Agar Si Buah Hati Tidak Jadi Anak Pemalu

Published date

Ketika anak lain sudah memiliki teman, Si Buah Hati masih saja malu-malu untuk mulai berteman dengan lingkungan sekitarnya. Bunda tentu khawatir, jangan-jangan nanti dia tidak punya teman gara-gara jadi anak pemalu. Anak pemalu cenderung menarik diri. Mereka kerap menempel pada orangtua, menangis, atau mengamuk bila dipaksa berhadapan dengan hal-hal baru di hadapan orang yang tidak dekat dengannya.

Menjadi anak pemalu memang dianggap sangat tidak membantu, terutama di dunia sekarang ini, di mana anak-anak diharapkan berada di luar sana dan menjadi yang terbaik dalam segala hal, termasuk dalam interaksi sosial. Tetapi, anak pemalu juga punya segi positif. Umumnya mereka tumbuh menjadi orang dewasa yang menganalisis setiap situasi secara utuh sebelum “masuk.” Anak-anak seperti ini cenderung membuat keputusan bijak.

Penanganan terbaik dengan memberi banyak waktu, dukungan, dan kesabaran bagi mereka untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru. Jika Bunda memiliki anak pemalu, tugas kita untuk membantunya membangun kepercayaan diri dan mengajarkan kepadanya cara berinteraksi sosial. Selain itu, cobalah tip berikut mengatasi anak pemalu seperti yang disarankan Psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., Psikolog.,;

Jangan memberi anak label

Bagaimana cara kita berbicara kepada anak-anak akan menjadi suara batin mereka. Jika orang tua secara terbuka memberi label pemalu pada Si Buah Hati, tidak percaya diri atau negatif, maka itu hanya akan meningkatkan masalah karena Si Buah Hati akan mulai mempercayainya. Sebaiknya, bicarakan hal-hal positif tentang Si Buah Hati dan membantunya berkembang lebih baik.

Dorong interaksi satu lawan satu

Interaksi yang dimaksud adalah anak yang cenderung melakukan interaksi dan bermain dengan anak seusianya. Anak-anak memiliki cara berkomunikasi dan bergaul sendiri, jadi biarlah hal itu terjadi secara alami. Bunda hanya perlu sering membawanya ke tempat di mana ia akan bertemu dengan anak seusianya. Misalnya, seperti taman, arena bermain agar Si Buah Hati terbiasa berinteraksi dengan anak-anak lain seusianya.

Jelaskan di depan tentang situasi yang diharapkan

Setiap anak dapat merasa tidak nyaman dalam situasi tertentu atau menghadapi orang yang baru ia temui, terutama jika Si Buah Hati adalah tipe pemalu. Untuk membuatnya nyaman, katakan padanya ke mana Bunda akan pergi dan apa yang akan terjadi, siapa saja orang yang akan ia temui dan berapa lama Bunda akan berada di sana. Jika perlu lakukan role play bersama anak yang menyerupai situasi yang akan dihadapinya.

Jadilah penyemangat

Terus dorong Si Buah Hati untuk melakukan percakapan, lebih percaya diri, lebih vokal dan tidak takut berbicara di depan orang atau dalam situasi apa pun. Rayakan rasa percaya dirinya saat ia telah berusaha dan memuji prestasinya. Dalam situasi ketika ia merasa sangat malu, bicarakan prestasinya yang lalu dan bantulah Si Buah Hati untuk percaya bahwa ia dapat melakukannya lagi.

Bicarakan tentang pentingnya kontak mata

Kapan pun Bunda berbicara dengannya, pastikan untuk melakukan kontak mata. Katakan padanya mengapa penting untuk melakukan kontak mata saat ia berbicara dengan siapa pun. Bantu Si Buah Hati berlatih di rumah, dan bersikaplah sangat lembut saat mencoba menceritakan kepadanya apa yang harus dilakukan dan bagaimana ia bisa lebih percaya diri.

Pahami rasa malunya dengan tidak memojokkan ketika sikap malunya muncul

Misalnya saat anak malu dan tidak mau bersalaman saat diajak bertamu, pahami dan berikan kesempatan pada anak dengan mengatakan, “Kalau belum mau salaman sekarang tidak apa-apa, nanti salamannya pas kita mau pamit aja ya.”

Bunda yuk baca juga artikel mengenai sifat pemalu Si Buah Hati di artikel “Tumbuhkan Kepercayaan Diri pada Anak Pemalu"

Image Article
Agar Si Kecil Tak Jadi Anak Pemalu
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

5 Tips Menitipkan Si Buah Hati di Daycare

Published date

Bagi Bunda yang bekerja dan tinggal di kota besar, daycare atau TPA (Tempat Penitipan Anak) sering menjadi alternatif terbaik untuk menitipkan Si Buah Hati. Namun, banyak pula Bunda yang tidak begitu senang dengan pemikiran menitipkan Si Buah Hati seharian dengan anak-anak lain atau orang lain.

Sebetulnya, jika Bunda melakukan riset yang mendalam terhadap daycare pilihan, Bunda tak perlu ragu lagi menitipkan Si Buah Hati. Yakinlah bahwa ia akan berada di tangan yang tepat selama Bunda beraktivitas. 

Apalagi ada beberapa keuntungan bila Bunda menitipkan Si Buah Hati di daycare. Seperti mengurangi attachment dengan pengasuh di rumah (babysitter atau asisten rumah tangga) atau meningkatkan stimulasi yang dapat mendukung tumbuh kembang optimal Si Buah Hati.

Mengapa demikian? Karena ketika di daycare, Si Buah Hati bisa berkumpul bersama dengan teman seusianya. Berhubungan dengan teman lain yang lebih dulu lancar bicara, membaca, atau bernyanyi, Si Buah Hati pun akan mampu meningkatkan kemampuan berbahasanya.

Selain itu, program di daycare dirancang sesuai perkembangan Si Buah Hati. Sehingga Si Buah Hati akan memiliki aktivitas dan alat bermain yang beragam serta ruang bermain, baik di dalam maupun di luar ruang, yang relatif lebih luas ketimbang di rumah sendiri. 

Mengenai kesehatan Si Buah Hati, Bunda tak perlu khawatir. Karena para staf pengasuh di daycare memiliki dasar pendidikan anak sekaligus ilmu kesehatan dasar yang diawasi langsung oleh bagian pengelola.

Nah, agar tidak salah memilih daycare untuk Si Buah Hati, psikolog anak Ratih Ibrahim memberikan empat tips untuk Bunda:

1. Lokasi Daycare

Carilah daycare yang lokasi dan lingkungan sekitarnya bersih, aman, serta bersahabat untuk Si Buah Hati. Ini bertujuan untuk memberikan kepastian bila kesehatan dan keamanan Si Buah Hati akan selalu terjaga selama Bunda bekerja di kantor.

2. Jarak Daycare

Sebaiknya, lokasi daycare tidak jauh dari rumah atau kantor Bunda. Maksimal jarak tempuh ke daycare sekitar 1 jam dari rumah atau kantor Bunda. Mengapa? Sebab ketika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada Si Buah Hati, proses evakuasi akan lebih cepat untuk dilakukan.

3. Berkenalan dengan Bunda Asuh

Bunda asuh atau fasilitator adalah orang-orang yang bekerja di daycare. Sebelum menitipkan Si Buah Hati, Bunda harus memastikan bila mereka merupakan orang-orang yang berhati baik dan telaten mengurus anak.

4. Membandingkan Jumlah Bunda Asuh dan Anak

Untuk yang satu ini, Bunda harus memastikan bila jumlah Bunda Asuh atau fasilitator memadai atau seimbang dengan jumlah anak yang dititipkan. Idealnya satu Bunda Asuh memegang tiga orang anak. Sehingga Si Buah Hati tidak terabaikan selama di daycare.

5. Akses Informasi ke Daycare

Bunda juga harus memastikan akses informasi ke daycare. Tujuannya agar Bunda dengan mudah melakukan monitor nutrisi dan stimulasi Si Buah Hati dari jarak jauh. Misalnya dengan menyimpan nomor telepon bunda asuh yang bertugas menjaga Si Buah Hati. Dengan begitu, Bunda dapat menghubunginya kapan saja.

Supaya kesehatan Si Buah Hati tetap terjaga selama di daycare, Bunda bisa memberikan DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Daycare, Solusi Alternatif bagi Bunda yang Bekerja
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Saatnya Ajak Jalan Si Buah Hati Sambil Memetik Buah

Published date

Bunda pasti sudah mengenalkan berbagai jenis buah pada Si Buah Hati sejak dini. Dengan banyak makan buah, Bunda pastinya berharap kebutuhan vitamin anak terpenuhi dengan baik agar tumbuh kembangnya optimal. Untuk dia yang berusia 1 tahun, mungkin Bunda memperkenalkan rasa dan tekstur buah dengan sajian buah potong atau puree. Tapi sesungguhnya, tidak hanya rasa dan tekstur saja yang bisa Bunda kenalkan kepada anak.

Kepada Si Buah Hati, Bunda juga perlu mengenalkan berbagai bentuk buah. Caranya dengan menunjukkan bentuk buah sebelum dipotong atau dengan gambar. Proses belajar ini bisa dilakukan pada waktu makan atau saat sedang bermain. Namun, tahukah Bunda kalau ada cara asyik untuk mengenalkan bentuk buah pada Si Buah Hati? Cobalah sekali-kali ajak dia memetik buah sendiri di belakang rumah atau halaman depan. Bunda juga bisa mengajaknya wisata petik buah ke perkebunan dan tempat rekreasi berikut ini:

Petik Apel di Kusuma Agrowisata, Malang

Bila Ayah dan Bunda sedang berada di Malang, jangan lupa berkunjung ke Kusuma Agrowisata. Ajak Si Buah Hati merasakan pengalaman seru memetik buah apel. Ajarkan memilih buah apel yang benar, kemudian biarkan dia memetiknya sendiri.

Selain merasakan sensasi memetik apel, anak juga bisa menikmati serunya berkeliling kebun. Area wisata yang luas, membuatnya bebas berlari dan bereksplorasi. Setelah lelah berkeliling, Ayah dan Bunda bisa bermain ATV di mini off-road dengan Si Buah Hati. Belajar dari pengalaman langsung akan lebih mudah diserap oleh otak pintarnya, kegiatan ini juga akan meninggalkan memori yang menyenangkan.

Petik Stroberi di Ciwidey, Bandung

Siapa yang tidak suka dengan buah kecil berwarna merah ini? Walaupun rasanya sedikit masam, tapi tidak membuat Si Buah Hati berhenti mengudapnya. Ayah dan Bunda bisa mengajak Si Buah Hati ke perkebunan stroberi di Ciwidey, Bandung. Biarkan dia merasakan sendiri pengalaman memetik buah mungil ini. Waktu yang baik untuk mengajak anak untuk memetik stroberi adalah pada musim kemarau atau sekitar bulan Mei hingga Oktober. Sebelum memetik stroberi, jangan lupa memberitahunya agar mengambil buah yang berwarna merah terang dan berukuran kecil atau sedang. Karena rasanya lebih manis dibandingkan dengan yang berukuran besar.

Petik Jeruk di Desa Selorejo, Malang

Buah bulat berwarna kuning dengan rasanya yang manis dan asam ini bisa jadi salah satu buah favorit Si Buah Hati. Bunda pasti tersenyum jika melihat ekspresinya saat makan buah jeruk. Wajah anak akan tersenyum ketika mengunyah jeruk manis, air mukanya akan berubah merengut saat tidak sengaja memakan jeruk masam.

Selain mengenalkan rasa buah jeruk, sesekali boleh loh Bunda ajak Si Buah Hati untuk petik buah jeruk di Desa Selorejo, Malang. Anak bisa langsung memetik jeruk di area perkebunan seluas 240 hektar ini. Biarkan ia bereksplorasi memilih buah sesuai keinginannya, dan Bunda bisa mengajaknya untuk mencicipinya langsung.

Petik Buah Naga di Sabila Farm, Yogyakarta

Buah naga adalah salah satu kudapan favorit sebagian anak-anak, mungkin Si Buah Hati kesayangan Bunda adalah salah satunya. Sekarang anak sudah mengenal bentuk, rasa, dan warna buah naga. Kini saatnya Bunda mengenalkan tanaman buah naga padanya.

Cobalah sesekali ajak Si Buah Hati untuk berlibur sekaligus bermain di Sabila Farm, Yogyakarta. Dia bisa melihat sendiri tanaman buah naga. Bunda bisa menunjukkan cara memanen buah naga dengan secara langsung atau menggunakan alat potong khusus. Jangan lupa untuk selalu mendampingi anak saat dia memetik buah naga sendiri ya..

Taman Buah Mekarsari

Bila keempat tempat wisata yang disebut di atas dirasa terlalu jauh untuk dikunjungi, Bunda bisa mengajak Si Buah Hati ke Taman Buah Mekarsari di Bogor. Objek wisata yang ditawarkan pun beragam dan sangat menyenangkan bagi Si Buah Hati untuk belajar sambil bermain. Anak bisa mengenal berbagai jenis buah-buahan dan sayuran, dan tentu saja berkesempatan untuk memetik buah langsung.

Kegiatan memetik buah adalah salah satu pengalaman berharga buat Si Buah Hati. Pastikan liburan seru ini menjadi salah satu pilihan keluarga Bunda di akhir pekan atau masa liburan panjang. Rekreasi ini akan membuatnya senang dan belajar banyak hal tentang buah-buahan.

Image Article
Bunda, Saatnya Ajak Jalan si Kecil Sambil Memetik Buah
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

6 Cara Agar Si Buah Hati Minum Pakai Gelas

Published date

Bunda, bila Si Buah Hati sudah menginjak satu tahun, sebaiknya kebiasaan minum dengan botol dan dot segera dihentikan. Menurut Widyaiswara Perwakilan Badan Kependudukan dan keluarga Berencana Aceh, Sri Raihan, terlalu lama minum pakai botol dan dot akan mempengaruhi kesehatan gigi dan memengaruhi bentuk rahang. 

Namun, perpindahan cara minum dari botol ke gelas tidaklah mudah. Terkadang, Si Buah Hati merasa tak nyaman dan menolak minum dengan gelas. Karena itu, proses perpindahannya harus bertahap. Seperti beberapa langkah di bawah ini:

1. Kenalkan dengan Gelas

Gelas berwarna menarik atau bergambar seperti tokoh kartun favoritnya cenderung akan menarik perhatian Si Buah Hati. Hingga ia tertarik mencoba menggunakannya. Pastikan bahan gelas aman untuk anak-anak, seperti gelas plastik yang berkualitas tinggi. Lalu ajarkan Si Buah Hati memegang dan berilah contoh cara minum menggunakan gelas.

2. Gunakan Sedotan

Ketika Si Buah Hati belum terbiasa atau masih sulit minum langsung menggunakan gelas, Bunda dapat memberikannya sedotan. Mintalah ia untuk menghisap air menggunakan sedotan itu. 

Si Buah Hati pasti senang merasakan sensasi air ketika masuk ke mulutnya. Apalagi bila Bunda memberikannya sedotan berbentuk aneh yang melingkar-lingkar. Sambil bermain sedotan, tanpa sadar ia tengah belajar minum tanpa dot lagi.

3. Sendok

Bunda bisa pula membantu Si Buah Hati menyesap minumannya menggunakan sendok. Misalnya kala ia tengah minum jus, teh manis, atau sus. Setelah meminum beberapa sendok, Bunda bisa memintanya mencoba untuk langsung meneguk air langsung dari gelas. Setelahnya, jauhkanlah darinya sedotan atau sendok itu, agar Si Buah Hati terbiasa minum menggunakan gelas.

4. Awasi Penggunaan Gelas

Biasanya, Si Buah Hati akan suka dengan hal baru.Termasuk pengalaman perdananya minum dengan gelas. Hingga ia cenderung membawa gelasnya ke mana saja. Di tahap ini, Bunda harus bersiap dengan baju Si Buah Hati yang selalu basah, tumpahan minuman di mana-mana, atau lantai yang kotor karena ceceran minuman. Waspadai pula kemungkinan Si Buah Hati terpeleset karena tumpahan air yang dibawanya.

5. Batasi Penggunaan Botol

Si Buah Hati sudah bisa minum dengan gelas, namun terkadang rindu dengan botolnya. Terutama ketika akan tidur atau bangun di tengah tidur malam. Di tahap ini, Bunda jangan langsung mengabulkan permintaan itu. 

Cobalah selalu isi gelas dengan air, agar jika sewaktu-waktu dibutuhkan, sudah siap sedia. Lakukan hal ini secara konsisten agar ia cepat terbiasa minum dengan gelas.

6. Sajikan Jus dalam Gelas

Agar lebih tertarik minum dengan gelas, Bunda bisa pula menyajikan jus buah yang berbeda setiap harinya. Warna-warni jus akan membuat Si Buah Hati semangat minum dari gelas. Selain itu, minuman jus juga bisa membantu Bunda memenuhi kebutuhan nutrisi dan gizinya.

Dukung perkembangan Si Buah Hati dengan memberikan DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
6 Cara Agar Si Kecil Minum Pakai Gelas
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

5 Cara Agar Si Buah Hati Tidak Mudah Sakit

Published date

Kini Si Buah Hati semakin besar, sudah pintar dalam memilih sesuatu termasuk makanan yang mereka suka dan tidak suka. Ditambah maraknya jenis makanan yang beredar, semakin membuat Si Buah Hati pintar dalam meminta apa yang mereka anggap menarik. Padahal tidak semua makanan yang dijual itu baik untuk kesehatan Si Buah Hati. Hingga tidak pelak ia terjangkit penyakit.

Jenis penyakit yang ditimbulkan pun beragam, seperti infeksi saluran, batuk, alergi, demam, dan lain sebagainya. Tapi tidak perlu cemas, selama Bunda bisa memberikan asupan nutrisi yang baik, ia pun tidak mudah sakit. Berikut strategi yang bisa Bunda lakukan:

Nutrisi lengkap dan seimbang

Bunda pasti ingat dengan kalimat “mencegah lebih baik daripada mengobati”. Inilah yang menjadi kunci bagi Bunda untuk bisa tetap menjaga Si Buah Hati agar terhindar dari berbagai virus penyakit. Cara yang paling sederhana dan mudah adalah selalu memberikan asupan nutrisi yang baik bagi Si Buah Hati. Masaklah semua makanan sendiri agar terjaga kualitas nutrisi, juga kebersihannya.

Pastikanlah menu makanan yang Bunda berikan mencakup semua nutrisi yang dibutuhkan untuk perkembangan Si Buah Hati. Seperti sayuran dan buah kaya vitamin C dan A, dan juga protein yang bisa Bunda peroleh dari susu serta daging. Sementara karbohidrat kompleks dapat Bunda penuhi dari biji-bijian seperti beras merah dan gandum utuh.

Pastikan jam tidur yang cukup untuk Si Buah Hati

Tidur yang cukup merupakan salah satu cara untuk membuat sistem kekebalan tubuh Si Buah Hati lebih kuat sehingga mencegahnya dari penyakit. Ketika mengalami kesulitan tidur dan kualitas tidurnya terus menurun, ketahanan tubuh Si Buah Hati pun akan melemah. Sehingga kuman penyakit bisa lebih mudah menginfeksi tubuhnya.

Untuk itu, pastikan Si Buah Hati selalu tidur yang cukup setiap harinya. Secara kuantitas, Si Buah Hati memerlukan waktu tidur sekitar 10-11 jam sehari. Sementara dari segi kualitas, ia mesti tertidur lelap dalam kondisi ruangan yang tenteram dan tidak banyak sinar atau suara.

Tidak berlebihan dalam menjaga kebersihan Si Buah Hati

Tahukah Bunda, ada beberapa pola asuh yang bisa menurunkan daya tahan tubuh Si Buah Hati, sehingga tubuhnya tidak terlatih untuk melawan penyakit. Misalnya, Bunda over protective atau melarang Si Buah Hati untuk tidak bermain kotor-kotoran karena takut terkena bakteri jahat. Padahal sesungguhnya Si Buah Hati membutuhkan beberapa paparan bakteri baik dan virus untuk berlatih memerangi bakteri jahat, yang mana hal ini merupakan cara kerja antibodi. Perhatikan juga cara penggunaan produk antibakteria, seperti antiseptik atau sanitizer, pada Si Buah Hati. Karena hal tersebut bisa saja membunuh bakteri baik yang sebenarnya diperlukan oleh tubuh Si Buah Hati.

Jauhkan Si Buah Hati dari paparan asap rokok

Seperti Bunda ketahui, asap rokok banyak mengandung zat kimia yang bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh orang yang menghirupnya. Bayangkan jika Si Buah Hati yang terpapar asap rokok. Tubuh mereka yang belum memiliki imunitas sempurna pun akan lebih rentan terkena berbagai penyakit dan infeksi pernapasan.

Mengajak Si Buah Hati rutin berolahraga

Olahraga yang cukup bisa membuat Si Buah Hati semakin sehat dan kuat. Terlebih bila dilakukan bersama Bunda. Tidak perlu mengajaknya melakukan olahraga yang mahal. Bunda cukup mengajak Si Buah Hati untuk sekedar ber-jogging setiap pagi di sekitar kompleks rumah. Dengan berolahraga, Si Buah Hati akan mendapat manfaat Vitamin D yang baik untuk tulang. Sehat dan menyenangkan kan Bunda.

Image Article
5 Cara Agar si Kecil Tidak Mudah Sakit
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Tips Mengajarkan Si Buah Hati Memakai Pensil

Published date

Saat memasuki usia toddler, Si Buah Hati akan mulai menirukan beragam hal yang dilakukan orang lain. Ketika melihat Bunda sedang membuat daftar belanjaan atau Ayah yang mengisi teka-teki silang di koran Minggu, maka ia juga tertarik untuk ikut menulis. 

Lalu, Ayah dan Bunda akan mendapati Si Buah Hati, dengan ekspresi wajah serius nan lucu, sedang mencoret-coret kertas, buku, atau koran bekas yang ditemukannya.

Tangan mungil Si Buah Hati mungkin belum bisa memegang pensil atau pena dengan benar. Terkadang dia menggenggamnya dengan erat seperti sedang berpegangan pada tiang. 

Di lain waktu, dia menyelipkan pensil itu di antara jari tengah dan telunjuk. Apapun ia lakukan agar pensil tetap dalam posisi stabil dan bisa menggoreskan coretan-coretan pada kertas.

Bunda mungkin merasa gemas dan ingin segera memperbaiki caranya memegang pensil agar Si Buah Hati bisa menulis dengan baik. Tapi, Bunda tak perlu buru-buru mengajarkannya menulis huruf yang benar. 

Berdasarkan artikel yang ditulis Amanda Soebadi dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Universitas Indonesia di situs Ikatan Dokter Anak Indonesia, anak usia prasekolah masih sibuk mengembangkan kemampuan bicara dan bahasanya.

Sementara perkembangan bahasa, terkait kemampuan membaca dan menulis, terjadi di kemudian hari. Maka di usia dini, lebih baik Bunda banyak membaca bersama Si Buah Hati. Sehingga menumbuhkan minat baca dan memperluas kosakatanya. 

Karenanya, Bunda bisa tetap membiarkan Si Buah Hati bereksplorasi dengan pensil dan kertas sambil memberinyaDANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Untuk belajar menulis, Amanda menyarankan Bunda memberikan Si Buah Hati alat tulis dengan pegangan yang gemuk agar lebih mudah dipegang. Ketika Si Buah Hati sudah tampak senang menulis, Bunda pun bisa mulai mengajarkan agar goresannya lebih terarah, seperti tips berikut:

1. Menarik Garis dan Menggambar Lingkaran

Bunda bisa menunjukkan cara menarik garis dengan alat tulis Bunda sendiri. Sesekali, Bunda bisa membantu memegangi tangannya untuk membuat garis dan bentuk lingkaran. 

Lalu, biarkan tangannya bergerak sendiri untuk membuat coretan sebanyak mungkin. Lingkaran yang dibuatnya tak perlu bulat sempurna. Asalkan titik awal dan akhir sudah bertemu, itu sudah cukup.

2. Menebalkan Bentuk

Menggambar lingkaran tak selalu harus dilakukan di atas kertas kosong. Bunda bisa mulai membuat gambar lingkaran yang samar. Sehingga Si Buah Hati bisa mengikuti pola tersebut. Sehingga nantinya sedikit-demi sedikit lingkaran yang digambar Si Buah Hati bisa benar-benar bulat.

3. Menghubungkan Titik-Titik

Setelah Si Buah Hati mampu menebalkan gambar, kini Bunda bisa membimbingnya dengan memberikan bentuk yang disusun dari titik-titik. Ajak Si Buah Hati menelusuri titik-titik tersebut. Ketika pensilnya menyentuh titik akhir, dia akan menemukan kejutan berupa gambar hewan atau benda yang dibuatnya sendiri.

4. Warna-Warni

Bunda juga bisa menggunakan pensil warna saat belajar menulis. Dia bisa memilih warna favoritnya untuk menggambar bentuk yang disukai. Bunda juga bisa sambil mengajarkan warna-warna benda atau buah. Misalnya, saat ia ingin menggambar jeruk, berilah pensil berwarna jingga.

Jangan lupa ya Bunda, proses belajar selalu dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Sehingga Si Buah Hati tidak gampang bosan. Bunda tak harus selalu menyodorkan pensil dan kertas. 

Sesekali Bunda bisa mengajak Si Buah Hati bermain di taman sambil menggambar berbagai bentuk di atas pasir dengan menggunakan ranting. Seru, kan!

Image Article
Ajak Si Kecil Bereksplorasi dengan Pensil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Agar Bunda Tidak Khawatir saat Si Buah Hati ingin Bereksplorasi

Published date

Ketika Si Buah Hati berusia 3 tahun, kemampuannya bereksplorasi berkembang dengan cepat. Dia sudah bisa berlari, memanjat, bahkan kadang membuka pintu sendiri. Dia senang bertemu teman baru atau bermain dengan binatang di halaman.

Dalam penelitian Muksin dari Universitas Muhammadiyah Semarang disebutkan bila hal ini terjadi karena Si Buah Hati mengalami perkembangan kualitatif yang pesat dalam usia 3 tahun. Artinya dalam diri Si Buah Hati tengah berlangsung proses peningkatan dan pematangan kemampuan personal maupun kemampuan sosial. Kondisi ini membuatnya ingin mencapai tempat-tempat baru dan terus berinteraksi dengan orang lain.

Melihat kondisi ini, Bunda mungkin seringkali khawatir bila Si Buah Hati terkena kuman. Apalagi sistem imun di tubuh Si Buah Hati masih berkembang sehingga rentan terkena penyakit karena faktor lingkungan. Tapi Bunda, kesempatan untuk menjelajah tantangan baru merupakan latihan yang bagus bagi Si Buah Hati untuk mengasah kemampuan kognitif dan sosialnya.

Karena itu, suatu keputusan bijaksana bila Bunda membiarkan Si Buah Hati menjelajahi dunia baru dengan tetap memberikan perlindungan yang cukup sehingga kebal dari risiko lingkungan. Nah, berikut hal yang harus Bunda perhatikan agar Si Buah Hati bisa bermain dengan aman:

1. Perhatikan Si Buah Hati di tempat permainan

Menurut penelitian Wiku Adisasmito dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dalam jurnal Makara Kesehatan edisi Juni 2007, diare merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang anak di bawah 5 tahun dan berisiko fatal.

Untuk memastikan Si Buah Hati aman dari diare, Bunda haruslah memperhatikan lingkungan dan tempat bermain Si Buah Hati. Apakah cukup bersih sebagai tempat bereksplorasi Si Buah Hati? Bila tidak, misalnya penuh lumpur, Bunda jangan langsung membatasi ruang gerak Si Buah Hati. Yang perlu Bunda lakukan adalah memperhatikan Si Buah Hati selama bereksplorasi, pastikan ia tidak memasukkan sembarang benda ke mulut, dan mencuci anggota tubuhnya usai bermain.

2. Pastikan Si Buah Hati cukup istirahat

Si Buah Hati pastinya doyan bereksplorasi. Sehingga ia kerap lupa untuk beristirahat. Bisa jadi Bunda pun kesulitan memintanya untuk tidur siang, karena ia tengah sibuk bermain.

Meski begitu, Bunda harus tetap memastikan Si Buah Hati cukup beristirahat. Seperti selalu tidur siang dan tidak tidur malam terlalu larut. Secara kuantitas, Si Buah Hati memerlukan waktu tidur sekitar 10-11 jam sehari. Sementara dari segi kualitas, ia mesti tertidur lelap dalam kondisi ruangan yang tenteram dan tidak banyak sinar atau suara.

3. Menjaga asupan nutrisi Si Buah Hati

Agar kesehatan Si Buah Hati terus terjaga, Bunda harus memberikannya asupan nutrisi yang seimbang dan mencukupi kebutuhan sesuai usia dan aktivitasnya. Ini bertujuan agar Si Buah Hati memiliki cukup energi untuk bereksplorasi dan ketahanan tubuhnya terbangun dengan sempurna, sehingga tidak mudah sakit.

Bunda juga bisa menambahkan susu yang mengandung bakteri baik seperti Bifidobacterium longum, yang menurut Mien Karmini, dkk dalam jurnal Ikatan Dokter Anak Indonesia, terbukti dapat meningkatkan beberapa komponen sistem imun dan menekan pertumbuhan bakteri merugikan seperti koliform.

DANCOW 3+ Nutritods bisa menjadi pilihan bijaksana Bunda dalam melengkapi nutrisinya. Susu pertumbuhan ini diiformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

4. Membawa Si Buah Hati untuk imunisasi

Selain memastikan gizinya tercukupi, Bunda juga bisa melengkapi persenjataan Si Buah Hati dengan mengulang imunisasi yang dulu pernah diberikan ketika berusia kurang dari 1 tahun. Dalam jurnal Melengkapi/Mengejar Imunisasi pada situs Ikatan Dokter Anak Indonesia, Kusnadi Rusmil menyebut bahwa imunisasi ulangan saat Si Buah Hati berusia 1-4 tahun bertujuan untuk memperpanjang masa kekebalan imunisasi dasar. Masa ini juga berfungsi untuk melengkapi imunisasi yang belum lengkap. Seperti memberikan imunisasi ulang untuk jenis DPT, polio, MMR, tifoid, hepatitis A, varisela, influenza, HiB, dan pneumokokus.

Image Article
Agar Bunda Tak Khawatir Ketika Si Kecil ingin Bereksplorasi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Ajarkan Si Buah Hati Berbagi dengan Bermain Peran

Published date

Memasuki usia 1 tahun, Si Buah Hati semakin menunjukkan kemampuannya bersosialisasi. Seperti caranya beradaptasi dengan lingkungan baru, berbagi mainan atau makanan dengan teman, kemampuan berkomunikasi kala menginginkan atau tidak menyukai sesuatu hal, maupun menghargai orang lain. 

Perkembangannya dalam bersosialisasi ini sangat ditentukan oleh pola asuh Bunda dan Ayah di rumah. Kemampuan ini pula yang akan menentukan perkembangan kepribadiannya pada masa depan. Agar ia tidak tumbuh menjadi egois, berikut yang bisa Bunda ajarkan padanya:

1. Mengenalkan konsep berbagi 

Bunda, sikap egois bisa bermula dari keengganan Si Buah Hati untuk berbagi. Karena itu, penting mengenalkan konsep berbagi kepadanya sejak dini. Misalnya dengan mengajaknya makan bersama. Lalu berikanlah ia sebagian makanan dari piring Bunda, atau sebaliknya, meminta sebagian makanannya. Ketika melakukan itu, Bunda bisa sambil berkata, "Kita berbagi makanan ya, Dek. Biar kamu bisa merasakan makanan Bunda, Bunda juga bisa icip makanan kamu." Sehingga ia akan mengerti bila maksud berbagi adalah memberikan kesempatan orang lain untuk merasakan apa yang dimilikinya.

2. Beri pengertian dan jangan memaksa

 Ketika Si Buah Hati tengah asyik bermain dan tidak ingin berbagi, Bunda jangan memaksanya. Sebab situasi itu hanya akan membuat ia marah dan semakin mempertahankan apa yang dipunyanya. Lebih baik, Bunda mengajaknya berbicara setelah ia selesai bermain. Tanyakanlah mengapa ia enggan berbagi mainan dengan temannya. Kemudian, jelaskanlah padanya bila bermain akan lebih seru dan mengasyikkan bila dilakukan bersama-sama. Hingga ia tertarik untuk mencoba berbagi dengan temannya saat bermain.

3. Memberi contoh

Children see, children do. Si Buah Hati akan mencontoh apa yang dilihat, baik dari Ayah, Bunda, dan orang sekitarnya. Termasuk contoh berbagi dengan orang lain. Seperti ketika datang ke tempat beribadah dan ada kotak amal, Bunda atau Ayah bisa menunjukkan padanya menyisihkan sebagian uang ke dalamnya. Ketika melakukan itu, ada baiknya Bunda juga memberikannya pengertian tentang arti berbagi dan manfaatnya bagi orang lain.

4. Bercerita dan bermain peran

Satu cara mengajarkan Si Buah Hati berbagi bisa dilakukan dengan bercerita dan bermain peran. Misalnya waktu bermain masak-masakan, Bunda mengatakan ingin meminjam telur untuk membuat nasi goreng. Lalu setelahnya, berpura-puralah berbagi nasi goreng itu dengannya. Sehingga ia merasa bila berbagi akan membawa kebahagiaan, baik untuknya atau orang lain.

Kebiasaan di atas dapat membuat Bunda semakin dekat dengan Si Buah Hati. Selain mengajarkan permainan peran, Bunda bisa mulai mengajarkan hal lain seperti kebiasaan rutin meminum susu yang bergizi untuknya. Bunda juga bisa memberikannya DANCOW 1+ Nutritods. Susu pertumbuhan ini diperkaya dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Pastikan gigi Si Buah Hati tumbuh dengan sempurna ya Bunda!

DANCOW Lindungi Si Buah Hati dan Dukung Cinta Bunda agar Ia Berani Bereksplorasi #DANCOWLindungi

Image Article
Ajarkan Si Kecil Berbagi dengan Bermain Peran
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

7 Ide Tarian Sederhana untuk Si Buah Hati

Published date

Ada banyak kemampuan baru yang dimiliki Si Buah Hati ketika memasuki usia toddler (1-3 tahun). Misalnya, sudah bisa berdiri dan menggunakan organ geraknya untuk berbagai aktivitas. Jangan heran kalau Buah Hati bergerak ikut irama ketika Bunda memutar musik.

 

Isla Madina, (1,5 tahun) tengah suka-sukanya berjoget. Gadis kecil satu ini spontan menggoyangkan badannya ke atas dan bawah dengan bertumpu pada lutut setiap mendengar irama lagu ceria. Walau gerakannya masih kaku, Isla kelihatan gembira dan tertawa setiap melakoni hobi barunya.

 

Ternyata, kemampuan Buah Hati menari mengikuti irama ini penting, Bunda. Bila menilik Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor. 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, kemampuan menari mengikuti irama termasuk ke dalam milestones perkembangan motorik kasar usia 1-3 tahun. 

 

Ada empat milestones perkembangan motorik kasar yang perlu dikuasai anak sebelum memasuki usia prasekolah (3-5 tahun). Kemampuan yang dimaksud adalah berjalan sambil berjinjit, melompat ke depan maupun ke belakang dengan kedua kaki, melempar bola, dan naik-turun tangga.

 

Nah, Bunda bisa memberikan stimulasi pada Si Buah Hati agar perkembangan motorik kasarnya semakin baik. Bunda boleh mengajaknya berlatih dengan berbagai jenis tarian. Berikut beberapa ide tarian sederhana dari penelitian Clara Jessica berjudul Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Seni di Sewon, Bantul.

 

1. Tari Meniru

Anak yang berusia di bawah 12 tahun bisa banyak belajar dari hal-hal yang dilihat di sekitarnya. Bunda dapat mengajak Si Buah Hati untuk melakukan tarian dengan meniru gerakan binatang yang telah diketahuinya. Selain itu, Bunda juga bisa mencontohkan gerakan benda bergerak dan mengembangkannya menjadi tarian.

 

2. Tari Aktivitas

Ada banyak kegiatan yang bisa dikemas menjadi ide tarian bersama Si Buah Hati. Misalnya, proses mandi, makan, atau mencuci tangan. Selain melatih motorik kasarnya, tarian ini juga bisa melatih anak mengingat tahapan kegiatan hariannya.

 

3. Tari Tingkah Laku

Bunda bisa menggunakan tarian sebagai medium untuk menanamkan nilai-nilai baik untuk Si Buah Hati. Misalnya, berupa gerakan yang mengilustrasikan budi pekerti seorang anak yang baik. 

 

Bunda dapat mengombinasikan tarian ini dengan lagu serta lirik yang mendukung. Misalnya, menyanyikan lagu Satu-satu Aku Sayang Ibu dengan gestur memeluk saat menyebut kata 'sayang' dan menunjuk Bunda saat menyebut 'Ibu'.

 

4. Tari Ekspresi

Jenis tarian ini mendorong Si Buah Hati mengeksplorasi berbagai emosi yang dirasakan. Hal ini membuatnya dia bisa mengekspresikan lewat mimik wajah dan gerakan badan. Bunda bisa membuat rangkaian tarian yang menggambarkan ekspresi dasar seperti senang, sedih, takut, dan sebagainya dalam empat hitungan.

 

5. Tari Koordinasi

Ini adalah jenis tarian yang mengkoordinasikan antara gerak dan pikiran. Di tarian ini, Bunda mengajak Si Buah Hati menunjuk bagian tubuh dan sambil menyanyikan lagu yang sesuai. Misalnya, melagukan “kepala-pundak-lutut-kaki-lutut-kaki” sambil memegang organ badan yang dimaksud dalam dua kali putaran.

 

6. Tari Menggunakan Properti

Dengan beragam mainan yang Si Buah Hati miliki, Bunda bisa merancang banyak tarian. Misalnya, menari dengan menggunakan bola atau boneka. Bunda juga dapat menggunakan perabotan di rumah seperti kursi atau bangku kecil untuk mengajaknya menari.

 

7. Tari dengan Aturan

Bunda dapat berkreasi dengan membuat aturan sederhana untuk dikombinasikan dengan gerakan dasar. Misalnya, melangkah ke kanan lalu bertepuk tangan satu kali setiap hitungan ketiga lalu berbalik arah. Bunda juga bisa memadukannya dengan kecakapan motorik lain seperti melompat atau naik tangga.

 

Bagaimana Bunda? Seru kan menari bersama si Kecil? Agar kegiatan ini lebih menyenangkan, jangan lupa untuk memilihkan lagu yang sesuai untuk mengiringi setiap kali ia berdansa. Sebab, menari erat kaitannya dengan irama musik. Jadi pastikan aktivitas ini dilakukan dengan perasaan gembira dan penuh keceriaan.

 

Kegiatan menari membutuhkan fisik yang kuat. Untuk menjaga daya tahan tubuh Si Buah Hati agar tetap aktif, Bunda bisa memberinya DANCOW 1+ Nutritods. Produk DANCOW ini merupakan susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler. Susu pertumbuhan ini mengandung 0 gram sukrosa, kalsium, protein, minyak ikan, omega 3, omega 6, serat pangan inulin, Lactobacillus rhamnosus, serta mikronutrien lainnya.

 

Dengan meminum dua gelas DANCOW 1+ Nutritods dalam sehari, anak akan tetap sehat dan bisa mengikuti gerakan tari yang Bunda ajarkan. Mari menari!

Image Article
Tujuh Ide Tarian Sederhana untuk Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Si Buah Hati Sudah Mulai Banyak Beraktivitas di Luar Rumah?

Published date

Di usia 3 tahun, Si Buah Hati akan semakin aktif dan mulai banyak beraktivitas dan bersosialisasi di luar rumah. Saat beraktivitas di luar rumah tentu saja Si Buah Hati akan sering berinteraksi dengan lingkungan yang banyak terpapar kuman penyebab penyakit. 

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Edward Rogers dari Bethesda Hospital di Baltimore, Amerika, tahun 2013, seperti termuat di Journal of American Pediatric Association yang terbit Februari 2014, disebutkan, Si Buah Hati yang lebih banyak bermain di luar dua kali lebih mudah terkena infeksi pernapasan dan diare. Lalu, bagaimana cara melindungi Si Buah Hati yang sudah mulai banyak beraktivitas di luar rumah?

1. Cukupi kebutuhan nutrisi Si Buah Hati, supaya daya tahan tubuhnya lebih kuat

Nutrisi dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh kembang secara optimal. Beberapa zat gizi yaitu vitamin A, C, D, E, dan mineral selenium, zat besi, serta zink, mempunyai peran penting untuk daya tahan tubuh, demikian dijelaskan dalam artikel “Vitamin A, Imunitas dan kaitannya  dengan penyakit infeksi” oleh Azrimaidaliza dalam Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2007.

2. Pastikan zat gizi tersebut terserap sempurna

Tujuannya agar ada banyak cara untuk menyehatkan saluran cerna anak, yaitu dengan olahraga, istirahat yang cukup, banyak minum air putih, juga cukupi asupan serat dan probiotik.

3. Seimbangkan jumlah bakteri baik dalam tubuhnya melalui probiotik

Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui sentuhan tangan, hidung, mata, atau mulut (makanan). Sekitar  90% bakteri menginfeksi manusia melalui lapisan dalam saluran pencernaan sebagai jalan masuk. “Penelitian menjelaskan bahwa infeksi pada lapisan tersebut merupakan faktor utama yang mempengaruhi kesehatan Si Buah Hati yang berusia di bawah 5 tahun,” kata ahli gizi Dr. (c) Rita Ramayulis, DCN, MKes.

Untungnya, pada tubuh manusia pada dasarnya sudah terdapat bakteri baik yang dapat membantu mengontrol daya tahan tubuh. Ada jenis bakteri baik yang berperan membentuk kekebalan pada lapisan dalam usus. Bakteri baik tersebut adalah Lactobacillus rhamnosus.

4.Konsumsi susu yang mengandung probiotik dan prebiotik

Susu yang telah ditambahkan probiotik dan prebiotik, khususnya jenis probiotik yang berperan besar untuk mencegah kejadian diare dan infeksi saluran pernafasan, yaitu Lactobacillus rhamnosus, membantu mengatur kekebalan anak terhadap infeksi,” tutur Rita, mengutip paparan Kaila M, Isolauri E, Soppi E, Virtanen E, Laine S, dan Arvilommi H, dalam artikel “Enhancement of The circulating antibody secreting cell reponses in human diarrhea by a human lactobacillus strain” di jurnal Pediatr Res 1992; 32:141-4.

Susu untuk anak juga mengandung serat pangan inulin, yang merupakan kelompok karbohidrat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Serat yang disebut juga dengan oligofruktosa ini tidak dicerna oleh tubuh manusia, namun dapat difermentasi oleh bakteri baik. Serat pangan inulin juga memicu pertumbuhan berbagai bakteri yang menguntungkan usus, pertumbuhan bakteri yang aktif dan metabolisme yang sehat, serta mampu mengubah bakteri pada usus menjadi komposisi yang menguntungkan kesehatan.  “Serat pangan inulin merupakan makanan yang baik bagi Lactobacillus karena mudah dan cepat difermentasi oleh kedua bakteri tersebut,” tukas Rita.

Serat pangan inulin inilah yang disebut dengan istilah prebiotik. Dibandingkan dengan jenis probiotik lain, serat pangan inulin dapat memberikan manfaat kesehatan yang lebih serta membantu menurunkan risiko banyak penyakit. Jika asupan ini terpenuhi, maka Bunda tidak perlu khawatir lagi dengan kesehatan Si Buah Hati yang makin banyak beraktivitas di luar rumah.

Jadi, untuk melindungi Si Buah Hati yang semakin banyak beraktivitas, pastikan susu untuk Si Buah Hati usia 3 tahun ke atas mengandung:

* Serat pangan inulin

* Vitamin A, C, E, D

* Selenium

* Zat besi

* Zinc

* Minyak ikan

* Omega 3 (ALA)

* Omega 6 (LA)

* Lactobacillus rhamnosus

Sejumlah kandungan tersebut bisa Bunda temukan di susu DANCOW 3+ Nutritods. Susu ini mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zinc, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Beragam kandungan baik tersebut dapat membantu Si Buah Hati tumbuh dan berkembang dengan sehat.

Image Article
Si Kecil Sudah Mulai Banyak Beraktivitas di Luar Rumah? Pastikan Ia Terlindungi!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off