6 Tahun+

Product Name
Dancow FortiGro

Cara Mengajarkan Membaca untuk Si Buah Hati Agar Makin Siap Bersekolah

Published date

Mengajarkan Si Buah Hati untuk membaca sejak dini merupakan langkah penting dalam mempersiapkan mereka agar dapat memasuki dunia sekolah dengan lebih siap dan percaya diri. Meski pada dasarnya setiap anak akan belajar membaca sesuai dengan kecepatannya sendiri, penting sekali bagi Bunda untuk memahami kapan Si Buah Hati merasa siap sehingga tahu cara terbaik mengajarkan anak membaca. 

Sebab, membaca bukan hanya menjadi keterampilan dasar yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran, tetapi juga mampu membuka jendela pengetahuan yang luas bagi Si Buah Hati ketika mereka dewasa nanti. 

Tanda-tanda Si Buah Hati Siap Belajar Membaca

Langkah awal mengajarkan anak membaca adalah dengan memahami kapan ia siap untuk mulai belajar. Perlu diketahui bahwa setiap anak memiliki ciri khas dan kemampuan yang berbeda sehingga kesiapan belajar pada setiap anak juga akan berbeda satu sama lain. Beberapa hal yang menandakan seorang anak sudah siap untuk belajar membaca antara lain sebagai berikut.

  1. Si Buah Hati menunjukkan ketertarikan untuk belajar membaca. Mereka cenderung suka berpura-pura membaca buku cerita, majalah, atau berbagai tulisan yang mereka jumpai di mana pun.
  2. Si Buah Hati senang untuk berpura-pura menulis. Dalam hal ini, mereka seringkali menggunakan pensil warna atau krayon seolah-olah sedang menulis (meski pada kenyataannya hanyalah coretan saja). 
  3. Tertarik pada kata-kata dan huruf. Si Buah Hati mulai mengenali beberapa huruf kecil yang mereka pelajari melalui buku, poster, video atau lagu yang seringkali ditonton.
  4. Si Buah Hati mulai menyadari adanya keterkaitan antara tulisan dengan suara yang dihasilkan dari cara pengucapannya. 
  5. Mampu mengidentifikasi bunyi awal dan akhir dalam sebuah kata.

Cara Mengajarkan Membaca

Berikut cara terbaik mengajarkan anak  membaca yang bisa Bunda terapkan pada kesehariannya: 

1. Mulai dari hal yang disukai Si Buah Hati

Umumnya, Si Buah Hati cenderung lebih suka untuk membaca sesuatu yang menarik minatnya, seperti buku cerita bergambar, komik, atau bacaan lainnya. Selain membantu meningkatkan kosakata, memberikan ia buku yang menarik juga dapat menunjukkan bahwa membaca buku juga bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan. Bila perlu, ajak mereka untuk ke perpustakaan untuk memilih buku bacaan favoritnya.

2. Ajak Si Buah Hati untuk bermain dengan kata-kata dan suara

Bunda bisa mengajak Si Buah Hati untuk bernyanyi, membaca, dan membuat sajak bersama. Tarik perhatian pada kata-kata yang memiliki bunyi yang sama, misalnya kata ‘ayam’ dan ‘bayam’ yang keduanya diakhiri dengan bunyi yang sama.

3. Mengenal huruf dan menuliskannya

Belajar mengenali huruf dan kata-kata yang sudah dikenalnya, seperti namanya, dan ajak mereka untuk menuliskannya. Untuk yang satu ini, Bunda bisa memanfaatkan poster alfabet yang ditempel di ruang belajar atau bisa juga melalui video musik agar mereka tidak mudah bosan.

Baca Juga: Cara Belajar Menyenangkan

4. Membaca bersama dan jadikan sebuah rutinitas

Membaca bersama dengan suara yang keras untuk membantu anak dalam membangun kosakata dan menghubungkan suara dengan huruf di setiap bacaan yang mereka jumpai. Pastikan untuk menjadikan momen membaca sebagai salah satu rutinitas harian agar mereka semakin cinta membaca ya, Bunda.

5. Menjadi pendengar setia saat Si Buah Hati membaca dan bercerita

Ajak Si Buah Hati untuk berdiskusi tentang cerita-cerita tersebut dan tanyakan bagian mana yang menjadi favoritnya. Untuk melatih kemampuan menulisnya, Bunda bisa meminta ia untuk menuliskan nama-nama tokoh yang dijumpai dalam buku bacaannya. 

6. Memberikan pujian

Cara mengajarkan membaca yang juga tak kalah pentingnya adalah dengan memberikan pujian untuk setiap pencapaian yang berhasil diraih oleh Si Buah Hati. Tujuannya adalah untuk memotivasi mereka agar belajar membaca dan menulis lebih giat lagi. Misalnya saat mereka berhasil membaca satu buku cerita hingga selesai, mampu menuliskan nama tokoh favorit dalam cerita, atau saat mereka sukses menuliskan huruf dari A–Z   tanpa bantuan dari Bunda. 

Beberapa hal di atas juga bisa diterapkan sebagai cara mengajarkan anak SD membaca, agar lebih percaya diri dan mampu bersaing dengan teman seusianya di bangku sekolah. Nah, agar proses belajarnya semakin optimal, pastikan untuk memenuhi kebutuhan gizinya dengan baik ya, Bunda.

Berikan makanan bergizi seimbang setiap harinya dan juga susu untuk melengkapi kebutuhan nutrisi tubuhnya. Rekomendasi susu yang bisa berikan adalah DANCOW FortiGro yang hadir dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun . Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung:

  1. Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant dan Cokelat kemasan boks)
  2. Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti zat besi, zink, vitamin A, C, & D
  3. Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi. Tersedia dalam varian Instant, Cokelat, dan Full Cream.

DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanilla yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak sebagai bekal sekolah, dalam perjalanan, maupun untuk menemani Si Buah Hati belajar membaca. 

Image Article
cara mengajarkan anak sd membaca
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Pilihan Camilan Anak SD yang Sehat untuk Dukung Proses Belajarnya

Published date

Tak hanya menyenangkan bagi Si Buah Hati, pemberian camilan juga menjadi kesempatan yang bagus bagi orang tua untuk menyelipkan nutrisi tambahan ke dalam makanan Si Buah Hati. Alih-alih memberikan cemilan anak SD yang belum tentu terjaga kesehatan dan kebersihannya, Bunda bisa memberikan real food (makanan utuh), yaitu makanan yang tidak diproses atau minim proses untuk memberikan energi dan nutrisi kepada Si Buah Hati dengan cara membuat sendiri aneka kreasi cemilan anak SD yang sehat dan higienis di rumah. Yuk, simak resepnya di sini!

Pentingnya Memilih Camilan Sehat untuk Anak SD 

Sebelum mengetahui kreasi camilan anak SD, perlu dipahami bahwa memberikan cemilan anak SD bukanlah hal yang bisa dilakukan secara sembarangan oleh setiap orang tua. Tak hanya memerhatikan rasa dan kebersihan, penting juga untuk memberikan makanan ringan yang sehat untuk mendukung proses belajarnya. Camilan sehat memberikan banyak manfaat bagi Si Buah Hati, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Membantu mengatasi rasa lapar anak dan meningkatkan nutrisi di sela pemberian makanan utamanya. 

  • Memberikan energi tambahan untuk mendukung aktivitas hariannya. 

  • Membantu mencegah makan secara berlebihan.

Bahaya Konsumsi Camilan yang Tidak Sehat

Pilihan cemilan anak SD yang sehat adalah yang rendah gula, lemak, dan garam. Beberapa contohnya adalah buah dan sayuran segar, biji-bijian, makanan berprotein, dan juga susu. Sebaliknya, mengonsumsi camilan yang tidak sehat bisa memberikan dampak yang kurang baik bagi tubuh. Contohnya cepat saji yang kurang nutrisi, vitamin dan mineral, serta memiliki kandungan garam, gula, dan lemak yang tinggi. 

Kandungan inilah yang dapat menyebabkan kelelahan dan penurunan tingkat energi, kesulitan tidur, kesulitan konsentrasi, dan kerusakan gigi pada Si Buah Hati. Lebih berbahaya lagi, mengonsumsi berbagai pilihan camilan anak SD yang tidak sehat secara terus-menerus juga dapat meningkatkan risiko kesehatan jangka panjang seperti obesitas dan penyakit kronis yang membahayakan.

Baca Juga: Ide Menu Sarapan Sehat

Contoh Camilan Sehat untuk Anak SD 

Untuk memastikan Si Buah Hati mendapatkan asupan gizi yang cukup, berikut ini beberapa resep camilan anak SD yang bisa Bunda buat di rumah:

1. Puding dan vla 

Agar-agar dengan siraman saus cokelat merupakan salah satu camilan yang disukai oleh anak karena rasanya yang manis, tekstur yang kenyal, serta rasanya yang nikmat. Bunda bisa membuat kreasi puding dengan vla sendiri di rumah untuk kemudian dijadikan bekal anak sekolah. Pilih puding dengan varian rasa yang disukai oleh Si Buah Hati, lalu ajak ia untuk ikut membuatnya. Pasti akan sangat menyenangkan!

2. Yoghurt

Yogurt juga bisa menjadi camilan yang sangat baik untuk anak karena merupakan sumber protein dan kalsium untuk mendukung pertumbuhan tulang Si Buah Hati. Selain itu, beberapa yogurt juga mengandung bakteri hidup yang bermanfaat bagi sistem pencernaan. Agar tetap sehat, pilih yogurt tawar tanpa lemak dan mempermanisnya dengan menambahkan potongan buah segar dan sedikit madu.

3. Smoothies

Selain menyegarkan, smoothies juga bisa menjadi kreasi cemilan anak SD yang sangat mudah untuk dibuat di rumah. Caranya cukup dengan memilih buah favorit anak, lalu blender dengan tambahan susu, es batu, dan tambahan madu untuk memberikan rasa manis di dalamnya. Si Buah Hati pasti suka!

4. Pancake

Selanjutnya ada pancake yang juga bisa Bunda buat di rumah dengan menambahkan susu sebagai salah satu bahannya. Agar lebih menarik, gunakan wajan khusus pancake dengan bentuk yang lucu. Setelah pancake jadi, sajikan dengan celupan madu atau selai dengan rasa favorit Si Buah Hati. Jangan lupa tambahkan potongan buah segar agar kebutuhan vitaminnya terpenuhi ya, Bunda.

5. Susu favorit Si Buah Hati

Ide cemilan anak SD selanjutnya adalah susu DANCOW FortiGro UHT yang bisa Bunda berikan di sela waktu belajar, ketika bersantai, maupun sebagai bekal sekolahnya. Satu kotak DANCOW FortiGro UHT mengandung sumber Vitamin B1, B3, B6, D, dan Biotin serta kebaikan susu yang praktis dikonsumsi Si Buah Hati kapan saja untuk dukung proses belajarnya. Agar lebih nikmat, bisa juga dinikmati dalam kondisi dingin, ya Bunda.

DANCOW UHT hadir dalam tiga varian rasa favorit anak, yaitu Cokelat, Vanila, dan Stroberi. DANCOW UHT kini menggunakan sedotan kertas agar lebih ramah lingkungan. Praktis, lezat, dan pastinya sangat cocok dijadikan sebagai pilihan cemilan anak SD yang sehat dan baik untuk mendukung proses belajar Si Buah Hati. Selamat mencoba, Bunda!

Image Article
resep camilan anak sd
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Susu Mengandung Vitamin B: Manfaat Penting untuk Kesehatan Si Buah Hati

Published date

Dalam kehidupan sehari-hari, susu menjadi salah satu sumber gizi penting bagi anak usia sekolah. Tak hanya tinggi kandungan protein dan kalsium yang baik untuk mendukung pertumbuhan tulang dan gigi yang kuat, kandungan vitamin B dalam susu juga memiliki manfaat kebaikan bagi tubuh. Vitamin B berperan penting dalam mendukung kesehatan dan pertumbuhan Si Buah Hati, termasuk dalam proses metabolisme, pembentukan energi, menjaga kesehatan jantung dan sel, serta perkembangan otak dan sistem saraf. 

Peran Vitamin B untuk Tumbuh Kembang dan Proses Belajar Anak

Vitamin B membantu menstimulasi aktivitas otak dan sistem saraf. Ada tujuh jenis vitamin B yang berperan dalam melepaskan energi dari makanan yang kita makan, serta dalam pembentukan sel darah merah yang sehat dan fungsi saraf. Kelompok vitamin B ini disebut dengan vitamin B kompleks. Delapan jenis vitamin yang termasuk dalam vitamin B kompleks antara lain:

1. Vitamin B1 (tiamin)

Mendukung kesehatan otot dan saraf, serta untuk memecah karbohidrat (seperti nasi, roti, pasta, buah dan sayuran) sehingga dapat digunakan sebagai energi untuk tubuh yang aktif.

2. Vitamin B2 (riboflavin)

Terlibat dalam pembentukan sel darah merah, produksi energi, pertumbuhan, pencernaan, aktivasi vitamin B6 dan pembuatan Vitamin B3. Sel darah merah memiliki tugas penting untuk membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh kita.

3. Vitamin B3 (niasin atau niacinamide)

Dibutuhkan oleh tubuh untuk mengubah karbohidrat dan lemak menjadi energi. Vitamin ini juga membantu menjaga kesehatan kulit, fungsi sistem saraf, dan kesehatan perut Si Buah Hati.

4. Vitamin B5 (asam pantotenat)

Diperlukan tubuh untuk memetabolisme protein (seperti daging, ikan, kacang-kacangan, telur), karbohidrat dan lemak, serta untuk produksi sel darah merah dan hormon tertentu.

5. Vitamin B6 (piridoksin)

Penting untuk fungsi sistem saraf yang sehat. Vitamin B6 diperlukan untuk produksi beberapa bahan kimia otak termasuk serotonin dan oleh karena itu merupakan nutrisi penting dalam keseimbangan proses mental dan mungkin berpengaruh pada suasana hati.

6. Vitamin B7 (biotin)

Berperan dalam metabolisme beberapa asam amino, kolesterol dan asam lemak tertentu. Vitamin ini juga membantu menjaga kesehatan rambut, kulit dan kuku.

7. Vitamin B12 (sianokobalamin)

Diperlukan untuk fungsi otak dan sistem saraf, pembentukan sel darah merah dan produksi energi Si Buah Hati. Vitamin ini memiliki hubungan yang erat dengan folat, karena kedua vitamin ini saling bergantung satu sama lain untuk bekerja dengan baik.

Berbagai manfaat vitamin B kompleks di atas bisa didapatkan melalui konsumsi makanan bergizi seperti keju, telur, daging ayam dan sapi, ikan, sayuran berdaun hijau tua, alpukat, kentang, biji-bijian dan sereal, kacang-kacangan, buah-buaham, produk kedelai seperti tahu dan tempe, dan juga susu. 

Kandungan vitamin B dalam susu membantu dalam metabolisme energi, mendukung fungsi otak dan saraf, serta berperan dalam pembentukan sel darah merah dan kesehatan kulit. Oleh karena itu, pemberian susu secara teratur bisa membantu Bunda untuk memastikan bahwa Si Buah Hati mendapatkan asupan vitamin B yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

Baca Juga: Kandungan DANCOW FortiGro untuk Nutrisi

Pentingnya Asupan Susu dengan Kandungan Vitamin B

Susu mengandung vitamin B dan sangat baik dikonsumsi oleh anak usia sekolah sebagai pelengkap kebutuhan gizi hariannya. Bunda bisa memberikannya dua kali sehari, yaitu saat pagi dan malam hari sebelum tidur.  

Jenis vitamin B dalam susu sangat baik untuk meningkatkan fungsi tubuh, termasuk kesehatan pencernaan, otak dan sistem saraf, dan juga untuk pembentukan sel darah. Agar proses belajar dan pertumbuhan Si Buah Hati semakin optimal, kinerja nutrisi vitamin B dalam susu juga didukung kandungan lain seperti:

  1. Protein yang baik untuk mendukung proses tumbuh kembang anak, perbaikan sel, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Ada dua jenis protein utama yang ditemukan dalam susu, yaitu kasein dan protein whey. Keduanya dianggap sebagai protein berkualitas tinggi.
  2. Kalsium yang mudah diserap tubuh. Mineral ini berperan besar dalam menjaga kesehatan tulang dan gigi.
  3. Zat besi, yaitu mineral yang memainkan peran penting dalam banyak proses biologis, seperti meningkatkan kekuatan tulang dan otot, meningkatkan energi, dan menjaga kesehatan gigi.
  4. Vitamin D yang baik untuk menjaga kesehatan tulang dan membantu penyerapan kalsium dengan lebih baik untuk mencegah adanya gangguan pertumbuhan pada anak usia sekolah.

Rekomendasi susu mengandung vitamin B yang bisa Bunda berikan untuk melengkapi kebutuhan gizi anak usia sekolah adalah DANCOW FortiGro yang hadir dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun  . Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung:

  1. Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant dan Cokelat kemasan boks)
  2. Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti zat besi, zink, vitamin A, C, & D
  3. Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

Tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, DANCOW FortiGro juga bisa dikonsumsi oleh seluruh anggota keluarga, selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi.

DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak sebagai bekal sekolah atau pun dalam perjalanan. 

Praktis, lezat, dan pastinya kandungan vitamin B dalam susu baik untuk bantu pertumbuhan dan proses belajar Si Buah Hati!

Image Article
kandungan vitamin b dalam susu
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar Si Buah Hati

Published date

Mendampingi Si Buah Hati agar dapat konsentrasi belajar merupakan salah satu tantangan besar yang harus dihadapi oleh orang tua. Pasalnya, daya konsentrasi yang baik merupakan bekal yang sangat penting untuk membantu Si Buah Hati memahami pelajaran dan menyelesaikan tugas dengan baik, sehingga mereka bisa mencapai hasil akademik yang optimal. 

Namun, sayangnya ada berbagai faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar anak usia sekolah, mulai dari lingkungan belajar hingga kondisi fisik dan emosionalnya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anak Sulit Konsentrasi 

Untuk mendukung proses belajar dan tumbuh kembang Si Buah Hati di usia sekolah, berikut ini faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsentrasi belajar yang bisa Bunda simak:

1. Lingkungan yang baru

Umumnya, kondisi ini sering dialami oleh Si Buah Hati saat berada di lingkungan baru atau baru saja memasuki dunia sekolah. Adaptasi dengan teman dan aturan sosial baru bisa menjadi tantangan besar bagi mereka. Anak cenderung merasa cemas, tidak nyaman, dan mungkin takut tidak diterima oleh teman-teman barunya. Kondisi inilah yang akhirnya mengganggu kemampuan mereka untuk fokus belajar di sekolah.

2. Perubahan rutinitas

Si Buah Hati juga cenderung kurang berkonsentrasi saat mereka mengalami perubahan rutinitas, misalnya setelah kembali dari masa liburan sekolah. Perubahan jadwal harian, cara belajar, dan waktu tidur dapat mengganggu konsentrasi anak, sehingga mereka memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri dengan rutinitas yang berbeda.

3. Tidak memahami materi belajar

Kurangnya pemahaman materi belajar juga dapat mengganggu konsentrasi anak usia sekolah. Alih-alih fokus pada materi belajar, Si Buah Hati justru berhenti memperhatikan, cenderung merasa bosan, bahkan kehilangan minat untuk belajar. Akibatnya, prestasi akademiknya semakin tertinggal.

4. Kurang mendapat tantangan

Faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar selanjutnya adalah kurangnya tantangan pada beberapa materi belajar bagi anak tertentu, misalnya materi yang membosankan atau soal yang terlalu mudah. Biasanya kondisi ini dialami oleh Si Buah Hati yang memiliki kemampuan untuk menyerap materi belajar lebih cepat dibanding anak seusianya. Saat mereka tidak merasa tertantang, maka minatnya untuk belajar dan memperhatikan di kelas pun hilang.

5. Gangguan dari lingkungan sekitar

Suasana di rumah, kelas, atau tempat belajar lainnya juga bisa menjadi faktor yang membuat Si Buah Hati sulit untuk fokus saat belajar. Misalnya kondisi rumah yang berantakan dan berisik karena ada anggota keluarga yang sedang beraktivitas, teman sekelas yang sibuk ngobrol, dan masih banyak lainnya.

6. Kurangnya waktu tidur dan pemenuhan gizi harian 

Si Buah Hati yang yang tidak mendapatkan waktu tidur 8–10 jam setiap malam cenderung tidak memiliki energi yang cukup untuk berkonsentrasi di kelas. Tak hanya itu saja, kurangnya pemenuhan gizi harian seperti zat besi juga dapat menyebabkan anak kurang fokus di kelas. Zat besi sebagai mineral yang berperan penting dalam pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah. 

Hemoglobin sendiri merupakan jenis protein yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Tak hanya berguna bagi orang dewasa, zat besi juga menjadi salah satu nutrisi yang penting untuk mendukung tumbuh kembang Si Buah Hati. Kekurangan zat besi pada anak usia sekolah dapat menghambat kinerja otak anak dan memicu berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah anemia defisiensi besi.

Baca Juga: Permainan Melatih Konsentrasi Anak

Cara Mengajarkan Anak Konsentrasi Belajar 

Mengoptimalkan konsentrasi belajar anak adalah kunci untuk mendukung keberhasilan akademis dan perkembangan pribadi mereka. Anak sering kali menghadapi berbagai tantangan yang dapat mengganggu kemampuan mereka untuk fokus, mulai dari gangguan lingkungan hingga kelelahan mental dan fisik. Sebagai orang tua atau pendidik, penting untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi anak sulit konsentrasi dan menerapkan strategi efektif untuk meningkatkan fokus mereka. Berikut ini cara mengajarkan Si Buah Hati konsentrasi belajar:

1. Ciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan nyaman

Si Buah Hati membutuhkan lingkungan yang tenang dan terorganisir untuk berkonsentrasi. Siapkan ruang belajar khusus dengan sedikit gangguan. Jauhkan gadget, mainan, dan suara-suara keras selama waktu belajar. Hal ini membantu mereka mengasosiasikan ruang tersebut dengan pembelajaran yang terfokus.

2. Tentukan tujuan belajar yang realistis

Alih-alih memaksa Si Buah Hati untuk belajar dalam waktu yang lama dengan materi belajar yang beragam dalam sekali waktu, Bunda bisa membuat rencana belajar yang lebih terorganisir. Misalnya dengan menentukan satu hari untuk membaca materi dan hari lain untuk mengerjakan tugas, serta ajak Si Buah Hati untuk mengerjakan atau belajar dari materi yang paling mereka kuasai. Dengan begini, konsentrasinya terjaga sehingga momen belajar menjadi lebih menyenangkan.

3. Tentukan waktu istirahat

Sama seperti otot tubuh, konsentrasi juga membutuhkan istirahat. Anjurkan Si Buah Hati untuk beristirahat di sela waktu belajarnya, misalnya 25 menit belajar dan 5 menit istirahat. Isi waktu istirahat dengan melakukan aktivitas fisik atau sekadar bersantai. Istirahat sejenak di sela waktu belajar dapat membantu menyegarkan pikiran dan meningkatkan daya fokusnya. 

4. Memenuhi kebutuhan tidur anak

Kurang tidur sangat memengaruhi konsentrasi. Oleh karena itu, coba tetapkan rutinitas tidur yang konsisten untuk Si Buah Hati. Pastikan mereka mendapatkan jam tidur yang direkomendasikan untuk usia mereka. Anak yang cukup istirahat akan lebih waspada dan dapat fokus lebih baik di siang hari.

5. Menerapkan pola hidup sehat

Pastikan Si Buah Hati mendapatkan nutrisi yang tepat, termasuk zat besi dari makanan yang meningkatkan kemampuan otak seperti buah-buahan, sayuran, dan juga ikan yang kaya omega 3. Pastikan ia tidak melewatkan sarapan sebelum beraktivitas di pagi hari. Sebab membiarkan anak beraktivitas dalam kondisi lapar dapat mengganggu konsentrasinya. Tak kalah pentingnya juga untuk mengajak anak berolahraga secara rutin setiap harinya. Aktivitas fisik meningkatkan aliran darah ke otak, sehingga meningkatkan fungsi kognitifnya. 

Untuk mendukung cara mengajarkan anak konsentrasi belajar agar memberikan hasil yang optimal, berikan juga DANCOW FortiGro dua kali sehari sebagai pelengkap gizi harian anak.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12  tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Segelas DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kombinasi unik DHA dan zat besi yang dapat membantu proses belajar Si Buah Hati. 

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung:

  1. Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant dan Cokelat kemasan boks)
  2. Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti zat besi, zink, vitamin A, C, & D
  3. Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium. 

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi. Tersedia dalam varian Instant, Cokelat, dan Full Cream.

Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum dengan pilihan rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak sebagai bekal sekolah, di sela-sela aktivitasnya di sekolah maupun di rumah, atau pun dalam perjalanan. 

Image Article
cara mengajarkan anak konsentrasi belajar
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Memilih Susu Tinggi Protein dan Kalsium untuk Si Buah Hati

Published date

Dalam mendukung tumbuh kembang anak agar berjalan lebih optimal, banyak orang tua memberikan susu tinggi protein dan kalsium sebagai pelengkap kebutuhan gizi Si Buah Hati. Hal ini karena kandungan nutrisinya dapat mendukung pembentukan tulang yang kuat dan pertumbuhan otot yang optimal di masa pertumbuhan anak usia sekolah. 

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami cara memilih susu tinggi protein yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan gizi harian Si Buah Hati, sehingga asupannya dapat terpenuhi dengan baik. Agar tidak salah pilih produk, yuk simak penjelasannya berikut ini!

Pahami Kebutuhan Gizi Anak Sesuai Usianya

Pada anak usia sekolah, kebutuhan kalori yang harus dipenuhi menurut Angka Kecukupan Gizi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah sebesar 1800–2050 kkal, termasuk asupan kalsium sebesar 1000–1200  miligram dan 50–55 gram protein setiap harinya. Kebutuhan asupan gizi ini bisa berasal dari makanan bergizi seimbang dan juga dilengkapi dengan pemberian susu tinggi protein dan kalisum untuk anak yang sesuai dengan usianya. 

Semakin bertambahnya usia dan aktivitas Si Buah Hati, maka semakin besar pula kebutuhan kalori yang mereka butuhkan. Oleh karena itu, memenuhi kebutuhan gizi anak menjadi tugas utama bagi setiap orang tua untuk memastikan Si Buah Hati tumbuh dan berkembang dengan optimal.

Cek Label Nutrisi Pada Kemasan Susu

Pada dasarnya, label nutrisi yang berisi informasi seputar produk seperti ukuran saji, kalori, dan kandungan nutrisi yang terdapat dalam kemasan akan sangat berbeda untuk setiap produk makanan atau minuman yang kita jumpai di pasaran. Namun, kita tetap dapat mempelajarinya, sehingga bisa dijadikan juga sebagai cara memilih susu tinggi protein yang tepat. Berikut ini beberapa informasi penting yang biasanya terdapat dalam label nutrisi kemasan susu:

1. Informasi penyajian 

Saat melihat label fakta nutrisi yang terdapat dalam kemasan susu, coba perhatikan jumlah sajian dalam kemasan (sajian per kemasan) dan ukuran sajiannya. Ukuran penyajian distandarisasi untuk memudahkan membandingkan dengan minuman serupa. Informasi ini biasanya diberikan dalam satuan yang sudah dikenal, misalnya jumlah gram (g) untuk menunjukkan jumlah yang biasanya dikonsumsi oleh orang, bukan rekomendasi berapa banyak seseorang harus makan atau minum.

Penting untuk dipahami bahwa semua jumlah nutrisi yang tertera pada label, termasuk jumlah kalori, mengacu pada ukuran penyajian. Perhatikan ukuran porsi, terutama berapa banyak porsi yang ada dalam kemasan makanan. 

2. Kalori

Kalori menunjukkan berapa banyak energi yang didapatkan dari mengonsumsi satu porsi makanan atau minuman. Misalnya, jika seseorang menghabiskan satu kemasan susu dengan jumlah penyajian sebanyak 20 cangkir, sedangkan dalam satu cangkir susu (250 ml) mengandung 150 kalori, maka seseorang akan mengonsumsi 20 porsi atau 3.000 kalori.

Untuk mencapai atau mempertahankan berat badan yang sehat, penting untuk menyeimbangkan jumlah kalori yang dikonsumsi dengan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh tubuh setiap harinya. Alih-alih memaksimalkan tumbuh kembang Si Buah Hati, memberikan susu dengan porsi yang berlebihan justru dapat memicu risiko kelebihan berat badan atau obesitas.

3. Label nutrisi

Bagian ini menunjukkan beberapa nutrisi utama yang berdampak pada kesehatan tubuh, termasuk yang terdapat dalam kandungan susu tinggi protein dan kalsium. Bunda bisa menggunakan label tersebut untuk mendukung kebutuhan gizi anak usia sekolah. Pilihlah produk susu yang mengandung lebih banyak nutrisi yang ingin dioptimalkan dan mengandung sedikit kandungan yang ingin dibatasi untuk mendukung tumbuh kembang Si Buah Hati.

Beberapa kandungan nutrisi yang harus dikurangi antara lain lemak jenuh, natrium, dan gula tambahan karena dapat memicu penyakit kardiovaskular dan tekanan darah tinggi. Kandungan gula tambahan yang tinggi juga dapat mempersulit pemenuhan kebutuhan nutrisi penting bagi Si Buah Hati.

Kandungan gula pada makanan atau minuman dapat mengandung gula alami dan gula tambahan. Gula alami adalah kandungan gula yang secara alami sudah terkandung pada makanan atau minuman tertentu, seperti buah-buahan dan susu sapi. Sementara gula tambahan adalah gula yang melewati proses pembuatan, seperti sukrosa, dekstrosa, dan juga sirup gula. 

Pada informasi gizi di kemasan produk juga tercantum total gula, mencakup kandungan gula alami dan gula tambahan. Pada anak usia sekolah, batas konsumsi total gula yang dianjurkan adalah sebanyak 6 sendok teh gula (25 gram)..

4. Persen Nilai Harian (%DV)

Persen Nilai Harian (%DV) adalah persentase dari nilai harian untuk setiap zat gizi dalam satu porsi makanan. Nilai harian adalah jumlah referensi (dinyatakan dalam gram, miligram, atau mikrogram) nutrisi yang harus dikonsumsi atau tidak boleh dilebihkan setiap hari. %DV menunjukkan seberapa banyak nutrisi dalam satu porsi makanan berkontribusi pada total diet harian dan membantu menentukan apakah satu porsi makanan tinggi atau rendah nutrisi.

Untuk mempermudah, berikut ini panduan umum untuk % DV:

  • 5% DV atau kurang dari suatu zat gizi per porsi dianggap rendah

  • 20% DV atau lebih dari satu zat gizi per porsi dianggap tinggi

Dari persentase ini, maka sebaiknya pilih produk makanan atau minuman dengan:

  • %DV lebih tinggi untuk serat pangan, vitamin d, kalsium, zat besi, dan kalium

  • % DV lebih rendah untuk lemak jenuh, natrium, dan gula tambahan

Baca Juga: Manfaat Susu DANCOW Full Cream untuk Anak

Cara Memilih Susu yang Sesuai dengan Kebutuhan dan Usia Si Buah Hati

Susu yang baik dikonsumsi anak usia sekolah adalah yang terbuat dari susu sapi. Sebab susu sapi utuh mengandung sekitar 87% air, 13% sisanya merupakan protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang baik untuk meningkatkan kepadatan tulang serta mendukung proses tumbuh kembangnya. Berikut ini beberapa cara memilih susu yang bisa disimak:

  1. Sesuaikan dengan kebutuhan anak seusianya. Khusus untuk anak usia sekolah, pilih susu yang dapat mendukung pertumbuhan dan kepadatan tulangnya yang hadir dalam berbagai macam varian rasa favorit Si Buah Hati.
  2. Cara memilih susu tinggi protein tentu dengan melihat kandungan protein di dalamnya sebagai sumber energi, membentuk otot, memproduksi hormon dan sel, meningkatkan metabolisme, menjaga daya tahan tubuh, memperkuat tulang, serta mengantarkan gizi ke bagian-bagian dalam tubuh. Kebutuhan protein anak usia sekolah adalah 50–55  gram setiap harinya.
  3. Mengandung kalsium untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi, membantu kontraksi otot, stimulasi saraf, dan menjaga tekanan darah. Kebutuhan kalsium harian anak usia sekolah sekitar 1000–1200 miligram setiap harinya. Agar penyerapan kalsium berjalan optimal, pastikan juga untuk memilih susu yang dilengkapi dengan kandungan vitamin D untuk menjaga metabolisme kalsium sehingga berperan langsung terhadap kesehatan tulang.
  4. Dilengkapi dengan kandungan vitamin A untuk menjaga kesehatan mata dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh Si Buah Hati.
  5. Mengandung vitamin C yang berperan sebagai antioksidan dan penting untuk ketahanan tubuh sekaligus membantu menyerap zat besi. 
  6. Vitamin B kompleks, yaitu vitamin B1, B2, B3, serta B6 yang berperan untuk mendukung kemampuan memori dan meningkatkan mood belajar.
  7. Diperkaya zat besi dan zink. Zat besi berperan dalam menjaga metabolisme, termasuk penyimpanan oksigen dan mengantarkannya ke bagian tubuh yang membutuhkan, sedangkan zink penting untuk menjaga fungsi imunitas dan kesehatan saraf. 

Beberapa manfaat susu tinggi protein dan kalsium untuk anak usia sekolah antara lain:

1. Peran protein bagi tumbuh kembang Si Buah Hati

Merupakan makronutrien yang mempunyai peranan sangat penting bagi tubuh manusia. Protein terdiri dari unsur-unsur pembentuk protein yang disebut asam amino yang sangat baik untuk mendukung tumbuh kembang anak dan juga beberapa fungsi lain seperti:

  • Mempercepat proses metabolisme.
  • Membentuk otot.
  • Mendukung fungsi sistem imun tubuh.
  • Menjadi “pembawa pesan” yang mengkoordinasikan sel-sel, jaringan, dan organ di seluruh tubuh. 

2. Peran kalsium bagi tumbuh kembang Si Buah Hati

Selain protein, susu juga merupakan sumber kalsium terbaik yang dapat dikonsumsi oleh anak usia sekolah. Kalsium merupakan mineral penting untuk membangun tulang dan gigi yang kuat selama masa pertumbuhan (anak dan remaja) sekaligus membantu meningkatkan kinerja jantung, sehingga sangat baik untuk membantu proses tumbuh kembang anak agar berjalan lebih optimal.

Rekomendasi susu tinggi protein dan kalisum untuk anak yang bisa Bunda berikan sebagai pelengkap pemenuhan gizi harian anak usia sekolah adalah DANCOW FortiGro Full Cream. 

DANCOW FortiGro Full Cream adalah susu yang diformulasikan untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak dan seluruh anggota keluarga. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro Full Cream memiliki kandungan tinggi protein dan kalsium yang merupakan salah satu komponen esensial dalam pertumbuhan dan perkembangan, juga berperan dalam membantu pembentukan tulang dan gigi. Selain itu, DANCOW FortiGro Full Cream juga mengandung tinggi zat besi dan zink yang dapat mendukung proses belajar serta daya tahan tubuh. 

Manfaat DANCOW FortiGro ini tak hanya dapat dinikmati oleh anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Selain Full Cream tersedia juga varian lain yaitu Instant dan Cokelat, serta dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum dengan varian rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak sebagai bekal sekolah atau dalam perjalanan.

Setelah memahami cara membaca label nutrisi dalam kemasan produk, semoga Bunda tak perlu bingung lagi saat memilih susu tinggi protein dan kalsium untuk dukung tumbuh kembang Si Buah Hati, ya.

Image Article
cara memilih susu tinggi protein
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Parenting Anak Usia 6 Tahun untuk Kemandirian dan Kreativitas

Published date

Bagi orang tua, parenting anak usia 6 tahun merupakan momen yang penuh tantangan sekaligus sangat menyenangkan. Sebab pada usia ini anak mulai menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi dan memiliki kemampuan untuk berpikir lebih kompleks. Kondisi inilah yang mendorong anak untuk mengeksplorasi segala sesuatu tentang dunia di sekitar mereka dengan lebih mandiri dan kreatif. Oleh karena itu, penting sekali untuk menerapkan cara merawat anak usia 6 tahun yang tepat untuk mendukung tumbuh kembangnya agar berjalan optimal.

Tahapan Perkembangan Anak Usia 6 Tahun

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, membangun kemandirian dan kreativitas anak merupakan salah satu tugas penting bagi setiap orang tua. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan anaknya agar dapat hidup mandiri saat dewasa nanti. Sebelum memahami bagaimana cara mendidik anak SD usia 6 tahun agar cerdas, mandiri, dan kreatif, penting juga untuk mengetahui tahapan perkembangan anak pada anak usia dini.

1. Perkembangan motorik dan fisik

Di usia 6 tahun Si Buah Hati mampu mengendalikan otot tangan, bahu dan pergelangan tangan hampir mencapai tingkat kesempurnaan seperti orang dewasa. Keterampilan ini meliputi keterampilan untuk makan, berpakaian, merawat diri sendiri, menulis, menangkap dan melampar bola, serta membantu melakukan pekerjaan rumah. Perkembangan motorik pada kaki juga pada dasarnya akan semakin meningkat. Beberapa keterampilan yang terlihat meliputi berlari, melompat tinggi, meluncur, melompat jauh, mendaki, berenang, mengendarai sepeda roda tiga atau roda dua.

2. Perkembangan sosial-emosional

Memasuki usia sekolah, Si Buah Hati mulai belajar mandiri namun ada kalanya mereka akan merasa cemas karena mulai berpisah dari orang tuanya. Mereka juga mungkin mengalami kesulitan dalam mengatasi saat-saat yang membuat frustrasi, seperti ketika kesulitan menguasai keterampilan baru di sekolah atau ketika mereka kalah dalam permainan bersama teman. Tak hanya itu saja, pada usia ini Si Buah Hati ini juga rentan terhadap kecemburuan, termasuk persaingan antar saudara maupun teman. Oleh karena itu, anak usia 6 tahun masih membutuhkan bimbingan orang tuanya dalam mengelola emosi yang dimilikinya.

3. Perkembangan kognitif

Pada usia 6 tahun, daya ingat Si Buah Hati akan semakin meningkat, mampu melihat hubungan sebab-akibat, dapat mengelompokkan benda berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna, mampu mengerjakan soal matematika sederhana, dan semakin mulai dapat berpikir secara kompleks. 

4. Perkembangan bahasa-komunikasi

Anak usia 6 tahun juga sedang melalui tahap awal perkembangan bahasa. Di tahapan ini, Si Buah Hati belajar menyampaikan pendapat, mengekspresikan perasaan, dan menceritakan pengalamannya melalui kata-kata. Pengucapan anak di usia ini sudah baik dan mudah dimengerti orang dewasa, sehingga mereka juga sudah bisa terlibat dalam obrolan sehari-hari. Tak jarang juga anak usia 6 tahun yang sudah bisa membaca buku untuk anak seusianya dan menceritakan kembali sesuatu yang mereka baca atau tonton di televisi.

Baca Juga: Cara Mengembangkan Kreativitas Anak SD

Tips Parenting Anak Usia 6 Tahun agar Mandiri dan Kreatif

Bunda tidak perlu bingung, berikut ini beberapa cara mendidik anak sd usia 6 tahun agar cerdas, mandiri, dan kreatif yang bisa diterapkan:

1. Ciptakan rutinitas dalam kehidupan sehari-hari

Sama seperti orang dewasa, menetapkan rutinitas yang konsisten setiap harinya juga sangat penting untuk memupuk kemandirian anak usia sekolah. Dengan adanya rutinitas yang sama dan diketahui oleh anak, mereka akan lebih siap dan terbiasa untuk melakukannya. 

Tak perlu rutinitas yang terlalu rumit, Bunda bisa memulainya dengan menerapkan kebiasaan seperti menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur, menyiapkan seragam sekolah di pagi hari, menyiapkan peralatan sekolah, belajar, dan berbagai hal lainnya. Biarkan anak melakukannya sendiri, dengan begini mereka akan merasa bahwa orang tuanya percaya terhadap kemampuan yang dimilikinya. 

2. Biarkan Si Buah Hati menentukan pilihannya sendiri

Cara mendidik anak SD usia 6 tahun agar cerdas dan mandiri selanjutnya adalah dengan membiarkan Si Buah Hati untuk memilih, namun tetap dibawah pengawasan Bunda. Misalnya dengan melibatkan mereka dalam memutuskan berbagai hal sendiri seperti pakaian yang akan dipakai, mainan yang akan dipilih, atau mata pelajaran apa yang akan mereka pelajari saat belajar di rumah. Pastikan untuk memberikan pujian saat mereka mampu mempertanggungjawabkan pilihannya ya, Bunda.

3. Berikan kesempatan bagi anak untuk memberikan bantuannya

Pada dasarnya, anak senang untuk memberikan bantuan. Tak hanya membantu memupuk kemandirian, hal ini juga bisa dijadikan sebagai cara bagi orang tua untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki rasa percaya yang tinggi pada kemampuan anaknya, sehingga anak menjadi lebih percaya diri. 

Bunda bisa mulai melibatkan Si Buah Hati dalam mengerjakan rutinitas harian, misalnya membantu memecahkan telur saat membuat kue, mencuci bahan masakan sebelum memasak, atau mengajaknya untuk belanja bulanan di supermarket.

4. Berikan tugas sederhana di rumah

Selain pekerjaan sekolah, cara merawat anak usia 6 tahun agar mandiri juga bisa dilakukan dengan memberikan tugas sederhana di rumah. Misalnya mencuci piring setelah makan, menyapu, atau membersihkan kamar tidurnya. Kemampuan inilah yang akan membantu Si Buah Hati hidup mandiri saat dewasa nanti.

5. Biarkan anak untuk memecahkan masalah

Membiarkan Si Buah Hati melakukan tugas yang menantang namun masih dalam batas kemampuannya dengan sedikit bantuan mampu membantu mereka belajar untuk memecahkan masalah dan bertahan dalam situasi menantang. Misalnya dengan membiarkan mereka mengikat tali sepatunya sendiri, mengancingkan seragam sekolah, atau membersihkan kamar tidurnya. Setelah mereka berhasil melaluinya, berikan pujian atas usaha yang dilakukannya ya, Bunda.

6. Biarkan anak bereksplorasi

Tips parenting anak usia 6 tahun agar cerdas dan kreatif juga bisa dilakukan dengan membebaskan anak untuk mengekspresikan diri melalui berbagai hal, mulai dari mewarnai, menyusun puzzle, atau membuat kerajinan tangan. Berikan komentar dan pujian atas usaha dan juga hasil karyanya, sehingga Si Buah Hati merasa dihargai, memiliki harga diri yang tinggi, dan tumbuh sebagai anak yang percaya diri.

Tak cukup hanya dengan beberapa hal di atas, parenting anak usia 6 tahun yang paling penting adalah memenuhi kebutuhan gizi harian anak dengan baik sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi  dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2019 yang sudah ditentukan untuk anak usia sekolah. Selain makanan bergizi seimbang seperti sayur, protein, dan buah-buahan yang kaya akan vitamin serta mineral, Bunda juga bisa melengkapinya dengan memberikan DANCOW FortiGro dua kali setiap harinya pada pagi dan malam hari sebelum tidur. 

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun . Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Segelas DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kombinasi unik DHA dan zat besi yang dapat membantu proses belajar Si Buah Hati. 

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung:

  • Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti tinggi vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant dan Cokelat kemasan box)
  • Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti tinggi  zat besi, zink, vitamin A, C, & D
  • Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium. 

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi. Tersedia dalam varian Instant, Cokelat, dan Full Cream.

Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak sebagai bekal sekolah, di sela-sela aktivitasnya di sekolah maupun di rumah, atau pun dalam perjalanan. Dengan begini, momen parenting anak usia 6 tahun akan terasa jadi lebih menyenangkan, Bunda. Selamat mencoba!

Image Article
tips parenting anak usia 6 tahun
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Melatih Fokus Anak Usia Sekolah

Published date

Melatih fokus pada anak usia sekolah perlu mendapat perhatian penting karena karena berpengaruh pada kemampuan Si Buah Hati saat menerima pelajaran dan tugas-tugas di sekolah.

Pada anak-anak usia sekolah, kesulitan untuk fokus adalah hal yang banyak terjadi. Menurut informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, selain adanya gangguan mental berupa perilaku impulsif dan hiperaktif (attention deficit hyperactivity disorder atau ADHD), anak-anak yang kesulitan untuk fokus biasanya karena menjumpai aktivitas yang tidak menarik bagi mereka atau ketika ada beberapa gangguan di sekitar mereka. 

Hal ini membuat Si Buah Hati membuat perhatiannya teralihkan ke hal-hal lain yang lebih menarik bagi mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami cara melatih fokus anak untuk mendukung proses belajarnya dengan baik.

Manfaat Melatih Fokus Anak

Mengingat bahwa orang tua dan rumah merupakan guru dan sekolah pertama bagi anak-anak, maka sudah sewajarnya kita yang melatih mereka untuk fokus. Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan mengajarkan Si Buah Hati cara melatih anak tetap fokus, seperti yang dilansir dari buku Seri Pendidikan Orang Tua Mendampingi Anak Siap Belajar yang diterbitkan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia  berikut ini.

  1. Meningkatkan kemampuan mendengarkan anak. Sebab dengan mendorong anak-anak untuk fokus, maka mereka akan lebih mampu mendengarkan dan memahami apa yang terjadi di sekitarnya. Kemampuan mendengarkan ini akan sangat berguna saat mereka sedang fokus belajar atau mendengarkan guru mereka di sekolah atau di rumah.

  2. Meningkatkan kemampuan belajar dan menyerap informasi baru dengan lebih efektif, sehingga mereka bisa mencapai prestasi akademik yang diinginkan. 

  3. Membantu mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan yang lebih baik. Dalam hal ini, anak-anak dilatih untuk berpikir kritis dan fokus pada detail serta mempertimbangkan pro dan kontra sebelum mengambil keputusan. 

  4. Mengembangkan empati dan pemahaman, sehingga anak-anak akan lebih mudah memahami perasaan dan kebutuhan saudara, teman, dan orang lain di sekitarnya.

  5. Mengembangkan disiplin dan pengendalian diri. Dengan belajar untuk fokus pada tugas-tugas sekolah, mereka akan menjadi lebih terampil dalam mengelola emosi dan tindakannya. Hal ini sangat penting untuk kesuksesan mereka, tidak hanya di sekolah, tetapi juga dalam hubungan pribadi dan pertumbuhan mereka secara keseluruhan.

Baca Juga: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Anak

Tips dan Aktivitas yang Bisa Dilakukan untuk Melatih Fokus Anak

Melatih fokus anak usia sekolah adalah upaya yang penting untuk membantu mereka mencapai sukses di sekolah dan kehidupan. Oleh karena itu, yuk simak tips melatih fokus anak berikut ini ya, Bunda.

  1. Cara gampang melatih fokus anak yang pertama adalah dengan menciptakan lingkungan belajar yang tenang dan nyaman. Jauhkan anak-anak dari gadget, televisi, video game, atau mainan yang dapat mengganggunya selama belajar.

  2. Menjelaskan pentingnya untuk memberikan perhatian yang penuh ketika mengerjakan sesuatu. Daya fokus inilah yang mampu membantu mereka untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan.

  3. Tips melatih fokus anak selanjutnya adalah dengan menjadi pendengar yang baik dan aktif bagi mereka. Ketika Si Buah Hati berbicara, cobalah untuk mempertahankan kontak mata, mengangguk setuju, dan ajukan pertanyaan lanjutan untuk menunjukkan bahwa Bunda terlibat sepenuhnya dalam percakapan dan benar-benar peduli dengan apa yang mereka katakan.

  4. Libatkan Si Buah Hati dalam kegiatan yang membutuhkan fokus dan konsentrasi. Beberapa permainan yang bisa dilakukan antara lain teka-teki, membaca, atau membuat kerajinan tangan. Aktivitas inilah yang dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan yang lebih baik.

  5. Mengakui dan memuji anak-anak ketika mereka menunjukkan perilaku penuh perhatian. 

Agar cara melatih fokus anak yang Bunda terapkan mendapatkan hasil yang optimal, pastikan juga untuk memenuhi kebutuhan gizi Si Buah Hati dengan baik. Bagi anak-anak usia sekolah, kebutuhan kalori yang dibutuhkan menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah sebanyak 1800–2050 kkal setiap harinya. Kebutuhan kalori ini bisa dipenuhi melalui pemberian makanan bergizi seimbang setiap harinya. Bahkan, Bunda juga bisa melengkapinya dengan pemberian susu seperti DANCOW FortiGro.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi yang baik untuk mendukung proses tumbuh kembangnya, seperti: 

  1. Zat besi, zink, vitamin A, C, dan D untuk dukung imunitas. 

  2. Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks) untuk dukung proses belajar. 

  3. Protein dan kalsium untuk membantu pertumbuhan. 

Manfaat DANCOW FortiGro ini tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga dan aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream, serta dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi untuk bekal sekolah atau dalam perjalanan.

Semoga cara melatih anak tetap fokus di atas dapat mempermudah Bunda dalam mendukung proses belajar anak agar lebih fokus dan sukses di masa depan, ya!

Image Article
Cara Melatih Fokus Anak Usia Sekolah
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Ciri-ciri Anak Kurang Konsentrasi dan Cara Mengatasinya

Published date

Kegiatan belajar merupakan hal yang sangat penting dilakukan bagi anak-anak usia sekolah. Sayangnya, mereka sering kali mengalami tantangan dalam mempertahankan konsentrasinya, baik saat belajar di rumah maupun sekolah.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pengasuh untuk mengenali ciri-ciri anak kurang konsentrasi dan memahami cara untuk mengatasinya, sehingga Si Buah Hati dapat mengembangkan potensinya agar berhasil di sekolah dan kehidupan sehari-hari. Namun, mengingat bahwa setiap anak adalah individu yang unik, jadi penting untuk menemukan pendekatan yang cocok untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang secara optimal.

Ciri-ciri Anak Kurang Konsentrasi

Masalah konsentrasi bukan berarti Si Buah Hati memiliki ketidakmampuan belajar. Nah, agar proses belajar anak berjalan dengan optimal, berikut ini ciri-ciri anak kurang konsentrasi

  1. Sering menatap ke luar ke luar jendela (melamun) ketika ia seharusnya mengerjakan pekerjaan rumah atau tugas sekolahnya.

  2. Kesulitan mengatur jalan pikirannya. Misalnya ketika mereka bercerita, sering kali ceritanya berbelit-belit dan melompat ke cerita yang tidak berhubungan tanpa menyadarinya. Jika ada sesuatu yang menyela ceritanya, anak-anak akan kesulitan untuk mengingat bagian akhir cerita.

  3. Membutuhkan petunjuk yang berulang. Misalnya saat mengerjakan tugas rumah, anak-anak membutuhkan orang lain untuk mengingatkan hal apa saja yang dibutuhkan dan harus dilakukannya.

  4. Tanda anak kurang konsentrasi selanjutnya adalah mereka kesulitan untuk fokus pada satu tugas dalam satu waktu.

  5. Membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan tugas karena seringkali teralihkan perhatiannya.

  6. Sering mengeluh pusing atau merasa kesal dengan dirinya sendiri karena tidak bisa menyelesaikan tugasnya sendiri.

  7. Selalu merasa gelisah saat belajar juga bisa menjadi salah satu tanda anak tidak konsentrasi. Anak-anak cenderung memiliki sesuatu untuk dimainkan ketika belajar di rumah maupun di kelas. 

  8. Kesulitan mengatur waktu, tugas, dan barang-barang miliknya sendiri. Anak-anak sering merasa kewalahan atau kebingungan saat bersiap-siap di pagi hari, selalu kehilangan barang, dan lupa apa yang sedang ia lakukan atau kerjakan.

  9. Tampak tidak mendengarkan ketika diajak berbicara. Sebaliknya, ia mungkin melihat hal-hal lain di sekitarnya. 

Penyebab Anak Kurang Konsentrasi

Informasi dari laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan beberapa penyebab anak kurang konsentrasi sebagai berikut.

  1. Kurangnya aktivitas fisik pada anak-anak.

  2. Rasa lelah yang berlebihan, biasanya akibat anak-anak memiliki aktivitas terlalu banyak yang menyebabkan mereka tidak mendapatkan istirahat dan waktu tidur yang cukup setiap harinya.

  3. Seringkali melewatkan sarapan.

  4. Gangguan belajar seperti attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).

  5. Kurang mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung zat besi.

Tak hanya itu saja, kurangnya konsentrasi pada Si Buah Hati juga bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti:

  1. Berada di lingkungan yang baru.

  2. Kurang memahami atau tidak suka pada mata pelajaran tertentu.

  3. Gangguan dari lingkungan sekitarnya.

  4. Kurangnya motivasi untuk belajar.

  5. Tidak cukup tertantang terhadap mata pelajaran tertentu.

  6. Gaya belajar yang tidak sesuai dengan karakter anak.

Baca Juga: Sarapan Tinggi Nutrisi untuk Anak Sekolah

Cara yang Bisa Dilakukan untuk Mengoptimalkan Konsentrasi Anak

Untuk mendukung proses belajar anak baik di rumah maupun sekolah, berikut ini beberapa cara mengoptimalkan konsentrasi anak. 

  1. Menciptakan lingkungan belajar yang bebas gangguan

    Siapkan ruang belajar khusus dengan sedikit gangguan, misalnya di teras belakang, kamar tidur, atau ruang kerja. Jauhkan gadget, mainan, dan suara-suara keras selama waktu belajar, sehingga anak-anak bisa lebih fokus belajar.

  2. Tentukan tujuan belajar yang realistis

    Alih-alih memaksakan anak untuk belajar dalam waktu yang lama dan menyelesaikan semua tugas dalam satu waktu, sebaiknya bantu mereka untuk merencanakan jadwal belajar setiap harinya. dengan begini, anak-anak juga bisa lebih memahami materi pembelajaran dengan baik.

  3. Cukupi kebutuhan istirahat Si Buah Hati

    Pada dasarnya, konsentrasi itu seperti otot yang butuh istirahat. Anjurkan Si Buah Hati untuk beristirahat sejenak selama sesi belajar. Misalnya dengan belajar selama 25 menit, lalu istirahat selama 5 menit. Lakukan aktivitas fisik atau sekadar bersantai untuk meremajakan pikiran dan meningkatkan fokus secara keseluruhan. 

  4. Terapkan pola tidur yang sehat

    Kurang tidur sangat mempengaruhi konsentrasi. Tetapkan rutinitas tidur yang konsisten untuk anak-anak. Pastikan mereka mendapatkan jam tidur yang direkomendasikan untuk usia mereka. Usahakan juga agar anak-anak tidur dan bangun di jam yang sama. Anak yang cukup istirahat akan lebih waspada dan dapat fokus lebih baik di siang hari.

  5. Menerapkan pola hidup sehat

    Pola makan yang seimbang dan olahraga teratur memiliki dampak yang signifikan terhadap konsentrasi. Pastikan anak Bunda mendapatkan nutrisi yang tepat, termasuk makanan yang meningkatkan kemampuan otak seperti buah-buahan, sayuran, dan ikan yang kaya Omega 3. 

Agar proses belajarnya semakin optimal, Bunda juga bisa melengkapi kebutuhan gizi Si Buah Hati dengan memberikan susu DANCOW FortiGro.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun.  Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi yang baik untuk mendukung proses tumbuh kembangnya, seperti: 

  1. Zat besi, zink, vitamin A, C, dan D untuk dukung imunitas. 

  2. Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks) untuk dukung proses belajar. 

  3. Protein dan kalsium untuk membantu pertumbuhan. 

Manfaat DANCOW FortiGro ini tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga dan aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream, serta dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi untuk bekal sekolah atau dalam perjalanan.

Semoga dengan mengenali ciri-ciri anak kurang konsentrasi di atas dapat mempermudah Bunda dalam mendukung proses belajar anak agar mereka bisa mencapai prestasi akademis yang baik dan juga sukses di masa depan, ya!

Image Article
Ciri-ciri Anak Kurang Konsentrasi dan Cara Mengatasinya
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Ini Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Kesehatan Mental Anak

Published date

Menjalani peran sebagai orang tua tentu menjadi hal yang cukup menantang. Sebab pola asuh yang diterapkan oleh orang tua memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan emosional dan psikologis Si Buah Hati. Oleh karena itu, kita harus memahami bagaimana cara memilih pola asuh yang tepat untuk mental anak. Pola pengasuhan ini mencakup perilaku dan sikap orang tua serta lingkungan emosional tempat mereka membesarkan anak-anak mereka. 

Pentingnya Kesehatan Mental pada Anak

Kesehatan mental merupakan bagian penting dari kesehatan anak dan memiliki hubungan yang kompleks dengan kesehatan fisik, serta kemampuan mereka untuk meraih prestasi di sekolah. 

Baik kesehatan fisik maupun mental memengaruhi cara Si Buah Hati dalam berpikir, merasa, dan bertindak, baik di dalam maupun di luar. Kesehatan mental penting untuk diperhatikan di sepanjang tahap kehidupan, mulai dari masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa.

Sebagai contoh, ketika seorang anak mendapat ejekan tentang berat badan. Situasi itu bisa membuatnya merasa tertekan dan minder. Dampak perasaan tertekan juga bisa menyebabkan stres yang bisa berpengaruh pada kesehatan fisik Si Buah Hati. 

Pengaruh Jenis Pola Asuh Orang Tua terhadap Kesehatan Anak 

Berikut ini empat jenis pola asuh orang tua terhadap kesehatan anak menurut Jean Piaget seperti yang dilansir dari laman situs American Psychological Association. 

  1. Pola asuh permisif

    Jenis pola asuh orang tua terhadap kesehatan anak dengan gaya permisif akan memposisikan orang tua sebagai teman bagi anak-anaknya. Umumnya orang tua permisif cenderung hangat, mengayomi anak-anaknya, dan memiliki tuntutan yang sangat rendah. Mereka akan memberikan kebebasan bagi anaknya untuk membuat keputusan sendiri dalam hidupnya dan menahan diri untuk tidak ikut campur kecuali anak-anak yang memintanya. 

    Ada dua pengaruh pola asuh permisif orang tua terhadap kesehatan mental anak, yaitu pengaruh positif dan negatif. Positifnya, anak terlatih untuk membuat keputusan sendiri, memiliki harga diri yang baik, serta memiliki keterampilan sosial yang baik. Sayangnya, tak jarang juga anak-anak merasakan dampak yang kurang baik dari pola pengasuhan permisif, salah satunya adalah masalah kesehatan seperti obesitas akibat anak bisa mengonsumsi berbagai makanan sesuka hati tanpa ada batasan dari orang tua. 

    Selain masalah kesehatan, Si Buah Hati yang mendapatkan pola pengasuhan permisif juga cenderung lebih impulsif, banyak menuntut, egois, kurang bisa mengatur diri sendiri. Tuntutan orang tua yang sangat rendah membuat anak-anak menjadi kurang disiplin, sehingga mereka cenderung lebih sering melakukan kebiasaan negatif, seperti bebas menentukan waktu tidur, waktu bermain, makan, dan mengerjakan pekerjaan rumah. 

  2. Pola asuh otoritatif

    Pola asuh ini disebut sebagai pola asuh anak paling ideal karena daya tanggap dan tuntutan sama-sama tinggi. Orang tua memiliki hubungan yang dekat dengan anak dan mendukung setiap hal positif yang mereka lakukan. Selain itu, orang tua juga selalu memberi penjelasan terlebih dahulu tentang dasar dari penerapan aturan serta menjelaskan sebab-akibat dari setiap perbuatan yang mungkin dilakukan oleh anak-anaknya.

    Pola pengasuhan ini akan menghasilkan anak-anak yang bahagia, cakap, percaya diri, mandiri, bertanggung jawab, mampu mengelola emosinya dengan baik, dan cenderung memiliki prestasi akademik yang baik di sekolah. Hal ini dapat terjadi karena pola asuh otoritatif memberi rasa aman dan nyaman bagi Si Buah Hati, serta mengurangi konflik antara orang tua dan anak.

Baca Juga: Bunda, Simak Manfaat Susu untuk Anak Usia Sekolah

  1. Pola asuh otoriter

    Pola asuh otoriter cenderung menerapkan komunikasi satu arah, di mana orang tua menetapkan aturan sangat ketat dan harus dipatuhi oleh anak-anaknya tanpa ada ruang untuk bernegosiasi. Orang tua menuntut anak untuk menjunjung tinggi standar-standar yang sudah ditentukan tanpa melakukan kesalahan. Saat anak-anaknya melakukan kesalahan, maka mereka akan mendapatkan hukuman yang cukup keras, baik berupa kekerasan verbal maupun fisik. Tak heran jika orang tua dengan pola asuh otoriter juga disebut dengan strict parents.

    Anak-anak yang tumbuh dengan orang tua yang otoriter biasanya akan menjadi anak yang paling berperilaku baik di rumah. Hal ini karena mereka sadar akan konsekuensi yang didapatkan dari setiap perilakunya. Selain itu, mereka juga mampu mematuhi instruksi yang tepat untuk mencapai tujuan tertentu. 

    Sayangnya, pola asuh otoriter juga dapat memberikan dampak negatif terhadap perkembangan mental Si Buah Hati. Anak-anak akan tumbuh dengan tingkat agresi yang tinggi karena kesulitan mengontrol emosinya, pemalu, tidak memiliki kemampuan bersosialisasi, tidak mampu membuat keputusannya sendiri, memiliki harga diri yang rendah, dan membuat mereka untuk memberontak terhadap figur otoritas saat tumbuh dewasa nanti.

  2. Pola asuh abai

    Pola asuh abai dinilai sebagai jenis pola asuh orang tua terhadap kesehatan anak yang paling tidak ideal karena membuat anak-anak untuk bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Orang tua benar-benar lepas tangan dalam mengasuh, jarang berkomunikasi dengan anaknya, dan tidak memberi perhatian serta panduan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. 

    Hal ini membuat anak-anak cenderung tumbuh sebagai pribadi yang lebih tangguh dan mandiri dibanding anak-anak dari jenis pengasuhan lainnya. Sayangnya, mereka mengalami kesulitan dalam mengendalikan emosi dan memiliki kemampuan bersosialisasi yang buruk. Anak-anak juga dapat tumbuh sebagai individu dengan penghargaan diri rendah, memiliki kontrol diri yang rendah, rentan mengalami masalah mental, tidak bahagia, dan tidak memiliki prestasi secara akademis di sekolah.

Pada dasarnya, semua anak berhak untuk hidup bahagia, sehat, serta mendapatkan akses terhadap perawatan yang efektif untuk mencegah atau mengobati masalah kesehatan mental yang mungkin terjadi. Selain memilih jenis pola asuh orang tua terhadap kesehatan anak yang tepat, memenuhi kebutuhan gizi anak dengan baik juga merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap orang tua.

Pemenuhan gizi anak bisa dilakukan melalui pemberian makanan bergizi seimbang dan juga melengkapinya dengan susu. Rekomendasi susu yang bisa Bunda berikan untuk mendukung proses tumbuh kembang anak adalah DANCOW FortiGro. DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun.  Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro terdapat kandungan gizi seperti:

  1. Zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D untuk dukung imunitas.  

  2. Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks) untuk untuk dukung proses belajar.  

  3. Protein dan kalsium untuk membantu pertumbuhan. 

Manfaat DANCOW FortiGro ini tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga dan aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream, serta dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi untuk bekal sekolah atau dalam perjalanan.

Semoga setelah memahami pengaruh pola asuh orang tua terhadap kesehatan mental anak di atas menjadikan kita sebagai orang tua bijak ya, Bunda. Dengan begini, proses tumbuh kembang Si Buah Hati dapat berjalan dengan lebih optimal.

Image Article
Ini Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Kesehatan Mental Anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Kreasi Bekal Anak Sekolah yang Sehat dan Bergizi

Published date

Pemenuhan gizi yang baik merupakan kunci penting dalam pertumbuhan dan perkembangan Si Buah Hati. Salah satunya adalah dengan memberikan anak-anak bekal sekolah yang sehat dan bergizi. Kreasi bekal anak sekolah yang menyenangkan dan bernutrisi tidak hanya memastikan anak-anak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, tetapi juga membantu mereka membentuk kebiasaan makan yang baik sejak dini.

Kebutuhan gizi anak usia sekolah

Anak-anak yang menerima asupan makanan yang tepat memiliki energi yang cukup untuk belajar dan beraktivitas secara optimal. Nutrisi yang mencukupi juga mendukung pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif mereka, sehingga dapat membantu Si Buah Hati mencapai prestasi akademik yang baik di sekolah sekaligus mempersiapkan masa depannya.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan bahwa kebutuhan kalori anak usia sekolah yang harus dicukupi setiap harinya adalah sebesar 1800–2050 kkal yang berasal dari kreasi bekal anak sekolah dengan kandungan gizi sebagai berikut.

  1. Protein berfungsi untuk pertumbuhan, pembentukan komponen struktur tubuh manusia, sebagai pengangkut dan penyimpan zat gizi, enzim, pembentukan antibodi dan sistem kekebalan tubuh, mengatur keseimbangan cairan dan asam basa, juga sebagai sumber energi. Makanan kaya protein yang bisa dikonsumsi antara lain daging, unggas, makanan laut, kacang-kacangan dan kacang polong, telur, produk kedelai, kacang-kacangan dan biji-bijian, serta susu.

  2. Zat besi sebesar 8–10 miligram setiap harinya untuk anak usia sekolah. Jumlah inilah yang dapat memberikan manfaat dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan fisik anak, meningkatkan imunitas tubuh, mendukung perkembangan motorik, memproduksi sel darah merah, mencegah anemia, dan mengurangi risiko stunting. Zat besi yang dapat ditemukan pada daging, kacang-kacangan dan lentil, sereal dan roti yang diperkaya, sayuran berdaun gelap, dan kentang panggang.

  3. Vitamin A yang dapat ditemukan pada hati ayam, wortel, ubi jalar, dan bayam.  Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan bahwa vitamin A terlibat dalam pembentukan, produksi, dan pertumbuhan sel darah merah, sel limfosit, dan juga antibodi. Tak hanya itu saja, vitamin A juga membantu menjaga kesehatan mata anak-anak usia sekolah.

  4. Vitamin D atau "vitamin sinar matahari" yang juga bisa ditemukan pada daging ikan berlemak seperti salmon, minyak hati ikan, dan produk yang diperkaya dengan vitamin D, seperti susu. Fungsi vitamin ini adalah untuk meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kesehatan tulang, dan juga mencegah obesitas pada anak-anak.

  5. Vitamin B6 dan B12 yang dapat membantu meningkatkan kinerja otak anak usia sekolah. Beberapa makanan yang bisa dijadikan sebagai kreasi bekal anak sekolah antara lain hati, daging, ikan, kentang, dan sayuran, dan produk susu.

  6. Asam lemak omega 3 dan 6 sebagai nutrisi anak untuk meningkatkan fungsi otak yang dapat ditemukan pada telur, kacang-kacangan, dan susu.

  7. Zink yang berperan mendukung pertumbuhan sel dan metabolisme serta meningkatkan kekebalan tubuh banyak ditemukan dalam bahan makanan seperti tiram, daging, ikan, produk susu, dan kacang-kacangan. 

  8. Kolin yang berperan merangsang produksi sel dalam otak. Biasanya kolin banyak terdapat pada sumber makanan seperti daging, produk susu, telur, dan sayuran.

Baca Juga: Tips Memilih Susu Anak 6 Tahun

Tips Pemenuhan Gizi Anak Usia Sekolah

Pemenuhan gizi anak melalui kreasi bekal anak sekolah bukanlah hal yang bisa dilakukan secara sembarangan. Berikut ini tips pemenuhan gizi anak usia sekolah menurut penjelasan Peraturan  Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang. 

  1. Memerhatikan asupan makronutrien dan mikronutrien dengan baik. Makronutrien yang dimaksud adlaah karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan mikronutriennya adalah vitamin dan mineral yang baik untuk mendukung proses tumbuh kembang anak hingga mereka mengalami percepatan pertumbuhan saat pubertas.

  2. Memerhatikan bahan pangan dan memberikan ragam menu makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak sekaligus mengenalkan lebih banyak rasa pada anak-anak untuk mencegah mereka tumbuh sebagai picky eater.

  3. Mengajak anak-anak untuk melakukan aktivitas fisik setidaknya 60 menit sehari, misalnya dengan bersepeda, bermain lompat tali, jalan-jalan keliling komplek, bermain sepak bola, dan masih banyak lagi. Tujuannya adalah untuk mencegah obesitas dan meningkatkan metabolisme tubuhnya.

  4. Menerapkan pola makan yang baik, yaitu dengan menghindari kebiasaan makan sambil nonton televisi atau gadget yang bisa membuat anak-anak makan terus-menerus sehingga memicu obesitas.

  5. Menjaga kebersihan, terutama soal makanan. Sebab anak-anak usia sekolah sudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya, di mana mereka bisa dengan mudah membeli jajanan atau makanan yang belum tentu terjamin kesehatan dan higienitasnya. Oleh karena itu, sebaiknya berikan pemahaman pada anak-anak untuk menghindari jajan sembarangan.

Kreasi Bekal Anak Sekolah yang Bergizi dan Mudah Dibuat

Agar setiap asupan yang masuk ke dalam tubuh Si Buah Hati terjamin gizi, kesehatan, dan kebersihannya, simak beberapa kreasi bekal anak sekolah yang bergizi dan praktis berikut ini.

  1. Kreasi mie untuk bekal anak sekolah 

    Salah satu kreasi mie yang mudah dibuat adalah mie goreng sayuran. Dengan campuran mie yang kenyal dan sayuran berwarna-warni seperti wortel, kubis, dan kacang polong, hidangan ini memberikan kelezatan dan keanekaragaman nutrisi. Mie goreng sayuran tidak hanya memuaskan selera, tetapi juga menyediakan serat, vitamin, dan mineral esensial dari sayuran.

  2. Nasi goreng

    Kreasi nasi goreng bekal anak sekolah bisa dibuat spesial ala  restoran. Untuk menyiapkan nasi goreng spesial seperti yang ada di restoran, pada dasarnya Bunda hanya perlu menggoreng nasi yang dibumbui dengan racikan beberapa bahan dasar seperti bawang merah, bawang putih, cabai, kecap manis, dan bumbu penyedap tambahan. Agar lebih nikmat, Bunda juga bisa menambahkan beberapa isian seperti daging ayam suwir, daging sapi, sosis, seafood, atau daging kambing sesuai selera dengan tambahan telur mata sapi di atasnya.

  3. Pudding 

    Ide kreasi bekal anak sekolah selanjutnya adalah pizza roti tawar dengan topping keju, irisan daging, saus tomat, dan sosis. Setelah itu panggang hingga matang. Selain lezat, kandungan protein dari daging serta keju yang mengandung kalsium, protein, dan vitamin A di dalamnya sangat baik untuk mendukung tumbuh kembang Si Buah Hati.

Selain beberapa kreasi bekal anak sekolah di atas, lengkapi juga kebutuhan gizi Si Buah Hati dengan memberikan susu UHT dari DANCOW FortiGro

DANCOW UHT adalah minuman mengandung susu yang dapat dijadikan pilihan Bunda untuk bantu lengkapi asupan gizi Si Buah Hati. Satu kotak DANCOW UHT mengandung sumber Vitamin D, B1, B3, B6, dan Biotin. DANCOW UHT kini menggunakan sedotan kertas agar lebih ramah lingkungan. 

DANCOW UHT tersedia dalam varian rasa, seperti Cokelat, Stroberi dan Vanila yang disukai oleh Si Buah Hati dan praktis dikonsumsi kapan saja dan di mana saja, termasuk untuk bekal sekolah agar anak siap belajar.

Itu tadi tips bagi Bunda untuk menyiapkan kreasi bekal anak sekolah yang praktis dan bergizi agar Si Buah Hati lebih optimal mengikuti proses belajar.

Image Article
Kreasi Bekal Anak Sekolah yang Sehat dan Bergizi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off