Cara Mengajarkan Anak Bicara Bahasa Inggris sejak Dini

Published date

Bunda, mengenalkan dan menuntun anak belajar bicara bahasa Inggris sejak dini dapat menjadi investasi berharga buat bekal Si Buah Hati, lho. Tapi mungkin Bunda masih bingung harus mulai dari mana untuk mengenalkan bahasa asing ini kepada anak. 

Nah, jangan bingung lagi. Artikel ini bisa menjadi panduan Bunda untuk cara mengajarkan anak bicara bahasa Inggris sejak dini.

Namun sebelum mengetahui contoh aktivitas mengajarkan anak bicara bahasa Inggris, tak ada salahnya lebih dulu mencari tahu manfaat dan kapan Si Buah Hati perlu mengenal bahasa asing ini. 

Kapan Waktu yang Baik Mengajarkan Anak Bicara Bahasa Inggris?

Bunda mungkin masih merasa ragu dan berpikir mengajarkan anak bicara bahasa Inggris bisa dilakukan setelah Si Buah Hati sedikit lebih dewasa. Tapi tahukah Bunda, ada periode emas mengajarkan anak bicara bahasa asing, yakni pada sekitar usia 2 sampai 10 tahun.

Mempelajari bahasa adalah kemampuan alami yang dimiliki anak sejak lahir. Dengan mengajarkan berbicara bahasa Inggris sebelum usia 10 tahun, anak akan dapat memahami lebih cepat dan mengucapkan dengan lebih baik, bahkan mendekati pengucapan aslinya.

Apa Manfaat Mengajarkan Anak Bicara Bahasa Inggris?

Tak hanya sebagai bekal penting bagi Si Buah Hati, mengajarkan anak bicara bahasa Inggris sejak dini ternyata memiliki beberapa manfaat, di antaranya:

  • Meningkatkan kemampuan daya ingat

Perlu Bunda ketahui, anak yang mempelajari lebih dari satu bahasa memiliki daya ingat atau memori yang lebih baik, dibandingkan anak yang hanya mengenal satu bahasa.

  • Membuat otak terus bertumbuh

Pada studi yang dilakukan pada orang dewasa menunjukkan bahwa saat seseorang belajar bahasa Inggris atau bahasa lain selain bahasa sehari-hari memiliki kesempatan berkembang lebih banyak, terutama bagian otak yang bertugas mempelajari materi baru.

  • Membuat anak lebih kreatif

Mempelajari lebih dari satu bahasa sejak kecil dapat menjadikan anak lebih kreatif dan lebih baik dalam memecahkan suatu masalah.

Baca Juga: Cara Optimalkan Kecerdasan Bahasa Anak

Bagaimana Cara Mengajarkan Anak Bicara Bahasa Inggris sejak Dini?

Kemampuan berbahasa adalah salah satu aspek penting yang harus dikembangkan sejak usia dini karena kemampuan bahasa anak yang baik menjadi cerminan dari kemampuan intelektual yang baik juga.

Untuk itu, Bunda bisa mempraktikkan beberapa cara mengajarkan anak bicara bahasa Inggris sejak dini berikut ini:

  • Luangkan waktu untuk bicara dan komunikasi dengan anak

Seperti dijelaskan di atas, anak memiliki kemampuan alami belajar bahasa sejak lahir dan bisa lebih cepat memahami pelajaran bahasa asing baru jika diajarkan mulai usianya di bawah 10 tahun. Untuk melatihnya, Bunda bisa rutin mengajak anak bicara dengan menyebut contoh kosakata bahasa Inggris yang sederhana, memperlihatkan benda lalu menyebutnya dengan bahasa Inggris, atau memperdengarkan video yang menggunakan contoh bahasa Inggris.

  • Bacakan cerita buku bahasa Inggris

Buku merupakan salah satu sarana yang bisa Bunda gunakan untuk mengajarkan bahasa asing kepada Si Buah Hati. Membaca buku cerita bilingual atau dua bahasa bersama Si Buah Hati dapat memperkaya kosakatanya akan bahasa asing.

Pilih buku bergambar menarik atau karakter tertentu yang disukai Si Buah Hati.  Gunakan juga intonasi yang pelan agar anak mudah memahami penjelasan Bunda.

  • Manfaatkan aplikasi

Bunda dapat memanfaatkan teknologi digital seperti aplikasi di gadget bisa jadi salah satu strategi untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Si Buah Hati di era saat ini.

Penggunaan aplikasi Bahasa asing bisa menarik minat anak karena memiliki fitur yang interaktif disertai gambar dan permainan yang menarik secara visual. 

Selain itu, fitur di aplikasi pun menyediakan tes untuk mengukur kemampuan dasar Bahasa Inggris Si Buah Hati dan memberikan analisa tentang bagian mana yang perlu mereka pelajari saat mengikuti mengikuti pelajaran Bahasa di aplikasi.  

Namun Bunda perlu membatasi waktu anak menatap gawai saat belajar bahasa melalui aplikasi. Anak di bawah 2 tahun tidak dianjurkan memakai gawai karena paparan sinar dari layar gawai dikhawatirkan merusak kesehatan mata dan otak anak. Pada anak 2-4 tahun, gawai hanya boleh digunakan maksimal 1 jam per hari dan anak umur 4-7 tahun maksimal hanya boleh memakai gawai maksimal 2 jam per hari.

  • Gunakan video gerak dan lagu

Metode  belajar yang mengkombinasikan aktivitas mendengar, melihat, sekaligus bergerak seperti dengan menonton serta mengikuti rekaman gerak dan lagu menjadi salah satu cara efektif untuk pembelajaran anak usia dini.

Jadi, tak ada salahnya mencoba cara mengajarkan anak agar cepat bicara bahasa Inggris dengan memanfaatkan video gerak dan lagu. 

Nah, coba Bunda praktikkan beberapa cara mengajarkan anak bicara bahasa Inggris di atas. 

Agar proses belajar optimal, imbangi juga gizi Si Buah Hati dengan asupan bergiziSebagai pelengkap makanan harian, Bunda bisa memberikan Si Buah Hati DANCOW 3+ Imunutri. DANCOW 3+ Imunutri tinggi vitamin A, C, E, dan zink, tinggi kalsium, protein, vitamin D, serta DHA, zat besi, dan Omega 3 & 6.    

Semoga dapat membantu membentuk Si Buah Hati agar menjadi anak yang cerdas, ya Bunda. Selamat mencoba!

Image Article
Cara Mengajarkan Anak Bicara Bahasa Inggris sejak Dini
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

10 Tips Parenting Anak dan Hal yang Perlu Dihindari

Published date

Bunda, sebagai orang tua tentu ingin Si Buah Hati tumbuh menjadi anak yang cerdas, bahagia, dan memiliki kepribadian yang positif. Untuk itu, diperlukan proses parenting yang tepat.

Parenting merupakan proses untuk mempersiapkan anak menuju kemandirian. Banyak hal yang bisa Bunda lakukan untuk membantu Si Buah Hati menjadi sosok yang mandiri.

Cara pengasuhan atau parenting yang Bunda lakukan akan membentuk diri Si Buah Hati saat ini dan juga di masa depan.

Artikel ini akan membahas beberapa tips parenting anak yang bisa Bunda terapkan untuk Si Buah Hati.

Tips Parenting Anak agar Menjadi Pribadi yang Positif

Salah satu tugas orang tua adalah mengasuh dan mengajarkan kepada anak cara menjadi pribadi yang positif dan mandiri. Berikut ini 10 contoh tips parenting anak yang bisa Bunda terapkan di rumah:

1. Jadilah contoh yang baik

Bunda tidak bisa berharap anak akan bersikap sopan kepada orang lain jika tidak diberi contoh di rumah. Anak-anak lebih banyak mencontoh apa yang dikerjakan orang tua dibandingkan menjalankan apa yang dikatakan orang tuanya.

2. Jalin komunikasi dengan anak

Ada tiga hal utama dalam berkomunikasi dengan anak. Pertama, puji anak saat melakukan hal yang benar. Kedua, beri perhatian penuh saat anak berbicara. Ketiga, luangkan waktu setiap hari untuk mengobrol dan bermain dengan anak. Cara ini akan membuat anak merasa bahwa ia penting bagi orang tuanya.

3. Buat aturan yang konsisten

Bunda dapat mengajarkan anak untuk disiplin dengan cara membuat aturan yang jelas dan konsisten untuk ditaati anak. Namun, Bunda juga harus bisa menjelaskan kepada anak dengan bahasa mudah dimengerti sesuai usianya.

4. Beri konsekuensi

Menerapkan peraturan harus dibarengi dengan konsekuensi jika melanggar. Jelaskan secara perlahan bahwa ada konsekuensi yang akan diterima Si Buah Hati jika melanggar aturan yang telah dibuat.

5. Bantu anak belajar hal baru

Anak akan selalu mempelajari hal baru. Saat mengajarkan anak hal untuk pertama kali, berikan contoh dan bantu ia melakukannya. Saat anak mempelajari hal-hal sederhana seperti memakai pakaian atau bersepeda, itu akan menumbuhkan rasa percaya diri.

Baca Juga: Stimulasi Perkembangan Bahasa Anak

6. Tunjukkan kasih sayang secara nyata

Tunjukkan kasih sayang kepada anak secara nyata. Saat Si Buah Hati berperilaku baik, Bunda sebaiknya memberikan apresiasi. Selain itu, selalu meluangkan waktu bersama anak juga akan membuat Si Buah Hati merasa dicintai dan dihargai oleh orang tuanya.

7. Ajarkan anak berempati

Berempati berarti memahami dan berbagi perasaan orang lain. Untuk mengajarkan empati pada Si Buah Hati, Bunda harus lebih dulu menunjukkan dengan mendengarkan dan mencoba memahami perasaan anak. Lalu, ungkapkan apa yang Bunda pikirkan tentang tindakan dan ucapan Si Buah Hati. 

Bunda bisa mengajari anak melihat dari sudut pandang orang lain lalu menyarankan apa yang sebaiknya dia lakukan atau katakan. Anak yang memiliki sikap empati akan berpikir dari sisi orang lain, tak hanya memikirkan perasaannya sendiri.

8. Beri kesempatan anak mengambil keputusan

Anak tangguh akan mampu mengatasi masalahnya sendiri. Biarkan anak mengambil keputusan dan tekankan bahwa setiap keputusan ada konsekuensinya. Selain itu, tekankan bahwa kegagalan adalah bagian dari kehidupan dan yang terpenting bangkit setelah gagal.

9. Jangan membandingkan anak

Setiap anak memiliki kemampuan masing-masing. Ada anak yang kuat di akademik atau olahraga, tapi sebagian anak mungkin lebih kreatif. Sebagai orang tua, Bunda sebaiknya memperlakukan setiap anak sebagai individu yang unik dan menghargai masing-masing potensi yang dimilikinya.  Ini merupakan salah satu tips parenting anak usia 2 tahun yang bisa Bunda terapkan.

10. Jangan memuji secara berlebihan

Salah satu tips parenting anak yang wajib diketahui orangtua adalah jangan memuji berlebihan. Memuji berlebihan terasa kurang baik dan tidak jujur. Selain itu, jangan berfokus pada hasil yang dicapai, tetapi fokus pada usaha, kemajuan, dan perilaku anak.

Hal yang Perlu Dihindari dalam Parenting

Selain contoh tips parenting anak yang baik di atas, ada beberapa hal yang perlu Bunda hindari dalam mendidik anak agar Si Buah Hati menjadi anak yang positif dan tidak manja, di antaranya selalu menyalahkan anak, kurang peduli, menerapkan disiplin yang sangat keras, menuntut anak mencapai prestasi yang terlalu tinggi dan tidak sesuai kemampuan anak, melabeli atau menjuluki anak dengan julukan yang negatif, misal ‘anak bandel atau anak bodoh’, dan melakukan hukuman fisik. Bunda juga tidak perlu terlalu mengekang anak untuk bergaul, namun sebagai orang tua tetap harus mengamati karakter teman-temannya, terutama jika ada kerap yang bersikap tidak baik.

Demikian Bunda, ulasan seputar tips parenting anak yang mungkin perlu diketahui. Selain tips di atas, jangan lupa untuk selalu dukung tumbuh kembang dan asupan gizi Si Buah Hati dengan memberikan makanan bergizi tinggi.  

Sebagai pelengkap makanan harian, Bunda bisa memberikan Si Buah Hati asupan DANCOW 3+ Imunutri. DANCOW 3+ Imunutri memiliki kandungan tinggi vitamin A, C, E, dan zink, tinggi kalsium, protein, vitamin D, serta DHA, zat besi, dan Omega 3 & 6.

Semoga informasinya bisa bermanfaat untuk Bunda dan Si Buah Hati!

Image Article
10 Tips Parenting Anak dan Hal yang Perlu Dihindari
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Mengoptimalkan Periode Pertumbuhan Anak

Published date

Bunda, sebagai orang tua tentu mengharapkan Si Buah Hati dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Termasuk saat Si Buah Hati mulai beranjak balita atau memasuki tahapan usia 3-5 tahun.

Meski sudah melewati golden period atau periode emas pertumbuhan dan perkembangan anak, yakni 1000 hari pertama kehidupan yang dimulai sejak masih bayi di dalam kandungan hingga berusia 2 tahun, tahapan usia 3-5 tahun tetap penting bagi Si Buah Hati.

Lalu, seperti apa fase pertumbuhan anak di usia 3-5 tahun? Dan bagaimana cara mengoptimalkan periode pertumbuhan anak di fase tersebut? 

Fase Tumbuh Kembang Anak 3-5 Tahun

Seorang anak disebut bertumbuh apabila mengalami pertambahan ukuran fisik meliputi berat dan tinggi badan. Sedangkan, berkembang berarti bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh menjadi lebih kompleks.

Berikut ini fase tumbuh kembang anak usia 3-5 tahun, meliputi perkembangan motorik, kognitif, dan sosial:

Perkembangan Anak 3-4 Tahun

Anak usia 3-4 tahun mulai bisa berinteraksi dengan anak lain sebayanya. Fase usia ini juga tepat untuk mulai memperkenalkan kegiatan prasekolah agar kemampuan bersosialisasinya dapat berkembang.

1. Motorik 

Berikut beberapa contoh tahap perkembangan motorik anak usia 3-4 tahun:

  • Dapat menendang bola ke depan

  • Melempar bola dari atas kepala

  • Naik turun tangga tanpa bantuan

  • Menggambar bentuk kotak

  • Menggambar orang dengan anggota tubuh lainnya

  • Mencontoh huruf kapital

2. Bahasa

Berikut beberapa contoh tahap perkembangan bahasa pada anak usia 3-4 tahun: 

  • Menggunakan kalimat tiga kata

  • Pengucapan kata semakin bisa dipahami

  • Mulai sering bercerita

3. Kognitif 

Berikut beberapa contoh tahap perkembangan kognitif pada anak usia 3-4 tahun:

  • Memahami konsep berhitung dan angka

  • Mulai memahami konsep waktu

  • Mampu mengulang cerita

  • Bermain dengan imajinasi

4. Sosial 

Berikut beberapa contoh tahap perkembangan sosial pada anak usia 3-4 tahun:

  • Tertarik dengan pengalaman baru

  • Bermain dengan anak lain dan saling berbagi

  • Mulai bisa memakai dan melepas pakaian sendiri 

  • Dapat menegosiasikan solusi untuk menyelesaikan suatu konflik

Perkembangan Anak 4-5 Tahun

Si Buah Hati akan semakin aktif bergerak saat ia memasuki fase usia 4-5 tahun. Anak di usia ini akan sering bermain dengan imajinasinya. Tak perlu heran bila Si Buah Hati bercerita tentang "monster" atau "naga" yang ia temui di sekolah.

1. Motorik 

Berikut beberapa contoh tahap perkembangan motorik anak di usia 4-5 tahun:

  • Berdiri dengan satu kaki selama 10 detik atau lebih

  • Jungkir balik

  • Naik tangga sendiri dengan kaki bergantian tanpa bantuan

  • Membuka kancing ukuran sedang

  • Menggunakan sendok dan garpu

  • Menggambar bentuk orang, setidaknya tiga bagian tubuh

2. Bahasa 

Berikut beberapa contoh tahap perkembangan bahasa pada anak usia 4-5 tahun:

  • Menggunakan kalimat dengan empat kata

  • Pengucapannya sudah bisa dimengerti sepenuhnya

  • Mengucapkan nama dan alamat

3. Kognitif 

Berikut beberapa contoh tahap perkembangan kognitif pada anak usia 4-5 tahun: 

  • Menghitung hingga 10 atau lebih

  • Semakin memahami konsep waktu

  • Memahami benda-benda yang digunakan setiap hari, misalnya makanan

4. Sosial 

Berikut beberapa contoh tahap perkembangan sosial pada anak usia 4-5 tahun: 

  • Ingin menyenangkan teman

  • Ingin serupa dengan teman

  • Lebih bisa menerima peraturan.

Baca Juga: Susu Terbaik untuk Pertumbuhan Anak yang Bagus

Cara Mengoptimalkan Periode Pertumbuhan Anak Usia 3-5 Tahun

Seorang anak dapat mengalami perkembangan yang sehat apabila kebutuhan nutrisi, sosial, emosional, hingga pendidikannya terpenuhi. Di sinilah peran Bunda sebagai orang tua untuk dapat mengoptimalkan periode tumbuh kembang anak. Lantas, bagaimana cara mengoptimalkan periode pertumbuhan anak?

1. Penuhi Kebutuhan Nutrisi Anak

Anak membutuhkan makanan bergizi sesuai usianya untuk tumbuh dan berkembang secara maksimal. Pola makan yang buruk pada anak usia dini bisa menyebabkan kekurangan vitamin dan nutrisi penting lainnya.

Untuk mengoptimalkan tumbuh dan kembang anak, Bunda dapat memberikan lauk pauk yang mengandung protein nabati dan hewani. Makanan sumber hewani contohnya daging sapi, ayam, telur, susu, dan seafood. Sementara sumber protein nabati contohnya tahu, tempe, kacang hijau, dan kacang merah. Makanan berprotein hewani yang mengandung asam amino lebih lengkap, serta mineral, vitamin, dan proteinnya lebih mudah diserap tubuh.

Sebagai pelengkap, Bunda bisa memberikan Si Buah Hati asupan susu DANCOW 3+ Imunutri. DANCOW 3+ Imunutri memiliki kandungan tinggi vitamin C dan zink, tinggi kalsium, protein, vitamin D, serta DHA, zat besi, dan Omega 3 & 6.   

2. Mengajarkan Anak Bersosialisasi

Menginjak usia 3-5 tahun, anak akan lebih mandiri dan ingin mengeksplorasi mengenai hal-hal di sekitarnya. Interaksi dengan keluarga dan orang-orang sekitar membantu membentuk kepribadian anak dan cara berpikirnya.

Untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak, orang tua bisa mendorong buah hatinya agar bermain dengan anak-anak lain dan membantunya mempelajari nilai berbagi dan persahabatan.

3. Bermain

Bermain bisa menjadi cara mengoptimalkan tumbuh kembang anak secara menyenangkan. Bermain, baik dengan orang tua maupun teman sebaya, dapat membantu perkembangan kognitif, bahasa, berhitung, emosional, hubungan sosial dengan orang lain sampai perkembangan dan kesehatan fisik anak.

4. Menguatkan Mental Anak

Bunda bisa mengoptimalkan pertumbuhan Si Buah Hati dengan menguatkan mental serta emosionalnya. Luangkan waktu secara rutin untuk berbicara dengan anak dan jadi contoh anak untuk menjadi pribadi dengan mental tangguh. Bunda bisa mengajarkan Si Buah Hati bagaimana cara mengontrol emosi dengan baik, memecahkan suatu masalah, kedisiplinan diri, melakukan hal-hal positif serta berpikir positif dan realistis.

Bagaimana Bunda, sudah lebih tahu tentang cara mengoptimalkan periode pertumbuhan anak usia 3-5 tahun? Semoga penjelasan di atas dapat membantu membentuk Si Buah Hati agar menjadi anak yang cerdas, ya Bunda. Selamat mencoba! 

Image Article
Bunda, Simak Cara Mengoptimalkan Periode Pertumbuhan Anak Berikut Ini!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Berapa Tinggi dan Berat Badan Ideal Anak Usia 1 hingga 3 Tahun?

Published date

Pertumbuhan anak dapat dipantau melalui bertambahnya tinggi, berat badan, dan lingkar kepala. Tapi, sudahkah Bunda tahu berapa tinggi dan berat badan anak ideal?

Mengetahui tinggi serta berat badan anak ideal dapat memastikan Si Buah Hati tumbuh sehat. Karena, anak dengan berat badan berlebihan lebih berisiko terkena berbagai penyakit, seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi dan kolesterol, gangguan tidur, tidak percaya diri, hingga depresi.

Begitu pula jika tinggi badan Si Buah Hati kurang dibandingkan anak seusianya, hal ini mungkin diakibatkan karena kekurangan nutrisi dan dapat berakhir menjadi stunting.

Lalu, berapakah tinggi maupun berat badan normal anak? Artikel ini membahas seputar tinggi dan berat badan ideal anak, terutama di usia 1 hingga 3 tahun, serta solusi mengoptimalkan tumbuh kembang Si Buah Hati.

Tinggi dan Berat Badan Anak Ideal Usia 1-3 Tahun

Berapakah berat badan anak ideal usia balita? Kementerian Kesehatan RI telah menerbitkan panduan tentang standar antropometri anak pada tahun 2020 untuk mengetahui tinggi dan berat badan anak berdasarkan usia.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak, maka tinggi dan berat badan anak ideal untuk usia 1-3 tahun dapat diketahui, sebagai berikut: 

• Berat badan dan tinggi badan ideal anak umur 1 tahun
- Berat anak laki-laki 1 tahun 7,7-10,8 kilogram dengan tinggi sekitar 71-82,9 cm
- Berat anak perempuan 1 tahun: 7-10,1 kilogram dengan tinggi sekitar 68,9-81,7 cm
• Berat badan dan tinggi badan ideal anak umur 2 tahun
- Berat anak laki-laki 2 tahun 9,7-13,6 kilogram dengan tinggi sekitar 81,7-97 cm
- Berat anak perempuan 2 tahun 9-13 kilogram dengan tinggi sekitar 80-96,1 cm
• Berat badan dan tinggi badan ideal anak umur 3 tahun
- Berat anak laki-laki 3 tahun 11,3-16,2 kilogram dengan tinggi sekitar 88,7-107,2 cm
- Berat anak perempuan 3 tahun 10,8-15,8 kilogram dengan tinggi sekitar 87,4-106,5 cm

Selain mengukur berat badan dan panjang badan, Bunda juga perlu melihat perbandingan berat badan Si Kecil menurut tinggi badannya (indikator BB/TB) untuk menentukan status gizi Si Kecil. Dari perbandingan BB/TB ini dapat terlihat apakah Si Kecil masuk dalam kategori obesitas, gizi lebih, gizi baik, gizi kurang, atau gizi buruk.

Untuk memastikan Si Buah Hati tumbuh optimal, Bunda sebaiknya melakukan pengukuran tinggi dan berat badan setiap bulan sejak bayi lahir hingga berusia 1 tahun. Selanjutnya, untuk anak usia 1-3 tahun, pengukuran tinggi dan berat badan dapat dilakukan setiap tiga bulan sekali.

Penyebab Tumbuh Kembang Anak Tidak Optimal

Jika anak memiliki tinggi, berat badan, dan lingkar kepala di bawah ambang batas standar ideal sesuai kategori usia dan jenis kelamin, maka kemungkinan mengalami gagal tumbuh.

Kondisi ini dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk termasuk masalah kesehatan, kondisi lingkungan sampai kebiasaan makan yang kurang baik.

Penyebab dari faktor masalah kesehatan, di antaranya kelainan kromosom, kelainan atau gangguan sistem organ, anemia, gangguan saluran cerna, gangguan metabolisme, asupan nutrisi tidak sesuai kebutuhan, hingga infeksi, parasit.

Sementara itu, anak dengan berat badan di atas kurva pertumbuhan standar, bisa dikategorikan mengalami kelebihan berat badan bahkan obesitas. Untuk mengetahui penyebab kelebihan berat badan pada anak, dokter akan melakukan evaluasi yang meliputi riwayat kesehatan keluarga (seperti diabetes dll), kebiasaan makan, aktivitas fisik, serta kondisi kesehatan fisik dan psikologis Si Buah Hati.

Baca Juga: Berapa Berat Badan Ideal Anak 2 Tahun? Simak di Sini!

Mendukung Anak Tumbuh dengan Tinggi dan Berat Badan Ideal

Apakah Si Buah Hati tidak memiliki tinggi dan berat badan ideal? Jangan langsung merasa khawatir. Bunda bisa kok, melakukan beberapa cara menaikkan berat badan anak supaya ideal.

Apabila anak mengalami kelebihan berat badan, Bunda membantunya dengan mendorongnya menjalani diet sehat, rutin berolahraga. Di sini komitmen orang tua akan sangat mempengaruhi hasil.

Jika Si Buah Hati mengalami obesitas, jangan ragu menemui dokter atau ahli kesehatan agar mendapat rekomendasi perawatan yang sesuai.

Apabila anak mengalami tinggi badan rendah maupun kekurangan berat badan, maka perawatan dapat diberikan sesuai dengan faktor penyebabnya.

Jika tinggi dan berat badan anak tidak ideal karena faktor gizi, Bunda wajib mengubah pola makan Si Buah Hati dengan memberikan asupan makanan bergizi seimbang.

Jika penyebabnya berkaitan dengan faktor psikososial, perawatan yang diberikan bisa meliputi perubahan dalam keluarga atau lingkungan sosial di sekitar Si Buah Hati.

Selain cara di atas, Bunda juga bisa mendukung Si Buah Hati agar tumbuh kembang optimal dengan memberinya asupan bergizi, seperti susu pertumbuhan. Untuk Si Buah Hati usia 1-3 tahun, Bunda bisa berikan susu pertumbuhan DANCOW 1+ Imunutri yang mengandung vitamin A, C, E, selenium, zink, tembaga, serta kalsium, vitamin D, protein, dan DHA, omega 3 & 6, dan zat besi.

Yuk Bunda, dukung Si Buah Hati agar memiliki berat badan anak ideal. 

Image Article
Berapakah Tinggi dan Berat Badan Ideal Anak Usia 1 hingga 3 Tahun?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Mendidik Anak Usia 2 Tahun agar Cerdas dan Kreatif

Published date

Bunda, memasuki usia 2 tahun, biasanya anak akan semakin aktif. Si Buah Hati akan menjadi lebih banyak bicara, bergerak, dan berlarian.

Tak hanya kemampuan fisiknya, secara kognitif Si Buah Hati juga semakin berkembang dan berpikir kritis. Pemahamannya juga meningkat, sehingga ia mulai dapat menemukan solusi atau ide-ide.

Sebagai guru pertama bagi anak, Bunda bertugas membantu perkembangan otak dan kemampuan belajarnya.

Artikel ini akan membahas cara mendidik anak usia 2 tahun agar cerdas dan lebih kreatif. Yuk, kita simak bersama, Bunda!

Bagaimana Cara Mendidik Anak Usia 2 Tahun agar Cerdas?

1. Berkomunikasi dengan Baik

Usia antara 2-4 tahun adalah saat di mana kemampuan bahasa anak dapat berkembang dengan pesat, terutama dalam memahami arti kata, keterkaitannya, dan bentuk susunan kalimat.

Karenanya, berkomunikasi dengan baik kepada anak berusia 2 tahun berperan penting dalam perkembangan intelektual dan kreatif Si Buah Hati.

Interaksi Bunda dengan Si Buah Hati dapat menciptakan perubahan pada otak dan berguna mempersiapkan keterampilan literasi yang kuat saat sekolah.

Saat berkomunikasi atau mengajak bicara anak 1-3 tahun, Bunda bisa coba dengan mengulangi kalimat yang mereka ucapkan. Atau mungkin dengan mengajukan pertanyaan 'siapa, apa, di mana, dan bagaimana' Ini juga menjadi tips mendidik anak usia 2 tahun agar kemampuan bahasanya cerdas.

2. Memberikan Ruang Bermain

Bagi anak-anak bermain tidak sekadar menyenangkan melainkan turut berdampak pada kesehatan dan perkembangannya. Berbagai permainan seperti permainan balok, sendok kayu, merangkai bentuk, dan puzzle dapat melatih kreativitas anak.

Bermain juga bisa meningkatkan kemampuan Si Buah Hati untuk membuat rencana, mengatur, bergaul dengan orang lain, dan mengendalikan emosi. Selain itu, bermain membantu keterampilan bahasa dan sosial, bahkan dapat mengatasi stres pada anak.

 Salah satu caranya adalah membiarkan Si Buah Hati bebas bermain tanpa perlu mengikuti struktur tertentu. Dukunglah Si Buah Hati belajar dengan membiarkannya memimpin dan mengikuti keingintahuannya sendiri.

Sediakan ruang bermain yang aman dan benda-benda yang dapat memicu imajinasi, seperti kertas, pensil warna, dan buku cerita. Biarkan anak mengeksplorasi dan bermain dengan bebas. Hal ini bisa menjadi cara mendidik anak 2 tahun agar cerdas.

3. Mendorong Anak Mengajukan Pertanyaan

Dengan bertanya, anak akan mengumpulkan informasi dan Bunda harus memberikan jawaban yang informatif. Dorong Si Buah Hati agar termotivasi untuk bertanya dan bukan sekadar untuk mencari perhatian. 

Selain itu, Bunda bisa memberi kesempatan pada anak untuk bisa berkata ‘tidak’ atau membuat keputusannya sendiri. 

Tips ini juga bisa menjadi cara mendidik anak 2 tahun agar cerdas dan percaya diri serta memotivasi mereka untuk terus mengembangkan kreativitas.

Baca Juga: Ini Cara Parenting yang Baik agar Anak Tumbuh Aktif

4. Membacakan Buku Cerita

Cara mendidik anak usia 2 tahun agar cerdas selanjutnya adalah dengan membacakan Si Buah Hati buku cerita. Anak usia 1-3 tahun (batita) menyukai membaca buku dan belajar dari membaca buku bersama Bunda. Aktivitas ini dapat mengajarkan Si Buah Hati lebih lancar berbicara dan lebih siap menghadapi kehidupan sekolah.

Bunda bisa mulai membiasakan membacakan buku untuk Si Buah Hati sebelum tidur. Biarkan ia memilih sendiri buku yang akan dibaca meskipun itu buku yang sama berulang kali. Biarkan Si Buah Hati bertanya tentang isi buku yang dibacakan.

5. Ajak Bermain Peran

Anak biasa bermain dengan meniru tingkah laku dan aktivitas orang lain. Dalam hal ini, bermain peran adalah permainan favorit anak usia dua tahun. Misal ketika anak bermain dengan boneka atau peraga, ia kadang berbicara kepada bonekanya dengan kata dan nada suara seperti Bunda berbicara kepadanya.

Bermain peran dapat membantu Si Buah Hati belajar berada di posisi orang lain dan ini bagus sebagai latihan untuk kemampuan sosialnya di masa mendatang.

6. Mengajak Bermain di Alam Bebas

Bunda bisa mengajak anak ke taman atau tempat alam lainnya untuk bereksplorasi. Biarkan mereka bermain dengan pasir, tanah, atau batu-batuan. Ini akan membantu mereka mengembangkan imajinasi, pemecahan masalah, dan pengamatan alam.

Bermain di luar ruangan atau alam bebas dapat meningkatkan rasa ingin tahu, kreativitas, dan pemikiran kritis Si Buah Hati. Anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu dalam eksplorasi alam dapat meningkatkan hasil belajar.

Lebih dari itu, bermain di alam bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental serta membantu membentuk perilaku positif pada anak.

Demikian ulasan tentang cara mendidik anak 2 tahun agar cerdas yang bisa Bunda terapkan di rumah. Selain hal-hal di atas, jangan lupa untuk selalu dukung tumbuh kembang dan asupan gizi Si Buah Hati dengan memberikan makanan bergizi tinggi. 

Sebagai pelengkap, Bunda bisa memberikan Si Buah Hati asupan susu pertumbuhan DANCOW 1+ Imunutri. DANCOW 1+ Imunutri diformulasikan untuk anak usia 1-3 tahun yang mengandung Vitamin A, C, E, selenium, zink, tembaga, serta kalsium, vitamin D, protein, dan DHA, omega 3 & 6, dan zat besi.

Semoga dapat membantu membentuk Si Buah Hati agar menjadi anak yang cerdas, ya Bunda. Selamat mencoba!

Image Article
Cara Mendidik Anak Usia 2 Tahun Agar Cerdas dan Kreatif
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Kebutuhan Nutrisi Anak Usia Sekolah dan Cara Memenuhinya

Published date

Anak-anak usia sekolah, khususnya anak SD, memiliki kebutuhan nutrisi yang lebih besar jika dibandingkan saat mereka masih balita. Hal ini karena mereka sedang berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat serta sudah memiliki banyak aktivitas di luar rumah, sehingga memiliki risiko lebih besar untuk terpapar infeksi penyakit.

Oleh karena itu, sebagai orang tua penting sekali untuk memahami cara memenuhi kebutuhan nutrisi anak dengan baik untuk menjaga daya tahan tubuh sekaligus mendukung proses tumbuh kembang anak usia sekolah agar dapat berjalan optimal.

Kebutuhan Nutrisi Anak Usia Sekolah dan Cara Mengatasinya

Bisa dibilang bahwa cara paling efektif untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak dengan baik adalah dengan memberikan makanan bergizi seimbang setiap harinya. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjelaskan bahwa kandungan makanan dengan gizi seimbang dapat mendukung pertumbuhan fisik, kecerdasan, mental dan emosional anak usia sekolah dengan baik, sehingga mereka dapat hidup sehat dan tumbuh menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

Khusus untuk anak usia sekolah, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan bahwa makanan yang diberikan harus mencakup makanan pokok sebagai sumber karbohidrat, lauk pauk sebagai sumber protein dan lemak, serta sayur dan buah-buahan yang berperan sebagai sumber mineral dan vitamin yang baik untuk tumbuh kembang anak. Tak hanya itu saja, penting juga untuk memerhatikan konsumsi air mineral sesuai dengan kebutuhan anak usia sekolah.

Baca Juga: Tips Penuhi Gizi dan Nutrisi Anak Sekolah

Melansir dari Harvard Health Publishing, berikut ini kebutuhan nutrisi yang harus dipenuhi untuk mendukung proses tumbuh kembang Si Buah Hati agar berjalan secara optimal.

  1. Protein merupakan kebutuhan nutrisi anak sekolah yang dapat ditemukan dalam daging, unggas, makanan laut, kacang-kacangan dan kacang polong, telur, produk kedelai, kacang-kacangan dan biji-bijian, serta susu. Pada anak-anak usia sekolah, kebutuhan protein menurut Angka Kecukupan Gizi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah sebesar 25—40 gram.
  2. Zat besi yang dapat ditemukan pada daging, kacang-kacangan dan lentil, sereal dan roti yang diperkaya, sayuran berdaun gelap, dan kentang panggang. Kebutuhan zat besi pada anak-anak usia sekolah yang harus dipenuhi adalah sebesar 10 mg setiap harinya.
  3. Vitamin A yang dapat ditemukan pada hati ayam, wortel, ubi jalar, dan bayam. Kebutuhan vitamin A yang harus dipenuhi agar anak-anak usia sekolah dapat beraktivitas dengan baik dan tumbuh kembangnya berjalan optimal adalah sebesar 450—500 mcg.
  4. Vitamin D atau "vitamin sinar matahari" yang juga bisa ditemukan pada daging ikan berlemak seperti salmon, minyak hati ikan, dan produk yang diperkaya dengan vitamin D, seperti susu. Kebutuhan nutrisi berupa vitamin D yang dianjurkan untuk anak-anak usia sekolah adalah 15 mcg setiap harinya.
  5. Vitamin B6 dan B12 yang dapat ditemukan pada hati, daging, ikan, kentang, dan sayuran, dan produk susu. Untuk mendukung proses belajarnya, kebutuhan vitamin B6 dan B12 yang harus dipenuhi adalah sekitar 1,5—2 mcg setiap harinya.
  6. Asam lemak omega 3 sebesar 0,9—1,2 gr dan Omega 6 sebesar 10—12 gr setiap harinya sebagai nutrisi anak yang dapat ditemukan pada telur, kacang-kacangan, dan susu. Rekomendasi asupan yang disarankan adalah sebesar 900 mg setiap harinya untuk membatu proses belajar dan perkembangan otak Si Buah Hati.
  7. Seng yang banyak ditemukan dalam bahan makanan seperti tiram, daging, ikan, produk susu, dan kacang-kacangan. Kebutuhan yang harus dipenuhi adalah sebesar 5 mg setiap harinya.
  8. Zat besi yang bisa didapatkan dari sumber makanan seperti daging, kacang-kacangan dan lentil, sereal dan roti, sayuran berdaun gelap, dan kentang sebesar 10 mg setiap harinya.
  9. Kolin yang biasanya banyak terdapat pada sumber makanan seperti daging, produk susu, telur, dan sayuran. Kebutuhan kolin yang harus dipenuhi setiap harinya adalah sebesar 375 mg untuk menunjang tumbuh kembang Si Buah Hati.

Selain beberapa hal di atas, jenis kebutuhan nutrisi pada anak yang juga harus dipenuhi juga adalah DHA. Berdasarkan penjelasan laman situs Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), kebutuhan DHA anak usia 2—4 tahun yang direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO) adalah sebesar 100—150 mg per hari. Khusus untuk anak-anak usia sekolah adalah sekitar 250—500 mg setiap harinya.

Beberapa makanan dan minuman yang bisa Bunda berikan untuk bantu penuhui kebutuhan DHA Si Buah Hati antara lain:

  1. Ikan makarel, yaitu ikan berlemak kecil dan kaya akan kandungan omega 3 (baik DHA maupun EPA) di dalamnya, yaitu sebesar 4.580 mg dalam setiap 100 gram ikan makarel.
  2. Ikan salmon dengan kandungan omega 3 sebesar 2.150 mg dalam setiap porsinya.
  3. Sayuran hijau seperti bayam dan kubis.
  4. Daging dari hewan yang diberi makan rumput.
  5. Telur yang diperkaya omega 3.
  6. Susu pertumbuhan. Kandungan DHA yang terdapat pada susu pertumbuhan berperan penting dalam mendukung perkembangan otak dan fungsi penglihatan anak dengan tambahan nutrisi lain seperti vitamin dan mineral yang mendukung pertumbuhan fisik secara keseluruhan.

Selain memberikan makanan yang sudah memenuhi Pedoman Gizi Seimbang seperti yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Bunda juga bisa melengkapi kebutuhan nutrisi pada anak usia sekolah dengan memberikan segelas susu DANCOW FortiGro setiap harinya, baik saat sarapan, makan siang, snack time, atau di malam hari sebelum tidur.

Tak perlu khawatir Si Buah Hati akan kekurangan nutrisi penting bagi tubuhnya, DANCOW FortiGro merupakan susu yang diformulasikan khusus untuk anak usia 6—12 tahun dengan manfaat kandungan di dalamnya seperti:

  1. Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Tinggi Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant & Cokelat kemasan box)
  2. Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti Tinggi Zat besi, Zink, Vitamin A, C, &
  3. Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti Protein dan Kalsium.

Manfaat DANCOW FortiGro tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream, serta dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis.

Selain diminum langsung, Bunda juga bisa memanfaatkan DANCOW FortiGro sebagai salah satu bahan untuk membuat camilan sehat sebagai salah satu cara memenuhi kebutuhan nutrisi pada anak di rumah, loh. Yuk, lengkapi persediaannya di rumah sekarang juga!

Image Article
Kebutuhan Nutrisi Anak Usia Sekolah dan Cara Memenuhinya
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Karakteristik Perkembangan Kognitif Anak SD dan Stimulasi Tepat

Published date

Perkembangan kognitif anak SD merupakan proses penting yang melibatkan perkembangan kemampuan berpikir, memecahan masalah, dan memahami konsep. Dilansir dari Healthline,com, ada teori perkembangan kognitif dari psikolog, Jean Piaget, yang masih digunakan sampai saat ini dalam dunia psikologi dan pendidikan anak. 

Tahap Perkembangan Kognitif pada Anak

Perkembangan kognitif terjadi dalam empat tahap yang berbeda dan diawali oleh tahap sensorimotor. 

Setelah tahapan tersebut, berikut tahapan kognitif selanjutnya pada anak:

1. Tahap pra-operasional (usia 2–7 tahun)

Kecerdasan anak-anak dalam tahapan ini dapat ditunjukkan melalui penggunaan simbol. Mereka juga sudah memiliki kemampuan berbahasa yang semakin matang, memori dan imajinasinya berkembang, dan merepresentasikan objek dalam berbagai macam aktivitas. Hanya saja mereka belum bisa melakukannya dengan cara yang terorganisir dan sepenuhnya logis.

2. Tahap operasional konkret (usia 7–11 tahun)

Saat anak-anak mulai memasuki usia tujuh tahun ke atas (usia sekolah), mereka mampu merepresentasikan ide dan peristiwa dengan lebih logis, memiliki kemampuan berbahasa yang semakin sempurna, imajinasinya berkembang, dan dapat berpikir abstrak meski masih cukup terbatas. 

Perkembangan kognitif anak kelas 1 SD dalam tahapan ini sudah memiliki kemampuan untuk berpikir mengenai langkah-langkah atau proses dalam urutan apapun. Misalnya saat melakukan eksperimen sains sederhana di sekolah, anak-anak bisa mengingat dan menjelaskan setiap langkah dalam percobaan secara berurutan. 

3. Tahap operasional formal (usia 11 tahun ke atas)

Pada tahap akhir ini anak mampu menggunakan nalar mereka tidak hanya tentang objek dan peristiwa yang nyata, tetapi juga tentang hipotesis (sebuah dugaan atau hal yang belum tentu terjadi). 

Contoh perkembangan kognitif anak SD dalam tahapan ini adalah ketika mereka mendapatkan pertanyaan dari guru di sekolah seperti, “Bagaimana jadinya jika dulu Thomas Alva Edison tidak menemukan telepon sebagai alat komunikasi?” Saat mendapatkan hipotesis ini, anak-anak harus mempertimbangkan berbagai kemungkinan dengan memanipulasi ide-ide yang bervariasi untuk memecahkan sebuah hipotesis yang mereka hadapi.

Baca Juga: Manfaat Senam untuk Anak SD

Ciri-ciri Perkembangan Kognitif Anak SD

Jika melihat rentang usia anak sekolah (6–12 tahun), maka bisa dibilang bahwa anak SD masuk dalam tahapan operasional konkret yang memiliki beberapa karakteristik perkembangan kognitif anak SD sebagai berikut. 

1. Perkembangan bahasa

Contoh perkembangan kognitif anak SD adalah keterampilan berbicara dan pemahaman bahasanya yang semakin meningkat. Anak-anak sudah mampu bercerita dengan kalimat yang lebih kompleks dan mampu juga memahami teks tulisan yang lebih panjang. Beberapa stimuli yang bisa Bunda berikan adalah mengajaknya untuk membaca bersama secara rutin, mengajak anak untuk menceritakan pengalamannya selama sekolah atau liburan, dan memperkenalkan anak-anak pada beragam jenis bacaan.

2. Perkembangan pemikiran konkret

Anak-anak mulai mengembangkan kemampuan berpikir konkret dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan untuk memecahkan suatu masalah. Stimuli yang bisa Bunda berikan adalah dengan memberikan kesempatan pada anak-anak untuk bereksperimen melalui aktivitas yang melibatkan kemampuan matematika atau pemecahan masalah. Misalnya melalui permainan papan seperti monopoli. 

3. Kemampuan berpikir logis

Anak-anak usia sekolah mulai bisa menghubungkan antara sebab dan akibat atas segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, mampu menyusun urutan waktu, dan mengambil keputusan yang baik. Stimuli yang bisa diberikan adalah dengan mengajaknya bermain permainan seperti teka-teki logika atau puzzle untuk mengasah kemampuannya dalam memecahkan masalah sederhana.

4. Kemampuan memori atau mengingat yang semakin kuat

Kemampuannya dalam mengingat berbagai peristiwa yang sudah terjadi semakin meningkat. Untuk melatihnya, coba stimulasi dengan menerapkan metode belajar yang melibatkan pengulangan, misalnya belajar sejarah. Tujuannya adalah untuk menguji pengetahuannya secara berkala.

5. Imajinasi yang semakin berkembang

Kemampuan berimajinasi dan kreativitas yang semakin meningkat memungkinkan anak-anak usia sekolah mampu untuk menciptakan cerita sendiri atau bermain peran dengan baik. Bunda bisa menstimulasi kemampuannya ini dengan mengajaknya bermain peran, melukis, menulis cerita atau membuat komik sederhana di rumah.

6. Kemampuan mengatur waktu

Anak-anak mulai belajar menjadwalkan tugas dan mengatur waktu dengan baik, mulai dari waktu bermain, belajar, dan untuk beristirahat. Untuk meningkatkan kemampuannya, Bunda bisa mengajak anak untuk membuat jadwal terstruktur untuk tugas sekolah, aktivitas di rumah, maupun kegiatan ekstrakurikuler. Dengan begini, anak-anak menjadi lebih terorganisir.

Agar perkembangan kognitif anak SD di atas dapat berjalan optimal, pastikan juga untuk memenuhi kebutuhan gizinya dengan baik ya, Bunda. Pemenuhan gizi ini bisa dilakukan dengan cara memberikan menu makanan bergizi seimbang dan melengkapinya dengan memberikan susu DANCOW FortiGro dua kali sehari, di pagi hari dan di malam hari sebelum tidur.

DANCOW FortiGro merupakan susu yang diformulasikan khusus untuk anak usia 6–12 tahun dengan manfaat kandungan di dalamnya seperti:

  1. Kandungan vitamin dan mineral yang dapat mendukung proses belajar dan meningkatkan imunitas seperti zat besi, zink, vitamin A, C, dan D.

  2. Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks).

  3. Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium. 

Manfaat DANCOW FortiGro tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream, serta dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dan disukai oleh Si Buah Hati. 

Selamat mencoba ya, Bunda!

Image Article
Karakteristik Perkembangan Kognitif Anak SD dan Stimulasi Tepat
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Membaca Al-Quran untuk Anak Usia Sekolah

Published date

Mengajarkan cara membaca Al-Quran pada anak adalah hal yang sangat penting dilakukan oleh orang tua, sehingga anak-anaknya memiliki bekal pendidikan agama yang cukup. Pada dasarnya, mengajak anak-anak untuk gemar membaca Al-Quran sama halnya dengan mengajaknya untuk membaca buku. 

Oleh karena itu, sebelum memahami cara agar anak cepat bisa membaca Al-Quran, simak dulu beberapa tips membuat anak jatuh cinta untuk membaca menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia berikut ini.

1. Berikan contoh yang baik

Jika Bunda ingin memiliki anak yang cinta membaca, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan memberinya contoh yang baik. Saat anak-anak melihat orang tuanya sering membaca buku, lama-kelamaan mereka juga merasa tertarik untuk mengikutinya. 

2. Membaca buku bersama

Jadikan momen membaca sebagai salah satu rutinitas di dalam keluarga sekaligus sebagai salah satu kegiatan yang dijadikan sebagai ajang quality time bersama anak-anak. Ajak mereka untuk membaca bersama dengan suara keras untuk membantunya menghayati setiap kata dan kalimatnya. Setelah itu, coba ajak anak-anak untuk mendiskusikan cerita atau buku bacaan yang dibaca.

3. Berikan pemahaman bahwa membaca adalah hal yang menyenangkan

Biarkan mereka tahu bahwa membaca adalah hal yang menyenangkan dan semua buku bacaan yang sesuai dengan usianya menarik untuk dibaca, mulai dari komik, buku cerita, buku resep, termasuk Al-Quran.

4. Sediakan buku bacaan yang menarik minat anak di rumah

Untuk membiasakan anak untuk membaca, pastikan juga untuk menyediakan berbagai buku bacaan yang disukai atau menarik minat anak untuk dibaca di rumah ya, Bunda.

Baca Juga: Cara Mengajarkan Anak Puasa Ramadan dengan Cara Seru

Cara Cepat Membaca Al-Quran untuk Anak

Saat rasa cinta membaca mulai tumbuh dalam diri anak-anak, maka akan semakin mudah pula bagi Bunda untuk mengajarkan cara membaca Al-Quran dengan lancar dan benar pada mereka. Agar proses membaca Al-Quran berjalan lebih optimal, simak penjelasannya berikut ini.

1. Perkenalkan dengan huruf hijaiyah

Cara membaca Al-Quran dengan lancar dan benar yang pertama adalah dengan memulainya dari yang mudah terlebih dahulu, yaitu memperkenalkan huruf hijaiyah pada anak-anak. Bunda bisa mengenalkannya melalui buku iqra, poster huruf hijaiyah yang ditempel di ruang belajar, atau dengan permainan balok huruf hijaiyah untuk mengasah kemampuannya. Dengan begini, anak-anak akan merasa terbiasa dan tertarik untuk mulai membaca Al-Quran.

2. Menceritakan kisah-kisah yang terdapat dalam Al-Quran

Agar Si Buah Hati tertarik untuk membaca Al-Quran, coba ceritakan berbagai kisah tentang para nabi dan rasul utusan Allah SWT, peristiwa penting dalam Al-Quran, dan hal menarik lainnya yang tercantum di dalamnya. 

3. Gunakan media yang beragam untuk belajar Al-Quran

Untuk mencegah rasa bosan, cara agar anak cepat bisa membaca Al-Quran yang juga bisa Bunda coba adalah dengan mengajaknya belajar sambil menonton video di atau aplikasi membaca Al-Quran khusus anak-anak. Dari sini Si Buah Hati bisa belajar dengan lebih bersemangat. 

4. Membaca Al-Quran bersama

Selanjutnya, coba ajak Si Buah Hati untuk membaca Al-Quran bersama dengan sabar tanpa paksaan. Berikan contoh yang baik dengan membaca Al-Quran secara rutin, terutama setelah menunaikan sholat. Saat anak-anak mulai terbiasa melihat orang tuanya mengaji, maka mereka akan tertarik untuk mengikutinya.

5. Mendaftarkan Si Buah Hati ke TPA ata TPQ

Terkadang kesibukan pekerjaan dan urusan rumah tangga membuat kita merasa kesulitan mengatur waktu untuk mengajarkan anak membaca Al-Quran. Oleh karena itu, cara membaca Al-Quran dengan lancar dan benar adalah dengan mendaftarkannya ke TPA atau TPQ (Taman Pendidikan Al-Quran). Di sini, mereka bisa belajar membaca Al-Quran bersama tenaga pengajar yang terpercaya dan bisa belajar dengan teman-teman seusianya di sore hari sepulang sekolah. Tak hanya membaca, anak-anak juga akan diajarkan cara menulis huruf hijaiyah, menghafal dan memahami kaidah surat-surat dengan cara yang menyenangkan.

Mengajarkan cara membaca Al-Quran dengan lancar dan benar pada anak-anak bukanlah proses yang instan. Butuh usaha dan kesabaran yang cukup untuk membantu mereka memahami cara membacanya dengan baik. Hindari untuk membentak saat anak melakukan kesalahan selama proses belajarnya. 

Oleh karena itu, agar anak-anak lebih mudah menyerap ilmu agama yang diajarkan, penting untuk memastikan kebutuhan gizinya terpenuhi dengan baik. Caranya adalah dengan memberikan menu makanan bergizi seimbang dan melengkapinya dengan memberikan susu DANCOW FortiGro dua kali sehari, di pagi hari, sebelum tidur di malam hari.

DANCOW FortiGro merupakan susu yang diformulasikan khusus untuk anak usia 6–12 tahun dengan manfaat kandungan di dalamnya seperti:

  1. Kandungan vitamin dan mineral yang dapat mendukung proses belajar dan meningkatkan imunitas seperti zat besi, zink, vitamin A, C, dan D.

  2. Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks).

  3. Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium. 

Manfaat DANCOW FortiGro tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream, serta dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati.

Selain mengajarkan cara membaca Al-Quran, hal yang tak kalah penting untuk dilakukan adalah memberikan pujian dan penghargaan pada anak-anak setiap kali mereka berhasil melalui serangkaian proses dari saat belajar membaca Al-Quran. Pujian inilah yang bisa memotivasi mereka untuk terus belajar hingga dapat membaca Al-Quran dengan lancar dan benar.

Image Article
Cara Membaca Al-Quran untuk Anak Usia Sekolah
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Ini Manfaat Bermain Sambil Belajar untuk Anak SD

Published date

Bunda, kita semua tahu bahwa anak-anak selalu senang untuk bereksplorasi dan bermain. Bahkan, bermain sudah menjadi salah satu aspek terpenting dalam kehidupannya. Tak sekadar bertujuan mengisi waktu luang dengan berbagai kegiatan menyenangkan, bermain juga menjadi salah satu cara efektif bagi anak-anak untuk belajar bagaimana memproses dunia. 

Hal ini sesuai dengan penjelasan dari American Academy of Pediatric yang mengatakan bahwa permainan memiliki peranan yang cukup penting untuk meningkatkan kemampuan kognitif, fisik, sosial, emosional anak-anak dan remaja. Tak heran jika saat ini sudah banyak metode bermain sambil belajar untuk anak SD yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Mayra Mendez, seorang psikoterapis di California seperti yang dikutip dari Healthline.com, bermain memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk meniru apa yang mereka lihat dan mempraktikkan keterampilannya dalam dunia nyata. 

Lebih jauh lagi, belajar sambil bermain untuk anak SD juga sangat baik untuk melatih kemampuan dalam berkreasi, bereksperimen, dan membantu mereka bagaimana cara berinteraksi serta berkomunikasi dengan orang lain.

Manfaat Bermain Sambil Belajar untuk Anak SD

Melansir dari Healthline.com, ada empat manfaat yang bisa diperoleh dari metode belajar sambil bermain untuk anak SD yang bisa dirasakan oleh Si Buah Hati, diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Melatih kemampuan kognitif anak-anak

Bermain mampu melatih keterampilan anak-anak untuk berpikir kritis, berimajinasi, berkreasi, memperkuat daya ingat, membantu memahami sebab dan akibat, serta membantu mereka untuk menjelajahi dunia. Sebab dengan bermain anak cenderung menggunakan semua indera mereka untuk mengeksplorasi rasa ingin tahu dalam dirinya. 

Beberapa contoh belajar sambil bermain untuk anak SD yang dapat melatih kemampuan kognitifnya antara lain:

  • Permainan puzzle di mana anak-anak akan mencoba mengingat pola untuk memecahkan masalah dengan cara menyusun gambar hingga tercipta sebuah gambar utuh. 

  • Bermain peran, misalnya menjadi seorang dokter atau berpura-pura menjadi tokoh tertentu yang seringkali dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam permainan ini anak-anak akan berkreasi menggunakan benda-benda yang ada di sekitarnya untuk memeragakan tokoh yang diperankan. Hal inilah yang secara tidak langsung melatih mereka untuk bepikir secara abstrak. Misalnya menggunakan headset yang dijadikan sebagai stetoskop dokter, pensil sebagai jarum suntik, dan permen sebagai obat yang diberikan untuk pasiennya.

  • Membaca jarum jam bisa menjadi contoh belajar sambil bermain untuk anak SD yang menyenangkan, sebab mereka akan belajar cara memahami konsep waktu sekaligus meningkatkan kemampuan matematikanya. Dari kegiatan ini, mereka bisa membandingkan waktu (jam, menit, detik), membaca jam analog, mampu menggambarkan waktu di sebuah kertas, dan memahami konsep keterangan waktu tertentu (pagi, siang, sore, malam).

2. Melatih kemampuan fisik anak-anak

Bermain juga dapat melatih kemampuan fisik anak-anak, baik keterampilan motorik halus (koordinasi antara mata, tangan, dan otot kecilnya) dan motorik kasar, yaitu gerakan yang menggunakan otot besar dan membutuhkan energi dan tenaga misalnya untuk berjalan, berlari, dan melompat. Contoh permainan yang bisa dilakukan anak SD untuk melatih kemampuan motoriknya antara lain:

  • Memegang alat tulis, memotong menggunakan gunting, mengancingkan baju, menulis, dan bermain lego, bermain alat musik, dan melukis untuk melatih motorik halus.

  • Bermain bola, berlari, melompat, berenang, menyusun balok, menari, bersepeda, hingga memanjat pohon untuk melatih motorik kasar.

3. Melatih kemampuan sosial anak-anak

Bermain juga sangat penting untuk melatih anak dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Melalui bermain, anak-anak akan belajar mengenai harapan dan aturan sosial serta melatih mereka untuk berbagi ide, mendengarkan serta berkompromi dengan orang lain. Contoh permainan yang bisa dilakukan adalah tebak kata dengan telinga ditutup. Mereka harus bisa menebak kata melalui gerakan bibir dari lawan bicaranya.

4. Melatih kemampuan emosional anak-anak

Selain kemampuan sosial, bermain juga dapat melatih kemampuan emosional anak-anak. Misalnya saja saat seorang anak kalah dalam sebuah permainan, mereka akan belajar untuk memproses rasa marah, sedih, dan kekecewaan yang dirasakannya. Contoh permainan yang bisa dilakukan adalah bermain bola, lari estafet, atau cerdas cermat di sekolahnya.

Baca Juga: Peran Orang Tua dalam Membentuk Karakter Anak

Dampak Positif Bermain Terhadap Perkembangan Anak

Berikut ini beberapa dampak positif bermain terhadap aspek perkembangan Si Buah Hati:

  1. Membantu Si Buah Hati beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan meningkatkan kesiapan belajar, perilaku belajar, dan keterampilan pemecahan masalah.
  2. Mengembangkan kreativitas, imajinasi, keterampilan tangan, serta kekuatan fisik, kognitif, dan emosional.
  3. Mengembangkan kompetensi baru yang menghasilkan kepercayaan diri yang meningkat dan ketangguhan yang akan mereka butuhkan untuk menghadapi tantangan, baik tantangan selama di sekolah maupun tantangan masa depan.
  4. Melatih bekerja dalam kelompok, berbagi, bernegosiasi, menyelesaikan konflik, dan mengembangkan keterampilan advokasi diri.
  5. Bermain sangatlah penting untuk perkembangan otak yang sehat.

Faktor yang Menjadi Kekhawatiran Orang Tua dalam Proses Belajar Anak

Memasuki usia sekolah, momen ini menjadi momen yang menegangkan tak hanya bagi anak, tetapi juga orang tua. Beberapa faktor yang juga memengaruhi kekhawatiran orang tua dalam proses belajar anak antara lain:

  1. Kekhawatiran akan kesiapan dan prestasi Si Buah Hati
  2. Kekhawatiran terkait kemampuan sosial Si Buah Hati, terutama dalam beradaptasi dengan lingkungan baru.
  3. Kompleksitas tata tertib sekolah
  4. Tekanan akademis yang mungkin dijumpai saat sekolah.
  5. Tingginya harapan akademis dari orang tua.

Bukan tanpa alasan, umumnya rasa stres ini seringkali muncul dari keinginan mendalam untuk memberikan dukungan yang maksimal agar Si Buah Hati dapat meraih kesuksesan dalam tahap pendidikan baru mereka.

Salah satu kunci penting agar metode belajar sambil bermain untuk anak SD yang Bunda coba terapkan di rumah dapat berjalan dengan lebih optimal adalah memastikan kebutuhan gizi Si Buah Hati tercukupi dengan baik. 

Selain memberikan menu makanan bergizi seimbang, Bunda juga bisa melengkapinya dengan memberikan salah satu varian DANCOW Fortigro yaitu susu DANCOW FortiGro Cokelat yang disajikan dengan es batu untuk membuat Si Buah Hati lebih semangat belajar atau mengerjakan tugas.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12  tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Segelas DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kombinasi unik DHA dan zat besi yang dapat membantu proses belajar Si Buah Hati. DANCOW FortiGro Cokelat memiliki rasa lezat yang disukai anak juga praktis dikonsumsi karena mudah larut dalam air dingin.

DANCOW FortiGro mengandung berbagai vitamin dan mineral sebagai berikut:

  • Tinggi zink, tinggi vitamin A, C, D yang berperan dalam mendukung daya tahan tubuh.
  • DHA, tinggi zat besi, vitamin B1, B3 dan B6 yang berperan dalam membantu proses belajar.
  • Tinggi kalsium dan protein yang dapat membantu proses pertumbuhan.

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi. Selain Cokelat, tersedia juga dalam varian Instant dan Full Cream.

Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum dengan pilihan rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak sebagai bekal sekolah, di sela-sela aktivitasnya di sekolah maupun di rumah, atau pun dalam perjalanan.

Image Article
Bunda, Ini Manfaat Bermain Sambil Belajar untuk Anak SD
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bagaimana Cara Mengatasi Anak Pemalu di Sekolah? Ini Tipsnya!

Published date

Sama halnya dengan orang dewasa, tidak semua anak-anak memiliki kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi yang baik terhadap lingkungan sekitarnya (ekstrovert), sehingga mereka menjadi anak pemalu di sekolah. Healthy Children, sebuah organisasi yang dikelola oleh American Academy of Pediatrician menjelaskan bahwa rasa malu yang dimiliki oleh anak-anak merupakan hal yang wajar. Beberapa penyebab seorang anak menjadi pemalu antara lain akibat pengalaman hidup yang cukup keras, pola asuh orang tua yang abai, atau memang sudah bawaan sejak lahir. 

Mengenal Jenis dan Penyebab Anak Menjadi Pemalu

Agar Si Buah Hati dapat bersosialisasi dan berinteraksi dengan nyaman, sangat penting bagi orang tua untuk memahami dulu jenis dan penyebab anak menjadi pemalu, terutama saat berada di sekolah. Utah Valley Pediatrics menjelaskan ada empat jenis “pemalu” berdasarkan penyebabnya yang bisa Bunda simak berikut ini.

1. Introvert

Si Buah Hati cenderung lebih suka membaca buku daripada datang ke acara ulang tahun temannya? Maka bisa jadi mereka adalah seorang yang introvert, bukan pemalu. Pada dasarnya, introvert sangat mirip dengan rasa malu, di mana keduanya membatasi interaksi sosial namun dengan alasan yang berbeda. Jauh dalam diri seorang anak pemalu di sekolah sesungguhnya ada keinginan untuk terhubung dengan orang lain, tetapi mereka mengalami kesulitan untuk bersosialisasi. Berbeda pada anak yang introvert yang lebih banyak dan suka menghabiskan waktu sendiri.

2. Rasa malu saat berada dalam suatu tahapan perkembangan hidupnya

Dalam setiap tahap perkembangan anak, menjadi seorang pemalu adalah hal yang umum. Misalnya saja saat mereka baru masuk SD, bertemu dengan teman-teman baru di lingkungan yang lebih besar dari sebelumnya. Tanpa disadari, mereka akan mengalami kecemasan dan cenderung menahan diri ketika bertemu dengan orang baru. Namun tak perlu khawatir, biasanya hal ini hanya terjadi sementara saja dan akan berangsur membaik saat anak-anak mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya.

3. Rasa malu secara umum

Pada beberapa anak, rasa malu yang mereka miliki muncul akibat rasa khawatir akan gagal dan ketakutan membuat orang lain merasa tidak senang atau tidak terpuaskan, terutama saat bertemu dengan orang baru.

4. Rasa malu yang cukup parah

Selain ketiga jenis di atas, ada juga jenis rasa malu yang cukup parah dan sangat mengganggu kemampuan anak-anak untuk menjalani kehidupan yang sehat. Kondisi ini biasanya dipicu oleh pengalaman hidup yang cukup keras, seperti pernah menjadi korban perundungan di lingkungan bermain bahkan keluarganya sendiri, pola asuh orang tua yang salah, adanya gangguan kecemasan, dan masalah lain yang menyebabkan trauma dalam hidupnya.

Baca Juga: Cara Mendidik Anak agar Berani dan Percaya Diri di Sekolah

Cara Mengatasi Anak Pemalu di Sekolah

Bagi anak usia sekolah, lingkungan dan interaksi sosial menjadi hal yang cukup menakutkan bagi anak yang pemalu. Beberapa tanda anak pemalu antara lain seringkali menghindari kontak mata, selalu menempel pada orang tua atau pengasuh, merasa ragu untuk berbicara atau berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, sulit untuk berteman, mudah merasa malu, dan merasa cemas atau gugup saat berada di lingkungan baru. Oleh karena itu, mengatasi anak pemalu di sekolah menjadi tantangan yang perlu dihadapi dengan sensitivitas dan penuh perhatian, terutama bagi para orang tua. 

Setelah memahami jenis dan penyebab anak menjadi pemalu, cara mengatasi anak yang pemalu di sekolah yang bisa Bunda lakukan seperti yang dilansir dari Healthychildren.org berikut ini bisa menjadi solusinya.

1. Memberikan contoh perilaku sosial yang percaya diri

Pada dasarnya, anak-anak belajar dengan cara mengamati orang-orang di sekitar mereka, terutama orang tua dan anggota keluarga yang merupakan orang terdekatnya. Oleh karena itu, sangat penting bagi Bunda untuk memberikan contoh perilaku sosial yang bisa memotivasi mereka agar lebih percaya diri. Cobalah ajak Si Buah Hati untuk ikut Bunda saat ada acara reuni sekolah atau perkumpulan lainnya. tunjukkan kemampuan Bunda dalam mendekati orang lain dengan cara yang menyenangkan. Percayalah Bunda, lama-kelamaan pasti Si Buah Hati akan termotivasi untuk melakukan hal yang sama.

2. Dorong Si Buah Hati untuk mulai bersosialisai dengan hal paling sederhana

Harus menghadapi situasi dan orang-orang baru bisa menjadi hal yang sulit bagi anak-anak pemalu, sehingga mereka akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyesuaikan diri. Alih-alih memaksanya untuk cepat beradaptasi, sebaiknya tetap dukung dan biarkan mereka melakukan sesuatu sesuai dengan kecepatannya sendiri. Hal paling sederhana yang bisa dilakukan Si Buah Hati untuk mulai bersosialisasi adalah dengan mengajarkannya untuk menyapa tetangga atau ikut bermain bersama teman-teman seumurannya di lingkungan rumah selama beberapa menit.

3. Melatih keterampilan sosial Si Buah Hati

Berikan kesempatan pada Si Buah Hati untuk melatih keterampilan sosialnya. Misalnya dengan meminta mereka untuk membayar ke kasir atau memesan makanan di restoran untuk membangun rasa percaya dirinya. Bila perlu, agendakan untuk mengunjungi berbagai tempat baru di akhir pekan atau saat hari libur agar mereka dapat terbiasa dengan perubahan dan semakin mudah untuk beradaptasi di lingkungan barunya.

4. Mencari kegiatan yang diminati Si Buah Hati

Cara mengatasi anak pemalu di sekolah selanjutnya adalah dengan membebaskan Si Buah Hati untuk memilih kegiatan yang disukainya, seperti bermusik, olahraga, melukis, atau hal lain yang dapat membantu mereka untuk bersosialisasi dan menjalin hubungan pertemanan dengan orang baru.

5. Berikan pujian dan penghargaan

Setelah Si Buah Hati berhasil melakukan langkah sederhana seperti berkenalan dengan teman-teman di lingkungan rumah, menyapa tetangga, atau memesan makanan di restoran, jangan lupa untuk memberikan pujian terhadap apa yang sudah mereka lakukan. Pujian dan penghargaan inilah yang membuat perjuangannya sangat dihargai, sehingga mereka termotivasi untuk melakukan hal positif yang lebih besar lagi kedepannya.

6. Pahami dan jaga perasaan Si Buah Hati

Hindari untuk menyebut Si Buah Hati dengan sebutan ‘anak pemalu’ atau membiarkan orang lain melakukannya, terutama anggota keluarga di rumah karena dapat membuatnya semakin berkecil hati. Sebaliknya, terimalah kepribadian Si Buah Hati dan mendukungnya untuk terus berkembang untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Selain beberapa cara di atas, penting juga untuk memastikan kebutuhan gizi anak tercukupi dengan baik sebagai salah satu cara mengatasi anak pemalu di sekolah. Anak-anak dengan tubuh yang sehat cenderung lebih aktif, bersemangat, dan percaya diri, sehingga sangat baik untuk mendukung kemampuan bersosialisasinya. 

Dukung tumbuh kembang Si Buah Hati dengan memberikan makanan bergizi seimbang dan melengkapinya dengan memberikan susu DANCOW FortiGro dua hari sekali, di pagi hari dan sebelum tidur di malam hari.

DANCOW FortiGro merupakan susu yang diformulasikan khusus untuk anak usia 6–12 tahun dengan manfaat kandungan di dalamnya seperti:

  1. Kandungan vitamin dan mineral yang dapat mendukung proses belajar dan meningkatkan imunitas seperti zat besi, zink, vitamin A, C, dan D.

  2. Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks).

  3. Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium. 

Manfaat DANCOW FortiGro tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream, serta dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dan disukai Si Buah Hati. Bunda juga bisa melengkapi bekal sekolah Si Buah Hati dengan DANCOW UHT untuk dukung ia siap sekolah.

Image Article
Bagaimana Cara Mengatasi Anak Pemalu di Sekolah? Ini Tipsnya!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off