Gerakan 1 Juta #IyaBoleh Berhasil Ajak Jutaan Bunda Dukung Anak.

Published date

Terima kasih Bunda, telah percaya diri dan mengajak Bunda lainnya untuk lebih sering berkata #IyaBoleh pada Si Kecil. Saat ini, lebih dari 1 juta orang tua di seluruh Indonesia telah bergabung dalam gerakan 1 Juta #IyaBoleh! Harapannya, gerakan ini dapat menginspirasi Bunda untuk terus mendukung eksplorasi Si Kecil, agar ia dapat mengembangkan 5 potensi karakter penting untuk menjadi Anak Unggul Indonesia, yaitu Berani, Cerdas, Kreatif, Peduli, dan Pemimpin.

Untuk mendukung Bunda optimalkan potensi Si Kecil, DANCOW meluncurkan modul #IyaBoleh untuk Anak Unggul Indonesia serentak di tiga kota yaitu Jakarta, Yogyakarta, dan Makassar, pada tanggal 6 April 2019.

Apa Itu Modul #IyaBoleh untuk Anak Unggul Indonesia?

Buku panduan bagi orang tua untuk mengembangkan lima potensi karakter Si Kecil, agar menjadi Anak Unggul Indonesia. Di dalam buku ini berisi berbagai informasi dan tips menarik. Mulai dari cara mencukupi kebutuhan gizi anak, menyiapkan stimulasi yang tepat sesuai tahap tumbuh kembang anak , hingga lebih percaya diri bilang #IyaBoleh pada Si Kecil, yang disusun sesuai rekomendasi para ahli di DANCOW Parenting Center:

  • Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc. (pakar nutrisi anak)
  • Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), M.Si. (pakar stimulasi anak)
  • Dra. Ratih Ibrahim, M.M., Psikolog (psikolog anak).

Modul ini juga bisa Bunda unduh secara gratis di website DANCOW Parenting.

Ikuti Keseruan Perayaan 1 Juta #IyaBoleh!

Jangan sampai ketinggalan Bunda, simak talkshow menarik di FB Live DANCOW Parenting Center dan tanya langsung seputar pola asuh anak bersama para ahli. Selain itu, untuk Bunda yang tinggal di kota Jakarta, Yogyakarta, dan Makasar, bisa juga ikuti keseruan perayaan dan melakukan berbagai aktivitas menarik di #IyaBoleh Camp.

Ayo Bunda, terus bilang #IyaBoleh untuk mendukung ekpslorasi Si Kecil agar ia tumbuh menjadi Anak Unggul Indonesia!

Image Article
gambar 1 juta dukungan #iyaboleh
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Air Warna-Warni, Simulasi Unik Belajar Sains Sejak Dini

Published date

Belajar sains tidak harus menunggu Si Buah Hati masuk sekolah menengah lho, Bunda. Stimulasi proses belajar dan aksi cerdasnya dengan simulasi air warna-warni. Cara ini dapat meningkatkan kemampuan bahasa, memori, dan penyelesaian masalah. Selain itu, bahannya mudah, murah, dan aman digunakan baginya. Yuk ikuti langkah-langkah membuatnya di rumah.

Permainan Warna Air

Intip cara bermain air warna-warni berikut ini, yuk! Gunakan 3 wadah besar dan isi dengan air. Teteskan pewarna merah, kuning, dan biru sebagai warna utama. Siapkan gelas-gelas kosong, sendok, maupun alat lain untuk mengambil air. Dukung eksplorasinya dengan membiarkan Si Buah Hati mengisi gelas dengan warna yang disukainya. Berikan penjelasan apa yang akan terjadi jika ia menambahkan air berwarna lain. Selain mengasyikkan, kegiatan ini dapat mendukung stimulasi kemampuan psikomotoriknya.

Tabung Air Warna-Warni

Untuk variasi, siapkan beberapa tabung plastik lalu isi dengan air hingga setengahnya. Teteskan pewarna makanan warna-warni. Tambahkan minyak pada satu tabung dan sirup jagung dalam tabung lainnya. Tutup rapat dan biarkan Si Buah Hati bereksplorasi dengan mengamati perubahan yang terjadi ketika tabung dikocok atau dicampur dengan tabung lainnya. Berikan pemahaman dengan bahasa ringan yang mudah dimengerti.

Bunga Berwarna-Warni

Bunda juga dapat menggabungkan simulasi air warna-warni dengan ilmu lain, seperti cara bunga menyerap air untuk tumbuh kembangnya. Siapkan wadah atau vas, lalu isi dengan air warna-warni. Teteskan pewarna makanan yang berbeda pada tiap vas dan masukkan setangkai bunga berwarna putih. Biarkan selama beberapa jam hingga bunga berubah warna. Lakukan pengamatan bersama-sama dan jelaskan bagaimana hal tersebut terjadi, tentunya dengan kata-kata yang ringan dan mudah dipahami.

Bagaimana, siap bermain sekaligus belajar bersama Si Buah Hati? Gunakan langkah-langkah tersebut untuk mengajarkan ilmu sains sederhana sejak dini.

Image Article
Air Warna-Warni, Simulasi Unik Belajar Sains Sejak Dini
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Lakukan 6 Kebiasaan Rutin Ini untuk Melatih Otak Si Buah Hati

Published date

Menginjak usia ketiga, Si Buah Hati tidak hanya mengalami penambahan tinggi dan berat badan. Mereka juga mengalami perkembangan sel-sel otak yang sangat pesat. Dengan berkembangnya sel otak, kemampuan Si Buah Hati mengendalikan gerakannya pun akan semakin baik.

Di tahap ini, ada dua jenis gerakan yang mulai dikuasai Si Buah Hati. Pertama adalah gerakan motorik kasar yang melibatkan otot-otot besar, seperti memanjat, menyeimbangkan diri, berlari, meloncat, mendorong, menarik, menangkap. Gerakan kedua adalah motorik halus yang melibatkan otot-otot kecil, misalnya mengancingkan baju, menarik resleting, menggunting, menggambar, mewarnai, atau membentuk tanah liat.

Untuk melatih serta mengembangkan kemampuan kedua gerakan itu, Bunda bisa memperkenalkan Si Buah Hati dengan kegiatan harian. Salah satu contohnya adalah kebiasaan menggosok gigi. Dengan melatih kebiasaan sehari-hari, berarti akan membuat Si Buah Hati lebih memusatkan perhatian lebih lama terhadap sesuatu, sehingga otak menjadi lebih berkembang dan fungsinya lebih maksimal.

Menurut dr Suraj Gupta dalam bukunya, Panduan Perawatan Anak, membiasakan kegiatan menggosok gigi tidak perlu menunggu Si Buah Hati berusia di atas dua tahun. Bunda bisa melakukannya sejak dini. Dengan begitu, Si Buah Hati tidak asing dengan kegiatan menjaga kebersihan gigi dan mulutnya.

Apa saja yang harus Bunda lakukan untuk membuat Si Buah Hati rutin melakukan kebiasaan penting ini?

1. Memilih Peralatan Sendiri

Sebagai langkah awal, biarkan Si Buah Hati memilih sikat dan pasta gigi yang disukai. Biasanya sikat gigi untuk Si Buah Hati punya bentuk yang berwarna-warni, pasta giginya pun tersedia dalam bermacam rasa. Dengan memilih sikat dan pasta gigi sendiri, kegiatan menggosok gigi akan menyenangkan bagi Si Buah Hati. Tentunya Bunda juga memberikan rekomendasi sikat gigi yang baik untuk anak-anak, yaitu yang berbulu halus dengan gagang cukup kuat dan lebar.

2. Melakukannya Bersama-sama

Si Buah Hati tentu merasa lebih senang melakukan kegiatan bersama-sama, baik dengan Bunda ataupun Ayah. Karena itu, ajaklah Si Buah Hati menggosok gigi bersama, setiap malam sebelum tidur. Bahkan, Bunda dapat menjadikan malam hari sebagai waktu untuk menggosok gigi bersama seluruh anggota keluarga, sehingga dapat menciptakan kedekatan antara Si Buah Hati dan keluarga.

3. Memberi Contoh

Banyak kebiasaan sehari-hari yang dianggap hal baru bagi Si Buah Hati. Tugas Bunda dan Ayah adalah memberi contoh dalam melakukan hal tersebut. Bila sedang menggosok gigi, berikan contoh cara menggosok gigi yang baik. Bunda tidak perlu memaksa Si Buah Hati mahir menggosok gigi saat itu juga. Apalagi pada usia 3 tahun, kemampuan motorik halus Si Buah Hati belum berkembang sempurna. Jadi, biarkan Si Buah Hati mengikuti gerakan menggosok gigi, sesuai kemampuannya.

4. Tidak Perlu Detail soal Teknik

Menanamkan kebiasaan sehari-hari membutuhkan perhatian khusus. Si Buah Hati tentu saja tidak langsung bisa menjalankan rutinitas ini. Perlu waktu untuk membuatnya terbiasa. Oleh karena itu, Bunda tidak perlu mempermasalahkan teknik terlebih dahulu. Biarkan Si Buah Hati mengerti dahulu tentang kebiasaan penting ini. Mengenai teknik, Bunda bisa mengajarkan secara bertahap. Kalau di awal sudah diharuskan menggosok gigi dengan teknik yang benar, Si Buah Hati malah akan malas melakukannya.

5. Memuji Hasilnya

Jika sudah melakukan kebiasaan ini bersama-sama, memberi contoh, dan mengajarkan Si Buah Hati melakukannya sendiri, Bunda harus memberi penghargaan. Pujilah hasil yang sudah dilakukan oleh Si Buah Hati. Katakan bahwa giginya sudah lebih bersih setelah digosok. Jadi, di lain kesempatan, Si Buah Hati akan lebih bersemangat saat menggosok gigi.

6. Lakukan Dalam Suasana Menyenangkan

Tips ampuh dalam mengajarkan sesuatu pada usia batita adalah dengan melakukannya dalam suasana menyenangkan. Ciptakan suasana seolah-olah kegiatan ini adalah sebuah permainan. Bunda bisa membuat permainan saling membubuhkan pasta gigi. Dengan demikian, Si Buah Hati tahu bahwa menggosok gigi harus menggunakan pasta gigi. Selain itu, Si Buah Hati akan senang melakukannya, karena merasa seperti sedang bermain.

Selain kegiatan di atas, Bunda bisa memberikan Si Buah Hati DANCOW 3+ Nutritods. Susu ini mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zinc, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

DANCOW Bantu Lindungi Eksplorasi Si Buah Hati.

Image Article
Gosok Gigi, Kegiatan Rutin yang Bisa Mengembangkan Otak Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Inilah Cara Mendidik Anak agar Mandiri dan Berani!

Published date

Melihat Si Buah Hati tumbuh mandiri mungkin merupakan impian semua orang tua. Sejak bayi, ia memang sudah bergantung dan berlindung pada orang tuanya. Namun semakin ia bertambah usia, Bunda bisa mulai melatih kemandirian serta keberaniannya, sebagai bekal untuk menapaki kehidupan di masa depan saat beranjak dewasa. Pertanyaannya, bagaimana cara mendidik anak agar mandiri dan berani?

Risiko bagi Si Buah Hati yang Tidak Mandiri dan Berani

Namun sayangnya, pembentukan sosok kemandirian dan keberanian dalam diri anak-anak, sering terhalang oleh sikap orang tua yang bermaksud baik, tetapi sebenarnya adalah sebuah kesalahan. Menurut Jim Taylor, Ph.D., dosen dari University of San Francisco, ada beberapa orang tua malah menumbuhkan ketergantungan pada si Buah Hati. Orang tua tipe ini umumnya bertindak atas kebutuhan mereka sendiri, dengan menggunakan kekuasaan, kendali serta paksaan untuk mendominasi kehidupan Buah Hatinya. Hal ini bukan cara mendidik anak agar berani dan mandiri, yang terjadi justru kebalikannya.

Si Buah Hati yang tidak mandiri dan berani akan tumbuh menjadi orang yang mudah bergantung pada orang lain dalam berbagai aspek, termasuk perasaannya sendiri. Berikut ciri-ciri anak yang tidak mandiri dan berani:

  • Selalu membutuhkan orang lain untuk memberi dorongan dalam mencapai sesuatu.
     
  • Selalu bergantung kepada orang lain untuk kebahagiaan karena ia tidak memiliki kepemilikan atas hidup sendiri.
     
  • Kurang bertanggung jawab atas pikiran, emosi, dan tindakan sendiri.
     
  • Lemah dalam membuat keputusan karena terbiasa selalu diatur oleh orang tua.
     
  • Cenderung tidak bahagia karena hanya mengikuti keputusan orang lain tanpa memikirkan apa yang sebenarnya ia inginkan, atau hanya untuk menyenangkan orang lain.
     
  • Lemah dalam menghadapi kesulitan hidup, dan cenderung lebih mudah stres atau depresi karena merasa langkah yang ia ambil adalah kesalahan dan bukan pelajaran.

Cara Mendidik Anak Agar Mandiri dan Berani

Kemandirian bukanlah suatu hal yang dapat diperoleh si Buah Hati dengan sendirinya. Ia tidak memiliki perspektif, pengalaman, atau keterampilan untuk mengembangkan kemandirian tanpa campur tangan Bunda. Untuk melatih Si Buah Hati, berikut beberapa tip mengajarkan anak agar berani dan mandiri :

  • Beri Si Buah Hati rasa cinta dan penghargaan. Jangan biarkan ia merasa tidak disayang atau tidak diharapkan.
     
  • Berhenti mengendalikan dan mulai melatih ia mengembangkan keterampilannya. Bantu ia berkembang, yakinlah pada kemampuannya, dan buat ia percaya pada kemampuannya sendiri.
     
  • Ajari si Buah Hati bahwa ia memiliki kendali atas kehidupannya sendiri.
     
  • Berikan bimbingan, lalu kebebasan, agar ia dapat membuat keputusan sendiri. Tentu saja tetap di bawah pengawasan Ayah dan Bunda.
     
  • Ajarkan tentang tanggung jawab, misalnya membereskan mainan setelah selesai bermain, meletakkan barang di tempatnya setelah selesai digunakan, dan lainnya. Jangan lupa juga ajarkan Si Buah Hati tentang konsekuensi jika ia tidak melakukannya. Hal ini akan mengajarkannya untuk tidak mengabaikan tanggung jawabnya.
     
  • Biarkan Si Buah Hati bereksplorasi, tetapi dengan tetap menjaga keamanan dan memastikan keselamatannya.

Baca Juga: 3 Stimulasi untuk Membantu Si Buah Hati Belajar Menjaga Kesehatan

Manfaat Mendidik Si Buah Hati Agar Mandiri dan Berani Ketika Dewasa

Toddler memang sedang dalam masa eksploratif terhadap lingkungannya. Hal ini membutuhkan keberanian dan kemandirian dari Si Buah Hati. Pada intinya, orang tua ingin memiliki anak yang kuat secara mental agar dapat menghadapi dunia dengan kepercayaan dirinya. Jika Bunda tidak menerapkan cara mendidik anak agar berani dan mandiri sejak dini, maka dapat berdampak negatif di usia dewasanya nanti.

Berikut adalah manfaat dari mendidik si Buah Hati agar mandiri dan berani:

  • Si Buah Hati memiliki kekuatan mental yang baik. Ia akan belajar cara menangani berbagai situasi dan tidak bergantung pada orang lain secara emosional.
     

  • Mengajarkannya keterampilan hidup yang ia butuhkan, seperti mengetahui mana yang benar dan salah, mampu menyelesaikan masalah sendiri, mengontrol emosinya, serta mendisiplinkan diri.
     

  • Mampu belajar dari kesalahan. Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, Si Buah Hati tidak akan menyalahkan lingkungan ataupun dirinya sendiri. Ia akan menganalisis situasi, melihat di mana letak kesalahannya dan menjadikan hal tersebut sebagai pelajaran di masa yang akan datang.
     

  • Belajar berpikir realistis. Ketika Ayah atau Bunda menerapkan cara mendidik anak agar mandiri dan berani, si Buah Hati akan belajar untuk tidak berpikiran buruk terlebih dahulu, melainkan lebih besikap realistis.
     

  • Membentuk karakter menjadi lebih mampu berempati pada orang lain, memiliki moralitas yang baik, menjunjung tinggi kejujuran, dan lain sebagainya.

Hal yang Perlu Dihindari oleh Orang Tua

Ketika Bunda menerapkan cara mendidik anak agar mandiri dan berani dalam kehidupan sehari-hari, ada beberapa hal yang perlu dihindari:

  • Terlalu banyak berbicara, dan tidak memberikan ia kesempatan untuk mengungkapkan perasaan atau pikirannya. Walaupun ia masih kecil di mata Ayah dan Bunda, tetap hargai pendirian dan pendapatnya. Hal ini akan menumbuhkan kepercayaan dirinya juga imej positif terhadap diri sendiri.
     

  • Terlalu sering memberikan peringatan atau sanksi. Bunda mungkin ingin agar si Buah Hati disiplin, namun jika ia terus-terusan diberikan peringatan atau sanksi, lama-lama ia justru dapat memberontak atau justru tidak memberikan respons.
     

  • Membuat ia merasa bersalah dan malu akan perbuatannya untuk membenarkan pendapat Ayah dan Bunda. Ingatlah bahwa ia juga membutuhkan waktu untuk belajar menjadi mandiri dan berani, jadi jangan melihat ia sebagai ‘orang dewasa kecil’, melainkan anak-anak yang perlu diberi dukungan dan dorongan positif.
     

  • Tidak memenuhi kebutuhan si Buah Hati akan kasih sayang. Begitu juga dengan pemenuhan kebutuhannya akan gizi penting di masa pertumbuhannya. Padahal, asupan gizi yang seimbang dan sesuai kebutuhan usianya akan membantu tumbuh-kembang yang optimal.

Untuk melengkapi kebutuhan gizi si Buah Hati, berikan susu DANCOW 1+ Imunutri setiap hari. Susu bubuk ini diformulasikan untuk bantu mendukung daya tahan tubuh toddler Indonesia usia 1-3 tahun, agar ia bebas bereksplorasi dan tumbuh percaya diri. DANCOW 1+ Imunutri memiliki 0 gr sukrosa serta tinggi kandungan Vitamin C dan zink, tinggi kalsium, protein, Vitamin D serta, DHA, zat besi, omega-3 dan omega-6, dan probiotik Lactobasillus rhamnosus.

Pada akhirnya, si Buah Hati akan tumbuh dan menjalani hidupnya sendiri. Bagaimana ia hidup nantinya akan bergantung pada cara mendidik anak agar mandiri dan berani, serta mampu mengatasi berbagai masalah dalam hidupnya.

Image Article
Ketahui cara mendidik anak agar mandiri dan tidak cengeng
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
On
Quiz Answer 1 A
a. Orang tua yang terlalu protektif
Quiz Answer 1 B
b. Orang tua yang dominan
Quiz Answer 1 C
c. Orang tua yang terlalu pencemas
Quiz Answer 1 D
d. Semua benar
Quiz Answer 2 A
a. Bergantung kepada orang lain
Quiz Answer 2 B
b. Lemah dan mudah putus asa
Quiz Answer 2 C
c. Tidak bisa membuat keputusan
Quiz Answer 2 D
d. Semua benar
Quiz Answer 3 A
a. Melatih simpati
Quiz Answer 3 B
b. Agar Si Kecil tidak bergantung pada orang lain.
Quiz Answer 3 C
c. Memberikan perlindungan kepada Si Kecil.
Quiz Answer 3 D
d. Semua benar
Quiz 1
1. Sifat orang tua seperti apakah penyebab anak yang tidak mandiri?
Quiz 3
3. Mendidik kemandirian pada Si Kecil sedari dini akan memberikan manfaat yaitu?
Quiz 2
2. Berikut ini adalah resiko anak yang tidak mandiri:
Kunci Quiz 1
D
Kunci Quiz 2
D
Kunci Quiz 3
D

Bagaimana Cegah Diare Dengan Prebiotik?

Published date

Bunda pasti pernah panik atau bahkan pontang-panting saat si Si Buah Hati diare, kan? Bukan main kasihan saat penyakit diare pada Si Buah Hati ini menyerang. Bunda tidak perlu panik, sebenarnya saluran pencernaan Si Buah Hati usia satu tahun masih berkembang. 

Imunitasnya pun baru terbentuk sekitar 30% dari orang dewasa. Perubahan asupan makanan ataupun minuman dapat menyebabkan perubahan terhadap tekstur atau keras-lembeknya BAB Si Buah Hati.

Namun harus tetap hati-hati, mengawasi apakah yang dialami Si Buah Hati merupakan diare yang sebenarnya. Ciri-ciri diare adalah sebagai berikut: ditandai dengan BAB cair lebih dari tiga kali dalam sehari. 

Jika BAB Si Buah Hati masih berampas dan frekuensinya tidak lebih dari 3 kali, maka Bunda tidak perlu khawatir. Yang perlu diingat, berikan banyak minum untuk mencegah dehidrasi.

Untuk mencegah Si Buah Hati dari diare yang mengganggu, maka saluran cernanya harus dirawat dan dijaga dengan baik. Bunda, tahu tidak di dalam saluran cerna terdapat bakteri baik dan bakteri jahat yang saling berkompetisi. 

Agar saluran cerna tetap sehat, bakteri baik harus dominan dibanding bakteri jahat. Kalau diibaratkan bakteri baik sebagai pasukan tentara yang ingin melawan musuh untuk mempertahankan kerajaan. 

Anggap saja saluran cerna adalah kerajaan. Supaya para tentara menang, maka dibutuhkan bala tentara dan makanan yang cukup untuk para tentara. Nah, tentara bantuan yang siap melawan musuh ini disebut probiotik dan makanan bagi para tentara tersebut ialah prebiotik. 

Jadi Bunda, agar jumlah bakteri baik dominan ada di dalam saluran cerna Si Buah Hati, maka perlu menambahkan bakteri baik (probiotik) dan memberikan prebiotik sebagai makanan probiotik.

Seberapa Penting Sih Probiotik dan Prebiotik Itu?

Jawabannya, sangat penting. Dengan kehadiran si prebiotik ini, maka probiotik akan bekerja dengan seimbang. Nah, supaya yang jahat bisa dihadang, kita perlu yang baik dong, Bunda. 

Oleh karena itulah, Prebiotik sangat penting dikonsumsi untuk membantu fungsi sistem pencernaan si Si Buah Hati. Lalu di mana dong bisa mendapatkan prebiotik?

Sumber-sumber prebiotik gampang ditemui kok, Bunda. Selain pisang, Si Buah Hati juga sebaiknya diberi minuman yang mengandung prebiotik seperti Susu Pertumbuhan DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Dengan mengonsumsi probiotik dan prebiotik secara rutin dan teratur, akan membantu pencernaan Si Buah Hati  semakin sehat. Bunda tak perlu khawatir lagi Si Buah Hati terserang diare.

Bunda mana sih yang tidak mau Si Buah Hatinya tumbuh dan berkembang secara optimal dan menjadi Si Buah Hati yang sehat terlindungi? Jika Si Buah Hati sehat terlindungi, dia dapat belajar secara lebih percaya diri dan optimal bukan? 

Image Article
Bagaimana Cegah Diare Dengan Prebiotik?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Perkembangan Si Buah Hati di Usia 1 Tahun

Published date

Memasuki usia satu tahun, Si Buah Hati biasanya sudah mulai berjalan sendiri. Pasti Bunda dan Ayah bangga akan perkembangan itu, bukan? Namun sesungguhnya berjalan bukan satu-satunya tanda tumbuh kembang dia di periode penting ini. Menurut situs Centers for Disease Control and Prevention, di momen ini, anak tengah mengalami perkembangan otak yang sangat pesat. Berikut hal yang dipelajari Si Buah Hati sesuai perkembangannya:

1. Perkembangan kognitif

Dalam tahapan ini, Si Buah Hati mulai memiliki kemampuan berpikir, belajar, dan mengingat perilaku orang atau kejadian di lingkungannya. Si Buah Hati juga mulai memahami simbol, mulai meniru, membayangkan, dan bermain pura-pura. Karena itu, Bunda, Ayah, dan anggota keluarga yang lain sebaiknya selalu menunjukkan sikap dan perkataan yang positif kepadanya. Sehingga apa yang ditirunya adalah hal baik pula.

2. Perkembangan emosi

Bentuk perlekatan emosi yang kuat pada balita ditandai dengan tangisan saat berpisah dari orang terdekat. Namun seiring waktu, Si Buah Hati biasanya ingin melakukan aktivitas seorang diri. Di sinilah tahap awal ia belajar tentang konflik, kebingungan, dan kadang-kadang merusak suatu benda. Meski begitu, Bunda janganlah langsung memarahinya. Terkadang ia tidak berniat untuk merusak benda tersebut, melainkan hanya penasaran.

3. Perkembangan bahasa

Setelah usia 1 tahun, Si Buah Hati biasanya mulai memahami banyak kosakata. Biasanya sekitar 10 kali lebih banyak dari yang bisa ia katakan. Di ulang tahun kedua, terkadang ia sudah bisa mengatakan setidaknya 50 sampai 100 kosakata.

4. Perkembangan sensorik dan motorik

Keterampilan motorik terjadi saat otot dan saraf Si Buah Hati bekerja bersama-sama. Di usia setahun, ia pun sudah mencapai tahap kontrol dan koordinasi sehingga bisa berjalan dengan mantap. Setelah berjalan, keterampilan berikutnya adalah memanjat, lari, dan melompat.

Yang harus Bunda ingat, tumbuh kembang setiap anak sangat individual dan unik. Perkembangan dan pelajaran yang diserapnya tentu tidak sama dengan anak lain. Karena itu, Bunda harus terus memberikan pendampingan dan stimulasi padanya. Terutama untuk memastikan perkembangan bahasa dan emosinya.

Image Article
4 Perkembangan Si Kecil di Usia 1 Tahun
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Stimulasi 5 Aspek Kognisi Si Buah Hati Melalui Aktivitas Sederhana

Published date

Bila ingin Si Buah Hati cerdas, perhatikan stimulasi aspek kognisinya. Ya, kognisi kalau disederhanakan berarti kemampuan otak untuk mengembangkan kemampuan rasional.  Kemampuan ini mencakup aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian (penghargaan dan evaluasi). 

Aktivitas ini jelas melibatkan kemampuan berpikir Si Buah Hati. Bagaimana ia mengolah informasi, memecahkan masalah, dan bereaksi terhadap sebuah peristiwa. Semakin baik kemampuan kognisi Si Buah Hati, semakin cepat ia menguasai sesuatu serta semakin tepat dia bertindak. 

Pertanyaannya, bagaimana cara melatih kognisi Si Buah Hati? Gisella Tani Pratiwi, M.Psi menuturkan, ada 5 aspek yang dapat diasah agar kemampuan kognisi Si Buah Hati berkembang optimal, berikut di antaranya:

Atensi

Atensi adalah istilah lain dari perhatian, sebuah proses menangkap informasi dengan indra, proses mengingat, maupun proses kognitif lainnya. Anak dengan atensi baik dapat memusatkan dan mempertahankan konsentrasi pada aktivitas yang dilakukan, misal, saat menyusun  balok, menggambar, dan berinteraksi dengan teman sebayanya. 

Kemampuan ini di masa sekolah sangatlah penting, karena anak harus memusatkan perhatian pada berbagai hal yang terkait dengan materi akademis. Normalnya, menurut Gisella, kemampuan atensi yang sebaiknya dimiliki anak usia toddler adalah 5 menit, anak 3-4 tahun 10 menit, dan anak 4-5 tahun 15 menit. 

Meski begitu, tetap saja pada masa balita, kemampuan konsentrasi anak tidak sebaik usia di atasnya. “Anak-anak mungkin saja masih mudah terdistraksi (teralih perhatiannya) saat di sekolah. 

Selain karena kemampuan konsentrasi masih berkembang, Si Buah Hati juga sedang dalam masa eksplorasi di mana rasa keingintahuannya sangat besar, sehingga mudah teralih pada hal-hal yang menarik perhatiannya,” kata Gisella. Jadi meski perhatian Si Buah Hati masih mudah teralih, bukan berarti ia tidak memiliki kemampuan berkonsentrasi.

Stimulasi

Berikut stimulasi yang dapat diberikan agar atensi Si Buah Hati optimal:

1. Belajar Lewat Komunikasi Sehari-hari.

Saat berkomunikasi dengan Si Buah Hati, posisikan tubuh orangtua sejajar dengannya, sehingga ia nyaman berbicara tanpa perlu mendongakkan kepala. Cobalah berbicara dengan jelas, runut, dan tidak terburu-buru. 

Tatap wajah dan mata Si Buah Hati saat berkomunikasi. Lakukan pembicaraan sampai tuntas. Hal yang sama berlaku saat Si Buah Hati mencoba berbicara dengan orangtua. Hindari berkomunikasi sambil lalu, bermain handphone, atau mendengarkan seperlunya.

2. Membacakan Cerita

Ini sangat baik mengasah konsentrasi, atensi, dan imajinasi Si Buah Hati. Pilih buku dongeng menarik sesuai dengan usia Si Buah Hati. Minta ia untuk mendengarkan dengan baik, berikan intonasi dan nada yang sesuai dengan  jalan cerita. 

Bacakan cerita sampai selesai. “Dengan cara itu, Si Buah Hati tahu setiap aktivitas memiliki permulaan sekaligus akhir,” kata Gisella.  

3. Hindari Kebiasaan Memotong Pembicaraan

Memotong pembicaraan tidak mengajarkan kepada Si Buah Hati bagaimana menjadi pendengar yang baik. Dengan kata lain, ajari Si Buah Hati agar tidak melakukan hal ini. Orang tua harus menjadi teladan, saat menjadi pendengar bagi anak, jangan dulu menginterupsi sebelum anak menyelesaikan pembicaraannya.

4. Mainan atau Alat Bantu

Ada banyak sekali mainan atau alat bantu yang dapat  melatih atensi Si Buah Hati, seperti balok susun, mainan kartu, meronce manik-manik, atau menyusun puzzle. Namun, hindari memberikan stimulasi berlebihan saat bermain. Pada gilirannya, biarkan anak bermain sesuka hati mengikuti imajinasinya. 

Bahasa

Kemampuan berbahasa atau kemampuan berbicara yang perlu dilatih di masa balita adalah kemampuan ekspresif dan kemampuan reseptif. Kemampuan ekspresif adalah kemampuan Si Buah Hati berkata-kata, menyuarakan nada, mengungkapkan emosi, dan lain-lain. 

Sedangkan kemampuan reseptif adalah bagaimana Si Buah Hati menyerap, menangkap, dan memahami apa yang disampaikan. Anak usia toddler tahun, kemampuan ekspresifnya masih terbatas karena kemampuan berbicaranya masih terbatas, tapi kemampuan reseptifnya sudah berkembang dengan baik. 

Ini berbeda dengan anak usia prasekolah yang  kemampuan reseptif dan ekspresifnya sudah berkembang dengan pesat. 

Stimulasi:

  1. Banyak-banyaklah berkomunikasi dengan Si Buah Hati, sehingga perbendaharaan kosakatanya akan meningkat pesat. Kemampuan eksresif dan reseptifnya meningkat.
  2. Kenalkan dan tegaskan berbagai emosi lewat kata-kata, baik senang, sedih, marah, malu, dan lainnya. Gisella menyarankan agar orangtua memperlihatkan bagaimana perbedaan berbagai ekspresi emosi itu lewat intonasi, mimik muka, dan lainnya.
  3. Hindari memberi Si Buah Hati gadget tanpa pendampingan meski tujuannya untuk menghibur. Selain berisiko menyebabkan kecanduan, gadget juga dapat menghambat kemampuan berbahasa aktif, sehingga saat menggunakannya Si Buah Hati dan Bunda harus tetap berinteraksi, seperti mengenalkan warna, binatang, dan lainnya.
  4. Hindari menonton tv terlalu lama.
  5. Gunakan flash card agar Si Buah Hati lebih banyak mengenal kosakata.
  6. Sebelum mengenalkan bahasa asing, pastikan Si Buah Hati menguasai bahasa ibu terlebih dahulu agar ia tidak mengalami bingung bahasa. 

Memori

Memori adalah kemampuan Si Buah Hati mengumpulkan, menyimpan, dan mengeluarkan informasi yang diterima. Kemampuan memori sama halnya dengan kemampuan mengingat. 

Di usia toddler, kemampuan daya ingat Si Buah Hati masih terbatas. Untuk itu, orangtua perlu melatihnya. 

Stimulasi:

  1. Menceritakan pengalaman sehari-hari. Misalnya, sehabis pergi bertamasya ke kebun binatang, coba ingatkan Si Buah Hati pengalaman yang baru dialaminya, naik kendaraan apa, hal paling berkesan selama perjalanan, binatang apa sajakah yang ditemui, dan lain-lain.
  2. Setelah diacak, minta Si Buah Hati mengurutkan kembali berbagai benda dari yang paling kecil ke paling besar atau sebaliknya.
  3. Bermain kartu. Perlihatkan dua atau tiga pasa kartu. Setiap pasang kartu harus bergambar sama. Jajarkan kartu-kartu itu, minta Si Buah Hati mengingat gambar-gambar di kartu dan letaknya, lalu tutup kartu itu.  Setelahnya, perintahkan Si Buah Hati untuk membuka satu kartu dan mencari pasangannya. Semakin kuat daya ingatnya, semakin mudah ia menemukan kartu yang dibukanya.
  4. Simpan beberapa mainan di beberapa tempat tersembunyi dengan mengajak Si Buah Hati. Lalu, setelah semua mainan disembunyikan, minta Si Buah Hati menemukan mainan yang Bunda sebutkan. Setiap kali ia bisa mengingat letak dan menemukan mainan yang dimaksud, berikan pujian.

Problem Solving (Kemampuan Memecahkan Masalah)

Ajari Si Buah Hati kemampuan untuk memecahkan masalah sejak dini. Dengan kemampuan berpikir konkret yang merupakan kekhasan anak usia prasekolah, Si Buah Hati bisa diajak mencari solusi yang juga bersifat konkret atau yang bisa dilihat, diraba, dan dipegangnya.

Baca Juga: 3 Stimulasi Sederhana untuk Membantu Si Buah Hati Belajar Menjaga Kesehatan

Stimulasi:

  1. Perlihatkan hubungan sebab akibat atau aksi dan reaksi. Misalnya, sediakan dua buah gelas berbeda ukuran, yang lebih besar terisi penuh dengan air, yang lebih kecil kosong. Minta ia menuang air dari gelas besar ke gelas kecil. Lihatlah, karena ukurannya yang lebih kecil, gelas itu tidak dapat menampung seluruh air dari gelas besar. Air pun tumpah.
  2. Ajak Si Buah Hati memasukkan mainan ke lubang yang bentuknya sesuai. Perlihatkan apa yang  terjadi bila mainan dimasukkan ke lubang yang tidak sesuai dengan ukuran dan bentuknya.
  3. Biarkan Si Buah Hati mencoba melakukan rutinitasnya sendiri tanpa dibantu. Misal, makan dan minum, buang air di toilet, memakai baju, dan sebagainya.
  4. Biasakan memberi solusi pada masalah  yang ditemui, misal, tidak membuang mainan yang rusak, tapi memperbaikinya. 

Psikomotorik

Kemampuan psikomotorik berkaitan dengan kemampuan bertindak yang dilakukan Si Buah Hati setelah mempelajari sesuatu. Kemampuan bertindak ini melibatkan aktivitas otot motorik kasar, misalnya lari, melompat, memukul dan aktivitas motorik halus seperti, menggambar, menulis, menjumput, dan memegang.

Stimulasi:

  1. Minta Si Buah Hati untuk menggambar sesuai kemampuannya. Mulai corat-coret hingga menggambar objek yang jelas maksudnya.
  2. Minta Si Buah Hati menjumput mainan atau benda kecil, lalu masukkan ke wadah.
  3. Ajak Si Buah Hati  bergerak untuk melatih keseimbangan dengan berjalan di titian, memanjat, naik-turun tangga, merangkak, dan menangkap. Mengajaknya bersenam juga meningkatkan mood positif Si Buah Hati.
  4. Bermain pasel,  bermain susun balok, dan menempel kolase.

Untuk anak usia prasekolah, Bunda bisa memberikan pelengkap nutrisi, seperti Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Jangan lupa untuk tetap memberikan nutrisi dukung tumbuh kembang Si Buah Hati dengan susu DANCOW. Bunda juga bisa tukarkan poin di program Parenting Rewards DANCOW. Yuk, tunggu apa lagi? Tukar poin sekarang!

Image Article
Stimulasi 5 Aspek Kognisi Si Kecil Melalui Aktivitas Sederhana
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tips Ampuh Si Buah Hati Berani Tidur Sendiri: Teddy Bear dan Dongeng Malam

Published date

Siapa tidak mengenal boneka Teddy Bear? Boneka berbentuk beruang lucu dan berbulu halus ini dikenal sebagai teman tidur Si Buah Hati pada berbagai tahapan usia. Selain itu, Bunda dapat memanfaatkannya sebagai sarana mendongeng di malam hari yang juga mampu mengasah kemampuan Bahasa Anak. Simak cara lain untuk mengatasi anak susah tidur pada sang buah hati, untuk memberikan perlindungan dari gangguan kesehatan.

Atur Rutinitas Tidur

Buat kebiasaan sebelum tidur dengan aktivitas pendek dan sederhana. Menurut Sleep Health Foundation, rutinitas membantu tubuh dan pikiran bersiap untuk tidur. Baby Center Foundation menyarankan untuk memandikan Si Buah Hati dengan air hangat, mendongeng, dan mengganti piyama. Dukung stimulasi secara konsisten setiap malam untuk membiasakannya tidur dan bangun di waktu yang sama.

Jauhkan dari Gangguan yang membuat Anak susah Tidur

Cara terbaik menurut National Sleep Foundation adalah dengan memulai waktu tenang 30-60 menit sebelum bersiap untuk tidur. Jauhkan Si Buah Hati dari komputer, TV, maupun gadget yang menyebabkannya terlalu terstimulasi. Biasakan juga untuk mengajaknya ke kamar mandi sebelum tidur, agar ia tidak perlu terbangun di tengah malam untuk buang air kecil. Bunda juga bisa melakukan aksi cerdas dengan menyalakan lampu remang-remang untuk membuat suasana kamar lebih nyaman.

Bunda, baca juga artikel ini : Rahasia di Balik Tidur Siang bagi Si Buah Hati

Bacakan Cerita Sebelum Tidur

Membacakan cerita termasuk salah satu kegiatan yang bisa dilakukan sebelum Si Buah Hati tidur di malam hari. Pilih buku yang ceritanya menenangkan dan tidak menyeramkan, yang dapat menyebabkan terjadinya mimpi buruk dan anak menjadi susah tidur. 

Kecukupan tidur dapat mempengaruhi proses belajar, perkembangan kemampuan kognitif, dan tumbuh kembang anak secara keseluruhan. Gunakan cara mengatasi anak susah tidur seperti yang sudah dijelaskan di atas agar menjamin Si Buah Hati dapat beristirahat malam dengan baik.

Image Article
Teddy Bear, Boneka Lucu untuk Mengatasi Anak Susah Tidur dan Berani Tidur
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Gadget Menstimulasi Tumbuh Kembang Anak

Published date

Mendengar kata anak dan gadget, biasanya selalu terbayang hal-hal negatif, seperti kecanduan bermain gadget atau bagaimana mereka mengakses konten-konten yang dapat merusak pola berpikirnya. Namun, jika digunakan dengan bijak, gadget bahkan bisa menstimulasi tumbuh kembang anak.

Gadget dan perangkat media audiovisual saat ini memang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Menurut Jovita Maria Ferliana, M.Psi., Psikolog dari RS Royal Taruma seperti dikutip Nakita.Id, pengenalan dan penggunaan gadget bisa dibagi ke beberapa tahapan usia. Untuk anak usia prasekolah, “Pemberian gadget sebaiknya hanya seputar pengenalan warna, bentuk, dan suara,” katanya.

Di usia ini, yang utama bukanlah gadget-nya, tapi peran orang tua. Gadget digunakan lebih sebagai sarana untuk mengedukasi anak oleh orang tua.

Dampak Positif Penggunaan Gadget Bagi Si Buah Hati

Sebetulnya, apa saja dampak positif gadget? Yang pertama, menurut Jovita,  gadget akan membantu tumbuh kembang fungsi adaptif seorang anak. Kemampuan beradaptasi membuat Si Buah Hati bisa menyesuaikan diri dengan keadaan sekitarnya dan perkembangan zaman. 

Jika perkembangan zaman sekarang ditandai dengan kemunculan perangkat dan aplikasi digital yang semakin canggih, maka anak pun harus tahu cara menggunakannya.

“Artinya fungsi adaptif anak berkembang,” tutur Jovita. Jadi, seorang anak harus tahu fungsi gadget dan harus bisa menggunakannya karena salah satu fungsi adaptif manusia zaman sekarang adalah harus mampu mengikuti perkembangan teknologi. Sebaliknya, anak yang tidak bisa mengikuti perkembangan  teknologi bisa dikatakan fungsi adaptifnya tidak berkembang secara normal.

Namun, fungsi adaptif juga akan menyesuaikan budaya dan tempat seseorang tinggal. Kalau anak tinggal di sebuah desa yang langka gadget, wajar ia tidak tahu dan tidak mengenal alat tersebut.

Nilai positif lain adalah gadget memberi kesempatan anak untuk leluasa mencari informasi. Apalagi anak-anak sekolah sekarang dituntut untuk mengerjakan tugas melalui internet.

Tentunya, orang tua harus tetap mendampingi karena justru di usia prasekolah, peran orang tua lebih dominan. Fungsi orang tua adalah menjelaskan dan membantu anak mengaitkan antara apa yang ada di gadget dengan apa yang ia lihat di dunia nyata. 

Misalnya, ketika gadget menampilkan warna merah, maka orang tua mengatakan, “Nah, ini warna merah,” dan seterusnya.

Kapan Si Buah Hati Boleh Diperkenalkan Gadget?

American Academy of Pediatrics pada tahun 2016 telah mengeluarkan rekomendasi terbarunya dalam hal paparan media elektronik (gadget/TV) untuk anak. Anak usia kurang dari 18 bulan sebaiknya tidak menggunakan media layar (screen media) kecuali video-chatting.

Pada anak usia toddler, perkenalan dengan media digital harus diseleksi berdasarkan program yang berkualitas tinggi dan dinikmati bersama Bunda atau Ayah. Selama menggunakan gadget, Si Buah Hati harus didampingi dan terus diajak berkomunikasi agar memahami yang dilihat.

Pada anak usia prasekolah, penggunaan screen media harus dibatasi hanya 1 jam per hari yang berisi program yang berkualitas tinggi. Orang tua tetap harus mendampingi anak dalam menonton atau menggunakan gadget agar anak memahami dan dapat mengaplikasikan atau mengambil manfaat dari yang ditontonnya dalam kehidupan sehari-hari.

Dari aspek interaksi sosial, tumbuh kembang anak-anak usia prasekolah sebaiknya memang lebih ke arah sensor-motorik. Yaitu, anak harus bebas bergerak, berlari, meraih sesuatu, merasakan kasar-halus. 

Bukankah gadget juga bisa memberikan stimulasi seperti pengenalan warna atau games yang melibatkan aktivitas? Betul sekali, “Namun, kemampuan anak untuk berinteraksi secara langsung dengan objek nyata tidak diperoleh anak. Tentu beda antara memencet tombol dengan jika anak sendiri yang melompat, kan?” papar Jovita.

Selama menggunakan gadget orang tua harus mendampingi dan memberikan penjelasan pada anak. Ketika melihat benda-benda tersebut di kehidupan nyata, orang tua dapat mengingatkan lagi tentang  hal-hal yang sudah dilihat Si Buah Hati di layar.

Sebagai contoh, anak dapat menambah pengetahuannya tentang proses hujan-banjir, proses tumbuhnya bunga, proses pembuatan mainan tertentu, dan masih banyak lagi.

Dokter Eva Devita, SpA(K), Konsultan Tumbuh Kembang Pediatri Sosial di RSAB Harapan Kita, Jakarta menambahkan, anak usia sekolah sudah boleh menggunakan gadget atau media elektronik lainnya, tetapi tetap batasi waktunya.  

Pastikan kegiatan tersebut tidak memengaruhi waktu tidur, aktivitas fisik, dan perilaku lain yang berpengaruh pada kesehatan anak. “Pastikan materi dari gadget yang digunakan bisa dimanfaatkan sebagai sarana belajar anak, mengenal hal-hal baru, melatih daya ingat, dan memecahkan masalah,” kata dr. Eva.

Terapkan  batasan waktu dan program apa saja yang boleh dilihat atau dimainkan anak. Buatlah aturan yang disepakati bersama dengan anak kapan gadget boleh digunakan. Misalnya, sepulang sekolah dari pukul 16.00 sampai 18.00, tidak menggunakan gadget di kamar tidur, dan sebagainya.

Agar anak dapat mematuhi peraturan, informasikan tentang risiko atau dampak buruk dari penggunaan gadget yang berlebihan. Anak harus memahami bahwa penggunaan gadget yang berlebihan dapat mempengaruhi kesehatannya (kesehatan mata, kesulitan konsentrasi, berat badan), kurangnya waktu istirahat atau tidur, sampai kecanduan.

Selain memberikan batasan waktu dan program yang boleh dilihat dengan gadget-nya, Bunda dapat mengatur atau memakai aplikasi khusus yang tidak memungkinkan anak mengunduh atau menyaksikan program yang tidak sesuai untuk usianya. 

Efek Buruk Kelebihan Menggunakan Gadget

Berbagai penelitian menunjukkan penggunaan gadget pada usia yang sangat dini, memberikan dampak yang tidak baik terutama terhadap tumbuh kembang bahasa serta interaksi sosial anak. 

Untuk kelompok anak usia sekolah pun manfaat dari gadget atau media interaktif seperti media sosial dan video games tergantung pada lama penggunaan dan apa yang dilihat anak atau dilakukan anak dengan gadget tersebut. 

Jennifer Holmes dalam tulisannya tentang “9 Effects of Modern Gadgets on Children Development” menuliskan ada 9 dampak gadget untuk tumbuh kembang anak, yaitu perkembangan otak menjadi terganggu dan menyebabkan gangguan atensi, kognitif, belajar, meningkatnya impulsivitas, dan berkurangnya kemampuan untuk mengendalikan diri. 

Anak yang lebih banyak waktunya di depan gadget juga lebih rentan mengalami obesitas dibandingkan dengan mereka yang lebih banyak melakukan aktivitas fisik. 

Penggunaan gadget yang lama dapat memicu ketagihan atau adiksi sehingga anak cenderung impulsif, mudah tantrum, atau melawan orang tua. Interaksi dengan gadget yang berlebihan juga mengurangi kesempatan anak untuk berinteraksi dan bersosialisasi, sulit untuk tidur, serta interaksi dengan alam berkurang. 

Paparan yang lama dengan layar gadget juga dapat mengganggu fungsi penglihatan anak.

solusinya, pilih program yang bersifat interaktif dan merangsang tumbuh kembang anak. Misalnya, program puzzle, pengenalan bentuk, angka, benda atau alat transportasi dan lainnya. 

Untuk anak usia sekolah, gadget dapat dimanfaatkan untuk menambah informasi atau pengetahuan tentang materi yang dipelajari di sekolah. Bunda juga bisa membantu tumbuh kembang anak dengan melengkapi nutrisi hariannya. 

Salah satunya dengan memberikan minuman pelengkap gizi, seperti Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Cara Gadget Menstimulasi Tumbuh Kembang Anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Yuk Ketahui Tata Cara Bermain di Taman Bermain!

Published date

Bermain di playground bisa jadi pilihan menyenangkan untuk menghabiskan akhir pekan. Selain meningkatkan aktivitas fisik, juga dapat mengembangkan kemampuan psikomotorik yang baik bagi tumbuh kembang Si Buah Hati.

Taman bermain ini juga menjadi tempat berkumpulnya anak-anak dan orang tua, sehingga menjadi wadah yang tepat untuk mengasah keterampilan sosial dan kemampuan bahasanya, lho.

Sebelum memutuskan pergi ke playground, ada beberapa aturan tertulis yang harus ditaati oleh anak-anak dan pendampingnya, dalam hal ini orang tua. Etika apa saja yang harus dilakukan selama berada di taman bermain?

Bergantian Menggunakan Permainan

Baru saja Bunda mendorong Si Buah Hati di ayunan, kemudian anak-anak mulai berkumpul menunggu giliran memainkannya. Ini adalah kesempatan yang baik untuk mengajarkan Si Buah Hati tentang pentingnya antri dan bergantian. Berikanlah batasan waktu untuk bermain, kemudian biarkan anak lain mencoba permainan tersebut. Begitu pula sebaliknya.

Mengingatkan Si Buah Hati untuk Mengikuti Aturan

Playground biasanya dilengkapi dengan peralatan dan permainan yang dapat dimainkan oleh beragam usia. Untuk menjamin keselamatan dan keamanan selama bereksplorasi, dukung stimulasi Si Buah Hati untuk memilih permainan yang dirancang seusia dengan tahapan usianya. Selain itu, selalu dampingi atau awasi penggunaannya agar tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain yang ada di area playground.

Menegur Anak Lain

Ketika melihat anak lain mendominasi permainan dan tidak mau mengantre, bahkan mulai mendorong anak-anak lainnya, ingatkan dengan tegas, tapi dengan tetap tenang dan santun. Bukan tugas Bunda untuk mendisiplinkan anak orang lain, tapi mintalah kesediaannya untuk bekerjasama.

Apabila anak tersebut masih mengabaikan, Bunda bisa memberitahukan kepada orang tuanya untuk menangani situasi yang terjadi. Hal ini juga dapat memberikan contoh yang baik untuk Si Buah Hati untuk meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah.

Ikut Menjaga Kebersihan

Terkadang Bunda membawa makanan atau minuman untuk menemani Si Buah Hati bermain. Bereskan sebelum pulang untuk ikut menjaga kebersihan playground. Stimulasi anak untuk melakukan hal yang sama. Keadaan taman yang bersih dan bebas sampah tentunya lebih menyenangkan bagi semua orang.

Perhatikan etika-etika di atas sebelum memulai hari yang menyenangkan di taman bermain ya, Bunda.

Image Article
Bunda, Yuk Ketahui Tata Cara Bermain di Taman Bermain!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off