3 plus

Product Name
Dancow 3 plus

Cara Mengajari Anak Bicara di Umur 1 Tahun yang Perlu Dihindari

Published date

Setelah memasuki usia toddler, Si Buah Hati akhirnya bisa berjalan. Pada usia ini, tanda-tanda perkembangan keterampilan motoriknya mulai terlihat jelas, seperti merangkak, berdiri, dan berjalan sendiri. Namun ada aspek-aspek perkembangan lain yang perlu Bunda perhatikan sehingga tumbuh-kembangnya berlangsung sesuai dengan tonggak perkembangan usianya.

Salah satunya adalah perkembangan bahasa-komunikasi, yang termasuk di dalamnya adalah berbicara. Yuk Bunda, ketahui cara mengajari anak bicara umur 1 tahun yang efektif agar hasilnya  juga optimal.  

Tanda Perkembangan Keterampilan Bahasa-Komunikasi

Untuk mengetahui laju tumbuh kembang Si Buah Hati, terutama dalam keterampilan bahasa, ada beberapa tanda yang dapat Bunda perhatikan, seperti menggunakan 2-3 kata pada umur 12-15 bulan, memahami dan mengikuti perintah sederhana saat berusia 14-16 bulan, dan dapat menyebutkan nama barang, hewan, atau namanya sendiri ketika menginjak usia 2 tahun.

Pada usia 1-2 tahun, perbendaharaan kata-kata yang ia pahami artinya akan terus bertambah, bahkan ia bisa belajar satu kata baru setiap harinya. Si Buah Hati juga mulai mengenali namanya sendiri dan akan menyebut dirinya menggunakan nama. Ia juga akan berusaha menyebutkan kata-kata dengan benar walau masih sulit dimengerti.

Ia akan memancing percakapan dengan menunjuk sesuatu dan bertanya, “Apa itu?” Secara garis besar, ia sudah memahami apa yang Bunda katakan tapi masih kesulitan untuk menyampaikan apa yang ia inginkan.

Perkembangan kemampuan pada setiap anak berbeda-beda, jadi tidak perlu terlalu cemas jika merasa Si Buah Hati tertinggal dari teman-teman seusianya. Konsultasikan pada dokter tentang apa yang Bunda khawatirkan untuk mendapatkan solusi terbaik. Bunda juga bisa mencoba cara melatih anak bicara sesuai saran dokter atau ahli.

Cara Mengajari Anak Bicara Umur 1 Tahun

Bisa jadi Bunda sangat bersemangat untuk melatih si Buah hati agar ia pintar berbicara. Namun perlu Bunda pahami bahwa cara efektif mengajari anak bicara umur 1 tahun adalah menyesuaikan dengan kemampuannya di usia tersebut. Karena itu, memahami tonggak perkembangan Bahasa-komunikasi si Buah Hati merupakan hal penting sebagai dasar untuk menentukan bagaimana cara mengajari anak bicara umur 1 tahun.

Bunda bisa menerapkan cara melatih anak berbicara sebagai berikut:

Ajak Mengobrol

Mengobrol dengan si Buah Hati yang masih usia toddler tidak sama dengan saat Bunda mengobrol dengan anak yang usianya lebih besar. Bunda bisa melakukannya dengan berhadapan atau duduk berdekatan dengannya. Jangan lupa untuk menyebutkan namanya agar ia tahu bahwa Bunda mengajaknya berbicara. Selain itu, lakukan kontak mata dan beri variasi intonasi selama mengobrol agar ia lebih paham apa maksud perkataan Bunda. 

Membacakan Cerita

Salah satu cara melatih anak berbicara yang efektif untuk menstimulasi keterampilan Bahasa si Buah Hati adalah dengan membacakan cerita. Pilih buku yang ceritanya sederhana, bergambar besar, dan penuh warna untuk menarik perhatiannya. Pada usia ini, pengulangan merupakan cara yang tepat untuk membantunya belajar dan mengingat kata. Jadi, pilih buku yang banyak menampilkan pengulangan kata-kata dalam ceritanya, atau bisa juga Bunda tambahkan sendiri pengulangan tersebut.

Bernyanyi Bersama

Cara melatih anak berbicara usia 1 tahun lainnya bisa dengan musik. Lagu bisa jadi media yang tepat untuk mengajar Si Buah Hati berbicara. Nyanyikan lagu berdurasi singkat dengan kata-kata yang mudah diingat, seperti Burung Kakak Tua, Cicak di Dinding, atau Balonku. Selain menambah kosakata baru, bernyanyi terbukti efektif dan mudah dipahami. Tidak lupa tambahkan gerakan, suara-suara seru, dan ekspresi wajah yang lucu agar lebih menarik juga tidak membosankan.

Flash Card

Salah satu cara agar anak cepat bicara yang sedang populer akhir-akhir ini adalah menggunakan flash card. Kartu bergambar ini ditunjukkan kepada Si Buah Hati untuk membantu penyebutan nama-nama benda yang dilihatnya, seperti hewan dan barang-barang yang ada di sekitarnya. Agar hasilnya lebih optimal, tunjukkan flash card saat ia dalam kondisi fit, kenyang, dan tidak rewel. Batasi durasi penggunaannya agar tidak cepat merasa bosan.

Membatasi Screen Time

American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar anak di bawah usia 18 bulan tidak mendapat screen time sama sekali (kecuali untuk video call dengan keluarga), dan baru mendapatkannya setelah usia 18 bulan dengan waktu yang terbatas. Manfaatkan screen time dengan menonton program-program cara melatih anak berbicara. Dampingi selama ia menonton agar Bunda dapat membantunya belajar dengan efektif.

Baca Juga: 3 Tips Dukung Kemampuan Bicara Si Buah Hati

Hal yang Harus Dihindari Saat Mengajari Anak Usia 1 Tahun Berbicara

Memasuki usia 1 tahun, banyak orangtua ingin segera mendengar anaknya berbicara. Hal ini terkadang membuat orangtua justru membuat beberapa kesalahan yang bisa menghambat kemampuan si kecil untuk berbicara. Nah, agar hal tersebut tidak terjadi, berikut yang harus Bunda hindari saat mencoba cara mengajari anak bicara umur 1 tahun:

1. Mengkritik Anak Saat Salah Mengucapkan Kata

Pada usia 1 tahun, si Buah Hati mulai mencoba menyebutkan beberapa kata sederhana seperti mama, papa, atau dadah. Namun, pada beberapa kata, anak mungkin belum sempurna mengucapkannya. Jika si Buah Hati mencoba mengucapkan sepatah kata tetapi salah, ulangi kata tersebut dengan pengucapan yang benar. Misalnya, jika mereka menunjuk bunga dan berkata "unga!" Saat itu, alih-alih menyalahkan, Bunda bisa menanggapinya dengan, "Ya, itu bunga". Hindari mengkritik atau menyalahkan mereka karena salah mengucapkan kata.

2. Berbicara Cadel di Depan Anak

Di usia 1 tahun, si Buah Hati akan mulai meniru suara dan intonasi (nada naik turun dalam ucapan,) mengenali dan menanggapi nama mereka dipanggil, hingga bisa mengucapkan kata sederhana seperti mama dan papa. Sebaliknya, Bunda perlu menggunakan kata yang tepat agar anak mengetahui dan terbiasa menggunakan pengucapan yang benar. Misalnya saja saat si Buah Hati berkata "tutu", Bunda bisa mengulangi yang diucapkan anak dengan "Adek mau minum susu?". 

3. Terlalu Memaksa Saat Mengajari Anak Bicara

Setiap anak memiliki garis waktu perkembangannya masing-masing, termasuk dalam kemampuan berbicara. Mungkin ada anak yang pada usia 1 tahun sudah bisa berbicara 10 kata atau lebih, sedangkan yang lain baru menguasai 1 atau 2 kata saja. Untuk itu, Bunda tidak perlu memaksakan si Buah Hati dalam kemampuan berbicara, apalagi membandingkannya. Bunda juga perlu mengetahui apa saja tahap perkembangan bahasa anak agar waspada jika si Buah Hati mengalami tanda-tanda keterlambatan bicara. 

Selain berupaya melakoni cara mengajari anak bicara umur 1 tahun, Bunda juga harus memenuhi kebutuhan gizinya sehari-harinya. Di antaranya dengan memenuhi kebutuhan nutrisi  DHA (Docosehaxaenoic Acid) yang penting agar perkembangan visual dan kognitif anak optimal. 

Dukung tumbuh kembang Si Buah Hati dengan DANCOW 1+ Imunutridiformulasikan untuk bantu anak usia 1-3 tahun agar ia bebas bereksplorasi dan tumbuh percaya diri. DANCOW 1+ Imunutri memiliki 0 gr sukrosa serta tinggi kandungan Vitamin A, C, E, Selenium, Seng, Tembaga, Tinggi kalsium, protein, Vitamin D serta, DHA, zat besi, omega-3 dan omega-6.

Image Article
Cara Mengajari Anak Bicara di Umur 1 Tahun yang Perlu Dihindari
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

7 Manfaat Kegiatan Mewarnai bagi Si Buah Hati

Published date

Di usia 3 tahun, Si Buah Hati mengalami beragam perkembangan. Mulai dari perkembangan motorik hingga emosi. Berikut manfaat kegiatan mewarnai bagi anak.

Untuk mengasah fokus, konsentrasi, dan kesabaran Si Buah Hati, Bunda mengajaknya melukis atau menggambar. Agar ia betah dan fokus, sebaiknya Bunda mengajarinya bila melukis atau menggambar merupakan aktivitas yang menyenangkan. 

Lalu, apa saja manfaat kegiatan mewarnai untuk Si Buah Hati yang berusia 3 tahun?

1. Kembangan Imajinasi

Ketika melukis atau menggambar, Si Buah Hati mengalami proses pengungkapan pikiran melalui bentuk serta warna. Di tahap inilah ia tengah mengembangkan imajinasinya. Ini dia salah satu manfaat kegiatan mewarnai.

2. Menuangkan Perasaan

Variasi warna dan bentuk gambar yang dipilih Si Buah Hati merupakan bagian dari perasaannya. Ketika tengah merasa senang, ia akan memilih warna cerah. Sementara bila suasana hatinya sedang buruk, bisa jadi Si Buah Hati tidak konsentrasi atau sabar kala menggambar maupun mewarnai.

3. Belajar Fokus

Dengan melukis, Si Buah Hati melatih konsentrasi untuk fokus pada satu kegiatan. Misalnya fokus pada gambar yang akan dilukis atau diwarnai. Dengan konsentrasi yang terlatih, ia akan terbiasa fokus ketika mulai memasuki masa sekolah.

4. Terbiasa Memiliki Target

Ketika melukis atau menggambar, Si Buah Hati akan memiliki target. Misalkan, target menyelesaikan gambar atau mewarnai satu gambar. Sehingga memupuk rasa tanggung jawab akan tugasnya, untuk menyelesaikan tepat waktu.

5. Kembangkan Motorik

Aktivitas melukis dapat membantu meningkatkan kinerja otot tangan sekaligus mengembangkan kemampuan motorik Si Buah Hati. Kemampuan tersebut sangat penting dalam perkembangan aktivitasnya. 

Seperti dalam mengetik, mengangkat benda, dan aktivitas lainnya yang membutuhkan otot lengan dan tangan dalam prosesnya.

6. Melatih Kesabaran

Dengan melukis, Si Buah Hati akan berlatih kesabaran dalam menyelesaikan hasil karyanya tanpa terburu-buru. Karena ketika ia terburu-buru, hasil yang didapat tidak sesuai keinginan.

7. Belajar Memilih

Ketika melukis, Si Buah Hati akan berhadapan dengan banyak warna. Di sinilah ia harus memilih satu atau beberapa warna yang disukai. Dengan begitu, ia pun belajar untuk memilih suatu hal yang ia sukai, atau menghindari yang tidak disukainya. Manfaat kegiatan mewarnai adalah Si Buah Hati jadi tahu warna yang harus dipilih.

Bunda, yang paling penting dalam aktivitas menggambar atau melukis Si Buah Hati adalah bentuk apresiasi yang diterimanya. Meski hasil gambarnya masih berantakan atau belum proporsional, dan penggoresan warnanya belum rapi, Bunda tetap harus menghargainya. Seperti dengan memuji dan memberikannya masukan. Sehingga ia merasa bangga dan percaya diri dengan hasil karyanya.

Supaya manfaat kegiatan mewarnai Si Buah Hati maksimal, Bunda bisa memberikan pelengkap nutrisi, seperti DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Jangan lupa untuk tetap memberikan nutrisi dukung tumbuh kembang Si Buah Hati dengan susu DANCOW. Bunda juga bisa tukarkan poin di program Parenting Rewards DANCOW. Yuk, tunggu apa lagi? Tukar poin sekarang!

Image Article
Asah Fokus dan Kesabaran Si Kecil dengan Melukis
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Cara Memilih Mainan Aman untuk Si Buah Hati

Published date

Anak-anak memang tidak bisa dipisahkan dengan mainan. Tidak hanya digunakan untuk menyenangkan Si Buah Hati, mainan juga menstimulasi tumbuh kembang dan proses belajarnya. Selain kemampuan psikomotornya, bermain juga dapat mengasah kemampuan bahasa, atensi, dan memori.

Makin banyaknya mainan yang diproduksi setiap tahun terkadang membingungkan Bunda untuk memilih produk yang tepat bagi buah hati. Gunakan tips-tips berikut ini untuk menunjukkan cinta Bunda dengan memberikan mainan yang aman, berkualitas, dan berguna.

1. Tidak Beracun

The U.S. Consumer product Safety Commision (CPSC) mengawasi dengan seksama produksi dan penyebarannya, sehingga dapat dipastikan mainan yang ada di tangan Si Buah Hati bebas dari senyawa kimia dan logam berbahaya yang dapat mengganggu kesehatannya. 

Pilih mainan berbahan kain yang berlabel anti api dan mudah dicuci, serta menggunakan cat bebas timbal. Misalnya, alat mewarnai seperti krayon, spidol, dan pensil warna pilih yang mencantumkan non-toxin dan ASTM D-4236, yang artinya telah dievaluasi oleh America Society for Testing and Materials.

2. Tidak Menyebabkan Tersedak

Menurut ahli kesehatan Kate M. Cronan, MD dan Steve Dowshen, MD di situs Family Doctor, setiap tahun, puluhan anak-anak yang berada di tahapan usia toddler dirawat di UGD rumah sakit karena kasus tersedak, akibat kecenderungan menempatkan obyek-obyek dalam mulut. Berikan mainan yang berukuran cukup besar agar tidak mudah digigit atau dimasukkan ke dalam mulut. 

Cek setiap bagian untuk memastikan tidak ada komponen kecil-kecil yang dapat terlepas dan tertelan oleh Si Buah Hati. Hindari mainan yang menggunakan kelereng, koin, atau bola berdiameter kurang dari 4,4 cm yang berisiko tersangkut di tenggorokan dan menyebabkan sesak napas.

3. Mainan yang Dioperasikan dengan Baterai

Untuk mainan yang dioperasikan dengan baterai, Steve Dowshen, MD di situs Kid’s Health menyarankan untuk memilih mainan dengan tutup baterai disekrup kuat agar tidak mudah dibongkar. 

Baterai dan cairan di dalamnya dapat menimbulkan risiko serius seperti tersedak, pendarahan internal, dan luka bakar kimia. Pastikan juga tidak ada kabel yang terkelupas yang dapat menyebabkan Si Buah Hati tersetrum.

4. Pilih Mainan yang Kuat

Anak-anak yang senang bermain dan bereksplorasi cenderung membanting, menggigit, dan menduduki mainannya. Oleh karena itu pilih produk mainan yang kuat dan tahan lama. 

Jangan membeli mainan yang memiliki bagian tajam, panjang, atau celah yang dapat dimasuki jari-jari mungilnya, yang berisiko melukai kulit, mata, dan menjepit jari-jari tangannya. 

Selain memilihkan mainan yang aman dan sesuai dengan usianya, sebisa mungkin dampingi atau awasi kegiatan bermainnya, agar terhindar dari kondisi yang dapat melukai buah hati Bunda.

Bunda juga bisa mendukung pertumbuhan dan perkembangan Si Buah Hati dengan memberikan DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

Image Article
Dukung Eksplorasi Si Kecil dengan Mainan Aman
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Ajak Si Buah Hati Main dengan Teman agar Jago Bicara

Published date

Setelah melewati ulang tahun pertama, beberapa anak sudah mulai bisa berbicara. Ada yang baru satu-dua kata, ada yang sudah mampu membuat kalimat pendek, ada juga yang dapat menghafal lagu pendek. Tapi bila Si Buah Hati belum lancar berbicara, Bunda jangan langsung panik ya. Karena perkembangan setiap anak berbeda-beda. Ada yang terlebih dulu mengalami tumbuh gigi, lebih jago berjalan, atau perkembangan lainnya. Agar dia jago berbicara, ini caranya:

Rajin mengajaknya berbicara

Di tahapan ini, yang bisa Bunda lakukan adalah melatih Si Buah Hati mengembangkan kemampuan berbahasa dengan mengajaknya berbicara dan bercerita. Bunda mungkin merasa aneh ketika mengajaknya berbicara. Karena seperti tengah bicara sendiri dan tidak yakin apakah ia memahami omongan Bunda. Tapi janganlah Bunda menyepelekan kemampuan anak, sebab diam-diam ia tengah menyimak dan memperhatikan lho.

Jelas kala berbicara

Bunda harus berbicara dengan lantang, jelas, dan diulang-ulang. Ceritakan padanya apa yang Bunda lihat sehari-hari, ajak ia melihat gambar dan obyek sekitar, kenalkan berbagai bentuk, warna, dan namanya. Beri juga ia instruksi sederhana sambil dicontohkan. Seperti “Ambil bolanya, Dek!” atau “Masukkan ke kotak mainan ya,” dan sebagainya. Si Buah Hati akan lebih tertarik jika pembicaraan lebih interaktif dan sudah dapat memahami apa maksud Anda walau belum tentu dilaksanakan.

Mengajak Si Buah Hati bermain dengan teman sebaya

Di sisi lain, Bunda bisa mengajak Si Buah Hati bermain dan bereksplorasi dengan orang lain, selain anggota keluarga, dan sebaiknya dengan anak seusianya. Misalnya membawa dia beraktivitas dengan anak tetangga atau main di playground maupun taman kota yang ada anak seumuran dengannya. Melalui aktivitas bermain bersama, ia akan belajar dari teman-temannya yang sudah lancar berbicara. Sehingga ia akan lebih termotivasi untuk mengembangkan kemampuan berbicaranya.

Hati-hati berbicara di dekat Si Buah Hati

Meski belum mampu melafalkan yang ada di pikiran dan perasaannya, sesungguhnya Si Buah Hati tengah meresapi kata-kata yang Bunda dan orang di sekitarnya lontarkan. Bahkan ia sedang mencoba memahami perkataan itu dengan melihat konteksnya. Karena itu, hati-hati berbicara di sekitarnya.

 

Image Article
Ajak Si Kecil Main dengan Teman agar Jago Bicara
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Terapkan Pola Asuh Berikut Ini Agar Si Buah Hati Mandiri

Published date

Tahukah, Bunda? Kemandirian menjadi salah satu hal penting yang perlu diajarkan kepada Si Buah Hati. Menurut Maria Montessori, penyusun metode pendidikan Montessori, kemandirian adalah proses yang harus dijalani oleh seorang anak agar dapat tumbuh dengan optimal. 

Di usia toddler, sikap ini penting untuk melatih anak mandiri di sekolah nantinya. Selain itu, dengan menjadi anak mandiri, Si Buah Hati juga makin percaya diri untuk bereksplorasi.

Namun, terkadang mendukung anak mandiri itu butuh kesiapan ekstra. Di satu waktu, bisa jadi Bunda khawatir membiarkan Si Buah Hati melakukan sesuatu sendiri karena belum percaya dengan kemampuannya. Ini sebenarnya hal yang wajar. 

Jeanne Williams, psikolog dari Edmonton Child Counselling, mengungkapkan bahwa sebagian besar orang tua masa kini lebih merasa khawatir dengan apa yang dilakukan oleh anaknya daripada mempertimbangkan efek jangka panjang yang bisa didapat dari aktivitas anak.

“Pada titik tertentu, semua orang memberikan larangan terhadap aktivitas yang menurutnya tidak perlu dilakukan. Padahal, hal tersebut secara langsung membuat Si Buah Hati menganggap Bunda tidak percaya pada kemampuannya,” jelasnya. 

Membatasi aktivitas Si Buah Hati akan membuat ia kesulitan dalam memecahkan masalah dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikannya kemudian. Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan oleh Bunda? 

Ketika Si Buah Hati sudah merasa aman di batas tertentu, sebaiknya Bunda membebaskan Si Buah Hati untuk menguji kemampuannya. Hal ini nantinya akan mendorong ia menjadi pribadi yang lebih mandiri.

Tips Melatih Si Buah Hati Lebih Mandiri

Di usia prasekolah, keinginan Si Buah Hati untuk melakukan sesuatu sendiri mulai tumbuh. Biasanya ia mengikuti Bunda melakukan tugas di rumah, seperti menyapu lantai, melipat pakaian, atau membuat kue. 

Nah, momen-momen seperti ini harus Bunda manfaatkan untuk mendukung kemandirian Si Buah Hati. Berikut ini adalah beberapa tipsnya:

1. Sediakan Fasilitas

Saat Si Buah Hati tertarik untuk mengikuti apa yang Bunda lakukan, sediakanlah peralatan yang akan mendukung keinginannya tersebut. Misalnya saja ia ingin membantu membuat kue, Bunda bisa siapkan peralatan berbahan plastik yang aman digunakan Si Buah Hati.

2. Libatkan Si Buah Hati dalam Membuat Aturan

Saat melatih Si Buah Hati untuk lebih mandiri, Bunda boleh menerapkan beberapa peraturan, tapi sebaiknya ajak juga Si Buah Hati untuk membuat semacam kontrak aktivitas di rumah. 

Ajak ia berdiskusi apakah peraturan yang Bunda tawarkan bersedia ia laksanakan dan jelaskan manfaatnya. Sehingga, Si Buah Hati tidak akan memberontak di kemudian hari.

3. Buat Daftar Kemampuan Si Buah Hati

Cara ini dapat membantu Bunda mengetahui potensi apa saja yang dimiliki Si Buah Hati. Buatlah daftar hal-hal yang bisa ia lakukan sendiri, misalnya membereskan mainan atau memilih baju sendiri. Hari demi hari Bunda dapat melihat perkembangan kegiatan apa lagi yang selanjutnya bisa dilakukan sendiri oleh Si Buah Hati. 

Berbagai kegiatan yang mampu dilakukan Si Buah Hati sendiri, bisa mengajarkannya untuk tidak selalu bergantung dengan Bunda. Ini bisa menjadi salah satu cara melatih anak mandiri di Sekolah.

4. Lupakan Kesempurnaan

Bunda harus ingat bahwa Si Buah Hati belum mampu melakukan semua tugas dengan sempurna. Sebagai contoh, jika ia menumpahkan susu saat menuangkannya, tunjukkan bagaimana cara membersihkannya tanpa kritik dan memberitahunya bahwa menumpahkan susu adalah hal yang wajar karena ia masih dalam tahap belajar. Hal ini menghindari Si Buah Hati merasa bersalah dan takut mencoba lagi.

Manfaat Menjadi Anak yang Mandiri

Mengajarkan Si Buah Hati untuk belajar mandiri dapat memberikan berbagai manfaat bagi Si Buah Hati, di antaranya:

  • Merasa bangga ketika berhasil menguasai keterampilan barunya.
  • Mendapatkan banyak pelajaran penting. Dengan demikian, ia pun tumbuh menjadi anak yang percaya diri.  Kelak ini bisa menjadi salah satu cara mengatasi anak pemalu di sekolah.
  • Merasa berkontribusi terhadap orang-orang di sekitarnya.
  • Membantu Si Buah Hati mengembangkan kualitas kesabaran, konsentrasi, kerja sama, disiplin diri, kepercayaan diri, dan kepekaan terhadap orang lain. 
  • Mendukung Si Buah Hati berani bereksplorasi.

Dukung proses belajar Si Buah Hati untuk mandiri dengan memberikannya makanan yang bernutrisi dan lengkapi dengan susu pertumbuhan. Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. 

Jangan lupa, pastikan Bunda cek label kemasan dan pilih susu pertumbuhan yang sesuai dengan usianya. Yuk, latih kemandirian Si Buah Hati dengan memberikannya kesempatan melakukan beberapa tugas sederhana di rumah! 

Selain dapat melatih anak mandiri di sekolah, hal ini juga tentunya berguna untuk mendukung pertumbuhannya di kemudian hari. 

Image Article
Terapkan Pola Asuh Berikut Ini Agar Si Kecil Mandiri
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
On
Quiz Answer 1 A
Kesulitan dalam memecahkan masalah
Quiz Answer 1 B
Membuatnya lebih percaya diri
Quiz Answer 1 C
Kesehatannya terjaga
Quiz Answer 1 D
Menjadi pribadi yang lebih baik
Quiz Answer 2 A
Lebih percaya diri
Quiz Answer 2 B
Mendukung Si Kecil bereksplorasi
Quiz Answer 2 C
Lebih kreatif
Quiz Answer 2 D
Semua benar
Quiz Answer 3 A
Sediakan fasilitas penunjang
Quiz Answer 3 B
Temani Si Kecil tidur
Quiz Answer 3 C
Belikan mainan
Quiz Answer 3 D
Nyanyikan saat tidur
Quiz 1
Dampak membatasi aktivitas Si Kecil adalah
Quiz 3
Salah satu tips melatih kemandirian anak
Quiz 2
Manfaat anak mandiri adalah
Kunci Quiz 1
A
Kunci Quiz 2
D
Kunci Quiz 3
A

Stimulasi Kecerdasan Si Buah Hati melalui Permainan dan Eksplorasi

Published date

Sejak dalam kandungan, sel otak mulai terbentuk dan terus berkembang pesat hingga mencapai milyaran sel sampai usia 2 tahun. Sejak usia kehamilan 6 bulan, dibentuklah hubungan antarsel untuk membentuk rangkaian fungsi-fungsi yang kompleks. Semakin bervariasi stimulasi yang diterima Si Buah Hati, maka semakin kompleks pula hubungan antarsel otaknya. Semakin sering dan teraturnya Si Buah Hati menerima stimulasi, maka semakin kuat juga hubungan antarsel otaknya. Kompleksitas dan kuatnya hubungan antarsel otak ini kemudian mempengaruhi tinggi dan beragamnya kecerdasan Si Buah Hati. Jika dikembangkan terus menerus, maka Si Buah Hati akan mempunyai kecerdasan yang optimal. 

Oleh karena itu, Bunda berperan penting untuk mendukung perkembangan kecerdasan Si Buah Hati melalui stimulasi setiap hari pada semua sistem inderanya (pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan). Selain itu, penting juga untuk menstimulasi motorik kasar dan halus Si Buah Hati, mengajaknya berkomunikasi, serta merangsang perasaan dan pikiran Si Buah Hati dengan penuh kasih sayang. Bunda dapat memberikan stimulasi kepada Si Buah Hati kapanpun dan di manapun lho! Setiap interaksi Bunda dan Si Buah Hati seperti ketika sedang memandikan, menyuapi makanan, mengajak berjalan-jalan, bermain, atau menjelang tidur, dapat Bunda jadikan momen yang tepat untuk mulai menstimulasi Si Buah Hati. Mudah bukan?

Tips stimulasi kecerdasan Si Buah Hati

  1. Kecerdasan berbahasa verbal Si Buah Hati dapat distimulasi dengan rutin melakukan percakapan sederhana atau membacakan cerita yang dapat merangsang Si Buah Hati untuk berbicara, bercerita, bahkan menyanyikan lagu anak-anak.
  2. Stimulasi kecerdasan logika-matematik Si Buah Hati dilakukan dengan melatih cara mengelompokkan, menyusun, merangkai, menghitung mainan, bermain angka, halma, congklak, sempoa, catur, kartu, teka-teki, puzzle, monopoli, permainan komputer dll.
  3. Kembangkan kecerdasan visual-spatial Si Buah Hati dengan mengajaknya mengamati gambar, foto, merangkai dan membongkar lego, menggunting, melipat, menggambar, halma, puzzle, rumah-rumahan, permainan komputer dll.
  4. Melatih kecerdasan gerak tubuh Si Buah Hati dengan berdiri menggunakan satu kaki, jongkok, membungkuk, berjalan di atas satu garis, berlari, melompat, melempar, menangkap, latihan senam, menari, atau olahraga permainan yang dapat Bunda lakukan bersama Si Buah Hati.
  5. Kecerdasan musikal Si Buah Hati dapat distimulasi melalui berbagai aktivitas menyenangkan seperti mendengarkan musik, bernyanyi, memainkan alat musik, mengikuti irama dan nada.
  6. Untuk melatih kecerdasan emosi interpersonal, ajak Si Buah Hati untuk melakukan permainan bersama dengan anak yang lebih tua dan lebih muda, ajak untuk saling berbagi kue, mengalah, meminjamkan mainan, kerjasama tim membuat sesuatu, permainan mengendalikan diri, mengenal berbagai suku, bangsa, budaya, agama  melalui buku, TV dll. 
  7. Sedangkan untuk melatih kecerdasan emosi intrapersonal, Bunda perlu menyiapkan sebuah momen quality time bersama Si Buah Hati agar dapat mulai menceritakan perasaan, keinginan, cita-cita, pengalaman, berkhayal, atau dengan  mengarang cerita sekalipun.
  8. Kecerdasan naturalis juga tidak kalah penting untuk dikembangkan. Bunda dapat melakukan berbagai eksplorasi seru bersama Si Buah Hati seperti menanam biji hingga tumbuh, memelihara tanaman dalam pot, memelihara binatang, berkebun. Selain itu, mengajak Si Buah Hati untuk pergi berwisata di hutan, gunung, sungai, pantai, mengajaknya mengamati langit, awan, bulan dan juga bintang bisa mengembangkan kecerdasan naturalis Si Buah Hati sekaligus kehangatan keluarga.

Penting sekali bagi Bunda untuk dapat mengetahui potensi kecerdasan Si Buah Hati sedini mungkin. Jika Bunda merasa Si Buah Hati mempunyai suatu potensi kecerdasan, sebaiknya hal tersebut dirangsang secara konsisten agar semakin optimal perkembangannya. Sehingga dewasa nanti, Si Buah Hati akan mempunyai kecerdasanyang membanggakan seperti yang Bunda harapkan.

Artikel ini ditulis oleh: Dr. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi.

 

Image Article
Stimulasi Kecerdasan Si Kecil melalui Permainan dan Eksplorasi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Pintar Bangun Pagi Berkat Jam Beker

Published date

Susahnya membangunkan Si Buah Hati di pagi hari agar tidak terlambat ke sekolah. Gunakan kemampuan penyelesaian masalah dengan memperkenalkan jam beker padanya. Walau terkesan sudah ketinggalan jaman, keberadaannya masih dimanfaatkan untuk menstimulasi agar bisa bangun tepat waktu. Pertimbangkan beberapa hal berikut ini sebelum membelikan jam beker untuk Si Buah Hati

Tujuan Pemberian Jam Beker

Jam beker dapat membantu Si Buah Hati bangun pagi tanpa bantuan orangtuanya. Aksi cerdas ini sangat berguna untuk menghindarkannya dari kebiasaan mengompol dengan mengingatkannya untuk buang air kecil di pagi hari. Selain itu, jika sudah terbiasa dengan proses belajar dan adaptasi dengan rutinitas baru, ia dapat bangun sendiri, bahkan tanpa jam beker. Tekankan padanya jam beker tidak akan memberikan efek yang menguntungkan jika ia tidak mendengarkannya dan meresponnya dengan cepat.

Pertimbangan Sebelum Membeli Jam Beker

Ada beberapa faktor yang bisa Bunda pertimbangkan sebelum memberikan jam beker pada Si Buah Hati. Mulai dari kemudahan untuk mengatur, mudah dibersihkan, tidak mudah rusak saat tersenggol, dan hemat daya listrik. Jam beker mempunyai beberapa suara khas yang bisa dipilih. Jam beker yang menggunakan suara familiar lebih mendukung stimulasinya untuk bangun pagi. Selain itu, pilih dengan suara bip rendah yang juga terbukti efektif.

Cara Pemakaian Jam Beker

Bangun pagi mempunyai banyak manfaat, mulai dari menjamin kecukupan waktu istirahat hingga menunjang proses belajar, perkembangan kemampuan kognitifnya, dan mendukung optimalnya tumbuh kembang Si Buah Hati. Sebelum tidur, biasakan untuk mengatur jam berapa dia ingin bangun dan lakukan ini secara teratur selama 3-4 minggu, sehingga tubuh dan pikiran telah memiliki kemampuan memori tersebut. Dorong untuk segera mematikan jam beker yang menyala dan segera pergi ke kamar mandi atau melakukan peregangan ringan di kamar.

Walaupun dikelilingi oleh perkembangan teknologi yang cukup pesat, terkadang dibutuhkan peralatan seperti jam beker, untuk membantu menerapkan kebiasaan bangun pagi pada Si Buah Hati. 

Gunakan kemampuan penyelesaian masalah dengan memperkenalkan jam beker padanya. Walau terkesan sudah ketinggalan jaman, keberadaannya masih dimanfaatkan untuk menstimulasi agar bisa bangun tepat waktu. Pertimbangkan beberapa hal berikut ini sebelum membelikan jam beker untuk Si Buah Hati.

Terapkan edukasi yang baik pada Si Buah Hati dengan sepenuh hati dan DANCOW akan selalu mendukung Cinta Bunda agar Ia Berani Bereksplorasi.

Image Article
Pintar Bangun Pagi Berkat Jam Beker
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

7 Cara Belajar Sepeda bagi Si Buah Hati

Published date

Belajar bersepeda merupakan kegiatan yang menyenangkan. Olahraga ini disukai berbagai kalangan, dari mulai orang dewasa hingga anak-anak. Apakah Si Buah Hati kesayangan Bunda juga suka main sepeda? Sudah sejauh mana dia mampu mengendalikan sepedanya?

Niima Nur Azizah pada penelitian berjudul Gambaran Stimulasi Perkembangan oleh ibu terhadap Anak Usia Pra Sekolah di TKIT Cahaya Ananda, Depok mengutip pernyataan Marilyn Hockenberry pada buku Wong's Essential of Pediatric Nursing tentang perkembangan kemampuan bersepeda pada anak.

Menurut Marilyn, Si Buah Hati mulai mampu mengayuh sepeda roda tiga saat masih usia prasekolah. Kemahirannya mengendarai sepeda akan bertambah sejalan dengan usianya.

Namun, harus diakui setiap anak memiliki penguasaan sepeda berbeda-beda saat belajar naik sepeda roda dua. Ada yang langsung piawai setelah beberapa kali mencoba. Ada pula yang butuh usaha lebih keras untuk mengendalikan sepedanya, termasuk harus jatuh bangun berkali-kali.

Ayah dan Bunda tidak boleh menyerah untuk terus mengajarkan Si Buah Hati naik sepeda roda dua. Sebab, proses belajar sepeda menumbuhkan keberanian dalam dirinya. Bersepeda juga memiliki manfaat lain seperti menstimulasi tumbuh kembang anak, dan juga melatih konsentrasinya.

Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak yang dikeluarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2006, kurangnya stimulasi bisa menyebabkan menyimpangnya tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap. 

Diharapkan orang tua dapat memberikan stimulus kepada Si Buah Hati usia 0-6 tahun. Pemberian rangsangan itu termasuk juga mengajarkannya mengendarai sepeda roda dua. Yuk, simak beberapa tips mengajarkan anak naik sepeda roda dua.

1. Tumbuhkan Rasa Senang Pada Sepeda

Pada dasarnya,  kecintaan pada sepeda sudah muncul sejak Si Buah Hati belum bisa naik sepeda sendiri. Saat ia sudah mampu duduk dengan tegak dan stabil, Bunda akan membelikannya sepeda roda tiga. 

Lalu,  Bunda bisa mendudukkan Si Buah Hati di atas sepeda dan mendorongnya sambil berkeliling perumahan di sore hari. Kegiatan ini akan membuat dia suka naik sepeda.

2. Pilih Sepeda yang Sesuai dengan Postur Tubuh

Bunda bisa memilih belajar sepeda yang sesuai dengan postur tubuh Si Buah Hati, sehingga lebih mudah dikendalikan. Kalau bisa, sadel sepeda tidak terlalu tinggi sehingga dia masih bisa menapak ke tanah. 

Jadi, bila sepeda oleng, dia bisa langsung bertumpu pada kedua kaki. Bila sudah mahir dengan sepeda kecil, anak tidak akan menemukan kesulitan yang berarti untuk naik sepeda roda dua lain meskipun ukurannya lebih besar.

3. Berlatih Bersama Teman Sebaya

Latihan bersepeda bisa dilakukan di tempat yang ramai. Misalnya di lapangan di tengah perumahan di mana Si Buah Hati biasa bermain dengan teman-temannya yang sudah bisa bersepeda.

Hal ini akan memberinya motivasi untuk bisa bersepeda, karena tidak mau kalah dengan temannya.

4. Beri Bantuan Roda

Sebelum piawai menggunakan sepeda roda dua, Bunda bisa memberikan tambahan roda pada ban belakang untuk menjaga keseimbangan. Kedua roda kecil menumbuhkan rasa aman dalam diri anak. 

Pastikan Si Buah Hati sudah sangat mahir bersepeda roda dua, sebelum akhirnya Bunda melepaskan roda tambahan tersebut.

5. Memotivasi

Berikan pemahaman tentang pentingnya bersepeda roda dua pada Si Buah Hati. Bilang padanya kalau kegiatan ini dapat membuat tubuh lebih sehat. Selain itu, keterampilan bersepeda roda dua merupakan dasar dari cara menjaga keseimbangan diri. 

Sehingga dia bisa menggunakan teknik yang sama untuk mempelajari beberapa permainan lain, seperti papan luncur, sepatu roda, bahkan sepeda motor bila dia dewasa nanti

6. Tuntun dan Beri Arahan

Bila Si Buah Hati masih merasa takut belajar naik sepeda roda dua, orang tua bisa menuntun sepedanya dan memberi arahan untuk mengendarainya. Saat anak sudah mulai menyesuaikan diri dan seimbang, Ayah atau Bunda bisa melepaskan pegangannya perlahan. 

Pastikan ia sudah percaya diri, sebelum orang tua membiarkannya melaju bersama sepeda roda dua.

7. Jangan Marah

Jangan marah bila Si Buah Hati jatuh atau menabrak suatu barang. Bunda justru harus membesarkan hatinya. Kemudian tetap memberi semangat padanya untuk terus belajar bersepeda roda dua.

Si Buah Hati akan semakin aktif saat sudah mahir bersepeda roda dua. Aktivitas ini juga dapat menguatkan otot-ototnya sehingga dia bisa lebih sehat. 

Keberadaan Ayah dan Bunda selama proses belajar bersepeda membuat anak bisa mengatasi rasa takut jatuh karena kehilangan keseimbangan. Jangan lupa memberikan helm, pelindung lutut dan siku agar proses belajar berjalan dengan aman.

Dukung perkembangan anak dengan susu pertumbuhan yang mengandung probiotik, seperti Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Strategi Mengajarkan Si Kecil Belajar Naik Sepeda Roda Dua
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Cara Mengajarkan Si Buah Hati Problem Solving

Published date

Ada banyak pengetahuan dasar dan kemampuan yang perlu dkembangkan Si Buah Hati untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal. Selain perkembangan kemampuan memori dan atensi yang mengarah pada kecerdasannya, kemampuan penyelesaian masalah juga harus ditumbuhkan sejak dini. 

Lakukan langkah-langkah berikut ini untuk mengajarkannya pada sang buah hati:

1. Tunjukkan Kasih Sayang

Semua sikap dan perilaku orang tua terhadap Si Buah Hati harus dilakukan dengan dasar kasih sayang. Hal tersebut wajib dilakukan semua orang tua untuk menanamkan keyakinan bahwa ia layak diperlakukan dengan cinta kasih. 

Kepercayaan diri inilah yang berpengaruh besar dalam penentuan keputusan untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, tanpa bantuan dari orang lain.

2. Jadilah Panutan yang Baik

orang tua yang memiliki sikap positif dan menghargai diri sendiri akan melahirkan anak-anak yang punya kepribadian kurang lebih sama. Tidak perlu menjadi sempurna tapi selalu berusaha tumbuh dan meningkatkan kemampuan yang dimiliki. 

Apabila Si Buah Hati mengalami kesulitan, baik dalam proses belajar maupun saat bermain, tahan diri untuk terjun dan membantunya menyelesaikannya, tapi dukung stimulasinya untuk mencari jawabannya sendiri.  

3. Berikan Pujian

Berikan pujian pada Si Buah Hati sesering mungkin, setiap kali mereka melakukan sesuatu yang benar. Akan tetapi pilih kata-kata yang sesuai, yaitu dengan menghargai aksi cerdas dan usaha keras yang dilakukannya, dan bukan mengarah ke fisik.  

Tetapkan tujuan yang bisa dicapai oleh anak-anak yang sesuai dengan kemampuan dan tahapan usianya. Memberikan tujuan yang terlalu muluk tidak hanya membuatnya kewalahan, tapi juga merasa rendah diri karena sudah merasa tidak bisa, walau belum mencobanya.

4. Dukung dengan Aktivitas Interaktif

Di jaman modern seperti sekarang ini, orang tua harus bijaksana memanfaatkan perkembangan teknologi untuk mendidik Si Buah Hati. Bunda bisa mengunduh aplikasi khusus anak yang berisi aktivitas interaktif. 

Dasar perkembangan kemampuan menyelesaikan masalah adalah dengan mempercayai diri sendiri terlebih dahulu dan selalu berpikir positif dalam menghadapi tantangan. Jangan lupa untuk membimbingnya dengan penuh perhatian ya, Bunda. 

Tambahkan juga DANCOW 3+ Nutritods dalam menu harian Si Buah Hati. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Bantu Bunda Membuat Daftar Belanja dapat Melatih Si Kecil dalam Problem Solving
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

5 Hal yang Memicu Si Buah Hati Sering Tantrum

Published date

Pada usia 3 tahun, Si Buah Hati akan mengalami perkembangan yang menakjubkan. Dari segi emosional, Si Buah Hati sering mengatakan “tidak” dan sering mengalami tantrum atau marah-marah. Perilaku bicara “tidak” itu adalah salah satu cara ia untuk menunjukkan self-autonomy. Di sini Si Buah Hati ingin menjadi pusat perhatian dan gemar “membantah”.

Kata “tidak” menunjukkan bahwa Si Buah Hati ingin mengungkapkan bahwa dirinya “ada” dan memiliki keinginan yang semestinya terpenuhi. Selain bentuk pengungkapan diri, kata “tidak” adalah bentuk sikap ingin diperhatikan. Jika kata itu dirasa kurang ampuh, Si Buah Hati akan menggantinya dengan melakukan tantrum.

Menurut penelitian Agustina Wulandari dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, banyak hal yang dapat memicu emosi Si Buah Hati meledak hingga tantrum. Misalnya:

1. Rasa lelah

Si Buah Hati yang memiliki aktivitas padat dan tidak punya banyak waktu untuk bermain, biasanya akan merasa kelelahan. Di sinilah ia menjadi lebih sensitif dan cepat marah.

2. Keinginannya Tidak Tercapai

Jika memiliki keinginan yang tidak tercapai, Si Buah Hati akan merasa gagal. Seperti orang dewasa, ia pun bisa merasa frustasi. Keadaan inilah yang kemudian memicu perasaan marah.

3. Kekangan Orang Tua

Anak usia 3 tahun juga dapat merasa jenuh dengan kekangan dari orang tua yang terkesan selalu mendikte. Marah adalah salah satu ledakan dari perasaan jenuh tersebut.

4. Perkembangan Fisik dan Kognitif

Di usia dini, perkembangan fisik dan kognitif Si Buah Hati lebih cepat ketimbang kemampuannya berbahasa atau berbicara. Pada saat inilah, ia merasa sulit mengungkapkan keinginannya hingga frustasi dan marah.

5. Kondisi Sosial

Usianya memang masih sangat muda, namun bukan berarti Si Buah Hati tidak mengerti kejadian yang berlangsung di sekitarnya. Ketika merasakan ada situasi berbeda yang terkesan mengancam kenyamanannya, misalnya kedua orang tua berpisah, Si Buah Hati bisa menunjukkan sikap frustasi hingga akhirnya tantrum.

Dalam buku Serba-serbi Anak, Windya Novita, pada umumnya, Si Buah Hati menunjukkan rasa kesal atau amarah dengan menghentakkan kaki, menendang, berteriak, meninju, membanting pintu, merengek, atau kerap menyatakan tidak.

Sikap marah-marah itu ia anggap sebagai sesuatu yang bisa membuat orang di sekitar akan memberikan perhatian. Si Buah Hati akan berhenti tantrum bila ada orang dewasa yang kemudian memberikan perhatian atau memberikan sesuatu yang diinginkan.

Untuk mencegah hal ini terjadi berlarut-larut, Bunda dapat mengajak Si Buah Hati melakukan kegiatan yang dapat mengalihkan perhatiannya. Misalnya dengan cara:

A. Memberikan Perhatian

Mungkin Bunda memiliki segunung kesibukan. Namun bila Si Buah Hati mengajak Bunda bermain, sebaiknya turutlah dalam dunianya. Meluangkan waktu untuk ikut bermain bersama akan membuat Si Buah Hati merasa memperoleh perhatian dan kasih sayang.

B. Beri Pengertian

Ketika Si Buah Hati meminta sesuatu dan Bunda tidak dapat memenuhinya, sebaiknya jangan langsung memberikan penolakan. Namun berikanlah ia pengertian bila Bunda tidak bisa memberikan hal yang diinginkan Si Buah Hati pada saat itu juga. Dengan memberikan alasan, Si Buah Hati pun akan belajar memahami kondisi orang tuanya.

C. Alihkan Perhatian Si Buah Hati

Jika Si Buah Hati terlanjur marah dan tantrum, cobalah Bunda alihkan perhatiannya ke hal yang lebih menarik. Misalnya memberikan mainan yang paling disukai atau mengajaknya melakukan hal-hal menyenangkan, seperti membaca buku atau menonton film kesayangan.

D. Ajari Si Buah Hati Mengatasi Rasa Marah

Di usia 3 tahun, sesungguhnya Si Buah Hati sudah bisa mengerti apa yang Bunda bicarakan. Karena itu, ada baiknya bila Bunda juga mengajarinya cara mengungkapkan keinginan dan amarah yang benar. Seperti meminta Si Buah Hati masuk ke kamar kala marah. Dan baru boleh menghampiri Bunda usai emosinya mereda.

Hal yang terpenting, Bunda tidak perlu ikut emosi dalam menghadapi Si Buah Hati yang sedang marah. Sebab, pada dasarnya, Si Buah Hati hanya perlu bimbingan dan diberi pengertian.

Bunda juga dapat mendukung tumbuh kembang emosional Si Buah Hati dengan memberikan DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Tips Atasi Si Kecil yang Hobi Bilang Tidak dan Sering Tantrum
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off