Simak 7 Cara Anak Belajar Berhitung yang Menyenangkan Ini!

Published date

Salah satu keterampilan dasar yang dipelajari si Buah Hati di Sekolah Dasar adalah berhitung. Sebenarnya, ia sudah belajar dasar-dasar berhitung jauh lebih awal, tapi ia tidak memahami bahwa angka memiliki arti.

Tidak apa Bunda, karena ia akan belajar berhitung dengan benar saat ia sudah siap. Dalam perjalanan menuju ke sana, Bunda bisa menerapkan cara mengajarkan anak berhitung yang menyenangkan di rumah.

Ada tiga prinsip berhitung yang harus dipahami si Buah Hati agar ia bisa menguasainya, yaitu hubungan antara angka dan objek yang dihitung, urutan angka-angka, dan kardinalitas atau angka terakhir yang ia sebutkan merupakan jumlah total dari objek yang ia hitung.

Sebelum mengajarkannya berhitung, perlu Bunda pahami bahwa tumbuh kembang si Buah Hati memiliki kecepatannya sendiri. Memaksa anak belajar saat ia belum siap berpotensi membuatnya jadi tidak menyukai kegiatan belajar tersebut, apalagi jika dilakukan sambil marah-marah.

Lebih baik, ajak si Buah Hati belajar dengan cara yang menyenangkan tanpa paksaan, sehingga saat ia sudah sia ia akan dengan otomatis merespon apa yang Bunda ajarkan.

Tips Cara Mengajarkan Anak Berhitung

Cara mengajari anak di usia ini tentu berbeda dengan anak usia sekolah. Bunda bisa mengajarkan si Buah Hati berhitung dengan menerapkan cara mudah mengajarkan anak berhitung berikut ini:

Menghitung jari-jari tangan dan kaki

Tips mengajarkan anak berhitung ini tergolong paling mudah. Si Buah Hati pun akan tertarik melakukannya karena menggunakan anggota tubuhnya sendiri.

Mengenalkan angka menggunakan kalender atau jam dinding

Si Buah Hati bisa melihat dan mempelajari bentuk angka dan urutannya di pernak-pernik rumah.

Menyelipkan berhitung dalam kegiatan yang disukai

Jika si Buah Hati senang membaca buku bergambar, menonton film animasi, atau mewarnai, Bunda bisa menyelipkan tentang berhitung sambil melakukan kegiatan tersebut, misalnya, “Yuk, hitung ada berapa kucing di gambar ini!”

Berburu angka

Selain kalender dan jam dinding, ada banyak benda-benda di rumah yang menampilkan angka. Bunda bisa mengajak si Buah Hati “berburu” benda-benda di sekitarnya yang menunjukkan angka, contohnya remote televisi, telepon, nomor rumah, dan lain-lain.

Berhitung sambil menyanyi

Bunda bisa memanfaatkan lagu anak-anak sebagai cara mengajarkan anak berhitung cepat, di antaranya lagu “Balonku”, “Satu Ditambah Satu”, atau “Satu Satu Aku Sayang Ibu”.

Baca Juga: Yuk, Belajar Berhitung Sambil Bermain dengan DANCOW

Melibatkan anggota keluarga

Belajar jadi menyenangkan saat dilakukan bersama-sama. Bagi si Buah Hati, belajar berhitung dengan melibatkan anggota keluarga akan lebih menyenangkan. Misalnya, ajak ia menghitung berapa piring yang harus disediakan di meja makan untuk seluruh keluarga, atau jumlah kaus kaki hitam dan putih milik Ayah.

Berhitung menggunakan mainan

Ada banyak mainan edukatif yang ditujukan untuk membantu si Buah Hati belajar berhitung, mulai dari yang sangat mendasar seperti mengurutkan angka sampai mempelajari tentang kardinalitas. Ia akan lebih senang karena belajar dilakukan sambil bermain.

Manfaat Anak Belajar Berhitung Sejak Dini

Mungkin Bunda bertanya-tanya, kenapa sih si Buah Hati harus belajar berhitung sejak dini? Belajar berhitung sejak dini tidak hanya dapat meningkatkan kesiapan si Buah Hati dalam memahami konsep matematika dasar, namun juga banyak manfaat lainnya.

Berikut ini beberapa manfaat anak belajar berhitung sejak dini:

Membangun kemampuan menyelesaikan masalah

Mempelajari keterampilan berhitung sejak usia prasekolah dapat membantu si Buah Hati lebih siap untuk menghadapi suatu masalah dan mencari cara untuk menyelesaikannya.

Meningkatkan daya ingat dan konsentrasi

Mempelajari angka dan berhitung membutuhkan kemampuan mengingat fakta dan informasi. Saat menghitung, si Buah Hati akan menghafal urutan angka. Hal itu dapat melatih daya ingat dan konsentrasinya.

Mengembangkan kemampuan berpikir kritis

Keterampilan matematika dasar seperti berhitung membangun dasar untuk berpikir kritis. Soal penjumlahan dan pengurangan yang sederhana tetap mengharuskan si Buah Hati belajar cara memecah persoalan yang rumit menjadi langkah-langkah yang lebih sederhana.

Meningkatkan keterampilan motorik halus

Cara mengarjakan anak berhitung dapat melatih keterampilan motorik halus si Buah Hati melalui penggunaan jari untuk menunjuk benda yang dihitung atau memindahkannya sesuai kelompok.

Mendorong kreativitas

Matematika dasar seperti berhitung adalah tentang menemukan dan mencoba hal-hal baru. Ketika si Buah Hati diberi kesempatan mengeksplorasi, terkadang akan muncul sebuah solusi yang kreatif.

Kreativitas pada anak dapat mendorong si Buah Hati untuk berani bereksperimen, berimajinasi, bebas berpendapat, dan belajar memahami perasaannya.

Mendorong anak lebih senang belajar

Saat si Buah Hati diajarkan berhitung dengan cara yang menyenangkan dan menarik, hal itu dapat membantu menumbuhkan kecintaan dan rasa senang untuk belajar.

Kemampuan berhitung di usia dini sekilas memang terlihat tidak bermanfaat dalam keseharian. Namun dengan berhitung, si Buah Hati akan bisa melakukan hal seperti mengetahui usianya, mengenali nomor rumahnya, memahami konsep lebih banyak atau lebih sedikit, dan sebagainya.

Mengulik berbagai cara mengajarkan anak berhitung memang asyik. Namun Bunda jangan lupa bahwa untuk bisa menyerap apa yang Bunda ajarkan, si Buah Hati perlu nutrisi yang adekuat.

Untuk itu, Bunda bisa memberinya susu DANCOW 3+ Imunutri yang membantu memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi Si Buah Hati. Susu DANCOW 3+ Imunutri mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 dan 6, serat pangan, tinggi vitamin A dan C, dan mikronutrien lainnya.

Jangan lupa Bunda, sebelum menerapkan cara mengajarkan anak berhitung, penuhi kebutuhan nutrisi harian si Buah Hati ia lebih siap menyerap pelajaran yang Bunda berikan. Selamat mencoba, Bunda.

Image Article
Cara mengajarkan anak berhitung
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Mengajari Anak Membaca dengan Menyenangkan

Published date

Apakah Bunda sedang mencari cara mengajari anak membaca dengan mudah dan menyenangkan? Yah, saat ini ada sekolah-sekolah yang mensyaratkan anak sudah bisa membaca saat masuk ke kelas 1 Sekolah Dasar. Padahal, usia yang disarankan oleh para ahli pendidikan untuk anak belajar membaca adalah enam tahun.

Bunda tak perlu merasa terlalu khawatir dan terbebani dengan hal ini karena ada banyak cara mudah mengajari anak membaca. Bunda hanya perlu menstimulasi si Buah Hati membaca yang sesuai dengan usianya. Kegiatan membaca sebenarnya sudah bisa diperkenalkan kepada si Buah Hati saat ia masih bayi loh, Bunda. Tentu saja, Bunda yang membacakan buku sementara ia hanya mendengarkan dan merespons apa yang Bunda ceritakan, melihat gambar yang ada di buku, atau ikut serta memegang buku yang dibacakan.

Si Buah Hati baru paham bahwa ada cetakan tulisan di buku yang dibaca oleh Bunda saat ia memasuki usia toddler. Pada usia ini pula, ia akan ikut-ikutan membaca seperti yang Bunda lakukan. Ia juga biasanya sudah punya buku favorit dan biasanya akan meminta Bunda untuk membacakannya sampai berulang-ulang. Karena seringnya, kemungkinan besar ia akan hafal cerita buku tersebut, tapi tak bosan meminta dibacakan.

Saat memasuki usia prasekolah (usia 3-4 tahun), si Buah Hati mulai senang mengeksplorasi buku sendirian, apalagi dia sudah bisa membuka buku dan membalik halamannya. Namun membaca buku bersama Bunda dan membahas ceritanya tetap menjadi kegiatan yang ia sukai.

Pada usia ini pula, si Buah Hati biasanya akan berusaha untuk membaca yang benar. Apalagi ia sudah mulai mengenal sejumlah huruf dan angka (terutama huruf-huruf yang digunakan di namanya) juga cara menyebutkannya, serta mulai dapat mengeja suku kata.

Oleh karena itu, usia empat tahun merupakan usia yang tepat untuk Bunda mulai mengajarkan si Buah Hati dasar-dasar membaca. Lakukan dengan cara yang menyenangkan dan tidak memaksa, sehingga ia menikmati prosesnya.

Menurut para ahli, membaca buku cerita dengan suara merupakan cara cepat mengajari anak membaca yang efektif. Lakukan dengan ekspresif dan interaktif untuk membuat perhatiannya terfokus ke cerita yang dibacakan.

Cara Mengajari Anak Membaca

Berikut ini beberapa tips cara mengajari anak membaca dengan mudah dan menyenangkan yang dapat Bunda terapkan:

  • Jangan Ragu Berekspresi

Membaca dengan suara yang datar bisa membuat si Buah Hati menjadi cepat bosan dan menganggap kegiatan membaca tidak menarik. Karena itu, Bunda jangan ragu untuk berekspresi saat membaca, misalnya dengan menggunakan suara-suara yang lucu dan unik. Saat ada karakter hewan, Bunda bisa menambahkan suara yang khas dari hewan tersebut, misalnya “Meow”, “Mooo”, atau “Petok petok”.

  • Lakukan dengan Interaktif

Sesekali, Bunda bisa berhenti membaca dan bertanya kepada si Buah Hati, “Apa ya, yang akan terjadi kemudian?” Bisa juga Bunda meminta pendapatnya tentang ilustrasi yang digunakan untuk menggambarkan jalan cerita atau karakter dalam cerita. Bunda bisa jadi akan terkejut mendengar jawaban yang ia berikan.

  • Selipkan Kegiatan Menyanyi

Jika ada cerita yang berkaitan dengan lagu anak-anak yang dikenal oleh si Buah Hati, tak ada salahnya Bunda mengajak ia menyanyi bersama. Misalnya ada gambar pelangi di ilustrasi cerita, maka Bunda bisa mengajaknya menyanyikan lagu Pelangi. Atau jika diceritakan karakter utamanya naik kereta api, maka Bunda bisa menyanyikan lagu Naik Kereta Api.

  • Ajak Membaca Selain Buku

Huruf dan kata tidak hanya ada di dalam buku, tapi juga di mainan, kemasan produk, billboard, papan nama jalan, dan lainnya. Bunda bisa mengajaknya membaca kata-kata tersebut dan mengejanya. Cara mengajari anak belajar membaca ini menjadi selingan yang menyenangkan dari membaca buku.

Baca Juga: Cara Mengasah Otak Anak agar Cerdas

Tips Agar Anak Tidak Bosan Membaca

Bunda takut Si Buah Hati bosan dengan aktivitas membaca? Kabar baiknya, Bunda juga bisa menjadikan membaca sebagai kegiatan yang disukai si kecil.  Berikut cara yang bisa Bunda lakukan agar si kecil tidak bosan membaca:

1. Jadikan Membaca Sebagai Rutinitas

Jadikan membaca sebagai bagian yang menyenangkan dari kehidupan anak Anda. Hal ini bisa dimulai dengan menjadikan aktivitas membaca sebagai rutinitas harian. Buat waktu khusus membaca sebelum tidur atau saat naik kendaraan umum. Bunda juga bisa mulai mengoleksi buku untuk anak-anak atau mengajak mereka mengunjungi perpustakaan terdekat.

2. Jadilah Role Model

Anak-anak tentu akan mencontoh apa yang dilakukan oleh orangtuanya. Nah, Bunda bisa memanfaatkan hal ini untuk mendorong Si Buah Hati agar hobi membaca. Contohkan perilaku membaca yang baik. Jika anak-anak melihat Anda membaca, mereka akan cenderung ikut mengambil buku sendiri. Ini adalah cara mengajari anak membaca dan menulis yang cukup efektif.

3. Pilih Buku yang Disukai Anak

Agar si kecil tidak bosan membaca, pilih buku yang mencerminkan minat Si Buah Hati Cara ini akan membantu menjaga anak Anda terlibat dalam membaca. Bunda  juga dapat membiarkan anak Anda memilih buku sesuai minatnya sendiri, misalnya saja buku tentang dinosaurus dan semacamnya. 

Tips Agar Anak Dapat Belajar Membaca Dengan Cepat

Bunda pasti ingin si kecil bisa membaca dengan cepat. Membaca memang menjadi komponen penting dalam hal berbahasa. Ketika Si Buah Hati sulit membaca dengan lancar, bunda masih bisa melakukan strategi khusus sebagai cara cepat mengajari anak membaca tanpa mengeja. Berikut strategi tersebut:

1. Ajak Anak Membaca Ulang Buku Favoritnya

Selalu dorong anak Anda untuk membaca ulang buku-buku favoritnya. Bunda juga bisa ikut membaca buku favorit si Buah Hati agar semakin menyenangkan dan membuatnya bersemangat membaca.2 Semakin terbiasa anak Anda membaca buku tertentu, ia akan semakin fasih membacanya. Hal ini akan memberi mereka kepercayaan diri, akurasi, dan kecepatan yang diperlukan untuk membaca dengan lancar.

2. Bacakan Anak Buku dengan Suara Keras

Membaca dengan suara keras, bisa membantu si Buah Hati lebih cepat memahami bacaannya lho Bunda. Dengan cara ini, Bunda juga bisa mengajak anak berkomunikasi mengenai cerita yang sedang dibaca. Misalnya, Bunda bisa mengajukan pertanyaan “Apa yang sedang dilakukan jerapah ya?” sambil menunjuk gambar dalam buku.  

3. Ajak Anak Membaca Bergantian

Bunda juga bisa mengajak Si Buah Hati untuk   membaca sebuah kalimat dalam buku secara bergantian atau membaca dengan suara keras bersama. 

Untuk memastikan si Buah Hati memiliki amunisi yang cukup untuk belajar membaca, jangan lupa Bunda berikan asupan nutrisi yang adekuat.

Salah satunya dengan pemberian susu yang mengandung nutrisi sesuai dengan kebutuhan anak usianya, Bunda bisa berikan ia DANCOW 3+ Imunutri.

DANCOW 3+ Imunutri mengandung 0 gram sukrosa serta  zat gizi atau nutrisi berupa zink, Vitamin C dan D,  DHA, serta omega-3 dan 6.

Menerapkan cara mengajari anak membaca jadi lebih mudah dilakukan jika si Buah Hati siap belajar dengan dukungan asupan nutrisi yang adekuat.

Image Article
Cara Mengajari Anak Membaca dengan Kegiatan yang Menyenangkan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Inilah Cara Optimalkan Periode Emas Pertumbuhan Anak!

Published date

Bunda pasti sudah tidak asing dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang disebut sebagai periode pertumbuhan anak yang paling penting.

Disebut juga sebagai periode emas, pada 1000 HPK lah otak Buah Hati mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Bunda dapat membantu mengoptimalkan pertumbuhan otaknya pada periode ini dengan pola makan sehat dan asupan nutrisi yang seimbang, termasuk untuk Bunda.

Makanya, hal ini jadi penting untuk Bunda pahami. Untuk mengetahui lebih lanjut, yuk simak informasi periode pertumbuhan anak berikut ini!

Periode pertumbuhan anak pada 1000 HPK

Periode 1000 HPK si Buah Hati berlangsung mulai dari konsepsi sampai usianya mencapai dua tahun. Mengapa periode pertumbuhan anak ini sangat penting?

Pasalnya, di periode inilah terbentuk fondasi dari pertumbuhan, perkembangan syaraf, dan kesehatan yang optimal. Fondasi ini yang menjadi dasar kehidupan si Buah Hati di masa depan.

Kondisi ini bisa terjadi karena pada periode pertumbuhan anak ini, otak si Buah Hati mengalami proses pertumbuhan yang paling cepat, terutama pada trimester terakhir kehamilan sampai ia berusia dua tahun.

Pada usia kehamilan lima bulan, otak si Buah Hati masih terlihat seperti biji kopi yang halus dan mulus. Namun saat ulang tahun yang kedua, otaknya sudah tumbuh mencapai 80 persen dari otak orang dewasa.

Menurut IDAI, tumbuh-kembang si Buah Hati sebaiknya dipantau dengan seksama pada periode 1000 HPK ini. Sehingga jika ada gangguan tumbuh-kembang, maka bisa segera ditindaklanjuti. Gangguan tumbuh-kembang yang dimaksud, yakni antara lain:

  • Penyimpangan pertumbuhan, misalnya status gizi kurang atau buruk, tubuhnya pendek untuk usianya.
  • Penyimpangan perkembangan, misalnya terlambat bicara atau berjalan.
  • Penyimpangan mental-emosional anak, misalnya gangguan konsentrasi dan hiperaktif.

Baca Juga: 3 Manfaat Lactobacillus rhamnosus untuk Daya Tahan Tubuh Si Buah Hati

Mengoptimalkan Periode Pertumbuhan Emas Anak

Menurut UNICEF South Asia, 10 intervensi yang dilakukan pada periode 1000 HPK berikut ini telah terbukti dapat membantu Buah Hati untuk menjalani tumbuh-kembang yang optimal untuk meraih potensinya.

  1. Bunda menyusui si Buah Hati, mulai dari satu jam pertama kehidupannya, untuk membantu melindunginya dari infeksi dan risiko kematian.
  2. Bunda memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan si Buah Hati.
  3. Pemberian ASI yang dilengkapi MPASI setelah usia si Buah Hati mencapai enam bulan.
  4. Pemberian makanan yang cukup dan sesuai dengan umur si Buah Hati pada 6-24 bulan. Pastikan makanan yang diberikan bervariasi agar nutrisi yang didapatkan dari makanan juga variatif.
  5. Praktik kebersihan yang baik dan selalu mencuci tangan sebelum makan untuk mencegah kuman masuk ke dalam tubuh si Buah Hati.
  6. Pemberian suplementasi Vitamin A dan zat besi, serta pemberian obat cacing, untuk mencegah si Buah Hati mengalami defisiensi nutrisi dan melindunginya dari penyakit.
  7. Pemberian makanan kaya nutrisi yang lebih sering saat si Buah Hati sedang sakit atau saat masa pemulihan.
  8. Pemberian makanan dan perawatan yang tepat untuk membantu menyelamatkan jiwa Buah Hati yang memiliki status gizi sangat buruk.
  9. Meningkatkan asupan nutrisi bagi remaja perempuan, pola makan sehat, serta pemberdayaan untuk memastikan kecukupan nutrisi anak-anak mereka di masa depan.
  10. Memperbaiki asupan nutrisi untuk ibu hamil dan menyusui agar anak-anak mereka terlahir sehat dan mengalami tumbuh-kembang yang optimal.

Dari 10 cara intervensi ini, Bunda dapat melihat bahwa asupan yang kaya nutrisi, baik bagi Bunda pada masa kehamilan dan menyusui maupun bagi si Buah Hati saat ia sudah bisa mengonsumsi MPASI, sangatlah krusial pada periode pertumbuhan anak ini.

Sementara itu, IDAI menyarankan Bunda untuk menerapkan pola Asuh, Asih, Asah untuk memenuhi kebutuhan dasar si Buah Hati dalam periode pertumbuhan anak ini. Apa itu Asuh, Asih, Asah? Berikut jawabannya:

  • Asuh: Pemenuhan kebutuhan fisik-biomedis, termasuk pemberian ASI, nutrisi yang sesuai, kelengkapan imunisasi, pengobatan bila anak sakit, tempat tinggal yang layak, kebersihan diri dan lingkungan, rekreasi, dan bermain.
  • Asih: Pemenuhan kebutuhan emosi dan kasih sayang.
  • Asah: Pemenuhan kebutuhan stimulasi mental yang merupakan dasar dari proses belajar si Buah Hati.

Begitu pentingnya asupan nutrisi pada 1000 HPK si Buah Hati, maka setelah ia berusia satu tahun, Bunda dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan pemberian susu pertumbuhan DANCOW 1+ Nutritods.

Susu pertumbuhan ini diformulasikan untuk anak usia 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium, protein, minyak ikan, omega-3 dan 6, serat pangan inulin, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Setelahnya, lanjutkan dengan pemberian DANCOW 3+ Nutritods yang mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega-3 dan 6, serat pangan, tinggi Vitamin A dan C, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Bunda juga bisa mendapatkan inspirasi pola makan yang sehat dan kaya nutrisi untuk si Buah Hati melalui Piring Nutrisi Dancow. Dengan demikian, Bunda menjadi lebih yakin bahwa kebutuhan nutrisi si Buah Hati dapat tercukupi pada periode pertumbuhan anak ini.

Jangan lupa untuk tetap memberikan nutrisi dukung tumbuh kembang Si Buah Hati dengan susu DANCOW. Bunda juga bisa tukarkan poin di program Parenting Rewards DANCOW. Yuk, tunggu apa lagi? Tukar poin sekarang!

 

Referensi:

  • The first 1,000 days of life: The brain’s window of opportunity (2013) – UNICEF Office of Research-Innocenti. Retrieved January 30, 2022, from https://www.unicef-irc.org/article/958-the-first-1000-days-of-life-the-brains-window-of-opportunity.html 
     
  • Your Baby’s First 1,000 Days: AAP Policy Explained (2018) – American Academy of Pediatrics. Retrieved January 30, 2022, from https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/Babys-First-1000-Days-AAP-Policy-Explained.aspx 
     
  • Pentingnya Pemantauan Tumbuh Kembang 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak (2017) – IDAI. Retrieved January 30, 2022, from https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/pentingnya-pemantauan-tumbuh-kembang-1000-hari-pertama-kehidupan-anak 
     
  • 10 proven nutrition interventions (2018) – UNICEF South Asia. Retrieved January 30, 2022, from  https://www.unicef.org/rosa/stories/10-proven-nutrition-interventions
Image Article
Periode pertumbuhan anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Co-parenting Kompak bersama Nenek dan Kakek

Published date

“Anak jangan dibiarin pakai tangan kiri dong, nggak sopan, nanti jadi kidal!” Pernahkah Bunda mendengar mitos-mitos seperti itu? Ada banyak sekali  kepercayaan  akan  cara  pengasuhan tertentu yang diajarkan turun temurun dalam keluarga. Nah, kerap kali hal ini  jadi  salah  satu sumber konflik nih dalam co-parenting  bersama  nenek  dan  kakek.  Karena  berbagai  alasan, kerap kali Bunda perlu menitipkan Si Buah Hati pada nenek dan kakeknya. Apalagi  di  masa pandemi ini, banyak orangtua yang memilih  meminta  bantuan  nenek  dan  kakek  dalam mengasuh anak, daripada menggunakan jasa pengasuh.

 

Sebuah studi di Indonesia pada tahun 2018 menunjukkan bahwa 43,18%  nenek  dan  kakek tinggal bersama keluarga inti. Fenomena ini sering juga disebut sebagai keluarga multigenerasi, yaitu saat tiga atau  lebih  generasi  tinggal  dalam  satu  rumah.  Ketika  dua  generasi bersama-sama  mengurus  anak  maka  akan  muncul  peran  ganda  di  dalam  keluarga,  misalnya di saat yang bersamaan Bunda menjadi orangtua bagi Si Buah Hati sekaligus menjadi anak dari nenek  dan  kakek.  Peran  ganda  ini  seringkali  membuat  batasan  menjadi  ambigu  dan berpotensi  memunculkan  konflik,  apalagi   ketika   terdapat   ketidakseimbangan   kewenangan atau otoritas di dalam rumah (power imbalance) (Antawati, 2020).

 

Meskipun berpotensi menimbulkan konflik, namun Bunda perlu tahu bahwa  ada  banyak manfaat juga lho dari  keterlibatan  nenek dan kakek dalam pengasuhan Si Buah Hati! Bila Bunda dan Ayah dapat menjalin relasi yang harmonis dengan nenek dan kakek, ini menjadi contoh bagi anak dalam berinteraksi, mengelola konflik dan menyelesaikan masalah dengan orang lain. Beberapa manfaat co-parenting lainnya adalah  orangtua  memiliki  kesempatan untuk beristirahat, memiliki teladan dan penguatan dari pengalaman pengasuhan nenek dan kakek sebelumnya, serta anak menjalin relasi yang lebih kuat dengan nenek dan kakeknya (Abdullah, 2020; Antawati, 2020).

 

Simak tips berikut untuk membangun co-parenting kompak bersama nenek dan kakek! (Wright, 2020)

  1. Pastikan kesediaan nenek dan kakek sebelum melibatkan mereka dalam pengasuhan Si Buah Hati. Hal ini penting untuk memastikan bahwa mengasuh cucu tidak justru menjadi beban bagi mereka. Selain itu, nenek dan kakek juga perlu memiliki kondisi kesehatan yang baik agar mereka mampu menjaga anak serta tidak mencelakakan diri sendiri.

  2. Pastikan Bunda dengan nenek dan kakek memiliki relasi dan kepercayaan yang baik, satu sama lain. Jika Bunda masih memiliki perasaan yang mengganjal atau trauma terhadap orang tua, komunikasikan dan selesaikan terlebih dahulu.  Bangun kepercayaan dengan terlebih dahulu melihat bagaimana nenek dan  kakek  merawat anak saat ada Bunda di sampingnya.

  3. Komunikasikan aturan agar nilai-nilai pengasuhan serta kebiasaan Si Buah Hati yang sudah Bunda bangun dapat  berjalan  selaras  serta konsisten dengan nenek dan kakek. Hal ini penting untuk mengantisipasi anak diasuh dengan terlalu keras atau malah terlalu dimanjakan oleh nenek dan kakek.

  4. Buat jadwal pengasuhan harian misalnya kapan anak harus tidur siang, jam makan, dan waktu camilan. Beri tahu kondisi anak, apakah memiliki alergi atau ceritakan kebiasaan anak dan cara kita mengatasi kondisi tertentu.

  5. Minta nenek dan kakek untuk mengkomunikasikan pada Bunda mengenai segala pertimbangan sebelum melakukan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan anak.

 

Lantas, bagaimana menghadapi konflik akibat perbedaan pandangan seputar mitos pengasuhan? Pertama, Bunda dan Ayah perlu sepakat terlebih dahulu mengenai cara pengasuhan yang diinginkan bersama, agar memiliki pandangan yang sejalan sebelum nenek dan kakek terlibat. Kedua, ingat untuk selalu menghargai pendapat dan  usaha  nenek dan kakek untuk membantu Bunda. Ketiga, beri pemahaman kepada mereka,  bisa  dilakukan dengan menunjukkan artikel ilmiah atau video  yang membahas mitos-mitos tersebut. Bunda juga perlu tetap tenang, bukalah ruang diskusi dan respon saran pengasuhan dari nenek dan kakek dengan nada bicara yang santai, kata-kata yang netral atau tidak menjatuhkan mereka.

 

Mengasuh anak bersama dengan nenek dan kakek memang menjadi tantangan tersendiri. Namun bila co-parenting dengan nenek dan kakek dapat berjalan kompak, maka ada banyak manfaat bagi Si Buah Hati! Lingkungan keluarga yang hangat dan aman akan tercipta dan mendukung anak agar kelak memiliki kemampuan beradaptasi yang matang di lingkungan sosial.

 

Nah, selain memiliki kemampuan beradaptasi yang baik di lingkungan sosial, Si Buah Hati juga perlu tercukupi kebutuhan nutrisinya agar tumbuh kembangnya optimal. Untuk melengkapi asupan nutrisi hariannya, berikan segelas DANCOW Nutritods sesuai tahapan usianya.

 

DANCOW 1+ Nutritods adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Sementara DANCOW 3+ Nutritods adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Nah, bila Si Buah Hati telah berusia 5 tahun ke atas, Bunda bisa memberikan DANCOW 5+ Nutritods. DANCOW 5+ Nutritods mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

 

Referensi

Abdulah, M. (2020). What Happens When Grandparents Help Raise Children. Retrieved 23 November 2021 from https://greatergood.berkeley.edu/article/item/what_happens_when_grandparents_help_r aise_children

Antawati, D. I. (2020). Mother–Grandmother Co-Parenting in a Multigenerational Urban Family in Indonesia. 1st Borobudur International Symposium on Humanities, Economics and Social Sciences (BIS-HESS 2019) (pp. 1163-1169). Atlantis Press.

Debrito, J. (2017). When Mothers and Grandmothers Parent Children Together. Retrieved 23 November 2021 from

https://www.focusonthefamily.com/parenting/when-mothers-and-grandmothers-parent-c hildren-together/

Mathebula, M. (2021). Grandparents, Aunts and Cousins – The Dynamics of Co-parenting with Extended Family Members. Retrieved 23 November 2021 from https://www.artofsuperwoman.com/2021/05/10/grandparents-aunts-and-cousins-the-dyna mics-of-co-parenting-with-extended-family-members/

Wright, J. J. (2020). 4 Ways to Have Less Conflict When Co-Parenting with Grandparents. Retrieved 23 November 2021 from https://www.crosswalk.com/family/parenting/grandparenting/4-ways-to-have-less-conflict-when-co-parenting-with-grandparents.html

Image Article
Co-parenting Kompak bersama Nenek dan Kakek
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

A Bond of Trust: Bagaimana Membangun Kelekatan Emosional dengan Si Buah Hati?

Published date

Kelekatan emosional antara Bunda dan Si Buah Hati adalah aspek penting yang harus dibangun sedini mungkin. Kelekatan tersebut akan menjadi cermin baginya saat berhubungan dengan orang lain. Lantas, apa yang perlu Bunda lakukan?

 

“Hanya dua hal abadi yang kita berikan kepada anak-anak kita, yaitu akar dan sayap” - Johann Wolfgang

 

Bunda adalah sosok yang sangat signifikan bagi Si Buah Hati. Bahkan, sebelum Si Buah Hati melihat dunia dan bertemu dengan banyak orang, ia telah membangun interaksi dengan Bunda dari dalam kandungan. Hingga Si Buah Hati lahir dan tumbuh dewasa, pengalaman-pengalaman  bersama  Bunda  tidak  akan  tergantikan.  Pengalaman tersebut seperti akar yang kuat dan kokoh, menjadi pondasi Si Buah Hati untuk tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas, dan gembira.

 

Sebagai pengasuh utama, Bunda adalah tempat pertama bagi Si Buah Hati belajar tentang hubungan. John Bowlby (1958), seorang tokoh di dunia psikologi, menyatakan bahwa kelekatan hubungan antara Bunda dan Si Buah Hati di usia awal perkembangan, akan memprediksi pola hubungan Si Buah Hati dengan orang lain di masa mendatang. Hubungan yang erat dan harmonis antara Bunda dan Si Buah Hati, akan meningkatkan rasa aman dan percaya diri Si Buah Hati, sehingga Ia menjadi lebih kompeten dalam membangun relasi sosial. Sebaliknya, bila hubungan tidak terjalin baik, maka Si Buah Hati cenderung merasa cemas dan kurang kompeten dalam relasi sosial, sehingga Ia sulit untuk dekat dengan orang lain. Oleh karena itu, sangat penting bagi Bunda untuk membangun kelekatan hubungan yang kuat sedini mungkin (Frothingham & Legg, 2019).

 

Kelekatan tersebut tidak hanya terbentuk dari aktivitas apa yang Bunda lakukan bersama Si Buah Hati, tetapi juga dari ikatan emosional yang terjalin saat keduanya berinteraksi. Bunda perlu membangun kelekatan emosional yang melibatkan kenyamanan, kesenangan, dan perasaan aman.

 

Yuk simak tips membangun kelekatan emosional bersama Si Buah hati!

  1. Hadir 100%

Tips ini adalah yang paling penting dan dan mendasar. Saat berinteraksi dengan Si Buah Hati, buatlah interaksi tersebut menjadi sangat optimal. Investasikan waktu bersama Si Buah Hati, simpan dahulu gadget dan jauhkan diri dari distraksi. Bunda perlu sungguh-sungguh memberikan perhatian pada Si Buah Hati, sehingga Ia tidak merasa diabaikan. Ikatan emosional akan terjalin saat Bunda mampu bersikap sensitif  dan  responsif  terhadap  kebutuhan  Si  Buah  Hati  (Cassidy,  Jones,  &  Shaver, 2013).

 

  1. Kontak Mata

Saat Bunda bersama dengan Si Buah Hati, tatap matanya. Tunjukkan bahwa Bunda benar-benar hadir dan siap untuk memenuhi segala kebutuhan Si Buah Hati. Kontak mata akan membuat Si Buah Hati merasa lebih tenang, Ia tahu bahwa dirinya aman saat berada di dekat Bunda.

 

  1. Sentuhan

Sentuhan memiliki manfaat yang sangat ajaib. Ekspresikan rasa sayang Bunda melalui sentuhan fisik seperti memeluk, mengelus kepalanya dengan kasih, atau menggenggam tangannya dengan hangat. Sentuhan ini akan menciptakan bonding dan ikatan emosional antara Bunda dan Si Buah Hati.

 

  1. Ajak Bicara

Tanyakan pada Si Buah Hati, bagaimana perasaannya saat ini? Bantu Ia mengenali setiap dinamika yang terjadi dalam hidupnya. Ketika Si Buah Hati berhasil melakukan sesuatu, berikan apresiasi. Ketika Si Buah Hati gagal, berikan Ia ruang aman untuk berekspresi. Dengan begitu, Si Buah Hati akan menganggap Si Buah Hati sebagai rumah, yang penuh cinta dan kasih sayang.

 

Membangun kelekatan emosional dengan anak membutuhkan proses, semuanya tidak berlangsung secara instan. Untuk itu, Bunda perlu sabar, konsisten, dan secara terus menerus  menginvestasikan waktu bersama Si Buah Hati, ya!

 

Selain membangun hubungan emosional yang baik, pastikan juga kebutuhan nutrisi Si Buah Hati terpenuhi. Nah, Bunda dapat melengkapi kebutuhan nutrisi Si Buah Hati sesuai tahapan usianya dengan DANCOW Nutritods.

 

DANCOW 1+ Nutritods adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Sementara DANCOW 3+ Nutritods adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Nah, bila Si Buah Hati telah berusia 5 tahun ke atas, Bunda bisa memberikan DANCOW 5+ Nutritods. DANCOW 5+ Nutritods mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

 

 

Referensi

Bowlby, J. (1958). The nature of the child’s tie to his mother. International Journal of Psychoanalysis, 39, 350–373.

Cassidy, J., Jones, J., & Shaver, P. R. (2013). Contributions of attachment theory and research: A framework for future research, translation, and policy. Development and Psychopathology, 65, 1415–1434.

Frothingham, S., & Legg, T. J. (2019). What Is Secure Attachment and How Do You Develop One with Your Child?. Diakses dari https://www.healthline.com/health/secure-attachment-2.

Image Article
A Bond of Trust: Bagaimana Membangun Kelekatan Emosional dengan Si Buah Hati?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Memahami dan Mengatasi Masalah Atensi Si Buah Hati di Kelas

Published date

Penting bagi orang tua untuk memahami ciri ciri tumbuh kembang anak saat memasuki usia prasekolah. Salah satu aspek tumbuh kembang yang perlu untuk diperhatikan adalah bagaimana Si Buah Hati dapat memberikan perhatian atau atensi pada aktivitas yang diberikan di kelas. Saat mengamati anak di kelas, beberapa orang tua menemukan Si Buah Hati justru sibuk bermain sendiri atau tidak memperhatikan gurunya. Saat melihat perilaku tersebut, Bunda saja berpikir, “Jangan-jangan anakku punya masalah fokus nih”. Sebelum melangkah lebih lanjut, Bunda dan Ayah bisa mencoba untuk mengenali proses Si Buah Hati dalam memberikan atensi terlebih dahulu.

 

Perilaku yang secara umum perlu untuk Bunda dan Ayah perhatikan untuk melihat tingkat atensi anak adalah tingkat keaktifannya, seberapa mudah mereka teralihkan, dan kemampuan mengontrol dorongan atau keinginan. Kemampuan anak dalam memberikan atensinya berkaitan dengan profil kemampuan kognitifnya dan karakteristik emosionalnya (Ruff, Capozzoli, & Weissberg, 1998). Proses atensi Si Buah Hati bisa dipengaruhi oleh kesesuaiannya dengan gaya belajar tertentu (misalnya: lebih senang mengamati atau sambil beraktivitas) dan juga kemampuannya dalam mengendalikan dorongan atau keinginan. Setiap anak bisa memiliki proses atensi yang berbeda-beda, tergantung pada profil mereka masing-masing.

 

Karena setiap anak memiliki karakter sesuai dengan profil mereka masing-masing, berikut maka terdapat beberapa penyebab anak sulit memberikan atensi yang perlu diperhatikan dan cara mengatasinya (OxfordLearning, 2018):

  1. Kurang terlatih untuk memberikan atensi dalam rentang yang cukup lama. Beberapa anak membutuhkan waktu untuk terbiasa dengan kegiatan di kelas yang mulai lebih terstruktur  dari  kegiatan  sehari-harinya.  Agar  Bunda  dapat  mengatasi  hal  ini  maka Si Buah  Hati  dapat  dibiasakan  memiliki  kegiatan  semi-terstruktur  di  rumah,  misalnya memiliki jadwal harian di rumah yang bisa didiskusikan bersama anak lalu menggambarkan atau menuliskannya di sebuah papan agenda.

  2. Ketika anak kurang termotivasi, dorongan untuk memberikan perhatian terhadap kegiatan menjadi lemah sehingga semakin mudah untuk terdistraksi oleh hal lain dianggap lebih menarik perhatiannya. Selama di rumah Bunda bisa mencoba mengamati kegiatan-kegiatan yang lebih disukai anak, lalu ceritakan lah kepada guru di kelas. Misalnya Si Buah Hati lebih tertarik mengamati binatang, dibanding menggambar.

  3. Pada  masa  tumbuh  kembangnya  setiap  anak  memiliki  potensi  masing-masing yang berpengaruh pada gaya belajarnya. Misalnya ada anak yang cocok dengan kegiatan melibatkan banyak gambar dan yang lebih nyaman terlibat aktivitas langsung. Ketidaksesuaian gaya belajar bisa saja membuat Si Buah Hati kesulitan menyerap informasi sehingga terkesan enggan mengikuti instruksi dan berkonsentrasi. Dalam mengatasi hal ini Si Buah Hati bisa diajak mengembangkan potensi melalui gaya belajar yang sesuai dengan potensinya. Setelah pondasi kemampuannya terbentuk, baru secara perlahan bisa dikombinasikan dengan gaya lain secara bertahap

  4. Perkembangan sosial-emosi sebagai salah satu dari ciri-ciri tumbuh kembang anak juga memiliki peran terhadap kemampuan anak dalam memberikan atensi. Jika Si Buah Hati memiliki masalah kecemasan, kesulitan beradaptasi, dan masalah keluarga lainnya yang memengaruhi kondisi emosionalnya, maka hal tersebut bisa mendistraksi dirinya dari kegiatan di kelas. Setiap masalah emosional pada anak memiliki prosesnya masing-masing, sehingga akan lebih baik jika orang tua berkonsultasi dengan ahli dan bekerja sama dengan guru. Si Buah Hati bisa saja memerlukan penyesuaian di awal terlebih dahulu dengan pendekatan secara individual oleh guru, agar kemudian perlahan dapat beradaptasi dengan baik.

  5. Kesulitan belajar seperti masalah pemusatan perhatian, persepsi visual, perkembangan bahasa, dan perkembangan kognitif bisa juga terjadi. Kondisi ini membuat anak kesulitan untuk berkonsentrasi, mengikuti instruksi, dan mengikuti proses pembelajaran. Pada kasus seperti ini alangkah baiknya jika orang tua berkonsultasi dengan ahli sejak dini agar dapat memulai perencanaan penanganan.

 

Memahami proses atensi sebagai salah satu ciri-ciri tumbuh kembang anak menjadi sangat penting bagi orang tua. Bunda dan Ayah dapat mengamati dan mengenali bagaimana Si Buah Hati dalam memberikan atensi sejak dari rumah. Setiap amatan akan membantu orang tua dan guru untuk berkolaborasi dalam memberikan penanganan yang tepat sesuai dengan potensi dan kesulitan masing-masing anak. Jangan ragu untuk melibatkan profesional agar Si Buah Hati dapat bertumbuh secara optimal dengan aman. Selain itu, pastikan Si Buah Hati mendapatkan nutrisi harian secara optimal. Nah, untuk melengkapi kebutuhan nutrisinya, Bunda dapat memberikan DANCOW Nutritods sesuai tahapan usianya.

DANCOW 1+ Nutritods adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Sementara DANCOW 3+ Nutritods adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Nah, bila Si Buah Hati telah berusia 5 tahun ke atas, Bunda bisa memberikan DANCOW 5+ Nutritods. DANCOW 5+ Nutritods mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

 

 

Referensi

Ruff, H.A., Capozzoli, M., & Weissberg, R.P. (1998). Age, individuality, and context as factors in sustained visual attention during the preschool years. Developmental psychology, 34 3, 454-64 .

OxfordLearning. (2018). 10 Reasons Your Child Can’t Concentrate in School (That Aren’t ADD). Retrieve 23 December 2021 from https://www.oxfordlearning.com/why-cant-my-child-focus/

Image Article
Memahami dan Mengatasi Masalah Atensi Si Buah Hati di Kelas
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Yuk, Ajak Anak Beralih ke Sedotan Kertas Ramah Lingkungan!

Published date

Tahukah, Bunda? Kasih sayang Bunda juga dapat diwujudkan dengan mengajak Si Buah Hati lebih peduli dan merawat lingkungannya. Salah satu isu lingkungan yang sering dibicarakan adalah penggunaan plastik, khususnya mengenai dampak sedotan plastik bagi lingkungan. Bunda tentu ingin Si Buah Hati ikut berpartisipasi dalam menjaga lingkungan dan turut mempelajari dampak yang diberikan dari kegiatan manusia terhadap lingkungan hidup  sejak dini. Nah, salah satu cara yang bisa Bunda lakukan untuk membantu Si Buah Hati mencintai lingkungannya adalah memilih produk yang mudah didaur ulang, seperti sedotan kertas ramah lingkungan, atau sedotan ramah lingkungan lainnya yang berbahan stainless atau bambu.

Bunda perlu juga menjelaskan kepada Si Buah Hati mengapa kita harus mengurangi hingga secara bertahap berhenti memakai sedotan plastik dan beralih ke sedotan kertas ramah lingkungan. Yuk, simak penjelasannya!

1. Mengedukasi Si Buah Hati untuk Menjaga Lingkungannya

Tahukah, Bunda? Si Buah Hati merupakan peniru ulung. Sejak bayi, ia memiliki kebiasaan meniru lingkungannya dan bagaimana orang-orang bereaksi. Nah, kebiasaan-kebiasaan baik yang terbawa hingga dewasa umumnya diperlihatkan dan diterapkan sejak Si Buah Hati masih kecil.

Oleh karena itu, ketika Bunda mengajari dan mencontohkan kebiasaan baik untuk menjaga lingkungan, ia pun akan meniru dan menjadikannya sebuah kebiasaan. Mulai dari membuang sampah di tempatnya, hingga mengurangi pemakaian sedotan plastik.

2. Mengurangi Sampah Plastik

 image

Bunda tentu sudah tahu ya, bahwa sampah plastik termasuk salah satu jenis sampah yang butuh waktu lama untuk terurai. Oleh karena itu, beralih ke sedotan kertas ramah lingkungan tentu dapat membantu mengurangi penggunaan benda-benda berbahan dasar plastik. Dengan begitu, Si Buah Hati dapat memulai perannya dalam mengurangi penggunaan sampah plastik yang membutuhkan waktu lama untuk terurai.

Baca Juga: Manfaat Susu DANCOW FortiGro Instant untuk Anak Sekolah

3. Sedotan Kertas Lebih Mudah Terurai Dibanding Sedotan Plastik

image

Seperti yang diinfokan di atas, sampah plastik butuh waktu lebih lama untuk terurai dibanding sedotan kertas. Faktanya, sedotan plastik membutuhkan waktu 400-1.000 tahun untuk terurai sepenuhnya. Lalu, bagaimana dengan sedotan kertas?

Sampah kertas secara umum dapat terurai dalam waktu 2-6 minggu, tergantung dari jenis kertas, lokasi pembuangan sampah (apakah kering atau basah/lembap), dan organisme yang membantu penguraian sampahnya. Perbedaan durasi penguraian sampah ini menjadikan sedotan kertas menjadi jenis sampah yang lebih cepat terurai dibanding sedotan plasti, Bunda.

4. Banyak Pilihan Sedotan Ramah Lingkungan Lainnya Saat Sedotan Kertas Tak Tersedia

 image

Selain memilih sedotan kertas ramah lingkungan, Bunda juga dapat memilih sedotan ramah lingkungan lainnya yang terbuat dari kaca, stainless steel, maupun bambu. Bunda bisa memilih ketiga jenis sedotan ramah lingkungan ini bila produk yang hendak dikonsumsi tidak menyediakan sedotan kertas.  

Sedotan plastik, sedotan kaca, stainless steel, maupun bambu juga dapat digunakan berulang, lho. Jadi, bisa Bunda simpan di rumah untuk digunakan kembali. Bunda cukup mencucinya dengan sabun dan air mengalir seperti alat makan lainnya. Selain itu, Bunda bisa menggunakan sikat kecil untuk membersihkan bagian dalam sedotan yang biasanya diberikan bersamaan saat membeli sedotannya.

Wah, ternyata peduli dengan lingkungan bisa dimulai dari hal yang paling kecil terlebih dulu ya Bunda, yaitu mulai mengganti sedotan plastik dengan sedotan kertas ramah lingkungan maupun sedotan ramah lingkungan lainnya secara bertahap. Oleh sebab itu, Bunda bisa mulai memilih produk yang menggunakan sedotan kertas, seperti DANCOW FortiGro kemasan UHT. Ya, Bunda, kini DANCOW FortiGro kemasan UHT hadir dengan sedotan kertas ramah lingkungan untuk turut mendukung gerakan pengurangan sampah plastik. Selain hadir dengan sedotan kertas, DANCOW FortiGro UHT juga tersedia dalam rasa Cokelat dan Stroberi yang disukai Si Buah Hati.

Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, dukung Si Buah Hati mencintai lingkungannya dengan mulai menggunakan sedotan kertas ramah lingkungan.

Image Article
Sedotan kertas ramah lingkungan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

5 Cara Belajar yang Baik dan Efektif untuk Anak

Published date

Ketika melihat Si Buah Hati sekolah tatap muka, Bunda pasti ingin ia menikmati proses belajar dan juga merasa aman di saat yang bersamaan. Untuk mengatasi hal ini, Bunda tetap bisa membantunya dengan cara mengajarkan Si Buah Hati memiliki kebiasaan belajar yang baik, dan juga memberikan perasaan aman ketika ia harus belajar di sekolah. Yuk, cari tahu bagaimana cara mengajarkan anak belajar dan merasa nyaman!

Masa pembelajaran tatap muka yang telah kembali normal ini membuat peran Bunda begitu penting, karena Bunda perlu menyiapkan diri untuk menjadi pendamping yang baik bagi Si Buah Hati. Hal terpenting yang bisa Bunda lakukan untuk membuat Si Buah Hati merasa aman untuk belajar adalah dengan menunjukkan minat Bunda terhadap pembelajarannya dan juga bersikap suportif. Biarkan Si Buah Hati merasa aman untuk bercerita kepada Bunda tentang masalah yang ia hadapi di sekolah.

Selain itu, Bunda juga dapat melakukan hal-hal ini sebagai cara mengajarkan anak belajar dan juga memberikan ia perasaan aman:

1. Jalin Komunikasi dengan Pihak Sekolah

Melakukan komunikasi yang baik dengan pihak sekolah merupakan langkah awal yang bisa Bunda lakukan. Bunda bisa mengunjungi sekolah untuk melihat secara langsung bagaimana proses belajar dilakukan. Selain itu, ajukan pertanyaan atau berikan saran yang tepat untuk memberikan rasa aman dan nyaman tidak hanya bagi Si Buah Hati, tetapi juga gurunya.

2. Pastikan Si Buah Hati Sehat

Berikan asupan nutrisi yang cukup agar Si Buah Hati tidak mudah sakit. Bunda bisa menyiapkan sarapan yang bisa membantu konsentrasi dan daya ingat seperti kacang-kacangan, roti gandum, brokoli, buah jeruk dan telur.

Selain itu, Bunda juga bisa menyiapkan bekal makan siang dengan memenuhi rekomendasi gizi seimbang yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. Dengan asupan yang mencukupi, Si Buah Hati pun akan belajar dengan tenang dan optimal.

Baca Juga: Cara Melatih Fokus Belajar Anak dengan DANCOW FortiGro Cokelat

3. Sesuaikan Kembali Jadwal Keseharian Si Buah Hati

Cara mengajarkan anak agar bisa belajar dengan aman berikutnya adalah dengan mengatur kembali jadwal kesehariannya serta kedisiplinannya. Kembali biasakan Si Buah Hati untuk tidur tidak terlalu malam dan bangun tepat waktu di pagi hari. Sehingga, ia memiliki cukup waktu untuk mandi dan sarapan.

4. Ajarkan Si Buah Hati mengenai Protokol Kesehatan

Beri tahu Si Buah Hati apa saja yang bisa membuat dia terpapar virus, seperti tidak menjaga jarak dan tidak memakai masker. Sehingga, Si Buah Hati memahami cara untuk menjaga dirinya tanpa rasa cemas berlebihan. Jangan salah, menjaga kesehatan juga merupakan cara mengajarkan anak untuk bisa belajar dengan rasa aman.

5. Buatlah Rencana Pembelajaran untuk Si Buah Hati

Bunda dapat membantu Si Buah Hati menghadapi tugas sekolahnya di rumah, meski nanti ia sudah mulai masuk sekolah secara tatap muka. Buatlah rencana pembelajaran bersama yang tidak terlalu berat untuk dilakukan oleh Si Buah Hati, supaya ia tidak merasa bosan. Tidak perlu terlalu lama, yang penting tugas selesai dengan baik.

Selain mengajarkan Si Buah Hati belajar dengan menyediakan perasaan aman, Bunda juga perlu menjaga mencukupi kebutuhannya agar tetap sehat sebagai salah satu cara mengajarkan anak belajar dalam kondisi aman. Berikan proteksi kepada Si Buah Hati dengan menyiapkan makanan bergizi seimbang. Salah satunya adalah dengan rutin minum susu DANCOW FortiGro.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anak usia sekolah 6-12 tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan nutrisinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental serta mendukung imunitas anak.

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung nutrisi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, vitamin A, C, & D; kandungan nutrisi untuk dukung proses belajar seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan minyak ikan (khusus varian Instant kemasan box); yang bisa dikonsumsi pagi hari dan sebelum tidur untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan nutrisi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam 3 macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream. Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat dan Stroberi yang praktis dikonsumsi ketika di sekolah atau dalam perjalanan.

Dengan persiapan yang matang dan monitoring yang baik lewat penerapan cara mengajarkan anak dalam situasi aman di atas, selama Si Buah Hati belajar di sekolah secara tatap muka, Bunda tak perlu cemas. Yuk, mulai persiapkan dari sekarang!

Image Article
cara belajar yang baik efektif
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Kenali 4 Tahap Perkembangan Bahasa Anak Pada Usia 3 Tahun

Published date

Selain pertumbuhan tinggi dan berat badan, perkembangan bahasa anak usia dini adalah tahapan perkembangan yang penting untuk dipantau. Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan untuk berpikir, mengekspresikan perasaan, dan menerima pikiran serta perasaan orang lain. Maka dari itu, penting bagi Bunda untuk membimbing Si Buah Hati agar perkembangan bahasa anak usia dini yang dimilikinya optimal.

Ketika memasuki usia di atas 1 tahun, biasanya perkembangan bahasa anak usia dini yang dimiliki Si Buah Hati mencakup beberapa kata sederhana serta mengulang kata-kata yang Bunda ucapkan. Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia Si Buah Hati, maka kemampuan berbicaranya tentu akan berkembang lebih jauh. Namun, perkembangan bahasa anak usia dini cukup kompleks dan tahapannya bisa saja berbeda-beda pada setiap anak. Oleh karena itu, Bunda harus mengenali beberapa tahap perkembangan bahasa Si Buah Hati yang berusia 3 tahun agar dapat memantau perkembangannya dengan baik. Berikut beberapa tahapan perkembangan bahasa anak usia dini yang sebaiknya Bunda ketahui.

 

1. Bisa Memperkenalkan Diri

image

Meskipun memang belum dapat berbicara dengan cepat dan belum memiliki kosakata yang banyak, di usia 3 tahun biasanya Si Buah Hati sudah dapat memperkenalkan dirinya secara mudah. Misalnya saja memperkenalkan nama dan usia mereka ketika ditanya orang lain.

 

2. Dapat Bertanya dan Menjawab Pertanyaan Mudah

image

Untuk mengetes kemampuan bahasa Si Buah Hati, Bunda dapat menanyakan hal-hal yang mudah dan singkat. Misalnya, menanyakan warna barang yang Bunda pegang atau menanyakan makanan apa yang ia inginkan. Sebaliknya, Si Buah Hati di usia ini juga sudah mulai bisa menanyakan hal-hal yang mudah dan singkat kepada Bunda.

 

Baca Juga: Perkembangan Bahasa Si Buah Hati yang Buat Bunda Bangga

 

3. Artikulasi Saat Berbicara Mulai Jelas

image

Pada usia 3 tahun, kata-kata yang diucapkan Si Buah Hati sebagian besar dapat dimengerti oleh lawan bicaranya. Di tahap ini, Si Buah Hati sudah dapat mengatur bagaimana caranya mengartikulasikan kata-kata yang sudah ia ketahui dengan lebih jelas. Proses ini juga dapat berlangsung lebih cepat apabila Bunda sering mengajak Si Buah Hati mengobrol.

 

4. Dapat Menyampaikan Cerita Singkat

image

Antara usia 2 sampai 5 tahun, kosakata Si Buah Hati akan berkembang sangat pesat. Didukung dengan kemampuan bahasa yang semakin membaik serta pemahaman kosakata yang semakin luas, Si Buah Hati kini dapat menceritakan cerita singkat dalam kalimat sederhana yang berisi 3 sampai 4 kata.

Selain perkembangan bahasa anak usia dini seperti yang telah disebutkan di atas, menurut sebuah studi, anak di usia dini (mulai dari sejak lahir hingga usia 3 tahun) juga dapat diperkenalkan dengan bahasa kedua. Menurut studi tersebut, fase usia ini merupakan waktu yang optimal untuk mulai belajar bahasa kedua.

Untuk membantu perkembangan bahasa anak usia dini, Si Buah Hati butuh stimulasi yang tepat serta asupan gizi yang lengkap dan seimbang. Bunda bisa melengkapi kebutuhan gizi Si Buah Hati dengan memberikannya DANCOW 3+ Nutritods. DANCOW 3+ Nutritods mengandung 0 gram sukrosa, lebih banyak laktosa dibandingkan formula sebelumnya, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya serta Lactobacillus rhamnosus. Selain itu, Bunda juga bisa menemukan inspirasi makanan dengan gizi yang lengkap dan seimbang untuk mendukung kemampuan bahasa Si Buah Hati dari ahli nutrisi DANCOW di Piring Nutrisi DANCOW. Yuk Bunda, pastikan asupan nutrisi Si Buah Hati di masa toddler terpenuhi, karena eksplorasinya mulai dari sini.

Image Article
Kemampuan bahasa anak usia 3 tahun
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
On
Quiz Answer 1 A
Bisa memperkenalkan diri
Quiz Answer 1 B
Mengucapkan lebih dari 5 kata dalam 1 kalimat
Quiz Answer 1 C
Artikulasi mulai jelas
Quiz Answer 1 D
Dapat menyampaikan cerita singkat
Quiz Answer 2 A
0-3 tahun
Quiz Answer 2 B
0-5 tahun
Quiz Answer 2 C
1-5 tahun
Quiz Answer 2 D
2-5 tahun
Quiz Answer 3 A
Sering mengajak Si Buah Hati mengobrol
Quiz Answer 3 B
Sering mengajak Si Buah Hati menulis
Quiz Answer 3 C
Sering mengajak Si Buah Hati olahragac. Sering mengajak Si Buah Hati olahraga
Quiz Answer 3 D
Sering mengajak Si Buah Hati bermain dengan teman sebaya
Quiz 1
Berikut ini adalah tahap perkembangan bahasa Si Buah Hati usia 3 tahun kecuali?
Quiz 3
Untuk membantu mengasah kemampuan Si Buah Hati mengartikulasikan kata-kata yang sudah ia ketahui dengan lebih jelas, salah satu cara yang bisa Bunda lakukan adalah?
Quiz 2
Pada fase usia berapakah kosakata Si Buah Hati akan berkembang dengan sangat pesat?
Kunci Quiz 1
B
Kunci Quiz 2
D
Kunci Quiz 3
A

5 Parenting Styles saat Dampingi Si Buah Hati Belajar

Published date

Dengan sistem pembelajaran yang baru sekarang ini tentunya membutuhkan peran Bunda untuk mendampingi proses pembelajaran Si Buah Hati. Namun, mendampingi anak belajar di rumah tentunya memiliki banyak tantangan. Dalam hal ini, penerapan parenting styles yang tepat adalah kuncinya. Salah satunya adalah perubahan kebiasaan dan keseharian Si Buah Hati.

Di masa sekarang ini, Si Buah Hati sedang menghadapi tantangan ekstra karena sekarang ini ia kembali dihadapkan dengan perubahan rutinitas yang cukup besar. Agar Bunda dapat memastikan pembelajaran Si Buah Hati dari sekolah dan rumah berjalan dengan sempurna, Bunda dapat menerapkan macam-macam parenting style dan mengevaluasi beberapa hal di rumah untuk menciptakan #CintaBundaSempurna:

Ragam Parenting Style untuk Mendidik Si Buah Hati

1. Sesuaikan Rutinitas Si Buah Hati dengan Aktivitasnya di Sekolah

Pola asuh anak yang bisa dilakukan adalah Bunda perlu menyesesuaikan jam pembelajaran Si Buah Hati di rumah dengan jam pembelajaran di sekolah, begitu juga dengan jam istirahatnya. Trik parenting style ini dilakukan supaya Si Buah Hati terbiasa disiplin dan teratur. Bunda bisa membuat jadwal harus dipatuhi oleh Si Buah Hati, dimulai dari jadwal bangun tidur, mandi pagi dan sarapan yang teratur.

2. Tanyakan Kebutuhan Si Buah Hati, dan Komunikasikan dengan Pihak Sekolah

Salah satu parenting styles yang bisa diterapkan adalah bertanya kepada Si Buah Hati apakah ia mengalami kesulitan ketika ia belajar. Diskusikan setiap materi yang menurutnya sulit dan Bunda bisa membantunya untuk menyelesaikan tugas tersebut tanpa langsung memberikan jawaban.

Selain itu menerapkan pola asuh anak, Bunda juga bisa langsung berkomunikasi lewat guru yang mengajar. Tanyakan bagaimana cara guru mengajar di sekolah, supaya Bunda tidak memberikan penjelasan yang berbeda kepada Si Buah Hati dan membuatnya bingung. Konsultasikan juga dengan guru kelas bagaimana Bunda dapat membantu Si Buah Hati dalam menghadapi rintangannya.

3. Hindari Pemicu Stres

Tak hanya orang dewasa yang bisa mengalami stres, anak-anak juga bisa mengalaminya. Stres biasanya muncul sebagai respon terhadap perubahan negatif yang terjadi. Si Buah Hati sebenarnya memiliki cara tersendiri untuk mengatasi stres, tapi ada baiknya Bunda membantunya terhindari dari faktor-faktor pemicu stres, seperti merasa kesulitan saat belajar, punya pikiran negatif tentang diri-sendiri, merasa tidak aman di rumah, atau mengalami perundungan oleh teman-temannya.

Apabila Si Buah Hati terlihat menghadapi kesulitan, ajak ia beristirahat sejenak agar Si Buah Hati tidak jatuh stres. Dengan banyaknya perubahan yang dihadapi, Bunda harus memberikan perhatian ekstra untuk memastikan kenyamanan Si Buah Hati ketika belajar. Ajak Si Buah Hati melakukan kegiatan yang positif dan menyenangkan saat ia merasa kesulitan.

Baca Juga: Tips Memberikan Susu untuk Anak 6 Tahun Sesuai Tahapan Usia

4. Membatasi Screen Time

Screen time atau jumlah waktu Si Buah Hati menggunakan gawai berlayar memang sebaiknya dibatasi, Bunda. Jika pada anak usia dini screen time yang disarankan hanya satu jam sehari, maka untuk anak usia sekolah, metode parenting Bunda bisa menyesuaikan penggunaannya sesuai dengan kebutuhan. Tentu saja, utamakan penggunaannya untuk mengakses program-program yang edukatif dan dibutuhkan untuk mendukung pembelajarannya.

Jika Si Buah Hati terlalu banyak menggunakan gawai berlayar, apalagi untuk mengakses atau menonton program-program yang kurang berkualitas, maka waktu belajarnya malah menjadi berkurang. Ia juga berpotensi mengalami obesitas, kurang tidur, tingkah laku yang bermasalah, perkembangan bahasa dan sosialnya terhambat, dan bermasalah dalam memberi perhatian.

5. Eksplorasi di Luar Ruang

Belajar tak harus selalu di dalam ruangan, Si Buah Hati juga bisa melakukannya di luar ruang. Apalagi di luar ruang, ia punya kesempatan untuk mengeksplorasi dan memberi pengalaman sensori yang penting bagi tumbuh-kembangnya. Selain itu, berada di luar ruang dan berdekatan dengan alam akan membantunya merasa relaks dan tenang. Dengan demikian, proses belajarnya juga lebih optimal.

Selain belajar, ajak juga Si Buah Hati untuk bermain di luar rumah sebagai bentuk parenting styles. Anak-anak usia sekolah biasanya senang berkreasi dengan benda-benda yang mereka temukan di luar rumah, main kejar-kejaran, atau memanjat pohon. Ingatlah Bunda, bahwa bagi anak-anak, bermain juga merupakan cara mereka untuk belajar secara tidak langsung. Karena itu, biarkan mereka bermain di luar rumah selama dilakukan dengan aman.

Selain mengevaluasi macam-macam parenting style di atas, Bunda juga bisa membantu Si Buah Hati dalam memenuhi gizi yang ia butuhkan.

Salah satu caranya adalah memberikan susu Dancow Fortigro untuk sebagai pelengkap gizi Si Buah Hati. DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6-12 tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental serta mendukung imunitas Si Buah Hati.

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D; kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks); serta kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

Kandungan DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream. Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi kapan pun dan di mana pun.

Image Article
Parenting styles
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off