antar siswa di sekolah.

  5. Memelihara atau tidak merusak fasilitas yang disediakan oleh sekolah.

  6. Saling menghargai antar teman, guru, dan petugas di sekolah.

  7. Memberikan informasi pada guru jika akan datang telat atau tidak masuk sekolah.

  8. Menjalin pertemanan yang baik dengan siswa lainnya.
     

Peran Orang Tua Mendidik agar Anak Menjalankan Kewajiban di Sekolah

Bentuk dukungan yang bisa diberikan oleh orang tua pada anaknya dalam memenuhi kewajibannya di sekolah adalah dengan terus memberikan afirmasi positif dan memberikan penjelasan bahwa sekolah dan guru merupakan orang tua kedua bagi anak-anak. Mematuhi kewajiban anak di sekolah juga sangat baik untuk melatih anak-anak untuk lebih bertanggung jawab di masa yang akan datang.

Tak hanya itu saja, pastikan Bunda juga perlu memastikan kebutuhan nutrisi anak terpenuhi dengan baik. Hal ini bisa dipenuhi dengan pemberian makanan bergizi dan melengkapinya dengan memberikan susu. Sebagai rekomendasi, Bunda bisa memberikan Si Buah Hati DANCOW FortiGro dua kali sehari, yaitu pada pagi dan malam hari.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6-12 tahun. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi yang baik untuk mendukung proses tumbuh kembangnya, seperti:

  1. Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan box)

  2. Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti zat besi, zink, vitamin A, C, & D

  3. Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.
     

Manfaat DANCOW FortiGro Instant ini tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. DANCOW FortiGro tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream.

 

DANCOW Fortigro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum dengan rasa yang disukai Si Buah Hati, yaitu Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi kapan saja dan di mana saja, termasuk untuk bekal sekolah agar Si Buah Hati semakin semangat belajar dan memenuhi kewajibannya di sekolah.

Image Article
persiapan masuk sekolah
Highlight Artikel
On
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bagaimana Menentukan Usia yang Tepat Untuk Anak Memulai Berpuasa?

Published date

Menjelang bulan Ramadan, banyak orang tua yang mulai mengenalkan arti puasa pada anak-anaknya sebagai salah satu ibadah yang wajib dilakukan oleh umat Islam. Bahkan, tak jarang juga orang tua yang mengajak anak-anaknya untuk berpuasa, meski baru setengah hari. Untuk mengetahui anak wajib puasa umur berapa, yuk simak penjelasannya berikut ini.

 

Pengertian Berpuasa

Sebelum mengajak anak berpuasa, penting untuk menjelaskan arti puasa dengan bahasa yang sederhana. Pengertian puasa menurut Kementerian Agama Republik Indonesia adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari disertai dengan niat-niat tertentu. Puasa disebut juga menahan makan dan minum, hawa nafsu, dan perbuatan dan perkataan tidak baik yang dilarang oleh agama.

 

Pertimbangan dalam Menentukan Usia yang Tepat bagi Anak untuk Mulai Puasa

Seperti disebutkan di atas, usia anak wajib puasa adalah saat mereka sudah balig atau dewasa, umumnya saat anak-anak mulai memasuki usia 10 tahun. Meski begitu, sebagian besar anak-anak sudah mulai ikut latihan berpuasa pada saat usia 7 tahun dengan memerhatikan kondisi fisik dan kemampuan tubuhnya. Anak-anak usia 7 tahun diperbolehkan untuk berpuasa penuh maupun setengah hari.

Salah satu pertimbangan sekaligus tanda anak siap puasa adalah mereka sebaiknya memiliki berat badan yang sesuai dengan usianya. Jika anak-anak dalam kondisi sehat dan berat badannya sesuai dengan usianya, maka tidak masalah jika Bunda mengajarkan mereka untuk latihan berpuasa.

Pertimbangan selanjutnya adalah kemampuan anak-anak dalam menahan lapar dan haus. Untuk mengetahuinya, coba tunda waktu sarapan atau makan siangnya. Jika mereka bisa bersabar menahan rasa laparnya, maka kemungkinan besar anak-anak sudah siap untuk berpuasa.

Ciri-ciri anak siap puasa juga bisa dilihat dari kemampuannya dalam mengendalikan emosi yang dimilikinya. Jika anak-anak masih sering marah, tantrum, atau menangis, maka hal ini menunjukkan bahwa mereka masih belum siap untuk berpuasa. Alih-alih memaksanya, sebaiknya tunggu hingga mereka benar-benar siap berpuasa ya, Bunda.

 

Baca Juga : Cara Melatih Puasa untuk Anak
 

Persiapan saat Anak Mulai Latihan Berpuasa

Pada dasarnya, orang tua bisa mulai mengenalkan suasana Ramadan saat anak berusia tiga tahun. Mengingat anak dalam usia ini masih belum paham pengertian puasa dengan baik, orang tua bisa mulai menjelaskan beberapa kebiasaan yang dilakukan saat bulan Ramadan, seperti aktivitas sahur, berbuka puasa, dan salat tarawih berjamaah di masjid tanpa memaksanya untuk ikut melakukannya. Persiapan yang paling penting untuk dilakukan ketika mulai mengenalkan puasa pada anak adalah mencukupi kebutuhan gizi anak dengan baik. Tujuannya adalah agar mereka bisa berpuasa dengan lancar dan tetap dapat beraktivitas tanpa mudah merasa lemas, lapar, dan haus. Beberapa persiapan yang bisa Bunda lakukan antara lain:

  1. Menyiapkan menu sahur dan buka puasa yang bergizi seimbang untuk anak, yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat. Contohnya adalah nasi, sayur, daging, dan buah. Agar momen berpuasa di bulan Ramadan menjadi lebih menyenangkan, Bunda bisa mengajak anak untuk menyiapkan hidangan bersama.

  2. Memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan baik, yakni mengonsumsi air putih minimal 8 gelas sehari.

     

Untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi Si Buah Hati, Bunda bisa memberikan DANCOW FortiGro yaitu susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun. DANCOW FortiGro juga mengandung kombinasi unik DHA dan zat besi untuk mendukung Si Buah Hati lebih siap belajar jalani Ramadan. Berikan DANCOW FortiGro dua kali sehari, yakni saat sahur dan sebelum tidur agar Si Buah Hati tetap semangat berpuasa.

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi yang lengkap, seperti:

  1. Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan box).

  2. Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti zat besi, zink, vitamin A, C, & D.

  3. Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

Manfaat DANCOW FortiGro ini tak hanya dapat dinikmati oleh Si Buah Hati, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi.

 

DANCOW Fortigro tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream, serta dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum dengan pilihan rasa yang disukai anak, yakni Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi saat berbuka puasa di jalan.

 

Setelah mengetahui tanda anak siap puasa di atas, semoga Bunda bisa mendampingi Si Buah Hati untuk berpuasa dan beribadah dengan lebih baik selama bulan Ramadan.

Image Article
anak wajib puasa umur berapa
Highlight Artikel
On
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Memahami Tahapan Perkembangan Emosi Anak dan Cara Memotivasinya

Published date

Setiap anak merupakan individu yang terlahir dengan keunikannya masing-masing, termasuk dalam hal perkembangan emosinya. Pada informasi Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervesi Dini Tumbuh Kembang Anak dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menyebutkan bahwa perkembangan emosi anak pada dasarnya sudah terbentuk saat mereka lahir ke dunia dan akan terus berkembang seiring dengan pertambahan usia.

Untuk memahami apa saja tahapan dan peran orang tua dalam mendorong perkembangan sosial dan emosional anak, simak penjelasannya berikut ini.

 

Tahapan Perkembangan Emosi pada Anak

Berikut ini tiga tahapan perkembangan emosi pada anak yang dimulai sejak lahir yang bisa Bunda simak seperti yang disampaikan

  1. Memperhatikan emosi (bayi usia 1-2 tahun)

    Tahapan perkembangan emosi pada anak usia 1-2 tahun melibatkan beberapa perubahan signifikan dalam respons emosi mereka. Pada usia 1 tahun, Si Buah Hati akan mulai merespons emosi dasar seperti suka, tidak suka, senang, dan kecewa. Mereka juga mulai mengembangkan pemahaman tentang emosi orang lain dan dapat merespons dengan tawa atau tangisan tergantung pada situasi dan ekspresi wajah orang yang ada di sekitarnya.

    Sedangkan, ketika Si Buah Hati mencapai usia 2 tahun, anak-anak mengalami perkembangan lebih lanjut dalam pengungkapan emosi mereka. Mereka mulai menunjukkan emosi yang lebih kompleks seperti malu, rasa bersalah, dan cemburu. Pada tahap ini, anak-anak juga mulai memiliki kemampuan untuk mengatur emosi mereka yang lebih baik dan menggunakan kata-kata atau ungkapan verbal sederhana untuk mengekspresikan perasaan mereka.

  2. Mengeskpresikan emosi (usia 2-3 tahun)

    Dalam tahapan usia ini, kosakata dan kemandirian anak-anak mulai berkembang, sehingga mereka akan bereksperimen dengan mengekspresikan emosinya dengan cara yang berbeda. Ada yang mengekspresikan emosinya melalui gambar atau cerita, namun tak sedikit juga yang lebih memilih untuk mengamuk (tantrum) saat keinginannya tidak dipenuhi. Bisa dibilang bahwa tahapan ini cukup sulit bagi orang tua karena anak-anaknya mengalami emosi yang kompleks tetapi belum mampu bagaimana mengekspresikan emosinya secara sehat.

    Alih-alih memarahi anak saat tantrum, sebaiknya hadapi dengan tenang dan berikan waktu bagi mereka untuk mengekspresikan emosinya. Namun usahakan agar Bunda tetap menemaninya. Saat hatinya mulai tenang, berikan rasa nyaman melalui pelukan, validasi perasaannya, dan ajak berdiskusi mengenai hal-hal yang membuatnya merasa sedih dan marah. Setelah itu, berikan afirmasi positif bahwa menyalurkan emosi adalah hal yang diperbolehkan, hanya saja harus dilakukan dengan cara yang sehat, bukan mengamuk, menendang, melukai diri sendiri atau orang lain.

  3. Mengelola emosi (usia 3-5 tahun)

    Anak-anak sudah mulai siap untuk sekolah dan menghadapi lingkungan sosial yang baru dan lebih besar. Dalam tahapan ini anak-anak akan belajar untuk berbagi, mendengarkan, bermain bersama, dan mulai mengembangkan kemampuan mengatasi masalah baru. Oleh karena itu, sebaiknya hindari untuk menaruh harapan yang terlalu tinggi pada anak-anak, sebab jika mereka tidak dapat memenuhinya dapat membuatnya tumbuh sebagai orang yang pemalu, tidak percaya diri, dan mudah cemas.

    Selain itu, penting juga untuk memvalidasi atau mengakui emosinya, terutama saat mereka merasa frustasi. Namun jelaskan juga bahwa alih-alih berlarut-larut dalam emosinya, berikan motivasi pada anak-anak bahwa mereka harus bangkit dan berusaha lebih baik lagi.

  4. Mengungkapkan simpati (usia 5-6 tahun)

    Pada usia ini anak yang mulai aktif bersosialisasi sudah tampak bisa mengikuti aturan permainan kelompok. Selain itu, mereka juga bisa menunjukkan atau mengungkapkan simpati pada lawan bicara atau orang sekitar, serta memahami dan menjawab beberapa pertanyaan seputar benda dan fungsinya.
     

Baca Juga : Cara Belajar Membaca dan Menulis Huruf dengan Cepat 

 

Setelah tahu perkembangan emosi anak di usia 1-6 tahun, Bunda juga perlu memahami beberapa perkembangan emosi anak SD, seperti misalnya:

  1. Mulai memiliki kesadaran diri, mampu mengenali emosi, mendeskripsikan minat dan nilai-nilai mereka, memiliki rasa percaya diri yang kuat dan harapan untuk masa depan.

  2. Anak-anak mulai mampu mengatur dan mengekspresikan emosi dengan tepat dalam berbagai situasi, mengelola stres, mengendalikan impuls, dan tekun dalam mengatasi rintangan dalam hidupnya.

  3. Memiliki kesadaran sosial yang membuat mereka dapat memahami perasaan orang lain, mengenali dan menghargai berbagai persamaan maupun perbedaan setiap individu.

  4. Memiliki keterampilan dalam menjalin hubungan pertemanan yang baik dan memiliki beberapa teman dekat, mulai dapat menyelesaikan konflik antarpribadi, dan mampu memberikan bantuan.

  5. Perkembangan sosial dan emosional anak selanjutnya adalah mereka mampu mengambil keputusan dengan memerhatikan standar etika baik di rumah, sekolah, dan lingkungan masyarakat.
     

Peran Orang Tua dalam Mendorong Perkembangan Emosi Anak

Tumbuh kembang emosi anak SD merupakan proses yang akan terus berlanjut dan membutuhkan arahan dan dukungan dari orang tuanya. Hal yang bisa dilakukan orang tua sebagai bentuk dukungan adalah dengan selalu ada saat anak membutuhkan, memberikan rasa aman dan nyaman, memvalidasi setiap emosi yang diekspresikannya, dan selalu memberikan motivasi pada anak-anak untuk dapat tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Selain memperhatikan perkembangan emosi anak, faktor lain yang perlu diperhatikan untuk tumbuh kembang adalah memenuhi kebutuhan gizi anak-anak dengan baik, terutama di usia sekolah yang menjadi waktu terbaik untuk memperbaiki pemenuhan gizi dari usia sebelumnya. Pastikan untuk memenuhi asupan makronutrien dan mikronutrien melalui makanan bergizi dan melengkapinya dengan memberikan susu dua kali sehari.

 

Sebagai rekomendasi, Bunda bisa memberikan DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6-12 tahun. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro gizi untuk mendukung proses tumbuh kembangnya, seperti:

  1. Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan box)

  2. Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti zat besi, zink, vitamin A, C, & D

  3. Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

DANCOW FortiGrotersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream. Tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga, serta aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi.
 

DANCOW Fortigro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum dengan rasa yang disukai Si Buah Hati, yaitu Cokelat, Stroberi, dan Vanila, yang praktis dikonsumsi kapan saja dan di mana saja, termasuk untuk bekal sekolah untuk mendukungnya siap belajar.
 

Saat gizi anak terpenuhi dengan baik, maka dapat membantu mendukung dalam perkembangan emosi anak terutama saat usia sekolah secara optimal.

Image Article
Tahapan Perkembangan Emosi Anak
Highlight Artikel
On
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off