Pengaruh Kurangnya Vitamin DHA untuk Anak Usia Sekolah

Published date

Dalam kehidupan sehari-hari, vitamin DHA untuk anak usia sekolah memiliki peranan penting dalam mendukung perkembangan otak dan fungsi kognitifnya. Pasalnya, pada masa ini anak-anak sedang berada dalam tahap pertumbuhan yang cukup pesat, baik secara fisik dan mental, sehingga kebutuhan gizinya harus dipenuhi dengan baik.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menjelaskan bahwa kurangnya asupan vitamin DHA untuk anak dapat menghambat perkembangan otak dan mengganggu fungsi penglihatan Si Buah Hati. Oleh karena itu, orang tua perlu menyadari pentingnya pemenuhan kebutuhan vitamin dan DHA yang memadai untuk mendukung proses belajar dan tumbuh kembang anak agar berjalan optimal.

Tanda-tanda Anak Kekurangan DHA

DHA merupakan komponen penting dalam membran sel tubuh yang dibutuhkan untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menjaga kesehatan parau-paru, jantung, dan endokrin (jaringan yang memproduksi dan melepas hormon) agar dapt bekerja dengan optimal. Saat kebutuhan vitamin DHA untuk anak tidak terpenuhi dengan baik, maka kondisi ini dapat memberikan dampak yang kurang baik bagi tubuh, diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Sulit Konsentrasi dan Daya Ingat Lemah 

Seperti yang kita ketahui, DHA berkaitan erat dengan perkembangan otak manusia dan sudah ada sejak janin di dalam kandungan. Asupan vitamin DHA untuk anak yang kurang memadai pada anak-anak usia sekolah dapat memberikan dampak negatif bagi mereka, mulai dari kesulitan berkonsentrasi, anak-anak memiliki daya ingat yang lemah, dan kesulitan untuk memahami materi belajar dengan optimal.

2. Kulit kering dan mudah iritasi

Bagi tubuh manusia, DHA mampu membantu menjaga kelembapan kulit tubuh yang dapat mencegah kulit kering dan mengalami iritasi. Saat seorang anak kekurangan DHA, maka ia cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kulit, seperti iritasi dan kulit kering yang memicu Si Buah Hati untuk menggaruknya dengan kasar akibat sensasi rasa gatal yang ditimbulkan. Kekurangan DHA juga dapat memicu timbulnya jerawat pada kulit tubuh.

3. Cenderung Lebih Mudah Mengalami Stres

Pada dasarnya, asam lemak Omega 3 merupakan komponen penting yang terdapat dalam otak dan memiliki efek pelindung saraf serta anti-inflamasi. Bahkan, asupan lemak Omega 3 yang memadai dapat membantu mengobati penyakit neurodegeneratif dan gangguan otak. Sebaliknya, seorang anak yang kekurangan DHA akan cenderung lebih mudah mengalami stress, depresi, dan kesulitan untuk mengontrol emosinya saat melakukan rutinitas hariannya.

4. Mata Kering

Asam lemak Omega 3 memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan mata. Saat seorang anak kekurangan DHA, maka ia memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gejala mata kering dan cukup sering mengalami iritasi mata yang tidak biasa.

Baca Juga: Pilihan Susu untuk Anak Sekolah

Dampak Negatif Kekurangan DHA terhadap Konsentrasi dan Kemampuan Belajar

Selama masa bayi dan pertumbuhan anak-anak, DHA memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan fungsi jaringan otak. DHA perlu terakumulasi dalam sistem saraf pusat agar mata dan otak Si Buah Hati dapat berkembang secara normal dan optimal. Selain penting untuk mendukung proses belajar di sekolah, hal ini juga baik untuk melatih Buah Hati dalam membuat perencanaan, pemecahan masalah, perkembangan sosial, emosional, dan perilakunya.

Seorang anak yang kebutuhan vitamin DHA untuk anak tidak dicukupi dengan baik cenderung mengalami kesulitan dalam proses belajar (sulit menyerap materi belajar), mengalami ADHD atau sulit berkonsentrasi, dan beberapa gangguan lainnya seperti gangguan penglihatan. Hal inilah yang akhirnya Si Buah Hati kesulitan dalam mencapai prestasi akademik yang diinginkan dan proses tumbuh kembangnya tidak sesuai dengan anak seusianya.

Cara Mengatasi Kekurangan DHA dengan Asupan Nutrisi yang Tepat

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyatakan bahwa pada dasarnya DHA sudah terakumulasi dalam otak janin selama masa kehamilan dan akan berlanjut untuk mengoptimalkan perkembangan otak bayi setelah lahir.

Kebutuhan harian vitamin DHA untuk anak akan sangat berbeda sesuai usianya. Jika anak-anak usia 2—4 tahun membutuhkan 100—150 mg DHA per hari, maka lain halnya dengan anak-anak usia sekolah yang membutuhkan sekitar 250—500 mg DHA setiap harinya. Meski tubuh manusia dapat memproduksi DHA sendiri, sayangnya jumlahnya tidak memadai untuk mendukung tumbuh kembang secara optimal.

Oleh karena itu, cara mengatasi kekurangan DHA yang paling tepat adalah dengan memberikan makanan bergizi sumber DHA seperti ikan laut (salmon, kerang, tiram, makarel), daging dari hewan yang diberi makan rumput, telur, dan susu yang diperkaya Omega 3.

Selain makanan sumber DHA, berikut ini beberapa jenis vitamin yang baik dikonsumsi oleh anak-anak usia sekolah:

-    Vitamin A untuk menjaga kesehatan mata, kulit, dan meningkatkan sistem imun tubuh.
-    Vitamin B untuk meningkatkan kesehatan metabolisme tubuh. Ada 8 jenis vitamin B yang harus dipenuhi, yaitu Vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3 (niacin), vitamin B5 (pantothenic acid), vitamin B6, vitamin B7 (biotin), vitamin B9 (asam folat), dan vitamin B12.
-    Vitamin C untuk memproduksi kolagen sebagai salah satu protein yang berperan dalam menjaga kesehatan kulit, penyembuhan luka, dan memperkuart pembuluh darah. Selain itu, vitamin C juga berperan sebagai zat kimia otak yang berfungsi mengirim sinyal antar saraf.
-    Vitamin D yang berfungsi membantu penyerapan kalsium untuk mendukung pertumbuhan tulang dan kesehatan gigi anak-anak usia sekolah. Tak hanya itu saja, vitamin D juga dapat membantu meningkatkan sistem imun dalam melawan infeksi. 
-    Vitamin E yang berperan sebagai antioksidan untuk melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan sekaligus meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Jika Bunda sedang mencari susu yang diperkaya Omega 3, vitamin, serta mineral yang baik untuk mendukung proses belajar Si Buah Hati, DANCOW FortiGro bisa dijadikan pilihan.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6—12 tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Segelas DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kombinasi unik DHA dan Zat Besi yang dapat membantu proses belajar Si Buah Hati.

DHA adalah asam lemak esensial penting untuk perkembangan otak, sementara Zat Besi berperan membawa oksigen dalam darah untuk menjaga konsentrasi dan daya tahan tubuh. Sayangnya, anak usia 6—8 tahun hanya mencukupi 67,2% kebutuhan zat besi harian mereka. DANCOW FortiGro hadir untuk bantu melengkapi 30% kebutuhan Zat Besi harian dengan mengonsumsinya sebanyak dua kali sehari, pada pagi dan malam hari sebelum tidur.

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung:

  • Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Tinggi Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant & Cokelat kemasan box)
  • Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti Tinggi Zat besi, Zink, Vitamin A, C, & D
  • Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti Protein dan Kalsium.

Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum dengan pilihan rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanilla yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak sebagai bekal sekolah, di sela-sela aktivitasnya di sekolah maupun di rumah, atau pun dalam perjalanan.

Image Article
Pengaruh Kurangnya Vitamin DHA untuk Anak Usia Sekolah
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Pentingnya Pemenuhan Kebutuhan DHA Anak. Bunda Wajib Tahu!

Published date

Pemenuhan kebutuhan DHA anak merupakan salah satu hal yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan oleh setiap orang tua dalam mendukung proses tumbuh kembang Si Buah Hati agar berjalan optimal. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menjelaskan bahwa tubuh manusia memproduksi DHA secara alami dalam jumlah kecil dan berperan untuk mengoptimalkan perkembangan otak bayi setelah lahir. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan DHA sesuai usia, setiap orang tua perlu memberikan asupan dari berbagai sumber makanan bergizi dan juga sumber pendukung lainnya seperti susu.

DHA dan Perannya dalam Perkembangan Otak Si Buah Hati

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai perkembangan otak anak dengan DHA, penting sekali bagi Bunda untuk memahami apa itu DHA dengan baik. Dalam laman situs Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Docosahexaonic Acid atau DHA merupakan salah satu jenis asam lemak Omega 3 tak jenuh ganda yang ditemukan di seluruh tubuh manusia dan terakumulasi dalam otak janin selama masa kehamilan.

DHA sangat penting untuk menjaga kesehatan kulit, mata, dan otak manusia. Cara kerjanya adalah merangsang perkembangan sel-sel di tubuh agar lebih optimal, sehingga dapat mendukung tumbuh kembang serta meningkatkan kematangan otak dan mata pada janin dan bayi di awal kehidupannya.

Sebaliknya, jika kebutuhan DHA anak tidak memadai, perkembangan otak dan fungsi penglihatan anak dapat terhambat. Hal inilah yang dapat memengaruhi kemampuan belajar dan juga konsentrasi Si Buah Hati dalam menyerap materi belajar yang diterima. Selain itu, DHA juga dapat membantu meningkatkan banyak aspek kesehatan manusia, mulai dari otak hingga jantung.

Mengingat bahwa tubuh kita hanya memproduksi DHA dalam jumlah kecil, maka pemenuhan DHA dapat dilakukan melalui pemberian makanan bergizi seperti ikan, telur, daging dan juga asupan pendamping seperti susu yang diperkaya asam lemak Omega 3 pada Si Buah Hati.

Baca Juga: Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Orang Tua

Dampak Positif Pemenuhan Kebutuhan DHA Sesuai Usia yang Memadai

Berdasarkan situs Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), kebutuhan DHA anak usia 2—4 tahun yang direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah sebesar 100—150 mg per hari. Sedangkan DHA untuk anak SD adalah sekitar 250—500 mg setiap harinya sebab perkembangan Si Buah Hati terjadi sangat pesat dalam tahapan ini. Pemenuhan kebutuhan DHA sesuai usia jika dilakukan dengan baik dapat memberikan beberapa manfaat, seperti:

  1. Meningkatkan fungsi otak dan daya ingat pada Si Buah Hati.
  2. Meningkatkan suasana hati dan mencegah depresi pada Si Buah Hati.
  3. Membantu mengurangi gejala Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada Si Buah Hati. ADHD merupakan kondisi umum yang terkait dengan beberapa gejala seperti hiperaktif, impulsif dan sulit fokus saat melakukan aktivitas sehari-hari, terutama saat belajar baik di rumah maupun sekolah.
  4. Membantu meringankan gejala-gejala asma yang dialami oleh Si Buah Hati. Asma sendiri merupakan kondisi kronis yang menyerang anak-anak dan orang dewasa serta menyebabkan gejala seperti nyeri dada, kesulitan bernapas, batuk, dan mengi.
  5. Meningkatkan kualitas tidur pada anak-anak usia sekolah.
  6. Menjaga kesehatan mata, sehingga dapat mencegah gangguan penglihatan pada Si Buah Hati seperti mata minus atau degenerasi makula yang dapat menghambat proses belajarnya.
  7. Mengurangi risiko terjadinya kanker, sebab DHA memiliki efek anti-kanker yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dalam tubuh.

Tips Pemenuhan Kebutuhan DHA Anak

Pola makan terbaik untuk mendukung proses tumbuh kembang anak-anak usia sekolah adalah dengan mempertimbangkan usia, aktivitas, dan berbagai hal lainnya. Sebagai orang tua, penting untuk memberikan makanan bergizi tinggi yang kaya akan protein, lemak sehat, serat, karbohidrat, vitamin, serta mineral.

Beberapa makanan yang bisa Bunda berikan pada Si Buah Hati untuk memenuhi kebutuhan DHA sesuai usia antara lain:

  1. Ikan makarel, yaitu ikan berlemak kecil dan kaya akan kandungan Omega 3 (baik DHA maupun EPA) di dalamnya, yaitu sebesar 4.580 mg dalam setiap 100 gram ikan makarel.
  2. Ikan salmon dengan kandungan omega 3 sebesar 2.150 mg dalam setiap porsinya.
  3. Sayuran hijau seperti bayam dan kubis brussel.
  4. Daging dari hewan yang diberi makan rumput.
  5. Telur yang diperkaya Omega 3.

Dukung juga perkembangan otak anak dengan DHA yang terkandung dalam susu. Bunda bisa memberikan dua gelas susu setiap harinya pada Si Buah Hati untuk mendukung tumbuh kembang dan juga proses belajar Si Buah Hati.

Tak boleh sembarangan, pastikan bahwa produk susu yang Bunda berikan sudah diperkaya dengan kandungan Omega 3 di dalamnya, ya. Sebagai salah satu pilihan, Bunda bisa memberikan DANCOW FortiGro.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6—12 tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Segelas DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kombinasi unik DHA dan Zat Besi yang dapat membantu proses belajar Si Buah Hati.

DANCOW FortiGro mengandung berbagai vitamin dan mineral sebagai berikut :

  • Tinggi Zink, Tinggi Vitamin A, C, D yang berperan dalam mendukung daya tahan tubuh
  • DHA, Tinggi Zat Besi, Omega 6, Vitamin B1, B2, B6 dan B12 yang berperan dalam membantu proses belajar
  • Tinggi Kalsium dan Protein yang dapat membantu proses pertumbuhan

Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum dengan pilihan rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanilla yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak sebagai bekal sekolah, di sela-sela aktivitasnya di sekolah maupun di rumah, atau pun dalam perjalanan.

Image Article
1 Pentingnya Pemenuhan Kebutuhan DHA Anak_Bunda Wajib Tahu
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Memahami dan Mendorong Perkembangan Kecerdasan Sosial pada Anak

Published date

Bunda, tahukah bahwa kecerdasan sosial adalah salah satu aspek penting dalam perkembangan anak?

Perkembangan kecerdasan sosial anak terjadi sejak dini sebagaimana mereka mengembangkan kemampuan memahami, mengekspresikan, serta mengelola emosi. Selain itu, kecerdasan sosial bukan hanya tentang bagaimana anak berinteraksi dengan orang lain, tetapi juga bagaimana mereka memahami dan mengelola hubungan tersebut.

Mendukung perkembangan kecerdasan sosial Si Buah Hati berarti membantu mereka membangun hubungan sosial yang sehat. Oleh karenanya, memahami cara membangun kecerdasan sosial anak sangat penting. Yuk, kita pelajari lebih lanjut!

Apa Itu Kecerdasan Sosial?

Kecerdasan sosial adalah kemampuan yang memungkinkan seseorang berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Anak-anak belajar menyelesaikan situasi sosial dengan memprediksi dan memahami perilaku orang lain.1

Anak yang memiliki kecerdasan sosial yang baik cenderung lebih mudah beradaptasi di lingkungan sosial, seperti sekolah atau kelompok bermain.

Mengapa Kecerdasan Sosial Penting?

Perkembangan sosial dan emosional yang positif pada anak usia dini membantu mempersiapkan kehidupan yang sehat dan hubungan yang bermakna.

Beberapa manfaat mendorong kecerdasan sosial pada anak, seperti kepercayaan diri yang lebih baik, peningkatan empati, hubungan sosial yang kuat, mengurangi tekanan emosional, sikap yang lebih positif, hingga kemampuan mandiri lebih baik.2

Kecerdasan sosial yang baik juga membantu anak mengatasi dan menyelesaikan konflik dengan lebih baik sekaligus menjalin kerja sama atau kolaborasi dengan orang lain.

Berbagai hal tersebut tersebut memberikan landasan pemahaman emosional yang dapat membantu Si Buah Hati membentuk kecerdasan emosional yang lebih kuat hingga interaksi efektif yang mendukung kesuksesan dalam berbagai bidang kehidupan.

Baca Juga: Tahap Perkembangan Bayi dan Stimulasi yang Tepat

Milestones Perkembangan Sosial dan Emosional Anak

Berikut beberapa perkembangan kecerdasan sosial anak yang umumnya dimiliki pada usia 1-3 tahun.

Komunikasi

Pada usia 1 tahun, Si Buah Hati umumnya mulai menunjukkan atau mengekspresikan keinginannya. Mereka juga berupaya berinteraksi dengan orang lain. Pada usia 3 tahun, mereka mulai mencari teman sebayanya.

Perhatian

Pada usia 1-3 tahun,  anak akan menunjukkan perhatian kepada orang atau terhadap sesuatu, termasuk menyapa orang. Sebaliknya, anak yang kurang memperhatikan bisa menjadi tanda bahaya.3

Empati

Si Buah Hati juga mulai menunjukkan empati dengan memahami perasaan orang lain dan menunjukkan perhatian. Pada usia 3 tahun, mereka mulai memahami perasaan, seperti sedih, senang, hingga marah. Mereka juga mulai menunjukkan empat dengan mencium atau memeluk ketika dibutuhkan.

Tips Mengembangkan Kecerdasan Sosial Anak

Setelah memahami pentingnya perkembangan kecerdasan sosial anak dan tahapan yang dicapai pada usia 1-3 tahun, berikut cara mengembangkan kecerdasan sosial anak yang bisa Bunda terapkan.

1. Ajarkan Keterampilan Sosial

Bunda bisa memulai dengan mengajarkan anak keterampilan sosial dasar, seperti mengucapkan "tolong" dan "terima kasih", menyapa orang lain, dan memperkenalkan diri.

Keterampilan sosial, terutama bercengkerama, penting untuk perkembangan anak agar mereka dapat berteman, didengarkan, menanyakan apa yang mereka butuhkan, dan mengembangkan hubungan yang kuat dengan orang lain.4

2. Berikan Contoh yang Baik

Perkembangan kecerdasan sosial anak dipengaruhi tindakan orang dewasa di sekitar mereka.  
Cara orangtua berperilaku dan berkomunikasi dengan orang lain menunjukkan kepada anak bagaimana bersikap dan berperilaku dengan orang lain.

Jika Si Buah Hati melihat hubungan yang baik dan saling menghormati di sekelilingnya, mereka juga akan belajar bersikap baik dan hormat kepada orang lain.5

3. Dorong Bermain dalam Kelompok

Permainan kelompok membantu anak belajar bekerja sama, berkomunikasi, dan menyelesaikan masalah bersama. 
Ketika berinteraksi dengan sebuah kelompok, misalnya di kelompok bermain, Si Buah Hati dapat mencoba aktivitas kreatif yang baru, bermain dengan orang dari umur yang berbeda, hingga belajar berinteraksi dengan orang asing.6

4. Ajarkan Self-regulation

Self-regulation atau pengaturan diri adalah kemampuan untuk memahami dan mengelola perilaku dan reaksi terhadap perasaan dan hal-hal yang terjadi di sekitar.

Self-regulation penting diajarkan karena dapat membantu Si Buah Hati berperilaku yang dapat diterima secara sosial, berteman dengan baik karena dapat mengekspresikan emosi dengan wajar, hingga menjadi mandiri karena dapat membuat mereka mengambil keputusan dalam situasi-situasi tanpa panduan orangtua.7

5. Bacakan Buku tentang Emosi

Membaca buku bersama dapat mengajarkan tentang emosi dan hubungan sosial sekaligus bisa menjadi cara menghabiskan waktu yang menyenangkan.

Bunda bisa memilih buku cerita yang menggambarkan berbagai situasi sosial dan mendiskusikan apa yang terjadi bagaimana tanggapannya.

6. Ajarkan Empati

Cara mengembangkan kecerdasan sosial anak berikutnya adalah melatih perasaan anak berempati atau mengenali dan memahami perasaan orang lain yang berbeda-beda.

Contohnya adalah membantu teman yang membutuhkan atau berpartisipasi dalam kegiatan amal. Jangan lupa, puji tindakan Si Buah Hati dengan spesifik, misalnya “kamu sangat baik telah mau meminjami kakakmu mainan. Lihat dia senang sekali”.8

7. Latih Kemampuan Mendengarkan

Kemampuan mendengarkan bukan hanya penting untuk berkomunikasi, tetapi juga untuk bersosial. Sebagai contoh, ajarkan Si Buah Hati menunggu giliran bicara, memperhatikan saat orang lain berbicara, dan merespons dengan perhatian.

8. Ajarkan Membicarakan Pikiran

Dalam situasi-situasi tertentu, Si Buah Hati perlu membela diri dan hak-hak untuk menyampaikan pemikiran, kebutuhan, dan preferensinya.

Ini penting agar mereka dapat memiliki kepekaan terhadap nilai-nilai, percaya diri dalam berekspresi, hingga mengasah kemampuan memutuskan dan menyelesaikan masalah.9

Bunda bisa melatih Si Buah Hati dengan meminta mereka memesan makan sendiri di restoran atau mendorongnya agar bertanya ketika tidak paham saat dijelaskan.

9. Diskusikan tentang Konflik dan Solusi

Bicarakan dengan anak tentang berbagai situasi konflik yang mungkin mereka hadapi dan cara untuk menyelesaikannya. Selain itu, Bunda bisa melatih Si Buah Hati dengan membuat skenario dan meminta mereka memberikan solusi terbaik.

Itulah penjelasan tentang perkembangan kecerdasan sosial anak dan tips mengembangkannya. Dengan menerapkan tips di atas, Bunda bisa membantu Si Buah Hati tumbuh menjadi individu yang cerdas secara sosial. Selamat mencoba!

 

 

Sumber:

  1. Soto-Icaza, P., Aboitiz, F., & Billeke, P. (2015). Development of social skills in children: neural and behavioral evidence for the elaboration of cognitive models. Frontiers in neuroscience, 9, 333. https://doi.org/10.3389/fnins.2015.00333
  2. Social and Emotional Development in Early Childhood - Verywell Mind. Retrieved 28/5/2024 from https://www.verywellmind.com/social-and-emotional-development-in-early-childhood-2795106#toc-importance-of-social-emotional-development-in-early-childhood
  3. What Toddler Social Development Looks Like: Ages 1 and 4 - Parents. Retrieved 28/5/2024 from https://www.parents.com/toddlers-preschoolers/development/social/social-development-milestones-ages-1-to-4/
  4. Conversation skills for children: learning to talk and listen to others - Raising Children. Retrieved 28/5/2024 from https://raisingchildren.net.au/preschoolers/connecting-communicating/communicating/conversation-skills
  5. Relationships and child development - Raising Children. Retrieved 28/5/2024 from https://raisingchildren.net.au/toddlers/development/understanding-development/relationships-development
  6. About playgroups - Raising Children. Retrieved 28/5/2024 from https://raisingchildren.net.au/toddlers/play-learning/playing-with-others/about-playgroups
  7. https://raisingchildren.net.au/toddlers/development/toddlers-social-emotional-development/self-regulation
  8. The caring child: How to teach empathy (ages 3 to 4) - Baby Center. Retrieved 28/5/2024 from https://www.babycenter.com/child/parenting-strategies/the-caring-child-how-to-teach-empathy-ages-3-to-4_65717
  9. Self-advocacy: helping children speak up for themselves - Raising Children. Retrieved 28/5/2024 from https://raisingchildren.net.au/toddlers/development/toddlers-social-emotional-development/self-advocacy-helping-children-speak-up-for-themselves
Image Article
Memahami dan Mendorong Kecerdasan Sosial pada Anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Pentingnya Mengenalkan Macam-macam Emosi Pada Anak

Published date

Bunda mungkin penasaran, kenapa sih pengenalan emosi ke anak penting? Mungkin selama ini Bunda masih menganggap jika anak marah, menangis atau berteriak itu hal yang wajar. Namun ternyata orangtua perlu membantu Si Buah Hati untuk mengenali emosi dan meluapkannya dengan tepat.

Ibaratnya, orang dewasa saja bisa kesal jika merasa tidak dimengerti, apalagi anak yang belum tahu cara mengenali perasaannya sendiri. Inilah pentingnya mengenalkan macam-macam emosi pada anak. Supaya Si Buah Hati dapat mengungkapkan perasaan, Bunda bisa mengenalkan jenis perasaan dan emosi yang tepat.

Lalu, bagaimana cara mengenalkan emosi pada anak? Apa manfaat mengenalkan emosi pada anak? Yuk simak artikel berikut ini!

Pentingnya Mengenalkan Macam-macam Emosi pada Anak

Pengelolaan emosi adalah suatu proses merubah pengalaman emosional, ekspresi, reaksi fisiologi, dan situasi yang memunculkan emosi tersebut. Hal itu untuk menghasilkan respons yang sesuai dengan tuntutan yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan.1

Banyak orang tua salah mengartikan tangisan dan emosi Si Buah Hati. Tak sedikit yang justru meminta anak untuk tidak mengekspresikan emosinya atau keliru dalam membantu anak mengelola emosi. Jika hal ini dilakukan, anak jadi tidak mampu mengenali emosi yang dirasakan dan kerap keliru mengekspresikannya.

Hal ini berakibat anak gagal mengerti apa yang dirasakan dan tidak mampu mengontrol dan mengekspresikan emosinya dengan pas. Emosi biasanya ditunjukkan anak dalam perilaku terhadap keadaan atau interaksi yang sedang dialami.

Sederhananya, emosi merupakan perasaan yang dirasakan seperti rasa senang, marah, sedih, takut, marah, jijik, jengkel dan lain sebagainya. Pada anak usia dini, kemampuan mengelola emosi bertujuan untuk dapat mengenali, memahami, mengekspresikan, dan mengendalikan beragam emosi yang dirasakan dengan baik dan benar.

Lalu apa pentingnya mengenalkan macam-macam emosi pada anak? Anak yang paham emosinya akan lebih mampu mengendalikan cara mengekspresikannya serta punya kepekaan terhadap perasaan orang lain. Dengan demikian, anak dapat lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan.2

Baca Juga: Apa Saja Kandungan Nutrisi DANCOW 1+? Cek di Sini!

Cara Mengenalkan Emosi pada Anak

Saat berusia dua tahun, anak sejatinya sudah bisa dikenalkan dengan jenis perasaan dasar seperti senang, sedih, takut atau marah. Bunda juga dapat menerangkan perasaan yang lebih rumit seperti malu atau kecewa seiring bertambahnya usia.

Sebuah riset Sociology of Development menunjukkan anak yang memahami emosi cenderung tidak bertindak dengan menggunakan amarah, agresif, dan membangkang untuk mengekspresikan diri.3 Berikut tips mengenalkan emosi pada anak yang mudah dipahami.

1. Bicara tentang Perasaan

Bunda bisa menunjukkan kepada anak bagaimana menggunakan kata-kata perasaan dalam kosakata sehari-hari mereka. Bunda dapat mencontohkan bagaimana mengungkapkan perasaan dengan mengambil kesempatan untuk membagikan perasaan sendiri. Seperti, “Bunda merasa sedih karena kamu tidak mau berbagi mainan dengan temanmu. Bunda yakin dia juga sedih.”

2. Diskusi lewat Buku atau Acara TV

Ajari anak usia 1-3 tahun dengan perasaan dasar seperti senang, marah, sedih, dan takut. Anak-anak yang lebih besar bisa belajar emosi yang lebih kompleks seperti rasa frustrasi, kecewa, dan gugup.

Bunda juga bisa membantu anak-anak belajar tentang emosi lewat karakter dalam buku atau acara TV. Bunda bisa mengawalinya dengan bertanya, "Kira-kira, apa yang dirasakan tokoh itu ya?"

Hal ini secara tidak langsung dapat mengajarkan empati pada SI Buah Hati. Anak berpikir bahwa dunia berputar di sekitar mereka, sehingga dapat menjadi pengalaman yang membuka mata bagi mereka untuk mengetahui bahwa orang lain juga punya perasaan.4

3. Pakai Emoji

Ketika anak sedang kesal dan menggerutu tidak jelas, janganlah memarahinya. Anak masih dalam tahap awal belajar menghubungkan sensasi tubuh dan pikiran dengan kosa kata perasaan. Alih-alih menjelaskan dengan bahasa orang dewasa, Bunda dapat membuat bagan perasaan dengan emoji yang disukai anak-anak.

Hal itu dapat mengajarkan anak bagimana mengenali ekspresi wajah yang berkolerasi dengan perasaan. Jika anak tidak dapat menyebutkan nama perasaan yang mereka alami, mereka dapat memilih ekspresi yang cocok dengan perasaan tersebut.5

4. Manfaatkan Makan Malam

Bunda dapat membuat kebiasaan untuk saling bercerita di sela makan malam. Dengan cara itu, Si Buah Hati dapat didorong untuk bercerita tentang apa yang membuat mereka marah dan senang pada hari itu. Bunda dapat menyampaikan perasaan apa yang dirasakan setiap hari, seperti perasaan bahagia dan lain sebagainya.

Jika anak sulit diajak ngobrol saat makan malam, ruang cerita bisa dilakukan menjelang tidur saat Bunda meninabobokan anak.

5. Permainan Mengenali Perasaan

Mau hal yang lebih mengasyikkan? Bunda dapat membuat permainan “tebak perasaan” bersama Si Buah Hati. Bunda dapat bergantian membuat ekspresi wajah dan masing-masing harus menebak perasaan apa yang sedang ditunjukkan.

Ini akan membantu pada dua tingkat. Pertama, ini membantu anak menyesuaikan ekspresi wajah dengan berbagai emosi. Kedua, ini membantu mereka menyesuaikan ekspresi wajah mereka dengan emosi juga. Mainkan permainan di dekat cermin, sehingga anak dapat melihat secara visual berbagai ekspresi mereka.6

Kecerdasan bukan saja pintar akademis, namun apabila si Buah Hati cerdas emosional. Sehingga, penting mengenalkan macam-macam emosi pada anak. Jika Si Buah Hati sudah dapat mengenali dan mengungkapkan perasaannya sendiri, komunikasi Bunda dengan anak tentu bakal lebih lancar.

Selain itu, Bunda juga bisa memberikan DANCOW 1+ Imunutri sebagai tambahan asupan gizi Si Buah Hati. DANCOW 1+ Imunutri memiliki kandungan DHA, zat besi, dan Omega 3 & 6 yang diformulasikan khusus untuk anak usia 1-3 tahun agar tumbuh cerdas.
 

 

Sumber:

  1. Melatih Pengelolaan Emosi Pada Anak - Kemkes RI. Retrieved May 29 2024 from https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3125/melatih-pengelolaan-emosi-pada-anak
  2. Membantu Anak Mengenali Perasaan Dan Mengelola Emosi - PAUDPEDIA. Retrieved May 29 2024 from https://paudpedia.kemdikbud.go.id/berita/membantu-anak-mengenali-perasaan-dan-mengelola-emosi?do=MTY1NC0yMTViYzE1MA==&ix=NDctNGJkMWM0YjQ=
  3. Dunsmore, J. C., Booker, J. A., & Ollendick, T. H. (2013). Parental Emotion Coaching and Child Emotion Regulation as Protective Factors for Children with Oppositional Defiant Disorder. Social development (Oxford, England), 22(3), 10.1111/j.1467-9507.2011.00652.x. https://doi.org/10.1111/j.1467-9507.2011.00652.x
  4. How to Teach Kids About Their Feelings - Verywell Family. Retrieved May 29 2024 from https://www.verywellfamily.com/how-to-teach-kids-about-feelings-1095012
  5. 4 Big Emotions to Talk About With Little Kids - Parents. Retrieved May 29 2024 from https://www.parents.com/toddlers-preschoolers/development/intellectual/list-of-emotions-to-talk-about-with-kids/
  6. A Step by Step Guide to Help Toddlers Express Their Feelings - AT: Parenting Survival for All Ages. Retrieved May 29 2024 from https://www.anxioustoddlers.com/teach-your-toddler-to-express-feelings/
Image Article
Pentingnya Mengenalkan Macam-macam Emosi Pada Anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Stimulasi Pendengaran Bayi: 5 Cara Efektif untuk Mengoptimalkannya

Published date

Perkembangan pendengaran bayi barangkali menjadi aspek yang jarang diperhatikan oleh para orangtua. Namun, perlu Bunda ketahui, stimulasi pendengaran bayi juga memainkan peran penting dalam seluruh perkembangan Si Buah Hati sejak ia dilahirkan. Oleh karena itu, bayi perlu mendapatkan stimulasi pendengaran dan komunikasi sejak awal kehidupannya agar tumbuh kembangnya optimal ya Bunda.1

Kapan Bayi Bisa Merespons Suara?

Bayi sudah memiliki kemampuan mendengar sejak berada di dalam kandungan. Saat berada dalam kandungan, bayi sudah dapat mendengar suara detak jantung dan pencernaan Bunda. Bukan hanya itu, sebelum dilahirkan, Si Buah Hati bahkan sudah bisa mengenali suara Bunda serta anggota keluarga lainnya.

Setelah Si Buah Hati terlahir ke dunia, kemampuan pendengarannya pun akan berkembang pesat. Bayi akan dapat mendengarkan suara dari sekitarnya dengan lebih keras dan jelas.2

Sejak lahir, bayi sudah mulai bisa merespons suara. Hal ini dapat terlihat ketika bayi tampak memperhatikan mainan atau benda-benda di sekitarnya yang mengeluarkan suara. Tidak jarang, bayi juga akan menoleh ke arah sumber suara.3

Bayi juga sangat menyukai suara Bunda loh. Jadi, sebaiknya Bunda lebih sering mengajak Si Buah Hati berbicara, menyanyi, atau mengoceh ya.

Bunda juga bisa membalas atau menirukan celotehnya saat Si Buah Hati mengeluarkan suara dari mulut kecilnya. Kemudian, tunggulah hingga bayi kembali membalas ocehan Bunda. Cara ini cukup efektif untuk memberikan stimulasi pendengaran bayi dan mengajarkan Si Buah Hati berkomunikasi sejak dini.

Baca Juga: Tahap Perkembangan Bayi yang Wajib Diketahui

Cara Mudah Stimulasi Pendengaran Bayi di Rumah

Memberikan stimulasi pendengaran bayi menjadi salah satu aspek penting untuk mendukung perkembangan Si Buah Hati. Namun sayangnya, perkembangan pendengaran bayi kerap luput dari perhatian para orang tua. Padahal, kemampuan mendengar juga memainkan peran penting dalam keseluruhan tumbuh kembang Si Buah Hati.

Itulah mengapa sangat penting memberikan stimulasi pendengaran bayi demi mendukung tumbuh kembangnya. Berikut ini cara stimulasi pendengaran bayi yang dapat Bunda lakukan:

● Ajak bayi berbicara

Setiap orangtua memiliki kemampuan merangsang pendengaran bayi. Hal ini dikarenakan bayi sangat menyukai suara orangtuanya, bahkan sejak ia berada di dalam kandungan.

Oleh karena itu, cara stimulasi pendengaran bayi yang paling utama adalah dengan lebih sering mengajak Si Buah Hati berbicara. Bunda bisa mengasah kemampuan pendengaran bayi dengan mengajaknya bicara sepanjang hari, seperti saat menggantikan popok, memandikan, memberikan ASI, atau ketika menggendongnya.4

Dengan lebih sering mengajak Si Buah Hati berbicara, Bunda tidak hanya akan memberikan stimulasi pendengaran bayi, tetapi juga mendukung perkembangan otak dan kemampuan berkomunikasinya.5

Saat berkomunikasi dengan bayi, Bunda disarankan menggunakan intonasi sesuai, tapi dengan kecepatan bicara perlahan. Selain itu, jangan lupa untuk berbicara dengan ekspresi ceria dan menyenangkan ya Bunda. Sebab, berdasarkan penelitian, cara bicara dengan sesuai dan ekspresif akan lebih menarik bagi bayi dan membantu Si Buah Hati memahami ucapan orang tuanya.6

● Bacakan buku

Selain aktif mengajak Si Buah Hati berbicara, Bunda juga dapat membacakan buku cerita untuk memberikan stimulasi pendengaran bayi. Bunda bisa memilih buku cerita bergambar untuk dibacakan kepada Si Buah Hati setiap hari. Gunakan intonasi jelas dan suara yang menyenangkan saat membacakan cerita ya Bunda. Dengan begitu, Si Buah Hati bisa lebih tertarik mendengarkan suara Bunda dan kemampuan pendengarannya pun terasah.7

● Menyanyi

Selain membacakan buku, Bunda juga bisa lebih sering mengajak Si Buah Hati bernyanyi untuk menstimulasi kemampuan pendengarannya. Saat bernyanyi, Bunda tidak hanya dapat meningkatkan kemampuan pendengaran Si Buah Hati, tetapi juga bisa membantu mengembangkan regulasi emosionalnya.

● Ajak bermain

Salah satu tips penting untuk memberikan stimulasi pendengaran bayi adalah dengan mengajak Si Buah Hati bermain. Ada berbagai jenis permainan yang bisa Bunda mainkan bersama Si Buah Hati. Salah satunya adalah dengan menggunakan kerincingan. Permainan ini akan melatih refleks bayi untuk meraih dan menggenggam kerincingan yang Bunda gerakkan naik turun agar berbunyi.

Bunda juga bisa bernyanyi lagu “Kepala, Pundak, Lutut, Kaki” bersama Si Buah Hati. Saat bernyanyi sambil sentuh bagian tubuh yang disebut. Ini membuat Si Buah Hati merasakan pengalaman baru dalam mendengar.

● Mendengarkan musik

Stimulasi pendengaran bayi juga dapat diberikan melalui musik. Selain bermanfaat sebagai stimulasi pendengaran, musik juga diketahui dapat membuat bayi tumbuh pintar dan gembira. Musik terbukti dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan memori bayi, juga dapat membantu bayi melepaskan hormon endorfin yang dikenal sebagai hormon kebahagiaan.8
 

 

Sumber:

  1. Newborn Hearing Development - Ovum Hospitals. Retrieved May 27 2024 from https://ovumhospitals.com/blog/newborn-hearing-development-promoting-auditory-stimulation-and-communication
  2. Your Baby’s Hearing, Vision, and Other Senses 2 Months - Kids Health. Retrieved May 27 2024 from https://kidshealth.org/en/parents/senses-2mos.html
  3. Simple and Easy Games For Babies To Help Develop Their Sense of Hearing - Pathway. Retrieved May 27 2024 from https://pathways.org/hearing-sense-activities/
  4. Baby Talk - WebMD. Retrieved May 27 2024 from https://www.webmd.com/parenting/baby/baby-talk
  5. EARLY CHILDHOOD — Chatting With Babies Helps Brain Development | Announce - University of Nebraska-Lincoln. Retrieved May 27 2024 from https://newsroom.unl.edu/announce/lancasterextension/9974/59368
  6. 11 Activities for Babies 0 - 6 Months Old - Parents. Retrieved May 27 2024 from https://www.parents.com/baby/development/growth/11-simple-activities-for-babies-0-to-6-months/
  7. Baby hearing development - Baby Center. Retrieved May 27 2024 from https://www.babycenter.com/baby/baby-development/baby-sensory-development-hearing_6509
  8. Baby music: The soundtrack to your child's development - UNICEF. Retrieved May 27 2024 from https://www.unicef.org/parenting/child-development/baby-music-soundtrack-to-development
Image Article
Stimulasi Pendengaran Bayi 5 Cara Efektif untuk Mengoptimalkannya
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Membangun Kemampuan Sosialisasi Anak Sejak Dini

Published date

Sejak lahir, manusia sudah langsung bersosialisasi. Bayi yang baru lahir bersosialisasi dengan orang tuanya. Si Buah Hati akan menjadikan Bunda orang favoritnya untuk memenuhi segala kebutuhannya, mulai dari makanan, kenyamanan, dan perhatian.1

Seiring bertambahnya usia, Si Buah Hati yang berusia 1 tahun akan mulai mengenal ada orang lain selain dirinya dan orang tuanya. Selanjutnya di usia 2 tahun, Si Buah Hati akan mulai menikmati bermain dengan teman sebayanya. Tapi seperti kemampuan yang lain, kemampuan sosial anak juga berkembang perlahan. Untuk itu, Bunda perlu memberikan dukungan yang tepat bagi perkembangan sosial Si Buah Hati.

Pentingnya Merangsang dan Mendukung Perkembangan Sosial Anak

Cara anak bersosialisasi mungkin belum seluwes orang dewasa, karena kemampuan sosial masih berkembang di setiap tahap usianya. Kemampuan ini juga berkaitan dengan kemampuan emosional anak dan menjadi cerminan bagaimana Si Buah Hati memahami cara berhubungan dengan orang di sekitarnya.

Merangsang dan mendukung kemampuan sosial penting dilakukan karena nantinya akan berpengaruh pada cara anak berinteraksi dengan teman sebaya dan orang dewasa. Harapannya, dengan kemampuan sosial dan emosional yang matang, Si Buah Hati dapat menjalin pertemanan yang sehat, saling menghargai, menciptakan rasa aman bagi dirinya dan orang lain, serta punya rasa percaya diri.

Anak pintar bersosialisasi akan membantu kemudahan membangun pertemanan, termasuk memahami aturan sosial dan berperilaku terhadap orang lain.2

Baca Juga: Anak Kurang Bersosialiasi? Ini Tips untuk Melatihnya!

Cara Membangun Kemampuan Sosialisasi Anak

Kemampuan sosialisasi anak tidak terjadi begitu saja. Bunda perlu merangsang agar kemampuan ini semakin matang. Ada beberapa tips bersosialisasi dengan anak yang bisa orangtua terapkan sejak dini. Apa saja?

1. Bangun kedekatan emosional

Bunda dan Ayah perlu menciptakan proses kedekatan emosional yang kuat dengan anaknya, dengan memberikan kebutuhan-kebutuhan dasar anak seperti perhatian dan kasih sayang, agar anak merasa tenang. Cara ini bertujuan agar Si Buah Hati punya tempat aman dan nyaman untuk mereka berbagi dan mengekspresikan perasaan yang mereka miliki.3

2. Ajak komunikasi

Sering lakukan komunikasi, kontak mata, tersenyum, memanggil nama, dan mengajak bicara anak dengan kalimat yang mudah dipahami. Salah satu kunci penting dalam membangun keterampilan sosial anak adalah komunikasi. Bantu Si Buah Hati untuk mengembangkan keterampilan komunikasinya dengan mendorong anak mengekspresikan diri secara bebas, baik lewat kata-kata atau tindakan.4

3. Ajari berbagi

Berbagi adalah kunci penting dalam sosialisasi anak. Apalagi jika Si Buah Hati sedang bermain dengan teman sebayanya. Anak akan belajar berbagi dan bergantian dari keluarga. Oleh karena itu, Bunda dan Ayah perlu menjadi contoh yang baik. Si Buah Hati juga perlu kesempatan untuk praktik berbagi.5 Bunda bisa memulainya dengan minta berbagi makanan kesukaannya atau bergantian memegang mainannya.

4. Kembangkan empati

Selain mengembangkan kemampuan sosial, anak usia 2 tahun juga sedang belajar mengenai empati. Empati menjadi suatu bentuk kemampuan memahami dan berbagi perasaan orang lain. Bunda bisa mengajarkan Si Buah Hati untuk mengenali perasaan orang lain dan berbagi. Misalnya, "Temanmu terlihat sedih karena kehilangan boneka kelincinya. Bagaimana kalau kita bantu mengembalikannya?" Kemampuan anak untuk mengikuti arahan masih berkembang, jadi Bunda tidak perlu berharap Si Buah Hati langsung patuh.6 

5. Ajari menyelesaikan konflik

Konflik atau permasalahan tidak bisa dihindari dalam kehidupan ini. Keterampilan menyelesaikan konflik ini sangat penting bagi anak untuk menjalani kehidupan nantinya. Mengajari anak kemampuan untuk menyelesaikan masalah tidak selalu mudah. Sering kali, orang tua ingin segera menyelesaikan konflik antar-anak yang sedang bermain. Karena itu, Bunda perlu bersikap tenang dan memberikan waktu Si Buah Hati untuk menyelesaikan persoalannya sendiri. Dengarkan Si Buah Hati yang bercerita tentang konflik yang dialaminya. Bunda juga bisa mengenalkan perasaan yang sedang dialami Si Buah Hati. Misalnya, "Adik sedih karena belum bisa main dengan mainan Kakak?" Selain memahami perasaannya, Bunda dapat mengajarkan Si Buah Hati untuk mengungkapkan keinginannya dengan sopan, misalnya menggunakan kata "tolong".7

6. Ajari menunggu

Menunggu adalah hal yang membosankan, tapi ini merupakan salah satu poin penting dalam keterampilan sosialisasi anak. Jika Si Buah Hati tantrum saat sedang menunggu, ini merupakan tanda bahwa ia merasakan perasaan besar. Bunda bisa memvalidasi perasaan dengan memeluknya saat menangis. Tujuannya adalah agar Si Buah Hati tahu bahwa Bunda memahami apa yang dirasakannya saat itu.8

7. Ajari tentang ketegasan

Berbagi memang baik, tapi mempertahankan apa yang jadi milik Si Buah Hati juga tidak kalah penting. Jangan langsung memuji anak yang mau berbagi. Apalagi jika Si Buah Hati mau berbagi tapi setelahnya bermuka masam. Ketika mendapati hal ini, Bunda bisa mengatakan bahwa anak boleh menolak berbagi saat belum siap atau tidak ingin. Bunda bisa mengajarkannya cara menolak dengan sopan.

8. Ajari untuk tidak memukul

Anak-anak masih belum sepenuhnya bisa mengontrol emosinya. Tidak jarang ketika merasa marah, jengkel, gemas, atau kecewa mereka tidak sengaja memukul atau menendang. Karenanya, Bunda perlu mengajari anak ketika bermain untuk tidak memukul atau menendang ketika marah. Bunda bisa mengajari cara bagaimana mengatakan perasaannya saat marah.

Itu tadi delapan cara untuk membangun kemampuan sosialisasi anak yang lebih matang. Selain cara-cara tersebut, Bunda juga perlu mendukungnya dengan memberikan nutrisi yang tepat dan seimbang. Bunda bisa memberikan Si Buah Hati DANCOW 1+ Imunutri yang diformulasikan khusus bagi anak usia 1-3 tahun. Dukung si Buah Hati untuk tumbuh cerdas.

 

 

Sumber:

  1. Developmental milestones: socialisation in babies -BabyCentre. Retrieved May 27 2024 from https://www.babycentre.co.uk/a6576/developmental-milestones-socialisation-in-babies
  2. Merangsang Perkembangan Personal Sosial Bayi - IDAI. Retrieved May 27 2024 from https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/merangsang-perkembangan-personal-sosial-bayi
  3. Learning Social and Emotional Skills in Pre-School - UNICEF North Macedonia. Retrieved May 27 2024 from https://www.unicef.org/northmacedonia/learning-social-and-emotional-skills-pre-school
  4. 8 Practical Ways To Develop Social Skills In A Child - Care Point Academy. Retrieved May 27 2024 from https://www.carepointeacademy.com/blog/posts/how-to-help-your-child-improve-their-social-skills
  5. Children sharing and learning to share - Raising Children Network. Retrieved May 27 2024 from https://raisingchildren.net.au/toddlers/behaviour/friends-siblings/sharing
  6. Social Development: 2 Year Olds - HealthyChildren.org. Retrieved May 27 2024 from https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/toddler/Pages/social-development-2-year-olds.aspx
  7. Conflict Resolution - ECCPCT. Retrieved May 27 2024 from https://www.eccpct.com/Resources/Child/Tips-for-Tots/Help-Young-Children-with-Conflict-Resolution/
  8. Teaching your Toddler Social Skills in 15 Steps - Motherly. Retrieved May 27 2024 from https://www.mother.ly/toddler/toddler-learn-play/teaching-your-toddler-social-skills-15-steps-to-success/
Image Article
Membangun Kemampuan Sosialisasi Anak Sejak Dini
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Ciri-Ciri Anak Pintar: Apa yang Perlu Bunda Perhatikan?

Published date

Bunda, sebagai orang tua tentu ingin Si Buah Hati tumbuh menjadi anak yang pintar. Tidak hanya dapat belajar dengan baik di sekolah, namun juga demi masa depan Si Buah Hati yang lebih baik.

Karenanya, tidak ada salahnya Bunda mengetahui apa saja sih ciri-ciri anak pintar? Cari tahu juga cara mendukung anak pintar agar dapat berkembang optimal dan sesuai harapan.

Memahami Definisi Anak Pintar

Anak pintar kerap disebut memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Kecerdasan sendiri merupakan kemampuan umum dalam memproses informasi, mempelajari, memahami, dan mencari solusi. Kecerdasan seseorang dapat turut mempengaruhi perilakunya sehari-hari.1

Lalu, faktor apa yang membuat anak pintar? Dua hal yang tidak dapat dipisahkan dari kepintaran atau kecerdasan seseorang yaitu faktor genetik atau keturunan, serta faktor lingkungan.

Hasil penelitian banyak yang menunjukkan kaitan komponen genetik dengan kecerdasan seseorang. Ada banyak komponen genetik yang berkontribusi pada kecerdasan, termasuk daya ingat dan kemampuan verbal.

Kecerdasan juga sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Hal-hal seperti lingkungan tempat tinggal, pola asuh, pendidikan, ketersediaan sarana belajar, hingga layanan kesehatan dan asupan gizi dapat berkontribusi terhadap kepintaran anak selama masa tumbuh kembangnya.

Meski masih menjadi perdebatan mana yang lebih berpengaruh antara genetik dan lingkungan, kedua faktor tersebut tidak bisa dipisahkan dari kepintaran seseorang.2

Baca Juga: Ciri-ciri Anak Pintar dan Cerdas

Mengenali Ciri-ciri Anak Pintar

Setelah memahami definisi dan faktor yang membentuk kepintaran anak, selanjutnya Bunda perlu mengenali apa saja ciri-ciri anak pintar.

Dengan mengenali ciri-ciri atau tanda anak pintar, Bunda bisa mengambil langkah yang tepat untuk mendukung potensi Si Buah Hati.
Beberapa tanda anak pintar yang perlu Bunda perhatikan, di antaranya:

1. Memiliki minat belajar yang tinggi

Anak pintar cenderung bersemangat untuk belajar. Tidak hanya itu, anak juga akan mengeksplorasi materi secara lebih mendalam.

2. Lebih cepat menguasai hal baru

Jika Si Buah Hati mampu mempelajari dan menguasai hal baru dengan lebih cepat kemungkinan merupakan anak yang pintar. Anak mungkin mampu memproses informasi baru dan kompleks dengan lebih cepat.3

3. Mampu berpikir kreatif dan berimajinasi

Anak pintar umumnya memiliki ide-ide yang kreatif. Selain itu, memiliki imajinasi yang tinggi dan mampu menjelaskannya dengan baik.

4. Lebih aktif

Anak pintar juga cenderung lebih aktif dibandingkan teman sebayanya. Tidak hanya aktif bergerak seperti saat bermain, namun juga aktif mencari tahu hal yang tidak diketahuinya, seperti dengan bertanya kepada orang dewasa.

5. Lebih fokus dan daya konsentrasi tinggi

Berbeda dengan anak pada umumnya yang mudah teralihkan, anak pintar cenderung lebih fokus saat mengerjakan sesuatu dan mampu berkonsentrasi lebih lama. Sehingga tidak mudah terganggu atau teralihkan pada hal lain.

6. Lebih sensitif dan peka

Anak-anak biasanya belum terlalu peka terhadap perasaan orang lain. Namun berbeda dengan anak pintar yang lebih sensitif dan dapat berempati. Hal ini juga membuat anak lebih peka dan mudah merasa sakit hati sehingga perlu mendapat dukungan emosional.4

7. Kemampuan mengatasi masalah dengan lebih baik

Saat dihadapkan pada suatu masalah, anak pintar akan dapat memikirkan solusi untuk permasalahan tersebut dengan lebih baik.5

Cara Mendidik Anak Pintar

Peran Bunda sebagai orang tua adalah mendukung Si Buah Hati agar dapat mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Untuk mendidik anak pintar, beberapa cara yang dapat Bunda lakukan, di antaranya:

●    Berikan kasih sayang yang melimpah kepada anak dalam setiap tindakan. Orang tua merupakan sandaran bagi anak dan harus bisa diandalkan.
●    Mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Mendidik anak pintar harus siap dengan segala pertanyaannya. Tanggapi dan beri perhatian pada setiap rasa ingin tahu anak.
●    Berikan anak waktu untuk bermain. Karena bermain adalah dunia anak dan cara anak untuk belajar dan berkembang.
●    Berikan stimulasi yang tepat untuk anak.6 Menyediakan buku bacaan atau membacakan dongeng bisa menjadi cara stimulasi anak agar pintar. Mengajari anak bersepeda juga bisa menjadi stimulasi motorik agar anak cerdas. Bila anak mempunyai potensi bawaan berbagai kecerdasan dan dirangsang terus-menerus sejak kecil dengan cara yang menyenangkan dan jenis yang bervariasi maka ia akan mempunyai kecerdasan yang majemuk.
●    Memperhatikan asupan gizi anak. Berikan makanan dan minuman bergizi seimbang setiap hari untuk mendukung tumbuh kembangnya. Selain itu, pastikan anak cukup beristirahat dan tetap aktif bergerak.7

Selain asupan makanan dan minuman bergizi setiap hari, Bunda juga dapat memberikan susu pertumbuhan sebagai pelengkap gizi anak, seperti susu DANCOW 5+ Imunutri.

Susu DANCOW 5+ Imunutri diformulasikan untuk anak usia prasekolah 5-6 tahun. Dengan kandungan gizi penting, seperti vitamin A, C, E, serta vitamin D, juga diperkaya kalsium, zat besi, zink, DHA, dan Omega 3 & 6 yang akan bantu Si Buah Hati tumbuh cerdas.
Setelah mengetahui ciri-ciri anak pintar dan cara mendidiknya, semoga informasi yang diberikan dapat membantu Bunda mendukung tumbuh kembang Si Buah Hati ya!

 

 

Sumber:

  1. What Makes Kids Intelligent? - Web MD. Retrieved May 27 2024 from https://www.webmd.com/baby/features/what-makes-kids-intelligent
  2. Is intelligence determined by genetics? - Medline Plus. Retrieved May 27 2024 from https://medlineplus.gov/genetics/understanding/traits/intelligence/
  3. What Are Signs of Genius? - Web MD. Retrieved May 27 2024 from https://www.webmd.com/balance/what-are-signs-of-genius
  4. Gifted kids: Signs to look for - Baby Center. Retrieved May 27 2024 from https://www.babycenter.com/child/gifted-children/how-to-tell-if-your-preschooler-is-gifted_65003
  5. What Are Signs of Genius? - Web MD. Retrieved May 27 2024 from https://www.webmd.com/balance/what-are-signs-of-genius
  6. Pentingnya Stimulasi Bermain untuk Merangsang Kecerdasan Multipel. IDAI. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pentingnya-stimulasi-bermain-untuk-merangsang-kecerdasan-multipel
  7. How to Raise Intelligent Kids - Psychology Today. Retrieved May 27 2024 from https://www.psychologytoday.com/us/blog/going-beyond-intelligence/202107/how-raise-intelligent-kids
Image Article
Ciri-Ciri Anak Pintar_Apa yang Perlu Bunda Perhatikan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Mendidik Anak Umur 1 Tahun dengan Stimulasi Tepat

Published date

Tumbuh kembang anak, terutama di usia dini, tidak dapat lepas dari peran orang tua. Bagaimana Si Buah Hati bertumbuh akan sangat dipengaruhi oleh cara Bunda mendidiknya.

Karenanya, Bunda perlu cara yang tepat dalam mendidik anak agar Si Buah Hati dapat tumbuh dan berkembang seperti yang diharapkan.

Artikel ini akan membahas seputar cara mendidik anak umur 1 tahun agar cerdas terutama untuk perkembangan motorik dan linguistiknya. Cari tahu juga perkembangan yang dicapai anak usia 1 tahun.

Perkembangan Anak Umur 1 Tahun

Tumbuh kembang setiap anak bisa berbeda-beda meski usianya sama. Namun, ada beberapa pencapaian anak yang bisa menjadi acuan Bunda dalam memantau perkembangan Si Buah Hati.

Berikut beberapa perkembangan anak yang mungkin sudah dicapai Si Buah Hati saat usia 1 tahun:

1. Perkembangan motorik

● Mulai berjalan dan sudah bisa mengambil beberapa langkah tanpa dibantu
● Sudah bisa mengambil posisi duduk tanpa bantuan orang lain
● Dapat berdiri dan berjalan sambil berpegangan pada meja atau kursi

2. Perkembangan linguistik

● Mulai bisa menggunakan bahasa tubuh, seperti melambaikan tangan
● Mengucapkan kata pertama yang sederhana, seperti 'mama'
● Semakin sering mengoceh
● Dapat merespon kalimat permintaan yang sederhana
● Mencoba mengulang suara atau kata yang didengar

3. Perkembangan kognitif

● Mulai mencoba menirukan gerakan atau gestur dari Bunda
● Membenturkan dua buah mainan atau objek benda dengan kedua tangan
● Mencari benda yang disembunyikan
● Melihat ke arah benda yang disebutkan Bunda
● Memasukkan dan mengeluarkan objek dari kotak atau keranjang mainan

4. Perkembangan emosional

● Semakin menunjukkan keterikatan dengan orang yang dekat dengannya, seperti Bunda atau pengasuhnya
● Menangis jika ditinggalkan sendiri dan senang saat dekat dengan Bunda
● Merasa takut atau malu saat berada di sekitar orang yang tidak dikenal
● Mencari perhatian dengan mengoceh atau membuat suara-suara1

Cara mendidik anak umur 1 tahun agar cerdas perlu memperhatikan perkembangan yang telah dicapai Si Buah Hati. Berikan juga stimulasi yang tepat agar anak dapat berkembang sesuai yang diharapkan orang tua.

Baca Juga: Cara Mengajarkan Anak Membaca

Tips Cara Mendidik Anak Umur 1 Tahun agar Cerdas

Pernahkah Bunda bertanya-tanya, apa yang harus diajarkan ke anak 1 tahun? Karena sebagai orang tua, Bunda merupakan guru pertama bagi Si Buah Hati dan anak belajar banyak hal pertama kali dari orang tuanya.2

Salah satu cara merawat anak 1 tahun agar cerdas adalah dengan memberikan stimulasi yang tepat. Stimulasi ini merupakan aktivitas yang bertujuan mendorong perkembangan kemampuan anak, baik secara fisik, kognitif, maupun sosial.

Untuk hasil yang optimal, pemberian stimulasi perlu dilakukan sejak dini, saat sistem saraf berkembang pesat.3

Bunda dapat menggunakan percakapan, permainan, membacakan buku, atau bernyanyi dengan penuh cinta dan kasih sayang sebagai bentuk stimulasi untuk Si Buah Hati. Meski terlihat sederhana, namun pengaruhnya pada anak dapat sangat signifikan.

Melalui interaksi dan respons orang tua kepada anak, Bunda telah menstimulasi koneksi saraf yang akan menjadi pondasi perkembangan otak, kesehatan, dan kesejahteraan Si Buah Hati di masa depannya.4

Lalu, bagaimana cara mengajarkan anak usia 1 tahun agar cerdas secara motorik dan linguistik? Berikut contoh stimulasi yang bisa Bunda berikan pada Si Buah Hati:

1. Stimulasi untuk perkembangan motorik

Kemampuan motorik berkaitan dengan fungsi gerak tubuh. Dibagi menjadi motorik halus untuk gerakan yang melibatkan jari dan tangan, serta motorik kasar untuk gerakan dengan otot besar, seperti berjalan.5

Stimulasi untuk motorik anak, contohnya:

● Bermain balok susun atau menyusun mainan. Menyusun balok atau mainan lain membantu melatih kemampuan motorik halus dengan memegang dan menumpuk objek.6
● Bermain dengan kreativitas. Permainan kreatif seperti menggambar dan mewarnai dapat melatih motorik halusnya untuk memegang benda kecil seperti alat tulis.7
● Ajak anak bermain di luar ruangan, seperti taman. Anak bisa latihan berjalan dan melatih motorik kasarnya dengan bebas.8

2. Stimulasi untuk perkembangan linguistik

Kemampuan linguistik berhubungan dengan kemampuan anak dalam berkomunikasi. Kemampuan ini penting untuk mengekspresikan diri, berpikir dan belajar, mengatasi masalah, hingga menjalin hubungan sosial.9  Stimulasi untuk kemampuan bahasa, misalnya:

● Membacakan buku cerita untuk anak, tidak hanya menjelang waktu tidur tetapi juga saat bermain bersama. Bacakan buku dengan suara keras dan jelas untuk mendorong kemampuan bahasa anak.10
● Bicara pada anak di setiap kesempatan, seperti saat bermain, menyuapi, atau memandikan anak.11
● Ajak anak bermain bersama teman sebaya. Meskipun anak usia 1 tahun belum lancar berbicara, bermain bersama mendorong anak untuk saling berinteraksi.12

Selain memberi stimulasi anak 1 tahun agar cerdas, Bunda juga dapat mendorong perkembangan Si Buah Hati melalui asupan bergizi dari makanan dan minuman sehari-hari. Bila perlu, berikan juga susu pertumbuhan, seperti susu DANCOW 1+ Imunutri.

DANCOW 1+ Imunutri mengandung tinggi protein, kalsium, zat besi, DHA, dan Omega 3 & 6. Diformulasi khusus bagi Si Buah Hati usia 1-3 tahun agar tumbuh cerdas.

Itulah penjelasan seputar cara mendidik anak umur 1 tahun agar cerdas dan tips stimulasinya untuk Si Buah Hati.

 

 

Sumber:

  1. Your toddler's developmental milestones at 1 year - Unicef. Retrieved May 27 2024 from https://www.unicef.org/parenting/child-development/your-toddlers-developmental-milestones-1-year
  2. Della Porta SL, Sukmantari P, Howe N, Farhat F and Ross HS (2022) Naturalistic Parent Teaching in the Home Environment During Early Childhood. Front. Psychol. 13:810400. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2022.810400
  3. Importance of Early Stimulation - Unacademy. Retrieved May 27 2024 from https://unacademy.com/content/kerala-psc/study-material/child-development-and-welfare/importance-of-early-stimulation/
  4. For the development of a young child, stimulation and early learning make a world of difference - Unicef. Retrieved May 27 2024 from https://www.unicef.org/zimbabwe/stories/development-young-child-stimulation-and-early-learning-make-world-difference
  5. Toddler development - motor skills - Pregnancy Birth and Baby. Retrieved May 27 2024 from https://www.pregnancybirthbaby.org.au/toddler-development-motor-skills
  6. 25 Fun and Engaging Activities for 1-Year-Olds - Healthline. Retrieved May 27 2024 from https://www.healthline.com/health/childrens-health/activities-for-one-year-olds
  7. Movement and play: toddlers - Raising Children. Retrieved May 27 2024 from https://raisingchildren.net.au/toddlers/play-learning/play-toddler-development/movement-play-toddlers
  8. Toddler development - motor skills - Pregnancy Birth and Baby. Retrieved May 27 2024 from https://www.pregnancybirthbaby.org.au/toddler-development-motor-skills
  9. Language development in children: 0-8 years - Raising Children. Retrieved May 27 2024 from https://raisingchildren.net.au/babies/development/language-development/language-development-0-8
  10. Major Domains in Child Development - Parents. Retrieved May 27 2024 from https://www.parents.com/developmental-domains-how-children-grow-and-change-8630985
  11. Parenting tips for the first two years of life - Unicef. Retrieved May 27 2024 from https://www.unicef.org/parenting/child-development/baby-tips#1-2-years
  12. 9 Ways to Boost Your Baby's Language Development - Parents. Retrieved May 27 2024 from https://www.parents.com/baby/development/talking/signs-of-talking/
Image Article
Cara Mendidik Anak Umur 1 Tahun dengan Stimulasi Tepat
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off