Pentingnya Kolaborasi Mengasuh Si Buah Hati

Published date

Kolaborasi Bunda dan Ayah akan mendukung dalam memberikan yang terbaik bagi Si Buah Hati. Mulai asupan bergizi seimbang, stimulasi, menerapkan pola asuh dan sebagainya, sehingga Si Buah Hati dapat bertumbuh dan berkembang dengan optimal.

Dual parenting/kolaborasi hanyalah salah satu dari poin penting dalam upaya mencapai pengasuhan ideal. Faktor lainnya yang juga perlu dipahami adalah kesiapan menjadi orangtua, adanya kesepakatan tujuan pengasuhan, komunikasi yang hangat, positif dan efektif, penanaman nilai-nilai agama, memahami karakter dan kebutuhan anak serta adanya aturan yang disepakati dalam keluarga.

Menurut dr. Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH,  meski sama-sama bertanggung jawab terhadap tumbuh kembang anak, peran Bunda dan Ayah tidaklah sama.  Mengapa berbeda, lihat penjabarannya sebagai berikut;

Peran Bunda

  1. Bunda adalah pelindung bagi Si Buah Hati. Sejak lahir, Si Buah Hati merasa terlindungi bila di dekat ibunya. Bunda melindungi anak dari bahaya lingkungan, dari orang asing, dan dari diri mereka sendiri. Saat anak mulai tumbuh dewasa, Bunda tetap menjadi pelindungnya, lebih dari pelindung dalam segi emosional. Bunda selalu mendengarkan keluhan anaknya dan selalu ada untuk memberikan kenyamanan saat Si Buah Hati membutuhkannya. Jika anak dapat mempercayai Bunda, anak akan percaya diri dan memiliki keamanan emosional.
  2. Bunda merangsang mental dan emosional karena selalu berinteraksi dengan Si Buah Hati, melalui permainan atau percakapan, yang merangsang kemampuan kognitif anak. Bahkan permainan bentuk fisik dengan Bunda tetap mengikuti aturan yang dibutuhkan anak untuk mengoordinasikan mental tindakan mereka. Bunda yang membuat  mental anak kuat untuk menghadapi dunia luar ketika ia pertama kali meninggalkan rumah untuk sekolah.
  3. Sebagai seorang ibu dan pengasuh utama di awal-awal kehidupan anak, Bunda menjadi orang pertama yang membuat ikatan emosional dan keterikatan dengan anak. Hubungan ibu dan anak yang terbentuk selama tahun-tahun awal akan sangat memengaruhi cara anak berperilaku dalam pengaturan sosial dan emosional di tahun-tahun berikutnya.
  4. Bunda umumnya mampu menjaga keseimbangan antara memberi aturan ketat dan memanjakan anak. Bunda terus menanamkan rasa tanggung jawab pada Si Buah Hati. Bunda juga yang mengajarkan bagaimana mengelola dan berkomitmen dengan waktu, dengan cara mengajarkan anak melakukan rutinitas dalam kehidupan sehari-hari.

Peran Ayah

Peran Ayah tidak kalah penting dari peran Bunda, namun sering terabaikan karena tugas ayah sebagai pencari nafkah utama banyak menguras waktu dan energi.

Walaupun mungkin waktu yang dihabiskan Ayah dengan Si Buah Hati lebih sedikit, tetapi peran Ayah sangat penting bagi anak. Berikut ini beberapa peran Ayah dalam pengasuhan Si Buah Hati:

  1. Menumbuhkan rasa percaya diri dan kompetensi kepada Si Buah Hati melalui kegiatan bermain yang melibatkan fisik baik di dalam maupun di luar ruangan.
  2. Menumbuhkan kebutuhan akan berprestasi pada Si Buah Hati melalui kegiatan mengenalkan anak tentang berbagai kisah tentang cita-cita.
  3. Membangun kecerdasan emosional Si Buah Hati. Seorang anak yang dibimbing oleh ayah yang peduli, perhatian dan menjaga komunikasi akan berkembang menjadi anak yang lebih mandiri, kuat dan memiliki pengendalian emosi yang lebih baik.
  4. Pada anak lelaki, mengajarkan tentang peran jenis kelamin kepada anak laki-laki, tentang bagaimana harus bertindak sebagai laki-laki dan apa yang diharapkan oleh lingkungan sosial dari seorang laki-laki.
  5. Berbeda dengan interaksi antara ibu dan anak, interaksi ayah dan anak lebih sering dilakukan dengan bercanda dan bermain fisik. Interaksi fisik antara anak dan ayah dapat menunjukkan kepada anak bagaimana menangani emosi, seperti kejutan, rasa takut, dan kegembiraan.
  6. Ayah menjadi panutan kesuksesan/prestasi. Sebuah studi yang dilakukan oleh  Father Involvement Research Alliance di Amerika Serikat pada 2013 menunjukkan bahwa jika ayah menunjukkan kasih sayang, mendukung, dan terlibat dalam kegiatan anaknya, ayah dapat berkontribusi besar terhadap perkembangan kognitif, bahasa, dan sosial anak, serta berkontribusi pada prestasi akademik, kepercayaan diri, dan jati diri anaknya.
    Untuk anak laki-laki, mereka akan menjadikan ayah sebagai panutan untuk dirinya. Mereka akan meminta persetujuan ayah atas segala sesuatu yang mereka lakukan dan sebisa mungkin melakukan kesuksesan yang sama seperti ayah mereka, bahkan jika bisa lebih dari ayahnya.

Dokter Bernie mengungkapkan, pola asuh sejatinya berdasar pada tiga pilar utama, yaitu nutrisi, cinta dari orangtua dan stimulasi yang tepat. “Memenuhi kebutuhan nutrisi adalah kunci utama untuk memenuhi kebutuhan energinya sekaligus meningkatkan daya tahan tubuh agar Si Buah Hati nggak gampang sakit saat bereksplorasi.”

Nutrisi

Sumber gizi dan nutrisi Si Buah Hati yang utama adalah makanan sehari-hari. Makanan itu sejatinya harus  menerapkan pola gizi seimbang yang cukup serat, karbohidrat, protein dan mineral. Pemberiannya pun harus disesuaikan usia Si Buah Hati. Misalnya, di usia 1-3 tahun, Si Buah Hati butuh asupan yang lebih banyak mengandung nutrisi yang bermanfaat untuk tumbuh kembang otak seperti omega-3, AHA dan DHA. Hal ini berdasarkan pada banyak studi di mana 1000 hari pertama kehidupan merupakan momen pembentukan 98% otak anak.

Stimulasi 

Sebagai bentuk stimulasi, Bunda Ayah dapat mendukung eksplorasi Si Buah Hati sesuai kebutuhannya. “Ingat, di masa balita, pertumbuhan anak sedang pesat-pesatnya. Ia sedang aktif bergerak, sehingga senang menjelajah ke sana kemari. Rasa ingin tahunya juga sangat besar, sehingga senang mengamati, menyentuh, dan mencoba tentang hal-hal baru. Tugas Bunda Ayah untuk mengakomodasi perkembangan anak tersebut. Jangan sedikit-sedikit melarang karena rasa khawatir yang berlebihan.”

Cinta

Terakhir, berikan cinta yang utuh kepada Si Buah Hati. Misalnya memberikan waktu yang berkualitas pada saat bersamanya. Dokter Bernie mencontohkan, saat bersama Si Buah Hati, jauhkan gadget dari jangkauan. “Fokuslah hanya pada anak, jangan terganggu oleh hal-hal lain. Lakukan ini secara konsisten niscaya anak akan tumbuh dalam suasana penuh cinta yang pada akhirnya bisa mendorongnya menjadi pribadi yang penuh kasih sayang dengan rasa percaya diri tinggi.” 

Bunda, yuk baca juga artikel tentang cara mengasuh Si Buah Hati di artikel  "Pentingnya Kolaborasi Mengasuh Si Buah Hati

 

Image Article
Pentingnya Kolaborasi Mengasuh Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tugas Sehari-hari Bentuk Kemandirian Si Buah Hati

Published date

Pada tahapan usia 3+, Si Buah Hati sudah lebih terampil melakukan berbagai kegiatan. Dia bisa mengerjakan beberapa pekerjaan sederhana seperti membawa pakaian kotor ke ember cuci, membereskan mainan, membuang bungkus makanan ke tempat sampah, melipat baju, dan merapikan tempat tidur.

Di masa inilah Bunda bisa mulai membentuk kemandirian Si Buah Hati melalui kegiatan sehari-hari. Seperti pendapat psikolog Ratih Ibrahim. “Kebiasaan ini harus dilakukan setiap hari. Sehingga lambat laun Si Buah Hati akan tertib melakukan tugas hariannya tanpa disuruh,” kata Ratih.

Menurut Ratih, Bunda harus mencontohkan dan memberikan stimulasi agar Si Buah Hati mau melaksanakan tugas rumah. Karena pada usianya, kemampuan Si Buah Hati dalam hal meniru sangat baik. Sehingga dia lebih cepat belajar dan menyempurnakan hasil pekerjaannya. Tapi, jika Si Buah Hati belum bisa melakukan tugasnya, Bunda harus lebih sabar. "Turunkan standar yang tinggi, Si Buah Hati tidak harus langsung bisa melipat baju dengan rapi, yang penting dia sudah mau mandiri," ujar Ratih.

Selain memberikan contoh melakukan suatu pekerjaan, Bunda juga harus memberinya kesempatan untuk menyelesaikan tugas dengan cara sendiri dan tidak mendiktenya. Dengan begitu, Bunda telah mendorong Si Buah Hati lebih kreatif. Dan Bunda akan bangga mendapatinya melakukan aksi cerdas dalam menyelesaikan suatu masalah. "Selain mandiri, tugas harian yang dilakukan secara teratur akan membentuk Si Buah Hati menjadi pribadi yang lebih baik," kata dia.

Berikut ciri-ciri Si Buah Hati yang telah mandiri karena terbiasa melakukan tugas hariannya sendiri.

1. Percaya Diri

Rasa percaya diri memegang peranan penting bagi seseorang dalam bersikap, bertingkah laku, dan beraktivitas setiap hari. Maka sikap ini perlu dipupuk sejak dini. Si Buah Hati yang percaya diri akan lebih berani melakukan sesuatu dan menentukan pilihan sesuai kehendaknya sendiri.

2. Bertanggung jawab

Setiap kali diminta untuk melakukan pekerjaan rumah, Si Buah Hati akan berusaha menyelesaikannya agar berhasil dengan baik. Di momen ini, Bunda janganlah marah jika dia melakukan kesalahan atau menyelesaikan sesuai tidak sesuai harapan Bunda. Teruslh memberikannya motivasi agar ia bisa segera memperbaiki kesalahan. Maka Si Buah Hati akan tumbuh menjadi anak yang bertanggung jawab.

3. Tidak Ketergantungan

Ada kalanya Bunda tidak berada di samping Si Buah Hati. Sehingga dia harus melakukan satu pekerjaan sendiri. Misalnya, Si Buah Hati baru bangun tidur ketika Bunda sedang mencuci pakaian. Bila terbiasa mandiri, dia akan langsung membereskan tempat tidurnya sendiri tanpa harus dibantu Bunda.

4. Kreatif dan Inovatif

Saat Bunda terbiasa membiarkan Si Buah Hati menyelesaikan pekerjaan rumah dengan caranya sendiri, maka dia akan menjadi anak yang kreatif dan inovatif. Nantinya, Bunda akan menemukan karya seni yang unik yang dibuat Si Buah Hati untuk Bunda.

Karena itu, Bunda jangan bosan mengingatkan Si Buah Hati untuk melaksanakan tugas hariannya. Bunda juga bisa memberinya motivasi dengan menggunakan kata-kata yang membakar semangatnya. Jangan lupa memberinya pujian dan pelukan saat ia berhasil menyelesaikan tugasnya.

Image Article
Tugas Sehari-hari Bentuk Kemandirian si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

3 Manfaat Mengajak Si Buah Hati Bernyanyi

Published date

Musik tidak dapat dipisahkan dari kehidupan dan menjadi aspek penting dalam budaya. Bahkan sejak anak berada dalam kandungan, banyak orang tua yang sudah memperdengarkan musik yang dipercaya dapat meningkatkan IQ anak. 

Ketika lahir, tanpa disadari musik sudah menjadi media ekspresi cinta Bunda saat menidurkan, menenangkan, dan bermain dengan Si Buah Hati. Nah, sudahkah Bunda mengajak Si Buah Hati bernyanyi? Simak manfaat baiknya berikut ini ya.

1. Perkembangan Kemampuan Bahasa

Manfaat musik dan bernyanyi untuk meningkatkan kemampuan bahasa sangat dirasakan pada anak-anak yang menginjak tahapan usia toddler. Children’s Musik Workshop menunjukkan penelitian terbaru bahwa anak-anak yang sering berlatih musik atau bernyanyi mengembangkan bagian sisi kiri otak, yang dikenal terlibat dengan pengolahan bahasa.

Bunda juga dapat menggunakan aplikasi StimuLearn yang bisa membantu menstimulasi Si Buah Hati dalam proses belajar dan  bereksplorasi secara interaktif. Pilihkan program Kegiatan Hari Ini, yaitu dengan mengajarkan Si Buah Hati untuk menyanyikan lagu sederhana secara bersama-sama lalu mintalah Si Buah Hati untuk tampil di depan anggota keluarga lainnya.

2. Membantu Proses Belajar

Sebuah penelitian yang digagas E. Glenn Schellenberg dari University of Toronto di Mississauga dan telah diterbitkan dalam Psychological Science tahun 2004, menemukan peningkatan IQ pada anak berusia 6 tahun yang diberikan stimulasi pelajaran piano dan menyanyi. Ternyata tidak hanya jadi salah satu kegiatan yang menyenangkan, menyanyi juga efektif membantu proses belajar dan mengoptimalkan tumbuh kembang Si Buah Hati.

3. Meningkatkan Kemampuan Memori

Menurut Dr Kyle Pruett, professor klinis psikiatri anak di Yale School of Medicine, anak-anak yang sudah terbiasa menyanyi dan bermusik mempunyai keterampilan yang berhubungan dengan kemampuan penyelesaian masalah dalam bidang arsitektur, matematika, seni, dan komputer. 

Selain itu, kebiasaan ini juga berkaitan dengan kemampuan memori dan atensi. Anak-anak yang menyukai musik cenderung lebih baik berkonsentrasi dan mengingat informasi yang sudah diberikan.

Baca Juga: Manfaat Susu yang Membuat Otak Anak Cerdas

Membangun Suasana hati

Musik dapat meningkatkan kemampuan Si Buah Hati untuk belajar. Tapi penting untuk dipahami bahwa musik hanya bagian kecil yang dapat meningkatkan kecerdasannya. Butuh stimulasi lainnya untuk mencapai perkembangan yang diinginkan, demikian pernyataan Dr Kyle.

Bernyanyi dapat membuat suasana hati menjadi lebih gembira dan segala sesuatu yang dikerjakan dengan hati senang tentunya akan membawa hasil yang lebih baik. Tidak hanya itu, anak yang terlihat ceria juga lebih mudah menjalin pertemanan sehingga meningkatkan keterampilan sosialnya.

Cukup banyak juga manfaat yang bisa dipetik dari mengenalkan musik dan bernyanyi sejak dini. Tunggu apalagi, Bunda?

Dukung eksplorasi Si Buah Hati dengan memberikan pelengkap nutrisi DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Pok Ame Ame, Sudahkah Mengajak Si Kecil Bernyanyi?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Dokter Gigi Bikin Si Buah Hati Ngeri? Yuk, Cari Solusi

Published date

Si Buah Hati Manda sangat menyukai permen dan coklat. Tapi dia tidak selalu menyikat gigi setelah makan cemilan manis. Sisa makanan yang menempel di permukaan gigi pun mengundang bakteri, sehingga timbul karies pada gigi. Akhirnya, gigi Manda jadi keropos dan berlubang.

Karies sendiri adalah pembusukan atau kerusakan pada gigi. Menurut data Departemen Kesehatan Indonesia pada 2010, sekitar 70% penduduk Indonesia mengalami karies gigi. Sementara 50% di antaranya terjadi pada balita. Pembusukan ini biasanya terjadi karena tidak adanya rutinitas menggosok gigi.

Untuk mengatasi karies gigi Manda, Bunda Ratna berencana mengajak Manda berkunjung ke dokter gigi. Tapi, Bunda belum berhasil membujuk Manda ke dokter gigi. Sebab, dia takut sakit kalau giginya dicabut. 

Akhirnya Bunda Ratna menyerah. Dia tidak mau memaksa Manda untuk bertemu dokter gigi. “Selama Manda belum merasa sakit gigi, saya rasa belum perlu memaksanya ke dokter,” kata Ratna. Tetapi Bunda Ratna tetap menyiapkan strategi untuk membujuk Manda agar kelak mau ke dokter gigi. Sebab jika karies bertambah parah, daya kunyah anak akan berkurang, bahkan bisa mengganggu pencernaan dan berdampak buruk pada kesehatannya. Nah, berikut cara agar Bunda berhasil mengajak Si Buah Hati memeriksakan gigi ke dokter:

Perkenalkan Dokter Gigi Sejak Dini

Mulailah berkunjung ke dokter gigi sedini mungkin, saat gigi susu pertama Si Buah Hati sudah muncul. Lakukan secara teratur, meskipun anak tidak punya keluhan kesehatan gigi. Jika suatu hari anak mempunyai masalah dengan giginya, dokter gigi akan segera melakukan penanganan.

Berikan Contoh yang Baik

Jika Bunda berkesempatan melakukan perawatan gigi, maka ajaklah Si Buah Hati turut serta. Sehingga Bunda bisa mencontohkan bagaimana kondisi dan situasi ketika dokter melakukan perawatan gigi. Sehingga ia punya gambaran bahwa periksa gigi bukanlah suatu yang menakutkan.

Bermain Peran Dokter Gigi

Bunda juga bisa mengajak Si Buah Hati bermain peran menjadi dokter gigi dan pasien di rumah. Dalam permainan itu, Bunda dapat menjadi pasien dan ia sebagai dokternya. Tunjukkan wajah bahagia saat Bunda diperiksa oleh “dokter gigi”. Lalu katakan “terima kasih” sebab “dokter gigi” sudah membantu merawat gigi Bunda.

Penjelasan Positif tentang Kesehatan Gigi Mulut

Berilah penjelasan yang sebenarnya tentang pentingnya kesehatan gigi dan kebersihan mulut dari sudut pandang yang positif. Misalnya: jika sehat, maka gigi akan kuat untuk mengunyah makanan. Sementara dokter gigi adalah seorang ahli yang bisa membantu menjaga gigi anak agar tetap kuat dan senyumnya tetap indah. Jadi, Bunda tunggu apa lagi? Yuk ajak Si Buah Hati ke dokter gigi. Agar dia memiliki gigi yang sehat dan kuat serta senyuman yang indah.

Image Article
Dokter Gigi Bikin si Kecil Ngeri? Yuk, Cari Solusi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tidur Sendiri Bisa Latih Si Kecil Jadi Mandiri

Published date

Banyak cara yang bisa Bunda lakukan untuk melatih kemandirian Si Buah Hati. Di usia sekolah, ia pun memasuki masa pra-sekolah yang menuntutnya untuk lebih mandiri. Untuk itu, Bunda bisa melatihnya untuk melakukan hal-hal kecil sendiri. Salah satunya, membiasakan ia tidur di kamar sendiri. 

Dengan tidur di kamar sendiri, dia akan terlatih juga untuk bertanggung jawab terhadap kamarnya, termasuk menjaga kerapihan dan kebersihannya. Sebelum membiasakannya tidur terpisah dari Bunda, yang perlu dilakukan adalah memberikan pemahaman mengapa ia perlu belajar tidur sendiri. 

Berikanlah penjelasan yang singkat dan mudah dimengerti olehnya. Berikut beberapa tips yang bisa membantu Bunda untuk melatihnya tidur sendiri:

1. Tetap Lakukan Rutinitas yang Biasa Dilakukan Sebelum Tidur

Misalnya, mendongeng atau membaca buku cerita, bernyanyi, memberikan kecupan sebelum tidur. Akan tetapi, rutinitas ini dilakukan di kamarnya sehingga dia akan terbiasa dengan suasana baru.

2. Mendekorasi Kamar yang Disenangi Si Buah Hati

Sebelum meminta ia tidur di kamar sendiri, Bunda bisa menyulap ruangan itu seperti keinginannya. Misalnya, dengan menempelkan wall sticker bergambar karakter kesukaannya. Jangan lupa, libatkan juga Si Buah Hati dalam mendekorasi kamarnya.

3. Kurangi Ketergantungan

Jika pada awal tidur sendiri Bunda masih harus menunggunya hingga tertidur, tidak masalah. Namun secara bertahap, Bunda harus meninggalkannya dan membiarkan ia belajar tidur sendiri. Ini perlu dilakukan agar ia tidak selalu bergantung dengan Bunda.

4. Tenang, Sabar, dan Konsisten

Dalam proses Si Buah Hati belajar tidur sendiri, mungkin ada perasaan emosional yang akan timbul. Misalnya, menangis, ketakutan karena harus tidur sendiri, dan sebagainya. Untuk itu, Bunda harus menghadapinya dengan tenang, sabar, dan tetap konsisten. Jangan melonggar dengan menemaninya tidur semalaman.

5. Beri Pengertian bahwa Bunda akan Selalu Ada

Agar Si Buah Hati tidak merasa sendirian, Bunda harus menjelaskan bila akan selalu ada untuknya. Misalnya, saat ia terbangun tengah malam dan menangis. Berikanlah respons dengan bersuara sehingga ia tahu bahwa Bunda ada, meski tak satu kamar. Lakukan hingga ia terbiasa.

Dengan terbiasa tidur sendiri, Si Buah Hati akan menumbuhkan kemandirian dan mulai mengurangi ketergantungannya kepada Bunda. Hal ini juga yang akan berpengaruh besar pada perkembangan dirinya. Seperti akan lebih berani menentukan pilihan yang dianggapnya benar serta siap dengan segala risiko dan tanggung jawab atas pilihannya.

Dukung eksplorasi dengan memberikan memberikan Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Tidur Sendiri Bisa Latih Si Kecil Jadi Mandiri
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tips Perlindungan Buah Hati Bermain Hujan Saat Pancaroba

Published date

Musim hujan telah datang! Biasanya Buah Hati akan meminta diberi kesempatan untuk bermain hujan-hujanan di luar rumah. Orang tua cenderung menolak dan melarangnya berhujan-hujanan untuk memproteksi Si Buah Hati dari penyakit flu.

 

Padahal, ada beberapa cara untuk menjaga badan tetap fit. Tidak hanya teratur berolahaga dan mengonsumsi makanan bernutrisi untuk memberikan perlindungan dari dalam, tapi juga memakai perlengkapan yang tepat seperti jas hujan dan payung.

 

Kenali pemilihan dan pemakaian jas hujan serta payung yang tepat untuk membantu menjaga kesehatan Buah Hati dan mengurangi risiko cedera.
 

Pilih Bahan dan Ukuran yang Tepat

Biasanya anak-anak yang mencapai tahapan usia sekolah sedang aktif-aktifnya bergerak dan  bereksplorasi ke sana ke mari, walau sedang diguyur hujan. Pilih bahan jas hujan yang tidak mudah sobek tapi lentur sehingga tidak menghalangi geraknya. Selain itu belikan ukuran yang pas agar tidak kedodoran atau kesempitan.

Jas hujan yang kebesaran justru menghambat gerakan dan dapat menyebabkan anak tersandung. Jika terlalu kecil, dapat mengurangi kenyamanan sekaligus tidak dapat melindungi tubuh dari air hujan secara optimal. Payung pun demikian, semakin besar ukurannya, akan semakin berat dan menyulitkan anak untuk membuka dan memegangnya di tengah hujan.

 

Pakai dengan Benar

Pemakaian jas hujan dan payung yang benar tidak hanya melindungi tubuh dari air hujan, tapi juga mencegahnya dari kerusakan. Untuk jas hujan, pilih yang dilengkapi kancing atau ritsleting sehingga memudahkan pemakaian dan melindungi tubuh lebih baik daripada yang berjenis poncho. Dengan pemakaian yang benar, jas hujan dan payung bisa menjadi proteksi yang aman bagi Buah Hati.

Baca Juga: Cara Menjaga Kesehatan Tubuh Anak Ketika Kembali Bersekolah

 

Perawatan Tepat

Setelah menggunakan jas hujan, gantung hingga air hujan mengering. Jangan melipatnya dalam keadaan basah ya karena dapat menstimulasi tumbuhnya jamur, lembap, bau, dan berisiko terkena penyakit kulit. Sedangkan untuk payung cukup buka dan keringkan hingga tidak ada sisa air. Lipat setelah kering dengan hati-hati agar jeruji besi tidak merobek kain payung.

 

Selain menggunakan jas hujan dan payung, ekspresikan cinta Bunda dengan melengkapinya juga dengan sepatu karet yang dapat mencegah Si Buah Hati terpeleset dan bebas dari penyakit gatal-gatal pada kulit kaki. Tak lupa juga tambahkan perlindungan ekstra dengan memenuhi nutrisi Buah Hati. 

 

Mulailah memberikan makanan dan minuman penambah daya tahan tubuh. Salah satunya dengan rutin memberikannya menu pelengkap nutrisi, seperti susu DANCOW 5+ Nutritods. Susu pertumbuhan ini mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya. Tak lupa juga Lactobacillus rhamnosus.

 

Dengan memberikan perlindungan luar dan dalam untuk Si Buah Hati, Bunda tak perlu merasa khawatir ketika anak bermain hujan-hujanan. Pastikan juga, Bunda tetap mengawasinya ketika bermain.

Image Article
Bermain Payung dan Jas Hujan di Musim Pancaroba
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

3 Cara Belajar yang Menyenangkan dengan Goresan Tangan Si Buah Hati

Published date

Pada tahapan usia prasekolah, Si Buah Hati sudah bisa memegang alat tulis dengan lebih kuat. Dia pun akan tertarik menulis beberapa huruf dan angka, meski bentuk aksara yang diciptakannya belum sempurna. 

Tahapan ini, Bunda bisa merangsang kemampuan menulis Si Buah Hati dengan mengajaknya menggambar. Misalnya, melukis hujan tertiup angin yang terdiri dari garis-garis miring yang menjadi unsur huruf A. Atau menggambar pagar yang terdiri dari garis horizontal dan vertikal yang merupakan pembentuk huruf T.

Bunda juga bisa mengasah kemampuan psikomotorik Si Buah Hati dengan cara belajar yang menyenangkan yang lebih asyik. Misalnya, melalui permainan. Ini bertujuan agar goresan tangannya lebih terarah dan tidak merasa bosan selama belajar. Berikut tiga permainan yang bisa Bunda terapkan kepada Si Buah Hati.

1. Menghubungkan Titik

Pada permainan ini, Bunda akan meminta Si Buah Hati menghubungkan titik-titik yang hasilnya membentuk lambang angka, huruf, atau geometri sederhana. Setiap kali Si Buah Hati menggeser pensil dari satu titik ke titik lain, jarinya akan memegang alat tulis lebih kuat karena mempertahankan posisi tetap di jalurnya. Harapannya, Si Buah Hati bisa terlatih memegang alat tulis dengan mantap.

Ketika kemampuan motorik Si Buah Hati lebih berkembang, Bunda bisa memberinya tantangan untuk menghubungkan banyak titik dan menghasilkan bentuk lebih rumit. Seperti gambar boneka atau mobil. 

Bunda bisa pula membuat desain gambar sendiri atau mengunduh sketsa itu dari internet. Lalu, berilah angka pada titik-titik yang harus dihubungkan oleh Si Buah Hati. Sehingga kemampuan psikomotorik Si Buah Hati dapat berkembang, dan kemampuan akademisnya terasah.

2. Menebalkan Garis

Pada permainan ini, Bunda bisa membuat angka atau huruf dengan pensil tipis. Kemudian mintalah Si Buah Hati untuk menebalkan gambar tersebut. Bimbinglah dia pelan-pelan agar goresan pensilnya tidak keluar jalur, sehingga huruf atau angka yang dibentuk terlihat sempurna.

3. Permainan Mencari Jejak

Bila ke toko buku, biasanya Bunda akan menemukan buku berisi permainan mencari jejak. Di permainan ini, Si Buah Hati akan berlatih menggerakkan pensil dari titik awal, menelusuri jalur, hingga akhirnya jalan keluar. Si Buah Hati akan terlatih memegang pensil lebih kuat dan mengikuti arah yang ditentukan.

Dukung eksplorasi dan kreativitas Si Buah Hati dengan memberikan Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Jangan lupa untuk tetap memberikan nutrisi dukung tumbuh kembang Si Buah Hati dengan susu DANCOW. Bunda juga bisa tukarkan poin di program Parenting Rewards DANCOW. Yuk, tunggu apa lagi? Tukar poin sekarang!

Image Article
Cara Belajar yang Menyenangkan dengan Goresan Tangan Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Kamar yang Menarik, Stimulasi Unik Bikin Si Buah Hati Betah di Kamar Sendiri

Published date

Pada tahapan usia 1+, dapat dimaklumi jika Si Buah Hati masih ingin berada dekat dengan orang tuanya. Seiring dengan tumbuh kembangnya, ia akan tidur sendiri di kamarnya. Untuk membuatnya betah, Bunda dapat mendukung stimulasinya dengan membuatkan ruangan yang atraktif dan lucu. Ikuti langkah-langkah berikut ini untuk membuat ruang tidurnya lebih nyaman dan menyenangkan.

Pilih Warna Ruangan

Ruangan untuk anak-anak identik dengan warna-warni yang ceria. Cat dindingnya dengan warna pastel yang menenangkan dan beri warna yang lebih mencolok untuk perabotan dan barang-barang yang ada dalam kamar tersebut. Cara tersebut dapat membuat kamarnya terlihat menarik tanpa terlihat terlalu penuh. Dukung eksplorasinya dengan melibatkan Si Buah Hati memilih warna yang disukainya. Hindari penggunaan warna yang terlalu gelap, seperti hitam atau coklat tua yang dapat menarik kedatangan nyamuk dan serangga lainnya.

Atur Ruang dengan Bijaksana

Menurut extension.org, kebanyakan orang tua membuat kesalahan dalam menata ruang dalam kamar tidur anak. Jika terlalu banyak ruang terbuka, Si Buah Hati cenderung berlarian kesana-kemari, sebaliknya terlalu banyak barang di dalam kamar juga membuatnya tidak nyaman. Selain sempit, dia akan mengalami kesulitan menemukan barang yang dibutuhkan untuk proses belajar atau bermain.

Simpan Mainan Si Buah Hati

Berbagai macam mainan dibutuhkan Si Buah Hati untuk mengembangkan kemampuan kognitifnya, terutama kemampuan memori, atensi, bahasa, dan psikomotorik. Tapi jika dibiarkan menumpuk dan tidak tertata tentunya membuat ruangan terlihat berantakan dan tidak nyaman ditinggali. Siapkan boks-boks plastik dan beri label untuk memisahkan dan memudahkan untuk menempatkannya kembali. Selain membuatnya terlihat lebih teratur, juga melindungi mainan dari debu yang menempel. Letakkan kotak bertutup di lantai atau rak-rak rendah agar mudah diambil dan dikembalikan.

Utamakan Keamanan

Pastikan ruang tidur Si Buah Hati aman dari faktor-faktor yang membahayakan keselamatannya. Amankan peralatan listrik, kabel, dan colokan dari jangkauannya. Selain itu, simpan barang-barang berbahaya atau mudah pecah di tempat yang lebih tinggi. Jika dia sudah mulai menyukai kegiatan memanjat, amankan posisi lemari untuk menghindarkan risiko anak-anak tertimpa perabotan.

Cukup mudah ya menciptakan kamar tidur bagi Si Buah Hati yang menarik, nyaman, dan tentunya aman. Cobalah menerapkan tips mendekorasi kamar tersebut dengan melibatkan Si Buah Hati di rumah.

Teruslah Bunda, dampingi Si Buah Hati dengan segenap perhatian. Selain itu, beri juga dia DANCOW 1+ Nutritods. Susu ini diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Kamar yang Menarik, Stimulasi Unik Bikin Si Kecil Betah di Kamar Sendiri
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

9 Tips untuk Dukung Si Buah Hati Belajar Puasa

Published date

Bunda masih ingat lagu Bimbo berjudul Anak Bertanya pada Bapaknya? Liriknya menceritakan seorang Ayah yang menjelaskan faedah berpuasa di bulan Ramadan kepada anaknya. Lirik lagu tersebut di antaranya menyebut, "Lapar mengajarmu rendah hati selalu/ Tadarus artinya memahami kitab suci/ Tarawih mendekatkan diri pada Ilahi."

Ya Bunda, puasa memang mengandung banyak pelajaran, juga untuk Si Buah Hati. Misalnya menumbuhkan rasa empati dan berbagi dengan orang lain. Lalu bagaimana cara Bunda dan Ayah mengajarkan ia yang berusia 5 tahun untuk mulai berpuasa?

Bunda dan Ayah sudah bisa mengajarkan Si Buah Hati berpuasa sejak dini. Karena baru tahap pengenalan, sebaiknya ia hanya berpuasa 3-4 jam saja. Bila terlalu lama, dikhawatirkan bisa menghambat pertumbuhan Si Buah Hati.

Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan Bunda dan Ayah ketika mengajarkan Si Buah Hati berpuasa, yakni:

1. Perhatikan Kondisi Kesehatan Anak

Bunda dan Ayah bisa mengajak Si Buah Hati belajar berpuasa bila yakin ia dalam kondisi sehat. Namun jika sedang tidak fit, misalnya tengah pilek atau batuk, sebaiknya proses belajar puasa ditunda dulu.

Bila Bunda atau Ayah tetap memintanya berpuasa, dikhawatirkan kesehatannya akan semakin terganggu. Hasilnya pun Si Buah Hati bisa trauma untuk berpuasa.

2. Memperkenalkan Rukun Puasa

Beberapa hari sebelum Ramadan dimulai, ada baiknya Bunda dan Ayah menjelaskan kepada Si Buah Hati mengenai rukun puasa, mulai dari sahur hingga berbuka. Selanjutnya, ajak ia untuk tidur lebih awal dari hari biasa, jika ingin puasa keesokan harinya. Itu dilakukan agar anak mudah dibangunkan saat sahur.

Jika kekurangan waktu tidur dan sulit dibangunkan, ia mungkin saja sahur dengan hati yang tidak riang. Bisa jadi malah rewel sepanjang hari. Bila sudah begini, bisa jadi dia menganggap puasa bukan sesuatu yang menyenangkan dan enggan untuk kembali mencoba belajar berpuasa.

3. Menyediakan Menu Sahur Bernutrisi dan Bergizi

Saat sahur, Bunda harus memastikan bila menu makan Si Buah Hati bergizi dan mencukupi untuk kebutuhan nutrisinya. Selain untuk menjaga ia tidak mudah lesu, sajian bernutrisi juga penting agar tumbuh kembangnya tidak terganggu selama menjalani puasa.

Bunda tidak perlu menyajikan menu mewah, tapi yang penting padat gizi (nutrient-dense food) karena waktu sahur yang terbatas dan kapasitas lambung untuk mengkonsumsi banyak makanan. Untuk itu, menu sahur Si Buah Hati haruslah terdiri dari karbohidrat, lauk pauk, sayuran, buah, serta air putih secukupnya.

4. Sahur Menjelang Waktu Imsak

Menyantap menu sahur mendekati waktu imsak ini bertujuan agar Si Buah Hati tidak berpuasa terlalu panjang dan kebugaran tubuhnya terjaga. Cara ini juga bisa mencegah anak tidur lagi sebelum belajar menunaikan salat Subuh.

Meski begitu, Bunda juga harus memastikan waktu sahurnya tidak terlalu singkat, sehingga ia tak terburu-buru menghabiskan makanannya.

5. Mengajak Si Buah Hati Bereksplorasi Ringan

Meski tengah belajar berpuasa, bukan berarti Bunda menghentikan seluruh kegiatan bermain, belajar, dan bereksplorasi Si Buah Hati. Yang mesti Bunda lakukan adalah memastikan ia melakukan aktivitas ringan atau di dalam ruangan saat siang hari, sehingga tenaganya tidak terkuras.

Bunda bisa mengajak Si Buah Hati melakukan berbagai kegiatan di dalam rumah. Misalnya, mengajak dia melakukan permainan tradisional seperti bekel, engklek, congklak, atau ular tangga.

6. Sabar dan Pahami Kondisi Anak

Namanya juga baru belajar, besar kemungkinan Si Buah Hati akan melewati fase merengek untuk berbuka sebelum waktu yang telah disepakati. Bila sebelumnya anak setuju berpuasa hingga pukul 10.00, tidak tertutup kemungkinan ia sudah meminta berbuka puasa pada jam 09.00, atau lebih awal lagi.

Bila begitu, Bunda harus memahaminya dan membiarkan ia berbuka puasa. Sambil mendampinginya membatalkan puasa, Bunda bisa mengajaknya berbincang dan meminta ia untuk kembali belajar puasa keesokan hari. Yang pasti, jangan sampai Bunda memarahi Si Buah Hati karena gagal menyelesaikan puasa seperti kesepakatan awal, ya. Sehingga ia tidak trauma untuk kembali berpuasa.

Baca Juga: Tips Memilih Tempat Buka Puasa dengan Buah Hati

7. Memberikan Contoh

Cara terbaik untuk mengajari Si Buah Hati adalah memberikannya contoh. Karena itu, Bunda bisa mencontohkan bagaimana cara puasa yang benar. Seperti menahan emosi agar tidak marah, menjaga mulut untuk tidak berkata yang buruk, berbagi dengan orang lain, atau sabar menanti waktu berbuka.

Lantas bagaimana jika Bunda sedang tidak berpuasa? Ada baiknya Bunda tetap mendampingi ia saat sahur, berbuka, dan tidak makan atau minum di depannya saat siang hari, seakan juga tengah berpuasa. 

8. Mengajarkan Puasa secara Bertahap

Bunda bisa mulai mengajarkannya untuk ikut berpuasa secara bertahap dengan beberapa cara berikut ini.

  • Membiasakan Si Buah Hati untuk bangun sahur meski hanya untuk minum air putih atau susu saja.

  • Menunda waktu sarapan pada anak-anak usia prasekolah. Misalnya jika Si Buah Hati terbiasa sarapan pukul tujuh pagi, maka Bunda bisa menundanya hingga pukul delapan atau sampai anak-anak minta makan. Bila perlu, ajarkan anak untuk tidak sarapan selama bulan Ramadan, namun memajukan waktu makan siang agar mereka tidak merasa kelaparan.

  • Mulai mengajarkan Si Buah Hati untuk berpuasa selama 3-4 jam terhitung dari waktu solat subuh. Setelah terbiasa, Bunda bisa menambah waktu berpuasa hingga pukul 12 siang, sehingga anak-anak akan mulai terbiasa.

  • Mengenalkan hal-hal yang dapat membatalkan puasa.Tak hanya mengajak anak-anak untuk belajar puasa sejak dini, penting juga untuk mengenalkan hal-hal apa saja yang membatalkan puasa, seperti makan dan minum disengaja sebelum waktunya berbuka puasa juga muntah dengan sengaja.

Bila Si Buah Hati sudah cukup umur untuk mengerti, barulah Bunda jelaskan kepadanya bahwa seorang wanita memiliki masa-masa tertentu sehingga diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan masih ada beberapa hal lainnya yang dapat membatalkan puasa seseorang.

Untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi Si Buah Hati selama puasa, Bunda bisa berikan DANCOW 3+ Imunutri dengan varian rasa favorit anak. Ada rasa madu, vanilla, dan cokelat yang bisa Bunda berikan pada saat sahur dan sebelum tidur untuk dukung ia siap belajar puasa. 

DANCOW 3+ Imunutri tinggi Vitamin A, C, E, Zink, tinggi Kalsium & Vitamin D, Omega 3 & 6, serta kombinasi unik DHA dan zat besi dukung pertumbuhan Si Buah Hati!

Image Article
9 Tips untuk Dukung Si Buah Hati Belajar Puasa
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bahaya Tidak Ya, Kalau Si Buah Hati Terkena Lumpur Saat Bereksplorasi?

Published date

Bunda, di usia emas tumbuh kembang Si Buah Hati, eksplorasi merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting untuk dilakukan. Mengapa? Dengan bereksplorasi, Si Buah Hati menjawab rasa ingin tahunya yang tinggi. Saat Si Buah Hati terlindungi dari dalam, ia dapat bereksplorasi secara optimal sehingga proses belajarnya pun akan maksimal.

Nah Bunda, selain bereksplorasi di dalam rumah, eksplorasi di luar rumah juga penting lho! Eksplorasi di luar rumah biasanya sangat disukai Si Buah Hati karena areanya lebih luas dan jenis eksplorasinya juga lebih beragam. Oleh karena eksplorasi di luar rumah cenderung bersifat lebih bebas, Si Buah Hati mudah sekali terkena kotor, misalnya menyentuh genangan air atau kecipratan lumpur.   

Itulah sebabnya, Bunda sering dilanda dilema, apakah sebaiknya melarang atau membiarkan Si Buah Hati bereksplorasi bebas di luar rumah, khususnya di area berlumpur. Ada semacam ketakutan, Si Buah Hati akan terkena kotoran lumpur yang berisiko menularkan bakteri penyakit. Karena tidak mau Si Buah Hati sakit, akhirnya Bunda pun memilih mengajak Si Buah Hati bermain dalam ruangan yang bersih dan kering.

Akan tetapi ternyata, ada sebagian Bunda yang telah meninggalkan ketakutan semacam ini sejak lama. Mereka memilih membuka pintu rumahnya lebar-lebar untuk Si Buah Hati agar ia dapat bereksplorasi bebas, di area berlumpur sekalipun. Membiarkan Si Buah Hati bereksplorasi di luar rumah, akan membuatnya lebih percaya diri dan ceria lho!

Bereksplorasi bebas di area berlumpur yang mungkin tampak “menjijikan” justru sejatinya sangat bermanfaat. Dokter spesialis anak, Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), MSi mengatakan bereksplorasi bebas di area berlumpur bantu berikan Si Buah Hati berbagai bentuk stimulasi yang berbeda, tidak hanya lumpur yang becek tetapi juga rumput basah, hembusan angin, dan mungkin batu kerikil kasar yang bercampur dalam lumpur. Kegiatan kotor-kotoran ini juga diketahui dapat membantu Si Buah Hati menjadi lebih santai dan senang. Biasanya, mereka akan tertawa bahagia saat tubuhnya terciprat lumpur. Saat itulah, suasana hatinya membaik dan tingkat stresnya menurun. Yuk simak tips di bawah ini agar Si Buah Hati tetap terlindungi saat aktif bereksplorasi di area berlumpur:

1. Tentukan berapa lama Si Buah Hati akan berekplorasi di area berlumpur

Sebaiknya buat kesepakatan atau perjanjian dengan Si Buah Hati tentang kapan dan berapa lama ia bisa bereksplorasi di area berlumpur. Jangan sampai terlalu lama, jangan terlalu sebentar juga. Berikan waktu secukupnya hingga Si Buah Hati merasa senang dan puas. Bunda pun harus tegas saat waktunya habis, Si Buah Hati harus segera beranjak dari lumpur.

2. Berikan perlindungan dari dalam

Hal penting yang kadang luput dari perhatian Bunda adalah perlindungan dari dalam untuk Si Buah Hati. Apa itu perlindungan dari dalam? Maksudnya adalah perlindungan yang berasal dari daya tahan tubuh Si Buah Hati, Bunda. Daya tahan tubuh yang kuat akan membantu Si Buah Hati terlindungi dari serangan berbagai bakteri penyebab penyakit. Berikan ia asupan nutrisi lengkap dan seimbang setiap hari. Konsumsi bakteri baik; serat pangan inulin; vitamin A,C,E; serta mineral selenium dan zink, bantu tingkatkan daya tahan tubuh Si Buah Hati.

3. Jaga kebersihan setelah selesai bereksplorasi

Usai Si Buah Hati bereksplorasi di area berlumpur, lekaslah ajak membilas diri dengan air hangat. Lalu, kenakan pakaian yang bersih dan hangat. Hal ini akan mengembalikan kenyamanan tubuh Si Buah Hati.

Image Article
Bahaya Tidak Ya, Kalau Si Kecil Terkena Lumpur Saat Bereksplorasi?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off