Kegiatan Ngabuburit Ceria Bareng Si Buah Hati

Published date

Bunda, Si Buah Hati kini telah belajar berpuasa. Pada awalnya, mungkin dia baru bisa mengikuti puasa bedug alias menjalankan puasa setengah hari, hingga waktu zuhur. Saat dia sudah mampu berpuasa sehari penuh, namun kerap bilang, “Bunda, aku lapar,” atau bertanya, “Kapan maghrib datang, Bunda?” 

 

Bisa jadi, ia mempertanyakan itu karena merasa waktu berjalan begitu lambat. Sehingga rasa lapar terasa begitu mengganggu.

 

Supaya Si Buah Hati sabar menanti waktu berbuka, ada baiknya Bunda membuat beragam kegiatan yang seru dan menyenangkan. Sehingga tanpa terasa, ia bisa menjalani puasa hingga waktu berbuka tiba. Nah, berikut beberapa aktivitas selama puasa yang bisa dilakukan Si Buah Hati.

 

1. Rainbow Bottles

  • Untuk awalan, bersihkan botol bekas dan penutupnya.
  • Isi botol dengan air berwarna, secukupnya. Bunda bisa menggunakan pewarna makanan agar aman untuk Si Buah Hati.
  • Setelah itu, tambahkan glitter ke dalam air. Bila tidak ada glitter, Bunda bisa membuat potongan kecil dari plastik mika.
  • Tutup botol dengan rapat, kemudian ajak anak untuk menaruh botol di balik jendela.
  • Dengan memanfaatkan sinar matahari, Bunda dan Si Buah Hati bisa mengamati glitter bergerak turun ketika botok dibalikkan. Seakan-akan itu adalah butiran hujan.

 

Untuk botol, bila bisa pilihlah yang terbuat dari plastik agar aman dimainkan Si Buah Hati. Jika hanya ada botol kaca, Bunda harus terus mendampinginya agar tidak menjatuhkan botolnya. Biar lebih menarik, buatlah beragam warna dalam beberapa botol, sehingga mirip pelangi.

 

Ketika malam tiba, Bunda bisa pula menaruh botol berwarna itu di kamar Si Buah Hati. Lalu taruh lampu kecil di balik botol dan matikan lampu kamar. Sorotan cahaya dari balik botol berwarna membuatnya menjadi lampu tidur yang unik.

 

2. Melukis dengan Pewarna Manis

  • 250 gram tepung maizena.
  • 2 sendok makan gula pasir.
  • Air secukupnya.
  • Pewarna makanan.

 

Aduk rata seluruh bahan dan masak dengan api sedang. Setelah panasnya merata, dan warna sudah tercampur dengan semua bahan, matikan api lalu dinginkan adonan.

Untuk pewarna makanan, Bunda bisa pula menggantinya dengan sari buah atau sari sayuran. Pakailah warna premier, seperti kuning, merah, atau biru. Sehingga Si Buah Hati bisa mencampur-campur adonan dan mendapatkan warna baru. 

 

Kalau pun tidak tersedia warna apa pun, tak masalah adonan berwarna bening. Permainan akan tetap menarik, Bunda. Jangan memaksakan menggunakan pewarna lain ya Bunda, ini penting agar adonan aman bila Si Buah Hati lupa sedang berpuasa dan tak sengaja memakannya.

 

Selanjutnya, Bunda bisa mengajarkan Si Buah Hati untuk mencelupkan spons bersih ke dalam warna, lalu cap ke kertas putih polos. Biarkan ia berkreasi dengan warna dan bentuk sesuai imajinasinya. 

 

3. Membuat Kartu Lebaran

Untuk kegiatan yang satu ini, Bunda cukup memerlukan kertas karton, glitter, lem, kertas warna-warni, gunting, dan pensil warna atau krayon. Setelah semua bahan siap, ajarkan Si Buah Hati untuk menggunting karton seukuran kartu ucapan. Lalu dampingi ia untuk menggunting kertas warna-warni menjadi bentuk ketupat, bedug, atau masjid. Dan tempelkan potongan gambar itu pada karton kartu ucapan.

 

Agar lebih meriah, taburkan glitter pada kertas karton yang sebelumnya telah diolesi lem. Ajarkan juga Si Buah Hati untuk menuliskan ucapan selama hari raya atau selamat berpuasa  di kartunya ya Bunda. Kartu ucapan siap dikirimkan lewat Pak Pos.

 

Jangan lupa Ibu menyiapkan menu-menu kaya gizi. Salah satunya dengan memberikan pelengkap nutrisi, DANCOW 5+ Nutritods. Susu pertumbuhan ini diberikan  agar Si Buah Hati mendapatkan nutrisi dan juga tidak dehidrasi. Produk DANCOW ini mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Kegiatan Ngabuburit Ceria Bereng si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Kenal Tempat Sampah, Si Buah Hati Belajar Kebersihan

Published date

Dalam masa pertumbuhan, Si Buah Hati tidak mengetahui apa yang dilakukannya baik atau buruk. Ia akan belajar, meniru, atau mengimitasi apa pun yang dilihatnya. Terutama melihat apa yang dilakukan orang-orang terdekatnya. Karena itu keluarga memberikan pengaruh besar bagi sifat meniru Si Buah Hati.

Membiasakan Si Buah Hati melakukan hal baik sejak usia dini, merupakan kewajiban orang tua. Hal-hal baik itu seperti, mengajarkan Si Buah Hati untuk mencintai lingkungan, dengan cara menjaga kebersihan. Sebab lingkungan yang bersih dapat menunjang kesehatan dan imunitas tubuh Si Buah Hati. Kebiasaan ini juga akan menumbuhkan rasa peduli Si Buah Hati terhadap lingkungan.

Nah, Bunda bisa mengajari Si Buah Hati untuk cinta kebersihan dengan mengenalkan tempat sampah dan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya. Berikut beberapa cara yang bisa Bunda lakukan agar Si Buah Hati terbiasa membuang sampah pada tempatnya:

Sediakan tempat sampah

Untuk awalan, sediakanlah tempat sampah di berbagai ruangan di rumah Bunda. Seperti di ruang tamu, kamar Si Buah Hati, dapur, ruang makan, dan kamar mandi. Dengan begitu, Si Buah Hati akan selalu teringat untuk membuang sampah pada tempatnya.

Pilih tempat sampah berbentuk unik

Bila Bunda menaruh tempat sampah di kamar Si Buah Hati, pilihlah yang berbentuk lucu dan disukainya. Supaya Si Buah Hati antusias membuang sampah. Jelaskan bahwa Si Buah Hati dapat membuang sampah, seperti bungkus permen, kertas, dan kotak susu di tempat sampah tersebut. Katakan pula bila ia tak boleh bermain tempat sampah karena akan membuat tangannya kotor.

Bunda sebagai contoh

Jika ingin Si Buah Hati terbiasa membuang sampah pada tempatnya, Bunda dan Ayah harus menjadi panutan dan memberikan contoh. Tak hanya di rumah, ketika tengah bepergian bersama Si Buah Hati, misalnya ke tempat rekreasi, pasar, mal, atau stasiun, upayakan untuk membuang bungkus camilan atau bungkus air mineral di tempat sampah.

Ajarkan kebersihan dengan bernyanyi

Bunda, Si Buah Hati pasti senang diajak bernyanyi. Nah, Bunda dapat pula mengajarkan cinta lingkungan dan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya melalui kegiatan bernyanyi. Misalnya Bunda membuat lirik yang bercerita tentang kebersihan, dengan nada menyenangkan. Sehingga Si Buah Hati dapat menyerap pesan lagu itu dalam memorinya.

Sampah basah dan kering

Selain membiasakan Si Buah Hati membuang sampah pada tempatnya, sebaiknya Bunda mulai memperkenalkan Si Buah Hati dengan sampah basah dan kering. Juga menyediakan dua tempat sampah di dapur untuk memisahkannya.

Berikan pujian

Bunda, jangan lupa memberi pujian kepada Si Buah Hati saat membuang bungkus makanannya ke tempat sampah dan tidak lagi membuang sampah secara sembarangan. Dengan begitu, Si Buah Hati akan merasa memperoleh apresiasi dan senang untuk membuang sampah di tempatnya.

Image Article
Kenal Tempat Sampah, si Kecil Belajar Kebersihan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Kenali Tanda Rewel Pada Si Buah Hati

Published date

Memasuki usia toddler, Si Buah Hati kerap merajuk atau meraung tanpa alasan jelas. Mungkin ketika itu terjadi, Bunda bingung menghadapinya. Namun sebetulnya, Si Buah Hati bisa saja rewel karena merasa bosan, mengalami perubahan suasana hati, atau sedang dalam proses perkembangan.

 

Menurut psikolog, Ratih Ibrahim, Bunda jangan panik ketika berhadapan dengan kerewelan Si Buah Hati. Namun sebaiknya, mengikuti sejumlah tips di bawah ini:

 

1. Cari Tahu Penyebab Si Buah Hati Rewel

Hal pertama yang harus Bunda cek adalah penyebab Si Buah Hati rewel. Seperti tanda pertumbuhan dan perkembangan fisiknya. Apakah Si Buah Hati kekurangan gizi atau tidak? Apakah kesakitan karena tumbuh gigi atau sakit gigi? Bisa juga mengalami nyeri perut?

 

Dalam tahapan ini, Bunda pun mesti memperhatikan asupan gizi Si Buah Hati. Untuk mengimbangi aktivitas eksplorasinya, berikan gizi yang cukup serta seimbang, sesuai tahapan usia. 

 

Gizi ini mencakup, empat porsi jenis karbohidrat per hari, 2-4 porsi protein perhari seperti daging, tempe serta susu pertumbuhan, serta 3-4 porsi sayur dan 2-3 porsi buah-buahan per hari.

 

2. Beri Perhatian Lebih untuk Si Buah Hati

Si Buah Hati bisa pula rewel karena kurangnya kelekatan atau "attachment" dengan Bunda. Di usia yang kedua tahun, Si Buah Hati mulai memasuki tahapan ingin tahu apa saja yang ada di sekitarnya. Rasa keingintahuan itu semakin besar dan membuatnya sering bertanya pada Bunda.

 

"Bunda, ini benda apa? Fungsinya apa? Boleh aku pakai?" dan lain sebagainya. Di tahap ini, Bunda harus ekstra sabar menanggapi dan menjawab semua pertanyaan Si Buah Hati. Tunjukkan perilaku kasih sayang lebih sering sehingga Si Buah Hati selalu merasa dicintai dan aman terlindungi. 

 

Jika sudah begini, rasa nyaman terhadap lingkungan sekitar akan mengikuti dan Si Buah Hati pun semakin pintar belajar mencari tahu untuk menjawab rasa penasarannya.

 

3. Ciptakan Suasana Bahagia

Rewel bisa terjadi dalam suasana apa pun. Karenanya, Bunda harus peka terhadap apa yang sedang dialami oleh Si Buah Hati. Bisa jadi iai rewel karena stres. Karena itu, Bunda dan anggota keluarga lain harus bekerja sama membangun suasana yang hangat di dalam rumah. 

 

Bila ada konflik atau masalah, sebaiknya hindari hal tersebut di hadapan Si Buah Hati. Misalnya, Ayah dan Bunda tidak boleh bercakap dengan nada tinggi di hadapannya.

 

4. Ajarkan Si Buah Hati untuk Mandiri

Selain karena poin di atas, perilaku rewel Si Buah Hati juga bisa dipicu oleh hal lain yang berujung pada perilaku susah tidur nyenyak. Khususnya pada masa peralihan, di mana ketika ia tidur bersama Bunda dan kini harus tidur sendirian di kamar terpisah. 

 

Kebiasaan tidur bersama Ayah dan Bunda sudah menjadi zona nyaman dan aman bagi Si Buah Hati, sehingga ketika diharuskan tidur sendiri di kamar terpisah membuatnya rewel hingga tidak bisa tidur.

 

Bila demikian, Bunda bisa membuat kesepakatan dengan Si Buah Hati. Misalnya dalam satu minggu, satu hari tidur dengan Bunda, satu hari tidur sendiri. Seiring berjalannya waktu, bisa ditingkatkan satu hari tidur dengan Bunda, dua hari tidur sendiri. Ini terus ditingkatkan hingga Si Buah Hati mulai berani untuk tidur sendiri tanpa ditemani Bunda.

 

Selain tips di atas, Bunda juga bisa menerapkan cara lain sesuai dengan kondisi dan situasi Si Buah Hati selama perilaku rewel tiba-tiba datang. Misalnya, memberikan susu kesukaannya yang kaya gizi, DANCOW 1+ Nutritods

 

Produk DANCOW yang satu ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

Selamat mencoba, Bunda!

Image Article
Bunda, Kenali Tanda Rewel Pada si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Hari Ibu Semakin Bermakna Karena Cinta Untuk Bunda

Published date

Menjadi seorang ibu tentunya adalah hal yang sangat membahagiakan. Kehadiran Si Buah Hati akan memberikan banyak kejutan. Sebagai ibu baru, mungkin ini pertama kalinya Bunda merayakan Hari Ibu. Namun, sering kali Bunda bertanya, apakah Si Buah Hati sudah paham arti cinta dan mencintai Bunda?

Yakinlah bahwa tidak ada satupun di dunia ini seorang anak yang tidak mencintai ibunya, karena begitu besar perjuangan Bunda, saat hamil, melahirkan, hingga membesarkan Si Buah Hati. 

Ketika belum dapat berbicara dan belum bisa menyatakan cintanya, beberapa tanda berikut dapat melegakan hati Bunda bahwa Si Buah Hati juga mencintai Bunda. Dengan begitu, Hari Ibu yang Bunda rayakan pertama kali ini pun semakin bermakna dan berkesan. 

1. Tatapan Mata

Saat Si Buah Hati menatap mata Bunda lekat-lekat untuk waktu yang sangat lama, itu berarti dia sedang berusaha keras untuk mengingat wajah Bunda. Bagi Si Buah Hati, dunia adalah hal baru yang sedang ia jajaki, sedangkan Bunda akan selalu jadi dunianya. 

2. Tersenyum dan Tertawa

Siapa yang tak suka melihat senyum Si Buah Hati? Bahkan rasa lelah dan mengantuk langsung sirna ketika Bunda mendapati senyum Si Buah Hati begitu manis. Apalagi jika ditambah dengan suara tawa Si Buah Hati yang menggemaskan. 

Cekikikannya yang lucu saat Bunda mengatakan sesuatu yang memancing tawanya akan membuat hati Bunda meleleh. Tentu orang lain juga mampu membuatnya tertawa dengan mimik komikal, namun hanya Bunda satu-satunya yang tahu persis dimana bagian tubuh Si Buah Hati yang mudah geli saat digelitik.

3. Takut Berpisah

Si Buah Hati akan selalu mencari dan memikirkan ketika Bunda tidak berada di dekatnya. Si Buah Hati mungkin akan mengerutkan wajah, berteriak, dan menangis saat Bunda meninggalkannya dan langsung tersenyum saat Bunda kembali. Itulah bentuk kalau Si Buah Hati merasa dekat dan mencintai Bunda.

4. Merengek

Jangan merasa putus asa jika Si Buah Hati terus menerus merengek. Itu tandanya Si Buah Hati ingin mendapatkan perhatian Bunda. Meskipun bertubuh mini, Si Buah Hati sudah dapat mengungkapkan rasa cintanya melalui rengekannya. 

Jika Si Buah Hati menginginkan Bunda terus bersamanya sepanjang hari, bisa jadi itu adalah tanda bahwa ia mencintai dan mempercayai Bunda.

5. Berceloteh

Si Buah Hati akan berusaha menarik perhatian ketika Bunda sedang bercakap-cakap dengan seorang teman. Si Buah Hati akan mengeluarkan celotehan menggemaskan sebagai usahanya untuk ikut menimpali pembicaraan Bunda. 

Ini baik untuk perkembangan verbal si buah hati karena ia berusaha untuk menirukan perkataan dan mendengarkan cara Bunda mengucapkan sebuah kata. Berceloteh menandakan bahwa Si Buah Hati percaya bahwa ia dapat belajar banyak hal bersama Bunda.

6. Berlari ke Pelukan Bunda

Si Buah Hati yang baru bisa berjalan, akan berlari ke arah Bunda ketika membutuhkan kenyamanan setelah jatuh atau merasa sedih. Si Buah Hati pada usia batita atau balita memang belum benar-benar memahami arti mencintai, tetapi dengan melihat tingkah lakunya tersebut, tentunya Bunda tak perlu ragu lagi akan cinta Si Buah Hati untuk Bunda.

7. Mencium

Si Buah Hati akan merespon dengan antusias terhadap cinta yang Bunda tunjukkan secara fisik, seperti mencium pipi Bunda. Percayalah, ciuman dari Si Buah Hati sangat priceless, terutama ketika Bunda mendapatkannya di akhir hari yang sulit dan melelahkan!

Jika Si Buah Hati melakukan hal-hal yang sudah disebutkan di atas, sudah terbukti bahwa Si Buah Hati mencintai Bunda. Bunda juga bisa mengekspresikan cinta pada Si Buah Hati dengan memberikan pelengkap nutrisi, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Hari Ibu Semakin Bermakna Karena Cinta Untuk Bunda
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Kenapa Anak Tidak Mau Berbagi Mainan dengan Teman? Cek di Sini!

Published date

Tingkah laku yang biasa dilakukan Si Buah Hati kala berusia 2 sampai 3 tahun adalah berebut mainan, sehingga tidak jarang Si Buah Hati kerap bertengkar dengan kakak, adik, atau teman, karena berusaha mempertahankan mainannya. 

Sebenarnya, ada sisi baik dari sikap berebut mainan ini, yaitu Si Buah Hati berusaha mempertahankan pendapatnya. Namun sebagai orang tua, Bunda mungkin bingung dalam menyikapi anak tidak mau berbagi mainan. Apakah membiarkan Si Buah Hati mempertahankan mainan atau mengajarkannya soal berbagi dengan orang lain.

Penyebab Anak Tidak Mau Berbagi Mainan

Daripada Bunda bingung melihat Si Buah Hatil enggan berbagi mainan, ada baiknya Bunda memahami terlebih dahulu apa penyebabnya. Berikut penyebab anak tidak mau berbagi mainan:

1. Empati yang masih terbatas

Menginginkan mainan yang menarik adalah kecenderungan alami seorang anak, jadi Bunda tidak perlu kesal saat anak tidak mau berbagi mainan. Sementara itu, anak 2 tahun masih memiliki tingkat empati yang terbatas dan belajar mengembangkannya. Mereka belum dapat memahami bagaimana perasaan orang lain dan mengendalikan perilaku mereka sendiri, termasuk hal saling berbagi

Karena itu, Bunda bisa membantu proses belajar empati anak dengan memberi pengertian dan penjelasan pada Si Buah Hati untuk mulai terbiasa memahami perasaan orang lain atau berempati..

2. Anak Hanya Fokus pada Keinginannya

Anak-anak sulit berbagi barang atau mainan karena masih dalam proses belajar mengungkapkan kata-kata dalam proses memecahkan masalah dan belum paham untuk mengendalikan emosi.  Mereka juga cenderung marah ketika tidak dapat apa yang diinginkannya dan masih sulit memahami bahwa orang lain memiliki maksud dan keinginan berbeda.

Tips Mengatasi Anak yang Tidak Mau Berbagi Mainan

Sebetulnya, ada cara mengatasi anak yang tidak mau berbagi mainan.  Berikut hal yang bisa Bunda lakukan saat Si Buah Hati berebut mainan dengan saudara atau teman:

Menjadi Penengah

Dalam kondisi Si Buah Hati tengah bertengkar karena rebutan mainan, sebaiknya Bunda menjadi penengah, dan tidak ikut terbawa emosi, apalagi sampai membentak. Hadapilah pertengkaran itu dengan tenang. Sebab, orang tua yang emosi akan membuat suasana hati Si Buah Hati semakin tidak enak. Akibatnya, Si Buah Hati sulit untuk ditenangkan.

Beri Pengertian

Jika Si Buah Hati bertengkar karena berebut mainan, Bunda berilah pengertian. Katakan bahwa Si Buah Hati tidak boleh merebut mainan milik orang lain. Ia harus belajar menghormati orang lain, termasuk benda-benda miliknya. Sebaliknya, beri pengertian juga bila mainan Si Buah Hati tiba-tiba direbut oleh teman atau saudaranya. Ajarkan kepada dia bahwa mainan itu bisa untuk bermain bersama.

Ajarkan Cara Menyampaikan Pendapat

Seperti yang sudah diulas di atas bahwa berebut mainan sebenarnya adalah mempertahankan pendapat. Karena itu, salah satu cara mendidik anak yang tidak mau berbagi mainan adalah dengan mengajarkan Si Buah Hati yang ingin mempertahankan mainannya dengan perkataan yang baik, bukan pertengkaran atau emosi yang meledak-ledak. Berilah contoh kata-kata yang tepat dalam menyampaikan pendapat, agar Si Buah Hati dapat menyampaikan kembali kepada temannya.

Ajarkan Berbagi

Ajarkan pada Si Buah Hati, bahwa semua barangnya, termasuk mainan, adalah benda yang dapat dimainkan bersama. Beritahu bahwa mainan-mainan itu boleh dimainkan teman bermainnya atau dipinjam ketika mereka sedang bermain bersama. Begitu juga sebaliknya. Si Buah Hati boleh meminjam mainan milik kakak, adik, atau teman, asalkan menyampaikan keinginan itu dengan baik-baik.

Baca Juga: Cara Memilih Mainan dan Stimulasi yang Tepat untuk Anak

Ajarkan Kompromi

Ketika sedang dalam keadaan tenang, Bunda dapat mengajarkan Si Buah Hati untuk berkompromi dalam menggunakan mainan. Buatlah jadwalnya. Misalnya, ketika Si Buah Hati bermain boneka, kakak atau adiknya bermain masak-masakan. Tentukan siapa yang memakai permainan itu tertentu lebih dahulu, setelahnya boleh bergantian. Ajarkan juga agar Si Buah Hati dapat membuat jadwal bermain dan tegaskan bahwa peraturan itu harus dipatuhi. Ini juga dapat menjadi stimulasi untuk anak yang tidak mau berbagi mainan.

Beri Penghargaan

Saat pertengkaran sudah selesai dan keadaan kembali tenang, biasanya Si Buah Hati akan akur kembali. Ketika itu, Bunda berilah penghargaan. Pujian, semangkuk es krim, atau sebuah permen, dapat menjadi penghargaan yang penting. Katakan bahwa berdamai seperti ini jauh lebih menyenangkan daripada harus bertengkar.

Satu lagi, buatlah peraturan, bagi siapa yang bertengkar karena berebut mainan, akan memperoleh hukuman. Jenis hukuman ini pun yang ringan-ringan saja. Misalnya, tidak boleh meminta tambah sewaktu makan es krim. 

Selain selalu membimbing dan memberi pengertian pada Si Buah Hati saat bersosialisasi dengan temannya, Bunda juga bisa mendukung Si Buah Hati agar tumbuh kembang optimal dengan memberinya asupan bergizi, seperti susu pertumbuhan. Untuk Si Buah Hati usia 1-3 tahun, Bunda dapat berikan susu pertumbuhan DANCOW 1+ Imunutri yang mengandung Vitamin A, C, E, selenium, zink, tembaga, serta kalsium, vitamin D, protein, dan DHA, omega 3 & 6, dan zat besi. 

Nah, itulah cara yang bisa Bunda lakukan saat anak tidak mau berbagi mainan. Bunda tidak perlu terlalu khawatir dan tetap terus mendampinginya agar kemampuan anak-anak untuk berbagi dan  empati masih terus berkembang.

Image Article
berbagi mainan sama teman
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Saat Si Buah Hati Bereksplorasi dengan Binatang, Bahaya Tidak Ya?

Published date

Bunda, sebagian besar anak pasti sangat suka dengan dunia binatang seperti kelinci. Hewan yang satu ini tidak hanya lucu dan bermuka imut, tetapi juga memiliki bulu lembut yang tak jarang membuat Si Buah Hati ingin memeluknya. Wajah kelinci yang seakan terus mengendus-endus dan cara mengunyah makanan yang menggemaskan, bisa jadi menarik perhatian Si Buah Hati untuk selalu menyodorkan kangkung atau wortel.

Meski terkesan jinak dan bisa diajak main, tidak semua Bunda mengizinkan Si Buah Hati, berekplorasi dengan kelinci. Ada Bunda yang khawatir, Si Buah Hati akan mengalami gatal-gatal usai bermain dengan hewan tersebut. Bunda beranggapan bahwa kelinci itu kotor, nanti Si Buah Hati bisa sakit kena bakteri atau kuman dari tubuh kelinci yang kotor.

Walaupun masih banyak Bunda yang cenderung khawatir, ternyata ada juga lho yang bersikap sebaliknya. Beberapa Bunda lain justru tanpa rasa khawatir mengenalkan Si Buah Hati pada kelinci secara lebih dekat. Bahkan membelikan seekor kelinci peliharaan agar Si Buah Hati bisa menyentuh, memeluk, bermain, dan memberi makan hewan itu kapanpun ia mau. Eksplorasi Si Buah Hati seperti bermain dengan kelinci adalah kebutuhan tumbuh kembang yang mendasar. Bunda pun tidak takut Si Buah Hati sakit walaupun ia sangat aktif bereksplorasi, karena saat ia terlindungi dari dalam, tubuhnya akan kebal dari berbagai penyakit.

Untuk mendukung proses belajarnya, bereksplorasi dengan binatang juga memiliki manfaat lainnya. Menurut buku Pintar Merawat Hewan Kesayangan, berinteraksi dengan hewan peliharaan dapat memicu hormon oksitosin atau hormon kasih sayang Si Buah Hati. Perasaan empati Si Buah Hati kepada sesama makhluk hidup akan tumbuh. Tidak hanya itu, jika Bunda memberikan kesempatan pada Si Buah Hati untuk memelihara kelinci, maka Bunda juga telah menstimulasinya untuk jadi anak bertanggung jawab, karena ia akan meluangkan waktu untuk merawat, memberi makan, hingga ikut membersihkan kandangnya. Nah, karena banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh, sebaiknya Si Buah Hati dibiarkan bebas bereksplorasi, Bunda! Lalu bagaimana agar Si Buah Hati tetap terlindungi saat bereksplorasi dengan kelinci maupun jenis binatang lainnya? Berikut adalah tips yang direkomendasikan oleh dokter spesialis anak, Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), M.Si.:

Dampingi Si Buah Hati saat memberi makan kelinci

Saat memberi makan pada kelinci, Si Buah Hati terkadang spontan saja membagi makanannya pada binatang kesayangannya itu, padahal hal ini sebenarnya tidak boleh dilakukan Bunda. Itulah mengapa saat Si Buah Hati memberi makan pada teman kelincinya, sebaiknya Bunda mendampingi dan mengarahkannya bahwa berbagi itu baik, namun ada aturannya.

“Dik, kelincinya cuma boleh makan wortel ya. Dia nggak makan makanan kita. Makanan adik cuma buat adik, makanan kelinci cuma buat kelinci ya”

Lindungi Si Buah Hati dari dalam dan biasakan cuci tangan

Hal yang terpenting adalah melindungi kesehatan tubuh Si Buah Hati dari dalam. Caranya adalah dengan memberikan asupan lengkap dan seimbang. Pastikan ia makan makanan bergizi tinggi dan lengkapi dengan 2 gelas susu setiap hari. Kandungan bakteri baik dalam susu bantu tingkatkan kekebalan tubuhnya. Jangan lupa juga untuk selalu mengingatkan Si Buah Hati untuk mencuci tangan usai bermain, memberi makan, atau membersihkan kandang kelinci peliharaannya.

Image Article
Saat Si Kecil Berekplorasi dengan Binatang, Bahaya Tidak Ya?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tips Mudah Ajarkan Si Buah Hati Membereskan Mainan

Published date

Pernahkah Bunda kelelahan karena harus terus-menerus membereskan mainan Si Buah Hati?

Si Buah Hati yang berusia 3 tahun memang sedang senang-senangnya bereksplorasi dengan mainannya. Tidak ada hal lain di kepalanya, selain dunia bermain. Sayangnya, tak jarang Si Buah Hati enggan membereskan mainan-mainannya setelah selesai bermain. Hal tersebut terkadang membuat Bunda stres karena mainan bertebaran di seluruh penjuru rumah.

Bunda, inilah momen untuk mengajarkan Si Buah Hati membereskan mainannya. Agar Si Buah Hati mau belajar, berikut tipsnya:

Ajarkan Sesuai Usia

Perkembangan motorik halus usia 3 tahun belum terlalu optimal. Oleh karena itu, ajarkan Si Buah Hati membereskan mainan, sesuai dengan bahasa yang dapat dimengerti. Misalnya, Bunda bercerita tentang tokoh kartun yang rajin membereskan mainan. Jadikan tokoh kartun itu sebagai panutan yang patut ditiru. Dengan bercerita, pesan yang disampaikan pun akan lebih mudah dimengerti Si Buah Hati.

Beri Contoh

Bunda dapat memberikan contoh kegiatan ini. Ambil satu waktu di mana Bunda bisa membereskan mainan-mainan dan libatkan Si Buah Hati. Sambil membereskan mainan, Bunda dapat mengatakan bahwa begitulah cara membereskan mainan. Selipkan juga cerita tentang dampak buruk jika mainan tidak dibereskan kembali. Misalnya, mainan akan tercecer dan kemudian hilang.

Sediakan Tempat Penyimpan

Bunda bisa menyediakan tempat penyimpanan untuk mainan-mainan Si Buah Hati, dengan memanfaatkan barang-barang yang ada. Seperti menyulap kardus bekas menjadi tempat penyimpan yang rapi. Beri contoh agar Si Buah Hati mengerti bahwa tempat-tempat itu adalah wadah penyimpan mainannya.

Baca juga:Ajari Si Buah Hati Pintar Atur Waktu

Kelompokkan Mainan

Agar lebih mudah dalam menyimpan, sebaiknya Bunda mengelompokkan seluruh mainan Si Buah Hati. Misalnya, balok susun disimpan dalam toples bening atau boneka diletakkan di kardus. Dengan membuat kelompok seperti ini, mainan akan tersimpan rapi. Tips lain, jangan memberikan mainan yang berbentuk terlalu mini kepada Si Buah Hati yang baru berusia 3 tahun.

Beri Label

Tulislah label di luar kotak penyimpan atau kardus sesuai dengan nama mainan yang ada di dalamnya. Tujuannya agar mainan-mainan yang belum dikeluarkan, dapat tetap tersimpan rapi. Apalagi jika mainan tersebut belum digunakan untuk bermain.

Lebih Mudah Menemukan Mainannya

Ajarkan pada anak bahwa menyimpan mainan setelah bermain, akan membuatnya mudah mencari mainan tersebut jika sewaktu-waktu diperlukan. Kemudian evaluasilah kegiatan Si Buah Hati setelah bermain. Jika ia lupa membereskan mainan, segera ingatkan. Pandulah jika Si Buah Hati belum paham meletakkan mainan sesuai tempat penyimpanan dan labelnya. Jangan lupa untuk memberikan pujian jika Si Buah Hati ingat membereskan mainan atau berhasil membereskan mainannya.

Dengan mengajarkan Si Buah Hati rajin merapikan mainannya, berarti Bunda memperkenalkan kedisiplinan dan melatihnya untuk peduli pada lingkungan sekitar.

Baca juga: Pintar Mengantre Lewat Aktivitas Sehari-hari

 

Image Article
Tips Mudah Ajarkan Si Kecil Membereskan Mainan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

6 Tips Si Buah Hati Tenang Berpisah dengan Bunda

Published date

Memasuki usia prasekolah, Si Buah Hati masih takut berpisah dengan Ayah dan Bundanya. Padahal, mereka hanya pergi beberapa jam untuk bekerja. Namun bagi Si Buah Hati, berpisah dengan orang tua adalah hal yang menakutkan.

 

Nah, agar Si Buah Hati tetap tenang dan tidak menangis meraung-raung kala Bunda akan berangkat bekerja, berikut tipsnya:

 

1. Yakinkan Si Buah Hati bahwa Bunda akan Kembali Lagi

Memasuki usia prasekolah, Si Buah Hati masih mengira, perpisahan berarti pergi seterusnya. Bunda harus meyakinkan Si Buah Hati bahwa nanti akan kembali lagi. Jelaskan padanya, Bunda hanya pergi ke kantor. Sore nanti, Bunda akan pulang menemui Si Buah Hati dan bermain bersama lagi.

 

2. Hindari Pergi Diam-Diam

Banyak orang tua tidak sabar dalam menghadapi Si Buah Hati yang takut berpisah. Alasannya, mereka tidak ingin menyaksikan Si Buah Hati meraung-raung ketika ditinggalkan. Hingga memutuskan untuk pergi diam-diam, sebelum Si Buah Hati bangun dari tidur.

 

Sebaiknya, Bunda menghindari cara ini. Sesungguhnya trik ini kesalahan besar dan akan memperparah rasa takut kehilangan pada Si Buah Hati. Sebab, ia akan merasa Bundanya dapat menghilang kapan saja. Hal ini dapat membuat Si Buah Hati menolak Bundanya pergi, di lain waktu.

 

3. Ciptakan Rasa Tenang

Saat akan meninggalkan Si Buah Hati, ciptakanlah rasa tenang. Misalnya, memberikan benda kesayangan Si Buah Hati. Bisa pula memberikan benda-benda yang dapat “mewakili” diri Bunda, seperti foto keluarga. Benda-benda ini dapat memberikan rasa tenang pada Si Buah Hati, ketika Bunda tidak ada di sampingnya. Bunda juga bisa  memberikan rekaman suara untuk diputar berulang kali.

 

4. Pamit Dalam Waktu Cepat

Bunda, janganlah berlama-lama ketika pamit akan pergi. Kepada Si Buah Hati, Bunda cukup katakan saja akan pergi dulu dan kembali nanti sore. Berpamitan dalam waktu singkat berarti menegaskan bahwa Bunda harus beraktivitas, dan akan membuat Si Buah Hati tenang.

 

Sebaliknya, bila Bunda berlama-lama saat berpamitan, Si Buah Hati justru akan semakin merasa ditinggalkan, seakan-akan tidak akan bertemu lagi dengan Bunda.

 

5. Atasi Rasa Takut Si Buah Hati Mulai dari Rumah

Rasa takut pada di Kecil dapat terjadi di mana saja, termasuk di rumah. Kadang-kadang Bunda tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah, karena Si Buah Hati menempel terus-menerus. 

 

Inilah saat yang tepat dalam melatih Si Buah Hati untuk mengurangi rasa takut berpisah. Ketika Bunda akan mandi, misalnya, beritahu Si Buah Hati untuk menunggu sebentar. Pelukan erat akan membuatnya tenang, dan memberi rasa percaya diri ketika Bunda meninggalkannya untuk mandi.

 

6. Beri Aktivitas

Si Buah Hati akan melupakan sejenak rasa takutnya, ketika sibuk beraktivitas. Oleh karena itu, ketika Bunda pamit akan pergi, berilah beberapa aktivitas pada Si Buah Hati. Pilih aktivitas yang akan membuatnya sibuk, seperti peralatan menggambar dan mewarnai, atau balok-balok susun. Dengan demikian, Si Buah Hati akan lebih mudah berpisah sementara dari Bunda.

Itulah tips agar anak mudah berpisah. Rasa takut pada Si Buah Hati adalah emosi yang sejajar dengan rasa sedih. Jika Bunda dapat menghadapinya dengan baik, ketakutan Si Buah Hati pada perpisahan pun perlahan-lahan dapat dikurangi.

 

Supaya Si Buah Hati merasa tenang, Bunda juga bisa memberikan Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini merupakan produk susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus

Image Article
Tips Si Kecil Tenang Berpisah dengan Bunda
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Membaca Dongeng, Metode Bermain sambil Belajar untuk Si Buah Hati

Published date

Salah satu langkah awal bagi optimalnya perkembangan Bahasa anak adalah dengan membaca buku cerita atau dongeng bersama. Membaca buku cerita bersama Si Buah Hati adalah kegiatan bermain sambil belajar yang biasanya sangat disukai Si Buah Hati. Iya kan, Bunda? Semakin menyenangkan jika ia pun sudah bisa menceritakan dongeng favoritnya, dengan menirukan beberapa gerakan andalannya.

“Nah kak, akhirnya kura-kura  berhasil mengalahkan kelinci dalam lomba lari!” Serunya Bunda bercerita, apalagi ditambah beragam gambar dan warna menarik. Hal tersebut adalah bentuk stimulasi yang mendukung proses berkembangnya kemampuan memori dan perhatian Si Buah Hati. Oleh karena itu, berikan kesempatan kepada Si Buah Hati untuk berinteraksi dengan buku ceritanya. Dengan melihat gambar-gambar yang lucu dan menarik, ia akan dengan asik mengembangkan cerita-cerita serunya dengan kemampuan bahasa yang semakin berkembang.  

Bunda, baca juga artikel ini: Asah Kemampuan Berbahasa Si Buah Hati dengan Lagu Sederhana

Bunda juga dapat menceritakan cerita kesayangannya dengan boneka, mobil-mobilan, atau mainan kesayangan Si Buah Hati sebagai alat peraga. Bahkan menggambarkan tokoh di dalam cerita bersama dengan Si Buah Hati, bisa menjadi bagian dari aktivitas bercerita yang menyenangkan lho, Bunda. Selain itu Si Buah Hati juga bisa bermain sambil belajar berhitung melalui cerita yang berhubungan dengan soal berhitung. Ayo Bunda, ajak Si Buah Hati mengarang ceritanya sendiri. Kegiatan ini akan melatih daya imajinasi dan kemampuan berbahasanya, lho!

Image Article
Membaca Dongeng, Metode Bermain sambil Belajar untuk Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Ini Dia Tips Membentuk Karakter Anak yang Disiplin

Published date

Dalam membesarkan anak, tentunya banyak hal yang dapat menentukan perkembangan karakter anak itu sendiri. Supaya Si Buah Hati dapat tumbuh sesuai potensinya, karakter yang positif pastinya jadi bekal penting yang perlu dimilikinya. 

Untuk membentuk karakter tersebut, salah satu hal yang perlu diperkenalkan pada Si Buah Hati adalah kedisiplinan.

Kenapa Penting Ajarkan Kedisiplinan pada Si Buah Hati?

Menurut Amy Morin, psikolog dari Northeastern University di Boston, Massachusetts, anak-anak yang memiliki disiplin diri dapat mengatasi perasaan emosi yang tidak nyaman pada dirinya dengan cara yang sehat. 

Mereka dapat belajar mengontrol rasa marah dan mampu mengendalikan perilaku yang impulsif. “Kedisiplinan ini dapat membantu anak dalam menanggapi kritik atau koreksi dari orang dewasa dengan penuh respek. Mereka juga biasanya lebih memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi,” jelasnya.

Tak hanya itu saja, mengajarkan kedisiplinan pada Si Buah Hati juga dapat memberikan berbagai manfaat bagi masa depannya, seperti:

1. Hidup Teratur

Dengan kedisiplinan yang diajarkan, Si Buah Hati memiliki kemampuan untuk mengatur dirinya sendiri serta mengelola waktunya untuk berbagai kegiatan dengan baik. Ini penting untuk membentuk karakter anak  yang memiliki pola hidup teratur.

2. Tumbuh Menjadi Pribadi yang Tenang

Si Buah Hati menjadi mudah mengontrol perilakunya dan mudah pula untuk bersikap tenang jika diperlukan, karena ia sudah terbiasa untuk bersikap sesuai tempat dan waktunya.

3. Makin Percaya Diri

Disiplin berarti melakukan segala sesuatunya sendiri juga, misalnya untuk makan, mandi, menyikat gigi, atau membereskan mainan. 

Dengan cara terbiasa melakukan banyak hal sendiri, Si Buah Hati terlatih untuk percaya kepada kemampuannya sendiri.

Kiat Mengajarkan Kedisiplinan pada Si Buah Hati

Mengajarkan Si Buah Hati tentang kedisiplinan memang bukan hal yang mudah. Diperlukan pola pengasuhan yang tepat dan konsisten agar ia dapat memahami arti disiplin yang sebenarnya.  

Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat Bunda terapkan dalam mengajarkan kedisiplinan pada Si Buah Hati:

- Tentukan Aturan

Mulai dengan 4-5 aturan keluarga yang sederhana. Misalnya, saling berbicara yang baik, saling membantu, menabung dalam nominal tertentu dalam sehari, dan juga menjaga mainannya.

- Berikan Pujian

Setiap Si Buah Hati berhasil melakukan apa yang telah diajarkan, berikan ia pujian atau hadiah, misalnya dalam bentuk stiker bintang yang ditempel di tembok kamarnya setiap ia berbuat baik . Cara ini dapat memotivasi Si Buah Hati untuk terus berperilaku seperti yang telah diajarkan.

- Berikan Contoh

Si Buah Hati belajar dengan memperhatikan apa yang Bunda lakukan, jadi berilah contoh yang baik. 

Misalnya saja jika Bunda ingin makan, lakukan dengan duduk bersama anggota keluarga yang lain, cuci kaki dan gosok gigi sebelum tidur, tidur sesuai batasan waktu di malam hari, serta memberi contoh bagaimana cara menjadi anak saleh.

- Berikan Konsekuensi

Tentukan konsekuensi saat Si Buah Hati melanggar aturan yang sudah Bunda berikan. Misalnya, jika Si Buah Hati tak mau membereskan mainannya setelah digunakan, Bunda bisa coba tidak membelikan kudapan favoritnya saat berbelanja bulanan. 

Menurut Journal of Applied Developmental Psychology, anak akan memperlihatkan perubahan ketika orang tuanya juga menerapkan strategi konsekuensi dalam mendidik anak. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa teknik konsekuensi ini dinilai cukup efektif untuk menerapkan disiplin pada Si Buah Hati.

Itulah beberapa tips seputar mengajarkan kedisiplinan pada buah hati. Untuk terus mendukung perkembangan Si Buah Hati, tentu Bunda juga perlu memenuhi kebutuhan nutrisinya setiap hari. 

Biasakan Si Buah Hati disiplin mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang. 

Tambahkan Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Bagaimana Bunda, sudah siap membentuk karakter anak  menjadi pribadi yang disiplin?

Image Article
Ini Dia Tips Membentuk Karakter Anak yang Disiplin
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
On
Quiz Answer 1 A
Kedisiplinan
Quiz Answer 1 B
Menu sehat
Quiz Answer 1 C
Tidur cukup
Quiz Answer 1 D
kebersihan
Quiz Answer 2 A
Hidup teratur
Quiz Answer 2 B
Percaya diri
Quiz Answer 2 C
Semua benar
Quiz Answer 2 D
Bersikap tenang
Quiz Answer 3 A
Pujian
Quiz Answer 3 B
Penghargaan
Quiz Answer 3 C
Semua benar
Quiz Answer 3 D
Berikan contoh
Quiz 1
Salah satu hal penentu perkembangan karakter anak
Quiz 3
Dukungan yang perlu Bunda berikan untuk mengajarkan kedisiplinan
Quiz 2
Manfaat Si Kecil belajar disiplin
Kunci Quiz 1
A
Kunci Quiz 2
C
Kunci Quiz 3
C