Memahami dan Mengatasi Masalah Atensi Si Buah Hati di Kelas
14-02-2022
Penting bagi orang tua untuk memahami ciri ciri tumbuh kembang anak saat memasuki usia prasekolah. Salah satu aspek tumbuh kembang yang perlu untuk diperhatikan adalah bagaimana Si Buah Hati dapat memberikan perhatian atau atensi pada aktivitas yang diberikan di kelas. Saat mengamati anak di kelas, beberapa orang tua menemukan Si Buah Hati justru sibuk bermain sendiri atau tidak memperhatikan gurunya. Saat melihat perilaku tersebut, Bunda saja berpikir, “Jangan-jangan anakku punya masalah fokus nih”. Sebelum melangkah lebih lanjut, Bunda dan Ayah bisa mencoba untuk mengenali proses Si Buah Hati dalam memberikan atensi terlebih dahulu.
Perilaku yang secara umum perlu untuk Bunda dan Ayah perhatikan untuk melihat tingkat atensi anak adalah tingkat keaktifannya, seberapa mudah mereka teralihkan, dan kemampuan mengontrol dorongan atau keinginan. Kemampuan anak dalam memberikan atensinya berkaitan dengan profil kemampuan kognitifnya dan karakteristik emosionalnya (Ruff, Capozzoli, & Weissberg, 1998). Proses atensi Si Buah Hati bisa dipengaruhi oleh kesesuaiannya dengan gaya belajar tertentu (misalnya: lebih senang mengamati atau sambil beraktivitas) dan juga kemampuannya dalam mengendalikan dorongan atau keinginan. Setiap anak bisa memiliki proses atensi yang berbeda-beda, tergantung pada profil mereka masing-masing.
Karena setiap anak memiliki karakter sesuai dengan profil mereka masing-masing, berikut maka terdapat beberapa penyebab anak sulit memberikan atensi yang perlu diperhatikan dan cara mengatasinya (OxfordLearning, 2018):
Kurang terlatih untuk memberikan atensi dalam rentang yang cukup lama. Beberapa anak membutuhkan waktu untuk terbiasa dengan kegiatan di kelas yang mulai lebih terstruktur dari kegiatan sehari-harinya. Agar Bunda dapat mengatasi hal ini maka Si Buah Hati dapat dibiasakan memiliki kegiatan semi-terstruktur di rumah, misalnya memiliki jadwal harian di rumah yang bisa didiskusikan bersama anak lalu menggambarkan atau menuliskannya di sebuah papan agenda.
Ketika anak kurang termotivasi, dorongan untuk memberikan perhatian terhadap kegiatan menjadi lemah sehingga semakin mudah untuk terdistraksi oleh hal lain dianggap lebih menarik perhatiannya. Selama di rumah Bunda bisa mencoba mengamati kegiatan-kegiatan yang lebih disukai anak, lalu ceritakan lah kepada guru di kelas. Misalnya Si Buah Hati lebih tertarik mengamati binatang, dibanding menggambar.
Pada masa tumbuh kembangnya setiap anak memiliki potensi masing-masing yang berpengaruh pada gaya belajarnya. Misalnya ada anak yang cocok dengan kegiatan melibatkan banyak gambar dan yang lebih nyaman terlibat aktivitas langsung. Ketidaksesuaian gaya belajar bisa saja membuat Si Buah Hati kesulitan menyerap informasi sehingga terkesan enggan mengikuti instruksi dan berkonsentrasi. Dalam mengatasi hal ini Si Buah Hati bisa diajak mengembangkan potensi melalui gaya belajar yang sesuai dengan potensinya. Setelah pondasi kemampuannya terbentuk, baru secara perlahan bisa dikombinasikan dengan gaya lain secara bertahap
Perkembangan sosial-emosi sebagai salah satu dari ciri-ciri tumbuh kembang anak juga memiliki peran terhadap kemampuan anak dalam memberikan atensi. Jika Si Buah Hati memiliki masalah kecemasan, kesulitan beradaptasi, dan masalah keluarga lainnya yang memengaruhi kondisi emosionalnya, maka hal tersebut bisa mendistraksi dirinya dari kegiatan di kelas. Setiap masalah emosional pada anak memiliki prosesnya masing-masing, sehingga akan lebih baik jika orang tua berkonsultasi dengan ahli dan bekerja sama dengan guru. Si Buah Hati bisa saja memerlukan penyesuaian di awal terlebih dahulu dengan pendekatan secara individual oleh guru, agar kemudian perlahan dapat beradaptasi dengan baik.
Kesulitan belajar seperti masalah pemusatan perhatian, persepsi visual, perkembangan bahasa, dan perkembangan kognitif bisa juga terjadi. Kondisi ini membuat anak kesulitan untuk berkonsentrasi, mengikuti instruksi, dan mengikuti proses pembelajaran. Pada kasus seperti ini alangkah baiknya jika orang tua berkonsultasi dengan ahli sejak dini agar dapat memulai perencanaan penanganan.
Memahami proses atensi sebagai salah satu ciri-ciri tumbuh kembang anak menjadi sangat penting bagi orang tua. Bunda dan Ayah dapat mengamati dan mengenali bagaimana Si Buah Hati dalam memberikan atensi sejak dari rumah. Setiap amatan akan membantu orang tua dan guru untuk berkolaborasi dalam memberikan penanganan yang tepat sesuai dengan potensi dan kesulitan masing-masing anak. Jangan ragu untuk melibatkan profesional agar Si Buah Hati dapat bertumbuh secara optimal dengan aman. Selain itu, pastikan Si Buah Hati mendapatkan nutrisi harian secara optimal. Nah, untuk melengkapi kebutuhan nutrisinya, Bunda dapat memberikan DANCOW Nutritods sesuai tahapan usianya.
DANCOW 1+ Nutritods adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Sementara DANCOW 3+ Nutritods adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Nah, bila Si Buah Hati telah berusia 5 tahun ke atas, Bunda bisa memberikan DANCOW 5+ Nutritods. DANCOW 5+ Nutritods mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.
Referensi
Ruff, H.A., Capozzoli, M., & Weissberg, R.P. (1998). Age, individuality, and context as factors in sustained visual attention during the preschool years. Developmental psychology, 34 3, 454-64 .
OxfordLearning. (2018). 10 Reasons Your Child Can’t Concentrate in School (That Aren’t ADD). Retrieve 23 December 2021 from https://www.oxfordlearning.com/why-cant-my-child-focus/
Disclaimer
Madu penting untuk perkembangan indra perasa Si Buah Hati. Namun, sebaiknya madu tidak diberikan kepada Si Buah Hati yang berusia di bawah 12 bulan, kecuali telah diproses dengan tekanan dan suhu tinggi untuk membunuh kandungan bakteri penyebab botulisme di dalamnya.
Penggunaan madu pada setiap produk DANCOW telah diproses dan diuji agar aman dikonsumsi oleh Si Buah Hati.