6 Cara Ajarkan Anger Management pada Si Buah Hati

Published date

Menginjak usia toddler, Si Buah Hati sudah mulai bisa mengekspresikan perasaannya. Mulai dari rasa senang, sedih, suka dan tidak suka, hingga marah. Bagaimana bila Si Buah Hati melepaskan emosinya di tempat umum? Kebanyakan Bunda akan panik, bahkan ada yang membiarkan Si Buah Hati meraung-raung sampai menjadi pusat perhatian.

Menurut Jurnal Pendidikan Anak, Volume 3, Edisi I, Juni 2014, biasanya ekspresi akan akan berbeda-beda. Mulai dari menangis, memukul, menendang, menjerit, melengkungkan punggung, menahan napas, melemparkan barang, sampai menggigit Bunda atau Ayahnya. 

Dalam jurnal itu, peneliti anak, Zainul Muttaqin mengatakan, ungkapan kemarahan atau temper tantrum terjadi karena anak belum mampu mengungkapkan kemarahan dan emosi secara tepat.

Kemarahan sendiri merupakan ungkapan emosi yang natural dan sehat untuk dipelajari, dan Bunda tidak perlu melarang Si Buah Hati untuk marah. Sebagai penyeimbang, latihlah Si Buah Hati untuk bisa mengekspresikan kebahagiaan dan kemarahannya secara tepat sehingga menjadi pribadi yang baik di lingkungan sosialnya kelak. 

Yuk, Bunda, kita simak tips berikut untuk mengajari Si Buah Hati mengontrol emosi mereka.

1. Ketahui Pemicu

Ketika Si Buah Hati mulai mengeluarkan sinyal-sinyal emosinya, Bunda harus mulai sadar hal apa yang membuatnya tidak nyaman. Apakah Si Buah Hati kelaparan, bosan, atau kelelahan. Bisa jadi Si Buah Hati kelelahan dan bosan karena seharian ada di kereta dorong ketika Bunda sedang berbelanja. 

Bunda bisa menggendongnya sebentar atau sekedar beristirahat sambil mengudap camilan di tempat kesukaan Si Buah Hati.

2. Tenangkan Si Buah Hati

Ketika Si Buah Hati murah mengeluarkan sinyal emosinya, yang pertama Bunda lakukan adalah tenangkan diri dahulu. Tarik napas dalam-dalam, kemudian tenangkan Si Buah Hati untuk ikut juga mengambil napas. 

Ajarkan Si Buah Hati untuk menenangkan diri dengan menarik napas ketika dalam keadaan marah. Kemudian ambil tangan Si Buah Hati dan peluklah, sambil katakan “Tidak” bila Si Buah Hati akan memulai serangan pukulan atau kemarahannya. Kemudian ajarkan Si Buah Hati untuk berkata “Aku marah" atau "Aku bosan, Bunda” sebagai gantinya.

3. Jangan Menyakiti Diri Sendiri dan Orang Lain

Poin ini menjadi sangat penting bagi Bunda, karena Si Buah Hati belum memiliki kata-kata untuk ungkapkan kemarahan, sehingga hanya bisa menyerang. Untuk menghindari hal ini semakin parah, Bunda harus mengajarkan dan selalu mengingatkan Si Buah Hati untuk tidak menyakiti diri sendiri dan orang lain di sekitar mereka.

Karena jika dibiarkan, tidak baik untuk kehidupan Si Buah Hati selanjutnya. Sambil memeluk Si Buah Hati, Bunda bisa mengatakan “Kamu boleh marah, tapi jangan pernah sekalipun menyakiti badanmu atau orang lain ya.” Bisa juga dengan kalimat lain yang dimengerti oleh Si Buah Hati.

4. Jangan Merusak Sesuatu

Sama halnya dengan poin di atas, selalu ingatkan Si Buah Hati untuk tidak merusak barang atau benda. Terlebih bila sedang di tempat umum. Bunda bisa menjauhkan barang-barang yang mudah diraih oleh Si Buah Hati, terutama barang pecah belah. Ajaklah Si Buah Hati bicara dengan lemah lembut dan ajarkan mereka cara melampiaskan amarahnya dengan cara lain, misalnya dengan cara mencabuti rumput liar di taman rumah.

5. Tidak Semua Keinginan Terpenuhi Dalam Waktu Singkat

Pernahkah Bunda mengalami momen Si Buah Hati menangis keras di depan toko mainan dan mereka merajuk untuk dibelikan mainan baru? Si Buah Hati menangis keras sampai menjadi pusat perhatian semua orang. Sebagian besar Bunda pasti pernah mengalami hal ini. 

Bunda tidak perlu merasa malu karena membiarkan Si Buah Hati menangis. Karena ketika Bunda selalu menuruti semua keinginan Si Buah Hati bisa jadi mereka akan menjadi manja dan berpikir semua bisa ia dapatkan dengan menangis.

Ada kalanya Si Buah Hati harus sabar untuk bisa memiliki barang yang ia inginkan. Terlebih ketika Si Buah Hati menginginkan suatu benda yang terlalu mahal, ajarkan mereka untuk bersabar dan mulai menabung agar bisa membeli barang yang mereka inginkan.

6. Biasakan untuk Memberi Contoh yang Baik Pada Si Buah Hati

Peran Ayah dan Bunda sangatlah penting bagi Si Buah Hati. Untuk itu, selalu bersikap baiklah ketika sedang di depan mereka. Karena di usia ini, sebenarnya Si Buah Hati sedang dalam tahap proses mengamati dan mengikuti apa yang mereka lihat dan dengar. Jadilah role model yang baik bagi Si Buah Hati.

Bila Bunda sedang marah, sebaiknya pindah ke ruangan lain yang jauh dari pandangan Si Buah Hati. Atau ketika Bunda memarahi Si Buah Hati jangan pernah menggunakan kalimat kasar atau kalimat negatif. 

Secara tidak langsung sikap Ayah dan Bunda menjadi pelajaran bagi Si Buah Hati. Selain itu ingatkan juga seluruh keluarga untuk memberikan contoh yang baik bagi Si Buah Hati, terutama bila Bunda bekerja dan waktu Si Buah Hati lebih banyak dengan kakek-neneknya maupun baby sitter.

Selain tips di atas mungkin Bunda bisa ekplorasi cara menenangkan Si Buah Hati ketika mereka sedang marah. Karena treatment untuk menenangkan setiap Bunda pada Si Buah Hati memiliki cara yang berbeda-beda. 

Hal yang terpenting Bunda selalu mendampingi Si Buah Hati pada saat mereka membutuhkan Bunda. Karena setiap saat adalah proses bagi Si Buah Hati untuk menjalani perkembangan kehidupan mereka.

Untuk mendukung perkembangan emosional anak, Bunda bisa memberikan DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

Image Article
Ajarkan "Anger Management" pada si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Jenis Buku untuk Si Buah Hati Lancar Membaca

Published date

Di era parenting sekarang ini, banyak Bunda yang ingin Si Buah Hati bisa membaca sejak usia dini. Apalagi beberapa sekolah mensyaratkan calon murid harus sudah bisa membaca agar bisa bersekolah di sana. Hingga beberapa Bunda pun mengajarkan Si Buah Hati membaca bahkan sejak usia yang sangat muda.

Sebenarnya, Si Buah Hati baru benar-benar siap belajar membaca ketika menginjak usia 5 tahun. Bahkan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam artikel PAUD Bukan Tempat Belajar Calistung menyatakan, anak berusia di bawah 5 tahun tidak seharusnya dibebankan dengan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung).

Meski begitu, Bunda tetap dapat menumbuhkan minat baca Si Buah Hati sejak dini. Mendongeng dan membacakan buku merupakan stimulasi penting dalam memupuk minatnya terhadap buku dan kegiatan membaca. Si Buah Hati yang sering melihat Ayah dan Bundanya membaca, nantinya juga meniru kegiatan itu. Seperti mengambil buku dan pura-pura dapat membaca.

Ini merupakan langkah awal untuk menimbulkan ketertarikan Si Buah Hati dengan kegiatan membaca. Bunda dapat pula memperkenalkan Si Buah Hati dengan buku bergambar, sembari membacakan kisahnya. Berikut jenis buku yang sesuai untuk tahapan hobi membaca Si Buah Hati:

1. Catalogue book (0-6  bulan) 

Catalogue book adalah buku tanpa cerita. Biasanya di tiap halaman berisi gambar benda atau aktivitas dengan keterangan nama di bagian bawah. Biasanya buku ini berbentuk board book.

2. Picture book (7 bulan-4 tahun)

Picture book adalah buku cerita yang teksnya masih sedikit. Tiap halaman biasanya berisikan 1-2 kalimat. Dalam buku ini biasanya ada hubungan langsung antara teks dengan gambar. Bunda pun bisa terus menggunakan buku jenis ini hingga Si Buah Hati bisa membaca sendiri.

3. Longer picture book (4-6 tahun)

Longer picture book adalah buku cerita yang teksnya sudah lebih banyak per halaman. Ceritanya pun lebih panjang, terdiri dari 2-5 kalimat.

4. Illustrated chapter book (6 tahun ke atas)

Illustrated chapter book adalah buku cerita yang teksnya sudah banyak, ceritanya mulai panjang dan sudah dibagi dalam bab, tetapi masih tercantum ilustrasi. Buku jenis ini cocok untuk Si Buah Hati yang berusia di atas 6 tahun, terutama saat mulai belajar membaca namun masih mudah bosan membaca dalam durasi yang panjang.

Yang paling penting dari seluruh tahapan ini adalah Bunda tidak memaksakan stimulasi kepada Si Buah Hati dan menyediakan suasana belajar yang menyenangkan. Sehingga ia terdorong sendiri untuk bisa membaca. Jika keinginan tersebut sudah muncul, proses belajar membaca bisa lebih cepat dan lancar.

DANCOW Lindungi Si Buah Hati dan Dukung Cinta Bunda agar Ia Berani Bereksplorasi #DANCOWLindungi

Image Article
4 Jenis Buku untuk Si Kecil Lancar Membaca
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

9 Permainan Eksplorasi Si Buah Hati

Published date

Memasuki usia toddler, Si Buah Hati mulai menyerap ragam kata dan meniru bunyi-bunyian. Agar kemampuannya berkembang optimal, Bunda harus rajin memberinya stimulus melalui beragam permainan yang mengajarkannya gerakan mendorong atau menarik, melatih kemampuan imajinasi, berkenalan dengan kegiatan sehari-hari, serta memperkenalkan beberapa bunyi. 

 

Untuk menghindari rasa bosan Si Buah Hati kala bermain, ada baiknya Bunda mengeluarkan 4-5 macam mainan dalam sehari. Seminggu sekali, gantilah mainan itu dengan jenis berbeda. 

 

Tak perlu mainan yang mahal atau canggih, yang penting Si Buah Hati senang memainkannya dan dapat melatih berbagai aspek penting untuk perkembangannya berikut ini. 

 

1. Mengenal Warna

Setelah menginjak usia toddler, Bunda bisa memperkenalkan Si Buah Hati tentang nama-nama warna. Perkenalkan satu per satu warna, agar ia tak bingung. "Ini merah, ini biru, yang itu hijau." 

 

Bila ia sudah paham satu warna, baru ajarkan warna lain. Agar Bunda tahu Si Buah Hati sudah paham warna yang dimaksud, ujilah dengan benda yang ada di rumah. Misalnya, minta Si Buah Hati untuk mengambilkan apel merah di meja makan atau baju berwarna merah. 

 

Kalau mengambil dengan benar, berarti sudah saatnya ia diajarkan warna lain. Lebih baik, perkenalkan Si Buah Hati pada warna-warna dasar terlebih dahulu.

 

2. Membedakan Suara

Permainan membedakan suara juga bisa lakukan bersama Si Buah Hati. Rekam atau tiru berbagai suara binatang dan benda-benda di sekeliling. Pinta Si Buah Hati menebak suara dari rekaman tadi. 

 

Aktivitas Ini amat baik untuk melatih aspek kognitifnya. Bisa pula Bunda meminta Si Buah Hati membedakan suara dengan cara memukulkan sendok ke kaleng lalu ke gelas. Bisa juga Bunda gunakan tepukan tangan. Misalnya, bunyi 2 tepukan dan 3 tepukan. Nah, ia akan belajar membedakan suara.

 

3. Mengenal Alam

Bunda sebaiknya juga memperkenalkan Si Buah Hati dengan alam. Mengenal binatang asli di kebun binatang, daun-daun sungguhan, dan lainnya. Dari sanalah, kosakata Si Buah Hati akan bertambah. Ia pun bisa mengembangkan imajinasinya setelah melihat beragam hewan, tumbuhan, dan lingkungan baru.

 

4. Bermain Pasir

Jika Bunda memiliki rumah yang berada di pinggir laut, permainan bisa dilakukan di dengan pasir pantai. Namun bila tempat tinggal Bunda di tengah kota, seperti apartemen, sediakanlah gunungan kecil pasir. 

 

Lalu, taruh pasir itu di bak plastik atau kotak kayu khusus. Dengan media ini, Si Buah Hati bisa belajar menulis di atas pasir dengan jemari kecilnya.

 

5. Bermain Jari

Menjelang usia dua tahun, Bunda bisa melatih Si Buah Hati memainkan jarinya. Dengan cara ini, motorik anak akan terlatih. Bunda dapat menggambar wajah pada ibu jari Si Buah Hati. 

Lalu ia bermain peran, seperti sandiwara boneka. Bunda bisa pula menggunakan boneka tangan dengan beragam model, seperti hewan atau manusia. Permainan ini bisa melatih bahasa dan imajinasinya.

 

6. Bermain Kepingan Gambar

Puzzle atau kepingan gambar sederhana, yang terdiri dari beberapa keping saja, amat cocok untuk Si Buah Hati. Untuk awalan, pilihlah keping gambar yang berdesain sederhana dan berwarna-warni cerah. Selain melatih motorik halus, puzzle juga melatih kognisinya. 

 

Bunda pun tidak harus membeli kepingan gambar, tapi bisa membuatnya sendiri. Ambil gambar warna-warni dari majalah, gunting menjadi beberapa bagian, tempel potongan gambar di atas karton. Murah, tetapi sarat manfaat, bukan?

 

7. Meronce atau merangkai

Bunda, merangkai atau meronce bukan hanya kegiatan orang dewasa saja. Si Buah Hati juga bisa Bunda ajarkan cara meronce, seperti merangkai gelang atau kalung. Gunakan benang besar, seperti benang kasur atau benang wol besar, yang kemudian diberi warna atau manik-manik aneka warna. 

 

Selanjutnya minta Si Buah Hati merangkai kelosan tersebut berdasarkan urutan warna yang dikehendaki. Saat memasukkan benang ke dalam kelosan dan menyusunnya berdasar urutan warna, sesungguhnya ia tengah berlatih menggunakan motorik halus sekaligus daya pikir.

 

8. Mengenal Aneka Benda

Mengenalkan macam-macam benda, entah itu binatang, peralatan rumah, atau sayuran, juga menambah perbendaharaan kata Si Buah Hati. Misalnya, dengan cara melihat-lihat gambar di buku atau mengajak Si Buah Hati mencuci sayuran. 

 

Ketika mencuci sayur atau buah-buahan, Si Buah Hati dapat melakukan aktivitas fisik sambil belajar.

 

9. Bermain Lego & Balok

Lego atau balok juga bisa diperkenalkan pada Si Buah Hati. Mungkin ia hanya akan menyusun ke atas, ke samping, atau melempar-lempar saja. Namun, tak apa. Di usia ini, anak memang sedang senang-senangnya bermain kasar. 

 

Misalnya, sudah disusun tinggi, dirobohkan kembali. Buat Si Buah Hati, hal itu amat menyenangkan. Sebetulnya, dari situ pula anak belajar, bahwa jika benda bersusun dijatuhkan, yang tadinya berada di atas sekarang menjadi terpencar.

 

Supaya Si Buah hati tambah bersemangat ketika bermain, Bunda bisa memberikan minuman bergizi untuknya. Salah satu yang bisa dipilih adalah DANCOW 1+ Nutritods. Produk DANCOW yang satu ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

Pastinya, Si Buah Hati  akan tambah bersemangat dan keterampilan atau kemampuannya pun semakin berkembang. Selamat mencoba!

Image Article
10 Permainan Eksplorasi Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tips Memilih Tempat Buka Puasa Bersama Si Buah Hati

Published date

Memasuki bulan puasa, Si Buah Hati yang masih balita tentu tidak diwajibkan untuk berpuasa. Namun tidak ada salahnya untuk tetap mengajarkan semangat berpuasa yang bisa Ayah dan Bunda contohkan kepada mereka. Misalnya seperti mengajak Si Buah Hati mengaji di musala, jalan-jalan sore sambil mencari makanan untuk berbuka hingga berbagi atau bersedekah dengan orang yang membutuhkan.

Agar Si Buah Hati lebih bersemangat lagi, Ayah dan Bunda bisa mengajak mereka untuk berbuka puasa di luar rumah. Tidak ada salahnya mengajak mereka, biarkan ia merasakan keindahan suasana bulan puasa. Sehingga Si Buah Hati akan merindukan dan selalu bersemangat ketika bulan Ramadan tiba.

Menurut buku Ensiklopedia Anak Muslim 3 (2015), ada beberapa yang perlu Bunda perhatikan sebelum mengajak mereka berbuka puasa di luar rumah. Yakni:

1. Memesan atau reservasi tempat makan

Hal pertama yang harus Bunda dilakukan adalah melakukan pemesanan atau reservasi tempat untuk berbuka puasa. Ini penting dilakukan agar Bunda dan Ayah bisa menghindari antrean yang panjang dan rewelnya Si Buah Hati karena terlalu lama menunggu. Ada bagusnya juga bila Bunda dan Ayah memilih tempat makan yang tidak berada di pusat perbelanjaan, sehingga tidak perlu pusing melihat keramaian orang menjelang waktu berbuka puasa.

2. Memiliki playroom untuk anak

Pilihlah tempat makan yang memiliki arena bermain atau playroom patut Bunda dan Ayah pertimbangkan. Tujuannya, agar Si Buah Hati bisa bermain dan bersabar selama menunggu waktu berbuka. Biarkan ia bermain, bereksplorasi, dan bersosialisasi dengan teman sebayanya. Asalkan selalu dalam pengawasan dan pendampingan Bunda atau Ayah.

3. Jauh dari tempat merokok

Karena membawa Si Buah Hati, poin ini yang paling penting untuk Bunda dan Ayah perhatikan. Pilihlah restoran atau kafe yang memiliki ruang merokok terpisah dan jaraknya cukup jauh. Lebih bagus lagi bila restoran itu khusus untuk yang tidak merokok. Sehingga Si Buah Hati terlindungi dari paparan asap rokok.

4. Beraneka ragam pilihan menu

Bosan dengan restoran yang itu-itu saja, tidak ada salahnya bila Bunda memilih tempat makan dengan jenis prasmanan atau all you can eat. Biarkan Si Buah Hati bereksplorasi memilih makanannya sendiri dan juga mengajarkan ia untuk bertanggung jawab untuk menghabiskan makanan yang sudah dipilih. Bunda pun bisa mengingatkannya untuk mengambil makanan secukupnya agar tidak terbuang sia-sia.

5. Keamanan dan kenyamanan

Saat akan memilih tempat berbuka puasa, Bunda harus memperhatikan keamanan dan kenyamanannya. Cek terlebih dahulu tempat makan itu melalui internet atau rekomendasi dari kerabat. Cari juga informasi tentang kelengkapan fasilitas anak di sana, seperti: high chair, booster seat, dan lain-lain.

6. Pesan makanan di awal

Selama Si Buah Hati bermain, Bunda bisa memesan makanan agar terhindar dari pelayanan yang lama. Selain itu menghindari anak rewel, karena anak-anak semua serba ingin cepat. Di beberapa restoran, bahkan Bunda bisa memesan menu makanan jauh-jauh hari.

7. Reputasi

Yang terakhir dan tidak kalah penting adalah reputasi tempat makan tersebut. Cari informasi mengenai rasa makanan, pelayanan, dan juga suasana tempat makan itu. Sehingga Bunda sekeluarga tidak pulang dengan perasaan kecewa.

Semoga tips ini bisa membantu Bunda untuk memilih tempat berbuka puasa bersama Si Buah Hati. Selamat berbuka puasa Bunda!

Image Article
Tips Memilih Tempat Buka Puasa Bersama si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Berenang, Membangun Rasa Percaya Diri Si Buah Hati

Published date

Setiap anak menyukai air. Bahkan umumnya, Si Buah Hati akan gemar bermain air. Entah itu kala mandi, waktu Bunda tengah menyirami tanaman di halaman rumah, di kolam renang atau pantai.

Berdasarkan sebuah penelitian di Universitas Negeri Medan, berenang tidak hanya aktivitas bermain bagi Si Buah Hati. Olahraga air ini pun sangat menunjang perkembangan fisik motorik Si Buah Hati, yakni motorik kasar dan motorik halus. Karena itu, penting bagi Bunda untuk mengajari Si Buah Hati agar lebih mengenal air, terlebih kegiatan berenang, sejak dini.

Selain menunjang perkembangan motorik Si Buah Hati lebih optimal, berenang juga memiliki sejumlah manfaat:

Momen Interaksi Menyenangkan Si Buah Hati dengan Bunda

Berenang bersama Bunda dan Ayah tidak hanya menjadi momen belajar mengenal air bagi Si Buah Hati. Keberadaan Bunda dan Ayah juga akan memberikan rasa senang, nyaman, dan bahagia untuk Si Buah Hati. Kebersamaan di kolam renang itu pun akan menambah ikatan emosi dan interaksi antara Si Buah Hati dan orang tua.

Meningkatkan Kebugaran

Dalam jurnal olahraga Efektivitas Pembelajaran Renang Gaya Crawl Antara Anak Usia 5 Tahun dengan Anak Usia 7 Tahun, Supriyanto menyatakan bila renang dapat memelihara dan meningkatkan kebugaran Si Buah Hati. Juga menjaga kesehatan serta daya tahan tubuh, meningkatkan kekuatan otot maupun mempercepat pertumbuhan tulang, dan latihan untuk keselamatan diri.

Melatih Rasa Percaya Diri

Melalui berenang, Si Buah Hati akan memperoleh kesempatan untuk bergerak dengan bebas dan leluasa. Kebebasan dan keleluasaan itu merupakan rangsangan yang luar biasa, terutama untuk aspek psikologis. Seperti memupuk keberanian, perasaan mampu, serta rasa percaya diri Si Buah Hati.

Merangsang Perkembangan Otak

Ketika berenang, Si Buah Hati akan menggerakkan seluruh anggota tubuh. Menurut Totok Budiarto dalam Naskah Publikasi Ilmiah Pusat Kebugaran Ibu, Bayi, dan Balita di Surakarta, seluruh gerakan yang dilakukan Si Buah Hati selama berenang akan merangsang perkembangan otak, menguatkan saraf, dan membuat kerja otak semakin efisien.

Belajar Sosialisasi

Di kolam renang, Si Buah Hati akan bertemu banyak orang. Mulai dari anak kecil seusianya, hingga orang dewasa. Di momen ini, secara tidak langsung ia akan belajar bersosialisasi dan tidak takut bila berada di tempat umum.

Berani Mencoba Hal Baru

Selain bermain air, belajar berenang akan membuat Si Buah Hati memupuk diri untuk belajar terhindar dari bencana, seperti tenggelam. Terbiasa berada di kolam yang cukup dalam untuk ukuran usianya pun akan membuatnya belajar berani mencoba hal baru, meski itu tampak menyeramkan. Hingga ia tumbuh dengan percaya diri yang tinggi.

Image Article
Berenang, Membangun Rasa Percaya Diri Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Ketika Bunda Tidak Menuruti Semua Keinginan Si Buah Hati

Published date

Ketika Si Buah Hati sudah menginjak usia prasekolah, pernahkah Bunda mengalami momen ia menangis keras di depan toko mainan karena merajuk meminta mainan baru? 

 

Kerasnya tangisan Si Buah Hati bisa jadi menarik perhatian banyak orang. Bila Bunda pernah mengalami hal ini, tidak perlu merasa malu karena membiarkan Si Buah Hati menangis. Ini karena ketika Bunda selalu menuruti semua keinginan Si Buah Hati, bisa jadi mereka akan tumbuh manja dan berpikir semua bisa didapatkan dengan menangis.

 

Memang ada kalanya Bunda harus menolak keinginan Si Buah Hati. Seperti kata Marge Kennedy, penulis buku 100 Kiat Praktis untuk Merekatkan Keluarga Anda. "Pontang-panting menuruti kemauan anak akan merugikan orang tua, juga si anak," ujar Merge.

 

Lalu, apa yang harus Bunda lakukan? Yuk simak tips berikut ini.

 

1. Tenang dan Tidak Panik

Ketika Si Buah Hati mulai mengeluarkan sinyal “marah” karena permintaanya tidak dituruti, hal pertama yang harus dilakukan adalah tenang dan tidak panik. Terlebih bila hal ini terjadi di tempat umum. 

 

Jika Bunda panik, secara tidak langsung akan membuat Si Buah Hati semakin merajuk atau mengamuk. Hingga akhirnya Bunda akan merasa malu, bahkan ingin mengambil langkah seribu. Jadi, tenangkan dulu diri Bunda. Kemudian, berilah pengertian pada Si Buah Hati hingga tangisannya mereda.

 

2. Sabar

Menghadapi Si Buah Hati memang harus ekstra sabar, hindari memarahi atau membentaknya ketika mereka tantrum. Ini karena secara tidak langsung Si Buah Hati akan belajar dari perilaku Bunda.

 

Bisa jadi amarah atau suara keras Bunda akan dicontoh Si Buah Hati dengan berteriak atau menangis semakin kencang. Yakinlah bahwa ia akan mengerti keadaan Bunda, bila memberikan pengertian kepadanya.

 

3. Terbuka pada Si Buah Hati

Komunikasi adalah hal yang paling penting. Karena komunikasi yang baik akan membuahkan hasil yang positif. Bila Bunda tidak bisa menuruti keinginan Si Buah Hati, bicara terbukalah dengan mereka. Misalnya, Si Buah Hati menginginkan mainan dengan harga yang terlalu mahal. Bunda mungkin bisa mengatakan “Belinya nanti, ya, kalau sudah ada rejeki. Sekarang kita beli yang lain dulu, yang lebih penting.” 

 

Dengan begini, Bunda juga mengajarkan Si Buah Hati untuk belajar melakukan prioritas, mana yang harus didahulukan dan mana yang bisa ditunda.

 

4. Peka Dengan Perasaan Si Buah Hati

Sebagai orang tua, sebaiknya Bunda peka dengan perasaan Si Buah Hati. Seiring dengan bertambahnya usia, keinginan mereka pun semakin besar dan banyak. Ada saja yang menarik perhatian mereka. 

 

Bunda harus mengetahui apa yang Si Buah Hati butuhkan dan apa yang diinginkan. Saat ia menginginkan sesuatu, tetapi belum tentu dibutuhkan, Bunda bisa memberitahukan mereka mana yang lebih penting atau kapan saatnya untuk membeli benda tersebut.

 

5. Ajak Si Buah Hati Menabung

Bunda jangan heran bila kemauan keras Si Buah Hati semakin hari semakin kuat. Terlebih ketika menginginkan sesuatu, seperti boneka Barbie atau mobil remote control, bisa jadi mereka akan melakukan segala cara.

 

Namun, tetap saja ada kalanya Si Buah Hati harus sabar untuk bisa memiliki barang yang diinginkan. Apalagi bila benda yang diinginkan berharga terlalu mahal. Kalau memang begitu, ada baiknya Bunda mengajarkan Si Buah Hati menabung agar bisa membeli barang yang didambakan. Dengan menanamkan kebiasaan menabung sejak usia dini, Si Buah Hati pun bisa menghargai barang yang dimiliki.

 

Jadi, beranilah untuk bilang “tidak” pada Si Buah Hati bila memang Bunda perlu untuk menolaknya. Karena “tidak” bukan berarti buruk, dan mungkin akan menjadi proses belajar bagi Si Buah Hati.

 

Agar mood Si Buah Hati menjadi baik, Bunda bisa memberikan minuman yang disukai anak prasekolah. Salah satunya adalah DANCOW 3+ Nutritods. Produk DANCOW ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun. Susu ini  mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus

Image Article
Ketika Bunda Tidak Menuruti Semua Keinginan si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Agar Kegiatan Membersihkan Rumah Bersama Si Buah Hati Jadi Menyenangkan

Published date

Si Buah Hati mengerjakan pekerjaan rumah tangga? Kenapa tidak? Cara mendidik anak semacam ini justru bisa membentuk anak menjadi pribadi yang bertanggung jawab, mandiri dan disiplin. Yuk simak beberapa tips saat melakukan pekerjaan rumah tangga bersama anak.

Mulai dari yang sederhana

Bunda bisa memulainya dari hal yang paling mudah dan sederhana dan yang ada di sekitar mereka. Misalnya membereskan mainan ketika selesai bermain. Sediakan tempat khusus untuk menyimpan seluruh mainan Si Buah Hati. Sehingga ia tahu di mana letak kotak ‘harta karun’ tersebut.

Selain itu Bunda juga bisa membiasakan Si Buah Hati untuk membuang sampah pada tempatnya serta menaruh baju kotor di tempat cucian. Hal ini berguna untuk melatih kedisiplinan dan daya ingat anak.

Gunakan Pembersih yang aman bagi Si Buah Hati dan bebas racun

Kemampuan motorik Si Buah Hati terus berkembang seiring waktu. Setelah usia dua tahun, dia sudah bisa memegang sapu, membersihkan meja dengan kemoceng, memengap lap kain, serta menyiram tanaman dengan gayung. Jadi, Bunda bisa memberikan tugas yang lebih rumit. Ketika Bunda mengajaknya membersihkan ruangan dengan peralatan kebersihan atau bahan pembersih, pastikan terbuat dari bahan yang aman dan ramah lingkungan ya Bunda. Jangan lupa untuk memakaikan sarung tangan saat melakukan pekerjaan rumah tangga.

Jangan paksa Si Buah Hati untuk melakukan pekerjaan dengan sempurna

Mungkin Si Buah Hati masih suka menyapu lantai berulang kali bahkan sambil bermain-main dan debunya. Sehingga ruangan malah jadi berantakan lagi. Bunda harus bisa tersenyum sambil berkata, “Oke, kita bersihkan lagi ya.” Kejadian seperti itu adalah hal yang wajar, Bunda. Sebab anak masih dalam tahap belajar. Jadi, jangan berekspektasi terlalu tinggi padanya.

Jangan memarahi Si Buah Hati ya Bunda, tapi berikan apresiasi atas usahanya. Bunda harus terus mengajarkan anak cara membersihkan dengan baik dan benar. Seiring dengan perkembangan dan kematangan berpikirnya, ia akan mengerti kok Bunda.

Sistem Hadiah

Bunda bisa memberikan hadiah setelah Si Buah Hati membantu pekerjaan rumah tangga. Misalnya dengan menyajikan makanan kesukaan anak, atau membelikan mainan edukasi yang baru. Selain itu, Bunda juga bisa mengajaknya ke arena bermain setelah lelah bekerja.

Jadwalkan "Hari Bersih Keluarga" yang menyenangkan

Bunda juga bisa membuat jadwal membersihkan rumah bersama seluruh anggota keluarga. Misalnya di hari Sabtu atau Minggu, setiap jam 9 atau 10 pagi. Tetapkan hari tersebut sebagai “Hari Bersih Keluarga” dan ciptakan suasana yang menyenangkan. Pasang musik yang bersemangat saat melakukan pekerjaan rumah. Selain itu, Bunda juga bisa jadikan kegiatan ini sebagai ajang lomba bagi Ayah dan anak dalam menyelesaikan tugasnya masing-masing.

Nah Bunda, itu dia tips seru yang bisa Bunda lakukan saat melibatkan Si Buah Hati dalam kegiatan rumah tangga. Mudah kan? Semoga membantu dan bisa dipraktekan ya Bunda. Selamat bersih-bersih!

Image Article
Agar Kegiatan Membersihkan Rumah Bersama si Kecil Jadi Menyenangkan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Ini 3 Fase Perkembangan Karakter Si Buah Hati

Published date

Dalam masa pertumbuhan, Bunda dan Ayah perlu mengenal karakter unik Si Buah Hati. Sebab di masa ini, ia akan mengalami sejumlah fase yang dipengaruhi dengan lingkungan sekitar dan perkembangan wawasannya. 

Dalam buku 8 Tahun yang Menakjubkan, Lely Noormindhawati membagi tiga fase biasa dialami oleh Si Buah Hati yang memasuki usia toddler.

1. Fase Peniru Ulung

Usia toddler merupakan fase "peniru ulung". Di usia ini, Si Buah Hati umumnya punya rasa ingin tahu yang tinggi. Ia juga suka menirukan perilaku orang-orang di sekelilingnya. Karena itu, dibutuhkan kesabaran dan kebijakan Bunda dalam mengasuh serta mendidik Si Buah Hati yang berada dalam fase ini.

Perilaku meniru sendiri merupakan tanda perkembangan kognitif Si Buah Hati. Umumnya, kemampuan kognitif anak usia ini yang cenderung berkembang lebih dulu adalah kemampuan berbahasanya. Tentu, ini tergantung dari stimulasi Bunda pada Si Buah Hati.

Pada awalnya, Si Buah Hati akan sering meniru Bunda atau sosok yang mengasuhnya. Lambat laun, model peniruannya berkembang sejalan perkembangan wawasan Si Buah Hati. Selama positif, fase peniruan Si Buah Hati pun bukan masalah. 

Namun, menjadi masalah bila Si Buah Hati meniru figur atau tayangan negatif. "Karena itu, penting untuk Bunda menyeleksi tayangan yang boleh ditonton Si Buah Hati maupun lingkungan dan teman yang bergaul dengannya," tulis Lely.

2. Keras Kepala

Suka menolak, protes, dan ogah kompromi terkadang terjadi pada Si Buah Hati di usia ini. Hingga tidak sedikit Bunda yang merasa frustasi ketika Si Buah Hati mencapai usia ini. 

Namun tetaplah tenang, positif, sabar, dan bijak, Bunda. Sebab ini adalah fase dan bagian proses perkembangan Si Buah Hati yang sesungguhnya tengah mencoba ingin mandiri.

Baca Juga: Perkembangan Motorik Kasar dan Halus

3. Bereksplorasi

Anak-anak di usia ini juga cenderung memiliki semangat luar biasa dalam mencoba hal-hal baru tanpa memikirkan akibatnya. Berjingkat, meloncat, dan tingkah lainnya akan ia coba. Bahkan, mencoba merusak barang-barang yang ada di rumah tanpa peduli mahal atau tidak. 

Bagi orang dewasa, tingkah ini dianggap merusak, padahal sebenarnya Si Buah Hati sedang bereksplorasi dan sekadar ingin tahu dampak dari tindakannya. Di sinilah, ia belajar konsep sebab-akibat.

Gemar bereksplorasi dan membantah, Si Buah Hati seakan mencoba batas kesabaran Bunda. Misalnya, ia suka bermain boneka karet saat mandi berendam namun menolak mengakhiri sesi mandi. 

Untuk menghadapinya, Bunda harus lebih kreatif. Bila ia tengah berendam di bathtub, maka tariklah penutup lubang air. Saat air habis, ajaklah Si Buah Hati keluar.

Kalau Si Buah Hati berendam dalam ember, Bunda bisa mengajaknya mencuci mainan dengan air rendamannya. Minta ia menyirami mainannya yang ada di luar ember menggunakan air berendam. Ketika air habis, ia bisa diajak keluar.

Dengan kesabaran dan kreativitas, Bunda bisa memberikan Si Buah Hati kebebasan bereksplorasi tanpa perlu berhadapan dengan sikapnya yang membantah. Jangan lupa, semua arahan disampaikan dengan bahasa yang ia mudah mengerti, hindari kata-kata larangan, serta tidak mendiktenya ya, Bunda. Sehingga Si Buah Hati bisa mencapai kemandirian, percaya diri, namun tetap tahu batasan dalam bertindak.

Jangan lupa dukung tumbuh kembang anak dengan minuman pelengkap nutrisi, seperti DANCOW 1+ Nutritods. Produk DANCOW yang satu ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Bunda, Kenalilah Karakter Unik Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Pentingnya Motivasi Agar Si Buah Hati Berjalan Sendiri

Published date

Pada usia 1 tahun, Si Buah Hati sudah melewati fase tengkurap, merayap, dan merangkak. Mereka pun masuk ke tahapan selanjutnya, yakni berdiri sendiri. Si Buah Hati mencapai kemampuan itu karena kedua kaki mungilnya sudah kuat menahan bobot tubuhnya sendiri. Sambil berpegangan pada kursi, ia akan merambat ke sana-ke sini. Kemudian meraih benda dan mainan yang ia cari.

Suatu hari, Si Buah Hati akan mulai berani melepaskan pegangannya, hingga menjauh dari kursi, satu-dua langkah kaki. Sesekali ia jatuh dan membuat latihannya terhenti, atau mungkin menangis. Inilah saatnya Bunda mendukung stimulasinya, agar Si Buah Hati percaya diri untuk mulai belajar berjalan lagi.

Dalam wawancara Jumat, 7 Agustus 2015, psikolog, Ratih Ibrahim, memberikan sejumlah saran agar Bunda bisa mendukung Si Buah Hati belajar berjalan. Yuk simak tips dan triknya:

Percaya pada Si Buah Hati

Selama proses belajar, Bunda semestinya memberikan kepercayaan pada Si Buah Hati. Yakinlah bahwa dia bisa berjalan sendiri. Bunda dapat juga memberikan contoh cara berjalan pelan-pelan. Tuntun ia berjalan kecil di atas pangkuan Bunda, seolah-olah seperti sedang berdansa. Saat Si Buah Hati mulai percaya diri, latihlah berjalan sendiri di dalam ruang. Sementara Bunda tetap di sebelah Si Buah Hati dan ikut berjalan atau menuntunnya.

Siapkan Ruang Gerak

Sediakan ruang dengan ukuran yang memadai agar Si Buah Hati bisa bergerak bebas. Jika Bunda menyiapkan area latihan di ruang tamu, untuk sementara letakkan meja dan kursi lebih rapat ke tembok. Sehingga ada tempat yang cukup lega di tengah ruangan.

Perhatikan kebersihan, keamanan, kenyamanan ruangan, serta hindarkan berbagai benda tajam atau berbahaya. Jauhkan pula perabotan yang runcing dan kasar seperti ujung meja yang berbentuk persegi. Hal ini untuk menghindari benturan dan luka saat Si Buah Hati latihan berjalan. Jangan lupa, Bunda haruslah memastikan agar ketinggian tempat sesuai kemampuan latihan Si Buah Hati. Sehingga ia tidak mudah terjatuh.

Alat Bantu Berjalan

Bunda bisa menyediakan fasilitas yang membantu Si Buah Hati belajar berjalan. Untuk ini, pilihlah peralatan yang kokoh berdiri dan tidak mudah bergeser. Misalnya pagar di tangga rumah, sofa yang empuk, meja bulat, atau kursi lipat yang mudah didorong.

Motivasi Tiada Henti

Selama Si Buah Hati belajar berjalan, berikanlah motivasi secara terus-menerus. Bunda bisa mengatakan, “Yuk sayang maju terus, Bunda ada di sini, sedikit lagi sampai..” Berikan tepuk tangan atau sekedar ucapan pujian untuk mengapresiasi usaha keras yang telah ia lakukan.

Jika Si Buah Hati jatuh saat latihan, Bunda jangan bereaksi berlebihan. Tetaplah bersikap ‘cool’. Hampiri Si Buah Hati dan bilang, “Tidak apa-apa jatuh, ayo sayang bangun lagi, duh pintarnya anak Bunda.” Hal ini menciptakan persepsi positif bagi Si Buah Hati sehingga tidak trauma dan pada akhirnya mau mencoba lagi.

Bermain Sambil Belajar Berjalan

Bunda, buatlah situasi belajar berjalan yang menyenangkan. Bisa dengan model permainan atau perlombaan. Misalnya mengajak Si Buah Hati bermain tangkap bola atau mengejar Bunda. Dengan cara ini, Si Buah Hati tergerak untuk beranjak dari tempatnya berdiri dan mulai melangkah mendekati objek permainan.

Bereksplorasi di Luar Rumah

Jika kepercayaan dirinya sudah semakin meningkat, Si Buah Hati bisa belajar berjalan di luar ruang yang tidak terlalu ramai. Mulai dari taman di rumah lalu bahkan ke kebun raya dapat menjadi tempat yang sangat menyegarkan untuk latihan. Pilihlah area yang banyak rumput sehingga jika terjatuh, Si Buah Hati tidak akan kesakitan atau terluka.

Sesekali Bunda juga bisa mengajak Si Buah Hati belajar berjalan di tempat lain seperti playground. Pilihlah wahana bermain yang nyaman dengan lantai berlapis bahan plastik atau karet.

Ingatkan Si Buah Hati agar Bisa Mengendalikan Diri

Jika sudah mahir berjalan, Si Buah Hati akan mulai suka berlari kencang, bolak-balik berkeliling ruangan, bahkan memanjat-manjat. Di tahap ini, Bunda harus selalu mengingatkan Si Buah Hati agar bisa mengendalikan diri. Seperti mengatakan,”Hati-hati ya.” Bunda juga boleh mengatakan,”Yang sopan ya.” Sampaikan dengan lembut, agar Si Buah Hati mengerti.

Image Article
Pentingnya Motivasi Agar Si Kecil Berjalan Sendiri
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Berbicara yang Baik Kepada Si Buah Hati saat Bicara Kasar

Published date

Kemampuan berbahasa seorang anak mengalami peningkatan seiring dengan usianya yang kian bertambah. Seorang anak memiliki kemampuan mendengar dan meniru yang luar biasa dari percakapan di lingkungan sekitar yang ia dengar. Bagaimanapun, setiap perkataan yang ia dengar tak selalu layak untuk ditiru, terlebih lagi bila ia masih menginjak usia 3 tahun. Pada usia ini, kemampuannya dalam membedakan antara hal yang baik dan hal yang buruk belum berkembang dengan baik.

Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi cara berbahasa Si Buah Hati. Salah satunya pergaulan. Pada usia 3 tahun, anak mulai meniru tingkah laku orang-orang di sekelilingnya, termasuk teman sepermainan yang mungkin suka berbicara kasar dan kotor. Selain itu, tontonan di televisi juga tidak selamanya baik. Bahkan Bunda bisa temukan makian, umpatan atau hinaan pada acara anak-anak yang menjadi favoritnya.

Bunda sebaiknya tidak langsung menanggapi dengan emosi ketika mendengar Si Buah Hati mengucapkan kata-kata tak pantas. Tetap tenang dan pahami alasan anak sengaja melakukan hal yang tidak menyenangkan Bunda. Mungkin saja ia ingin mencari-cari perhatian dan merasa senang atas reaksi terkejut orang tua. Berikut beberapa cara mendidik anak yang tertular bicara kasar dan kotor dari lingkungan. Terapkan pola asuh anak yang baik, misalnya dengan mengajarkan cara berbicara yang baik agar dia bisa bertutur dengan santun.

Sikap Tenang

Bunda sebaiknya tidak langsung terpancing emosi saat Si Buah Hati tiba-tiba mengucapkan kata-kata kasar kepada Bunda, teman main, maupun saudaranya. Ketika Si Buah Hati melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan tersebut, cobalah untuk tetap bersikap tenang dengan menjaga reaksi dan ekspresi Bunda. Boleh jadi, Si Buah Hati sebenarnya tidak mengerti arti dari kata-kata yang ia ucapkan tersebut dan hanya sekadar asal sebut atau asal ucap belaka. Dekati Si Buah Hati dan beri pengertian kepadanya bahwa kata kotor atau kata kasar yang ia ucapkan tersebut tidak layak untuk ia ucapkan dan tidak layak untuk didengar oleh siapapun. Buatlah Si Buah Hati mengerti agar ia tidak akan pernah mengulanginya lagi. 

Jangan Hiraukan

Sesekali Bunda perlu untuk tidak menghiraukan hal yang tidak pantas diucapkan oleh Si Buah Hati sehingga ia pun akan merasa tidak memiliki motif untuk melakukannya lagi.

Bersikap Empati

Boleh jadi Si Buah Hati sedang marah sehingga sengaja melakukan hal yang tidak disukai oleh Bunda. Pola asuh anak yang tepat dengan bersikap empati pada situasi hati anak sangatlah penting. Dekati Si Buah Hati dan tanyakan alasannya berkata kasar, barangkali karena ia sedang kesal. Dalam situasi ini, ungkapkan keberatan Bunda terhadap kata-kata tidak pantas yang telah ia ucapkan. Kemudian, jelaskan pula peraturan atau tata krama dalam berbicara di rumah serta akibat yang akan ia tanggung jika mengulangi perkataan kasarnya lagi.

Ajari Si Buah Hati mengenai pentingnya berempati terhadap sesama melalui cara berbicara yang baik. Sebab, acapkali kata-kata kotor ditujukan untuk temannya, namun Si Buah Hati tidak menyadari hal itu bisa menyakiti perasaan temannya. Ajak ia untuk membayangkan kesedihan teman yang diejek. Beri tahu pula kepadanya tentang cara menilai orang lain tidak boleh terbatas dari penampilan fisik.

Hindari Sikap Arogan

Hukuman secara mental seperti membentak dan memarahi, maupun hukuman secara fisik misalnya menyentil atau mencubit karena Si Buah Hati berbicara kasar atau kotor, tidak efektif untuk membuat Si Buah Hati tidak mengulangi perbuatannya lagi. Hal yang akan terjadi justru sebaliknya. Si Buah Hati akan kembali mengulangi ucapan kasar atau kotornya hanya untuk memancing emosi Bunda. 

Menahan untuk Tidak Tertawa

Jangankan tertawa, untuk sekadar tersenyum pun Bunda sebaiknya tidak lakukan. Si Buah Hati akan menduga bahwa perkataan kasar atau jorok yang ia katakan tersebut dianggap menghibur sehingga ia akan mengulangi perbuatannya. 

Cari Tahu Sumbernya

Jelaskan kepada Si Buah Hati mengenai alasan tidak baik dari perkataan kasar atau kotornya tersebut. Cari tahu awal ia mendapatkan perbendaharaan kata tersebut. Perjelas Si Buah Hati bahwa apa yang ia dengar tidak pantas untuk diucapkan.

Disiplin

Lakukan tindakan tegas jika Si Buah Hati mengulangi perbuatannya. Hukuman yang mendidik akan lebih baik daripada sanksi keras yang melukai fisik. Si Buah Hati mungkin akan merengek, meskipun demikian Bunda harus bersikap konsisten karena perbuatannya berucap kata kasar atau kotor tersebut tidak bisa ditolerir di lingkungan manapun. Hargai Si Buah Hati dengan memberi pujian jika ia tidak mengulanginya.

Image Article
Pola Asuh Anak: Cara Berbicara yang Baik untuk Si Kecil yang Bicara Kasar
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off