Berantakan Sih, Tapi Itu Bagian dari Proses Eksplorasi Si Buah Hati
14-11-2020
Di usia 2 tahun, Si Buah Hati Dimas tampak tidak bisa diam dan selalu mondar-mandir. Ada saja yang dilakukan oleh anak kedua dari tiga bersaudara ini. Misalnya saat Bunda Ana akan menggoreng telur dadar, Dimas pasti selalu ingin ikut serta. Tanpa diminta, ia akan membantu sang Bunda mengocok telur di dalam mangkuk.
Di satu ketika, kala Ayah Wawan hendak mencuci motor, dengan langkah kecil, Dimas sibuk mengisi ember kecil dengan air dari keran dan membasuh motor sang ayah menggunakan sabun. Ia juga tidak ketinggalan sibuk waktu Ayah Wawan memandikan dan memberi makan burung peliharaan di rumah. Bahkan saat Bunda Ana akan pergi bekerja, Dimas akan membantunya memilih pakaian yang akan dikenakan ke kantor.
Berantakan, sudah pasti. Apalagi ketika Dimas membantu mencuci motor dan memandikan burung. Air berceceran di mana-mana, begitu juga busa sabun. Tapi Ayah Wawan dan Bunda Ana tidak marah. Mereka tetap mendampingi Dimas dalam bereksplorasi sambil terus mengawasi dan tidak lelah memberikan contoh yang baik dan benar. "Kalau lihat Dimas bereksplorasi, kadang muncul rasa khawatir dia sakit karena kuman atau terlalu lelah," kata Bunda Ana. "Untuk menepisnya, saya selalu dampingi dan dukung aktivitasnya dengan asupan nutrisi bergizi."
Dalam materi presentasi dokter spesialis anak, Dr. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi, menyatakan jika Si Buah Hati yang berusia 2 tahun memang gemar bereksplorasi. Meski yang dilakukan masih berantakan, namun itu adalah bagian dari proses belajar dan berarti positif bagi tumbuh kembang anak. Bahkan ketika Si Buah Hati berusaha membantu Bunda memilih pakaian. "Bunda bisa juga membiarkan anak berdandan dengan memakai baju-baju dewasa. Berikan beberapa topi anak-anak, rok, sepatu dan lain-lain, dan biarkan ia memilih sendiri mana yang akan dipakainya," kata dokter Soedjatmiko.
Sementara menurut situs Child Development Center, Si Buah Hati yang menginjak usia 2 tahun akan bersikap meniru orang lain, terutama orang dewasa dan teman sebayanya. Ketika Ayah atau Bunda tengah beraktivitas dan ia mengikutinya, itu tanda bila anak tumbuh kembang sesuai dengan tahapan usianya.
Agar Si Buah Hati tetap aktif bereksplorasi, Bunda perlu juga memastikan asupan nutrisinya. Menurut pakar gizi Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc., Si Buah Hati yang aktif memerlukan nutrisi spesifik seperti protein dan kalsium. Ini penting bagi pertumbuhan otot dan tulang Si Buah Hati, sementara zat besi untuk mendukung fungsi kognitif dan konsentrasinya. "Sehingga Bunda bisa selalu mendukung aktivitasnya untuk bereksplorasi," kata dokter Tati, sapaan akrab Saptawati dalam live chat DANCOW.
Selain itu, ia juga membutuhkan vitamin A, C, E, selenium dan zink. Zat gizi ini penting untuk meningkatkan fungsi kekebalan tubuh anak, agar selalu terlindungi dari berbagai penyakit infeksi. Tentunya Si Buah Hati juga membutuhkan asam lemak omega-3 & omega 6 agar selalu dapat berkonsentrasi dan kreatif dalam bereksplorasi.
Di samping makanan sebagai sumber energi dan zat gizi lengkap, Bunda perlu pula memastikan kekebalan tubuhnya optimal. Menurut dokter Tati, saluran cerna merupakan organ kekebalan tubuh terbesar. Agar pencernaan tetap terjaga, sebaiknya Si Buah Hati kerap mengonsumsi makanan yang mengandung probiotik atau bakteri baik.
Bakteri baik ini berfungsi menyeimbangkan ekosistem dalam saluran cerna manusia dengan menekan pertumbuhan bakteri jahat. Karena itu, Si Buah Hati perlu memperoleh bakteri baik dari makanannya seperti susu pertumbuhan atau makanan lain yang mengandung bakteri baik. "Salah satunya adalah bakteri baik Lactobacillus rhamnosus yang manfaatnya terbukti menjaga kekebalan tubuh Si Buah Hati," kata beliau.