Bunda, Ini Manfaat Bermain Sambil Belajar untuk Anak SD
16-10-2023
Bunda, kita semua tahu bahwa anak-anak selalu senang untuk bereksplorasi dan bermain. Bahkan, bermain sudah menjadi salah satu aspek terpenting dalam kehidupannya. Tak sekadar bertujuan mengisi waktu luang dengan berbagai kegiatan menyenangkan, bermain juga menjadi salah satu cara efektif bagi anak-anak untuk belajar bagaimana memproses dunia.
Hal ini sesuai dengan penjelasan dari American Academy of Pediatric yang mengatakan bahwa permainan memiliki peranan yang cukup penting untuk meningkatkan kemampuan kognitif, fisik, sosial, emosional anak-anak dan remaja. Tak heran jika saat ini sudah banyak metode bermain sambil belajar untuk anak SD yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Mayra Mendez, seorang psikoterapis di California seperti yang dikutip dari Healthline.com, bermain memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk meniru apa yang mereka lihat dan mempraktikkan keterampilannya dalam dunia nyata.
Lebih jauh lagi, belajar sambil bermain untuk anak SD juga sangat baik untuk melatih kemampuan dalam berkreasi, bereksperimen, dan membantu mereka bagaimana cara berinteraksi serta berkomunikasi dengan orang lain.
Manfaat Bermain Sambil Belajar untuk Anak SD
Melansir dari Healthline.com, ada empat manfaat yang bisa diperoleh dari metode belajar sambil bermain untuk anak SD yang bisa dirasakan oleh Si Buah Hati, diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Melatih kemampuan kognitif anak-anak
Bermain mampu melatih keterampilan anak-anak untuk berpikir kritis, berimajinasi, berkreasi, memperkuat daya ingat, membantu memahami sebab dan akibat, serta membantu mereka untuk menjelajahi dunia. Sebab dengan bermain anak cenderung menggunakan semua indera mereka untuk mengeksplorasi rasa ingin tahu dalam dirinya.
Beberapa contoh belajar sambil bermain untuk anak SD yang dapat melatih kemampuan kognitifnya antara lain:
Permainan puzzle di mana anak-anak akan mencoba mengingat pola untuk memecahkan masalah dengan cara menyusun gambar hingga tercipta sebuah gambar utuh.
Bermain peran, misalnya menjadi seorang dokter atau berpura-pura menjadi tokoh tertentu yang seringkali dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam permainan ini anak-anak akan berkreasi menggunakan benda-benda yang ada di sekitarnya untuk memeragakan tokoh yang diperankan. Hal inilah yang secara tidak langsung melatih mereka untuk bepikir secara abstrak. Misalnya menggunakan headset yang dijadikan sebagai stetoskop dokter, pensil sebagai jarum suntik, dan permen sebagai obat yang diberikan untuk pasiennya.
Membaca jarum jam bisa menjadi contoh belajar sambil bermain untuk anak SD yang menyenangkan, sebab mereka akan belajar cara memahami konsep waktu sekaligus meningkatkan kemampuan matematikanya. Dari kegiatan ini, mereka bisa membandingkan waktu (jam, menit, detik), membaca jam analog, mampu menggambarkan waktu di sebuah kertas, dan memahami konsep keterangan waktu tertentu (pagi, siang, sore, malam).
2. Melatih kemampuan fisik anak-anak
Bermain juga dapat melatih kemampuan fisik anak-anak, baik keterampilan motorik halus (koordinasi antara mata, tangan, dan otot kecilnya) dan motorik kasar, yaitu gerakan yang menggunakan otot besar dan membutuhkan energi dan tenaga misalnya untuk berjalan, berlari, dan melompat. Contoh permainan yang bisa dilakukan anak SD untuk melatih kemampuan motoriknya antara lain:
Memegang alat tulis, memotong menggunakan gunting, mengancingkan baju, menulis, dan bermain lego, bermain alat musik, dan melukis untuk melatih motorik halus.
Bermain bola, berlari, melompat, berenang, menyusun balok, menari, bersepeda, hingga memanjat pohon untuk melatih motorik kasar.
3. Melatih kemampuan sosial anak-anak
Bermain juga sangat penting untuk melatih anak dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Melalui bermain, anak-anak akan belajar mengenai harapan dan aturan sosial serta melatih mereka untuk berbagi ide, mendengarkan serta berkompromi dengan orang lain. Contoh permainan yang bisa dilakukan adalah tebak kata dengan telinga ditutup. Mereka harus bisa menebak kata melalui gerakan bibir dari lawan bicaranya.
4. Melatih kemampuan emosional anak-anak
Selain kemampuan sosial, bermain juga dapat melatih kemampuan emosional anak-anak. Misalnya saja saat seorang anak kalah dalam sebuah permainan, mereka akan belajar untuk memproses rasa marah, sedih, dan kekecewaan yang dirasakannya. Contoh permainan yang bisa dilakukan adalah bermain bola, lari estafet, atau cerdas cermat di sekolahnya.
Baca Juga: Peran Orang Tua dalam Membentuk Karakter Anak
Dampak Positif Bermain Terhadap Perkembangan Anak
Berikut ini beberapa dampak positif bermain terhadap aspek perkembangan Si Buah Hati:
- Membantu Si Buah Hati beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan meningkatkan kesiapan belajar, perilaku belajar, dan keterampilan pemecahan masalah.
- Mengembangkan kreativitas, imajinasi, keterampilan tangan, serta kekuatan fisik, kognitif, dan emosional.
- Mengembangkan kompetensi baru yang menghasilkan kepercayaan diri yang meningkat dan ketangguhan yang akan mereka butuhkan untuk menghadapi tantangan, baik tantangan selama di sekolah maupun tantangan masa depan.
- Melatih bekerja dalam kelompok, berbagi, bernegosiasi, menyelesaikan konflik, dan mengembangkan keterampilan advokasi diri.
- Bermain sangatlah penting untuk perkembangan otak yang sehat.
Faktor yang Menjadi Kekhawatiran Orang Tua dalam Proses Belajar Anak
Memasuki usia sekolah, momen ini menjadi momen yang menegangkan tak hanya bagi anak, tetapi juga orang tua. Beberapa faktor yang juga memengaruhi kekhawatiran orang tua dalam proses belajar anak antara lain:
- Kekhawatiran akan kesiapan dan prestasi Si Buah Hati
- Kekhawatiran terkait kemampuan sosial Si Buah Hati, terutama dalam beradaptasi dengan lingkungan baru.
- Kompleksitas tata tertib sekolah
- Tekanan akademis yang mungkin dijumpai saat sekolah.
- Tingginya harapan akademis dari orang tua.
Bukan tanpa alasan, umumnya rasa stres ini seringkali muncul dari keinginan mendalam untuk memberikan dukungan yang maksimal agar Si Buah Hati dapat meraih kesuksesan dalam tahap pendidikan baru mereka.
Salah satu kunci penting agar metode belajar sambil bermain untuk anak SD yang Bunda coba terapkan di rumah dapat berjalan dengan lebih optimal adalah memastikan kebutuhan gizi Si Buah Hati tercukupi dengan baik.
Selain memberikan menu makanan bergizi seimbang, Bunda juga bisa melengkapinya dengan memberikan salah satu varian DANCOW Fortigro yaitu susu DANCOW FortiGro Cokelat yang disajikan dengan es batu untuk membuat Si Buah Hati lebih semangat belajar atau mengerjakan tugas.
DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Segelas DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kombinasi unik DHA dan zat besi yang dapat membantu proses belajar Si Buah Hati. DANCOW FortiGro Cokelat memiliki rasa lezat yang disukai anak juga praktis dikonsumsi karena mudah larut dalam air dingin.
DANCOW FortiGro mengandung berbagai vitamin dan mineral sebagai berikut:
- Tinggi zink, tinggi vitamin A, C, D yang berperan dalam mendukung daya tahan tubuh.
- DHA, tinggi zat besi, vitamin B1, B3 dan B6 yang berperan dalam membantu proses belajar.
- Tinggi kalsium dan protein yang dapat membantu proses pertumbuhan.
Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi. Selain Cokelat, tersedia juga dalam varian Instant dan Full Cream.
Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum dengan pilihan rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak sebagai bekal sekolah, di sela-sela aktivitasnya di sekolah maupun di rumah, atau pun dalam perjalanan.