3 plus

Product Name
Dancow 3 plus

Lakukan 6 Kebiasaan Rutin Ini untuk Melatih Otak Si Buah Hati

Published date

Menginjak usia ketiga, Si Buah Hati tidak hanya mengalami penambahan tinggi dan berat badan. Mereka juga mengalami perkembangan sel-sel otak yang sangat pesat. Dengan berkembangnya sel otak, kemampuan Si Buah Hati mengendalikan gerakannya pun akan semakin baik.

Di tahap ini, ada dua jenis gerakan yang mulai dikuasai Si Buah Hati. Pertama adalah gerakan motorik kasar yang melibatkan otot-otot besar, seperti memanjat, menyeimbangkan diri, berlari, meloncat, mendorong, menarik, menangkap. Gerakan kedua adalah motorik halus yang melibatkan otot-otot kecil, misalnya mengancingkan baju, menarik resleting, menggunting, menggambar, mewarnai, atau membentuk tanah liat.

Untuk melatih serta mengembangkan kemampuan kedua gerakan itu, Bunda bisa memperkenalkan Si Buah Hati dengan kegiatan harian. Salah satu contohnya adalah kebiasaan menggosok gigi. Dengan melatih kebiasaan sehari-hari, berarti akan membuat Si Buah Hati lebih memusatkan perhatian lebih lama terhadap sesuatu, sehingga otak menjadi lebih berkembang dan fungsinya lebih maksimal.

Menurut dr Suraj Gupta dalam bukunya, Panduan Perawatan Anak, membiasakan kegiatan menggosok gigi tidak perlu menunggu Si Buah Hati berusia di atas dua tahun. Bunda bisa melakukannya sejak dini. Dengan begitu, Si Buah Hati tidak asing dengan kegiatan menjaga kebersihan gigi dan mulutnya.

Apa saja yang harus Bunda lakukan untuk membuat Si Buah Hati rutin melakukan kebiasaan penting ini?

1. Memilih Peralatan Sendiri

Sebagai langkah awal, biarkan Si Buah Hati memilih sikat dan pasta gigi yang disukai. Biasanya sikat gigi untuk Si Buah Hati punya bentuk yang berwarna-warni, pasta giginya pun tersedia dalam bermacam rasa. Dengan memilih sikat dan pasta gigi sendiri, kegiatan menggosok gigi akan menyenangkan bagi Si Buah Hati. Tentunya Bunda juga memberikan rekomendasi sikat gigi yang baik untuk anak-anak, yaitu yang berbulu halus dengan gagang cukup kuat dan lebar.

2. Melakukannya Bersama-sama

Si Buah Hati tentu merasa lebih senang melakukan kegiatan bersama-sama, baik dengan Bunda ataupun Ayah. Karena itu, ajaklah Si Buah Hati menggosok gigi bersama, setiap malam sebelum tidur. Bahkan, Bunda dapat menjadikan malam hari sebagai waktu untuk menggosok gigi bersama seluruh anggota keluarga, sehingga dapat menciptakan kedekatan antara Si Buah Hati dan keluarga.

3. Memberi Contoh

Banyak kebiasaan sehari-hari yang dianggap hal baru bagi Si Buah Hati. Tugas Bunda dan Ayah adalah memberi contoh dalam melakukan hal tersebut. Bila sedang menggosok gigi, berikan contoh cara menggosok gigi yang baik. Bunda tidak perlu memaksa Si Buah Hati mahir menggosok gigi saat itu juga. Apalagi pada usia 3 tahun, kemampuan motorik halus Si Buah Hati belum berkembang sempurna. Jadi, biarkan Si Buah Hati mengikuti gerakan menggosok gigi, sesuai kemampuannya.

4. Tidak Perlu Detail soal Teknik

Menanamkan kebiasaan sehari-hari membutuhkan perhatian khusus. Si Buah Hati tentu saja tidak langsung bisa menjalankan rutinitas ini. Perlu waktu untuk membuatnya terbiasa. Oleh karena itu, Bunda tidak perlu mempermasalahkan teknik terlebih dahulu. Biarkan Si Buah Hati mengerti dahulu tentang kebiasaan penting ini. Mengenai teknik, Bunda bisa mengajarkan secara bertahap. Kalau di awal sudah diharuskan menggosok gigi dengan teknik yang benar, Si Buah Hati malah akan malas melakukannya.

5. Memuji Hasilnya

Jika sudah melakukan kebiasaan ini bersama-sama, memberi contoh, dan mengajarkan Si Buah Hati melakukannya sendiri, Bunda harus memberi penghargaan. Pujilah hasil yang sudah dilakukan oleh Si Buah Hati. Katakan bahwa giginya sudah lebih bersih setelah digosok. Jadi, di lain kesempatan, Si Buah Hati akan lebih bersemangat saat menggosok gigi.

6. Lakukan Dalam Suasana Menyenangkan

Tips ampuh dalam mengajarkan sesuatu pada usia batita adalah dengan melakukannya dalam suasana menyenangkan. Ciptakan suasana seolah-olah kegiatan ini adalah sebuah permainan. Bunda bisa membuat permainan saling membubuhkan pasta gigi. Dengan demikian, Si Buah Hati tahu bahwa menggosok gigi harus menggunakan pasta gigi. Selain itu, Si Buah Hati akan senang melakukannya, karena merasa seperti sedang bermain.

Selain kegiatan di atas, Bunda bisa memberikan Si Buah Hati DANCOW 3+ Nutritods. Susu ini mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zinc, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

DANCOW Bantu Lindungi Eksplorasi Si Buah Hati.

Image Article
Gosok Gigi, Kegiatan Rutin yang Bisa Mengembangkan Otak Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Permainan yang Asah Logika Si Buah Hati

Published date

Meskipun terlihat santai, bermain merupakan sarana tumbuh kembang bagi Si Buah Hati. Bahkan dari permainan pula ia bisa belajar dan mengembangkan kemampuannya secara kognitif, motorik, emosi, maupun sosial. 

Kala berusia 3 tahun, Bunda bisa mengajaknya bermain tebak gambar untuk mengembangkan kemampuan kognitifnya, terutama logika. Karena ketika menebak gambar yang ada di hadapannya, sesungguhnya ia tengah membiasakan otaknya bekerja. 

Lalu, apa saja permainan tebak gambar yang bisa Bunda berikan padanya?

1. Puzzle

Bunda tentu tidak asing dengan permainan tebak gambar yang satu ini. Untuk usianya yang masih 3 tahun, Bunda bisa memberikan puzzle dengan potongan gambar yang cukup besar. 

Contohkanlah padanya cara memainkan dan menyusun potongan gambar itu. Kemudian, mintalah ia untuk menata sendiri kepingan gambar tersebut.

2. Buku Aktivitas

Ketika ke toko buku, Bunda pasti akan menemukan beragam buku yang berisi gambar beragam benda. Biasanya, pengarang buku itu akan menginstruksikan Si Buah Hati untuk membuat garis yang menghubungkan satu gambar dengan gambar lainnya. 

Ajaklah ia menebak dan membuat garis penghubung. Untuk memacu logikanya, jelaskan pula pada dia mengenai ciri gambar-gambar tersebut. Misalnya, "Kelinci suka makan sayuran berwarna oranye. Ayo, apa nama sayurannya?"

3. Membuat Gambar Berpasangan

Dalam aktivitas ini, Bunda cukup membuat sejumlah gambar dengan pasangannya. Misalnya, kera dengan pisang, harimau dengan sesuatu yang belang-belang, burung dengan sayap, dan lain-lain. 

Dengan gambar-gambar itu, logika Si Buah Hati akan lebih berkembang dengan mengetahui bahwa burung selalu terbang karena memiliki sayap. Kera suka makan pisang karena makanan pokoknya adalah buah tersebut.

4. Mencocokkan Gambar dengan Benda Asli

Untuk permainan ini, Bunda memerlukan potongan gambar yang mewakili perabotan atau benda di sekitar rumah. Misalnya dengan menggunting gambar bangku, meja, kasur, atau lainnya dari majalah bekas. Kemudian, mintalah Si Buah Hati untuk menaruh gambar-gambar itu pada benda aslinya.

Image Article
Yuk Bunda, Kembangkan Logika Anak dengan Permainan Tebak Gambar
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Ingin Dukung Kemampuan Bahasa Si Buah Hati? Ini Caranya...

Published date

Ayah dan Bunda pasti berharap Si Buah Hati tumbuh sehat, cerdas, dan mandiri. Sehingga dia bisa sukses menjalani masa depannya. Untuk mewujudkan cita-cita itu, Bunda bisa mendampinginya saat sedang belajar. Seperti ketika ia tengah mengembangkan kemampuan bahasanya.

Menurut Siti Nurhidayah pada jurnal berjudul Pengaruh Ibu Bekerja dan Peran Ayah dalam Coparenting Terhadap Prestasi Belajar Anak, kualitas hubungan orang tua-anak yang baik membentuk sikap mandiri dan kepintaran beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Untuk itu, ada dua model pendekatan yang bisa Ayah dan Bunda lakukan untuk mendukung pendidikan Si Buah Hati. Pertama, memberikan akses dan fasilitas belajar seperti buku atau gadget. Kedua, memberikan pendampingan untuk anak, seperti membacakan cerita atau stimulasi lainnya. Selain itu, ada berbagai cara yang bisa Bunda lakukan untuk mendukung anak mengembangkan kemampuan bahasanya:

Mendongeng

Astri Ditya Kusumastuti dalam penelitian berjudul Minat Membaca Anak Ditinjau Dari Intensitas Orang Tua Membacakan Dongeng menyatakan, minat baca dalam diri Si Buah Hati bisa dipupuk sebelum usia tiga tahun. Karena itu, Ayah dan Bunda bisa mulai membacakan buku untuk anak, di sela waktu senggang. Misalnya saja menceritakan dongeng kala anak hendak tidur.

Menurut Astri, Bunda tidak perlu menunggu sampai anak cukup usia untuk bisa membaca. Jika rasa cinta pada buku sudah tumbuh sejak dini, maka keinginan untuk belajar membaca akan muncul dari dirinya sendiri. Selain itu, jangan khawatir jika suasana berubah menjadi "garing" ketika Bunda kehabisan cerita atau saat semua buku telah habis dibaca. Di momen itu, Bunda bisa meminta anak untuk berperan sebagai pencerita. Sehingga bisa menumbuhkan keberanian dalam dirinya untuk bercerita.

Mengobrol

Beberapa anak di usia 3 tahun mungkin belum terlalu lancar bicara. Tapi Bunda bisa tetap mengajaknya mengobrol dan mencoba memahami setiap ucapannya. Ketika berbincang dengannya, jangan lupa untuk selalu menuturkan setiap kata yang benar ya Bunda. Hindari juga penggunaan lafal cadel. Selama mengobrol, Bunda bisa mengajaknya mengenal bentuk. Seperti menunjukkan beberapa gambar padanya. Lalu perkenalkan nama dari buah, bunga, hewan, atau benda yang ada pada ilustrasi tersebut dan minta ia mengulang perkataan Bunda.

Dampingi anak saat menonton TV

Hampir semua anak suka nonton TV. Cerita menarik yang dikisahkan dalam bentuk gambar bergerak membuatnya betah berlama-lama duduk di depan TV. Apalagi kalau serial favoritnya berupa ilustrasi yang penuh warna.

Saat menonton TV, Si Buah Hati akan mengenal berbagai kata baru yang diucapkan tokoh dan narator dalam cerita. Biarkan dia merekam di dalam kepala dan menyebutkan kembali. Namun selama itu, Bunda harus mendampingi anak selama menonton. Sehingga Bunda bisa ikut menjelaskan dan menambah wawasannya tentang arti kata yang diucapkannya. Pendampingan juga berguna untuk mengantisipasi jika ada kata kasar yang belum pantas ia dengar.

Dampingi anak saat bermain gadget

Gadget tidak selamanya buruk buat Si Buah Hati. Asalkan Bunda bisa membimbingnya, perangkat elektronik ini bisa digunakan dengan baik dan benar. Misalnya saja dengan mengunduh aplikasi khusus untuk mengedukasi anak. Salah satunya aplikasi StimuLearn dari DANCOW. Di sana, Bunda bisa membuka menu Story House, buku cerita multimedia yang dapat mendukung kecerdasan bahasa anak.

Yang terpenting, buatlah waktu belajar bersama anak dengan suasana menyenangkan. Ayah dan Bunda bisa mencoba bergaya lucu saat membacakan cerita fabel dan menirukan salah satu gaya bicara binatang. Saat merasa senang, dia akan lebih mudah menangkap pelajaran.

Image Article
Ingin Dukung Kemampuan Bahasa Si Kecil? Ini Caranya...
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Mengajarkan Anak Membaca dengan Menyenangkan

Published date

Menumbuhkan kecintaan membaca buku pada si Kecil merupakan bagian dari pola pengasuhan yang tepat. Tidak hanya mendukung proses belajar dan aksi cerdasnya, tapi kebiasaan ini akan dibawa hingga dewasa saat bersosialisasi dalam masyarakat. 

 

Salah satu cara mengajari anak membaca atau menstimulasi anak untuk belajar membaca adalah dengan memberikan buku bergambar yang menarik minatnya. Berikut ini cara menyenangkan buah hati belajar membaca yang perlu Bunda ketahui. 

 

1. Sediakan Buku-Buku

Salah satu cara belajar membaca paling efektif adalah dengan menciptakan lingkungan membaca di sekitar Si Buah Hati. Sediakan beberapa buku bergambar yang menjadi favoritnya dan letakkan di tempat-tempat yang mudah dijangkau. 

 

Selang beberapa hari, rotasi buku agar dia tidak mudah bosan dan dukung stimulasi minat membacanya. Sambil membacakannya cerita, tunjukkan gambar, huruf, maupun kata-kata yang ada dalam buku untuk meningkatkan kemampuan bahasanya.

 

2. Buka Komunikasi dengan Si Buah Hati

Bicarakan dengan Si Buah Hati soal buku yang sedang dibaca bersama-sama. Tunjuk gambar dan nama yang ada di dalamnya. Pancing rasa ingin tahunya dengan menanyakan padanya tentang bagian favorit dari buku ceritanya. 

 

Jika dia mempunyai pertanyaan, jawab dengan sejelas-jelasnya menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Cara belajar membaca ini juga dapat meningkatkan kemampuan memori maupun atensi.

Baca Juga: Kenali 4 Tahap Perkembangan Bahasa Anak Pada Usia 3 Tahun

 

3. Pilih Buku yang Sesuai

Sesuaikan buku yang dipilih dengan tahapan usia prasekolah. Umumnya, didominasi dengan gambar warna-warni, tokoh karakter yang menarik, kalimat pendek-pendek, serta cenderung berima atau bersajak. 

 

Dukung eksplorasinya dengan memberikan buku dongeng rakyat yang mengajarkan nilai moral, seperti dongeng Si Kancil atau kisah Bawang Merah dan Bawang Putih. Bisa juga dengan memilihkan dongeng-dongeng terkenal dari mancanegara, misalnya Pinokio.

 

Selain stimulasi dengan sering membaca buku, Si Buah Hati juga memerlukan nutrisi untuk mengembangkan kemampuannya. Bunda bisa menambahkan minuman pelengkap gizi Si Buah Hati seperti DANCOW 3+ Nutritods. Produk DANCOW ini merupakan susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun. Kelebihannya adalah  mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3, omega 6, serat pangan, tinggi vitamin A, vitamin  C, Lactobacillus rhamnosus, serta mikronutrien lainnya. 


Semua kandungan yang disebutkan tadi dibutuhkan tubuh dan otak anak selama masa tumbuh kembang. Selain itu, Bunda juga harus menanamkan kebiasaan membaca sejak dini untuk mendukung tumbuh kembang Si Buah Hati.

Image Article
Cara Belajar Membaca Anak dengan Cergam Menyenangkan Lho, Bunda!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Stimulasi 5 Aspek Kognisi Si Buah Hati Melalui Aktivitas Sederhana

Published date

Bila ingin Si Buah Hati cerdas, perhatikan stimulasi aspek kognisinya. Ya, kognisi kalau disederhanakan berarti kemampuan otak untuk mengembangkan kemampuan rasional.  Kemampuan ini mencakup aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian (penghargaan dan evaluasi). 

Aktivitas ini jelas melibatkan kemampuan berpikir Si Buah Hati. Bagaimana ia mengolah informasi, memecahkan masalah, dan bereaksi terhadap sebuah peristiwa. Semakin baik kemampuan kognisi Si Buah Hati, semakin cepat ia menguasai sesuatu serta semakin tepat dia bertindak. 

Pertanyaannya, bagaimana cara melatih kognisi Si Buah Hati? Gisella Tani Pratiwi, M.Psi menuturkan, ada 5 aspek yang dapat diasah agar kemampuan kognisi Si Buah Hati berkembang optimal, berikut di antaranya:

Atensi

Atensi adalah istilah lain dari perhatian, sebuah proses menangkap informasi dengan indra, proses mengingat, maupun proses kognitif lainnya. Anak dengan atensi baik dapat memusatkan dan mempertahankan konsentrasi pada aktivitas yang dilakukan, misal, saat menyusun  balok, menggambar, dan berinteraksi dengan teman sebayanya. 

Kemampuan ini di masa sekolah sangatlah penting, karena anak harus memusatkan perhatian pada berbagai hal yang terkait dengan materi akademis. Normalnya, menurut Gisella, kemampuan atensi yang sebaiknya dimiliki anak usia toddler adalah 5 menit, anak 3-4 tahun 10 menit, dan anak 4-5 tahun 15 menit. 

Meski begitu, tetap saja pada masa balita, kemampuan konsentrasi anak tidak sebaik usia di atasnya. “Anak-anak mungkin saja masih mudah terdistraksi (teralih perhatiannya) saat di sekolah. 

Selain karena kemampuan konsentrasi masih berkembang, Si Buah Hati juga sedang dalam masa eksplorasi di mana rasa keingintahuannya sangat besar, sehingga mudah teralih pada hal-hal yang menarik perhatiannya,” kata Gisella. Jadi meski perhatian Si Buah Hati masih mudah teralih, bukan berarti ia tidak memiliki kemampuan berkonsentrasi.

Stimulasi

Berikut stimulasi yang dapat diberikan agar atensi Si Buah Hati optimal:

1. Belajar Lewat Komunikasi Sehari-hari.

Saat berkomunikasi dengan Si Buah Hati, posisikan tubuh orangtua sejajar dengannya, sehingga ia nyaman berbicara tanpa perlu mendongakkan kepala. Cobalah berbicara dengan jelas, runut, dan tidak terburu-buru. 

Tatap wajah dan mata Si Buah Hati saat berkomunikasi. Lakukan pembicaraan sampai tuntas. Hal yang sama berlaku saat Si Buah Hati mencoba berbicara dengan orangtua. Hindari berkomunikasi sambil lalu, bermain handphone, atau mendengarkan seperlunya.

2. Membacakan Cerita

Ini sangat baik mengasah konsentrasi, atensi, dan imajinasi Si Buah Hati. Pilih buku dongeng menarik sesuai dengan usia Si Buah Hati. Minta ia untuk mendengarkan dengan baik, berikan intonasi dan nada yang sesuai dengan  jalan cerita. 

Bacakan cerita sampai selesai. “Dengan cara itu, Si Buah Hati tahu setiap aktivitas memiliki permulaan sekaligus akhir,” kata Gisella.  

3. Hindari Kebiasaan Memotong Pembicaraan

Memotong pembicaraan tidak mengajarkan kepada Si Buah Hati bagaimana menjadi pendengar yang baik. Dengan kata lain, ajari Si Buah Hati agar tidak melakukan hal ini. Orang tua harus menjadi teladan, saat menjadi pendengar bagi anak, jangan dulu menginterupsi sebelum anak menyelesaikan pembicaraannya.

4. Mainan atau Alat Bantu

Ada banyak sekali mainan atau alat bantu yang dapat  melatih atensi Si Buah Hati, seperti balok susun, mainan kartu, meronce manik-manik, atau menyusun puzzle. Namun, hindari memberikan stimulasi berlebihan saat bermain. Pada gilirannya, biarkan anak bermain sesuka hati mengikuti imajinasinya. 

Bahasa

Kemampuan berbahasa atau kemampuan berbicara yang perlu dilatih di masa balita adalah kemampuan ekspresif dan kemampuan reseptif. Kemampuan ekspresif adalah kemampuan Si Buah Hati berkata-kata, menyuarakan nada, mengungkapkan emosi, dan lain-lain. 

Sedangkan kemampuan reseptif adalah bagaimana Si Buah Hati menyerap, menangkap, dan memahami apa yang disampaikan. Anak usia toddler tahun, kemampuan ekspresifnya masih terbatas karena kemampuan berbicaranya masih terbatas, tapi kemampuan reseptifnya sudah berkembang dengan baik. 

Ini berbeda dengan anak usia prasekolah yang  kemampuan reseptif dan ekspresifnya sudah berkembang dengan pesat. 

Stimulasi:

  1. Banyak-banyaklah berkomunikasi dengan Si Buah Hati, sehingga perbendaharaan kosakatanya akan meningkat pesat. Kemampuan eksresif dan reseptifnya meningkat.
  2. Kenalkan dan tegaskan berbagai emosi lewat kata-kata, baik senang, sedih, marah, malu, dan lainnya. Gisella menyarankan agar orangtua memperlihatkan bagaimana perbedaan berbagai ekspresi emosi itu lewat intonasi, mimik muka, dan lainnya.
  3. Hindari memberi Si Buah Hati gadget tanpa pendampingan meski tujuannya untuk menghibur. Selain berisiko menyebabkan kecanduan, gadget juga dapat menghambat kemampuan berbahasa aktif, sehingga saat menggunakannya Si Buah Hati dan Bunda harus tetap berinteraksi, seperti mengenalkan warna, binatang, dan lainnya.
  4. Hindari menonton tv terlalu lama.
  5. Gunakan flash card agar Si Buah Hati lebih banyak mengenal kosakata.
  6. Sebelum mengenalkan bahasa asing, pastikan Si Buah Hati menguasai bahasa ibu terlebih dahulu agar ia tidak mengalami bingung bahasa. 

Memori

Memori adalah kemampuan Si Buah Hati mengumpulkan, menyimpan, dan mengeluarkan informasi yang diterima. Kemampuan memori sama halnya dengan kemampuan mengingat. 

Di usia toddler, kemampuan daya ingat Si Buah Hati masih terbatas. Untuk itu, orangtua perlu melatihnya. 

Stimulasi:

  1. Menceritakan pengalaman sehari-hari. Misalnya, sehabis pergi bertamasya ke kebun binatang, coba ingatkan Si Buah Hati pengalaman yang baru dialaminya, naik kendaraan apa, hal paling berkesan selama perjalanan, binatang apa sajakah yang ditemui, dan lain-lain.
  2. Setelah diacak, minta Si Buah Hati mengurutkan kembali berbagai benda dari yang paling kecil ke paling besar atau sebaliknya.
  3. Bermain kartu. Perlihatkan dua atau tiga pasa kartu. Setiap pasang kartu harus bergambar sama. Jajarkan kartu-kartu itu, minta Si Buah Hati mengingat gambar-gambar di kartu dan letaknya, lalu tutup kartu itu.  Setelahnya, perintahkan Si Buah Hati untuk membuka satu kartu dan mencari pasangannya. Semakin kuat daya ingatnya, semakin mudah ia menemukan kartu yang dibukanya.
  4. Simpan beberapa mainan di beberapa tempat tersembunyi dengan mengajak Si Buah Hati. Lalu, setelah semua mainan disembunyikan, minta Si Buah Hati menemukan mainan yang Bunda sebutkan. Setiap kali ia bisa mengingat letak dan menemukan mainan yang dimaksud, berikan pujian.

Problem Solving (Kemampuan Memecahkan Masalah)

Ajari Si Buah Hati kemampuan untuk memecahkan masalah sejak dini. Dengan kemampuan berpikir konkret yang merupakan kekhasan anak usia prasekolah, Si Buah Hati bisa diajak mencari solusi yang juga bersifat konkret atau yang bisa dilihat, diraba, dan dipegangnya.

Baca Juga: 3 Stimulasi Sederhana untuk Membantu Si Buah Hati Belajar Menjaga Kesehatan

Stimulasi:

  1. Perlihatkan hubungan sebab akibat atau aksi dan reaksi. Misalnya, sediakan dua buah gelas berbeda ukuran, yang lebih besar terisi penuh dengan air, yang lebih kecil kosong. Minta ia menuang air dari gelas besar ke gelas kecil. Lihatlah, karena ukurannya yang lebih kecil, gelas itu tidak dapat menampung seluruh air dari gelas besar. Air pun tumpah.
  2. Ajak Si Buah Hati memasukkan mainan ke lubang yang bentuknya sesuai. Perlihatkan apa yang  terjadi bila mainan dimasukkan ke lubang yang tidak sesuai dengan ukuran dan bentuknya.
  3. Biarkan Si Buah Hati mencoba melakukan rutinitasnya sendiri tanpa dibantu. Misal, makan dan minum, buang air di toilet, memakai baju, dan sebagainya.
  4. Biasakan memberi solusi pada masalah  yang ditemui, misal, tidak membuang mainan yang rusak, tapi memperbaikinya. 

Psikomotorik

Kemampuan psikomotorik berkaitan dengan kemampuan bertindak yang dilakukan Si Buah Hati setelah mempelajari sesuatu. Kemampuan bertindak ini melibatkan aktivitas otot motorik kasar, misalnya lari, melompat, memukul dan aktivitas motorik halus seperti, menggambar, menulis, menjumput, dan memegang.

Stimulasi:

  1. Minta Si Buah Hati untuk menggambar sesuai kemampuannya. Mulai corat-coret hingga menggambar objek yang jelas maksudnya.
  2. Minta Si Buah Hati menjumput mainan atau benda kecil, lalu masukkan ke wadah.
  3. Ajak Si Buah Hati  bergerak untuk melatih keseimbangan dengan berjalan di titian, memanjat, naik-turun tangga, merangkak, dan menangkap. Mengajaknya bersenam juga meningkatkan mood positif Si Buah Hati.
  4. Bermain pasel,  bermain susun balok, dan menempel kolase.

Untuk anak usia prasekolah, Bunda bisa memberikan pelengkap nutrisi, seperti Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Jangan lupa untuk tetap memberikan nutrisi dukung tumbuh kembang Si Buah Hati dengan susu DANCOW. Bunda juga bisa tukarkan poin di program Parenting Rewards DANCOW. Yuk, tunggu apa lagi? Tukar poin sekarang!

Image Article
Stimulasi 5 Aspek Kognisi Si Kecil Melalui Aktivitas Sederhana
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tips Ampuh Si Buah Hati Berani Tidur Sendiri: Teddy Bear dan Dongeng Malam

Published date

Siapa tidak mengenal boneka Teddy Bear? Boneka berbentuk beruang lucu dan berbulu halus ini dikenal sebagai teman tidur Si Buah Hati pada berbagai tahapan usia. Selain itu, Bunda dapat memanfaatkannya sebagai sarana mendongeng di malam hari yang juga mampu mengasah kemampuan Bahasa Anak. Simak cara lain untuk mengatasi anak susah tidur pada sang buah hati, untuk memberikan perlindungan dari gangguan kesehatan.

Atur Rutinitas Tidur

Buat kebiasaan sebelum tidur dengan aktivitas pendek dan sederhana. Menurut Sleep Health Foundation, rutinitas membantu tubuh dan pikiran bersiap untuk tidur. Baby Center Foundation menyarankan untuk memandikan Si Buah Hati dengan air hangat, mendongeng, dan mengganti piyama. Dukung stimulasi secara konsisten setiap malam untuk membiasakannya tidur dan bangun di waktu yang sama.

Jauhkan dari Gangguan yang membuat Anak susah Tidur

Cara terbaik menurut National Sleep Foundation adalah dengan memulai waktu tenang 30-60 menit sebelum bersiap untuk tidur. Jauhkan Si Buah Hati dari komputer, TV, maupun gadget yang menyebabkannya terlalu terstimulasi. Biasakan juga untuk mengajaknya ke kamar mandi sebelum tidur, agar ia tidak perlu terbangun di tengah malam untuk buang air kecil. Bunda juga bisa melakukan aksi cerdas dengan menyalakan lampu remang-remang untuk membuat suasana kamar lebih nyaman.

Bunda, baca juga artikel ini : Rahasia di Balik Tidur Siang bagi Si Buah Hati

Bacakan Cerita Sebelum Tidur

Membacakan cerita termasuk salah satu kegiatan yang bisa dilakukan sebelum Si Buah Hati tidur di malam hari. Pilih buku yang ceritanya menenangkan dan tidak menyeramkan, yang dapat menyebabkan terjadinya mimpi buruk dan anak menjadi susah tidur. 

Kecukupan tidur dapat mempengaruhi proses belajar, perkembangan kemampuan kognitif, dan tumbuh kembang anak secara keseluruhan. Gunakan cara mengatasi anak susah tidur seperti yang sudah dijelaskan di atas agar menjamin Si Buah Hati dapat beristirahat malam dengan baik.

Image Article
Teddy Bear, Boneka Lucu untuk Mengatasi Anak Susah Tidur dan Berani Tidur
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Gadget Menstimulasi Tumbuh Kembang Anak

Published date

Mendengar kata anak dan gadget, biasanya selalu terbayang hal-hal negatif, seperti kecanduan bermain gadget atau bagaimana mereka mengakses konten-konten yang dapat merusak pola berpikirnya. Namun, jika digunakan dengan bijak, gadget bahkan bisa menstimulasi tumbuh kembang anak.

Gadget dan perangkat media audiovisual saat ini memang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Menurut Jovita Maria Ferliana, M.Psi., Psikolog dari RS Royal Taruma seperti dikutip Nakita.Id, pengenalan dan penggunaan gadget bisa dibagi ke beberapa tahapan usia. Untuk anak usia prasekolah, “Pemberian gadget sebaiknya hanya seputar pengenalan warna, bentuk, dan suara,” katanya.

Di usia ini, yang utama bukanlah gadget-nya, tapi peran orang tua. Gadget digunakan lebih sebagai sarana untuk mengedukasi anak oleh orang tua.

Dampak Positif Penggunaan Gadget Bagi Si Buah Hati

Sebetulnya, apa saja dampak positif gadget? Yang pertama, menurut Jovita,  gadget akan membantu tumbuh kembang fungsi adaptif seorang anak. Kemampuan beradaptasi membuat Si Buah Hati bisa menyesuaikan diri dengan keadaan sekitarnya dan perkembangan zaman. 

Jika perkembangan zaman sekarang ditandai dengan kemunculan perangkat dan aplikasi digital yang semakin canggih, maka anak pun harus tahu cara menggunakannya.

“Artinya fungsi adaptif anak berkembang,” tutur Jovita. Jadi, seorang anak harus tahu fungsi gadget dan harus bisa menggunakannya karena salah satu fungsi adaptif manusia zaman sekarang adalah harus mampu mengikuti perkembangan teknologi. Sebaliknya, anak yang tidak bisa mengikuti perkembangan  teknologi bisa dikatakan fungsi adaptifnya tidak berkembang secara normal.

Namun, fungsi adaptif juga akan menyesuaikan budaya dan tempat seseorang tinggal. Kalau anak tinggal di sebuah desa yang langka gadget, wajar ia tidak tahu dan tidak mengenal alat tersebut.

Nilai positif lain adalah gadget memberi kesempatan anak untuk leluasa mencari informasi. Apalagi anak-anak sekolah sekarang dituntut untuk mengerjakan tugas melalui internet.

Tentunya, orang tua harus tetap mendampingi karena justru di usia prasekolah, peran orang tua lebih dominan. Fungsi orang tua adalah menjelaskan dan membantu anak mengaitkan antara apa yang ada di gadget dengan apa yang ia lihat di dunia nyata. 

Misalnya, ketika gadget menampilkan warna merah, maka orang tua mengatakan, “Nah, ini warna merah,” dan seterusnya.

Kapan Si Buah Hati Boleh Diperkenalkan Gadget?

American Academy of Pediatrics pada tahun 2016 telah mengeluarkan rekomendasi terbarunya dalam hal paparan media elektronik (gadget/TV) untuk anak. Anak usia kurang dari 18 bulan sebaiknya tidak menggunakan media layar (screen media) kecuali video-chatting.

Pada anak usia toddler, perkenalan dengan media digital harus diseleksi berdasarkan program yang berkualitas tinggi dan dinikmati bersama Bunda atau Ayah. Selama menggunakan gadget, Si Buah Hati harus didampingi dan terus diajak berkomunikasi agar memahami yang dilihat.

Pada anak usia prasekolah, penggunaan screen media harus dibatasi hanya 1 jam per hari yang berisi program yang berkualitas tinggi. Orang tua tetap harus mendampingi anak dalam menonton atau menggunakan gadget agar anak memahami dan dapat mengaplikasikan atau mengambil manfaat dari yang ditontonnya dalam kehidupan sehari-hari.

Dari aspek interaksi sosial, tumbuh kembang anak-anak usia prasekolah sebaiknya memang lebih ke arah sensor-motorik. Yaitu, anak harus bebas bergerak, berlari, meraih sesuatu, merasakan kasar-halus. 

Bukankah gadget juga bisa memberikan stimulasi seperti pengenalan warna atau games yang melibatkan aktivitas? Betul sekali, “Namun, kemampuan anak untuk berinteraksi secara langsung dengan objek nyata tidak diperoleh anak. Tentu beda antara memencet tombol dengan jika anak sendiri yang melompat, kan?” papar Jovita.

Selama menggunakan gadget orang tua harus mendampingi dan memberikan penjelasan pada anak. Ketika melihat benda-benda tersebut di kehidupan nyata, orang tua dapat mengingatkan lagi tentang  hal-hal yang sudah dilihat Si Buah Hati di layar.

Sebagai contoh, anak dapat menambah pengetahuannya tentang proses hujan-banjir, proses tumbuhnya bunga, proses pembuatan mainan tertentu, dan masih banyak lagi.

Dokter Eva Devita, SpA(K), Konsultan Tumbuh Kembang Pediatri Sosial di RSAB Harapan Kita, Jakarta menambahkan, anak usia sekolah sudah boleh menggunakan gadget atau media elektronik lainnya, tetapi tetap batasi waktunya.  

Pastikan kegiatan tersebut tidak memengaruhi waktu tidur, aktivitas fisik, dan perilaku lain yang berpengaruh pada kesehatan anak. “Pastikan materi dari gadget yang digunakan bisa dimanfaatkan sebagai sarana belajar anak, mengenal hal-hal baru, melatih daya ingat, dan memecahkan masalah,” kata dr. Eva.

Terapkan  batasan waktu dan program apa saja yang boleh dilihat atau dimainkan anak. Buatlah aturan yang disepakati bersama dengan anak kapan gadget boleh digunakan. Misalnya, sepulang sekolah dari pukul 16.00 sampai 18.00, tidak menggunakan gadget di kamar tidur, dan sebagainya.

Agar anak dapat mematuhi peraturan, informasikan tentang risiko atau dampak buruk dari penggunaan gadget yang berlebihan. Anak harus memahami bahwa penggunaan gadget yang berlebihan dapat mempengaruhi kesehatannya (kesehatan mata, kesulitan konsentrasi, berat badan), kurangnya waktu istirahat atau tidur, sampai kecanduan.

Selain memberikan batasan waktu dan program yang boleh dilihat dengan gadget-nya, Bunda dapat mengatur atau memakai aplikasi khusus yang tidak memungkinkan anak mengunduh atau menyaksikan program yang tidak sesuai untuk usianya. 

Efek Buruk Kelebihan Menggunakan Gadget

Berbagai penelitian menunjukkan penggunaan gadget pada usia yang sangat dini, memberikan dampak yang tidak baik terutama terhadap tumbuh kembang bahasa serta interaksi sosial anak. 

Untuk kelompok anak usia sekolah pun manfaat dari gadget atau media interaktif seperti media sosial dan video games tergantung pada lama penggunaan dan apa yang dilihat anak atau dilakukan anak dengan gadget tersebut. 

Jennifer Holmes dalam tulisannya tentang “9 Effects of Modern Gadgets on Children Development” menuliskan ada 9 dampak gadget untuk tumbuh kembang anak, yaitu perkembangan otak menjadi terganggu dan menyebabkan gangguan atensi, kognitif, belajar, meningkatnya impulsivitas, dan berkurangnya kemampuan untuk mengendalikan diri. 

Anak yang lebih banyak waktunya di depan gadget juga lebih rentan mengalami obesitas dibandingkan dengan mereka yang lebih banyak melakukan aktivitas fisik. 

Penggunaan gadget yang lama dapat memicu ketagihan atau adiksi sehingga anak cenderung impulsif, mudah tantrum, atau melawan orang tua. Interaksi dengan gadget yang berlebihan juga mengurangi kesempatan anak untuk berinteraksi dan bersosialisasi, sulit untuk tidur, serta interaksi dengan alam berkurang. 

Paparan yang lama dengan layar gadget juga dapat mengganggu fungsi penglihatan anak.

solusinya, pilih program yang bersifat interaktif dan merangsang tumbuh kembang anak. Misalnya, program puzzle, pengenalan bentuk, angka, benda atau alat transportasi dan lainnya. 

Untuk anak usia sekolah, gadget dapat dimanfaatkan untuk menambah informasi atau pengetahuan tentang materi yang dipelajari di sekolah. Bunda juga bisa membantu tumbuh kembang anak dengan melengkapi nutrisi hariannya. 

Salah satunya dengan memberikan minuman pelengkap gizi, seperti Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Cara Gadget Menstimulasi Tumbuh Kembang Anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Dukung Stimulasi Motorik Si Kecil Lewat Sepeda Roda Tiga

Published date

Kegiatan bermain sangat penting dalam perkembangan kemampuan psikomotorik Si Buah Hati. Kemampuan motorik kasar pada tahapan usia prasekolah akan semakin berkembang terutama dalam hal koordinasi tangan dan kaki. 

Selain menjaganya tetap sehat dan aktif, Bunda atau Ayah dapat melatih proses belajarnya dengan menggunakan sepeda roda tiga. Simak tips di bawah ini untuk mengajarkannya cara menaiki sepeda roda tiga.

1. Berikan Contoh

Sebelum Si Buah Hati bisa mengayuh sepeda roda tiga sendiri, mula-mula perlu diberikan contoh. Caranya dengan menuntunnya secara perlahan. Dudukkan dia di sepeda roda tiga, kemudian letakkan kakinya di pedal yang biasanya terpasang di roda depan. 

Stimulasi dengan mendorong sepedanya dari belakang, sehingga kakinya akan bergerak mengikuti kayuhan pedal sepeda. Setelah kakinya terbiasa mengikuti gerakan pedal, mintalah dia untuk menekan pedalnya. Kurangi kebiasaan mendorong sepedanya, agar dia terbiasa mengayuhnya sendiri. 

Jangan lupa memberikan dukungan kepadanya, agar dia lebih semangat untuk bisa mengayuh sepedanya sendiri.

2. Perhatikan Keamanan

Meskipun kemungkinan jatuh dari sepeda roda tiga terbilang kecil, tapi tidak ada salahnya jika tetap memakaikan helm pada Si Buah Hati sebagai perlindungan. Ekspresikan cinta Bunda dengan selalu mengingatkannya menggunakan pelindung kepala tersebut, agar ia terbiasa hingga saatnya nanti ia beralih ke sepeda roda dua. Untuk memulai latihan, pilihlah area yang tidak terlalu ramai dengan kendaraan.

3. Mulailah Perlahan

Dukung stimulasi Si Buah Hati untuk duduk di sepeda roda tiganya secara benar dengan duduk sempurna di sadel, kedua tangan memegang stang, dan kaki menapak di pedal. 

Beri bantuan dengan sedikit dorongan untuk membiasakannya dengan gerakan perputaran pedal. Apabila ia melepaskan pijakan pada pedal, bantulah untuk memposisikan kakinya kembali ke pedal.

4. Motivasi Si Buah Hati

Butuh beberapa waktu bagi Si Buah Hati untuk mendapatkan ritme mengayuhnya. Lamanya waktu latihan tergantung dari kemampuan atletis dan motivasi pada dirinya. Motivasi saat ia tertatih atau terjatuh untuk mencoba lagi, dan jangan lupa memberikan pujian atas aksi cerdas dan usaha kerasnya.

Sabar adalah kunci mengajarkan hal-hal baru bagi Si Buah Hati, dan Bunda akan terkejut betapa cepat tumbuh kembangnya, baik secara fisik maupun emosional.

Untuk membantu perkembangan motorik Si Buah Hati, Bunda bisa memberikan pelengkap nutrisi, seperti Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Dukung Stimulasi Motorik Si Kecil Lewat Sepeda Roda Tiga
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

2 Cara Percaya Diri Melepas Si Buah Hati Bereksplorasi

Published date

Bunda mungkin sudah banyak mendengar manfaat dari eksplorasi bagi Si Buah Hati. Namun di balik itu, masih ada kekhawatiran mengenai hal-hal negatif yang mungkin terjadi padanya selama bereksplorasi atau bermain. 

Siapa, sih, yang mau anaknya terjatuh, terbentur, terluka, dan terpengaruh anak-anak lain yang perangainya mungkin tidak sesuai dengan norma yang kita terapkan. Belum lagi kalau ia main di luar rumah saat daya tahan tubuhnya menurun, tentu Si Buah Hati jadi mudah sakit. 

Begitu pula kebiasaan memasukkan tangan dan benda-benda apa saja ke mulut pada anak usia toddler yang membuka kesempatan lebar bagi kuman-kuman untuk masuk ke tubuhnya melalui saluran pencernaan.

Menurut Psikolog, Adisti F. Soegoto M.Psi, kondisi ini juga dipengaruhi oleh arus informasi yang deras. “Ada sebagian orang tua yang memahami manfaat eksplorasi, namun takut melepas anaknya karena terlalu banyak terpapar arus informasi,” ujarnya.  

Sebetulnya hal ini bisa disiasati dengan membangun komunikasi yang terbuka dengan Si Buah Hati. “Sehingga, larangan serta rambu-rambu aman dalam bereksplorasi bisa disampaikan dengan lebih jelas. Bunda tinggal menyederhanakan penjelasan apa yang boleh dan tidak dalam bereksplorasi,” ujar Adisti.

Seperti apa misalnya? Jelaskan, bahwa tidak boleh menendang-nendang barang, atau cuci tangan dulu baru boleh makan. Selain itu, cukupi asupan nutrisi Si Buah Hati, sehingga daya tahan tubuhnya terjaga. Lelah dan terpaan kuman tidak akan mudah membuatnya sakit.  

Perkuat sistem daya tahan di pencernaannya dengan asupan yang mengandung bakteri baik. Mengapa? Karena meskipun sudah dikenalkan pada aturan cuci tangan, tetap saja ada kemungkinan Si Buah Hati memasukkan benda-benda ke mulut sebagai bagian dari eksplorasinya.

1. Berikan Kebebasan

Yang penting, Bunda sebaiknya harus percaya diri memperbolehkan keinginan bermain atau bereksplorasi Si Buah Hati. Berikan kebebasan padanya.  Hindari banyak berkata “jangan” dengan cara menyediakan lingkungan yang aman di rumah. 

“Misalnya saat anak mulai memanjat sesuatu, pastikan di sekitarnya aman jika ia terjatuh,” ujar Adisti. 

Ya, anak toddler paling senang memanjat apa pun yang bisa dipanjat. Kemampuan ini sangat bermanfaat bagi perkembangan motorik dan keseimbangannya. Biarkan ia mengeksplorasi mainan panjat-panjatan sambil kita jaga agar tak jatuh, atau kalaupun jatuh ia mendarat di pelukan kita.

Eksplorasi membantu merangsang perkembangan kecerdasan Si Buah Hati, karena eksplorasi membantu anak belajar mengenai dunia di sekitarnya dengan menggunakan seluruh indra. Misalnya, mendengar suara-suara, melihat berbagai objek baru di luar rumah, merasakan tekstur, serta mencium berbagai bau yang ia temukan. 

“Eksplorasi juga penting untuk pertumbuhan fisik Si Buah Hati karena melatih koordinasi otot-otot besar agar ia bisa berjalan, berlari, memanjat dan melompat. Koordinasi mata dan tangannya juga jadi terlatih karena mereka jadi banyak memegang,” kata Adisti.

2. Buat Waktu Spesial

Tidak hanya membiarkan anak bereksplorasi, Adisti menyarankan agar Bunda dan Ayah  punya waktu spesial setiap hari untuk menemani Si Buah Hati selama bermain. Ada berbagai manfaat jika orang tua terlibat aktif dalam bermain bersama Si Buah Hati. Di halaman rumah, misalnya, Bunda bisa menjelaskan padanya apa saja nama tanaman yang ada di situ. Lihatlah betapa cepatnya Si Buah Hati menghafal nama-nama yang ada di taman; ada rumput, tanah, daun, batang, bunga, dan kupu-kupu. 

“Untuk anak yang lebih besar, di usia prasekolah, Bunda bisa membantunya memahami konsep sederhana, seperti mengapa tanaman harus disiram. Jadi, tidak hanya mendampingi secara fisik, karena Bunda dan Ayah perlu melakukan interaksi dengan Si Buah Hati,” tambah Adisti. 

“Tidak adanya interaksi akan membuat Si Buah Hati menganggap bahwa eksplorasi hanya untuk bersenang-senang tanpa tujuan.”

Tidak hanya bermanfaat untuk memberi bobot pengetahuan pada eksplorasinya, kehadiran Bunda atau Ayah juga membuat Si Buah Hati merasa aman dan dicintai. Hal ini akan meningkatkan kecerdasan emosi, menumbuhkan kemampuan bersosialisasi, berempati, dan mencari solusi. 

“Dengan belajar menyelesaikan masalah ia jadi percaya diri atas apa yang dilakukan. Ia juga banyak  belajar dari kesalahan,” ujar Adisti.

“Kalau dari kecil anak diajarkan bahwa kegagalan itu  biasa dan ia perlu mencoba lagi tentu pesannya baik bagi anak. Kalau ketika jatuh sekali ia langsung dilarang melompat atau memanjat, anak malah jadi tidak belajar dari pengalaman dan masalah,” tambah Adisti menyudahi penjelasannya.

Untuk mendukung Si Buah Hati bereksplorasi, Bunda bisa pula memberikannya susu pertumbuhan yang mengandung probiotik, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

Image Article
Percaya Diri Melepas Si Kecil Bereksplorasi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Mendidik Anak dalam Belajar Memaafkan

Published date

Sebagai seorang ibu, seringkali Bunda melihat Si Buah Hati bermain dan kemudian terlibat perkelahian dengan temannya karena berebut mainan. Terutama bila ia telah berusia 5 tahun dan memiliki banyak teman serta kemauan. Sudah waktunya Bunda untuk mengajarkan Si Buah Hati, untuk belajar memaafkan.

Bila begitu, Bunda pasti ingin Si Buah Hati bisa cepat berbaikan dengan temannya dan kembali bermain seperti sedia kala. Namun ada kala Si Buah Hati menolak bermain lagi dengan temannya dan memilih bermain sendiri, meskipun temannya sudah menyodorkan tangan untuk minta maaf. Nah, di sinilah peran Bunda dalam mendidik anak mulai diuji.

Marah dan kesal bisa terjadi pada siapa pun, termasuk juga pada seorang anak kecil. Kemarahan karena dipukul teman, berebut mainan, atau jatuh karena didorong saat bermain adalah hal yang biasa. Yang harus dipikirkan Bunda adalah apakah Si Buah Hati bisa memaafkan temannya itu. Bukan apa-apa, memaafkan jauh lebih sulit ketimbang minta maaf.

Meskipun anak memiliki egosentris yang lumayan tinggi dan masih sulit mengelola amarahnya, mereka sebenarnya dilahirkan dengan naluri untuk memberi maaf lebih besar ketimbang orang dewasa. Ini terjadi karena konflik yang dia alami lebih sederhana. Selain itu seorang anak juga masih bisa diajak untuk memahami emosi dan emosi orang lain sehingga proses memaafkan jadi lebih mudah.

Cara mendidik anak untuk memiliki kemampuan memahami emosi sendiri dan orang lain ini, bisa diasah sedini mungkin oleh Bunda, bahkan saat Si Buah Hati masih berusia di bawah lima tahun. Berikut beberapa tips yang mungkin bisa Bunda lakukan agar Si Buah Hati bisa belajar memaafkan orang lain:

Berikan Si Buah Hati Contoh Belajar Memaafkan

Belajar memaafkan akan lebih mudah dilakukan Si Buah Hati bila dia mempunyai contoh langsung dari orang tuanya. Bunda jangan ragu membiasakan diri meminta maaf bila melakukan hal yang tidak disukai Si Buah Hati. Sehingga Si Buah Hati juga tidak sungkan untuk meminta maaf bila melakukan kesalahan.

Selain kata, “Iya, aku maafkan” Si Buah Hati juga harus diajari bahwa bahasa tubuh seperti berjabat tangan, atau memeluk juga termasuk cara untuk memaafkan.

Bunda harus memastikan permintaan maaf juga bersamaan dengan rasa menyesal, jangan sampai permintaan maaf bisa digunakan untuk mengulangi kesalahan yang sama.

Belajar Menyalurkan Kemarahan

Beberapa anak cenderung untuk tertutup dan menolak untuk menyalurkan kemarahannya, sehingga proses memaafkan jadi sulit. Bila Si Buah Hati bertipe seperti ini, Bunda harus mengajari bagaimana menyalurkan kemarahannya. Misalnya dengan menggambar, menulis, atau bicara langsung pada orang yang membuatnya marah. Bila dada Si Buah Hati plong, maka akan mudah memaafkan.

Bunda, baca juga artikel berikut ini: Belajar Sopan Santun Sejak Dini Lewat Bermain Tamu-tamuan

 

 

Image Article
Mendidik Anak dalam Belajar Memaafkan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off