Memahami Tahapan Perkembangan Emosi Anak dan Cara Memotivasinya
21-12-2023
Setiap anak merupakan individu yang terlahir dengan keunikannya masing-masing, termasuk dalam hal perkembangan emosinya. Pada informasi Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervesi Dini Tumbuh Kembang Anak dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menyebutkan bahwa perkembangan emosi anak pada dasarnya sudah terbentuk saat mereka lahir ke dunia dan akan terus berkembang seiring dengan pertambahan usia.
Untuk memahami apa saja tahapan dan peran orang tua dalam mendorong perkembangan sosial dan emosional anak, simak penjelasannya berikut ini.
Tahapan Perkembangan Emosi pada Anak
Berikut ini tiga tahapan perkembangan emosi pada anak yang dimulai sejak lahir yang bisa Bunda simak seperti yang disampaikan
Memperhatikan emosi (bayi usia 1-2 tahun)
Tahapan perkembangan emosi pada anak usia 1-2 tahun melibatkan beberapa perubahan signifikan dalam respons emosi mereka. Pada usia 1 tahun, Si Buah Hati akan mulai merespons emosi dasar seperti suka, tidak suka, senang, dan kecewa. Mereka juga mulai mengembangkan pemahaman tentang emosi orang lain dan dapat merespons dengan tawa atau tangisan tergantung pada situasi dan ekspresi wajah orang yang ada di sekitarnya.
Sedangkan, ketika Si Buah Hati mencapai usia 2 tahun, anak-anak mengalami perkembangan lebih lanjut dalam pengungkapan emosi mereka. Mereka mulai menunjukkan emosi yang lebih kompleks seperti malu, rasa bersalah, dan cemburu. Pada tahap ini, anak-anak juga mulai memiliki kemampuan untuk mengatur emosi mereka yang lebih baik dan menggunakan kata-kata atau ungkapan verbal sederhana untuk mengekspresikan perasaan mereka.
Mengeskpresikan emosi (usia 2-3 tahun)
Dalam tahapan usia ini, kosakata dan kemandirian anak-anak mulai berkembang, sehingga mereka akan bereksperimen dengan mengekspresikan emosinya dengan cara yang berbeda. Ada yang mengekspresikan emosinya melalui gambar atau cerita, namun tak sedikit juga yang lebih memilih untuk mengamuk (tantrum) saat keinginannya tidak dipenuhi. Bisa dibilang bahwa tahapan ini cukup sulit bagi orang tua karena anak-anaknya mengalami emosi yang kompleks tetapi belum mampu bagaimana mengekspresikan emosinya secara sehat.
Alih-alih memarahi anak saat tantrum, sebaiknya hadapi dengan tenang dan berikan waktu bagi mereka untuk mengekspresikan emosinya. Namun usahakan agar Bunda tetap menemaninya. Saat hatinya mulai tenang, berikan rasa nyaman melalui pelukan, validasi perasaannya, dan ajak berdiskusi mengenai hal-hal yang membuatnya merasa sedih dan marah. Setelah itu, berikan afirmasi positif bahwa menyalurkan emosi adalah hal yang diperbolehkan, hanya saja harus dilakukan dengan cara yang sehat, bukan mengamuk, menendang, melukai diri sendiri atau orang lain.
Mengelola emosi (usia 3-5 tahun)
Anak-anak sudah mulai siap untuk sekolah dan menghadapi lingkungan sosial yang baru dan lebih besar. Dalam tahapan ini anak-anak akan belajar untuk berbagi, mendengarkan, bermain bersama, dan mulai mengembangkan kemampuan mengatasi masalah baru. Oleh karena itu, sebaiknya hindari untuk menaruh harapan yang terlalu tinggi pada anak-anak, sebab jika mereka tidak dapat memenuhinya dapat membuatnya tumbuh sebagai orang yang pemalu, tidak percaya diri, dan mudah cemas.
Selain itu, penting juga untuk memvalidasi atau mengakui emosinya, terutama saat mereka merasa frustasi. Namun jelaskan juga bahwa alih-alih berlarut-larut dalam emosinya, berikan motivasi pada anak-anak bahwa mereka harus bangkit dan berusaha lebih baik lagi.
Mengungkapkan simpati (usia 5-6 tahun)
Pada usia ini anak yang mulai aktif bersosialisasi sudah tampak bisa mengikuti aturan permainan kelompok. Selain itu, mereka juga bisa menunjukkan atau mengungkapkan simpati pada lawan bicara atau orang sekitar, serta memahami dan menjawab beberapa pertanyaan seputar benda dan fungsinya.
Baca Juga : Cara Belajar Membaca dan Menulis Huruf dengan Cepat
Setelah tahu perkembangan emosi anak di usia 1-6 tahun, Bunda juga perlu memahami beberapa perkembangan emosi anak SD, seperti misalnya:
Mulai memiliki kesadaran diri, mampu mengenali emosi, mendeskripsikan minat dan nilai-nilai mereka, memiliki rasa percaya diri yang kuat dan harapan untuk masa depan.
Anak-anak mulai mampu mengatur dan mengekspresikan emosi dengan tepat dalam berbagai situasi, mengelola stres, mengendalikan impuls, dan tekun dalam mengatasi rintangan dalam hidupnya.
Memiliki kesadaran sosial yang membuat mereka dapat memahami perasaan orang lain, mengenali dan menghargai berbagai persamaan maupun perbedaan setiap individu.
Memiliki keterampilan dalam menjalin hubungan pertemanan yang baik dan memiliki beberapa teman dekat, mulai dapat menyelesaikan konflik antarpribadi, dan mampu memberikan bantuan.
Perkembangan sosial dan emosional anak selanjutnya adalah mereka mampu mengambil keputusan dengan memerhatikan standar etika baik di rumah, sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Peran Orang Tua dalam Mendorong Perkembangan Emosi Anak
Tumbuh kembang emosi anak SD merupakan proses yang akan terus berlanjut dan membutuhkan arahan dan dukungan dari orang tuanya. Hal yang bisa dilakukan orang tua sebagai bentuk dukungan adalah dengan selalu ada saat anak membutuhkan, memberikan rasa aman dan nyaman, memvalidasi setiap emosi yang diekspresikannya, dan selalu memberikan motivasi pada anak-anak untuk dapat tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Selain memperhatikan perkembangan emosi anak, faktor lain yang perlu diperhatikan untuk tumbuh kembang adalah memenuhi kebutuhan gizi anak-anak dengan baik, terutama di usia sekolah yang menjadi waktu terbaik untuk memperbaiki pemenuhan gizi dari usia sebelumnya. Pastikan untuk memenuhi asupan makronutrien dan mikronutrien melalui makanan bergizi dan melengkapinya dengan memberikan susu dua kali sehari.
Sebagai rekomendasi, Bunda bisa memberikan DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6-12 tahun. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro gizi untuk mendukung proses tumbuh kembangnya, seperti:
Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan box)
Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti zat besi, zink, vitamin A, C, & D
Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.
DANCOW Fortigro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum dengan rasa yang disukai Si Buah Hati, yaitu Cokelat, Stroberi, dan Vanila, yang praktis dikonsumsi kapan saja dan di mana saja, termasuk untuk bekal sekolah untuk mendukungnya siap belajar.
Saat gizi anak terpenuhi dengan baik, maka dapat membantu mendukung dalam perkembangan emosi anak terutama saat usia sekolah secara optimal.