Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar Si Buah Hati
31-07-2024
Mendampingi Si Buah Hati agar dapat konsentrasi belajar merupakan salah satu tantangan besar yang harus dihadapi oleh orang tua. Pasalnya, daya konsentrasi yang baik merupakan bekal yang sangat penting untuk membantu Si Buah Hati memahami pelajaran dan menyelesaikan tugas dengan baik, sehingga mereka bisa mencapai hasil akademik yang optimal.
Namun, sayangnya ada berbagai faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar anak usia sekolah, mulai dari lingkungan belajar hingga kondisi fisik dan emosionalnya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anak Sulit Konsentrasi
Untuk mendukung proses belajar dan tumbuh kembang Si Buah Hati di usia sekolah, berikut ini faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsentrasi belajar yang bisa Bunda simak:
1. Lingkungan yang baru
Umumnya, kondisi ini sering dialami oleh Si Buah Hati saat berada di lingkungan baru atau baru saja memasuki dunia sekolah. Adaptasi dengan teman dan aturan sosial baru bisa menjadi tantangan besar bagi mereka. Anak cenderung merasa cemas, tidak nyaman, dan mungkin takut tidak diterima oleh teman-teman barunya. Kondisi inilah yang akhirnya mengganggu kemampuan mereka untuk fokus belajar di sekolah.
2. Perubahan rutinitas
Si Buah Hati juga cenderung kurang berkonsentrasi saat mereka mengalami perubahan rutinitas, misalnya setelah kembali dari masa liburan sekolah. Perubahan jadwal harian, cara belajar, dan waktu tidur dapat mengganggu konsentrasi anak, sehingga mereka memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri dengan rutinitas yang berbeda.
3. Tidak memahami materi belajar
Kurangnya pemahaman materi belajar juga dapat mengganggu konsentrasi anak usia sekolah. Alih-alih fokus pada materi belajar, Si Buah Hati justru berhenti memperhatikan, cenderung merasa bosan, bahkan kehilangan minat untuk belajar. Akibatnya, prestasi akademiknya semakin tertinggal.
4. Kurang mendapat tantangan
Faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar selanjutnya adalah kurangnya tantangan pada beberapa materi belajar bagi anak tertentu, misalnya materi yang membosankan atau soal yang terlalu mudah. Biasanya kondisi ini dialami oleh Si Buah Hati yang memiliki kemampuan untuk menyerap materi belajar lebih cepat dibanding anak seusianya. Saat mereka tidak merasa tertantang, maka minatnya untuk belajar dan memperhatikan di kelas pun hilang.
5. Gangguan dari lingkungan sekitar
Suasana di rumah, kelas, atau tempat belajar lainnya juga bisa menjadi faktor yang membuat Si Buah Hati sulit untuk fokus saat belajar. Misalnya kondisi rumah yang berantakan dan berisik karena ada anggota keluarga yang sedang beraktivitas, teman sekelas yang sibuk ngobrol, dan masih banyak lainnya.
6. Kurangnya waktu tidur dan pemenuhan gizi harian
Si Buah Hati yang yang tidak mendapatkan waktu tidur 8–10 jam setiap malam cenderung tidak memiliki energi yang cukup untuk berkonsentrasi di kelas. Tak hanya itu saja, kurangnya pemenuhan gizi harian seperti zat besi juga dapat menyebabkan anak kurang fokus di kelas. Zat besi sebagai mineral yang berperan penting dalam pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah.
Hemoglobin sendiri merupakan jenis protein yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Tak hanya berguna bagi orang dewasa, zat besi juga menjadi salah satu nutrisi yang penting untuk mendukung tumbuh kembang Si Buah Hati. Kekurangan zat besi pada anak usia sekolah dapat menghambat kinerja otak anak dan memicu berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah anemia defisiensi besi.
Baca Juga: Permainan Melatih Konsentrasi Anak
Cara Mengajarkan Anak Konsentrasi Belajar
Mengoptimalkan konsentrasi belajar anak adalah kunci untuk mendukung keberhasilan akademis dan perkembangan pribadi mereka. Anak sering kali menghadapi berbagai tantangan yang dapat mengganggu kemampuan mereka untuk fokus, mulai dari gangguan lingkungan hingga kelelahan mental dan fisik. Sebagai orang tua atau pendidik, penting untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi anak sulit konsentrasi dan menerapkan strategi efektif untuk meningkatkan fokus mereka. Berikut ini cara mengajarkan Si Buah Hati konsentrasi belajar:
1. Ciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan nyaman
Si Buah Hati membutuhkan lingkungan yang tenang dan terorganisir untuk berkonsentrasi. Siapkan ruang belajar khusus dengan sedikit gangguan. Jauhkan gadget, mainan, dan suara-suara keras selama waktu belajar. Hal ini membantu mereka mengasosiasikan ruang tersebut dengan pembelajaran yang terfokus.
2. Tentukan tujuan belajar yang realistis
Alih-alih memaksa Si Buah Hati untuk belajar dalam waktu yang lama dengan materi belajar yang beragam dalam sekali waktu, Bunda bisa membuat rencana belajar yang lebih terorganisir. Misalnya dengan menentukan satu hari untuk membaca materi dan hari lain untuk mengerjakan tugas, serta ajak Si Buah Hati untuk mengerjakan atau belajar dari materi yang paling mereka kuasai. Dengan begini, konsentrasinya terjaga sehingga momen belajar menjadi lebih menyenangkan.
3. Tentukan waktu istirahat
Sama seperti otot tubuh, konsentrasi juga membutuhkan istirahat. Anjurkan Si Buah Hati untuk beristirahat di sela waktu belajarnya, misalnya 25 menit belajar dan 5 menit istirahat. Isi waktu istirahat dengan melakukan aktivitas fisik atau sekadar bersantai. Istirahat sejenak di sela waktu belajar dapat membantu menyegarkan pikiran dan meningkatkan daya fokusnya.
4. Memenuhi kebutuhan tidur anak
Kurang tidur sangat memengaruhi konsentrasi. Oleh karena itu, coba tetapkan rutinitas tidur yang konsisten untuk Si Buah Hati. Pastikan mereka mendapatkan jam tidur yang direkomendasikan untuk usia mereka. Anak yang cukup istirahat akan lebih waspada dan dapat fokus lebih baik di siang hari.
5. Menerapkan pola hidup sehat
Pastikan Si Buah Hati mendapatkan nutrisi yang tepat, termasuk zat besi dari makanan yang meningkatkan kemampuan otak seperti buah-buahan, sayuran, dan juga ikan yang kaya omega 3. Pastikan ia tidak melewatkan sarapan sebelum beraktivitas di pagi hari. Sebab membiarkan anak beraktivitas dalam kondisi lapar dapat mengganggu konsentrasinya. Tak kalah pentingnya juga untuk mengajak anak berolahraga secara rutin setiap harinya. Aktivitas fisik meningkatkan aliran darah ke otak, sehingga meningkatkan fungsi kognitifnya.
Untuk mendukung cara mengajarkan anak konsentrasi belajar agar memberikan hasil yang optimal, berikan juga DANCOW FortiGro dua kali sehari sebagai pelengkap gizi harian anak.
DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Segelas DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kombinasi unik DHA dan zat besi yang dapat membantu proses belajar Si Buah Hati.
Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung:
- Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant dan Cokelat kemasan boks)
- Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti zat besi, zink, vitamin A, C, & D
- Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.
Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi. Tersedia dalam varian Instant, Cokelat, dan Full Cream.
Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum dengan pilihan rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak sebagai bekal sekolah, di sela-sela aktivitasnya di sekolah maupun di rumah, atau pun dalam perjalanan.