Tips Agar Si Buah Hati Senang Makan

Published date

Ketika Si Buah Hati sudah menginjak usia satu tahun, Bunda harus lebih memperhatikan asupan gizinya. Sebab nutrisi yang baik dan lengkap sangat penting bagi Si Buah Hati dalam menjalani proses pertumbuhan fisiknya. Apalagi ketika sudah mulai bisa berjalan dan berlari, Si Buah Hati pasti banyak mengeluarkan tenaga dan membutuhkan asupan makanan bergizi.

Untuk itu, Bunda sebaiknya tidak hanya sekedar memberi makan Si Buah Hati dengan jam yang teratur. Tetapi juga melengkapi nutrisinya. Nah, asupan gizi dan nutrisi seimbang itu terkandung dalam makanan yang kaya unsur karbohidrat, protein, mineral, vitamin, namun sedikit lemak tidak jenuh, juga berserat tinggi.

Lalu bagaimana bila Si Buah Hati kerap menghambur-hamburkan makanannya? Sebelum Bunda khawatir Si Buah Hati kekurangan gizi, sebaiknya pelajari dulu beberapa tips berikut:

1. Sediakan menu favorit Si Buah Hati

Dalam satu pekan, Bunda bisa dua-tiga kali menyajikan menu santapan yang disukai Si Buah Hati. Selain agar selera makan Si Buah Hati meningkat, juga untuk mencegahnya bosan dengan menu sehari-hari.

2. Ajak Si Buah Hati menyiapkan makanannya

Tahap menyediakan makan bersama Si Buah Hati ini bertujuan untuk menggugah keingintahuannya akan rasa makanan yang telah diracik. Agar nafsu makan Si Buah Hati bertambah, sepanjang proses penyiapan makanan, Bunda bisa menceritakannya pelbagai nama dan rasa bahan makanan itu.

3. Berikan pilihan makanan untuk Si Buah Hati

Dengan bertambah usia, Si Buah Hati pun sudah memiliki pilihan akan apapun yang berkaitan dengan dirinya. Seperti pakaian, mainan, bahkan makanan. Biasanya, Si Buah Hati lebih menikmati menggunakan pelbagai benda pilihan sendiri. Begitu juga dengan menu makanan. Agar Si Buah Hati tergugah untuk makan, ada baiknya sesekali Bunda membiarkannya menentukan apa yang ingin dimakan.

4. Jangan memberi hukuman ketika Si Buah Hati tidak menghabiskan makanan

Menghukum Si Buah Hati karena enggan makan tidak akan membuatnya mau menghabiskan santapannya. Bisa jadi ia akan merasa terpaksa menghabiskan makanan itu, atau malah mogok makan. Dari pada menghukum, sebaiknya Bunda menciptakan suasana menyenangkan kala menemani Si Buah Hati makan. Seperti bercerita.

5. Berikan makanan secukupnya

Si Buah Hati mungkin belum bisa mengajukan pernyataan bahwa ia sudah kenyang. Alih-alih mengatakannya, ia kabur dari piring dan tidak menghabiskan makanannya. Bila itu terjadi, sebaiknya Bunda memberikan porsi makan secukupnya dan dalam rentang waktu yang tidak terlalu dekat.

6. Makan bersama Si Buah Hati

Kegiatan makan bersama bisa menjadi hal yang menyenangkan dan menghindari Si Buah Hati menghambur-hamburkan makanannya. Selain merasa ditemani, Si Buah Hati juga belajar bila orang-orang di sekitarnya tidak ada yang menyisakan makanan. Sehingga ia akan merasa terdorong untuk menghabiskan santapan yang tersaji.

7. Memberikan asupan susu pertumbuhan

Untuk menunjang nutrisi Si Buah Hati, Bunda bisa memberikannya susu pertumbuhan, dua gelas dalam sehari. Karena DANCOW 5+ Nutritods mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Tips Agar Si Kecil Senang Makan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Berbicara yang Baik Kepada Si Buah Hati saat Bicara Kasar

Published date

Kemampuan berbahasa seorang anak mengalami peningkatan seiring dengan usianya yang kian bertambah. Seorang anak memiliki kemampuan mendengar dan meniru yang luar biasa dari percakapan di lingkungan sekitar yang ia dengar. Bagaimanapun, setiap perkataan yang ia dengar tak selalu layak untuk ditiru, terlebih lagi bila ia masih menginjak usia 3 tahun. Pada usia ini, kemampuannya dalam membedakan antara hal yang baik dan hal yang buruk belum berkembang dengan baik.

Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi cara berbahasa Si Buah Hati. Salah satunya pergaulan. Pada usia 3 tahun, anak mulai meniru tingkah laku orang-orang di sekelilingnya, termasuk teman sepermainan yang mungkin suka berbicara kasar dan kotor. Selain itu, tontonan di televisi juga tidak selamanya baik. Bahkan Bunda bisa temukan makian, umpatan atau hinaan pada acara anak-anak yang menjadi favoritnya.

Bunda sebaiknya tidak langsung menanggapi dengan emosi ketika mendengar Si Buah Hati mengucapkan kata-kata tak pantas. Tetap tenang dan pahami alasan anak sengaja melakukan hal yang tidak menyenangkan Bunda. Mungkin saja ia ingin mencari-cari perhatian dan merasa senang atas reaksi terkejut orang tua. Berikut beberapa cara mendidik anak yang tertular bicara kasar dan kotor dari lingkungan. Terapkan pola asuh anak yang baik, misalnya dengan mengajarkan cara berbicara yang baik agar dia bisa bertutur dengan santun.

Sikap Tenang

Bunda sebaiknya tidak langsung terpancing emosi saat Si Buah Hati tiba-tiba mengucapkan kata-kata kasar kepada Bunda, teman main, maupun saudaranya. Ketika Si Buah Hati melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan tersebut, cobalah untuk tetap bersikap tenang dengan menjaga reaksi dan ekspresi Bunda. Boleh jadi, Si Buah Hati sebenarnya tidak mengerti arti dari kata-kata yang ia ucapkan tersebut dan hanya sekadar asal sebut atau asal ucap belaka. Dekati Si Buah Hati dan beri pengertian kepadanya bahwa kata kotor atau kata kasar yang ia ucapkan tersebut tidak layak untuk ia ucapkan dan tidak layak untuk didengar oleh siapapun. Buatlah Si Buah Hati mengerti agar ia tidak akan pernah mengulanginya lagi. 

Jangan Hiraukan

Sesekali Bunda perlu untuk tidak menghiraukan hal yang tidak pantas diucapkan oleh Si Buah Hati sehingga ia pun akan merasa tidak memiliki motif untuk melakukannya lagi.

Bersikap Empati

Boleh jadi Si Buah Hati sedang marah sehingga sengaja melakukan hal yang tidak disukai oleh Bunda. Pola asuh anak yang tepat dengan bersikap empati pada situasi hati anak sangatlah penting. Dekati Si Buah Hati dan tanyakan alasannya berkata kasar, barangkali karena ia sedang kesal. Dalam situasi ini, ungkapkan keberatan Bunda terhadap kata-kata tidak pantas yang telah ia ucapkan. Kemudian, jelaskan pula peraturan atau tata krama dalam berbicara di rumah serta akibat yang akan ia tanggung jika mengulangi perkataan kasarnya lagi.

Ajari Si Buah Hati mengenai pentingnya berempati terhadap sesama melalui cara berbicara yang baik. Sebab, acapkali kata-kata kotor ditujukan untuk temannya, namun Si Buah Hati tidak menyadari hal itu bisa menyakiti perasaan temannya. Ajak ia untuk membayangkan kesedihan teman yang diejek. Beri tahu pula kepadanya tentang cara menilai orang lain tidak boleh terbatas dari penampilan fisik.

Hindari Sikap Arogan

Hukuman secara mental seperti membentak dan memarahi, maupun hukuman secara fisik misalnya menyentil atau mencubit karena Si Buah Hati berbicara kasar atau kotor, tidak efektif untuk membuat Si Buah Hati tidak mengulangi perbuatannya lagi. Hal yang akan terjadi justru sebaliknya. Si Buah Hati akan kembali mengulangi ucapan kasar atau kotornya hanya untuk memancing emosi Bunda. 

Menahan untuk Tidak Tertawa

Jangankan tertawa, untuk sekadar tersenyum pun Bunda sebaiknya tidak lakukan. Si Buah Hati akan menduga bahwa perkataan kasar atau jorok yang ia katakan tersebut dianggap menghibur sehingga ia akan mengulangi perbuatannya. 

Cari Tahu Sumbernya

Jelaskan kepada Si Buah Hati mengenai alasan tidak baik dari perkataan kasar atau kotornya tersebut. Cari tahu awal ia mendapatkan perbendaharaan kata tersebut. Perjelas Si Buah Hati bahwa apa yang ia dengar tidak pantas untuk diucapkan.

Disiplin

Lakukan tindakan tegas jika Si Buah Hati mengulangi perbuatannya. Hukuman yang mendidik akan lebih baik daripada sanksi keras yang melukai fisik. Si Buah Hati mungkin akan merengek, meskipun demikian Bunda harus bersikap konsisten karena perbuatannya berucap kata kasar atau kotor tersebut tidak bisa ditolerir di lingkungan manapun. Hargai Si Buah Hati dengan memberi pujian jika ia tidak mengulanginya.

Image Article
Pola Asuh Anak: Cara Berbicara yang Baik untuk Si Kecil yang Bicara Kasar
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Kegiatan Ngabuburit Ceria Bareng Si Buah Hati

Published date

Bunda, Si Buah Hati kini telah belajar berpuasa. Pada awalnya, mungkin dia baru bisa mengikuti puasa bedug alias menjalankan puasa setengah hari, hingga waktu zuhur. Saat dia sudah mampu berpuasa sehari penuh, namun kerap bilang, “Bunda, aku lapar,” atau bertanya, “Kapan maghrib datang, Bunda?” 

 

Bisa jadi, ia mempertanyakan itu karena merasa waktu berjalan begitu lambat. Sehingga rasa lapar terasa begitu mengganggu.

 

Supaya Si Buah Hati sabar menanti waktu berbuka, ada baiknya Bunda membuat beragam kegiatan yang seru dan menyenangkan. Sehingga tanpa terasa, ia bisa menjalani puasa hingga waktu berbuka tiba. Nah, berikut beberapa aktivitas selama puasa yang bisa dilakukan Si Buah Hati.

 

1. Rainbow Bottles

  • Untuk awalan, bersihkan botol bekas dan penutupnya.
  • Isi botol dengan air berwarna, secukupnya. Bunda bisa menggunakan pewarna makanan agar aman untuk Si Buah Hati.
  • Setelah itu, tambahkan glitter ke dalam air. Bila tidak ada glitter, Bunda bisa membuat potongan kecil dari plastik mika.
  • Tutup botol dengan rapat, kemudian ajak anak untuk menaruh botol di balik jendela.
  • Dengan memanfaatkan sinar matahari, Bunda dan Si Buah Hati bisa mengamati glitter bergerak turun ketika botok dibalikkan. Seakan-akan itu adalah butiran hujan.

 

Untuk botol, bila bisa pilihlah yang terbuat dari plastik agar aman dimainkan Si Buah Hati. Jika hanya ada botol kaca, Bunda harus terus mendampinginya agar tidak menjatuhkan botolnya. Biar lebih menarik, buatlah beragam warna dalam beberapa botol, sehingga mirip pelangi.

 

Ketika malam tiba, Bunda bisa pula menaruh botol berwarna itu di kamar Si Buah Hati. Lalu taruh lampu kecil di balik botol dan matikan lampu kamar. Sorotan cahaya dari balik botol berwarna membuatnya menjadi lampu tidur yang unik.

 

2. Melukis dengan Pewarna Manis

  • 250 gram tepung maizena.
  • 2 sendok makan gula pasir.
  • Air secukupnya.
  • Pewarna makanan.

 

Aduk rata seluruh bahan dan masak dengan api sedang. Setelah panasnya merata, dan warna sudah tercampur dengan semua bahan, matikan api lalu dinginkan adonan.

Untuk pewarna makanan, Bunda bisa pula menggantinya dengan sari buah atau sari sayuran. Pakailah warna premier, seperti kuning, merah, atau biru. Sehingga Si Buah Hati bisa mencampur-campur adonan dan mendapatkan warna baru. 

 

Kalau pun tidak tersedia warna apa pun, tak masalah adonan berwarna bening. Permainan akan tetap menarik, Bunda. Jangan memaksakan menggunakan pewarna lain ya Bunda, ini penting agar adonan aman bila Si Buah Hati lupa sedang berpuasa dan tak sengaja memakannya.

 

Selanjutnya, Bunda bisa mengajarkan Si Buah Hati untuk mencelupkan spons bersih ke dalam warna, lalu cap ke kertas putih polos. Biarkan ia berkreasi dengan warna dan bentuk sesuai imajinasinya. 

 

3. Membuat Kartu Lebaran

Untuk kegiatan yang satu ini, Bunda cukup memerlukan kertas karton, glitter, lem, kertas warna-warni, gunting, dan pensil warna atau krayon. Setelah semua bahan siap, ajarkan Si Buah Hati untuk menggunting karton seukuran kartu ucapan. Lalu dampingi ia untuk menggunting kertas warna-warni menjadi bentuk ketupat, bedug, atau masjid. Dan tempelkan potongan gambar itu pada karton kartu ucapan.

 

Agar lebih meriah, taburkan glitter pada kertas karton yang sebelumnya telah diolesi lem. Ajarkan juga Si Buah Hati untuk menuliskan ucapan selama hari raya atau selamat berpuasa  di kartunya ya Bunda. Kartu ucapan siap dikirimkan lewat Pak Pos.

 

Jangan lupa Ibu menyiapkan menu-menu kaya gizi. Salah satunya dengan memberikan pelengkap nutrisi, DANCOW 5+ Nutritods. Susu pertumbuhan ini diberikan  agar Si Buah Hati mendapatkan nutrisi dan juga tidak dehidrasi. Produk DANCOW ini mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Kegiatan Ngabuburit Ceria Bereng si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Kenal Tempat Sampah, Si Buah Hati Belajar Kebersihan

Published date

Dalam masa pertumbuhan, Si Buah Hati tidak mengetahui apa yang dilakukannya baik atau buruk. Ia akan belajar, meniru, atau mengimitasi apa pun yang dilihatnya. Terutama melihat apa yang dilakukan orang-orang terdekatnya. Karena itu keluarga memberikan pengaruh besar bagi sifat meniru Si Buah Hati.

Membiasakan Si Buah Hati melakukan hal baik sejak usia dini, merupakan kewajiban orang tua. Hal-hal baik itu seperti, mengajarkan Si Buah Hati untuk mencintai lingkungan, dengan cara menjaga kebersihan. Sebab lingkungan yang bersih dapat menunjang kesehatan dan imunitas tubuh Si Buah Hati. Kebiasaan ini juga akan menumbuhkan rasa peduli Si Buah Hati terhadap lingkungan.

Nah, Bunda bisa mengajari Si Buah Hati untuk cinta kebersihan dengan mengenalkan tempat sampah dan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya. Berikut beberapa cara yang bisa Bunda lakukan agar Si Buah Hati terbiasa membuang sampah pada tempatnya:

Sediakan tempat sampah

Untuk awalan, sediakanlah tempat sampah di berbagai ruangan di rumah Bunda. Seperti di ruang tamu, kamar Si Buah Hati, dapur, ruang makan, dan kamar mandi. Dengan begitu, Si Buah Hati akan selalu teringat untuk membuang sampah pada tempatnya.

Pilih tempat sampah berbentuk unik

Bila Bunda menaruh tempat sampah di kamar Si Buah Hati, pilihlah yang berbentuk lucu dan disukainya. Supaya Si Buah Hati antusias membuang sampah. Jelaskan bahwa Si Buah Hati dapat membuang sampah, seperti bungkus permen, kertas, dan kotak susu di tempat sampah tersebut. Katakan pula bila ia tak boleh bermain tempat sampah karena akan membuat tangannya kotor.

Bunda sebagai contoh

Jika ingin Si Buah Hati terbiasa membuang sampah pada tempatnya, Bunda dan Ayah harus menjadi panutan dan memberikan contoh. Tak hanya di rumah, ketika tengah bepergian bersama Si Buah Hati, misalnya ke tempat rekreasi, pasar, mal, atau stasiun, upayakan untuk membuang bungkus camilan atau bungkus air mineral di tempat sampah.

Ajarkan kebersihan dengan bernyanyi

Bunda, Si Buah Hati pasti senang diajak bernyanyi. Nah, Bunda dapat pula mengajarkan cinta lingkungan dan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya melalui kegiatan bernyanyi. Misalnya Bunda membuat lirik yang bercerita tentang kebersihan, dengan nada menyenangkan. Sehingga Si Buah Hati dapat menyerap pesan lagu itu dalam memorinya.

Sampah basah dan kering

Selain membiasakan Si Buah Hati membuang sampah pada tempatnya, sebaiknya Bunda mulai memperkenalkan Si Buah Hati dengan sampah basah dan kering. Juga menyediakan dua tempat sampah di dapur untuk memisahkannya.

Berikan pujian

Bunda, jangan lupa memberi pujian kepada Si Buah Hati saat membuang bungkus makanannya ke tempat sampah dan tidak lagi membuang sampah secara sembarangan. Dengan begitu, Si Buah Hati akan merasa memperoleh apresiasi dan senang untuk membuang sampah di tempatnya.

Image Article
Kenal Tempat Sampah, si Kecil Belajar Kebersihan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

5 Tips Stimulasi Si Buah Hati Berbicara

Published date

Keterampilan Si Buah Hati tidaklah datang dengan sendirinya, termasuk kemampuannya berbicara. Sama seperti kemampuan yang lain, Si Buah Hati memerlukan dukungan berupa stimulasi untuk memicunya lancar berbicara.

Memasuki usia toddler, Si Buah Hati mengalami berbagai perkembangan termasuk kemampuan berbicara. Mungkin ia hanya mengucapkan beberapa patah kata hingga di usia 12 bulan. Tetapi menjelang usia 2 tahun, biasanya Si Buah Hati mampu mengucapkan sampai dengan 50 kata. Hingga akhirnya dapat mengungkapkan keinginannya dalam kata-kata maupun kalimat utuh.

Untuk membantu kemampuan bicara Si Buah Hati, Bunda bisa memberikannya stimulasi dalam kegiatan sehari-hari. Di antaranya:

1. Aktif Mengajak Si Buah Hati Berbicara

Pada usia toddler, Si Buah Hati merupakan peniru ulung. Setelah melihat dan membaca gerak bibir Bunda ketika tengah membuat suara-suara, Si Buah Hati akan menirunya. 

Karena itu, pastikan Si Buah Hati dapat menatap wajah Bunda ketika sedang mengobrol. Lakukanlah kegiatan ini dengan perlahan dan kalimat sederhana, sehingga Si Buah Hati dapat mudah mencobanya.

2. Bernyanyi Bersama

Kenalkan Si Buah Hati dengan lagu-lagu dan irama musik. Keindahan musik yang menyatukan kata-kata dengan nada menimbulkan keinginan yang kuat pada Si Buah Hati untuk berdendang dengan kata-katanya sendiri atau menggerakkan anggota tubuh mengikuti irama. 

Lagu yang ia dengar pun mendorongnya untuk berlatih terus-menerus dalam menciptakan kembali suara-suara dalam lagu. Bonusnya, syair dalam lagu-lagu yang sering dinyanyikan Si Buah Hati bersama Bunda dapat meningkatkan kemampuan memori otak. Sehingga ia mampu mengingat dan menyuarakannya kembali.

3. Mendongeng untuk Si Buah Hati

Bacakanlah buku cerita untuk Si Buah Hati di waktu bermainnya, sesering mungkin. Ketika membacakan buku atau cerita, Bunda akan menambah perbendaharaan kosakata. 

Ini juga akan menimbulkan rasa penasarannya untuk kembali mengucapkan kata-kata, seperti yang sering diucapkan Bunda. Bisa juga menambahkan jenis suara tertentu atau bantuan boneka agar Si Buah Hati lebih tertarik.

4. Main Tebak Gambar

Bunda, ajaklah Si Buah Hati untuk bermain tebak gambar, baik itu buah-buahan, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Awali dengan Bunda menunjukkan benda yang dimaksud, kemudian ajak Si Buah Hati untuk menebak namanya. 

Ini akan melatih kemampuan memori otak Si Buah Hati, yang kemudian diteruskan untuk mengucapkan kosakata dalam versinya ketika melihat gambar yang ditunjuk Bunda.

5. Belajar dengan Bermain

Keterampilan berbicara Si Buah Hati dapat terus ditingkatkan melalui permainan yang meniru percakapan dua arah. Misalnya saja menggelindingkan bola di antara Si Buah Hati dan Bunda. Lalu Bunda mengucapkan sebuah instruksi ketika menangkap bola.

Perlahan, tercipta percakapan antara Bunda dan Si Buah Hati. Kondisi ini akan mendorong Si Buah Hati untuk terus berlatih berbicara agar bisa menarik perhatian dan mendapat respon dari Bunda.

Untuk lebih mengefektifkan manfaat seluruh stimulasi, sebaiknya Bunda fokus menggunakan gerak tubuh, terutama bibir dan ekspresi wajah saat berkomunikasi dengan Si Buah Hati.

Tidak perlu khawatir jika Si Buah Hati tidak langsung memberi respon di awal stimulasi. Berilah waktu, karena ia membutuhkan proses dalam meniru ucapan Bunda maupun dalam menemukan kata-kata yang tepat saat mengobrol.

Bunda juga perlu menatap mata Si Buah Hati untuk menambah rasa percaya dirinya dalam berbicara. Rasa percaya diri membuat Si Buah Hati merasa berkesempatan untuk mengekspresikan dirinya.

Terlebih penting, matikan radio atau televisi untuk menjaga konsentrasi Si Buah Hati ketika berbincang dengan Bunda. Pastikan Bunda selalu menyelipkan pertanyaan di dalam setiap percakapan dengan Si Buah Hati, ya.

Bila Si Buah Hati salah mengungkapkan suatu kata, Bunda tidak perlu buru-buru mengoreksi ucapannya. Sebaiknya koreksi dilakukan secara perlahan untuk mempermudahnya berbicara lebih sering dan lancar. Jangan lupa juga berikan pujian bila Si Buah Hati berhasil mengungkapkan sesuatu.

Untuk mendukung perkembangan, Bunda bisa memberikan pelengkap nutrisi seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Tips Stimulasi Si Kecil Berbicara
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Kenali Tanda Rewel Pada Si Buah Hati

Published date

Memasuki usia toddler, Si Buah Hati kerap merajuk atau meraung tanpa alasan jelas. Mungkin ketika itu terjadi, Bunda bingung menghadapinya. Namun sebetulnya, Si Buah Hati bisa saja rewel karena merasa bosan, mengalami perubahan suasana hati, atau sedang dalam proses perkembangan.

 

Menurut psikolog, Ratih Ibrahim, Bunda jangan panik ketika berhadapan dengan kerewelan Si Buah Hati. Namun sebaiknya, mengikuti sejumlah tips di bawah ini:

 

1. Cari Tahu Penyebab Si Buah Hati Rewel

Hal pertama yang harus Bunda cek adalah penyebab Si Buah Hati rewel. Seperti tanda pertumbuhan dan perkembangan fisiknya. Apakah Si Buah Hati kekurangan gizi atau tidak? Apakah kesakitan karena tumbuh gigi atau sakit gigi? Bisa juga mengalami nyeri perut?

 

Dalam tahapan ini, Bunda pun mesti memperhatikan asupan gizi Si Buah Hati. Untuk mengimbangi aktivitas eksplorasinya, berikan gizi yang cukup serta seimbang, sesuai tahapan usia. 

 

Gizi ini mencakup, empat porsi jenis karbohidrat per hari, 2-4 porsi protein perhari seperti daging, tempe serta susu pertumbuhan, serta 3-4 porsi sayur dan 2-3 porsi buah-buahan per hari.

 

2. Beri Perhatian Lebih untuk Si Buah Hati

Si Buah Hati bisa pula rewel karena kurangnya kelekatan atau "attachment" dengan Bunda. Di usia yang kedua tahun, Si Buah Hati mulai memasuki tahapan ingin tahu apa saja yang ada di sekitarnya. Rasa keingintahuan itu semakin besar dan membuatnya sering bertanya pada Bunda.

 

"Bunda, ini benda apa? Fungsinya apa? Boleh aku pakai?" dan lain sebagainya. Di tahap ini, Bunda harus ekstra sabar menanggapi dan menjawab semua pertanyaan Si Buah Hati. Tunjukkan perilaku kasih sayang lebih sering sehingga Si Buah Hati selalu merasa dicintai dan aman terlindungi. 

 

Jika sudah begini, rasa nyaman terhadap lingkungan sekitar akan mengikuti dan Si Buah Hati pun semakin pintar belajar mencari tahu untuk menjawab rasa penasarannya.

 

3. Ciptakan Suasana Bahagia

Rewel bisa terjadi dalam suasana apa pun. Karenanya, Bunda harus peka terhadap apa yang sedang dialami oleh Si Buah Hati. Bisa jadi iai rewel karena stres. Karena itu, Bunda dan anggota keluarga lain harus bekerja sama membangun suasana yang hangat di dalam rumah. 

 

Bila ada konflik atau masalah, sebaiknya hindari hal tersebut di hadapan Si Buah Hati. Misalnya, Ayah dan Bunda tidak boleh bercakap dengan nada tinggi di hadapannya.

 

4. Ajarkan Si Buah Hati untuk Mandiri

Selain karena poin di atas, perilaku rewel Si Buah Hati juga bisa dipicu oleh hal lain yang berujung pada perilaku susah tidur nyenyak. Khususnya pada masa peralihan, di mana ketika ia tidur bersama Bunda dan kini harus tidur sendirian di kamar terpisah. 

 

Kebiasaan tidur bersama Ayah dan Bunda sudah menjadi zona nyaman dan aman bagi Si Buah Hati, sehingga ketika diharuskan tidur sendiri di kamar terpisah membuatnya rewel hingga tidak bisa tidur.

 

Bila demikian, Bunda bisa membuat kesepakatan dengan Si Buah Hati. Misalnya dalam satu minggu, satu hari tidur dengan Bunda, satu hari tidur sendiri. Seiring berjalannya waktu, bisa ditingkatkan satu hari tidur dengan Bunda, dua hari tidur sendiri. Ini terus ditingkatkan hingga Si Buah Hati mulai berani untuk tidur sendiri tanpa ditemani Bunda.

 

Selain tips di atas, Bunda juga bisa menerapkan cara lain sesuai dengan kondisi dan situasi Si Buah Hati selama perilaku rewel tiba-tiba datang. Misalnya, memberikan susu kesukaannya yang kaya gizi, DANCOW 1+ Nutritods

 

Produk DANCOW yang satu ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

Selamat mencoba, Bunda!

Image Article
Bunda, Kenali Tanda Rewel Pada si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Beragam Makanan untuk Perkembangan Otak Si Buah Hati

Published date

Sejak dalam kandungan Bunda, sel-sel otak Si Buah Hati sudah terbentuk. Setelah lahir, jumlah sel otak itu semakin berkembang hingga mencapai milyaran sel. Menurut situs Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA, dalam artikel Nutrisi Pengungkit Otak, pertumbuhan kognitif anak akan berkembang pesat masa keemasan atau golden age.

 

Agar perkembangan kecerdasan otak Si Buah Hati tetap optimal, Bunda perlu memberikannya nutrisi yang lengkap. Lalu, apa saja nutrisi yang bisa merangsang sel-sel otak, memperbaiki fungsi dan meningkatkan daya ingat, serta konsentrasi berpikir anak? 

 

Berdasarkan artikel Daftar Makanan yang Bisa Menjaga Kesehatan Otak pada situs Dinas Kesehatan Kota Pariaman, ada empat nutrisi yang bisa Bunda berikan, yakni berikut ini.

 

1. Minyak Ikan

Sebagai sumber DHA, minyak ikan sangat baik perkembangan otak Si Buah Hati. Sebab minyak ikan berperan besar dalam pembentukan sel-sel saraf dan cabang sel saraf otak. 

 

Tidak hanya itu, nutrisi ini juga baik untuk indera penglihatan, kesehatan tulang, serta kulit. Agar kebutuhan akan minyak ikan terpenuhi, Bunda bisa memberikannya sajian berapa ikan tuna, salmon, makarel, sarden, daging, atau telur.

  

2. Asam lemak Omega-3 dan Omega-6

Omega 3 (Asam α-Linoleat), dan Omega 6 (Asam Linolenat) juga berperan penting untuk mendukung proses belajar Si Buah Hati agar lebih optimal. Selain dari ikan berlemak tinggi seperti salmon atau tuna, Bunda bisa memperoleh Omega-3 dari kacang walnut, biji kapok, sayuran berdaun hijau, telur, susu, kedelai, jus, yoghurt, roti, sereal, dan margarin. 

 

Sementara untuk Omega-6, terkandung dalam minyak jagung, minyak kedelai, minyak biji bunga matahari, atau minyak kanola.

  

3. Asam amino

Untuk Si Buah Hati, asupan asam amino sangat penting untuk mengoptimalkan daya ingatnya. Agar bisa memenuhi kebutuhan ini, Bunda bisa memberikannya asupan yang mengandung protein hewani. 

 

Misalnya, daging sapi, ayam, atau telur. Selain itu, dapat juga menyajikan kacang kedelai, alpukat, gandum, kacang hijau, kacang tanah, maupun cokelat.

  

4. Tyrosine

Tyrosine merupakan asam amino penting. Bagi otak, kecukupan tyrosine bisa membantu Si Buah Hati mengoptimalkan konsentrasi. Untuk itu, Bunda bisa memberikannya asupan berupa hati ayam, keju, alpukat, pisang, ragi, ikan, dan daging. 

 

Yang tak kalah penting, Bunda perlu memberikannya susu pertumbuhan. DANCOW 1+ Nutritods adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Beragam Makanan untuk Perkembangan Otak Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Hari Ibu Semakin Bermakna Karena Cinta Untuk Bunda

Published date

Menjadi seorang ibu tentunya adalah hal yang sangat membahagiakan. Kehadiran Si Buah Hati akan memberikan banyak kejutan. Sebagai ibu baru, mungkin ini pertama kalinya Bunda merayakan Hari Ibu. Namun, sering kali Bunda bertanya, apakah Si Buah Hati sudah paham arti cinta dan mencintai Bunda?

Yakinlah bahwa tidak ada satupun di dunia ini seorang anak yang tidak mencintai ibunya, karena begitu besar perjuangan Bunda, saat hamil, melahirkan, hingga membesarkan Si Buah Hati. 

Ketika belum dapat berbicara dan belum bisa menyatakan cintanya, beberapa tanda berikut dapat melegakan hati Bunda bahwa Si Buah Hati juga mencintai Bunda. Dengan begitu, Hari Ibu yang Bunda rayakan pertama kali ini pun semakin bermakna dan berkesan. 

1. Tatapan Mata

Saat Si Buah Hati menatap mata Bunda lekat-lekat untuk waktu yang sangat lama, itu berarti dia sedang berusaha keras untuk mengingat wajah Bunda. Bagi Si Buah Hati, dunia adalah hal baru yang sedang ia jajaki, sedangkan Bunda akan selalu jadi dunianya. 

2. Tersenyum dan Tertawa

Siapa yang tak suka melihat senyum Si Buah Hati? Bahkan rasa lelah dan mengantuk langsung sirna ketika Bunda mendapati senyum Si Buah Hati begitu manis. Apalagi jika ditambah dengan suara tawa Si Buah Hati yang menggemaskan. 

Cekikikannya yang lucu saat Bunda mengatakan sesuatu yang memancing tawanya akan membuat hati Bunda meleleh. Tentu orang lain juga mampu membuatnya tertawa dengan mimik komikal, namun hanya Bunda satu-satunya yang tahu persis dimana bagian tubuh Si Buah Hati yang mudah geli saat digelitik.

3. Takut Berpisah

Si Buah Hati akan selalu mencari dan memikirkan ketika Bunda tidak berada di dekatnya. Si Buah Hati mungkin akan mengerutkan wajah, berteriak, dan menangis saat Bunda meninggalkannya dan langsung tersenyum saat Bunda kembali. Itulah bentuk kalau Si Buah Hati merasa dekat dan mencintai Bunda.

4. Merengek

Jangan merasa putus asa jika Si Buah Hati terus menerus merengek. Itu tandanya Si Buah Hati ingin mendapatkan perhatian Bunda. Meskipun bertubuh mini, Si Buah Hati sudah dapat mengungkapkan rasa cintanya melalui rengekannya. 

Jika Si Buah Hati menginginkan Bunda terus bersamanya sepanjang hari, bisa jadi itu adalah tanda bahwa ia mencintai dan mempercayai Bunda.

5. Berceloteh

Si Buah Hati akan berusaha menarik perhatian ketika Bunda sedang bercakap-cakap dengan seorang teman. Si Buah Hati akan mengeluarkan celotehan menggemaskan sebagai usahanya untuk ikut menimpali pembicaraan Bunda. 

Ini baik untuk perkembangan verbal si buah hati karena ia berusaha untuk menirukan perkataan dan mendengarkan cara Bunda mengucapkan sebuah kata. Berceloteh menandakan bahwa Si Buah Hati percaya bahwa ia dapat belajar banyak hal bersama Bunda.

6. Berlari ke Pelukan Bunda

Si Buah Hati yang baru bisa berjalan, akan berlari ke arah Bunda ketika membutuhkan kenyamanan setelah jatuh atau merasa sedih. Si Buah Hati pada usia batita atau balita memang belum benar-benar memahami arti mencintai, tetapi dengan melihat tingkah lakunya tersebut, tentunya Bunda tak perlu ragu lagi akan cinta Si Buah Hati untuk Bunda.

7. Mencium

Si Buah Hati akan merespon dengan antusias terhadap cinta yang Bunda tunjukkan secara fisik, seperti mencium pipi Bunda. Percayalah, ciuman dari Si Buah Hati sangat priceless, terutama ketika Bunda mendapatkannya di akhir hari yang sulit dan melelahkan!

Jika Si Buah Hati melakukan hal-hal yang sudah disebutkan di atas, sudah terbukti bahwa Si Buah Hati mencintai Bunda. Bunda juga bisa mengekspresikan cinta pada Si Buah Hati dengan memberikan pelengkap nutrisi, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Hari Ibu Semakin Bermakna Karena Cinta Untuk Bunda
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

5 Manfaat Si Buah Hati Terbiasa Main dengan Hewan

Published date

Tahukah Bunda, membiarkan Si Buah Hati bermain dan memelihara hewan membawa dampak positif bagi perkembangan sosial dan emosional anak? Berinteraksi dengan hewan akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.

Tidak sedikit orang tua yang merasa khawatir jika melihat Si Buah Hati bermain dengan hewan. Apakah Bunda salah satu di antaranya? Jika ya, ada baiknya Bunda lebih dulu mempertimbangkan hal positif yang bisa dipelajari Si Buah Hati jika dirinya bermain dengan hewan peliharaan di rumah, agar Bunda tidak ragu untuk berkata “iya boleh”.

Bermain dengan hewan melatih anak lebih bertanggung jawab

Membiarkan Si Buah Hati bermain dengan hewan peliharaan akan membuat anak belajar bahwa hewan membutuhkan makan setiap hari. Layaknya manusia, hewan pun butuh kandang yang nyaman dan bersih sebagai tempat tinggalnya.

Dari sini, maka Si Buah Hati bisa belajar mengenal akan pentingnya tanggung jawab, dengan memberi makan dan ikut membantu membersihkan kandang hewan ataupun membersihkan hewan peliharaannya. Menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap hewan peliharaan akan mengasah kepekaannya juga dalam perjalanan tumbuh kembang anak. Tapi, Bunda tentu saja perlu mendampingi saat Si Buah Hati melakukannya, ya.

Bermain dengan hewan, melatih anak mengetahui bagaimana belajar untuk tulus.

Saat Si Buah Hati bermain dengan hewan, salah satu hal yang bisa adalah melatihnya untuk memberikan respon yang baik terhadap hewan. Contohnya, bagaimana tangan mungilnya menyentuh dan membelai hewan peliharaannya. Dari kebiasaan ini Si Buah Hati akan belajar tentang menjaga ikatan antar sesama makhluk hidup.

Terlebih lagi jika mengingat saat bermain dengan hewan, Si Buah Hati lebih mengandalkan insting bukan pikiran. Sehingga membuatnya bermain dengan penuh ketulusan.

Si Buah Hati bisa lebih percaya diri

Tahukah Bunda bahwa manfaat lain saat membiarkan Si Buah Hati bermain dengan hewan akan membuatnya lebih percaya diri. Hal ini dikarenakan saat bermain dengan hewan, Si Buah Hati akan merasakan bahwa dirinya bisa berteman dengan siapa saja. Terlebih jika Si Buah Hati melihat bahwa hewan peliharaannya bisa tumbuh sehat karena keterlibatannya merawat hewan.

Bermain dengan hewan, membuat Si Buah Hati memiliki rasa empati

Saat Si Buah Hati terbiasa bermain dan berinteraksi dengan hewan, maka akan berpengaruh untuk mengembangkan sisi empati. Sisi empati adalah hal yang penting di asah selama masa tumbuh kembang anak. Mengapa? Karena meskipun saat berinteraksi dengan hewan yang tidak bisa berkomunikasi, maka akan membuatnya belajar untuk lebih peka dan menumbuhkan rasa empati pada dirinya.

Bermain dengan hewan, mampu mempererat hubungan antar anggota keluarga

Manfaat memelihara hewan bagi Si Buah Hati yang tidak kalah penting adalah mampu mempererat hubungan antara anggota keluarga. Sebab, seluruh anggota keluarga bisa memiliki sebuah ritual bermain bersama dengan hewan peliharaan tersebut. Peran seluruh anggota keluarga dalam berinteraksi dengan hewan sangat penting bagi tumbuh kembang anak.

Lagi pula, bukankah Bunda juga perlu terus mengawasi dan mendampingi Si Buah Hati saat bermain dengan hewan untuk menghindari sesuatu hal yang tidak diinginkan. Artinya, Bunda dan Si Buah Hati memiliki waktu berkualitas untuk bermain bersama.

Namun penting untuk diingat, agar Bunda lebih percaya diri mengatakan ‘iya boleh’ pada Si Buah Hati untuk bermain dan memelihara hewan.

Ikuti beberapa tips di bawah ini, ya.

  1. Belai punggung hewan, jangan kepalanya.
  2. Temani dan awasi Si Buah Hati saat sedang bermain dengan hewan
  3. Latih Si Buah Hati untuk terbiasa mencuci tangan dengan sabun setelah  bermain.
  4. Pastikan nutrisi Si Buah Hati tercukupi dengan sajian bergizi seimbang setiap hari.

Sajian bergizi tersebut bisa berupa buah, susu maupun sayuran. Bunda bisa memberikan DANCOW 1+ Nutritods untuk Si Buah Hati. Susu ini mengandung 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Pantau tumbuh kembang anak saat bermain bersama hewan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
On
Quiz Answer 1 A
Ikan Hiu
Quiz Answer 1 B
Ular
Quiz Answer 1 C
Gajah
Quiz Answer 1 D
Kucing
Quiz Answer 2 A
Membiarkan si kecil memberikan makan sendiri
Quiz Answer 2 B
Mengelus punggung
Quiz Answer 2 C
Memberikan biskuit si Kecil kepada hewan
Quiz Answer 2 D
Langsung menggendong hewan
Quiz Answer 3 A
Membuat si Kecil sibuk
Quiz Answer 3 B
Bonding dengan menjadi waktu bermain bersama anak dan keluarga
Quiz Answer 3 C
Banyak koleksi hewan
Quiz Answer 3 D
Ibu dan anak bisa bermain masing-masing
Quiz 1
Hewan apakah yang biasanya dimiliki di rumah?
Quiz 3
Apakah manfaat memiliki hewan peliharan di rumah?
Quiz 2
Bagaimana kah awal memperkenalkan hewan kepada si Kecil?
Kunci Quiz 1
D
Kunci Quiz 2
B
Kunci Quiz 3
B

Kenapa Anak Tidak Mau Berbagi Mainan dengan Teman? Cek di Sini!

Published date

Tingkah laku yang biasa dilakukan Si Buah Hati kala berusia 2 sampai 3 tahun adalah berebut mainan, sehingga tidak jarang Si Buah Hati kerap bertengkar dengan kakak, adik, atau teman, karena berusaha mempertahankan mainannya. 

Sebenarnya, ada sisi baik dari sikap berebut mainan ini, yaitu Si Buah Hati berusaha mempertahankan pendapatnya. Namun sebagai orang tua, Bunda mungkin bingung dalam menyikapi anak tidak mau berbagi mainan. Apakah membiarkan Si Buah Hati mempertahankan mainan atau mengajarkannya soal berbagi dengan orang lain.

Penyebab Anak Tidak Mau Berbagi Mainan

Daripada Bunda bingung melihat Si Buah Hatil enggan berbagi mainan, ada baiknya Bunda memahami terlebih dahulu apa penyebabnya. Berikut penyebab anak tidak mau berbagi mainan:

1. Empati yang masih terbatas

Menginginkan mainan yang menarik adalah kecenderungan alami seorang anak, jadi Bunda tidak perlu kesal saat anak tidak mau berbagi mainan. Sementara itu, anak 2 tahun masih memiliki tingkat empati yang terbatas dan belajar mengembangkannya. Mereka belum dapat memahami bagaimana perasaan orang lain dan mengendalikan perilaku mereka sendiri, termasuk hal saling berbagi

Karena itu, Bunda bisa membantu proses belajar empati anak dengan memberi pengertian dan penjelasan pada Si Buah Hati untuk mulai terbiasa memahami perasaan orang lain atau berempati..

2. Anak Hanya Fokus pada Keinginannya

Anak-anak sulit berbagi barang atau mainan karena masih dalam proses belajar mengungkapkan kata-kata dalam proses memecahkan masalah dan belum paham untuk mengendalikan emosi.  Mereka juga cenderung marah ketika tidak dapat apa yang diinginkannya dan masih sulit memahami bahwa orang lain memiliki maksud dan keinginan berbeda.

Tips Mengatasi Anak yang Tidak Mau Berbagi Mainan

Sebetulnya, ada cara mengatasi anak yang tidak mau berbagi mainan.  Berikut hal yang bisa Bunda lakukan saat Si Buah Hati berebut mainan dengan saudara atau teman:

Menjadi Penengah

Dalam kondisi Si Buah Hati tengah bertengkar karena rebutan mainan, sebaiknya Bunda menjadi penengah, dan tidak ikut terbawa emosi, apalagi sampai membentak. Hadapilah pertengkaran itu dengan tenang. Sebab, orang tua yang emosi akan membuat suasana hati Si Buah Hati semakin tidak enak. Akibatnya, Si Buah Hati sulit untuk ditenangkan.

Beri Pengertian

Jika Si Buah Hati bertengkar karena berebut mainan, Bunda berilah pengertian. Katakan bahwa Si Buah Hati tidak boleh merebut mainan milik orang lain. Ia harus belajar menghormati orang lain, termasuk benda-benda miliknya. Sebaliknya, beri pengertian juga bila mainan Si Buah Hati tiba-tiba direbut oleh teman atau saudaranya. Ajarkan kepada dia bahwa mainan itu bisa untuk bermain bersama.

Ajarkan Cara Menyampaikan Pendapat

Seperti yang sudah diulas di atas bahwa berebut mainan sebenarnya adalah mempertahankan pendapat. Karena itu, salah satu cara mendidik anak yang tidak mau berbagi mainan adalah dengan mengajarkan Si Buah Hati yang ingin mempertahankan mainannya dengan perkataan yang baik, bukan pertengkaran atau emosi yang meledak-ledak. Berilah contoh kata-kata yang tepat dalam menyampaikan pendapat, agar Si Buah Hati dapat menyampaikan kembali kepada temannya.

Ajarkan Berbagi

Ajarkan pada Si Buah Hati, bahwa semua barangnya, termasuk mainan, adalah benda yang dapat dimainkan bersama. Beritahu bahwa mainan-mainan itu boleh dimainkan teman bermainnya atau dipinjam ketika mereka sedang bermain bersama. Begitu juga sebaliknya. Si Buah Hati boleh meminjam mainan milik kakak, adik, atau teman, asalkan menyampaikan keinginan itu dengan baik-baik.

Baca Juga: Cara Memilih Mainan dan Stimulasi yang Tepat untuk Anak

Ajarkan Kompromi

Ketika sedang dalam keadaan tenang, Bunda dapat mengajarkan Si Buah Hati untuk berkompromi dalam menggunakan mainan. Buatlah jadwalnya. Misalnya, ketika Si Buah Hati bermain boneka, kakak atau adiknya bermain masak-masakan. Tentukan siapa yang memakai permainan itu tertentu lebih dahulu, setelahnya boleh bergantian. Ajarkan juga agar Si Buah Hati dapat membuat jadwal bermain dan tegaskan bahwa peraturan itu harus dipatuhi. Ini juga dapat menjadi stimulasi untuk anak yang tidak mau berbagi mainan.

Beri Penghargaan

Saat pertengkaran sudah selesai dan keadaan kembali tenang, biasanya Si Buah Hati akan akur kembali. Ketika itu, Bunda berilah penghargaan. Pujian, semangkuk es krim, atau sebuah permen, dapat menjadi penghargaan yang penting. Katakan bahwa berdamai seperti ini jauh lebih menyenangkan daripada harus bertengkar.

Satu lagi, buatlah peraturan, bagi siapa yang bertengkar karena berebut mainan, akan memperoleh hukuman. Jenis hukuman ini pun yang ringan-ringan saja. Misalnya, tidak boleh meminta tambah sewaktu makan es krim. 

Selain selalu membimbing dan memberi pengertian pada Si Buah Hati saat bersosialisasi dengan temannya, Bunda juga bisa mendukung Si Buah Hati agar tumbuh kembang optimal dengan memberinya asupan bergizi, seperti susu pertumbuhan. Untuk Si Buah Hati usia 1-3 tahun, Bunda dapat berikan susu pertumbuhan DANCOW 1+ Imunutri yang mengandung Vitamin A, C, E, selenium, zink, tembaga, serta kalsium, vitamin D, protein, dan DHA, omega 3 & 6, dan zat besi. 

Nah, itulah cara yang bisa Bunda lakukan saat anak tidak mau berbagi mainan. Bunda tidak perlu terlalu khawatir dan tetap terus mendampinginya agar kemampuan anak-anak untuk berbagi dan  empati masih terus berkembang.

Image Article
berbagi mainan sama teman
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off