Kotor dan Berantakan Bukan Halangan bagi Si Buah Hati

Published date

Bunda, kini Si Buah Hati sudah menginjak usia setahun, usia aktif di mana rasa penasaran mereka yang semakin besar. Di masa ini, tidak sedikit Bunda yang khawatir bisa melepaskan pandangan, sedikit saja, dari Si Buah Hati. Apalagi saat mereka memasukkan benda asing ke mulut, bermain pasir di pantai, bermain bola di tanah basah usai hujan, atau hal kotor lainnya.

Tapi ingatkah Bunda dengan slogan “Kotor itu Belajar”? Ya, sebetulnya Si Buah Hati belajar mengenal sesuatu dalam aktivitasnya yang lekat dengan hal kotor. Mereka pun akan mulai mengenal alam dan benda lain yang ada di luar ruangan, selain perkakas di rumah.

Seperti ketika Si Buah Hati bermain ayunan dan perosotan di taman rekreasi. Mungkin saja alat permainan itu tidak higienis, tapi lihatlah sisi lainnya, Si Buah Hati bisa bermain dengan teman sebaya dan mulai bersosialisasi. Mereka akan belajar berbagi dengan yang teman, juga bermain bergantian. Dan ketika bisa bermain bola sepak dan berlari di lapangan yang basah karena terkena hujan, sesungguhnya Si Buah Hati sedang melatih imun tubuhnya untuk menjadi lebih kuat.

Jadi, Bunda tidak perlu khawatir bila Si Buah Hati bermain kotor-kotoran. Karena kotor tidak melulu salah dan membawa penyakit. Menurut Rini Utami Aziz, penulis buku Jangan Biarkan Anak Kita Bereaksi Menarik Diri, orangtua yang terlalu melindungi anak dari hal kotor, merepotkan, gelap, dan sebagainya akan menyebabkan Si Buah Hati tumbuh menjadi pribadi dengan perilaku tidak wajar.

Sementara dalam buku Biarkan Anakmu Bermain, Dwi Sunar Prasetyo menyatakan jika asosiasi sebagian besar masyarakat yang menunjukkan bahwa anak-anak harus dijauhkan dari tempat bermain nan kotor dan jorok adalah salah besar. "Melarang anak bermain sesungguhnya orangtua telah melakukan perampasan hak-hak yang dimilikinya," tulis Dwi.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan Journal of Allergy and Clinical Immunology pun menyatakan, lingkungan yang terlalu bersih bisa menyebabkan alergi pada Si Buah Hati. Alergi ini termasuk alergi makanan dan saluran pernapasan seperti asma. Karena Si Buah Hati kekurangan paparan dari pelbagai bakteri dan alergen pada awal kehidupannya.

"Orangtua harus membiarkan anak-anak untuk bereksplorasi di luar ruangan, misalnya bermain lumpur. Karena lumpur adalah bagian dari lingkungan dan sebenarnya lumpur baik untuk kesehatan," kata Dr Keya Lahiri, Chief Pediatrician dari Dr. D.Y. Patil Hospital, India, seperti yang dikutip okezone.com.

Bila Bunda masih merasa khawatir, yuk simak tips berikut untuk mengurangi rasa khawatir Bunda saat Si Buah Hati bermain kotor-kotoran.

1. Berikan Si Buah Hati Perlindungan dari Dalam

Perlindungan terbaik saat Si Buah Hati aktif bereksplorasi adalah perlindungan dari dalam. Asupan nutrisi DANCOW 1+ Nutritods dapat Bunda pilih, karena susu pertumbuhan anak usia toddler 1-3 tahun ini mengandung 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Kandungan zat gizi di dalam susu DANCOW 1+ Nutritods dapat membantu melindungi daya tahan tubuh Si Buah Hati, sehingga ia tetap sehat terlindungi dari serangan berbagai bakteri jahat penyebab penyakit.

2. Awasi Si Buah Hati dari Jauh Secara Wajar

Biarkan Si Buah Hati berekplorasi dengan rasa penasaran walaupun itu membuatnya kotor. Karena ada proses belajar di dalam kotor tersebut. Asal, Bunda tetap mengawasi Si Buah Hati ketika mereka bermain.

3. Jangan Selalu Membersihkan Tangan Si Buah Hati

Bukan berarti tidak boleh, namun tidak setiap menit juga Bunda membersihkan tangan Si Buah Hati. Bunda cukup ingatkan kepada Si Buah Hati, bila tangan mereka kotor sebaiknya dibersihkan. Yakinlah Bunda, bahwa Si Buah Hati akan paham hal ini.

4. Hindari Sabun Antimikroba dan Semprotan Pembersih

Tahukah Bunda, kebanyakan luka dan goresan dapat dibersihkan hanya dengan kertas alkohol saja. Dan sebenarnya tubuh Si Buah Hati hanya perlu sekadar sabun dan air. Jadi Bunda tidak perlu berlebihan membersihkan luka dan atau tangan Si Buah Hati ketika sedang bermain kotor-kotoran dengan sabun antimikroba atau semprotan pembersih tangan. Bunda memiliki banyak waktu untuk mengajarkan kebersihan pada Si Buah Hati, misalnya saat aktivitas mandi.

Image Article
Kotor dan Berantakan Bukan Halangan bagi si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Stimulasi Tepat Akan Optimalkan Kecerdasan Si Buah Hati

Published date

Bunda, pemberian stimulasi yang tepat serta dukungan asupan nutrisi optimal merupakan komponen penting untuk mengoptimalkan kecerdasan Si Buah Hati. Stimulasi yang tepat ini adalah pemberian rangsangan sesuai dengan usia dan momen tumbuh kembang anak. Menurut dokter spesialis anak Soedjatmiko, dalam hasil penelitian yang berjudul Pentingnya Stimulasi Dini untuk Merangsang Perkembangan Bayi dan Balita Terutama pada Bayi Risiko Tinggi, Bunda memiliki lima peran dalam membantu menstimulasi kecerdasan anak. Kelima peran orangtua itu disingkat Soedjatmiko menjadi 5P, yakni:

Penyediaan lingkungan pembelajaran

Agar proses belajar dan pertumbuhan Si Buah Hati optimal, Bunda perlu memastikan hal-hal yang terkait kenyamanannya bisa terpenuhi. Misalnya, ruangan yang nyaman, aman dan bersih, juga ketersediaan alat bantu belajar yang sesuai kemampuan serta usia anak.

Prediktabilitas sikap orangtua

Bunda mungkin pernah berhadapan dengan orang yang sikapnya tak menentu. Kemarin bilang A, hari ini sikapnya B. Tentu tak menyenangkan dan sulit diandalkan, ya? Nah, agar Si Buah Hati merasa bisa mengandalkan orangtuanya, disarankan agar Bunda menjaga kekonsistenan sikap, terutama dalam hal aturan. Bila aturan A berlaku pada Si Buah Hati, cobalah untuk menjalankan aturan yang sama dengan anggota keluarga lain.

Proses ping-pong

Proses ini mirip seperti bermain ping-pong alias tenis meja. Dalam permainan ini, ada interaksi pemain, antara satu sama lain dengan ritme yang pas. Bunda sebaiknya memerhatikan cara Si Buah Hati menanggapi sebuah permainan atau aktivitas. Selain itu, Bunda juga diharapkan tidak memaksakan sebuah aktivitas bila anak tak menyukainya. Cobalah pula untuk menyesuaikan respons anak dalam sebuah permainan agar ada interaksi yang seimbang antara Bunda dan dia.

Persisten

Membiarkan dan mendorong Si Buah Hati secara persisten untuk tetap tertarik dan dalam beraktivitas. Artinya, Bunda tidak melakukan tindakan-tindakan yang menghambat keingintahuan anak dalam mendalami aktivitas positif yang membantu perkembangan kognitif, emosi, serta fisiknya. Karena itu, biarkanlah ia bermain sepuasnya dan berikan waktu yang cukup untuk mengeksplorasi, tentu dalam pengawasan secukupnya. 

Profesor 

Meski profesor yang mengajar di depan kelas adalah sosok yang sangat dihormati, Bunda diharapkan tidak menjadi profesor saat berhadapan dengan Si Buah Hati. Dalam arti, sosok yang selalu berbicara satu arah dan tidak memberi kesempatan pada anak untuk menyuarakan pendapatnya. Tentu Bunda lebih tahu yang terbaik dari dia. Namun berikanlah kesempatannya untuk berpendapat agar ia tahu bila Bunda bersedia mendengarnya, menghargai, dan menghormatinya. 

Soedjatmiko juga menyarankan Bunda untuk merangsang kecerdasan Si Buah Hati dengan memerhatikan 4R. Yakni responsiveness (responsif), reasoning (penalaran), rationality (rasionalitas), dan reading(membaca). Selain itu pula, Bunda, yang tak kalah penting dalam mendorong kecerdasan anak adalahwarm atau selalu memberikan kehangatan, mencintai, juga peduli. Sebab kehangatan Bunda sangat diperlukan agar 5P dan 4R berfungsi baik terhadap Si Buah Hati.

Untuk mencapai semua itu, Soedjatmiko menyarankan Bunda untuk melakukan sejumlah stimulasi sesuai tahapan usia Si Buah Hati. Yakni:

Umur 12–18 bulan 

Di jenjang usia ini, Bunda bisa memberikan rangsangan yang bertujuan untuk mengembangkan gerak halus, koordinasi visual, dan kognitif Si Buah Hati. Misalnya dengan mengajaknya mencoret-coret, menyusun kubus, balok, atau memasukkan dan mengeluarkan benda-benda kecil dari wadahnya. Bunda dapat pula memberikan rangsangan gerak halus, kemandirian, dan kognitif anak dengan bermain menggunakan boneka, alat-alat rumah tangga, sendok garpu, serta belajar melepas celana dan baju. 

Sementara untuk merangsang gerak kasar, keseimbangan, dan kognitif Si Buah Hati, Bunda bisa mengajarinya dengan berjalan tanpa berpegangan dengan agak cepat, berjalan mundur, memanjat kursi, tangga, atau menendang bola. Untuk perkembangan berbahasa dan kognitif, Bunda bisa memberikannya nama-nama benda atau perintah dengan kalimat sederhana.

Umur 18-24 bulan

Pada usia ini, Bunda bisa merangsang perkembangan berbahasa, penglihatan, kognitif, dan sosial anak dengan bertanya, menyebutkan nama gambar, bagian tubuh, binatang, atau benda-benda di sekitar rumah. Bisa pula perkenalkan Si Buah Hati dengan kegiatan sehari-hari. Misalnya dengan kalimat, "Adek, Bunda mau masak sayur dulu ya..."

Untuk mengembangkan kemampuan gerak halus, kemandirian, dan kognitif Si Buah Hati, Bunda bisa pula memberikannya rangsangan dengan berlatih mencuci tangan, menyikat gigi, memakai celana atau baju, dan menggambar garis. Sedangkan rangsangan gerak kasar, koordinasi, sosial, dan kognitif Si Buah Hati dapat Bunda kembangkan melalui permainan lempar bola atau melompat.

Nah, untuk asupan nutrisi, Bunda bisa memenuhi kebutuhan Si Buah Hati dengan susu DANCOW 1+ Nutritods. Susu ini mengandung 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Stimulasi Tepat Akan Optimalkan Kecerdasan Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Benarkah Anak Aktif Itu Berarti Hiperaktif?

Published date

Secara alami, masa kanak-kanak adalah tahap di mana Si Buah Hati aktif bergerak untuk menjawab rasa ingin tahunya. Namun, bagaimana bila Si Buah Hati kelewat aktif dan malah merepotkan orang di sekitarnya? Apakah ini berarti ia mengalami hiperaktif atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)? Lalu, bagaimana? Jangan terlalu khawatir, Bunda dapat menyimak infonya di artikel ini.

Apa Itu ADHD?

Lembaga kesehatan psikologis American Psychiatric Association, menjelaskan bahwa ADHD adalah gangguan perkembangan yang menyebabkan anak kesulitan untuk memperhatikan satu hal (tidak fokus) dan mengendalikan gerakan tubuh. Terkadang hal ini juga dapat menyebabkan anak beraksi secara berlebihan.

Meski demikian, anak yang aktif belum tentu menderita ADHD. Bisa jadi, Si Buah Hati yang terlalu aktif merupakan tahapan yang normal dari perkembangan atau kepribadiannya. Sisi positifnya, kegiatan aktif Si Buah Hati dapat mendukung proses belajarnya. Sally Fitzgerald, konsultan dari Goodstart Early Learning, mengungkapkan bahwa Si Buah Hati yang aktif berarti menggunakan indera mereka untuk bereksplorasi. Tipe anak seperti ini akan lebih mudah menyelesaikan tugas belajar yang lebih kompleks. Seringnya ia berinteraksi dengan lingkungan, juga membantunya mengingat kosakata lebih banyak dibanding anak yang pendiam. 

Salah satu perbedaan utama antara anak yang memiliki gangguan ADHD adalah gangguan yang diciptakan benar-benar mengganggu kemampuan Si Buah Hati untuk berinteraksi dengan baik di lingkungannya.

Menurut dr. James Perrin, profesor pediatri di Harvard Medical School, dibandingkan dengan anak seusianya, anak dengan ADHD lebih sulit untuk duduk diam, bahkan selama beberapa menit dan mungkin bicara secara berlebihan. “Kebanyakan anak usia empat tahun memang aktif. Tapi ketika saatnya istirahat, mereka akan duduk untuk makan. Berbeda untuk anak dengan ADHD yang tidak bisa diam sepanjang waktu,” jelasnya.

Tanda Si Buah Hati Menderita Hiperaktif

Untuk mengetahui Si Buah Hati mengidap ADHD atau tidak, biasanya dokter akan memeriksa daftar panjang perilaku yang sering dilakukan. Bila ditemukan perilaku berulang yang tidak sesuai pada tahap perkembangan Si Buah Hati, dokter akan mengevaluasinya. Berdasarkan informasi dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), beberapa tanda Si Buah Hati memiliki gangguan ADHD di antaranya: sulit fokus, impulsif, dan bergerak secara hiperaktif.

Baca Juga: Perkembangan Motorik Kasar dan Halus 

Cara Mengatasi Anak Hiperaktif

Bila Si Buah Hati memang terbukti memiliki gangguan ADHD, Bunda dapat mengikuti saran dari Dr. Laura Batstra, Ph.D., ahli terkemuka tentang perilaku hiperaktif dari University of Groningen, Belanda :

1. Gali Informasi

Cari info seputar ADHD agar Bunda paham kondisi Si Buah Hati dan tahu apa yang harus dilakukan. Jangan ragu untuk erkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan saran penanganan yang lebih matang.

2. Perhatian Lebih

Berikan Si Buah Hati perhatian serta waktu untuk menentukan pilihannya dan ajak ia melakukan apa yang diinginkannya. Puji ide-idenya dan ikuti apa yang ingin dilakukan Si Buah Hati. Dengan cara ini, kepercayaan Si Buah Hati akan terbangun, dan di lain waktu Si Buah Hati akan lebih mungkin untuk mendengarkan pesan Bunda.

3. Berikan Arahan

Jika bunda khawatir Si Buah Hati akan membuat kegaduhan di pesta ulang tahun temannya, maka berikan arahan dari awal tentang apa yang harus dilakukannya, misalnya membuat perjanjian kecil untuk duduk saat makan, atau pergi ke halaman jika sudah tak mampu menahan diri untuk berlarian.

4. Tunjukkan Kekompakan dengan Ayah

Tetap jaga keharmonisan dengan Ayah, agar Si Buah Hati merasa nyaman dan tidak berperilaku yang berlebihan secara tiba-tiba. Karena Si Buah Hati membutuhkan Ayah dan Bunda untuk dapat mendampinginya di masa pertumbuhan.

Menerima kenyataan bahwa Si Buah Hati memiliki gangguan ADHD memang tak mudah. Meski demikian, Si Buah Hati yang terlampau aktif juga bisa disebabkan oleh semangat bermain atau energi yang tak tersalurkan. Oleh sebab itu, Bunda perlu mendukung Si Buah Hati melakukan kegiatan untuk anak hiperaktif. Jadi, jangan ragu mengatakan “iya boleh”, bila Si Buah Hati ingin aktif bereksplorasi.

Semoga, beberapa cara mengatasi anak hiperaktif tadi bisa membantu Bunda untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Pastikan Bunda selalu mendukung Si Buah Hati yang aktif untuk bereksplorasi.

Image Article
Benarkah Anak Aktif Itu Berarti Hiperaktif?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
On
Quiz Answer 1 A
Mampu menyelesaikan tugas belajar yang lebih kompleks
Quiz Answer 1 B
Memiliki kosakata lebih banyak
Quiz Answer 1 C
Lebih mudah bersosialisasi
Quiz Answer 1 D
Semua benar
Quiz Answer 2 A
Fokus
Quiz Answer 2 B
Bergerak secara hiperaktif
Quiz Answer 2 C
Tenang
Quiz Answer 2 D
Pendiam
Quiz Answer 3 A
Memberi perhatian lebih
Quiz Answer 3 B
Melarang bereksplorasi
Quiz Answer 3 C
Menyuruh anak diam
Quiz Answer 3 D
Memarahi si kecil
Quiz 1
Kelebihan anak yang aktif
Quiz 3
Cara mengatasi Si Kecil dengan ADHD
Quiz 2
Tanda Si Kecil memiliki gangguan ADHD
Kunci Quiz 1
D
Kunci Quiz 2
B
Kunci Quiz 3
A

Gerakan 1 Juta #IyaBoleh Berhasil Ajak Jutaan Bunda Dukung Anak.

Published date

Terima kasih Bunda, telah percaya diri dan mengajak Bunda lainnya untuk lebih sering berkata #IyaBoleh pada Si Kecil. Saat ini, lebih dari 1 juta orang tua di seluruh Indonesia telah bergabung dalam gerakan 1 Juta #IyaBoleh! Harapannya, gerakan ini dapat menginspirasi Bunda untuk terus mendukung eksplorasi Si Kecil, agar ia dapat mengembangkan 5 potensi karakter penting untuk menjadi Anak Unggul Indonesia, yaitu Berani, Cerdas, Kreatif, Peduli, dan Pemimpin.

Untuk mendukung Bunda optimalkan potensi Si Kecil, DANCOW meluncurkan modul #IyaBoleh untuk Anak Unggul Indonesia serentak di tiga kota yaitu Jakarta, Yogyakarta, dan Makassar, pada tanggal 6 April 2019.

Apa Itu Modul #IyaBoleh untuk Anak Unggul Indonesia?

Buku panduan bagi orang tua untuk mengembangkan lima potensi karakter Si Kecil, agar menjadi Anak Unggul Indonesia. Di dalam buku ini berisi berbagai informasi dan tips menarik. Mulai dari cara mencukupi kebutuhan gizi anak, menyiapkan stimulasi yang tepat sesuai tahap tumbuh kembang anak , hingga lebih percaya diri bilang #IyaBoleh pada Si Kecil, yang disusun sesuai rekomendasi para ahli di DANCOW Parenting Center:

  • Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc. (pakar nutrisi anak)
  • Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), M.Si. (pakar stimulasi anak)
  • Dra. Ratih Ibrahim, M.M., Psikolog (psikolog anak).

Modul ini juga bisa Bunda unduh secara gratis di website DANCOW Parenting.

Ikuti Keseruan Perayaan 1 Juta #IyaBoleh!

Jangan sampai ketinggalan Bunda, simak talkshow menarik di FB Live DANCOW Parenting Center dan tanya langsung seputar pola asuh anak bersama para ahli. Selain itu, untuk Bunda yang tinggal di kota Jakarta, Yogyakarta, dan Makasar, bisa juga ikuti keseruan perayaan dan melakukan berbagai aktivitas menarik di #IyaBoleh Camp.

Ayo Bunda, terus bilang #IyaBoleh untuk mendukung ekpslorasi Si Kecil agar ia tumbuh menjadi Anak Unggul Indonesia!

Image Article
gambar 1 juta dukungan #iyaboleh
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

5 Stimulasi yang Tepat Mendidik Si Buah Hati Membaca

Published date

Sebagai orang tua, Bunda pasti ingin Si Buah Hati tumbuh cerdas dan memiliki kemampuan lebih baik ketimbang anak seusianya. Hingga akhirnya Bunda memberikan banyak stimulasi untuk mendorong perkembangannya. 

Apalagi beberapa tahun terakhir, beragam lembaga pendidikan anak usia dini begitu menjamur di kota besar. Hingga Bunda terdorong untuk mempercepat fase pengenalan pembelajaran formal kepada anak. Seperti belajar membaca. Namun sesungguhnya, kapankah waktu yang tepat bagi Si Buah Hati untuk mulai belajar membaca? 

Cara Stimulasi Si Buah Hati Membaca

Menurut artikel Perkembangan Literasi Anak, pada situs Ikatan Dokter Anak Indonesia, Bunda bisa memperkenalkan pelajaran membaca ketika anak berusia 4 tahun. Di fase prasekolah ini, Si Buah Hati bisa belajar membaca dengan mengenal huruf dan angka, mendengarkan sajak berima, mencocokkan kata-kata dengan bunyi awal atau akhir yang sama. 

Bila sudah dapat mengeja suku kata - seperti b-a, ba - tidak lama kemudian ia akan dapat membaca kata-kata sederhana. Misalnya, ibu, sapi, bibi. Untuk mendukung proses belajar membacanya, Bunda bisa memberikan stimulasi berupa:

1. Balok atau Magnet Huruf

Menggunakan balok atau magnet yang berbentuk beragam huruf, Bunda bisa merangkai banyak kata. Bisa pula, minta Si Buah Hati membentuk barisan balok atau magnet berdasarkan kombinasi huruf yang disukainya. Lalu, ajarkan dia untuk mengeja atau membaca deretan huruf itu. 

2. Flash Card

Dalam permainan kartu ini, Bunda bisa menunjukkan gambar pada Si Buah Hati. Kemudian, sebutkanlah nama benda, hewan, bentuk, atau warna pada kartu sesuai kata yang tertera di bawah gambar itu. Ajarkan Si Buah Hati cara mengejanya. Bila sudah beberapa kali, mintalah dia untuk membaca sendiri tulisan tersebut. 

3. Bacakan Buku

Jika Bunda punya banyak koleksi buku di rumah, membacakanlah salah satunya untuk Si Buah Hati. Lebih baik lagi bila buku tersebut berisi gambar menarik dan cerita singkat dengan ukuran huruf yang lumayan besar. Sehingga Bunda bisa memintanya untuk mencoba mengeja kalimat dalam buku itu. 

4. Mulai Memperkenalkan Bagian Buku

Untuk menumbuhkan kedekatan Si Buah Hati dengan kegiatan membaca, Bunda bisa mengenalkannya pada buku. Seperti menjelaskan bagian-bagian buku. Mulai dari sampul, judul, nama pengarang, daftar isi, dan sebagainya. 

Seperti kata pepatah, tak kenal maka tidak sayang. Begitu pula dengan membaca. Ketika mengenal dan terbiasa dengan buku, ia pun akan terdorong untuk membacanya. 

5. Main Tebak Gambar

Permainan tebak gambar bisa Bunda lakukan dengan menggunakan papan tulis kecil, kapur atau spidol. Cara permainannya pun cukup mudah. Awalnya, Bunda membuat gambar hewan, buah, atau benda apapun. 

Lalu, berikanlah garis-garis di bawah gambar yang jumlahnya sesuai abjad nama gambar itu. Mintalah Si Buah Hati untuk menebak nama gambar. Setelah tertebak, ajak ia untuk menuliskan nama gambar dan mengejanya. Biar permainan lebih seru, ajak pula anggota keluarga lainnya.

Supaya bisa lancar membaca, Bunda bisa mendukung nutrisi kecerdasan anak dengan memberikan pelengkap, seperti Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Saat yang Tepat Mendidik Si Kecil Membaca
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Pentingnya Kolaborasi Mengasuh Si Buah Hati

Published date

Kolaborasi Bunda dan Ayah akan mendukung dalam memberikan yang terbaik bagi Si Buah Hati. Mulai asupan bergizi seimbang, stimulasi, menerapkan pola asuh dan sebagainya, sehingga Si Buah Hati dapat bertumbuh dan berkembang dengan optimal.

Dual parenting/kolaborasi hanyalah salah satu dari poin penting dalam upaya mencapai pengasuhan ideal. Faktor lainnya yang juga perlu dipahami adalah kesiapan menjadi orangtua, adanya kesepakatan tujuan pengasuhan, komunikasi yang hangat, positif dan efektif, penanaman nilai-nilai agama, memahami karakter dan kebutuhan anak serta adanya aturan yang disepakati dalam keluarga.

Menurut dr. Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH,  meski sama-sama bertanggung jawab terhadap tumbuh kembang anak, peran Bunda dan Ayah tidaklah sama.  Mengapa berbeda, lihat penjabarannya sebagai berikut;

Peran Bunda

  1. Bunda adalah pelindung bagi Si Buah Hati. Sejak lahir, Si Buah Hati merasa terlindungi bila di dekat ibunya. Bunda melindungi anak dari bahaya lingkungan, dari orang asing, dan dari diri mereka sendiri. Saat anak mulai tumbuh dewasa, Bunda tetap menjadi pelindungnya, lebih dari pelindung dalam segi emosional. Bunda selalu mendengarkan keluhan anaknya dan selalu ada untuk memberikan kenyamanan saat Si Buah Hati membutuhkannya. Jika anak dapat mempercayai Bunda, anak akan percaya diri dan memiliki keamanan emosional.
  2. Bunda merangsang mental dan emosional karena selalu berinteraksi dengan Si Buah Hati, melalui permainan atau percakapan, yang merangsang kemampuan kognitif anak. Bahkan permainan bentuk fisik dengan Bunda tetap mengikuti aturan yang dibutuhkan anak untuk mengoordinasikan mental tindakan mereka. Bunda yang membuat  mental anak kuat untuk menghadapi dunia luar ketika ia pertama kali meninggalkan rumah untuk sekolah.
  3. Sebagai seorang ibu dan pengasuh utama di awal-awal kehidupan anak, Bunda menjadi orang pertama yang membuat ikatan emosional dan keterikatan dengan anak. Hubungan ibu dan anak yang terbentuk selama tahun-tahun awal akan sangat memengaruhi cara anak berperilaku dalam pengaturan sosial dan emosional di tahun-tahun berikutnya.
  4. Bunda umumnya mampu menjaga keseimbangan antara memberi aturan ketat dan memanjakan anak. Bunda terus menanamkan rasa tanggung jawab pada Si Buah Hati. Bunda juga yang mengajarkan bagaimana mengelola dan berkomitmen dengan waktu, dengan cara mengajarkan anak melakukan rutinitas dalam kehidupan sehari-hari.

Peran Ayah

Peran Ayah tidak kalah penting dari peran Bunda, namun sering terabaikan karena tugas ayah sebagai pencari nafkah utama banyak menguras waktu dan energi.

Walaupun mungkin waktu yang dihabiskan Ayah dengan Si Buah Hati lebih sedikit, tetapi peran Ayah sangat penting bagi anak. Berikut ini beberapa peran Ayah dalam pengasuhan Si Buah Hati:

  1. Menumbuhkan rasa percaya diri dan kompetensi kepada Si Buah Hati melalui kegiatan bermain yang melibatkan fisik baik di dalam maupun di luar ruangan.
  2. Menumbuhkan kebutuhan akan berprestasi pada Si Buah Hati melalui kegiatan mengenalkan anak tentang berbagai kisah tentang cita-cita.
  3. Membangun kecerdasan emosional Si Buah Hati. Seorang anak yang dibimbing oleh ayah yang peduli, perhatian dan menjaga komunikasi akan berkembang menjadi anak yang lebih mandiri, kuat dan memiliki pengendalian emosi yang lebih baik.
  4. Pada anak lelaki, mengajarkan tentang peran jenis kelamin kepada anak laki-laki, tentang bagaimana harus bertindak sebagai laki-laki dan apa yang diharapkan oleh lingkungan sosial dari seorang laki-laki.
  5. Berbeda dengan interaksi antara ibu dan anak, interaksi ayah dan anak lebih sering dilakukan dengan bercanda dan bermain fisik. Interaksi fisik antara anak dan ayah dapat menunjukkan kepada anak bagaimana menangani emosi, seperti kejutan, rasa takut, dan kegembiraan.
  6. Ayah menjadi panutan kesuksesan/prestasi. Sebuah studi yang dilakukan oleh  Father Involvement Research Alliance di Amerika Serikat pada 2013 menunjukkan bahwa jika ayah menunjukkan kasih sayang, mendukung, dan terlibat dalam kegiatan anaknya, ayah dapat berkontribusi besar terhadap perkembangan kognitif, bahasa, dan sosial anak, serta berkontribusi pada prestasi akademik, kepercayaan diri, dan jati diri anaknya.
    Untuk anak laki-laki, mereka akan menjadikan ayah sebagai panutan untuk dirinya. Mereka akan meminta persetujuan ayah atas segala sesuatu yang mereka lakukan dan sebisa mungkin melakukan kesuksesan yang sama seperti ayah mereka, bahkan jika bisa lebih dari ayahnya.

Dokter Bernie mengungkapkan, pola asuh sejatinya berdasar pada tiga pilar utama, yaitu nutrisi, cinta dari orangtua dan stimulasi yang tepat. “Memenuhi kebutuhan nutrisi adalah kunci utama untuk memenuhi kebutuhan energinya sekaligus meningkatkan daya tahan tubuh agar Si Buah Hati nggak gampang sakit saat bereksplorasi.”

Nutrisi

Sumber gizi dan nutrisi Si Buah Hati yang utama adalah makanan sehari-hari. Makanan itu sejatinya harus  menerapkan pola gizi seimbang yang cukup serat, karbohidrat, protein dan mineral. Pemberiannya pun harus disesuaikan usia Si Buah Hati. Misalnya, di usia 1-3 tahun, Si Buah Hati butuh asupan yang lebih banyak mengandung nutrisi yang bermanfaat untuk tumbuh kembang otak seperti omega-3, AHA dan DHA. Hal ini berdasarkan pada banyak studi di mana 1000 hari pertama kehidupan merupakan momen pembentukan 98% otak anak.

Stimulasi 

Sebagai bentuk stimulasi, Bunda Ayah dapat mendukung eksplorasi Si Buah Hati sesuai kebutuhannya. “Ingat, di masa balita, pertumbuhan anak sedang pesat-pesatnya. Ia sedang aktif bergerak, sehingga senang menjelajah ke sana kemari. Rasa ingin tahunya juga sangat besar, sehingga senang mengamati, menyentuh, dan mencoba tentang hal-hal baru. Tugas Bunda Ayah untuk mengakomodasi perkembangan anak tersebut. Jangan sedikit-sedikit melarang karena rasa khawatir yang berlebihan.”

Cinta

Terakhir, berikan cinta yang utuh kepada Si Buah Hati. Misalnya memberikan waktu yang berkualitas pada saat bersamanya. Dokter Bernie mencontohkan, saat bersama Si Buah Hati, jauhkan gadget dari jangkauan. “Fokuslah hanya pada anak, jangan terganggu oleh hal-hal lain. Lakukan ini secara konsisten niscaya anak akan tumbuh dalam suasana penuh cinta yang pada akhirnya bisa mendorongnya menjadi pribadi yang penuh kasih sayang dengan rasa percaya diri tinggi.” 

Bunda, yuk baca juga artikel tentang cara mengasuh Si Buah Hati di artikel  "Pentingnya Kolaborasi Mengasuh Si Buah Hati

 

Image Article
Pentingnya Kolaborasi Mengasuh Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Ubi Manis, Camilan Sehat untuk Si Buah Hati

Published date

Saat menginjak usia 1 tahun, Si Buah Hati membutuhkan makanan pendamping atau camilan untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Fungsi camilan itu sendiri sebagai pelengkap makanan utama. Agar tidak mengganggu jam makan besar, berikanlah dua kali makanan selingan dalam sehari. Yaitu di antara sarapan dan makan siang serta di antara makan siang dan makan malam.

Satu alternatif kudapan sehat yang dapat Bunda berikan kepada Si Buah Hati adalah ubi manis. Kandungan nutrisi pada ubi sangat baik bagi kesehatan tubuh. Seperti karotenoid dan serat pada ubi yang dapat membantu metabolisme, mempermudah saluran cerna menyerap makanan, dan menstabilkan kadar gula darah. Ubi manis juga mengandung vitamin A, vitamin C, Vitamin B6, potassium, kalsium, dan magnesium.

Meski rasanya manis, Bunda tidak perlu khawatir santapan ini bakal merusak gigi atau nafsu makan Si Buah Hati. Sebab rasa manis dari ubi bersifat alami. Sehingga sehat untuk tubuh Si Buah Hati. Mengingat banyaknya nutrisi yang terkandung pada ubi, Bunda tidak perlu berpikir panjang lagi untuk mengolahnya menjadi camilan. Misalnya saja menyajikannya dengan sajian:

Ubi panggang

Cara penyajian yang satu ini sangat mudah. Bunda cukup menyediakan ubi manis, cuci bersih, dan potong menjadi beberapa bagian. Setelah itu, panggang sebentar dan sajikanlah. Kulit ubi tidak perlu dikupas, karena di sini terdapat zat penting yang sayang untuk dilewatkan.

Ubi rebus

Bila tidak memiliki alat pemanggang, Bunda bisa memberikan camilan ubi rebus. Caranya pun tidak jauh beda dengan ubi panggang. Cuci bersih dan potong ubi manis menjadi beberapa bagian. Lalu rebus dengan air secukupnya. Bedanya dengan ubi panggang yang kering, camilan rebusan ini akan bertekstur sedikit basah.

Cake kukus ubi

Untuk resep makanan yang satu ini, Bunda memerlukan banyak bahan selain ubi. Misalnya saja tepung beras, tepung ketan hitam, telur, gula pasir, susu kental, santan, minyak goreng, dan vanili bubuk. Ubi yang sudah dikukus pun perlu Bunda blender dulu, kemudian dicampur dengan bahan lain menggunakan mixer. Setelah rata, panggang adonan selama 30 menit. Cake kukus ubi matang, Si Buah Hati bisa mencicipinya.

Sesungguhnya masih banyak bentuk camilan ubi manis lainnya buat Si Buah Hati asalkan Bunda rajin berkreasi. Karena sajian ini sebagai makanan pelengkap, berikanlah secukupnya saja. Selain perutnya yang belum mampu menampung banyak makanan, Bunda perlu juga menjaga ia tetap merasa lapar ketika tiba waktu makan besar.

Selain memberikannya camilan sehat seperti sajian ubi, Bunda juga bisa melengkapi nutrisi harian Si Buah Hati dengan DANCOW 1+ Nutritods. Susu ini merupakan susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Ubi Manis, Camilan Sehat untuk Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Berat Badan Usia 2 Tahun yang Perlu Diperhatikan

Published date

Ibarat rumah kokoh yang berdiri di atas fondasi kuat, pertumbuhan dan perkembangan Si Buah Hati pun akan optimal jika fisiknya memiliki fondasi perlindungan yang baik. Banyak Bunda yang bertanya-tanya, sebenarnya berat badan usia 2 tahun yang normal seperti apa? 

Bagaimana nutrisi dapat berperan sebagai fondasi perlindungan bagi Si Buah Hati? “Awalnya, nutrisi yang terkandung dalam asupan makanan Si Buah Hati diserap untuk kemudian diangkut oleh darah menuju sel-sel tubuh yang jumlahnya miliaran. Sel-sel ini saling berkumpul menurut jenisnya sebagai suatu jaringan. Jaringan-jaringan yang ada kemudian membentuk organ, termasuk organ-organ vital seperti otak, jantung, hati, dan pencernaan,” ungkap pakar gizi Rita Ramayulis DCN, M.Kes., dari Poltekkes 2 Jakarta.

Nah, agar organ-organ tubuh berfungsi optimal, maka jaringan-jaringannya haruslah dalam keadaan baik. Itu berarti, sel-sel yang membangun jaringan harus mendapat asupan nutrisi yang tepat. Penyerapan nutrisi akan optimal jika organ pencernaan juga bekerja dengan optimal. Ini yang membuat berat badan usia 2 tahun seimbang. 

Optimalisasi ini akan terjadi jika  usus Si Buah Hati secara dominan dihuni oleh koloni bakteri baik, seperti Lactobacillus rhamnosus untuk menekan pertumbuhan bakteri penyebab penyakit. 

Hasil penelitian Department of Clinical Nutrition, University of Kuopio Finlandia pada 2006 yang dimuat jurnal Study of Applied Microbiology menyebutkan, Lactobacillus rhamnosus dapat menurunkan efek kerusakan sel-sel atau organ jaringan hati yang berperan sebagai organ pencernaan dalam produksi asam empedu untuk metabolisme lemak.   

Tidak hanya itu, masih dalam jurnal yang sama dikatakan,  Lactobacillus rhamnosus juga terbukti dapat menurunkan risiko infeksi saluran pernapasan. Hal ini berlangsung karena bakteri tersebut ikut mengaktivasi sel Natural Killer (NK) di paru-paru. 

Sel NK kemudian akan membuang sel yang terinfeksi dan memusnahkan mikroba intraseluler (di dalam sel). Pada saluran cerna, bakteri ini dapat menurunkan risiko infeksi saluran cerna dengan cara meningkatkan jumlah sel T, yaitu sekumpulan sel darah putih yang berperan pada sistem kekebalan. Sel T bekerja dengan membedakan bakteri penyebab penyakit sekaligus mengaktifkan sel Natural Killer (NK).

Periode Emas Si Buah Hati

Dengan organ-organ tubuh yang berfungsi optimal, maka fondasi bagi tumbuh kembang fisik dan otak Si Buah Hati juga menjadi optimal. Untuk memastikannya, pantaulah pertambahan berat badan dan tinggi badan Si Buah Hati dari waktu ke waktu. 

Pertambahan ini harus sesuai dengan usia dan jenis kelaminnya. Selain itu, jangan lewatkan pengukuran lingkar kepala untuk memastikan terjadi pertambahan volume otak Si Buah Hati.  “Otak telah terbentuk sejak usia kehamilan 8 minggu dan mengalami tumbuh kembang pesat di periode emasnya. 

Saat usianya 2 tahun, pertumbuhan otaknya telah mencapai 80% dari berat otak dewasa. Setelah melewati usia 2 tahun pun, pertumbuhan otak Si Buah Hati masih berjalan cukup cepat),” tutur Rita yang juga dosen di Poltekkes Jakarta 2 ini. 

Peran nutrisi yang begitu besar di periode emas (masa dalam kandungan hingga 2 tahun) juga memungkinkan Si Buah Hati memiliki daya tahan tubuh yang baik. Dengan begitu, kegiatan eksplorasinya dapat dilakukan maksimal tanpa Bunda perlu khawatir Si Buah Hati akan diterpa penyakit.

Pentingnya peran nutrisi dalam tumbuh kembang anak, oleh para ahli nutrisi sedunia kemudian dicanangkan menjadi program untuk periode emas sebagai awal kehidupan Si Buah Hati. Tujuannya agar generasi masa depan memiliki kondisi kesehatan yang lebih baik. 

Selain untuk perlindungan, asupan gizi nutrisi di periode emas ini juga sangat dibutuhkan dalam proses pembentukan otak. Jumlah sel-sel otak dan sambungan-sambungan yang menghubungkan sel-sel tersebut sangat menentukan tingkat kecerdasan seorang anak. 

Namun, sambungan-sambungan antar sel otak hanya bisa terbentuk jika Si Buah Hati mendapatkan stimulasi yang pas, di antaranya stimulasi dari kegiatan bereksplorasi. “Ingat peran lingkungan, di antaranya  berupa stimulasi dan nutrisi, kontribusinya mencapai 70 persen,” ungkap Rita.

Nutrisi dan eksplorasi karenanya sangat menentukan perkembangan fungsi memori, konsentrasi, pengambilan keputusan, tingkat intelektual, dan  stabilitas emosi Si Buah Hati. Kekurangan salah satu nutrisi nutrisi saja, dalam waktu lama, bisa berdampak pada kondisi fisik dan psikisnya. 

“Jika sudah parah, kekurangan nutrisi pada masa emas bahkan bisa menyebabkan kelainan atau gangguan yang  bersifat permanen,” tandas  Rita.

Gambaran Kecukupan Nutrisi Anak

Sebenarnya berat badan usia 2 tahun seperti apa? 

Bagaimana cara mencukupi kebutuhan nutrisi nutrisi anak sehari-hari? “Prinsipnya, berikan menu makanan bernutrisi seimbang, yaitu mengandung semua zat gizi makro dan mikro. Makro berarti dibutuhkan dalam jumlah yang besar, yaitu energi (karbohidrat), protein, dan lemak.  Sedangkan mikro berarti dibutuhkan dalam jumlah kecil, yaitu vitamin dan mineral,” ungkap Rita.  

Karbohidrat terdiri atas karbohidrat sederhana, misalnya, gula dan karbohidrat kompleks misalnya beras, jagung, kentang, tepung beras, havermut. Setiap gram karbohidrat memberikan energi sebanyak 4 kilokalori (Kkal). 

Jumlah karbohidrat yang dianjurkan dalam sehari adalah 50-60% dari energi total. Untuk mudahnya, dalam piring jam  makanan utama,  porsi karbohidratnya cukup sebesar kepalan tangan Si Buah Hati. Kelebihan karbohidrat dapat menyebabkan kegemukan, bahkan sampai obesitas. 

Protein juga memiliki fungsi sebagai sumber energi. NamunPada, dalam masa tumbuh kembang, protein lebih berperan sebagai bahan pembentuk sel dan jaringan baru. Protein didapat dari makanan hewani seperti susu, olahan susu, daging merah, unggas, ikan, dan telur.  

Protein juga terdapat dalam sumber makanan nabati, seperti kacang-kacangan (misalnya (kacang tanah, kacang hijau, kacang almon, kacang merah, kacang polong, kacang koro, kedelai, olahan kedelai) dan serealia. Angka kecukupan protein yang dianjurkan adalah 10-15% dari total energi per hari.

Zat gizi makro lainnya, yaitu lemak merupakan salah satu  sumber energi dan sumber asam lemak esensial yang dapat membantu pembentukan sel-sel otak, serta sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K. 

Namun, jumlah asupan lemak sebaiknya dibatasi. Kandungan lemak terdapat pada makanan hewani seperti daging merah, ikan laut dalam, telur, dan susu; maupun makanan nabati, yaitu kacang-kacangan. 

Ada pun fungsi zat gizi mikro vitamin dan mineral adalah memelihara dan mengatur aktivitas metabolisme tubuh. Metabolisme adalah proses mengubah sari-sari makanan menjadi energi bagi tubuh. Berbagai penelitian ilmiah membuktikan, vitamin dan mineral juga berfungsi melindungi sel-sel tubuh, terutama sel-sel otak, dari berbagai penyebab kerusakan yang akan menurunkan fungsi-fungsinya. 

Umumnya, vitamin dan mineral paling banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan. Berdasarkan prinsip nutrisi seimbang terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan, terdapat visualisasi “Piring Makanku” untuk panduan sekali makan. Dalam panduan itu, porsi buah dan sayur kurang lebih mencapai jumlahnya adalah setengah bagian piring.

Demikianlah penjelasan mengenai peran nutrisi sebagai fondasi bagi perlindungan tubuh serta proses tumbuh kembang Si Buah Hati. Supaya berat badan usia 2 tahun normal. Dengan mencukupi kebutuhan nutrisinya, ditambah DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

Image Article
Kecukupan Nutrisi, Fondasi Bagi Tumbuh Kembang Fisik dan Otak Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tugas Sehari-hari Bentuk Kemandirian Si Buah Hati

Published date

Pada tahapan usia 3+, Si Buah Hati sudah lebih terampil melakukan berbagai kegiatan. Dia bisa mengerjakan beberapa pekerjaan sederhana seperti membawa pakaian kotor ke ember cuci, membereskan mainan, membuang bungkus makanan ke tempat sampah, melipat baju, dan merapikan tempat tidur.

Di masa inilah Bunda bisa mulai membentuk kemandirian Si Buah Hati melalui kegiatan sehari-hari. Seperti pendapat psikolog Ratih Ibrahim. “Kebiasaan ini harus dilakukan setiap hari. Sehingga lambat laun Si Buah Hati akan tertib melakukan tugas hariannya tanpa disuruh,” kata Ratih.

Menurut Ratih, Bunda harus mencontohkan dan memberikan stimulasi agar Si Buah Hati mau melaksanakan tugas rumah. Karena pada usianya, kemampuan Si Buah Hati dalam hal meniru sangat baik. Sehingga dia lebih cepat belajar dan menyempurnakan hasil pekerjaannya. Tapi, jika Si Buah Hati belum bisa melakukan tugasnya, Bunda harus lebih sabar. "Turunkan standar yang tinggi, Si Buah Hati tidak harus langsung bisa melipat baju dengan rapi, yang penting dia sudah mau mandiri," ujar Ratih.

Selain memberikan contoh melakukan suatu pekerjaan, Bunda juga harus memberinya kesempatan untuk menyelesaikan tugas dengan cara sendiri dan tidak mendiktenya. Dengan begitu, Bunda telah mendorong Si Buah Hati lebih kreatif. Dan Bunda akan bangga mendapatinya melakukan aksi cerdas dalam menyelesaikan suatu masalah. "Selain mandiri, tugas harian yang dilakukan secara teratur akan membentuk Si Buah Hati menjadi pribadi yang lebih baik," kata dia.

Berikut ciri-ciri Si Buah Hati yang telah mandiri karena terbiasa melakukan tugas hariannya sendiri.

1. Percaya Diri

Rasa percaya diri memegang peranan penting bagi seseorang dalam bersikap, bertingkah laku, dan beraktivitas setiap hari. Maka sikap ini perlu dipupuk sejak dini. Si Buah Hati yang percaya diri akan lebih berani melakukan sesuatu dan menentukan pilihan sesuai kehendaknya sendiri.

2. Bertanggung jawab

Setiap kali diminta untuk melakukan pekerjaan rumah, Si Buah Hati akan berusaha menyelesaikannya agar berhasil dengan baik. Di momen ini, Bunda janganlah marah jika dia melakukan kesalahan atau menyelesaikan sesuai tidak sesuai harapan Bunda. Teruslh memberikannya motivasi agar ia bisa segera memperbaiki kesalahan. Maka Si Buah Hati akan tumbuh menjadi anak yang bertanggung jawab.

3. Tidak Ketergantungan

Ada kalanya Bunda tidak berada di samping Si Buah Hati. Sehingga dia harus melakukan satu pekerjaan sendiri. Misalnya, Si Buah Hati baru bangun tidur ketika Bunda sedang mencuci pakaian. Bila terbiasa mandiri, dia akan langsung membereskan tempat tidurnya sendiri tanpa harus dibantu Bunda.

4. Kreatif dan Inovatif

Saat Bunda terbiasa membiarkan Si Buah Hati menyelesaikan pekerjaan rumah dengan caranya sendiri, maka dia akan menjadi anak yang kreatif dan inovatif. Nantinya, Bunda akan menemukan karya seni yang unik yang dibuat Si Buah Hati untuk Bunda.

Karena itu, Bunda jangan bosan mengingatkan Si Buah Hati untuk melaksanakan tugas hariannya. Bunda juga bisa memberinya motivasi dengan menggunakan kata-kata yang membakar semangatnya. Jangan lupa memberinya pujian dan pelukan saat ia berhasil menyelesaikan tugasnya.

Image Article
Tugas Sehari-hari Bentuk Kemandirian si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

3 Manfaat Mengajak Si Buah Hati Bernyanyi

Published date

Musik tidak dapat dipisahkan dari kehidupan dan menjadi aspek penting dalam budaya. Bahkan sejak anak berada dalam kandungan, banyak orang tua yang sudah memperdengarkan musik yang dipercaya dapat meningkatkan IQ anak. 

Ketika lahir, tanpa disadari musik sudah menjadi media ekspresi cinta Bunda saat menidurkan, menenangkan, dan bermain dengan Si Buah Hati. Nah, sudahkah Bunda mengajak Si Buah Hati bernyanyi? Simak manfaat baiknya berikut ini ya.

1. Perkembangan Kemampuan Bahasa

Manfaat musik dan bernyanyi untuk meningkatkan kemampuan bahasa sangat dirasakan pada anak-anak yang menginjak tahapan usia toddler. Children’s Musik Workshop menunjukkan penelitian terbaru bahwa anak-anak yang sering berlatih musik atau bernyanyi mengembangkan bagian sisi kiri otak, yang dikenal terlibat dengan pengolahan bahasa.

Bunda juga dapat menggunakan aplikasi StimuLearn yang bisa membantu menstimulasi Si Buah Hati dalam proses belajar dan  bereksplorasi secara interaktif. Pilihkan program Kegiatan Hari Ini, yaitu dengan mengajarkan Si Buah Hati untuk menyanyikan lagu sederhana secara bersama-sama lalu mintalah Si Buah Hati untuk tampil di depan anggota keluarga lainnya.

2. Membantu Proses Belajar

Sebuah penelitian yang digagas E. Glenn Schellenberg dari University of Toronto di Mississauga dan telah diterbitkan dalam Psychological Science tahun 2004, menemukan peningkatan IQ pada anak berusia 6 tahun yang diberikan stimulasi pelajaran piano dan menyanyi. Ternyata tidak hanya jadi salah satu kegiatan yang menyenangkan, menyanyi juga efektif membantu proses belajar dan mengoptimalkan tumbuh kembang Si Buah Hati.

3. Meningkatkan Kemampuan Memori

Menurut Dr Kyle Pruett, professor klinis psikiatri anak di Yale School of Medicine, anak-anak yang sudah terbiasa menyanyi dan bermusik mempunyai keterampilan yang berhubungan dengan kemampuan penyelesaian masalah dalam bidang arsitektur, matematika, seni, dan komputer. 

Selain itu, kebiasaan ini juga berkaitan dengan kemampuan memori dan atensi. Anak-anak yang menyukai musik cenderung lebih baik berkonsentrasi dan mengingat informasi yang sudah diberikan.

Baca Juga: Manfaat Susu yang Membuat Otak Anak Cerdas

Membangun Suasana hati

Musik dapat meningkatkan kemampuan Si Buah Hati untuk belajar. Tapi penting untuk dipahami bahwa musik hanya bagian kecil yang dapat meningkatkan kecerdasannya. Butuh stimulasi lainnya untuk mencapai perkembangan yang diinginkan, demikian pernyataan Dr Kyle.

Bernyanyi dapat membuat suasana hati menjadi lebih gembira dan segala sesuatu yang dikerjakan dengan hati senang tentunya akan membawa hasil yang lebih baik. Tidak hanya itu, anak yang terlihat ceria juga lebih mudah menjalin pertemanan sehingga meningkatkan keterampilan sosialnya.

Cukup banyak juga manfaat yang bisa dipetik dari mengenalkan musik dan bernyanyi sejak dini. Tunggu apalagi, Bunda?

Dukung eksplorasi Si Buah Hati dengan memberikan pelengkap nutrisi DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Pok Ame Ame, Sudahkah Mengajak Si Kecil Bernyanyi?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off