Pertumbuhan Gigi Susu Pada Anak: Bagaimana Cara Merawatnya?

Published date

Tahukah Bunda bahwa dalam hidupnya manusia mengalami dua kali pertumbuhan gigi?

 

Kelompok gigi pertama, disebut dengan gigi susu atau gigi sulung, tumbuh dan tanggal pada usia kanak-kanak, mulai dari bayi sampai usia prasekolah-sekolah. Kelompok gigi susu ini kemudian digantikan oleh kelompok gigi permanen atau gigi dewasa yang pertumbuhannya berlangsung terus sampai usia dewasa.

 

Walaupun sifatnya tidak permanen, tapi gigi susu memiliki fungsi penting bagi si Buah Hati, yaitu membantunya belajar makan dan berbicara dengan benar. Makanya, gigi susu harus dirawat dengan baik untuk mencegahnya rusak dan tanggal sebelum waktunya.

 

Urutan Pertumbuhan Gigi Susu

Tidak ada standar yang baku mengenai usia pertumbuhan gigi anak. Gigi susu pertama biasanya muncul pada usia enam bulan, tapi bisa juga baru muncul pada usia 8-10 bulan. Umumnya, pertumbuhan gigi susu akan lengkap sebanyak 20 gigi saat si Buah Hati mencapai usia tiga tahun.

 

Gigi susu yang tumbuh pertama kali umumnya adalah gigi seri depan bawah. Urutan tahap pertumbuhan gigi anak adalah sebagai berikut:

 

  • Usia 6-10 bulan: gigi seri depan bawah.

  • Usia 8-12 bulan: gigi seri depan atas.

  • Usia 9-13 bulan: gigi seri atas.

  • Usia 10-16 bulan: gigi seri bawah.

  • Usia 16-23 bulan: gigi taring atas dan bawah.

  • Usia 13-19 bulan: gigi geraham atas dan bawah.

  • Usia 23-33 bulan: gigi geraham kedua atas dan bawah.

 

Kelompok gigi susu mulai tanggal saat si Buah Hati mulai memasuki usia enam tahun dan berlanjut sampai usianya 12 tahun. Sebelum gigi susu tanggal, bentuk rahang dan tengkoraknya akan berubah untuk memberi ruang bagi gigi permanen untuk tumbuh. Hal ini normal terjadi karena gigi permanen memiliki ukuran lebih besar dibanding gigi susu.

 

Membuat Buah Hati Nyaman saat Tumbuh Gigi

Tumbuh gigi menjadi fase yang tidak nyaman bagi si Buah Hati karena terasa nyeri. Saat tumbuh gigi, ia biasanya akan cenderung gelisah, rewel, mengeluarkan air liur yang banyak, dan suhu tubuhnya sedikit naik.

 

Bunda dapat membantu membuat pertumbuhan gigi lebih nyaman dengan cara sebagai berikut:

 

  • Memberi makanan renyah untuk dikunyah, misalnya apel, wortel, atau mentimun.

  • Mengompres gusi dengan kasa atau kain bersih yang sudah dibasahi air es.

  • Mengusap gusi yang meradang dengan sendok dingin.

  • Memijat lembut gusi dengan jari Bunda yang bersih.

  • Memberi obat penghilang rasa sakit sesuai petunjuk dokter anak.

 

Jika si Buah Hati mengalami demam, diare, dan ruam kulit, maka sebaiknya Bunda memeriksakannya ke dokter anak. Pasalnya, kondisi tersebut bukan disebabkan oleh tumbuh gigi, tapi oleh penyebab lainnya.

 

Merawat Gigi Susu

Kerusakan gigi dapat terjadi begitu gigi keluar dari gusi. Oleh karena itu, perawatan gigi susu sebaiknya dilakukan sedini mungkin dengan rutin membersihkannya sehabis makan. Saat si Buah Hati sudah berusia satu tahun, Bunda sudah bisa mengajaknya ke dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan gigi pertama kali.

 

Pada usia toddler, gigi susu si Buah Hati sudah bisa dibersihkan menggunakan sikat gigi. Gunakan sikat gigi khusus untuk toddler lalu tambahkan pasta gigi anak yang mengandung fluoride cukup seukuran sebutir beras.

 

Sementara untuk anak usia prasekolah, pasta gigi yang digunakan hanya seukuran kacang polong. Sikat giginya dua kali sehari pada pagi dan malam hari.

 

Paparan makanan dan minuman bergula sering menjadi penyebab gigi susu menjadi rusak. Karena itu, sebaiknya Bunda menghindari si Buah Hati berlama-lama minum susu atau jus buah menggunakan botol.

 

Selain itu, biasakan ia untuk berkumur setelah makan agar tidak ada sisa-sisa makanan yang terselip di gigi.

 

Jangan lupakan asupan nutrisi untuk pertumbuhan gigi si Buah Hati ya, Bunda. Salah satu nutrisi yang penting untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi adalah kalsium, yang bisa ditemukan dalam jumlah besar di dalam susu.

 

Untuk si Buah Hati, Bunda bisa memberikan Dancow 3+ Nutritods.

 

DANCOW 3+ Nutritods yang mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega-3  dan 6, serat pangan, Vitamin A dan C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Kandungan kalsium di dalam susu bisa membantu pertumbuhan gigi si Buah Hati.

 

Pemberian nutrisi yang tepat dan sesuai akan membantu si Buah Hati mengalami pertumbuhan yang optimal, termasuk gigi susunya.

 

Referensi:

 

 

 

 

2-Year Molars: Symptoms, Remedies, and Everything Else (2018) – Healthline. Retrieved January 31, 2022, from https://www.healthline.com/health/parenting/2-year-molars

Image Article
Pertumbuhan gigi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Kecerdasan Anak Banyak Jenisnya, lho! Bunda Sudah Tahu?

Published date

Seiring berlangsungnya tumbuh-kembang si Buah Hati, Bunda mungkin mulai berpikir, kecerdasan apa yang dimilikinya, ya?

 

Mengetahui kecerdasan anak sejak awal akan membantu Bunda memberikan stimulasi yang tepat kepada si Buah Hati, sehingga dapat mengembangkan kompetensi dan potensi yang ia miliki dengan optimal.

 

Jika menggunakan pemikiran tradisional, maka kecerdasan anak hanya dinilai berdasarkan hasil tes IQ (intelligence quotient) saja, Bunda. Menilai kecerdasan berdasarkan IQ seperti menyatakan bahwa kecerdasan manusia hanya memiliki satu bentuk saja yang sifatnya umum.

 

Selain itu, kecerdasan ini bersifat tetap sejak seseorang lahir dan sulit untuk berubah.

 

Namun dalam tiga dekade terakhir, berkembang pemikiran baru mengenai kecerdasan yang sangat berbeda, yaitu multiple intelligence atau kecerdasan majemuk. Teori ini dikemukakan oleh Howard Gardner, seorang psikolog perkembangan dan profesor di Harvard Graduate School of Education, pada 1983.

 

Dalam aspek kecerdasan anak ini, Gardner menyatakan bahwa kecerdasan tidak terbatas dalam satu bentuk saja melainkan majemuk. Menurutnya, ada delapan jenis kecerdasan yang dimiliki manusia, yang masing-masing mewakili cara manusia dalam memproses informasi. Berbeda dengan IQ, kecerdasan ini dipengaruhi oleh faktor genetik dan budaya.

 

Kedelapan jenis kecerdasan ini, antara lain:

 

  • Kecerdasan verbal-linguistik

Merupakan kecerdasan dalam menganalisa informasi dan penggunaan kata-kata secara efektif. jenis kecerdasan anak ini membuat si Buah Hati nantinya memiliki kemampuan lebih dalam membaca, menulis, berbicara, bercerita, dan penggunaan bahasa untuk berkomunikasi.

 

  • Kecerdasan logika-matematika

Merupakan kecerdasan untuk menganalisa masalah secara logis, memahami pola angka-angka dalam matematika, dan menyelesaikan masalah secara ilmiah. Si Buah Hati dengan kecerdasan ini nantinya akan ahli dalam menghitung, membuat rumus, dan memecahkan masalah.

 

  • Kecerdasan musikal

Merupakan kecerdasan anak yang membuatnya mampu mengenali nada, titinada, dan irama dalam musik, kemudian mengekspresikan diri lewat musik. Ia akan dengan mudah memahami musik secara mendalam dan menikmati bermain alat musik atau menyanyikan lagu.

 

  • Kecerdasan gerak tubuh

Merupakan kecerdasan dalam mengontrol tubuh dan menggunakan fisiknya untuk memecahkan masalah atau berkreasi. Buah hati Bunda yang memiliki kecerdasan gerak tubuh biasanya memiliki koordinasi dan keseimbangan tubuh yang baik dan senang beraktivitas fisik.

 

  • Kecerdasan visual-spasial

Merupakan kecerdasan dalam memvisualisasikan sesuatu dan memiliki nalar yang baik terhadap ruang dan arah. kecerdasan anak ini membuatnya dapat membaca grafik dan bagan dengan mudah, senang berkreasi melalui seni rupa, serta cepat menyelesaikan permainan puzzle.

 

  • Kecerdasan interpersonal

Merupakan kecerdasan dalam mengartikan dan memahami perasaan, mood, keinginan, dan niat orang lain. Anak yang memiliki kecerdasan ini dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, berkomunikasi dengan baik, dan bekerja dengan efektif bersama orang lain.

 

  • Kecerdasan intrapersonal

Merupakan kecerdasan untuk memahami diri, termasuk mengetahui emosi, keinginan, kelebihan dan kekurangan, potensi diri, dan lainnya. Karakteristik dari kecerdasan anak ini adalah memiliki kesadaran diri yang tinggi, kenal dengan dirinya sendiri, serta senang menganalisa teori dan ide.

 

  • Kecerdasan naturalis

Merupakan kecerdasan dalam mengenali dan mengklarifikasi  flora, fauna, dan segala sesuatu di alam, serta memiliki kepekaan terhadap bentuk-bentuk yang ada di alam. Anak dengan kecerdasan naturalis umumnya gemar mempelajari biologi, botani, zoologi, dan astronomi, serta hobi berpetualang di alam. 

 

Perlu Bunda pahami bahwa jenis kecerdasan anak ini tidak ada artinya tanpa stimulasi. Karena itu, untuk memastikan perkembangan kecerdasan anak, Bunda bisa menstimulasi si Buah Hati dengan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan jenis kecerdasan yang ia miliki.

 

Misalnya, Buah Hati dengan kecerdasan visual-spasial yang biasanya senang menggambar diberikan peralatan menggambar. Bisa juga Buah Hati dengan kecerdasan logika-matematika diperkenalkan dengan berhitung lewat lagu-lagu sederhana.

 

Dukung pula perkembangan kecerdasan Buah Hati Bunda dengan pemberian nutrisi yang tepat, yaitu Dancow 3+ Nutritods.

 

Susu bubuk ini mengandung 0 gram sukrosa serta zat besi, zink, omega-3  dan omega-6, minyak Ikan, Vitamin A dan C, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

Dengan stimulasi yang tepat ditambah dukungan nutrisi dari Dancow 3+ Nutritods, perkembangan pun dapat berlangsung dengan optimal.

 

Referensi:

 

 

 

The Theory of Multiple Intelligences and Critical Thinking (2015) – Glokalde. Retrieved January 30, 2022, from http://www.glokalde.com/pdf/issues/2/Article6.pdf

Image Article
kecerdasan anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Apa Saja Sih, Tahapan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini?

Published date

Di usia dini seorang anak  akan mempelajari berbagai keterampilan untuk mendukung perkembangannya, salah satunya adalah keterampilan bahasa/komunikasi.

Proses untuk mempelajari berbagai keterampilan ini tidak berlangsung instan dan terbagi menjadi beberapa tahap. Namun, perkembangan bahasa anak usia dini misalnya, sudah dimulai sejak bayi lalu secara bertahap akan terus berkembang sampai ia kuasai dengan baik saat usianya lebih tua.

Keterampilan ini sangat penting untuk dikuasai si Buah Hati karena penggunaan bahasa merupakan cara ia untuk berkomunikasi. Selain itu, keterampilan bahasa juga akan  membantunya untuk mengekspresikan dan memahami perasaannya, membantunya berpikir, belajar, dan memecahkan masalah, serta membantunya membina hubungan dengan orang lain.

Keterampilan bahasa juga menjadi dasar si Buah Hati dalam belajar membaca dan menulis.

Untuk mengetahui apakah perkembangan bahasa anak usia dini sudah sesuai dengan kebanyakan anak seusianya, para ahli perkembangan anak membuat daftar tonggak perkembangan bahasa mulai dari usia 0-5 tahun.

Perlu Bunda pahami bahwa kecepatan tumbuh-kembang anak tidak selalu sama. Namun dengan adanya tonggak perkembangan ini, Bunda dan dokter anak akan mengetahui jika terjadi keterlambatan perkembangan bahasa si Buah Hati, sehingga bisa segera diambil tindakan untuk mencari penyebabnya.

Berikut ini adalah tahap perkembangan bahasa anak usia dini, serta tonggak perkembangannya, saat si Buah Hati sudah memasuki usia toddler (1-3 tahun). Yuk Bunda, disimak dan dipahami!

  • Usia 13 bulan

Si Buah Hati sudah dapat:

  • Menggunakan dan mengucapkan sekitar 10 kata yang sudah ia pahami artinya.
  • Memahami konteks kata tunggal dan mengucapkannya, kebanyakan berupa kata benda.
  • Merespon ucapan permintaan yang sederhana, misalnya “Duduk”, “Sini, nak”, atau “Kasih ke Bunda”.
  • Menggunakan gerakan-gerakan sederhana untuk menyampaikan maksudnya, misalnya melambaikan tangan dan menggelengkan kepala.
  • Membuat intonasi suara yang berbeda.
  • Mengucapkan “Mama”, “Papa”, “Bubu”, dan kata seruan seperti “O ow!”
  • Meniru kata-kata yang Bunda ucapkan.
     
  • Usia 18 bulan

Si Buah Hati sudah dapat:

  • Menggunakan dan mengucapkan 20 kata walaupun tidak jelas.
  • Merangkai dua buah kata sederhana.
  • Membuat gerakan sederhana ditambah kata yang tepat untuk menyampaikan maksudnya. Misalnya, “Nggak!” sambil menggelengkan kepala atau “Dadah!” sambil melambaikan tangan.
  • Menunjukkan jari ke sebuah benda sambil bertanya, “Apa?” dan meminta Bunda menyebutkan nama benda tersebut.
  • Mengacu kepada dirinya sendiri dengan menggunakan namanya.
     
  • Usia 24 bulan

Si Buah Hati sudah dapat:

  • Menggunakan dan mengucapkan 50 kata.
  • Memahami sebagian besar apa yang Bunda katakan.
  • Menunjuk benda atau gambar yang ada di buku saat Bunda sebutkan namanya.
  • Menyebutkan nama dari orang-orang yang dikenalnya.
  • Menyebutkan nama beberapa anggota tubuh.
  • Merangkai 2-3 kata sederhana menjadi kalimat, biasanya berupa kata benda dan kata kerja.
  • Mengerjakan apa yang diminta, misalnya, “Panggilkan Ayah, ya” atau “Taruh bukunya di meja”.
  • Mengulang kata-kata yang ia dengar saat diajak bicara.
     
  • Usia 36 bulan

Si Buah Hati sudah dapat:

  • Menggunakan dan mengucapkan 300 kata.
  • Sudah bisa mendengarkan saat diajak bicara tapi mudah terdistraksi.
  • Mengerjakan apa yang diminta sampai tiga langkah, misalnya, “Sendalnya dicopot ya, dan ditaruh di rak”.
  • Mengetahui nama benda-benda yang familiar.
  • Menyebutkan nama, umur, dan jenis kelamin.
  • Menyebutkan nama anak-anak lain yang ia anggap teman.
  • Mengucapkan aku, kamu, kita, serta kata-kata jamak.
  • Sudah bisa berbicara yang dipahami oleh orang yang tidak ia kenal.
  • Bisa mengobrol menggunakan 2-3 kalimat.

Baca Juga: Stimulasi untuk Membantu Si Buah Hati Belajar Kesehatan

Tonggak perkembangan bahasa anak usia dini sifatnya tidak pasti ya, Bun! Pasalnya, perkembangan ini bisa berlangsung lebih awal atau bisa berlangsung lebih lambat. Jika keterlambatannya berlangsung sampai berbulan-bulan, maka sebaiknya Bunda berkonsultasi dengan dokter anak agar dilakukan pemeriksaan.

Untuk mendukung perkembangan bahasa anak usia dini 0-6 tahun, pastikan kebutuhan nutrisinya tercukupi. Sebagai pelengkap pola makan sehat sehari-hari, Bunda bisa memberikan susu pertumbuhan sesuai dengan kelompok usianya.

Untuk Buah Hati usia toddler (1-3 tahun), Bunda bisa berikan Dancow 1+ Nutritods.

Susu pertumbuhan ini diformulasikan untuk anak usia 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium, protein, minyak ikan, omega-3 dan 6, serat pangan inulin, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Memahami berbagai aspek perkembangan bahasa anak usia dini akan membantu Bunda memberikan stimulasi dan nutrisi yang tepat untuk si Buah Hati.

Dilengkapi pula dengan Lactobacillus rhamnosus, mulai sekarang, yuk ambil langkah-langkah yang tepat untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan anak!

Jangan lupa untuk tetap memberikan nutrisi dukung tumbuh kembang Si Buah Hati dengan susu DANCOW. Bunda juga bisa tukarkan poin di program Parenting Rewards DANCOW. Yuk, tunggu apa lagi? Tukar poin sekarang!

Referensi:

  • CDC’s Developmental Milestones (2021) – CDC. Retrieved February 2, 2022, from https://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/milestones/index.html
     
  • Language development in children: 0-8 years (2021) – Raising Children. Retrieved February 2, 2022, from  https://raisingchildren.net.au/babies/development/language-development/language-development-0-8
     
  • Stages of Speech and Language Development – NHS. Retrieved February 2, 2022, from https://www.hct.nhs.uk/media/2197/stages-of-speech-and-language-development.pdf
Image Article
Perkembangan bahasa anak usia dini
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Mengenal Speech Delay dan Dampak Psikologisnya pada Anak

Published date

Akhir-akhir ini, banyak orang  yang  dengan  mudahnya  berkata  anak  mengalami  speech delay saat  melihatnya  tidak  banyak  bicara.  Padahal, anak yang tidak banyak bicara pun belum tentu mengalami speech delay. Lagipula, speech delay bukan merupakan diagnosis yang dapat langsung diberikan  pada  anak  dalam  waktu  singkat.  Speech delay adalah kondisi saat Si Buah Hati tidak menunjukkan kemampuan bahasa dan bicara yang sesuai dengan level usianya. Maka dari itu, sebelum menyatakan Si Buah Hati mengalami speech delay, Bunda perlu mengetahui perkembangan bahasa anak usia dini (toddler dan prasekolah).

 

Perkembangan bahasa anak usia dini (toddler dan prasekolah) meliputi tiga tahap berikut:

  • Usia diatas 12 bulan hingga 24 bulan. Setelah melalui satu tahun  pertamanya,  Si Buah Hati sudah mengenali dan  mulai  mampu  menyebutkan  nama  benda  yang ada di  sekitarnya.  Mereka  juga  sudah dapat mengenali diri dan orang-orang yang sering berinteraksi dengannya. Si Buah Hati pun idealnya sudah mampu mengkombinasikan dua kata saat berbicara.

  • Usia 2 hingga 3 tahun. Di usia ini, Si Buah Hati sudah mampu bertanya menggunakan kata tanya “siapa”, “apa”, “di mana”. Mereka juga sudah memahami instruksi dan menjawab pertanyaan sederhana. Biasanya, Si Buah Hati mampu menyusun kalimat sederhana dengan tiga hingga empat kata.

  • Usia 3 hingga 5 tahun. Saat berada di rentang usia ini, kosakata yang dimiliki Si Buah Hati akan semakin banyak. Si Buah Hati juga mulai dapat bercerita dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Idealnya, mereka mampu berbicara dengan menggunakan lima hingga tujuh kata.

 

Dari penjelasan singkat di atas, Bunda dapat mulai mengidentifikasi apakah Si Buah Hati mengalami speech delay.  Ada  baiknya  Bunda  berkonsultasi  dengan  psikolog  maupun dokter anak sebelum menyatakan Si Buah Hati mengalami speech delay. Dengan berkonsultasi, Bunda juga dapat mengetahui tindakan  yang  perlu  dilakukan  untuk mendampingi Si Buah Hati, karena kondisi speech delay akan berpengaruh pada perkembangan Si Buah Hati.

 

Kondisi speech delay sangat memengaruhi perkembangan Si Buah Hati, terutama perkembangan sosial-emosionalnya. Dari sisi emosi, anak yang mengalami speech delay cenderung mengalami masalah emosi, contohnya mudah marah. Hal ini  dikarenakan terbatasnya kemampuan Si Buah  Hati  untuk  mengekspresikan  pikiran  dan  perasaannya dalam bentuk  kata-kata.  Orang-orang  yang  ada  di  sekitar  Si  Buah  Hati  menjadi  tidak paham  dan  tidak  dapat  memenuhi  apa  yang  dibutuhkan  anak.  Karena   merasa keinginannya tidak terpenuhi, Si Buah Hati pun dapat menampilkan perilaku marah.

 

Lebih lanjut, dari sisi sosial, anak yang mengalami speech delay cenderung kurang percaya diri dan menarik diri dari pergaulan. Si Buah Hati dapat menilai dirinya lebih buruk daripada teman-temannya sehingga sering menolak saat diminta melakukan sesuatu.  Lebih  lanjut, kondisi ini juga membuat Si Buah Hati merasa tidak nyaman saat berinteraksi dengan teman-temannya sehingga cenderung memilih untuk menyendiri.

 

Setelah mengenali tanda dan mengetahui dampak speech delay,  yang  menjadi pertanyaan berikutnya adalah “Apa yang dapat Bunda lakukan sebagai orangtua?” Bunda tentu berharap Si Buah Hati tidak mengalami speech delay. Maka dari itu, stimulasi adalah hal yang sangat perlu dilakukan. Bunda dapat memperkenalkan Si Buah Hati dengan berbagai objek di sekitarnya sedini mungkin, mengajak Si Buah Hati berinteraksi tentang hal yang dibaca dan dilihatnya, membacakan cerita  sebelum  tidur,  serta  melakukan permainan yang dapat meningkatkan kosakata Si Buah Hati.

 

Selain memberikan stimulasi yang tepat, penuhi juga kebutuhan nutrisi harian Si Buah Hati agar tumbuh kembang berlangsung optimal. Nah, Bunda dapat melengkapi kebutuhan nutrisinya dengan memberikan segelas DANCOW Nutritods sesuai tahapan usianya.

 

DANCOW 1+ Nutritods adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Sementara DANCOW 3+ Nutritods adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Nah, bila Si Buah Hati telah berusia 5 tahun ke atas, Bunda bisa memberikan DANCOW 5+ Nutritods. DANCOW 5+ Nutritods mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

 

Referensi:

Agustian, R. (2021). Problematika Speech Delay dari Sisi Psikologis: Peran Ayah Krusial dalam Perkembangan Bicara Anak. Retrieved December 22, 2021 from https://herstory.co.id/read33587/problematika-speech-delay-dari-sisi-psikologis-peran-ayah-k rusial-dalam-perkembangan-bicara-anak

Marotz, L. R., & Allen, K. E. (2013). Developmental profiles: Pre-birth through twelve. Wadsworth: Cengage Learning.

Van den Heuvel, M., Ma, J., Borkhoff, C. M., Koroshegyi, C., Dai, D., Parkin, P. C., Maguire, J. L., Birken, C. S., & TARGet Kids! Collaboration (2019). Mobile Media Device Use is Associated with Expressive Language Delay in 18-Month-Old Children. Journal of developmental and behavioral pediatrics, 40(2), 99–104.

Image Article
Mengenal Speech Delay dan Dampak Psikologisnya pada Anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Speech Delay Karena Gadget? Ini Tips Mencegahnya!

Published date

“Duh anaknya nonton gadget terus, makanya belum lancar bicara sampai sekarang!” “Jangan sampai kecanduan gadget, nanti bisa jadi speech delay!” Bunda  sering mendengar kalimat itu? Atau mungkin Bunda sendiri pernah menyatakan hal yang serupa? Penelitian terkait dampak gadget terhadap perkembangan bahasa anak memang telah banyak dilakukan, dan hampir seluruhnya menyatakan anak yang terpapar  gadget cenderung mengalami speech delay. Speech delay adalah kondisi saat Si Buah Hati tidak menunjukkan kemampuan bahasa dan bicara yang sesuai dengan usianya  (Van  den Heuvel et al., 2019).

Penelitian yang disampaikan Dr. Catherine Birken dalam Pediatric Academic Societies Meeting tahun 2017 menyatakan bahwa 20% anak usia sekitar 18 bulan menghabiskan rata-rata waktu 30 menit untuk menggunakan gadget, dan hal ini meningkatkan  risiko speech delay sebanyak 49% (Birken, 2017). Menariknya, penelitian ini tidak menyimpulkan penggunaan gadget sebagai faktor penyebab speech delay. Hal  ini  dikarenakan  ada banyak faktor yang dapat menyebabkan  speech  delay,  misalnya  gangguan perkembangan, masalah pendengaran, gangguan struktur di area mulut, interaksi sehari-hari, serta stimulasi yang diberikan (Birken 2017).

Baca Juga: 3 Stimulasi Sederhana untuk Membantu Si Buah Hati Belajar Menjaga Kesehatan

Ada anak yang terpapar gadget, namun tidak mengalami  speech  delay  kok,  Bunda! Artinya, gadget bukan penyebab utama speech delay. Bahkan, gadget bisa menjadi salah satu media belajar meningkatkan kemampuan bahasa dan bicara  (Dalton  &  Grisham, 2011). Fakta ini tentunya melegakan, karena menghindari gadget cukup sulit dilakukan di situasi sekarang. Lantas, sebenarnya, apa yang membuat gadget dapat menstimulasi perkembangan bahasa Si Buah Hati?

  1. Tampilan visual. Salah satu kelebihan gadget adalah adanya tampilan visual. Melalui gadget, Si Buah Hati  akan  melihat gambar dengan warna yang menarik. Tampilan ini akan membuat Si Buah Hati lebih memahami arti dari suatu kata. Misalnya, ketika Si Buah Hati mendengar kata “apel”, kemudian melihat gambar apel di gadget, Si Buah Hati akan paham bahwa apel berbentuk bulat,  berwarna  merah.  Ia  tidak hanya sekedar mengingat apel sebagai buah. Tahukah Bunda,  bahwa perkembangan kosakata Si Buah Hati bergantung pada keterkaitan antara kata dengan ciri dari kata tersebut? Ketika Si Buah Hati dapat membuat keterkaitan, ia akan lebih mudah untuk mengingat dan memahami kata  tersebut  (Dalton  & Grisham, 2011).
     

  2. Pilihan aktivitas. Ada banyak aktivitas seru yang dapat dilakukan melalui gadget, contohnya menonton video dan bermain games. Secara tidak langsung, aktivitas ini membantu Si Buah Hati untuk belajar. Ketika Si Buah Hati belajar dengan cara yang menyenangkan, ia akan dengan mudah menerima informasi yang disampaikan (Dalton & Grisham, 2011). Saat ini, banyak tayangan video yang fokus untuk mengenalkan Si Buah Hati pada lingkungan sekitar. Tayangan ini dikemas secara menarik, misalnya melalui lagu, sehingga lebih mudah diingat Si Buah Hati. Lalu, permainan yang  tersedia  di  gadget  dapat  membantu  Si  Buah  Hati  mengingat kembali kosakata yang sudah dipelajarinya (Van den Heuvel et al., 2019).
     

  3. Kesempatan mengekspresikan kata-kata. Gadget dianggap berbahaya karena tidak melibatkan interaksi dua arah. Padahal, faktanya tidak selalu demikian. Beberapa tayangan video memberikan kesempatan kepada Si Buah Hati untuk mengulang kembali kata-kata yang disebutkan.  Ada  pula  yang meminta Si Buah Hati untuk menyebutkan kata-kata yang ada di sekitarnya. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan gadget sebenarnya dapat berlangsung dua arah (Dalton & Grisham, 2011). Meski demikian, Si Buah Hati belum benar-benar paham instruksi yang diberikan. Maka dari itu, orang tua perlu membantu Si Buah Hati dengan cara memberikan panduan apa yang harus dilakukan Si Buah Hati.

Nah, Bunda sudah tahu kan bahwa gadget tidak selalu menyebabkan Si Buah Hati mengalami speech delay? Bahkan, gadget sebenarnya dapat membantu Bunda mengoptimalkan kemampuan bahasa dan bicara Si Buah Hati. Namun, Bunda perlu ingat untuk tetap mendampingi Si Buah Hati agar penggunaan gadget benar-benar bermanfaat untuk perkembangannya. Berikut merupakan tips yang dapat Bunda lakukan saat mendampingi Si Buah Hati menggunakan gadget:

  1. Batasi durasi penggunaan gadget. Bunda perlu memberikan batasan durasi penggunaan gadget bagi Si Buah Hati. Apabila Si Buah Hati berusia di bawah usia 2 tahun, Bunda tidak direkomendasikan untuk  memaparkan  gadget.  Apabila  Si  Buah Hati ada di rentang usia 2 hingga 5 tahun, rekomendasi durasi penggunaan gadget adalah maksimal 1 jam setiap harinya. Setelah berusia 5  tahun,  Bunda  dapat membatasi durasi penggunaan  gadget  maksimal  2  jam  per  hari.  Batasan  ini membuat Si Buah Hati dapat mengalokasikan waktu untuk kegiatan lain, misalnya berinteraksi dengan orang tua serta bermain dengan teman seusianya (Australian Institute of Family Studies, 2021).
     

  2. Perhatikan tayangan yang ditonton Si Buah Hati. Apabila Bunda memperbolehkan Si Buah Hati menonton melalui gadget, Bunda dapat memilihkan tayangan edukatif, yaitu tayangan yang mengandung unsur pendidikan. Selain itu, Bunda juga perlu memperhatikan rating tayangan yang biasa tertera di bagian kanan atau kiri atas layar. Bunda dapat memberikan tayangan berdasarkan usia Si Buah Hati. Tayangan dengan tanda SU (Indonesia) atau G (internasional) dapat ditonton oleh anak di segala usia. Sementara itu, tayangan dengan tanda P boleh disaksikan anak usia prasekolah (2-6 tahun).
     

  3. Bangun interaksi dengan Si Buah Hati. Bunda mungkin membiarkan Si Buah Hati bermain gadget agar Bunda dapat melakukan aktivitas lain. Hal ini sebaiknya tidak dilakukan. Bunda tetap perlu mendampingi Si Buah  Hati  karena  pendampingan yang dilakukan Bunda dapat memberikan stimulasi yang lebih optimal bagi Si Buah Hati (Dalton & Grisham, 2011). Interaksi yang dilakukan dipercaya menjadi faktor preventif speech delay pada anak yang terpapar gadget (Birken, 2017). Ada banyak hal yang dapat Bunda lakukan saat mendampingi Si  Buah  Hati menggunakan gadget, misalnya mengajak Si Buah Hati menyebutkan warna-warna yang ada di layar, mengajak Si Buah Hati ikut berhitung ketika menonton tayangan berhitung, hingga mendorong Si Buah Hati berimajinasi untuk  menciptakan kelanjutan cerita.

Penggunaan gadget di usia dini memang berpotensi menyebabkan Si Buah Hati mengalami speech  delay.  Namun, sebenarnya gadget juga bisa menjadi salah satu sarana belajar untuk Si Buah Hati. Untuk itu, Bunda harus mendampingi penggunaan gadget agar Si Buah Hati memperoleh manfaat optimal dari penggunaan gadget. Ingat, interaksi yang Bunda lakukan bersama Si Buah Hati dapat meminimalisir potensi Si Buah Hati mengalami kecanduan gadget.

Selain memastikan stimulasinya berlangsung optimal, Bunda juga perlu memastikan Si Buah Hati nutrisi hariannya terpenuhi. Nah, untuk melengkapi kebutuhan nutrisinya, Bunda dapat memberikan segelas DANCOW Nutritods sesuai tahapan usianya.

DANCOW 1+ Nutritods adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Sementara DANCOW 3+ Nutritods adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Nah, bila Si Buah Hati telah berusia 5 tahun ke atas, Bunda bisa memberikan DANCOW 5+ Nutritods. DANCOW 5+ Nutritods mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Referensi:

  • Australian Government: Australian Institute of Family Studies. (2021). Too much time on screens? Screen time effects and guidelines for children and young people. Retrieved 11 November 2021 from https://aifs.gov.au/cfca/2021/08/05/too-much-time-screens-screen-time-effects-and-guidelin es-children-and-young-people
     

  • Birken, C.S. (2017, May 6-9). Handled screen time linked with speech delays in young children. [Presentation]. Pediatric Academic Societies Meeting, San Francisco, California.
     
  • Dalton, B., & Grisham, D.L. (2021). Ways to Use Technology to Build Vocabulary. Retrieved from https://www.readingrockets.org/article/10-ways-use-technology-build-vocabulary
     
  • Van den Heuvel, M., Ma, J., Borkhoff, C. M., Koroshegyi, C., Dai, D., Parkin, P. C., Maguire, J. L., Birken, C. S., & TARGet Kids! Collaboration (2019). Mobile Media Device Use is Associated with Expressive Language Delay in 18-Month-Old Children. Journal of developmental and behavioral pediatrics, 40(2), 99–104.
Image Article
Gadget Membuat Anak Speech Delay! Benar Gak Ya?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Mengajarkan Anak Makan Sendiri agar Mandiri

Published date

Duh aku gak mau nyuruh anakku makan sendiri. Pasti bikin berantakan. Udah gitu, lama lagi makannya!” Apakah kata-kata ini sering terlintas di pikiran Bunda? Mendampingi anak yang sedang belajar makan sendiri memang merupakan salah satu masa yang melelahkan. Makanan yang dilempar, lantai yang jadi kotor, dan makanan yang tidak kunjung habis karena tidak dikunyah menjadi pemandangan sehari-hari  saat Bunda menemani Si Buah Hati makan. Mungkin seringkali Bunda mengambil jalan pintas dengan menyuapi Si Buah Hati agar segalanya bisa cepat selesai  dan rumah tidak kotor. Namun, Bunda tidak bisa terus menerus menyuapi Si Buah Hati, kan? Akan ada masanya dimana Si Buah Hati sudah harus bisa makan tanpa dibantu. Bagaimana ya cara mengajarkan anak makan sendiri? Yuk, simak artikel berikut ini.

 

Ajarkan Anak di Usia yang Tepat

Tahap awal yang perlu Bunda lakukan agar Si Buah Hati berani makan sendiri adalah mengajarkan Si Buah Hati di usia yang tepat. Terlalu awal mengajarkan Si Buah Hati akan membuatnya merasa  tertekan  sehingga  berisiko  membuat  Si  Buah  Hati  menghindari aktivitas makan. Nah, kapan ya usia yang tepat ini?  Salah satu cara mengajarkan anak makan makan sendiri saat ia sudah mampu duduk tanpa  dibantu. Hal ini terjadi saat Si Buah Hati berusia 8 hingga 12 bulan. Di rentang usia ini, Bunda dapat memberikan finger foods, yaitu makanan  yang  mudah  digenggam.  Hal  ini  berkaitan  dengan  perkembangan  motorik  halus Si Buah Hati,  dimana  idealnya  ia  sudah  mulai  menggunakan  ibu jari dan jari telunjuknya untuk mengambil makanan sendiri. Perkembangan motorik halus Si Buah Hati akan terus berkembang. Memasuki usia 1  tahun,  Si  Buah  Hati  sudah  lebih  kuat  menggenggam sehingga ia dapat mulai menggunakan  sendok  untuk  makan.  Nah,  di  usia  ini  lah  inilah Bunda dapat lebih sering mendorong Si Buah Hati  untuk  makan  sendiri  (Marotz  &  Allen, 2013). Selain sejalan dengan tahap perkembangan motorik  halus,  mendorong anak untuk makan sendiri di sekitar usia ini juga sesuai  dengan  tugas  perkembangan  sosio-emosional anak di usia yang sama.

 

Berikan Kesempatan pada Anak

Dari perspektif perkembangan sosio-emosional, di usia 18 bulan hingga 3 tahun, anak mulai merasa mampu melakukan berbagai hal secara mandiri. Kunci dari perkembangan anak di tahapan  usia  ini  adalah  kesempatan  untuk  mencoba  menjalani  rutinitas  sehari-hari, termasuk makan sendiri (Marotz & Allen, 2013). Saat memberikan anak kesempatan untuk makan sendiri, artinya Bunda membiarkan Si  Buah  Hati  makan  sendiri  tanpa  memberikan kritik berlebihan terkait perilaku makannya (Crystal Karges Nutrition,  2019).  Sebenarnya, dengan mengamati perilaku makan Bunda, anak sudah  memahami  perilaku  makan  yang benar. Akan tetapi, masih terbatasnya kemampuan motorik membuat  Si  Buah  Hati menampilkan perilaku makan yang kita nilai kurang baik (Marotz & Allen, 2013). Kesempatan yang Bunda berikan  kepada  Si Buah Hati untuk dapat makan sendiri akan membuat Si Buah Hati yakin akan kemampuannya. Dampak jangka panjang dari hal ini adalah Si Buah Hati tumbuh menjadi anak yang percaya diri. Sebaliknya, apabila Bunda cenderung melarang, Si Buah Hati akan tumbuh menjadi anak yang peragu (Marotz & Allen, 2013).

 

Percaya pada Anak

Pertanyaan yang berikutnya muncul adalah “Gimana ya biar berani kasih kesempatan buat anak? Takut deh kalau nanti tersedak. Atau jarinya luka kena garpu!” Jawaban dari pertanyaan ini merupakan poin terpenting dari apapun yang kita lakukan dalam mengasuh anak, yaitu rasa percaya (trust). Rasa percaya yang Bunda berikan secara tidak langsung akan dirasakan Si Buah Hati, dan memengaruhi tindakan mereka (Crystal Karges Nutrition, 2019). Saat Si Buah Hati merasa Bunda percaya kepadanya, ia akan terdorong untuk berani melakukan hal yang Bunda minta. Akan tetapi, saat Si Buah Hati merasakan keraguan Bunda, ia pun akan ikut menampilkan keraguan. Untuk mengurangi keraguan Bunda membiarkan Si Buah Hati makan sendiri, Bunda perlu percaya bahwa kemampuan untuk makan merupakan salah satu kemampuan bawaan pada anak. Artinya, anak pasti dapat menguasai kemampuan ini. Bunda juga perlu percaya bahwa kemampuan anak  untuk makan sendiri akan semakin baik seiring dengan kesempatan yang mereka peroleh (Crystal Karges Nutrition, 2019). Ingat, practice makes perfect!

 

Membiarkan anak makan sendiri mungkin membuat lantai kotor atau memperlambat waktu makan. Namun, membiasakan anak makan sendiri merupakan salah satu hal yang dapat membentuk anak menjadi pribadi yang percaya diri. Sebelum membiasakan anak untuk makan sendiri, Bunda perlu percaya bahwa Si Buah Hati pasti dapat makan dengan baik. Selain itu, Bunda juga dapat melengkapi kebutuhan nutrisinya dengan DANCOW 1+ Nutritods setiap hari.

 

DANCOW 1+ Nutritods adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

Jadi, sudah siapkah Bunda memberikan cara mengajarkan anak makan sendiri?

 

 

Referensi:

Crystal Karges Nutrition (2019). Healthy Kids: How to Raise Confident and Competent Eaters. Retrieved December 21, 2021 from https://www.crystalkarges.com/blog/healthy-kids-how-to-raise-confident-and-competent-eaters

Marotz, L. R., & Allen, K. E. (2013). Developmental profiles: Pre-birth through twelve. Wadsworth: Cengage Learning.

Image Article
Minta Anak Makan Sendiri? Siapa Takut!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Belajar Membaca Cepat dan Menulis Tepat

Published date

Saat melihat Si Buah Hati semakin mendekati usia sekolah formal, biasanya mulai muncul pikiran dalam benak orang tua “Si kecil sudah mau sekolah, apa dulu yang harus disiapkan ya?atau bisa juga “Gimana ya biar si kecil bisa cepat baca-tulis?”. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, banyak orang tua bereksplorasi untuk menemukan  cara  yang tepat untuk membuat Buah Hatinya segera lancar membaca dan menulis. Belajar menulis dan membaca memang sebaiknya dikenalkan kepada Si Buah Hati sejak dini. Akan tetapi, penting sekali untuk menentukan persiapan dan langkah tepat agar Si Buah Hati dapat percaya diri mengeksplorasi kemampuannya dalam menulis dan membaca. Kesan pertama yang menyenangkan pada aktivitas menulis dan membaca menjadi penting terhadap motivasi Si Buah Hati agar siap bereksplorasi.

 

Sebagai awalan, Bunda perlu memahami terlebih dahulu  bahwa  di  dalam  proses  belajar membaca dan menulis menjadi cara yang penting bagi Si Buah Hati untuk dapat berekspresi (Saracho, 2017). Perkembangan Si Buah Hati diawali dengan cara mengekspresikan diri melalui coret-coretan dan gambar, sehingga wajar sekali jika Bunda dan Ayah melihat Si Buah  Hati membuat coretan yang terkesan asal di dinding, kertas, atau media lainnya. Hal tersebut menunjukkan  bahwa  mereka  sudah  berada  tahapan  awal  dalam  belajar  membaca   dan menulis  (Mackenzie,  2011).  Selanjutnya  yang  perlu  Bunda  pahami  adalah   bagaimana membuat  kegiatan  mengekspresikan  diri  tersebut  menjadi  semakin  menyenangkan  bagi  Si Buah Hati.

 

Terdapat unsur motivasi yang penting Bunda dan Ayah kenali agar Si Buah Hati semakin senang untuk menulis dan membaca. Motivasi yang dimiliki Si Buah Hati akan berpengaruh pada keinginannya untuk melanjutkan, bertahan, dan mengembangkan diri dalam sebuah aktivitas (Wentzel, 2009). Cara yang biasanya dilakukan oleh orang tua dalam membangun motivasi anak dalam belajar menulis adalah memberikan reward, seperti stiker, mainan, atau pujian yang dapat disebut sebagai sumber motivasi eksternal. Hal tersebut merupakan hal yang baik, namun pada usia dini unsur motivasi internal menjadi bagian yang perlu dikembangkan. Sejumlah peneliti menemukan bahwa terdapat beberapa pengalaman  yang  dapat meningkatkan motivasi seorang anak untuk mengembangkan kemampuan membaca dan menulisnya (Lepper, Corpus, & Iyengar, 2005). Pengalaman yang dimaksud dalam proses baca-tulis ini antara lain, membuat pilihan, mendapatkan tantangan, sesuai dengan kebutuhan, keterlibatan sosial, dan merasa berhasil.

 

Berikut tips yang bisa Bunda dan Ayah gunakan untuk meningkatkan motivasi internal Si Buah Hati agar semakin percaya diri dalam membaca dan menulis (Morrow, 2013):

  1. Ajak Si Buah Hati untuk membuat pilihan sendiri mengenai jenis kegiatan dan alat yang digunakan untuk membaca dan menulis. Hal ini membuat anak merasa bertanggung jawab, memiliki kontrol, dan memunculkan rasa percaya diri. Bunda bisa menawarkan pilihan yang sederhana, seperti menggunakan kertas, pensil, graphic art, dan sebagainya.

  2. Bunda dapat memberikan pilihan aktivitas baca-tulis yang menantang namun sesuai dengan kemampuan Si Buah Hati saat itu. Aktivitas yang terlalu  mudah terkadang kurang menarik untuk anak, namun yang terlalu sulit juga dapat membuat mereka frustasi. Oleh karena itu, Bunda dapat memastikan mengeksplorasi kemampuan Si Buah Hati terlebih dahulu, dan secara bertahap meningkatkan tantangannya agar semakin menarik.

  3. Aktivitas belajar membaca dan menulis juga akan semakin menarik dan efektif ketika dikaitkan dengan kebutuhan sehari-hari. Misalnya diajak menulis ucapan hari raya, mengenal dan membaca menu makanan, membuat rambu-rambu lalu lintas, dan sebagainya. Aktivitas ini dapat dimasukan di dalam permainan anak bersama dengan orang tua.

  4. Si Buah Hati juga dapat lebih  termotivasi  dengan  melakukan  aktivitas  baca-tulis bersama  dengan  teman-temannya.  Saat  melihat  teman-teman  seumurannya melakukan aktivitas yang serupa maka anak akan lebih terdorong untuk  terlibat  di dalamnya.

  5. Perasaan berhasil perlu untuk dimunculkan ketika melakukan sebuah mencoba membaca dan menulis. Setiap kemajuan perlu untuk diapresiasi, meski sebuah tugas belum diselesaikan secara tepat. Misalnya anak menulis bola menjadi bol, Bunda dapat menyampaikan kalau huruf  b-o-l sudah tepat. Lalu di saat yang bersamaan, Bunda dapat mengoreksi dengan memberitahu jawaban yang lebih lengkap.

 

Meningkatkan kepercayaan diri Si Buah Hati untuk belajar menulis maupun membaca perlu disesuaikan kemampuan Si Buah Hati saat itu. Bunda perlu mengenal cara yang mereka kuasai untuk mengekspresikan diri melalui tulisan maupun kata-kata, agar tahu harus memulai dari kemampuan dasar yang mana. Penting sekali untuk  memulai  dari  hal  yang  mereka  kuasai terlebih dahulu agar rasa kepercayaan diri dapat terbentuk sejak awal.

 

Nah, selain memberikan stimulasi yang tepat agar Si Buah Hati bisa belajar membaca dan menulis dengan baik, lengkapi juga kebutuhan nutrisinya dengan memberikan DANCOW 5+ Nutritods. DANCOW 5+ Nutritods diperuntukkan bagi anak Indonesia usia 5 tahun ke atas yang mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

Referensi

Lepper, M. R., Corpus, J. H., & Iyengar, S. S. (2005). Intrinsic and extrinsic motivational orientations in the classroom: Age differences and academic correlates. Journal of Educational Psychology, 97 (2), 184–196.

Mackenzie, N. (2011). From drawing to writing: What happens when you shift teaching priorities in the first six months of school?. The Australian Journal of Language and Literacy, 34(3), 322-240.

Morrow, L. (2013). Literacy Development in the Early Years:Helping Children Read and Write 7th Edition. London: Pearson.

Saracho,   O.   N.   (2017).   Parents’   shared   storybook   reading–learning   to   read.   Early   Child Development and Care, 187(3–4), 554–567.

Wentzel,  K.  R.  (2009).  Students’  relationships  with  teachers  as  motivational  contexts.  In  K.  R. Wentzel & Wigfield,  A.  (Eds.),  Handbook of motivation at school (pp. 301 – 322 ). New York: Routledge/Tayor & Francis Group.

Image Article
Tips Bantu Si Buah Hati Siap Membaca dan Menulis
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Sudahkah Tumbuh Kembang Anak Sesuai Usia?

Published date

Bunda tentu bangga bila proses tumbuh kembang Si Buah Hati berjalan sesuai usianya. Untuk memastikan agar berlangsung dengan optimal, Bunda dapat memonitor lima dimensi tumbuh kembang Si Buah Hati di rumah dan memberi stimulasi untuk terus bantu #LindungiLangkahnya dan mengoptimalkan potensi Si Buah Hati.

Cara Mengukur Tumbuh Kembang Anak

Ada lima dimensi tumbuh kembang yang perlu diperhatikan yaitu: kesehatan, kemampuan motorik, kemampuan bahasa, kemampuan kognitif, serta kemampuan sosial-emosional Si Buah Hati.

Berikut ini penjelasan mengenai lima dimensi tersebut:

1. Kesehatan

Menurut WHO, memasuki usia 15 bulan, berat badan ideal anak perempuan adalah 9,6 cm dan tinggi badannya adalah 77,5 cm. Sedangkan berat badan ideal anak laki-laki adalah 10,3 kg dan tinggi badannya adalah 79,1 cm. Namun yang perlu dijadikan catatan adalah faktor pertumbuhan Si Buah Hati sangat dipengaruhi oleh faktor genetik. Artinya, baik tinggi maupun berat badan orang tua dapat mempengaruhi tinggi maupun berat badannya.

2. Bahasa

Memasuki usia 1 tahun, Si Buah Hati sudah dapat merespons pertanyaan yang Bunda ajukan, meskipun kata-katanya belum jelas. Seiring berjalannya waktu, kosakata bahasanya akan semakin bertambah dan di usia 15 bulan umumnya ia mulai bisa menyebutkan 4-6 kata.

3. Motorik

Perkembangan motorik Si Buah Hati saat memasuki usia 1 tahun terlihat pesat. Ia sudah mulai bisa berjalan sendiri meski masih sering terjatuh. Di usia 12-19 bulan, perkembangan motorik kasarnya bisa dilihat dari kemampuannya berjalan. Dalam satu jam rata-rata ia akan berjalan sebanyak 2.368 langkah dan terjatuh 17 kali. Sedangkan beberapa perkembangan motorik halusnya bisa terlihat dari kemampuannya bertepuk tangan, mulai mencorat-coret dengan krayon, dan melambaikan tangan.

4. Kognitif

Dari sisi kognitif, tahap perkembangan yang dicapai si Buah Hati di usia 1 tahun salah satunya adalah mulai bisa menirukan apa yang dilakukan orang tua atau pun orang sekitarnya. Tak hanya ini, memasuki usia 1 tahun, ia sudah mulai bisa mengeksplorasi lingkungan sekitar dan mempelajarinya, misalnya saja mengeluarkan mainannya atau menyusun balok-balok mainannya.

5. Sosial-emosional

Memasuki usia 1 tahun, si Buah Hati mulai bisa melambaikan tangan untuk mengekspresikan kebutuhannya. Di usia sekitar 15 bulan, empati dan kesadaran dirinya mulai muncul, misalnya ia akan bereaksi seperti terlihat kesal ketika melihat ada yang menangis atau merasa bangga ketika dipuji oleh Bunda. 

Baca Juga: Yuk, Pahami Tahap Perkembangan Bahasa Anak!

Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Usia 1-3 Tahun

Untuk mendukung kemajuan tahapan tumbuh kembang si Buah Hati, ia perlu diberi stimulasi sesuai dengan usianya. Hal ini sangat penting mengingat di tahun-tahun pertama hidupnya inilah, tumbuh kembang si Buah Hati mengalami percepatan. Berikut adalah beberapa stimulasi yang dapat Bunda berikan:

  • Mengajaknya bersosialisasi

Pada usia 1-3 tahun, si Buah Hati umumnya sudah bisa bermain bersama anak lainnya. Namun di tahap awal, biasanya mereka masih bermain tidak secara kooperatif melainkan sendiri-sendiri. Bunda dapat mengajaknya bermain ‘pura-pura’ di rumah untuk mengajarkan cara bermain bersama anak lainnya.

  • Memberikan ruang untuk mandiri

Saat Si Buah Hati mulai mengasah kemampuannya di masa perkembangan anak usia 1-3 tahun, ia juga mulai mencari cara untuk menunjukkan kemandiriannya. Tapi tak perlu bingung jika ia sewaktu-waktu masih ingin menempel pada Bunda. Di usia ini, ia tetap membutuhkan orang tuanya sebagai sumber rasa aman dan nyaman.

  • Sering membacakan buku dan mengajaknya bermain

Carilah permainan yang mudah seperti ‘ciluk ba’ atau ‘kucing-kucingan’ yang pada umumnya disukai si Buah Hati usia 1-3 tahun. Bermain akan mengasah kemampuan motoriknya, sementara membacakan buku akan membantu mengembangkan kemampuan berbahasanya.

  • Melatih kemampuan emosionalnya

Si Buah Hati kemungkinan mulai sering menunjukkan tantrum atau mengamuk di usianya ini. Agar hal ini tak sering terjadi, berikan ia perhatian dan pujian jika bersikap kooperatif dan positif, namun lakukan kebalikannya saat ia tantrum. Latih si Buah Hati untuk menyampaikan perasaannya melalui kata-kata.

  • Pastikan ia memiliki pola makan yang sehat dan tidur yang cukup

Selera makan si Buah Hati mungkin saja masih berubah-ubah. Bunda tak perlu khawatir. Perkenalkan ia pada jenis makanan baru sedikit demi sedikit agar lidahnya terbiasa. Selain itu, tidur yang cukup juga akan mendukung tumbuh kembangnya. Anak usia 1-2 tahun masih membutuhkan antara 11-14 jam waktu tidur dalam sehari.

Memantau Tumbuh Kembang Buah Hati lewat Nutritods 101 Monitor

Itulah beberapa pencapaian sekaligus stimulasi untuk si Buah Hati usia 1-3 tahun. Bunda perlu ingat bahwa momen mereka berbeda-beda. Jadi jika pencapaian Si Buah Hati masih di kisaran yang seharusnya, Bunda tak perlu khawatir. Namun, Bunda bisa tetap berkonsultasi ke dokter anak saat jadwal imunisasi atau pun mengikuti berbagai kelas online bila masih memiliki keraguan seputar tahapan tumbuh kembang anak optimal di usia 1 tahun. Salah satu kelas online yang bisa Bunda ikuti adalah sesi Instagram Live bersama para ahli di Instagram DANCOW.

Bunda juga dapat memonitor tumbuh kembang Si Buah Hati dengan mengunjungi Nutritods 101 Monitor. Di sini Bunda dapat mengecek apa saja tahap tumbuh kembang anak yang perlu dicapai Si Buah Hati sesuai usia serta mendapatkan rekomendasi aktivitas untuk mengoptimalkan pertumbuhan maupun perkembangannya. Selain memantau tumbuh kembang Si Buah Hati, jangan lupa berikan DANCOW 1+ Nutritods

DANCOW 1+ Nutritods adalah susu yang diformulasikan untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium dan protein, minyak ikan, Omega 3 dan 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Yuk, terus bantu #LindungiLangkahnya agar tahap tumbuh kembang Si Buah Hati optimal dan asupan gizinya terpenuhi sehingga ia bisa terus bebas bereksplorasi.

Image Article
Tumbuh Kembang Anak 1 Tahun
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
On
Quiz Answer 1 A
Kognitif
Quiz Answer 1 B
Motorik
Quiz Answer 1 C
Spiritual
Quiz Answer 1 D
Kesehatan
Quiz Answer 2 A
15 Kali
Quiz Answer 2 B
17 Kali
Quiz Answer 2 C
19 kali
Quiz Answer 2 D
21 Kali
Quiz Answer 3 A
15 Bulan
Quiz Answer 3 B
18 Bulan
Quiz Answer 3 C
24 Bulan
Quiz Answer 3 D
25 Bulan
Quiz 1
Berikut ini termasuk ke dalam lima dimensi tumbuh kembang yang perlu dimonitor oleh Bunda, kecuali…
Quiz 3
Umumnya pada usia berapa bulan kemampuan sosial-emosional berupa empati dan emosi sadar diri dimiliki Si Buah Hati?
Quiz 2
Dalam satu jam, rata-rata anak berusia 12-19 bulan akan terjatuh berapa kali saat berjalan?
Kunci Quiz 1
C
Kunci Quiz 2
B
Kunci Quiz 3
A

3 Rekomendasi Permainan Seru untuk Belajar Regulasi Emosi

Published date

Apakah Si Buah Hati suka marah-marah? Berteriak ketika keinginannya tidak terpenuhi? Tidak sabaran saat menunggu giliran? Saat ini, Si Buah Hati memang sedang ada di tahap belajar regulasi emosi. Ini berarti kemampuan anak untuk mengenali, mengelola dan mengekspresikan emosi lewat cara-cara yang tepat. 

Regulasi emosi ini merupakan salah satu milestone perkembangan penting bagi anak usia toddler dan prasekolah. Studi menemukan bahwa kemampuan regulasi emosi yang baik berpengaruh pada pencapaian akademis yang lebih baik di usia mendatang, kemampuan membangun relasi serta kesehatan mental yang lebih baik (Graziano, et al, 2007).

Nah, tenang saja Bunda, regulasi emosi adalah suatu kemampuan yang bisa dipelajari kok. Maka penting sekali peranan Bunda untuk mendampingi dan mengajarkan Si Buah Hati berlatih regulasi emosi. Tentunya, lewat aktivitas sederhana yang lebih mudah dipahami anak. Simak rekomendasi permainan berikut (Tominey & McClelland, 2011).

1. Red Light, Purple Light

Bunda berdiri dengan memegang kertas berwarna merah dan ungu. Si Buah Hati diinstruksikan untuk bergerak saat Bunda mengangkat kertas ungu, dan berhenti ketika Bunda mengangkat kertas merah. 

Kemampuan regulasi emosi terasah karena Si Buah Hati diharapkan untuk menampilkan respons sesuai aturan yang telah disepakati. Anak belajar berperilaku sesuai norma sosial, mulai dari aturan sederhana, bukan sekedar berdasarkan keinginan diri sendiri.

2. Conducting an Orchestra

 Dalam permainan ini, Bunda memperdengarkan musik, dan meminta anak untuk menggerakkan tangan sesuai dengan irama musik. Ketika musik yang diperdengarkan berirama cepat, Si Buah Hati harus menggerakkan tangan dengan cepat. Begitu pula sebaliknya. Apabila Si Buah Hati sudah memahami permainan ini, Bunda dapat melakukan modifikasi dengan mengubah aturan permainan. 

Saat musik yang diperdengarkan berirama cepat, Si Buah Hati menggerakkan tangan perlahan. Sama halnya dengan Red Light, Purple Light, kemampuan regulasi emosi anak terasah lewat permainan ini. Di samping harus menyesuaikan respons, regulasi emosi juga meningkat karena ada aturan yang berbeda-beda.

Baca Juga: 3 Stimulasi Sederhana untuk Membantu Si Buah Hati Belajar Menjaga Kesehatan

3. Marshmallow Task

Bunda dapat meminta Si Buah Hati duduk tenang dengan dihadapkan pada snack yang disukainya. Setelah itu, Bunda meminta Si Buah Hati menunggu tanpa meninggalkan tempat duduk. Apabila Si Buah Hati berhasil menunggu tanpa meninggalkan tempat duduk dan tanpa menyentuh snack, ia akan memperoleh satu snack tambahan.
 

Di sini, kemampuan regulasi emosi Si Buah Hati terasah. Di satu sisi, ia ditempatkan di situasi yang tidak menyenangkan. Namun di sisi lain, ia tentu ingin memperoleh snack yang lebih banyak.

Dunia anak adalah dunia bermain. Hal ini membuat aktivitas permainan yang dilakukan anak efektif untuk mengembangkan berbagai keterampilan Si Buah Hati. Permainan-permainan di atas merupakan referensi mengasuh anak yang dapat diterapkan. Sekaligus mengajarkan regulasi emosi pada Si Buah Hati. Bunda juga dapat memodifikasi permainan-permainan tersebut.

Supaya momen bermain menjadi lebih menyenangkan, jangan lupa untuk sediakan segelas DANCOW 3+ Nutritods atau DANCOW 5+ Nutritods untuk melengkapi kebutuhan nutrisi Si Buah Hati sesuai usianya. DANCOW 3+ Nutritods yang diperuntukkan bagi anak usia prasekolah usia 3-5 tahun yang mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus

Sementara DANCOW 5+ Nutritods diperuntukkan bagi anak Indonesia usia 5 tahun ke atas yang mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Jadi, siapkah Bunda bermain bersama Si Buah Hati?

 

Referensi:

Graziano, P. A., Reavis, R. D., Keane, S. P., & Calkins, S. D. (2007). The Role of Emotion Regulation and Children's Early Academic Success. Journal of school psychology, 45(1), 3–19. https://doi.org/10.1016/j.jsp.2006.09.002

Shauna L. Tominey & Megan M. McClelland (2011) Red Light, Purple Light: Findings From a Randomized Trial Using Circle Time Games to Improve Behavioral Self-Regulation in Preschool, Early Education and Development, 22:3, 489-519, DOI: 10.1080/10409289.2011.574258

Image Article
Rekomendasi Permainan Seru untuk Bantu Si Buah Hati Belajar Regulasi Emosi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Cara Seru Mendorong Si Buah Hati Belajar Menulis

Published date

 

Belajar menulis memang akan didapatkan Si Buah Hati saat ia memasuki sekolah dasar nantinya. Namun, sebelum ia menempuh pendidikan SD pun sebenarnya Bunda sudah bisa mengasah kemampuan Si Buah Hati dan mengajaknya belajar menulis, lho. 

 

Apalagi menurut sebuah penelitian yang pernah dipublikasikan di Jurnal Pediatrics, anak-anak umumnya mulai memiliki genggaman yang lebih kuat pada usia 5 tahun. Itu sebabnya, usia sekolah ini sangat tepat untuk mengajarkan Si Buah Hati menulis.  Dengan mengajarkan Si Buah Hati kemampuan menulis, ia pun akan jadi lebih pandai, terbiasa, rapi, dan lancar saat memasuki sekolah nanti.

 

Cara mendidik anak yang Bunda terapkan di rumah berperan penting dalam mengasah kemampuan menulis Si Buah Hati. Jika Bunda ingin Si Buah Hati belajar menulis di usia balita, sebaiknya pilihlah metode yang menyenangkan sehingga anak tidak merasa terbebani. 

 

Dengan begitu, Si Buah Hati dapat menganggap bahwa belajar menulis adalah suatu hal yang menyenangkan dan akan ia ingat sebagai suatu hal yang positif. Berikut ini beberapa cara seru dan menyenangkan yang bisa Bunda terapkan di rumah untuk mengajarkan sekaligus meningkatkan minat menulis Si Buah Hati.

 

1. Eksperimen dengan Alat Tulis yang Berbeda

Sebelum Si Buah Hati belajar menulis, Bunda dapat mengajaknya bereksperimen dengan menggunakan alat tulis yang berbeda-beda terlebih dahulu. Ajaklah Si Buah Hati mengenali perbedaan alat tulis, seperti pensil, krayon, kapur, dan lain sebagainya. 

 

Setelah itu, biarkan Si Buah Hati menulis dan menggambar berbagai macam bentuk menggunakan alat tulis pilihannya agar ia menikmati proses menulis nantinya.

 

2. Gunakan Alat Bantu Tulis

Saat ini, sudah hadir berbagai alat bantu yang bisa mendukung Si Buah Hati belajar menulis dengan lebih menyenangkan, lho. Contohnya saja stensil huruf dan angka berbentuk penggaris yang bisa membantu Si Buah Hati menulis dengan rapi. Setelah terbiasa, tentunya Si Buah Hati diharapkan dapat menulis bentuk-bentuk huruf dan angka tanpa bantuan.

 

Baca Juga: 8 Langkah Sukses Cara Mengajari Anak Belajar Menulis

 

3. Manfaatkan Buku Tracing

Untuk mempermudah Si Buah Hati belajar menulis, Bunda bisa mengajaknya menebalkan huruf dan angka yang ada di buku trace the dot. Lewat buku semacam ini, anak perlu mengikuti titik-titik yang ada dengan alat tulis untuk membentuk sebuah huruf atau angka. 

 

Buku latihan semacam ini tak hanya bisa membantu Si Buah Hati menulis, tapi juga memperkenalkan anak kepada huruf dan angka, serta meningkatkan fokus. Jika Si Buah Hati sudah terbiasa, Bunda bisa meningkatkan level menulis anak dengan mengajaknya menebalkan huruf atau menjiplak huruf.

 

4. Bereksperimen dengan Kegiatan Menulis

Agar waktu belajar menulis semakin menyenangkan, Bunda bisa bereksperimen dengan kegiatan-kegiatan menulis yang berbeda. Misalnya, mengajak Si Buah Hati menulis di kertas warna-warni atau menulis di kertas besar menggunakan cat dan jarinya.

 

Agar terus semangat untuk belajar menulis, jangan lupa lengkapi asupan nutrisi Si Buah Hati ya Bunda. Berikan DANCOW 5+ Nutritods yang mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Yuk, bantu lengkapi nutrisi Si Buah Hati dengan mengajaknya minum  DANCOW 5+ Nutritods dua kali sehari. 

 

Pastikan asupan nutrisi Si Buah Hati di masa prasekolah terpenuhi karena eksplorasinya mulai dari usia ini.    

 

 
Image Article
Anak belajar menulis
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
On
Quiz Answer 1 A
3 tahun
Quiz Answer 1 B
4 tahun
Quiz Answer 1 C
5 tahun
Quiz Answer 1 D
6 tahun
Quiz Answer 2 A
Melatih lokomotor
Quiz Answer 2 B
Meningkatkan fokus
Quiz Answer 2 C
Mengendalikan emosi
Quiz Answer 2 D
Mengasah rasa percaya diri
Quiz Answer 3 A
Agar kegiatan belajar menulis diingat sebagai hal yang positif oleh anak
Quiz Answer 3 B
Agar anak jadi lebih cepat berbicara dengan fasih
Quiz Answer 3 C
Agar setelah mampu menulis anak jadi bisa mengeja tulisan dengan mudah
Quiz Answer 3 D
Agar anak terlatih kemampuan sosialnya
Quiz 1
Menurut sebuah penelitian yang pernah dipublikasikan di Jurnal Pediatrics, anak-anak umumnya mulai memiliki genggaman yang lebih kuat untuk belajar menulis di usia?
Quiz 3
Mengapa kegiatan belajar menulis Si Buah Hati sebaiknya dibuat menyenangkan?
Quiz 2
Manfaat lain menggunakan buku trace the dot untuk kegiatan belajar menulis Si Buah Hati adalah?
Kunci Quiz 1
C
Kunci Quiz 2
B
Kunci Quiz 3
A