Cinta Bunda, Cinta Sejati

Published date

Bunda, pasti sudah sering mendengar ungkapan “Si Buah Hati adalah anugerah” bukan? Namun, pernahkah Bunda berpikir, bagaimana ungkapan ini bisa muncul ke permukaan? 

Ini adalah alasannya. Saat Ayah dan Bunda dipertemukan, hal itu merupakan rencana Tuhan. Ayah dan Bunda ditakdirkan untuk jatuh cinta, pacaran, menikah, dan membentuk keluarga, kemudian dikaruniai Si Buah Hati. Sebagai anugerah Tuhan, Si Buah Hati tentu sangatlah berharga. Oleh karena itu, menjadi Bunda adalah berkah dan amanah dari Tuhan yang harus dijalankan sepenuh hati.

Tidak ada yang meragukan pentingnya peran Bunda dalam perkembangan Si Buah Hati. Kasih sayang dan perhatian Bunda mempunyai pengaruh yang sangat besar pada seluruh proses tumbuh kembang Si Buah Hati. 

Selama proses tumbuh kembang tersebut, seluruh aspek kecerdasan dan kepribadian Si Buah Hati akan berkembang secara optimal. Cinta Bunda membuat Bunda akan memastikan bahwa Si Buah Hati terlindungi di dalam seluruh proses tumbuh kembangnya, sambil memberinya ruang untuk tumbuh menjadi pribadi yang sehat, mandiri, dan ceria.

Cinta Bunda adalah cinta sejati. Dalam mewujudkannya, Bunda perlu mengekspresikannya secara bijaksana. Caranya adalah dengan memberikan apa yang terbaik, dan yang dibutuhkan Si Buah Hati. Sehingga, bukan hanya memberikan apa yang disukai atau diinginkan Si Buah Hati.

Cinta sejati Bunda juga terlihat saat Bunda tidak menjadi sosok yang over-protective terhadap Si Buah Hati, melainkan memberikan kebebasan padanya untuk berani bereksplorasi dengan tetap memberikan pengawasan yang wajar serta perlindungan dari dalam tubuhnya agar tetap sehat selama bereksplorasi.

Sesungguhnya peran Bunda dalam mendidik Si Buah Hati sudah dimulai sejak ia masih dalam kandungan. Apa yang Bunda perdengarkan, bacakan, atau alami selama kehamilan akan dirasakan pula oleh Si Buah Hati. Perasaan Bunda selama kehamilan akan dipelajari oleh Si Buah Hati dan kemungkinan besar akan diadopsi oleh Si Buah Hati menjadi bagian dari karakter emosinya.

Pendidikan (stimulasi) akan terus berlanjut saat Si Buah Hati sudah dilahirkan sampai seterusnya di sepanjang tahap tumbuh kembangnya. Pemenuhan kebutuhan Si Buah Hati di setiap tahap perkembangannya sangat penting untuk proses tumbuh kembang yang optimal.

Selain stimulasi, hal lain yang harus dipenuhi oleh Bunda di setiap tahap perkembangan Si Buah Hati adalah kecukupan nutrisi, attachment (kelekatan), dan eksplorasi.

Nutrisi penting sebagai penentu pertumbuhan. Kecukupan nutrisi seimbang akan membantu tumbuh kembang Si Buah Hati secara optimal, termasuk tumbuh kembang otak dan fisik Si Buah Hati. Manfaat lainnya adalah mendukung daya tahan tubuh Si Buah Hati. 

Nutrisi yang berperan untuk bantu cegah Si Buah Hati gampang sakit biasa disebut sebagai nutrisi perlindungan yang antara lain ditemukan dalam kandungan probiotik (L rhamnosus & B longum); serat pangan inulin; vitamin A, C, E; serta mineral selenium dan zink.

Attachment adalah ikatan emosional yang berkualitas antara Si Buah Hati dengan Bunda.  Kualitas hubungan antara Bunda dan Si Buah Hati sangat penting. Attachment dibangun terutama melalui sentuhan. Kualitas yang baik akan mendukung perkembangan emosi Si Buah Hati secara positif.

Attachment dengan Bunda akan menumbuhkan perasaan hangat, rasa percaya, dan aman pada Si Buah Hati. Hal ini akan memengaruhi seluruh perkembangan psikologis Si Buah Hati di tahap perkembangan selanjutnya. Hubungan yang berkualitas antara Bunda dan Si Buah Hati juga menunjang perkembangan keterampilan sosial yang baik pada Si Buah Hati.

Stimulasi adalah pemberian rangsangan dari lingkungan yang memancing respon tertentu. Stimulasi dibutuhkan untuk mengembangkan seluruh aspek kecerdasan dalam diri anak, meliputi aspek kognisi, fisik, dan psikososial. Si Buah Hati membutuhkan stimulasi yang mengutamakan rasa nyaman, aman, dan menyenangkan.

Bentuk stimulasi bisa dimulai dari hal sangat sederhana yang bisa Bunda lakukan, antara lain dengan cara memeluk, menggendong, menatap mata Si Buah Hati, dan mengajaknya berbicara atau tersenyum. Ketika masuk ke usia toddler, stimulasi bisa dilakukan melalui kegiatan bermain seperti menggambar, mewarnai bersama dengan cat air, dan bermain menyusun balok-balok.

Eksplorasi adalah stimulasi yang dilakukan secara bebas dan aktif di luar ruang antara lain berbagai kegiatan outdoor, olahraga, bermain bersama teman, dan permainan edukatif lainnya. Kegiatan di luar ruang yang aktif dan bersentuhan dengan alam adalah hal yang baik untuk dilakukan.

Selain dapat meningkatkan pengetahuan Si Buah Hati, eksplorasi juga dapat melatih rasa percaya diri dan kemandirian Si Buah Hati, lho! Simulasi digital adalah sarana yang boleh digunakan untuk melengkapi proses stimulasi yang ada.

Dengan catatan, stimulasi digital tidak boleh menggantikan stimulasi riil, karena bagaimana pun stimulasi riil merupakan bentuk stimulasi yang terbaik. Dengan demikian, penggunaan stimulasi digital harus sangat bijaksana dan dipantau ketat oleh Bunda.

Bunda bisa memberikan pelengkap nutrisi, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

Artikel ini ditulis oleh dra. Ratih Ibrahim, MM., Psi

 

Image Article
Cinta Bunda, Cinta Sejati
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Camilan Tepat, Kalsium Padat

Published date

Sehat, kaya nutrisi, dan aman dikonsumsi tentu menjadi kriteria utama saat memilih camilan untuk Si Buah Hati. Tapi sayangnya, anak cenderung memilih makanan ringan yang sekadar enak saja tanpa memperdulikan gizinya. Untuk itu, orang tua perlu lebih cermat dan kreatif dalam memberikan kudapan selingan yang tidak sekadar lezat, tapi juga memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Salah satu zat gizi yang bisa Bunda ‘kejar’ lewat camilan adalah kalsium.

“Sesuai dengan anjuran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, anak usia 3 tahun ke atas membutuhkan setidaknya 1.000 miligram kalsium per hari. Maka konsumsi susu dan produk turunan susu tentu tepat untuk memenuhi kebutuhan kalsium anak,” ujar ahli nutrisi DR. Dr. Saptawati Bardosono, M.Sc.

Menurut sekretaris Perhimpunan Nutrisi Indonesia itu, kalsium tidak hanya penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi anak, tapi juga penting untuk membantu pembekuan darah dan kontraksi otot Si Buah Hati. Jadi, optimalkan waktu ngemil atau snacking time ini dengan menu-menu kaya kalsium, ya Bunda.

Tapi sebaiknya Bunda menyajikan kudapan dengan menu bergizi dan disukai anak. Contohnya puding susu atau sandwich keju mini dengan tampilan yang menggiurkan. “Selain susu, sayuran hijau dan ikan teri juga kaya akan kalsium,” tambah Dokter Tati, sapaan akrab Saptawati. Untuk menu sayuran, Bunda dapat mengkreasikan kroket kentang isi keju dan bayam.

Jika anak menyukai hidangan yang segar, yoghurt tawar dengan potongan buah segar bisa menjadi pilihan seru. Untuk camilan sore yang menyegarkan, Si Buah Hati pasti menyukai segelas smoothies pisang mangga. Cara buatnya juga mudah. Bunda cukup mencampurkan susu, yoghurt, pisang, mangga, es batu, dan sedikit palm sugar ke dalam blender. Jangan lupa sajikan di gelas yang menarik, ya Bunda.

Nah, sekarang Bunda sudah paham pentingnya camilan kaya kalsium untuk anak. Lalu, apakah Bunda sudah tahu kapan waktu yang tepat untuk menikmati camilan? Berdasarkan artikel berjudul Pentingnya Mengatur Jadwal Makan Anak yang dimuat di situs Ikatan Dokter Anak Indonesia, Si Buah Hati perlu makan 3 kali sehari, 1-2 kali makanan selingan atau camilan, dan susu 2-3 kali.

“Camilan itu bisa diberikan di antara 2 waktu makan besar. Jadi misalnya sarapan jam 8.00 pagi, makan siang jam 12.00, maka jam 10.00 anak boleh diberi camilan,” saran Dokter Tati. Sementara waktu ngemil sore, bisa dilakukan jam 15.00 atau 16.00, atau setidaknya 1 jam sebelum waktu makan malam.

Satu hal yang perlu Bunda ingat, memberikan camilan adalah kesempatan untuk memenuhi nutrisi harian anak. Sehingga dapat mendukung tumbuh kembangnya. Jadi sebaiknya hindari pemberian makanan yang tidak sehat, seperti permen, keripik asin, atau gorengan.

Image Article
Camilan Tepat, Kalsium Padat
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Tumbuhkan Imajinasi Si Kecil dengan Membaca

Published date

"Siapa pun yang membaca banyak buku, punya mata di berbagai tempat yang unik," ujar penulis buku asal asal Norwegia, Jostein Gaarder. Bahkan masyarakat umum menganggap buku ibarat jendela dunia.

Pada usia 3 tahun atau usia keemasan (golden age), salah satu kemampuan kognitif Si Buah Hati adalah bahasa dan berimajinasi. Nah, agar imajinasi ke Kecil terus berkembang, Bunda perlu mengajaknya membaca bermacam buku bergambar. 

Sebab gambar yang lucu sertai menarik, akan semakin memberikan daya pikat kepada Si Buah Hati. Pada dasarnya, Si Buah Hati menyukai gambar-gambar yang menarik dan terlihat atraktif.

Selain memilih buku cerita bergambar, Bunda bisa melakukan beberapa cara agar Si Buah Hati tertarik membaca dan mengembangan imajinasinya. Seperti beberapa tips berikut:

  1. Bunda membaca cerita dengan suara atau intonasi yang berbeda. Seperti suara binatang, benda jatuh, dan sebagainya.
  2. Agar lebih menarik, Bunda bisa mengikutsertakan beberapa boneka kesayangan Si Buah Hati untuk berperan sesuai cerita dalam buku.
  3. Supaya Si Buah Hati nyaman membaca dan mendengarkan cerita dalam buku, Bunda bisa membuat pojok baca. Sehingga Si Buah Hati merasa memiliki tempat spesial.
  4. Untuk menambah rasa antusias, Bunda bisa mengajak Si Buah Hati memilih buku bacaannya sendiri. Dengan begitu, ia akan lebih semangat membaca.

Bunda dapat pula mengetahui perkembangan imajinasi Si Buah Hati dari caranya menceritakan kembali kisah yang telah didengar. Dengan versinya, Si Buah Hati akan menciptakan tokoh cerita atau jalan ceritanya sendiri.

Meski berbeda dari jalan cerita yang asli, biarkan saja Si Buah Hati mengeksplorasi imajinasinya. Karena Bunda tak akan pernah menduga apa yang akan ia ungkapkan. Dengan membiarkannya berimajinasi, Bunda pun menumbuhkan rasa percaya dan kecerdasan Si Buah Hati.

Dukung perkembangan imajinasi dan kreativitas Si Buah Hati, dengan memberikan  Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Bunda, Tumbuhkan Imajinasi Si Kecil dengan Membaca
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Tambah Kosakata si Kecil Sambil Bereksplorasi

Published date

Di usia setahun hingga dua tahun memang sulit menentukan apakah si Kecil mengalami keterlambatan bicara atau tidak. Terkadang Bunda mungkin khawatir melihat anak lain sudah memiliki kosakata lebih banyak daripada si Kecil. Keterlambatan bicara bisa segera diatasi kalau Bunda menstimulasi si Kecil dengan tepat sesuai perkembangan otaknya.

Tanda-tanda keterlambatan kemampuan bicara biasanya bisa terlihat ketika si Kecil tidak mampu membuat frase bermakna setelah 24 bulan, orangtua tidak mengerti perkataannya di usia 30 bulan, atau sering mengulang ucapan orang lain setelah usia 30 bulan. Kurangnya perhatian atau tidak tertarik dengan orang lain di usia 20 bulan juga salah satu tanda anak terlambat bicara.

Kemampuan bahasa si Kecil perlu diperhatikan karena bahasa merupakan alat berpikir, berkomunikasi, dan berekspresi. Karena itu, Bunda harus membuat proses penambahan kosakata si Kecil menjadi sesuatu yang menyenangkan dan bukan sekedar belajar.

Seperti mengajari si Kecil berbicara sambil mendongeng atau membacakan buku. Tunjuk benda-benda atau binatang sambil menanyakan apa namanya. Atau pakai boneka kesukaan sebagai media pencerita supaya si Kecil mau mau mendengarkan dan menjawab pertanyaan Bunda.

Bunda bisa pula mengajari si Kecil sambil bereksplorasi dengan lingkungan. Ajak si Kecil bermain di taman sambil menanyakan apa warna daun, tanah, atau batu. Membantu Bunda dengan kegiatan rumah tangga pun bisa menjadi cara menambah kosakata si Kecil dengan sederhana. “Ambilkan Bunda sapu, Nak,” adalah salah satu contoh kalimat supaya si Kecil tahu apa itu sapu.

Baca juga: Kemampuan Bahasa Si Kecil yang Buat Bunda Bangga

Si Kecil juga perlu bersosialiasi untuk menambah kosakatanya. Cobalah membawanya ke taman bermain supaya bisa berinteraksi dengan teman-teman sebayanya. Walaupun belum bisa merespon omongan temannya, tapi si Kecil bisa menyerap kosakata, ekspresi bicara, dan nada suara yang diterima.

Lagu atau nyanyian kesukaan si Kecil juga bisa menambah kosakatanya. Bunda bisa menyanyi bersama atau memasangkan lagu tersebut berulang-ulang ketika sedang bermain. Stimulasi untuk mendorong si Kecil berbicara juga bisa dengan permainan, seperti memperlihatkan kartu bergambar dengan nama-nama benda. Ajak si Kecil menyebut benda yang ada dalam kartu tersebut.

Apapun yang Bunda lakukan untuk menambah kosakatanya, lakukanlah dengan senang supaya si Kecil pun belajar dengan bahagia.

DANCOW Lindungi Si Kecil dan Dukung Cinta Bunda agar Ia Berani Bereksplorasi #DANCOWLindungi

Baca juga: Bicara, Ekspresi Cinta Bunda untuk Si Kecil

Image Article
Bunda, Tambah Kosakata si Kecil Sambil Bereksplorasi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Kenali 3 Milestone Si Buah Hati di Usia Sekolah

Published date

Kebanyakan Bunda paham mengenai perkembangan fisik, motorik, maupun sensorik Si Buah Hati hingga berusia dua tahun. Mulai dari usaha Si Buah Hati duduk tanpa sandaran di usia 3-6 bulan, merangkak pada umur 7-12 bulan, hingga berlari serta belajar kontrol buang air kala 2 tahun.

Namun bagaimana dengan milestone anak yang sudah mencapai usia 5 tahun? Apa saja titik perkembangan Si Buah Hati di usia tersebut? Menurut buku Superbook for Supermom yang ditulis oleh Tim Grup Sharing ASI-MPASI, titik perkembangan Si Buah Hati kala berumur 5 tahun bisa dilihat dari tiga kategori:

1. Mental

Pada sisi ini, Si Buah Hati akan mampu menceritakan peristiwa yang telah terjadi; menanyakan pertanyaan yang rumit, tidak sekadar “kapan”, “apa”, dan “di mana”. Juga mampu menggunakan kalimat panjang dengan menggabungkan berbagai ide dan tata bahasa yang kompleks.

2. Fisik/Motorik/Sensorik

Si Buah Hati yang telah mencapai umur 5 tahun akan lihai naik-turun tangga dengan menampakkan satu kaki di setiap anak tangga. Ia pun sudah mampu menuliskan namanya sendiri, serta menyukai makanan tertentu, terutama menu yang sudah sering dirasakan.

3. Sosial/Emosional

Secara emosi, Si Buah Hati dapat menyembunyikan emosi dalam situasi sosial. Terkadang, ia mendominasi teman main atau didominasi oleh teman mainnya. Si Buah Hati juga akan bermain dengan anak lain yang memiliki kesamaan dan ketertarikan.

Sementara Lely Noormindhawati menuliskan dalam bukunya, 8 Tahun yang Menakjubkan, bila terdapat sejumlah karakteristik Si Buah Hati yang menonjol di usia sekolah. 

Mulai dari memiliki konsep diri, cenderung egosentris, lebih aktif dan energik, serta berimajinasi yang tinggi. Ia juga mempunyai berjiwa bereksplorasi, rasa ingin tahu yang tinggi, juga lebih ramah ketimbang sebelum mencapai usia ini.

Umumnya, Si Buah Hati juga berusaha menjadi mandiri. Sehingga ia merasa sudah bisa mengerjakan segala sesuatu tanpa keterlibatan orang lain. Meski demikian, Si Buah Hati tetap membutuhkan kasih sayang dan dukungan Bunda.

Dukung perkembangan anak usia sekolah dengan memberikan DANCOW 5+ Nutritods. Ini merupakan susu pertumbuhan yang mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Bunda, Kenali Milestone si Kecil di Usia 5 Tahun
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

5 Alasan Mengapa Imunisasi Penting Bagi Kesehatan Si Buah Hati

Published date

Sebagai orang tua, Bunda tentu ingin melakukan yang terbaik untuk Si Buah Hati. Termasuk melindungi dan menjaga agar tetap aman dan sehat. Memberikan imunisasi secara lengkap merupakan salah satu langkah penting untuk mewujudkannya.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan bahwa semua negara di dunia sampai saat ini melakukan imunisasi rutin pada bayi dan anaknya. Hal ini tidak terlepas karena adanya bukti yang tidak terbantahkan bahwa imunisasi bisa menekan risiko terjadinya wabah penyakit, sakit berat, cacat, dan kematian.

Manfaat imunisasi sudah dibuktikan oleh beragam kajian ilmu berbagai profesi dan sudah dipublikasikan baik nasional ataupun internasional.

Pemberian imunisasi idealnya diberikan sesuai jadwal untuk memastikan bahwa Si Buah Hati mendapat perlindungan secara maksimal. Namun jika memang terlewat maka Bunda perlu segera melakukan konsultasi dengan dokter anak sehingga imunisasi bisa dilengkapi.

Di Indonesia, penyelenggaraan imunisasi telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 tahun 2013. Majelis Ulama Indonesia pada tanggal 31 Juli 2017 juga telah mengeluarkan rekomendasi No. U-13/MUI/KF/VII/2017 yang isinya memberikan dukungan pelaksanaan program imunisasi termasuk imunisasi Measles dan Rubella (MR).

Setidaknya ada 5 alasan mengapa imunisasi penting dilakukan sebagai investasi kesehatan bagi Si Buah Hati:

1. Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Bayi dan anak yang mendapat imunisasi dasar lengkap akan terlindung dari beberapa penyakit berbahaya. Imunisasi akan meningkatkan kekebalan tubuh bayi dan anak sehingga mampu melawan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut.

2. Mencegah Penularan Penyakit

Dengan melakukan imunisasi, tidak hanya akan melindungi dan mencegah Si Buah Hati dari berbagai macam penyakit. Anak yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap maka tidak akan menularkan penyakit ke lingkungan sekitarnya.

Artinya, imunisasi tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri namun juga bermanfaat untuk mencegah penyebaran penyakit pada orang lain.

3. Mengurangi Munculnya Risiko Penyakit

Anak yang sudah diberikan imunisasi bukan berarti menjadi kebal atas penyakit. Artinya, Si Buah Hati masih berisiko terkena atau terinfeksi kuman penyakit. Namun kemungkinannya kecil hanya (5-15 %). 

4. Sebagai Investasi Kesehatan

Dengan imunisasi kondisi penyakit tersebut akan jauh lebih ringan dan tidak berbahaya dibandingkan dengan anak-anak yang tidak atau belum diimunisasi. Pada dasarnya perlindungan imunisasi memang sekitar 80 - 95 %.

Tidak bisa dipungkiri bahwa saat Si Buah Hati jatuh sakit otomatis akan membutuhkan dana atau biaya yang tidak sedikit untuk penyembuhan. Dengan memberikan imunisasi yang lengkap untuk Si Buah Hati sebenarnya merupakan investasi kesehatan masa depan.

Pencegahan penyakit melalui imunisasi merupakan cara perlindungan terhadap infeksi yang paling efektif dan jauh lebih murah dibanding mengobati seseorang apabila telah jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit.

5. Aman untuk Kesehatan Anak

Tidak sedikit orang tua yang masih khawatir dengan efek samping yang ditimbulkan lewat pemberian imunisasi. Namun, perlu digaris bawahi bahwa imunisasi atau vaksin terbukti aman, bahkan efektif digunakan oleh lebih dari 100 negara. 

Badan Internasional WHO sudah mengawasi dan menyatakan bahwa kualitas vaksin yang digunakan di Indonesia aman serta efektif digunakan di seluruh dunia. Bahkan, vaksin yang digunakan di Indonesia, produksi PT Bio Farma, juga digunakan oleh UNICEF untuk lebih dari 100 negara di dunia, antara lain diekspor ke negara Malaysia, Pakistan, Bangladesh, Mesir, Iran, Jordania, Lebanon, Afganistan, Turki, Libya, Kuwait, Syria, Nigeria, India, Filipina, Vietnam, Kambodja, Korea, China dll.

Jadi, sudahkah Si Buah Hati mendapatkan imunisasi lengkap? Nah, untuk mendukung kesehatan Si Buah Hati, Bunda juga bisa memberikan Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Ketahui pentingnya imunisasi bagi kesehatan Si Kecil.
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
On
Quiz Answer 1 A
Ya, saya merasa imunisasi penting demi kekebalan tubuh Si Kecil.
Quiz Answer 1 B
Tidak, saya merasa asupan yang saya berikan sudah cukup
Quiz Answer 1 C
Biasa saja
Quiz Answer 1 D
Semua benar
Quiz Answer 2 A
Menjaga sistem kekebalan tubuh.
Quiz Answer 2 B
Mencegah penyakit-penyakit berbahaya.
Quiz Answer 2 C
Mencegah risiko infeksi berbahaya
Quiz Answer 2 D
Semua benar
Quiz Answer 3 A
Tidak sama sekali
Quiz Answer 3 B
Tidak, karena bayi sudah kebal atas penyakit
Quiz Answer 3 C
Ya, namun kemungkinannya kecil
Quiz Answer 3 D
Ya, tentu saja
Quiz 1
Apakah Bunda merasa imunisasi merupakan hal penting bagi Si Kecil?
Quiz 3
Apakah bayi yang telah melakukan imunisasi masih berisiko terinfeksi atau terserang penyakit?
Quiz 2
Dengan memberikan imunisasi bagi Si Kecil maka manfaat yang dapat dirasakan adalah?
Kunci Quiz 1
A
Kunci Quiz 2
D
Kunci Quiz 3
C

Bicara, Ekspresi Cinta Bunda untuk Si Buah Hati

Published date

Mengobrol dengan Si Buah Hati, inilah yang dilakukan Dina Diandra, saat pertama kali mengajar anaknya berbicara. Putrinya, Saschita, 2 tahun, selalu diajak bicara sejak berumur enam bulan. 

Ketika Dina menggerakkan bibirnya, Saschita selalu mengikuti dengan mimik yang lucu. Semakin Dina menekankan beberapa bunyi vokal, Saschi selalu tertawa senang. Sejak saat itu Dina selalu lebih sering mengajak Saschi berbicara.

"Hingga Saschi berusia satu tahun, saya selalu mengajak berbicara Saschi dengan kalimat lengkap dan lebih dari satu kata," kata Dina. 

Sebab di umur satu tahun, Dina percaya Saschi sudah bisa mengerti arti sebuah kalimat dan mulai bisa mengekspresikan dirinya secara lebih fokus. Melihat perkembangan bicara Saschi, Dina semakin sering mengajaknya ngobrol

Menurut Nadia Indivara, penulis buku 200 Tips Ibu Smart Anak Sehat, Bunda harus sering mengajak Si Buah Hati berbicara sejak usia sangat dini.

"Meski dia belum bisa bicara, obrolan dari Bunda bisa membangun kepercayaan dirinya," tulis Nadia dalam bukunya. "Terutama jika Bunda berbicara tentang hal-hal yang positif."

Saat memasuki usia 1 tahun, Si Buah Hati mulai bisa mengindentifikasi secara tepat maksud dari sebuah kata. Misalnya, Bunda dapat menerapkan cara mengajari anak bicara sambil menyebutkan bagian-bagian tubuh.

Tantangan dalam bermain dan bereksplorasi sebaiknya juga mulai diberikan untuk perkembangan rasa ingin tahu. Seperti menyembunyikan mainan yang sedang dimainkan dan meminta Si Buah Hati mencarinya.

Ketika mencapai usia antara 12-18 bulan, Si Buah Hati akan mulai mengeja kata dengan bunyi yang lebih jelas. Pun menggunakan kata–kata berima untuk mengidentifikasi sebuah objek. 

Pada umumnya, di tahap ini, Si Buah Hati mulai memiliki koleksi kata baku sebanyak 2 atau 3 buah dan mengerti sekitar 25 kata lain. Bahkan, mereka mulai bereaksi secara tepat atas pertanyaan yang Bunda lontarkan.

Untuk mendorong kemampuan bicara Si Buah Hati, sebaiknya Bunda berkomunikasi menggunakan kata baku. Sehingga Si Buah Hati dapat mengikuti dengan baik di tahap selanjutnya. 

Bunda pun harus mulai memberikan waktu yang lebih intensif, karena Si Buah Hati mulai mengeksplorasi benda dan menamakannya sesuai dengan pikiran mereka. Kemampuan bicara pada Si Buah Hati biasanya akan mencapai puncak kala berumur 2 tahun. 

Setelah masa ini, Si Buah Hati akan memiliki banyak koleksi kata dan mampu menerjemahkan kata ke dalam ekspresi diri.

Sementara di usia 2-3 tahun, Si Buah Hati mulai mengidentifikasi kalimat secara sempurna, dengan bahasa tubuh yang lengkap. 

Di tahap ini, Bunda harus lebih sering mengajak Si Buah Hati berbicara untuk membentuk kepribadiannya. Juga mesti lebih dekat dengannya dan mulai mensosialisasikan Si Buah Hati tentang lingkungan untuk membuka wawasan berkomunikasi.

Dukung kemampuan komunikasi Si Buah Hati dengan memberikan pelengkap nutrisi Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Bicara, Ekspresi Cinta Bunda untuk Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Menari, Cara Asyik Tingkatkan Kecerdasan Kinestetik Si Kecil

Published date

Ketika berumur 1 tahun, Kuina baru belajar berdiri. Kakinya belum mantap menopang tubuh. Dia masih sering berpegangan pada kursi atau meja dan merambat menelusurinya. Kuina belum berani melangkah sendiri menjauhi sandaran.

Tapi begitu mendengar alunan musik, hasratnya untuk bergerak mengikuti irama seperti tak terbendung lagi. Kuina berjoget sambil bersandar di tembok. Kakinya menekuk-nekuk, sehingga badannya bergerak naik turun. Sementara pergelangan tangannya diputar-putar seperti mengikuti tarian tradisional. Ketika terjatuh, dia tak lantas kapok. Malah duduk sambil menggoyangkan badannya ke kiri, kanan, depan, dan belakang.

Pada tahapan usia 1-3 tahun, si Kecil mulai mematangkan kemampuan psikis dan fisik yang siap merespon rangsangan dari lingkungan. Lagu bisa menjadi media untuk mendukung stimulasi agar si Kecil mau bergerak mengikuti irama. Bunda bisa mengajak si Kecil menari dengan menonton video musik anak di televisi, CD, atau DVD.

Baca juga: Rangsang Kemampuan Mendengar Si Kecil Lewat Kotak Musik

Saat si Kecil sudah mantap berdiri dan berjalan, Bunda bisa mengajaknya melakukan berbagai variasi gerakan yang lebih rumit. Pada satu kegiatan menari, si Kecil bisa melakukan melompat, berputar, menggerakkan lengan ke atas, ke samping, mengayunkan kaki, bertolak pinggang, dan berjalan maju mundur.

Kemudian si Kecil bisa mengekspresikan gerakan berdasarkan musik yang dimainkan. Ayunan tangan yang halus saat si Kecil mendengarkan lagu nan lembut, atau gerakan tegas ketika mendengarkan musik bertempo cepat. Dengan begitu, kecerdasan kinestetik si Kecil sudah mengalami peningkatan. Sebab dia bisa mengekspresikan ide, pemikiran, dan perasaan menggunakan gerak tubuhnya.

Mahasiswa pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Nana Widhianawati menjelaskan bagaimana pengaruh pembelajaran gerak dan lagu dalam meningkatkan kecerdasan musikal dan kinestetik pada anak usia dini. Dalam jurnalnya, Nana menyarankan Bunda memberikan perangsangan pada si Kecil melalui gerak dan lagu. Selain akan menyenangkan si Kecil, gerak dan lagu dapat menyentuh perkembangan bahasa, kepekaan akan irama musik, perkembangan motorik, rasa percaya diri, serta keberanian mengambil risiko.

DANCOW Lindungi Si Kecil dan Dukung Cinta Bunda agar Ia Berani Bereksplorasi #DANCOWLindungi

Baca juga: Pok Ame Ame, Sudahkah Mengajak Si Kecil Bernyanyi

Image Article
Menari, Cara Asyik Tingkatkan Kecerdasan Kinestetik Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Mengajarkan Anak Menulis Rapi dan Mudah Dibaca

Published date

Memasuki usia prasekolah, Si Buah Hati bisa mulai mengasah kemampuan motorik halusnya. Kemampuan ini akan dibutuhkan ketika ia mulai belajar menulis (pre-writing skills). Keterampilan ini adalah keterampilan dasar yang perlu dikembangkan sebagai cara mengajarkan anak menulis.

Cara mengajarkan anak menulis, permulaan ini berkontribusi pada kemampuan anak dalam memegang dan menggunakan pensil, serta kemampuan menggambar, menulis, menyalin, dan mewarnai. Kemampuan menulis yang baik penting dimiliki anak karena menawarkan berbagai manfaat untuk mereka. Misalnya, anak yang dapat menulis dengan lancar dan jelas akan lebih mudah menuangkan pikiran dan ide mereka.

Ketika menulis menjadi kegiatan yang otomatis, maka aliran ide pun menjadi lebih lancar. Kemampuan menulis tangan yang baik juga menjadi bekal penting untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah.1 Lalu bagaimana cara mengajarkan anak menulis rapi dan mudah dibaca? Mari kita bahas melalui artikel ini:

Tips Cara Mengajarkan Anak Menulis

Jika Bunda ingin Si Buah Hati bisa menulis dengan rapi dan mudah dibaca, sebenarnya ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Panduan dan cara mengajarkan anak menulis berikut ini bisa membantu Bunda untuk menstimulasi kemampuan menulis anak: 

1. Siapkan Alat yang Tepat

Sediakan material atau perlengkapan menulis yang bervariasi. Alat tulis aneka warna dan kertas bergambar yang disukai Si Buah Hati akan memotivasinya untuk berlatih. Setelah memilih alat tulis yang tepat, pastikan Si Buah Hati memegang alat tulis dengan tepat. Untuk membantu anak memegang alat tulis dengan benar, Bunda bisa meminta Si Buah Hati memegang pensil atau pena di dekat ujung yang digunakan untuk menulis, dengan ibu jari dan telunjuk menjepit. Kemudian, ajak anak membalikkan pensil atau pena tersebut sehingga bertumpu di pinggir telapak tangannya.

Namun, jika Si Buah Hati masih kesulitan memegang alat tulis dengan nyaman, ada banyak alat bantu genggaman yang tersedia di toko perlengkapan sekolah, toko alat pendidikan, atau secara online.2 Kemudian, Bunda bisa mengajaknya belajar menarik garis, menggambar lingkaran,dan menghubungkan titik-titik. Mewarnai juga menunjang perkembangan keterampilan ini.

2. Sediakan Suasana yang Mendukung

Membuat sebuah tempat di rumah yang khusus untuk Si Buah Hati belajar menulis bisa jadi cara mengatasi anak yang tidak mau menulis. Bunda bisa menyiapkan tempat yang nyaman serta aman dari gangguan agar Si Buah Hati bisa belajar dengan fokus. Tempat yang penuh dengan distraksi bisa membuat Si Buah Hati malas menulis.3

Bunda juga bisa menciptakan suasana suasana bermain dan menyenangkan sebagai cara mengatasi anak malas menulis. Bermain berkontribusi terhadap perkembangan kognitif, sosial, emosional dan fisik serta dapat mendorong kepercayaan diri anak.4

3. Pastikan Ada Tujuan

Ajak Si Buah Hati untuk menulis dengan berbagai tujuan, misalnya menuliskan daftar belanja, menuliskan kebutuhannya sehari-hari, atau menuliskan pesan harian untuk semua anggota keluarga.

4. Jadikan Hadiah

Menjadikan tulisan sebagai hadiah. Ajak Si Buah Hati untuk menuliskan sebuah cerita yang akan dijadikan sebagai hadiah ulang tahun atau perayaan lainnya.

Baca Juga: 5 Perkembangan Anak 1 Tahun yang Bikin #BundaBangga

5. Membuat Jurnal

Membuat jurnal untuk Si Buah Hati. Bunda bisa memberikan hadiah ulang tahun untuk Si Buah Hati berupa catatan jurnal hariannya untuk dibaca bersama. Cara mengajari anak menulis ini akan membuatnya ingin melakukan hal yang sama.

6. Lebih Kreatif

Mengasah kemampuan menulis Si Buah Hati juga bisa dilakukan dengan berbagai cara, tak hanya mengandalkan alat tulis. Misalnya, Bunda bisa mengajaknya bermain di halaman, kemudian ambil sebuah ranting pohon. 

Ajak Si Buah Hati menuliskan namanya atau nama saudaranya di atas tanah dengan menggunakan ranting tersebut. 

7. Kenali Kesukaan Si Buah Hati

Kenali apa yang menarik bagi Si Buah Hati, lalu jadikan sebagai materi menulis. Misalnya, Si Buah Hati suka dengan alat-alat transportasi, maka Bunda bisa mengajaknya untuk menggambarkan sebuah mobil dan menuliskan nama benda itu di bawahnya.

8. Biarkan Anak Bereksplorasi

Bunda perlu memberi kebebasan dan membiarkan anak berkesplorasi saat mereka belajar menulis. Jangan terlalu memaksa anak untuk segera mahir menulis, padahal usianya baru sekitar 1-3 tahun. Ciptakan suasana bermain agar Si Buah Hati merasa nyaman untuk belajar menulis. Sebagai contoh, Bunda bisa membantu Si Buah Hati mengeksplorasi beragam warna dalam proses belajar menulisnya. Gunakan media krayon, spidol, kapur berdiameter besar, lalu ganti dengan kapas bulat, spons, atau alat untuk membersihkan telinga (cotton bud) yang dicelupkan ke dalam cat.

9. Latihan Keterampilan Motorik Halus

Anak usia 2-4 tahun dapat mulai mempelajari keterampilan motorik halus dasar yang diperlukan untuk belajar menulis. Contoh latihan ini misalnya,  belajar menarik garis, menggambar lingkaran, dan menghubungkan titik-titik. Mewarnai juga menunjang perkembangan keterampilan ini. Bunda sebaiknya menyiapkan alat tulis dengan pegangan gemuk agar lebih mudah dipegang oleh anak. 

10. Berikan Pujian

Jangan lupa berikan pujian dan penghargaan atas hasil karya anak. Tunjukkan ketertarikan Bunda pada tulisan dan cerita mereka. Ajukan pertanyaan tentang tulisannya, rayakan dengan antusias saat mereka membawa pulang tugas menulis yang bagus dari sekolah, dan terus dorong mereka untuk terus semangat menulis. Dengan apresiasi yang tulus, anak akan merasa senang dan termotivasi untuk terus berkarya melalui tulisan.5

Hal penting yang juga harus diingat adalah tidak memaksa Si Buah Hati untuk belajar menulis. Bunda hanya perlu menerapkan cara mengajarkan anak menulis secara perlahan. Terlalu memaksa anak belajar bisa menguras potensi Si Buah Hati sekaligus berdampak negatif pada kondisi fisik dan mentalnya.6 Ciptakan suasana menyenangkan, maka dengan sendirinya akan membuat Si Buah Hati melakukannya dengan gembira.

Itu tadi cara mengajarkan anak menulis dan tips stimulasi yang ampuh dan menyenangkan. Untuk mendukung perkembangan kemampuannya, Bunda juga bisa menyediakan pelengkap nutrisi seperti SUSU DANCOW 3+ Imunutri untuk si Buah Hati yang sudah berusia 3 tahun. Nutrisi yang seimbang juga penting berdampak signifikan pada perkembangan otak meningkatkan pembelajaran dan daya ingat pada anak.7 DANCOW 3+ Imunutri mengandung nutrisi seperti DHA, Zat Besi, Omega 3 dan Omega 6 untuk bantu proses belajar Si Buah Hati.

 

 

Sumber:

  1. Handwriting skills for children - Raising Children. Retrieved May 27 2024, from https://raisingchildren.net.au/toddlers/play-learning/learning-ideas/handwriting
  2. How to Help Your Child Improve Their Handwriting - Verywell Family. Retrieved May 27 2024, from https://www.verywellfamily.com/how-to-improve-kids-handwriting-4108552
  3. 10 Reasons Your Child Can’t Focus In School - Oxford Learning. Retrieved May 27 2024, from https://www.oxfordlearning.com/why-cant-my-child-focus/
  4. Create a learning environment for children at home - The Spoke. Retrieved May 27 2024, from https://thespoke.earlychildhoodaustralia.org.au/create-learning-environment/
  5. How To Improve Writing Skills For Kids: 14 Easy Tips - Oxford Learning. Retrieved May 27 2024, from https://www.oxfordlearning.com/improve-kids-writing-skills/
  6. Shuang-yi, CUI. (2018). Forced Learning: Manifestations, Hazards, and Coping Strategies. US-China Education Review B. 8. 10.17265/2161-6248/2018.09.004.
  7. The Importance of Nutrition for Children - Catholic Charities Terre Haute. Retrieved May 27 2024, from https://ccthin.org/news/the-importance-of-nutrition-for-children
Image Article
8 Langkah Sukses Cara Mengajari Anak Belajar Menulis
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Pentingnya Mengelola Keuangan Si Buah Hati Pasca Lebaran

Published date

Hari Raya Idul Fitri merupakan momen yang paling ditunggu-tunggu oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mengapa tidak, di masa inilah orang berbondong-bondong pulang kampung untuk bersilahturahmi dengan keluarga besar, mungkin saja termasuk keluarga Bunda.

Bagi mereka yang tidak mudik, Lebaran pun menjadi momen liburan yang tak kalah mengesankan. Namun, tak sedikit orang yang terlalu bersemangat menyambut hari besar ini hingga lupa untuk memperhitungkan pemasukan dan pengeluaran. 

Hasilnya, kondisi keuangan pasca Lebaran pun menjadi tiris, membuat Ayah dan Bunda jadi kelimpungan. Untuk menghindari hal itu, perencana keuangan Prita Hapsari Ghozie SE, MCom, GCertFP, CFP menyarankan agar Bunda dan Ayah  mengelola dengan tepat  keuangan pasca Lebaran. Mengapa? 

Sebab tanpa pengelolaan keuangan yang tepat, bisa jadi muncul risiko Bunda dan keluarga mengalami kesulitan finansial untuk memenuhi kebutuhan hidup. "Itu terjadi lantaran Bunda menggunakan banyak dana untuk memenuhi kebutuhan Lebaran yang harganya meninggi dibanding bulan biasa," ujarnya.

Lalu, apa keuntungannya jika Bunda dan Ayah melakukan perencanaan keuangan untuk menghadapi situasi pasca Lebaran? Menurut Prita, pengaturan keuangan ini akan membuat Ayah dan Bunda tetap dapat memenuhi kebutuhan hidup secara ideal. 

Apalagi pengeluaran menjelang, saat, atau setelah Lebaran kemungkinan besar lebih tinggi ketimbang hari-hari sebelumnya.

"Nah, waktu yang tepat untuk mengelola keuangan pasca Idul Fitri adalah sebelum Bunda melakukan belanja Lebaran. Sehingga penghasilan yang diperoleh, baik dari gaji, bonus, dan THR bisa dialokasikan untuk kebutuhan Idul Fitri, pasca lebaran, dan kebutuhan Lebaran Idul Adha," menurut Prita.

Kalau tidak sempat mengelola keuangan jauh sebelum Lebaran, Bunda dan Ayah tetap bisa melakukan pengaturan setelah momen Lebaran dan liburan. Misalnya, Bunda melakukan pengelolaan dengan menghemat belanja sesuai kecukupan dana yang tersisa. 

Sementara jika Bunda merasa kekurangan dana untuk memenuhi kebutuhan seperti biasanya, maka perlu ada pengaturan ulang keuangan keluarga agar pengeluaran kembali terkontrol, lanjutnya.

"Dalam perencanaan keuangan pasca Lebaran, pos yang harus diprioritaskan adalah pos kebutuhan pokok seperti makanan bergizi selama 1 Bulan kebutuhan susu Si Buah Hati hingga dana pendidikan jika Si Buah Hati sudah memasuki usia sekolah . Sementara itu,  Bunda juga perlu mengurangi pengeluaran yang bersifat konsumtif untuk tiga bulan ke depan jika dirasa tidak perlu," ujar Prita Gohzie.

Selain Lebaran, Bunda dan Ayah tetap perlu mengatur keuangan keluarga secara berkala. Tujuannya agar Ayah dan Bunda bisa memastikan bila pendapatan bulanan keluarga bisa memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan, juga kebutuhan rekreasi dan tetap dapat menabung untuk dana pendidikan Si Buah Hati.

"Mengatur keuangan keluarga secara berkala juga memungkinkan Ayah dan Bunda untuk memiliki tabungan dana tak terduga," tambah Prita. "Ini penting, sehingga Bunda dan Ayah selalu mempunyai persiapan dana untuk segala hal yang di luar perkiraan," ujarnya.

Nah, bagaimana Bunda? Sudahkah Bunda mengatur keuangan keluarga setelah Lebaran berlalu? Bila ya, jangan lupa juga untuk mulai mengatur keuangan keluarga secara berkala.

Dukung perkembangan Si Buah Hati dengan memberikan Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Mengelola Keuangan Pasca Lebaran Penting Loh Bunda, Ini Sebabnya!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off