Pola Asuh Controlling dan Punishment Sebaiknya Tidak Diberlakukan Lagi

Published date

Bunda tentu punya pengalaman mengenai bagaimana orang tua zaman dahulu melakukan pengasuhan dengan metode controlling dan punishment. Kini, Bunda sebagai orang tua millenial mungkin tidak melakukannya lagi, karena Bunda punya cara sendiri untuk menerapkan kedisiplinan pada Si Buah Hati.

Ada beberapa dampak buruk yang bisa diterima Si Buah Hati dengan pola asuh yang menitikberatkan controlling dan punishment. “Anak tidak belajar melakukan sesuatu berdasarkan dorongan dirinya sendiri tapi lebih karena faktor eksternal seperti ancaman orang tua,” kata psikolog, Anastasia Satriyo, M.Psi.

Jika seperti itu, Si Buah Hati berarti tidak mampu mengelola dirinya secara emosi. Ia juga sulit menjadi anak yang mandiri baik dalam pikiran, perkataan, serta tindakannya. Hal ini disebabkan anak bergantung banyak pada panduan dari hal-hal di luar dirinya. Anak juga jadi sangat dipengaruhi oleh pandangan lingkungan sekitarnya.

Bagaimana dengan hukuman fisik? Menurut Anastasia, “Memberikan hukuman fisik pada anak berarti pada hakikatnya tidak menghargai tubuh sebagai bagian dari diri anak yang harus dihormati sebagai manusia,” tambahnya.

Ketika Si Buah Hati punya pengalaman tidak dihargai, kemungkinan anak juga tidak bisa menghargai orang lain. Meskipun demikian, pada kenyataannya memang ada beberapa orang yang justru ketika mengalami hukuman fisik bisa mengelola dirinya sehingga mampu meregulasi diri dengan baik. Namun, tidak semua anak akan memunculkan respons seperti itu karena hukuman fisik cenderung membuat anak terluka baik secara psikologis maupun emosi.

Luka tersebut mungkin tidak terlihat secara kasat mata, tetapi efeknya sangat dalam dan lama bahkan sampai usia dewasa. Pada situasi-situasi tertentu penuh tekanan di masa dewasa, biasanya dampak luka tersebut akan muncul ke permukaan. Misalnya, saat anak sudah bekerja, ia jadi takut berlebihan pada sosok otoriter di tempat kerjanya, karena teringat tekanan yang diterapkan orangtuanya.

Hukuman fisik yang tidak disengaja atau refleks juga menjadi gambaran bagi anak bahwa orang tuanya sebagai orang dewasa belum memiliki kemampuan dalam mengelola emosi. “Percayalah bahwa anak adalah cerminan orang tua. Semakin orang tuanya berkembang dan menjadi pribadi yang semakin baik, maka anak juga menjadi lebih menyenangkan perilakunya,” ujar Anastasia.

Sebetulnya, dengan pendekatan komunikasi yang tepat, anak bisa lebih mudah diatur dan diberi konsekuensi jika melanggar aturan yang disepakati. Para Bunda milenial biasanya sudah menyadari bahwa di usia emas satu hingga lima tahun, Si Buah Hati membutuhkan pola asuh positif. Lalu, bagaimana cara membangun disiplin pada diri anak tanpa harus menerapkan aturan yang keras?

Menurut Anastasia, disiplin pada anak sebenarnya akan terbangun dengan sendirinya melalui kebiasaan baik secara teratur dan konsisten “Disiplin dimulai dari kita melakukan kebiasaan yang baik bersama anak sehingga lama-lama disiplin menjadi bagian dari anak itu sendiri,” tambah Anastasia.

Caranya, ciptakan dan terapkan jadwal kegiatan Si Buah Hati di rumah secara konsisten. Dimulai dari jadwal makan dan minum susu, mandi, main di taman, tidur siang, tidur malam, dan lainnya. Selain itu, Bunda juga perlu menanamkan kebiasaan-kebiasaan baik lainnya, seperti memberi salam ketika masuk rumah, menggosok gigi sebelum tidur, mencuci tangan sebelum makan,  dan menggunakan kata-kata yang baik saat bicara. Untuk mengawali proses disiplin, contoh dan pembiasaan dari orang tua sangatlah penting, karena anak belajar berperilaku dengan melihat contoh di sekelilingnya, terutama Bunda dan Ayahnya. 

Bunda yuk baca juga artikel  tentang pola asuh lainnya di artikel “Pola Asuh Anak: Cara Berbicara yang Baik untuk Si Buah Hati yang Bicara Kasar"

 

Image Article
Pola Asuh Controlling dan Punishment Sebaiknya Tak Diberlakukan Lagi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bangun Pertumbuhan Fisik Si Buah Hati Lewat Asupan Nutrisi Seimbang

Published date

Saat melihat Si Buah Hati aktif bermain di luar ruangan dan kejar-kejaran bersama temannya, Bunda mungkin baru menyadari bila sang buah hati ternyata sudah tumbuh besar. Kasih sayang dan perhatian Bunda selama ini telah membuat pertumbuhan fisiknya tumbuh secara optimal. Sekilas, pertumbuhan fisik memang tampak akan berjalan dengan sendirinya seiring dengan tahapan usia Si Buah Hati. Namun, pada kenyataannya, hal itu tidak bisa terjadi secara instan.

Semenjak lahir hingga memasuki usia sekolah, proses tumbuh kembang Si Buah Hati akan terus berkembang secara pesat. Pada usia 1 tahun, berat badan idealnya akan mencapai 3 kali berat lahirnya. Diikuti dengan tinggi badan Si Buah Hati yang bisa mencapai 50% tinggi usia dewasanya, saat menginjak usia 2 tahun. Proses pertumbuhan fisik ini bakal berjalan secara optimal bila ditunjang dengan beragam asupan nutrisi yang tepat dan sempurna.

Kebutuhan nutrisi yang tepat dan seimbang ini menjadi salah satu hal yang patut diperhatikan oleh Ayah dan Bunda. Sebab, dari sinilah pertumbuhan fisik Si Buah Hati akan terus mengalami perkembangan di setiap tahapan usianya. Di antara nutrisi yang perlu diperoleh sang buah hati untuk menunjang pertumbuhan fisiknya antara lain protein dan kalsium.

Protein dibutuhkan oleh tubuh untuk pembentukan sel-sel baru, yang tidak lain penunjang pertumbuhan fisik Si Buah Hati. Sementara peran kalsium dapat membantu pembentukan gigi dan tulang. Keberadaan tulang yang kuat diperlukan untuk menopang fisik tubuh yang terus berkembang.

Kedua sumber nutrisi tersebut dapat Bunda peroleh dari bahan makanan seperti telur, ikan laut, kacang-kacangan, daging, ayam dan tentunya dilengkapi dengan susu pertumbuhan. Konsumsi susu secara rutin setiap hari dapat melengkapi kebutuhan nutrisi harian si buah hati. Untuk memperoleh manfaat susu pertumbuhan yang optimal, Bunda dapat memilih DANCOW 1+/3+/5+ Nutritods.

Rangkaian susu pertumbuhan DANCOW 1+/3+/5+ Nutritods dirancang dan diformulasikan untuk anak usia 1 hingga 5+ tahun. DANCOW 1+ Nutritods adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

DANCOW 3+ Nutritods adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Sementara itu, ada juga DANCOW 5+ Nutritods. Susu ini mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Asupan nutrisi yang terkandung di dalam Nestle DANCOW 1+/3+/5+ Nutritods benar-benar bisa memberikan perlindungan dari dalam saat Si Buah Hati bereksplorasi dan berpetualang di luar ruangan.

DANCOW Lindungi Si Buah Hati dan Dukung Cinta Bunda agar Ia Berani Bereksplorasi.

Image Article
Bangun Pertumbuhan Fisik si Kecil Lewat Asupan Nutrisi Seimbang
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Ajarkan Si Buah Hati Berbagi

Published date

We make a living by what we get. We make a life by what we give.” Winston S. Churchill

Tahukah Bunda? Berbagi apa yang kita miliki pada orang lain bisa membuat hidup kita lebih bahagia, lho! Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang menyatakan bahwa seseorang akan lebih bahagia ketika memberikan uang atau membelanjakan uangnya untuk orang lain daripada untuk kepentingannya sendiri (Dunn, Aknin & Norton, 2008). Perasaan bahagia yang timbul setelah kita berbagi tidak hanya bisa dirasakan oleh orang dewasa tapi juga oleh Si Buah Hati, Bunda!

Pada awalnya mungkin Si Buah Hati berbagi karena disuruh oleh Bunda & Ayah. Namun, lambat laun Si Buah Hati akan mulai mengembangkan empati dan berbagi atas kemauannya sendiri. Si Buah Hati akan mulai berbagi atas kemauannya sendiri ketika berusia 4 tahun (Santrock, 2013). Sebuah penelitian pada anak-anak usia prasekolah menemukan bahwa anak-anak akan merasa lebih bahagia ketika bisa berbagi (Aknin, Hamlin & Dunn, 2012).

Berbagi membuat kita merasa mampu melakukan sesuatu dan memiliki arti bagi orang lain. Hal ini membuat hidup kita menjadi lebih bermakna karena ada orang lain yang merasa bahagia atas apa yang kita berikan, setuju kan, Bunda? Namun, kebiasaan berbagi tidak dapat muncul begitu saja, Bunda perlu mengajarkan dan membiasakannya pada Si Buah Hati sejak dini. Ingin tahu caranya? Simak di bawah ini:

  • Contohkan perilaku berbagi, misalnya berbagi makanan dengan tetangga saat berbuka puasa. Libatkan Si Buah Hati sehingga ia merasakan nikmatnya berbagi.
  • Kembangkan empati Si Buah Hati sejak dini agar ia memahami kondisi orang lain dan akhirnya terdorong untuk berbagi. Misalnya ketika melihat anak jalanan, katakan “Kasihan ya dia tidak punya rumah yang enak untuk tinggal....pasti kalau malam, dia kedinginan.”
  • Berikan kesempatan bagi Si Buah Hati untuk berinteraksi dan berbagi dengan teman sebaya, misalnya berbagi mainan atau makanan.
  • Terapkanlah dalam kehidupan sehari-hari misalnya membiasakan Si Buah Hati untuk berbagi sapaan dan senyuman pada siapapun yang ditemui, misalnya pak satpam di sekolah sampai guru atau teman. Berbagi bukan hanya berkaitan dengan uang atau barang.
  • Curahkan cinta Bunda & Ayah pada Si Buah Hati karena anak yang memiliki banyak limpahan kasih sayang, akan memiliki banyak kasih pula untuk dibagikan pada orang di sekitarnya.
Image Article
Ajarkan Si Kecil Berbagi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Mainan untuk Tahap Perkembangan Otak Anak

Published date

Dalam mendukung setiap tahap perkembangan anak, Bunda harus memberikan stimulasi agar tumbuh kembang Si Buah Hati berjalan optimal. Ada banyak cara memberikan stimulasi kepada Si Buah Hati untuk mendukung perkembangan anak. Selain dengan nutrisi yang tepat, Bunda bisa merangsang perkembangan anak dengan memberikan beragam mainan pada anak.

Dunia anak adalah dunia bermain. Bagi Si Buah Hati bermain memiliki banyak manfaat positif, dengan bermain Si Buah Hati belajar banyak hal. Bermain dapat merangsang perkembangan anak, seperti kemampuan motorik halus dan kasar, emosional, hingga kemampuan sosial Si Buah Hati saat berinteraksi dengan teman sebayanya. Selain itu, bermain juga dapat memaksimalkan perkembangan anak yang paling penting, yakni perkembangan otak Si Buah Hati.

Bermain adalah kesenangan yang harus diperoleh Si Buah Hati sebagai tahap dari tumbuh kembangnya. Melakukan eksplorasi nan asyik pun bagian dari perkembangan Si Buah Hati yang merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya. Seperti perkembangan sistem otot dan syaraf, bicara, emosi, serta kemampuan bersosialisasi.

Dalam mendukung tahap perkembangan Si Buah Hati, Bunda perlu memilih jenis mainan yang tidak mengganggu tumbuh kembang Si Buah Hati. Psikolog anak dari Universitas Indonesia, Fabiola Priscilla mengatakan, pilihlah mainan yang sesuai dengan tahap perkembangan anak, bisa dilihat dari, usia kemampuan, serta kebutuhan Si Buah Hati. “Misalnya, memberikan mainan yang mampu merangsang sensomotorik Si Buah Hati pada usia di bawah tiga tahun, seperti mainan yang berbunyi ketika diputar, ditekan, atau memiliki tekstur yang bervariasi,” kata Fabiola melalui surat elektroniknya, 3 Juli 2015.

Selain aspek yang sesuai dengan usia serta kebutuhan dan tumbuh kembang, mainan yang baik haruslah aman digunakan oleh Si Buah Hati dan tidak boleh mengandung bahan kimia berbahaya. Tekstur mainan pun harus dibuat lembut dan tidak menyulitkan Si Buah Hati, terutama saat berada pada tahap oral, 1-5 tahun. Di tahap ini, Si Buah Hati akan menggigit atau memasukkan apapun ke dalam mulut untuk mengenali sebuah benda.

Fabiola juga menyarankan, Bunda sebaiknya menghindari ukuran mainan yang telalu mini untuk menjauhkan kemungkinan bahaya tertelan oleh Si Buah Hati. Juga bentuk mainan yang terlalu lancip atau mudah pecah. Bunda pun harus memperhatikan safety marks dari setiap kemasan mainan. “Biasanya mainan yang baik sudah melewati serangkaian standar pengujian safety, baik secara internal pabrik maupun dari lembaga independen seperti ASTM, ISO, INMETRO, TUV, dan sebagainya,” kata Fabiola.

Ketika Si Buah Hati sudah berusia lebih besar, mainan pun harus mampu mengajarkannya bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Seperti mainan bongkar pasang balok. Karena selain membantu perkembangan motorik, bongkar pasang balok juga mengajarkan Si Buah Hati berkomunikasi dengan teman, saudara, atau gurunya.

Bila Bunda salah memilih mainan, bisa jadi justru mengganggu perkembangan sensorik motorik Si Buah Hati. Dalam artikel Penggunaan Baby Walker yang dipublikasikan situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan contoh mainan yang sebaiknya dikurangi penggunaanya, yakni baby walker.

Baby walker tidak mengajarkan anak untuk belajar menyeimbangkan tubuh, malah menyebabkan Si Buah Hati tidak dapat melihat kaki dan jari kakinya,” ujar Dokter Irwanto, salah satu spesialis anak dalam artikel tersebut. "Bahkan dapat menyebabkan kecelakaan dan cedera pada anak yang baru berjalan."

Image Article
Mainan untuk Tahap Perkembangan Otak Anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Kesehatan Saluran Pencernaan Pengaruhi Tumbuh Kembang Si Buah Hati

Published date

Dalam proses tumbuh kembang Si Buah Hati, 1.000 hari pertama adalah hal yang sangat penting. Apalagi di usia 1+, saat Si Buah Hati dalam masa perkembangan, belajar berjalan, berbicara, dan berinteraksi dengan sekelilingnya. Masa-masa Si Buah Hati penuh keingintahuan, ingin mencoba dan mengeksplorasi segala macam hal.

Terkadang, saat ingin mencoba sesuatu atau melampiaskan rasa ingin tahu, Si Buah Hati melakukan apa saja tanpa memikirkan kesehatan atau kebersihannya. Misalkan kebersihan makanan, tangan, dan kaki. Bahkan Bunda pasti sering mengalami, bagaimana Si Buah Hati memasukkan apa saja ke dalam mulutnya atau mengambil sesuatu dengan tangan yang kotor. Bila saja Bunda lengah memperhatikan hal tersebut, bisa jadi Si Buah Hati pun dapat mengalami gangguan pencernaan.

Bila jatuh sakit karena pencernaan terganggu, biasanya Si Buah Hati enggan makan, menangis, atau uring-uringan karena menahan sakit perutnya. Terlebih bila Si Buah Hati mengalami muntah dan diare. Karena itu Bunda, sangatlah penting untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan Si Buah Hati. Karena sistem pencernaan berperan penting dalam mempertahankan kesehatan. Bila saja saluran cerna Si Buah Hati bermasalah, timbullah berbagai macam penyakit seperti diare, demam, batuk, pilek, dan alergi.

Menurut artikel Peran Mikroflora Saluran Cerna pada Kesehatan Anak di situs Ikatan Dokter Anak Indonesia, salah satu cara melindungi saluran cerna Si Buah Hati adalah mempertahankan keseimbangan mikroflora saluran cerna yang didominasi oleh bakteri menguntungkan. Misalnya dengan memberikan asupan susu pertumbuhan.

Seperti susu pertumbuhan DANCOW 1+ Nutritods, susu ini diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Dengan memberikan dua gelas susu DANCOW 1+ Nutritods, Si Buah Hati pun akan tumbuh dan berkembang secara optimal. Hingga Bunda bisa memberikan pelbagai macam stimulasi kepada Si Buah Hati, juga dapat tenang melihatnya bereksplorasi dan menjelajah tempat bermain.

Image Article
Kesehatan Saluran Pencernaan Pengaruhi Tumbuh Kembang Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Asah Kemampuan Berhitung Si Buah Hati Melalui Permainan Edukatif

Published date

Siapa bilang balita belum tahu uang? Tentunya tidak satu atau dua kali Bunda pernah membawa Si Buah Hati berbelanja bersama di swalayan. Kegiatan Bunda saat menghitung uang dan berbelanja secara perlahan membuat Si Buah Hati mengenal uang. Ini adalah waktu yang tepat bagi Bunda untuk mengasah kemampuan berhitung Si Buah Hati sejak usia dini, misalkan dari usia 5 tahun.

Anak pada usia 5 tahun sudah dapat mengenali angka 1-20. Kemampuan ini tentunya berbeda sesuai dengan kemampuan setiap anak. Pastinya kemampuan tersebut dapat lebih berkembang jika Si Buah Hati telah menguasai kosakata yang luas dan mengenal beberapa konsep seperti tambah-kurang, banyak-sedikit, besar-kecil, dan lainnya. Seperti yang dituliskan oleh Amanda Soebadi pakar tumbuh kembang anak dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI – RSCM.

Di usia ini, Si Buah Hati belum paham lambang bilangan secara abstrak. Kemampuan berhitung Si Buah Hati masih bersifat konkret sesuai dengan perkembangan berpikirnya. Artinya Si Buah Hati dapat berhitung melalui jumlah benda (sesuatu yang nyata) yang sering dilihat maupun digunakannya seperti peralatan makan, peralatan mandi, hingga makanan yang dikonsumsinya. Ia memahami angka 12 dari 12 biskuit.

Kemampuan konkret berhitung Si Buah Hati ini tentunya dapat terus dikembangkan oleh Bunda dengan kegiatan yang menyenangkan. Dengan kata lain anak dapat belajar berhitung atau matematika melalui permainan dan eksplorasi yang lebih menarik baginya sesuai dengan dunianya.

Salah satunya dengan mengajak Si Buah Hati untuk membuat daftar belanjaan. Bunda dapat menuliskan barang kebutuhan sehari-hari keluarga seperti beras, sayuran, telur, susu, sabun, sampo, dan lain-lainnya. Kemudian Bunda minta Si Buah Hati untuk menyebutkan barang yang diinginkannya seperti biskuit, buah-buahan, es krim, dan lain sebagainya.

Bunda kemudian membantu Si Buah Hati untuk menuliskan barang keinginannya beserta dengan jumlah yang diperlukan dan harganya. Misalkan 2 kotak biskuit yang harganya Rp 10 ribu. Setelahnya, ajak Si Buah Hati untuk menghitung bersama jumlah barang yang hendak dibeli. Kemudian Bunda dapat mengenalkan uang yang dimiliki Bunda untuk berbelanja.

Awalnya Si Buah Hati hanya berhitung, perlahan sesuai tumbuh kembangnya, Si Buah Hati dapat dilatih mengurangi atau menambah. Begitu pula dengan penjumlahan dan pengurangan total uang Bunda yang kemungkinan masih belum bisa dilakukan oleh Si Buah Hati. Bunda cukup menyebutkan nominal uang yang dimiliki dan nominal total biaya belanja.

Jika Si Buah Hati masih kesulitan untuk menghitung jumlah barang belanjaan dan total uang yang harus dikeluarkan, maka Bunda dapat menghitungnya secara perlahan. Kemampuan anak untuk meniru dapat melatih kemampuan berhitungnya segera terasah.

Image Article
Asah Kemampuan Berhitung Si Kecil Melalui Permainan Edukatif
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Minyak Ikan untuk Membantu Perkembangan Otak

Published date

Ada banyak pilihan susu pertumbuhan untuk Si Buah Hati, namun pernahkah Bunda terpikir mencari susu yang mengandung minyak ikan? Susu dengan kandungan minyak ikan ternyata memiliki manfaat baik untuk mendukung tumbuh kembang Si Buah Hati. Asam lemak Omega-3 sangat penting untuk tumbuh kembang Si Buah Hati, terutama perkembangan otaknya.1

Meskipun konsumsi ikan dapat menyediakan asam lemak Omega-3 dalam jumlah besar, anak-anak seringkali mengkonsumsi ikan dalam jumlah yang kurang sehingga asupan asam lemak Omega-3 pun tidak mencukupi.

Oleh karena itu, susu dengan kebaikan minyak ikan banyak dicari.2  Sebenarnya, apa saja keunggulan susu tinggi Omega 3 untuk anak dan bagaimana cara memilih susu yang mengandung minyak ikan? Yuk, simak penjelasan berikut:

Kandungan Minyak Ikan

Konsumsi minyak ikan pertama kali dikenal pada abad ke-10 di Inggris, seperti yang dinyatakan lembaga kesehatan terkemuka di Amerika Serikat, Mayo Clinic. Akhir-akhir ini, minyak ikan kembali populer karena kandungan docosahexaenoic acid (DHA) dan eicosapentaenoic acid (EPA), serta ALA yang merupakan senyawa pembentuk Omega-3.

Kandungan dalam minyak ikan dianggap penting oleh para ahli untuk perkembangan otak dan mata anak.3  Minyak ikan kebanyakan diproses dari ikan berlemak yang hidup di perairan dalam (pelagic). Dalam menu makanan modern, minyak ikan menjadi sumber utama asam lemak tak jenuh rantai panjang khususnya Omega-3.

Selain dikonsumsi langsung, minyak ikan juga dimanfaatkan sebagai aditif dan bahan tambahan yang menyehatkan pada berbagai produk makanan. Proses pembuatan minyak ikan sendiri melibatkan pemanasan, pengepresan, dan pemurnian bertahap. Protein dalam ikan akan dipisahkan dan dibuang melalui proses pengepresan, kemudian minyaknya diisolasi.4

Baca Juga: Manfaat Susu 5 Tahun untuk Perkembangan Motorik

Manfaat Susu yang Mengandung Minyak Ikan untuk Si Buah Hati

Kebutuhan gizi seimbang kadang tidak hanya bisa terpenuhi dari makanan pokok. Tubuh juga membutuhkan beberapa nutrisi lain yang bersumber dari asupan berbeda. Salah satunya adalah minyak ikan. WHO juga mengatakan bahwa minyak ikan merupakan salah satu sumber terbaik DHA, EPA, Omega-3 (ALA) dan Omega-6 (LA).

Susu merupakan salah satu makanan penting untuk anak karena mengandung karbohidrat, protein, dan lemak. Susu juga kaya akan vitamin dan mineral, terutama kalsium dan vitamin D, yang sangat berperan dalam menjaga kesehatan tulang dan gigi.5

Nah, mengkonsumsi susu yang mengandung minyak ikan akan memberikan dampak yang sangat positif untuk tumbuh kembang anak.

Berikut berbagai manfaat susu tinggi minyak ikan untuk anak:

1. Mendukung Perkembangan Fisik dan Motorik Anak

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa menambahkan minyak ikan pada makanan anak dapat membantu meningkatkan perkembangan fisik dan motorik mereka. Dalam penelitian ini, 93,4% anak yang mengonsumsi makanan dengan minyak ikan mengalami perkembangan motorik yang normal sesuai usia mereka. Sedangkan sisanya, 6,6% masih mengalami keterlambatan dalam perkembangan berat badan dan psikomotorik.

Penelitian ini menunjukkan bahwa minyak ikan dapat memberikan manfaat yang signifikan untuk perkembangan anak, terutama bagi mereka yang memiliki berat badan awal di bawah standar WHO.6

2. Mendukung Perkembangan Otak Anak

DHA dan EPA yang ada pada minyak ikan berperan penting dalam perkembangan sel otak dan saraf. 

Asam lemak Omega-3 pada minyak ikan juga membantu meningkatkan kesehatan mental dan mengurangi risiko penyakit terkait otak seperti penyakit Alzheimer, gangguan kognitif ringan, gejala depresi, epilepsi, skizofrenia, stroke, penyakit Parkinson, dan gangguan spektrum autisme.7

Sumber Minyak Ikan

Minyak ikan bisa didapatkan dari ikan berlemak, seperti mackerel, salmon, dan sarden. Ikan juga termasuk protein hewani yang cenderung menjadi sumber kolin paling baik.

Bunda juga bisa mendapatkan manfaat minyak ikan dari sumber makanan berikut:

●    Minyak hati kod: Sumber minyak ikan klasik, kaya akan DHA dan EPA.
●    Ikan berlemak: Ikan herring, trout pelangi, makerel, salmon, tuna, dan sarden memiliki kandungan DHA dan EPA tertinggi.
●    Makanan dan minuman fortifikasi DHA: Produk ini bisa menggunakan DHA yang berasal dari ikan atau alga.8

Manfaat susu dengan berbagai kebaikan minyak ikan bisa didapatkan dari DANCOW 3+ Imunutri. Susu pertumbuhan ini selain enak, juga mengandung minyak ikan sebagai sumber asam lemak Omega-3 (asam alpha-linoleat), Omega-6 (asam linoleat), dan DHA.
Jadi, jika Bunda mencari susu yang mengandung minyak ikan, DANCOW 3+ Imunutri bisa menjadi jawabannya. Jangan lupa untuk melengkapinya dengan susu pertumbuhan. Jika si Buah Hati bisa tumbuh optimal, Bunda pun akan ikut merasa bangga saat melihatnya tumbuh cerdas.

 

 

Sumber:

  1. Roach, L. A., Byrne, M. K., Howard, S. J., Johnstone, S. J., Batterham, M., Wright, I. M. R., Okely, A. D., de Groot, R. H. M., van der Wurff, I. S. M., Jones, A. L., & Meyer, B. J. (2021). Effect of Omega-3 Supplementation on Self-Regulation in Typically Developing Preschool-Aged Children: Results of the Omega Kid Pilot Study-A Randomised, Double-Blind, Placebo-Controlled Trial. Nutrients, 13(10), 3561. https://doi.org/10.3390/nu13103561
  2. Romeo, J., Wärnberg, J., García-Mármol, E., Rodríguez-Rodríguez, M., Diaz, L. E., Gomez-Martínez, S., Cueto, B., López-Huertas, E., Cepero, M., Boza, J. J., Fonollá, J., & Marcos, A. (2011). Daily consumption of milk enriched with fish oil, oleic acid, minerals and vitamins reduces cell adhesion molecules in healthy children. Nutrition, Metabolism and Cardiovascular Diseases, 21(2), 113–120. https://doi.org/10.1016/j.numecd.2009.08.007
  3. Should my children be taking fish oil supplements? - BabyCenter. Retrieved May 27 2024 from https://www.babycenter.com/child/food-and-nutrition/should-my-children-be-taking-fish-oil-supplements_10326579
  4. Fish Oil - an overview - ScienceDirect Topics. Retrieved May 27 2024 from https://www.sciencedirect.com/topics/agricultural-and-biological-sciences/fish-oil
  5. Why Dairy Is an Important Part of Your Child's Healthy Diet - Cleveland Clinic. https://health.clevelandclinic.org/dont-forget-dairy-part-childs-healthy-diet
  6. Zhafirah, Farah. (2018). Manfaat Minyak Ikan.
  7. Khalid, W., Gill, P., Arshad, M. S., Ali, A., Ranjha, M. M. A. N., Mukhtar, S., … Maqbool, Z. (2022). Functional behavior of DHA and EPA in the formation of babies brain at different stages of age, and protect from different brain-related diseases. International Journal of Food Properties, 25(1), 1021–1044. https://doi.org/10.1080/10942912.2022.2070642
  8. Is Fish Oil Supplementation Right for Kids? - Verywell Family. Retrieved May 27 2024 from
    https://www.verywellfamily.com/is-fish-oil-supplementation-right-for-kids-2634437 
Image Article
Minyak Ikan untuk Membantu Perkembangan Otak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Sarapan Bantu Tingkatkan Konsentrasi dan Daya Ingat Si Kecil

Published date

Sedang buru-buru, sudah terlambat, atau belum lapar sering kali menjadi alasan untuk melewatkan waktu sarapan. Padahal makan pagi memberikan banyak manfaat, mulai dari membantu meningkatkan prestasi Si Buah Hati di sekolah dan menunjang tumbuh kembangnya. 

Seperti yang dipaparkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada artikel berjudul Sarapan? Gak Ah..., bahwa dengan mengonsumsi sarapan yang cukup dapat meningkatkan kemampuan daya ingat, konsentrasi, serta kemampuan memecahkan masalah, dan menganalisis sesuatu. Bunda mungkin bingung bagaimana sarapan dapat memengaruhi kecerdasan anak? 

Menurut IDAI, sarapan memengaruhi kerja otak lewat dua mekanisme. Pertama, nutrisi dari makan pagi dapat meningkatkan efisiensi proses berpikir. Kedua, sarapan menyediakan zat gizi yang esensial bagi sistem saraf pusat.

Berdasarkan artikel berjudul Pekan Sarapan Nasional pada situs Himpunan Mahasiswa Ilmu Gizi IPB, sarapan memberikan asupan karbohidrat bagi tubuh untuk meningkatkan kadar gula darah. 

Sedangkan kadar gula darah yang cukup dapat meningkatkan konsentrasi belajar Si Buah Hati, yang kemudian tentu dapat memberikan dampak positif bagi prestasi akademiknya.

Tidak hanya penting untuk memaksimalkan performa Si Buah Hati di kelas, tapi sarapan juga mengoptimalkan tumbuh kembang balita. Menurut IDAI, rutin sarapan terbukti sanggup memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh anak. 

Selain itu, rutin sarapan juga efektif mengurangi risiko anak mengalami kegemukan dan menjaga kesehatan jantung anak. Mengingat banyaknya manfaat sarapan untuk Si Buah Hati, maka akan lebih sempurna jika Bunda selalu memberikan menu makan pagi yang bernutrisi. 

"Hidangan saat sarapan pagi sebaiknya terdiri dari makanan sumber zat tenaga, sumber zat pembangun, dan sumber zat pengatur dalam jumlah yang seimbang,” demikian pernyataan Kementerian Kesehatan yang dikutip Himpunan Mahasiswa Ilmu Gizi IPB.

Senada dengan Kementerian Kesehatan, IDAI menyatakan bahwa karbohidrat adalah zat gizi penting yang harus terkandung dalam sarapan. Sebab, karbohidrat merupakan sumber energi sebagai penunjang aktivitas anak selama sehari. 

Tidak heran kalau sereal dan susu pertumbuhan seringkali menjadi menu favorit untuk makan pagi. Jadi, Si Buah Hati sudah mendapat nutrisi yang cukup dari menu makan paginya.

Agar menu sarapan anak lebih praktis, menarik, dan tetap kaya nutrisi, Bunda bisa mencoba one-dish-meal atau makanan sepinggan. Menu jenis ini tidak hanya mudah dibuat tapi juga sudah mencakup semua zat gizi: karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan anak. 

Beberapa contoh resep makanan anak sepinggan dalam buku Makanan Anak Usia Sekolah karya Diana Damayanti, misalnya sup susu isi sayuran dan ayam, telur dadar isi jamur, tomat, keju, atau mie goreng sayuran dan seafood. Selamat mencoba!

Bunda bisa dukung konsentrasi dan daya ingat Si Buah Hati dengan memberikan pelengkap nutrisi, seperti DANCOW 5+ Nutritods. Ini merupakan susu pertumbuhan yang mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Sarapan Bantu Tingkatkan Konsentrasi dan Daya Ingat Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Berantakan Sih, Tapi Itu Bagian dari Proses Eksplorasi Si Buah Hati

Published date

Di usia 2 tahun, Si Buah Hati Dimas tampak tidak bisa diam dan selalu mondar-mandir. Ada saja yang dilakukan oleh anak kedua dari tiga bersaudara ini. Misalnya saat Bunda Ana akan menggoreng telur dadar, Dimas pasti selalu ingin ikut serta. Tanpa diminta, ia akan membantu sang Bunda mengocok telur di dalam mangkuk.

Di satu ketika, kala Ayah Wawan hendak mencuci motor, dengan langkah kecil, Dimas sibuk mengisi ember kecil dengan air dari keran dan membasuh motor sang ayah menggunakan sabun. Ia juga tidak ketinggalan sibuk waktu Ayah Wawan memandikan dan memberi makan burung peliharaan di rumah. Bahkan saat Bunda Ana akan pergi bekerja, Dimas akan membantunya memilih pakaian yang akan dikenakan ke kantor.

Berantakan, sudah pasti. Apalagi ketika Dimas membantu mencuci motor dan memandikan burung. Air berceceran di mana-mana, begitu juga busa sabun. Tapi Ayah Wawan dan Bunda Ana tidak marah. Mereka tetap mendampingi Dimas dalam bereksplorasi sambil terus mengawasi dan tidak lelah memberikan contoh yang baik dan benar. "Kalau lihat Dimas bereksplorasi, kadang muncul rasa khawatir dia sakit karena kuman atau terlalu lelah," kata Bunda Ana. "Untuk menepisnya, saya selalu dampingi dan dukung aktivitasnya dengan asupan nutrisi bergizi."

Dalam materi presentasi dokter spesialis anak, Dr. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi, menyatakan jika Si Buah Hati yang berusia 2 tahun memang gemar bereksplorasi. Meski yang dilakukan masih berantakan, namun itu adalah bagian dari proses belajar dan berarti positif bagi tumbuh kembang anak. Bahkan ketika Si Buah Hati berusaha membantu Bunda memilih pakaian. "Bunda bisa juga membiarkan anak berdandan dengan memakai baju-baju dewasa. Berikan beberapa topi anak-anak, rok, sepatu dan lain-lain, dan biarkan ia memilih sendiri mana yang akan dipakainya," kata dokter Soedjatmiko.

Sementara menurut situs Child Development Center, Si Buah Hati yang menginjak usia 2 tahun akan bersikap meniru orang lain, terutama orang dewasa dan teman sebayanya. Ketika Ayah atau Bunda tengah beraktivitas dan ia mengikutinya, itu tanda bila anak tumbuh kembang sesuai dengan tahapan usianya.

Agar Si Buah Hati tetap aktif bereksplorasi, Bunda perlu juga memastikan asupan nutrisinya. Menurut pakar gizi Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc., Si Buah Hati yang aktif memerlukan nutrisi spesifik seperti protein dan kalsium. Ini penting bagi pertumbuhan otot dan tulang Si Buah Hati, sementara zat besi untuk mendukung fungsi kognitif dan konsentrasinya. "Sehingga Bunda bisa selalu mendukung aktivitasnya untuk bereksplorasi," kata dokter Tati, sapaan akrab Saptawati dalam live chat DANCOW.

Selain itu, ia juga membutuhkan vitamin A, C, E, selenium dan zink. Zat gizi ini penting untuk meningkatkan fungsi kekebalan tubuh anak, agar selalu terlindungi dari berbagai penyakit infeksi. Tentunya Si Buah Hati juga membutuhkan asam lemak omega-3 & omega 6 agar selalu dapat berkonsentrasi dan kreatif dalam bereksplorasi.

Di samping makanan sebagai sumber energi dan zat gizi lengkap, Bunda perlu pula memastikan kekebalan tubuhnya optimal. Menurut dokter Tati, saluran cerna merupakan organ kekebalan tubuh terbesar. Agar pencernaan tetap terjaga, sebaiknya Si Buah Hati kerap mengonsumsi makanan yang mengandung probiotik atau bakteri baik.

Bakteri baik ini berfungsi menyeimbangkan ekosistem dalam saluran cerna manusia dengan menekan pertumbuhan bakteri jahat. Karena itu, Si Buah Hati perlu memperoleh bakteri baik dari makanannya seperti susu pertumbuhan atau makanan lain yang mengandung bakteri baik. "Salah satunya adalah bakteri baik Lactobacillus rhamnosus yang manfaatnya terbukti menjaga kekebalan tubuh Si Buah Hati," kata beliau.

Image Article
Berantakan Sih, Tapi Itu Bagian dari Proses Eksplorasi Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Yuk, Ajak Si Buah Hati Merangkak di "Terowongan"

Published date

Saat memasuki usia 1 tahun, Si Buah Hati mengalami perkembangan fisik dan motorik yang amat pesat. Dokter Anak Catharine M. Sambo pada artikel berjudul Aktivitas Fisik pada Anak di situs Ikatan Dokter Anak Indonesia menyarankan beberapa aktivitas yang bisa dilakukan anak untuk merangsang kemampuan gerak. Beberapa kegiatan itu antara lain berguling, duduk, dan merangkak.

Merangkak adalah salah satu tahapan yang dilalui anak saat sedang belajar berjalan. Biasanya, setelah melalui proses ini, dia perlahan mulai berdiri. Pada usia satu tahun, kakinya sudah kuat menopang tubuh. Di momen ini, beberapa anak mulai berjalan dengan bantuan, sementara sebagian anak lain sudah mampu berjalan sendiri.

Namun, ternyata tidak semua anak melalui proses merangkak sebelum mampu berdiri sendiri. Padahal merangkak adalah salah satu tahapan yang dibutuhkan sebagai cara melatih anak berjalan. Selain itu, merangkak juga akan memperkuat leher, tangan, sendi, dan ototnya. Aktivitas ini juga bisa melatih otak kanan dan otak kiri anak. Sebab gerakan yang dilakukan dapat merangsangnya untuk mengintegrasikan kedua area yang berbeda pada otak.

Nah, Bunda bisa mengajak Si Buah Hati untuk merangkak. Salah satu stimulasi perkembangan motorik yang bisa dilakukan bersamanya adalah merangkak melewati terowongan. Permainan ini akan mengasah kemampuan motorik kasar anak yang mulai belajar berdiri. Tapi, Bunda juga bisa mengajak anak yang sudah lancar berjalan untuk melakukan kegiatan ini. Berikut bahan dan cara bermain “Melewati Terowongan”, dari buku 100 Permainan yang Mencerdaskan Bayi dan Balita:

Bahan yang perlu disiapkan:

Empat buah kardus besar, atau mainan terowongan berbentuk silinder, bila ada.

Cara bermain:

1. Susun kardus-kardus berderet membentuk terowongan.
2. Bunda bisa memberikan contoh kepada Si Buah Hati melintasi terowongan kardus dan memintanya untuk mengikuti.
3. Sembari merangkak melewati terowongan, Bunda juga bisa mengajak dia menyanyikan lagu kesukaannya. Sehingga suasana bermain lebih menarik, riang, dan menyenangkan.
4. Bunda bisa juga meletakkan mainan favorit anak di ujung terowongan. Sehingga ia semakin bersemangat melintasi terowongan karena ingin meraih mainan. Selain itu, Bunda juga bisa seolah-olah merangkak mengejarnya, sehingga ia akan bergerak lebih cepat.

Permainan "merangkak melewati terowongan" ini akan memperkuat ikatan antara Bunda dan Si Buah Hati. Juga melatih keseimbangan serta keterampilan spasialnya. Selain itu, ia akan belajar mengkoordinasikan mata-tubuh sehingga mampu mengatur gerakannya secara simultan. Yang penting, biarkan ia bebas bereksplorasi. Bunda perlu memastikan bahwa ruang bermain anak aman dan selalu dalam pantauan.

Image Article
Yuk, Ajak Si Kecil Merangkak di "Terowongan"!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off