Stimulasi Pendengaran Bayi: 5 Cara Efektif untuk Mengoptimalkannya

Published date

Perkembangan pendengaran bayi barangkali menjadi aspek yang jarang diperhatikan oleh para orangtua. Namun, perlu Bunda ketahui, stimulasi pendengaran bayi juga memainkan peran penting dalam seluruh perkembangan Si Buah Hati sejak ia dilahirkan. Oleh karena itu, bayi perlu mendapatkan stimulasi pendengaran dan komunikasi sejak awal kehidupannya agar tumbuh kembangnya optimal ya Bunda.1

Kapan Bayi Bisa Merespons Suara?

Bayi sudah memiliki kemampuan mendengar sejak berada di dalam kandungan. Saat berada dalam kandungan, bayi sudah dapat mendengar suara detak jantung dan pencernaan Bunda. Bukan hanya itu, sebelum dilahirkan, Si Buah Hati bahkan sudah bisa mengenali suara Bunda serta anggota keluarga lainnya.

Setelah Si Buah Hati terlahir ke dunia, kemampuan pendengarannya pun akan berkembang pesat. Bayi akan dapat mendengarkan suara dari sekitarnya dengan lebih keras dan jelas.2

Sejak lahir, bayi sudah mulai bisa merespons suara. Hal ini dapat terlihat ketika bayi tampak memperhatikan mainan atau benda-benda di sekitarnya yang mengeluarkan suara. Tidak jarang, bayi juga akan menoleh ke arah sumber suara.3

Bayi juga sangat menyukai suara Bunda loh. Jadi, sebaiknya Bunda lebih sering mengajak Si Buah Hati berbicara, menyanyi, atau mengoceh ya.

Bunda juga bisa membalas atau menirukan celotehnya saat Si Buah Hati mengeluarkan suara dari mulut kecilnya. Kemudian, tunggulah hingga bayi kembali membalas ocehan Bunda. Cara ini cukup efektif untuk memberikan stimulasi pendengaran bayi dan mengajarkan Si Buah Hati berkomunikasi sejak dini.

Baca Juga: Tahap Perkembangan Bayi yang Wajib Diketahui

Cara Mudah Stimulasi Pendengaran Bayi di Rumah

Memberikan stimulasi pendengaran bayi menjadi salah satu aspek penting untuk mendukung perkembangan Si Buah Hati. Namun sayangnya, perkembangan pendengaran bayi kerap luput dari perhatian para orang tua. Padahal, kemampuan mendengar juga memainkan peran penting dalam keseluruhan tumbuh kembang Si Buah Hati.

Itulah mengapa sangat penting memberikan stimulasi pendengaran bayi demi mendukung tumbuh kembangnya. Berikut ini cara stimulasi pendengaran bayi yang dapat Bunda lakukan:

● Ajak bayi berbicara

Setiap orangtua memiliki kemampuan merangsang pendengaran bayi. Hal ini dikarenakan bayi sangat menyukai suara orangtuanya, bahkan sejak ia berada di dalam kandungan.

Oleh karena itu, cara stimulasi pendengaran bayi yang paling utama adalah dengan lebih sering mengajak Si Buah Hati berbicara. Bunda bisa mengasah kemampuan pendengaran bayi dengan mengajaknya bicara sepanjang hari, seperti saat menggantikan popok, memandikan, memberikan ASI, atau ketika menggendongnya.4

Dengan lebih sering mengajak Si Buah Hati berbicara, Bunda tidak hanya akan memberikan stimulasi pendengaran bayi, tetapi juga mendukung perkembangan otak dan kemampuan berkomunikasinya.5

Saat berkomunikasi dengan bayi, Bunda disarankan menggunakan intonasi sesuai, tapi dengan kecepatan bicara perlahan. Selain itu, jangan lupa untuk berbicara dengan ekspresi ceria dan menyenangkan ya Bunda. Sebab, berdasarkan penelitian, cara bicara dengan sesuai dan ekspresif akan lebih menarik bagi bayi dan membantu Si Buah Hati memahami ucapan orang tuanya.6

● Bacakan buku

Selain aktif mengajak Si Buah Hati berbicara, Bunda juga dapat membacakan buku cerita untuk memberikan stimulasi pendengaran bayi. Bunda bisa memilih buku cerita bergambar untuk dibacakan kepada Si Buah Hati setiap hari. Gunakan intonasi jelas dan suara yang menyenangkan saat membacakan cerita ya Bunda. Dengan begitu, Si Buah Hati bisa lebih tertarik mendengarkan suara Bunda dan kemampuan pendengarannya pun terasah.7

● Menyanyi

Selain membacakan buku, Bunda juga bisa lebih sering mengajak Si Buah Hati bernyanyi untuk menstimulasi kemampuan pendengarannya. Saat bernyanyi, Bunda tidak hanya dapat meningkatkan kemampuan pendengaran Si Buah Hati, tetapi juga bisa membantu mengembangkan regulasi emosionalnya.

● Ajak bermain

Salah satu tips penting untuk memberikan stimulasi pendengaran bayi adalah dengan mengajak Si Buah Hati bermain. Ada berbagai jenis permainan yang bisa Bunda mainkan bersama Si Buah Hati. Salah satunya adalah dengan menggunakan kerincingan. Permainan ini akan melatih refleks bayi untuk meraih dan menggenggam kerincingan yang Bunda gerakkan naik turun agar berbunyi.

Bunda juga bisa bernyanyi lagu “Kepala, Pundak, Lutut, Kaki” bersama Si Buah Hati. Saat bernyanyi sambil sentuh bagian tubuh yang disebut. Ini membuat Si Buah Hati merasakan pengalaman baru dalam mendengar.

● Mendengarkan musik

Stimulasi pendengaran bayi juga dapat diberikan melalui musik. Selain bermanfaat sebagai stimulasi pendengaran, musik juga diketahui dapat membuat bayi tumbuh pintar dan gembira. Musik terbukti dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan memori bayi, juga dapat membantu bayi melepaskan hormon endorfin yang dikenal sebagai hormon kebahagiaan.8
 

 

Sumber:

  1. Newborn Hearing Development - Ovum Hospitals. Retrieved May 27 2024 from https://ovumhospitals.com/blog/newborn-hearing-development-promoting-auditory-stimulation-and-communication
  2. Your Baby’s Hearing, Vision, and Other Senses 2 Months - Kids Health. Retrieved May 27 2024 from https://kidshealth.org/en/parents/senses-2mos.html
  3. Simple and Easy Games For Babies To Help Develop Their Sense of Hearing - Pathway. Retrieved May 27 2024 from https://pathways.org/hearing-sense-activities/
  4. Baby Talk - WebMD. Retrieved May 27 2024 from https://www.webmd.com/parenting/baby/baby-talk
  5. EARLY CHILDHOOD — Chatting With Babies Helps Brain Development | Announce - University of Nebraska-Lincoln. Retrieved May 27 2024 from https://newsroom.unl.edu/announce/lancasterextension/9974/59368
  6. 11 Activities for Babies 0 - 6 Months Old - Parents. Retrieved May 27 2024 from https://www.parents.com/baby/development/growth/11-simple-activities-for-babies-0-to-6-months/
  7. Baby hearing development - Baby Center. Retrieved May 27 2024 from https://www.babycenter.com/baby/baby-development/baby-sensory-development-hearing_6509
  8. Baby music: The soundtrack to your child's development - UNICEF. Retrieved May 27 2024 from https://www.unicef.org/parenting/child-development/baby-music-soundtrack-to-development
Image Article
Stimulasi Pendengaran Bayi 5 Cara Efektif untuk Mengoptimalkannya
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Membangun Kemampuan Sosialisasi Anak Sejak Dini

Published date

Sejak lahir, manusia sudah langsung bersosialisasi. Bayi yang baru lahir bersosialisasi dengan orang tuanya. Si Buah Hati akan menjadikan Bunda orang favoritnya untuk memenuhi segala kebutuhannya, mulai dari makanan, kenyamanan, dan perhatian.1

Seiring bertambahnya usia, Si Buah Hati yang berusia 1 tahun akan mulai mengenal ada orang lain selain dirinya dan orang tuanya. Selanjutnya di usia 2 tahun, Si Buah Hati akan mulai menikmati bermain dengan teman sebayanya. Tapi seperti kemampuan yang lain, kemampuan sosial anak juga berkembang perlahan. Untuk itu, Bunda perlu memberikan dukungan yang tepat bagi perkembangan sosial Si Buah Hati.

Pentingnya Merangsang dan Mendukung Perkembangan Sosial Anak

Cara anak bersosialisasi mungkin belum seluwes orang dewasa, karena kemampuan sosial masih berkembang di setiap tahap usianya. Kemampuan ini juga berkaitan dengan kemampuan emosional anak dan menjadi cerminan bagaimana Si Buah Hati memahami cara berhubungan dengan orang di sekitarnya.

Merangsang dan mendukung kemampuan sosial penting dilakukan karena nantinya akan berpengaruh pada cara anak berinteraksi dengan teman sebaya dan orang dewasa. Harapannya, dengan kemampuan sosial dan emosional yang matang, Si Buah Hati dapat menjalin pertemanan yang sehat, saling menghargai, menciptakan rasa aman bagi dirinya dan orang lain, serta punya rasa percaya diri.

Anak pintar bersosialisasi akan membantu kemudahan membangun pertemanan, termasuk memahami aturan sosial dan berperilaku terhadap orang lain.2

Baca Juga: Anak Kurang Bersosialiasi? Ini Tips untuk Melatihnya!

Cara Membangun Kemampuan Sosialisasi Anak

Kemampuan sosialisasi anak tidak terjadi begitu saja. Bunda perlu merangsang agar kemampuan ini semakin matang. Ada beberapa tips bersosialisasi dengan anak yang bisa orangtua terapkan sejak dini. Apa saja?

1. Bangun kedekatan emosional

Bunda dan Ayah perlu menciptakan proses kedekatan emosional yang kuat dengan anaknya, dengan memberikan kebutuhan-kebutuhan dasar anak seperti perhatian dan kasih sayang, agar anak merasa tenang. Cara ini bertujuan agar Si Buah Hati punya tempat aman dan nyaman untuk mereka berbagi dan mengekspresikan perasaan yang mereka miliki.3

2. Ajak komunikasi

Sering lakukan komunikasi, kontak mata, tersenyum, memanggil nama, dan mengajak bicara anak dengan kalimat yang mudah dipahami. Salah satu kunci penting dalam membangun keterampilan sosial anak adalah komunikasi. Bantu Si Buah Hati untuk mengembangkan keterampilan komunikasinya dengan mendorong anak mengekspresikan diri secara bebas, baik lewat kata-kata atau tindakan.4

3. Ajari berbagi

Berbagi adalah kunci penting dalam sosialisasi anak. Apalagi jika Si Buah Hati sedang bermain dengan teman sebayanya. Anak akan belajar berbagi dan bergantian dari keluarga. Oleh karena itu, Bunda dan Ayah perlu menjadi contoh yang baik. Si Buah Hati juga perlu kesempatan untuk praktik berbagi.5 Bunda bisa memulainya dengan minta berbagi makanan kesukaannya atau bergantian memegang mainannya.

4. Kembangkan empati

Selain mengembangkan kemampuan sosial, anak usia 2 tahun juga sedang belajar mengenai empati. Empati menjadi suatu bentuk kemampuan memahami dan berbagi perasaan orang lain. Bunda bisa mengajarkan Si Buah Hati untuk mengenali perasaan orang lain dan berbagi. Misalnya, "Temanmu terlihat sedih karena kehilangan boneka kelincinya. Bagaimana kalau kita bantu mengembalikannya?" Kemampuan anak untuk mengikuti arahan masih berkembang, jadi Bunda tidak perlu berharap Si Buah Hati langsung patuh.6 

5. Ajari menyelesaikan konflik

Konflik atau permasalahan tidak bisa dihindari dalam kehidupan ini. Keterampilan menyelesaikan konflik ini sangat penting bagi anak untuk menjalani kehidupan nantinya. Mengajari anak kemampuan untuk menyelesaikan masalah tidak selalu mudah. Sering kali, orang tua ingin segera menyelesaikan konflik antar-anak yang sedang bermain. Karena itu, Bunda perlu bersikap tenang dan memberikan waktu Si Buah Hati untuk menyelesaikan persoalannya sendiri. Dengarkan Si Buah Hati yang bercerita tentang konflik yang dialaminya. Bunda juga bisa mengenalkan perasaan yang sedang dialami Si Buah Hati. Misalnya, "Adik sedih karena belum bisa main dengan mainan Kakak?" Selain memahami perasaannya, Bunda dapat mengajarkan Si Buah Hati untuk mengungkapkan keinginannya dengan sopan, misalnya menggunakan kata "tolong".7

6. Ajari menunggu

Menunggu adalah hal yang membosankan, tapi ini merupakan salah satu poin penting dalam keterampilan sosialisasi anak. Jika Si Buah Hati tantrum saat sedang menunggu, ini merupakan tanda bahwa ia merasakan perasaan besar. Bunda bisa memvalidasi perasaan dengan memeluknya saat menangis. Tujuannya adalah agar Si Buah Hati tahu bahwa Bunda memahami apa yang dirasakannya saat itu.8

7. Ajari tentang ketegasan

Berbagi memang baik, tapi mempertahankan apa yang jadi milik Si Buah Hati juga tidak kalah penting. Jangan langsung memuji anak yang mau berbagi. Apalagi jika Si Buah Hati mau berbagi tapi setelahnya bermuka masam. Ketika mendapati hal ini, Bunda bisa mengatakan bahwa anak boleh menolak berbagi saat belum siap atau tidak ingin. Bunda bisa mengajarkannya cara menolak dengan sopan.

8. Ajari untuk tidak memukul

Anak-anak masih belum sepenuhnya bisa mengontrol emosinya. Tidak jarang ketika merasa marah, jengkel, gemas, atau kecewa mereka tidak sengaja memukul atau menendang. Karenanya, Bunda perlu mengajari anak ketika bermain untuk tidak memukul atau menendang ketika marah. Bunda bisa mengajari cara bagaimana mengatakan perasaannya saat marah.

Itu tadi delapan cara untuk membangun kemampuan sosialisasi anak yang lebih matang. Selain cara-cara tersebut, Bunda juga perlu mendukungnya dengan memberikan nutrisi yang tepat dan seimbang. Bunda bisa memberikan Si Buah Hati DANCOW 1+ Imunutri yang diformulasikan khusus bagi anak usia 1-3 tahun. Dukung si Buah Hati untuk tumbuh cerdas.

 

 

Sumber:

  1. Developmental milestones: socialisation in babies -BabyCentre. Retrieved May 27 2024 from https://www.babycentre.co.uk/a6576/developmental-milestones-socialisation-in-babies
  2. Merangsang Perkembangan Personal Sosial Bayi - IDAI. Retrieved May 27 2024 from https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/merangsang-perkembangan-personal-sosial-bayi
  3. Learning Social and Emotional Skills in Pre-School - UNICEF North Macedonia. Retrieved May 27 2024 from https://www.unicef.org/northmacedonia/learning-social-and-emotional-skills-pre-school
  4. 8 Practical Ways To Develop Social Skills In A Child - Care Point Academy. Retrieved May 27 2024 from https://www.carepointeacademy.com/blog/posts/how-to-help-your-child-improve-their-social-skills
  5. Children sharing and learning to share - Raising Children Network. Retrieved May 27 2024 from https://raisingchildren.net.au/toddlers/behaviour/friends-siblings/sharing
  6. Social Development: 2 Year Olds - HealthyChildren.org. Retrieved May 27 2024 from https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/toddler/Pages/social-development-2-year-olds.aspx
  7. Conflict Resolution - ECCPCT. Retrieved May 27 2024 from https://www.eccpct.com/Resources/Child/Tips-for-Tots/Help-Young-Children-with-Conflict-Resolution/
  8. Teaching your Toddler Social Skills in 15 Steps - Motherly. Retrieved May 27 2024 from https://www.mother.ly/toddler/toddler-learn-play/teaching-your-toddler-social-skills-15-steps-to-success/
Image Article
Membangun Kemampuan Sosialisasi Anak Sejak Dini
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Mendidik Anak Umur 1 Tahun dengan Stimulasi Tepat

Published date

Tumbuh kembang anak, terutama di usia dini, tidak dapat lepas dari peran orang tua. Bagaimana Si Buah Hati bertumbuh akan sangat dipengaruhi oleh cara Bunda mendidiknya.

Karenanya, Bunda perlu cara yang tepat dalam mendidik anak agar Si Buah Hati dapat tumbuh dan berkembang seperti yang diharapkan.

Artikel ini akan membahas seputar cara mendidik anak umur 1 tahun agar cerdas terutama untuk perkembangan motorik dan linguistiknya. Cari tahu juga perkembangan yang dicapai anak usia 1 tahun.

Perkembangan Anak Umur 1 Tahun

Tumbuh kembang setiap anak bisa berbeda-beda meski usianya sama. Namun, ada beberapa pencapaian anak yang bisa menjadi acuan Bunda dalam memantau perkembangan Si Buah Hati.

Berikut beberapa perkembangan anak yang mungkin sudah dicapai Si Buah Hati saat usia 1 tahun:

1. Perkembangan motorik

● Mulai berjalan dan sudah bisa mengambil beberapa langkah tanpa dibantu
● Sudah bisa mengambil posisi duduk tanpa bantuan orang lain
● Dapat berdiri dan berjalan sambil berpegangan pada meja atau kursi

2. Perkembangan linguistik

● Mulai bisa menggunakan bahasa tubuh, seperti melambaikan tangan
● Mengucapkan kata pertama yang sederhana, seperti 'mama'
● Semakin sering mengoceh
● Dapat merespon kalimat permintaan yang sederhana
● Mencoba mengulang suara atau kata yang didengar

3. Perkembangan kognitif

● Mulai mencoba menirukan gerakan atau gestur dari Bunda
● Membenturkan dua buah mainan atau objek benda dengan kedua tangan
● Mencari benda yang disembunyikan
● Melihat ke arah benda yang disebutkan Bunda
● Memasukkan dan mengeluarkan objek dari kotak atau keranjang mainan

4. Perkembangan emosional

● Semakin menunjukkan keterikatan dengan orang yang dekat dengannya, seperti Bunda atau pengasuhnya
● Menangis jika ditinggalkan sendiri dan senang saat dekat dengan Bunda
● Merasa takut atau malu saat berada di sekitar orang yang tidak dikenal
● Mencari perhatian dengan mengoceh atau membuat suara-suara1

Cara mendidik anak umur 1 tahun agar cerdas perlu memperhatikan perkembangan yang telah dicapai Si Buah Hati. Berikan juga stimulasi yang tepat agar anak dapat berkembang sesuai yang diharapkan orang tua.

Baca Juga: Cara Mengajarkan Anak Membaca

Tips Cara Mendidik Anak Umur 1 Tahun agar Cerdas

Pernahkah Bunda bertanya-tanya, apa yang harus diajarkan ke anak 1 tahun? Karena sebagai orang tua, Bunda merupakan guru pertama bagi Si Buah Hati dan anak belajar banyak hal pertama kali dari orang tuanya.2

Salah satu cara merawat anak 1 tahun agar cerdas adalah dengan memberikan stimulasi yang tepat. Stimulasi ini merupakan aktivitas yang bertujuan mendorong perkembangan kemampuan anak, baik secara fisik, kognitif, maupun sosial.

Untuk hasil yang optimal, pemberian stimulasi perlu dilakukan sejak dini, saat sistem saraf berkembang pesat.3

Bunda dapat menggunakan percakapan, permainan, membacakan buku, atau bernyanyi dengan penuh cinta dan kasih sayang sebagai bentuk stimulasi untuk Si Buah Hati. Meski terlihat sederhana, namun pengaruhnya pada anak dapat sangat signifikan.

Melalui interaksi dan respons orang tua kepada anak, Bunda telah menstimulasi koneksi saraf yang akan menjadi pondasi perkembangan otak, kesehatan, dan kesejahteraan Si Buah Hati di masa depannya.4

Lalu, bagaimana cara mengajarkan anak usia 1 tahun agar cerdas secara motorik dan linguistik? Berikut contoh stimulasi yang bisa Bunda berikan pada Si Buah Hati:

1. Stimulasi untuk perkembangan motorik

Kemampuan motorik berkaitan dengan fungsi gerak tubuh. Dibagi menjadi motorik halus untuk gerakan yang melibatkan jari dan tangan, serta motorik kasar untuk gerakan dengan otot besar, seperti berjalan.5

Stimulasi untuk motorik anak, contohnya:

● Bermain balok susun atau menyusun mainan. Menyusun balok atau mainan lain membantu melatih kemampuan motorik halus dengan memegang dan menumpuk objek.6
● Bermain dengan kreativitas. Permainan kreatif seperti menggambar dan mewarnai dapat melatih motorik halusnya untuk memegang benda kecil seperti alat tulis.7
● Ajak anak bermain di luar ruangan, seperti taman. Anak bisa latihan berjalan dan melatih motorik kasarnya dengan bebas.8

2. Stimulasi untuk perkembangan linguistik

Kemampuan linguistik berhubungan dengan kemampuan anak dalam berkomunikasi. Kemampuan ini penting untuk mengekspresikan diri, berpikir dan belajar, mengatasi masalah, hingga menjalin hubungan sosial.9  Stimulasi untuk kemampuan bahasa, misalnya:

● Membacakan buku cerita untuk anak, tidak hanya menjelang waktu tidur tetapi juga saat bermain bersama. Bacakan buku dengan suara keras dan jelas untuk mendorong kemampuan bahasa anak.10
● Bicara pada anak di setiap kesempatan, seperti saat bermain, menyuapi, atau memandikan anak.11
● Ajak anak bermain bersama teman sebaya. Meskipun anak usia 1 tahun belum lancar berbicara, bermain bersama mendorong anak untuk saling berinteraksi.12

Selain memberi stimulasi anak 1 tahun agar cerdas, Bunda juga dapat mendorong perkembangan Si Buah Hati melalui asupan bergizi dari makanan dan minuman sehari-hari. Bila perlu, berikan juga susu pertumbuhan, seperti susu DANCOW 1+ Imunutri.

DANCOW 1+ Imunutri mengandung tinggi protein, kalsium, zat besi, DHA, dan Omega 3 & 6. Diformulasi khusus bagi Si Buah Hati usia 1-3 tahun agar tumbuh cerdas.

Itulah penjelasan seputar cara mendidik anak umur 1 tahun agar cerdas dan tips stimulasinya untuk Si Buah Hati.

 

 

Sumber:

  1. Your toddler's developmental milestones at 1 year - Unicef. Retrieved May 27 2024 from https://www.unicef.org/parenting/child-development/your-toddlers-developmental-milestones-1-year
  2. Della Porta SL, Sukmantari P, Howe N, Farhat F and Ross HS (2022) Naturalistic Parent Teaching in the Home Environment During Early Childhood. Front. Psychol. 13:810400. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2022.810400
  3. Importance of Early Stimulation - Unacademy. Retrieved May 27 2024 from https://unacademy.com/content/kerala-psc/study-material/child-development-and-welfare/importance-of-early-stimulation/
  4. For the development of a young child, stimulation and early learning make a world of difference - Unicef. Retrieved May 27 2024 from https://www.unicef.org/zimbabwe/stories/development-young-child-stimulation-and-early-learning-make-world-difference
  5. Toddler development - motor skills - Pregnancy Birth and Baby. Retrieved May 27 2024 from https://www.pregnancybirthbaby.org.au/toddler-development-motor-skills
  6. 25 Fun and Engaging Activities for 1-Year-Olds - Healthline. Retrieved May 27 2024 from https://www.healthline.com/health/childrens-health/activities-for-one-year-olds
  7. Movement and play: toddlers - Raising Children. Retrieved May 27 2024 from https://raisingchildren.net.au/toddlers/play-learning/play-toddler-development/movement-play-toddlers
  8. Toddler development - motor skills - Pregnancy Birth and Baby. Retrieved May 27 2024 from https://www.pregnancybirthbaby.org.au/toddler-development-motor-skills
  9. Language development in children: 0-8 years - Raising Children. Retrieved May 27 2024 from https://raisingchildren.net.au/babies/development/language-development/language-development-0-8
  10. Major Domains in Child Development - Parents. Retrieved May 27 2024 from https://www.parents.com/developmental-domains-how-children-grow-and-change-8630985
  11. Parenting tips for the first two years of life - Unicef. Retrieved May 27 2024 from https://www.unicef.org/parenting/child-development/baby-tips#1-2-years
  12. 9 Ways to Boost Your Baby's Language Development - Parents. Retrieved May 27 2024 from https://www.parents.com/baby/development/talking/signs-of-talking/
Image Article
Cara Mendidik Anak Umur 1 Tahun dengan Stimulasi Tepat
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Stimulasi Merangkak: Tips dan Trik Dukung Perkembangan Motorik

Published date

Merangkak merupakan bagian dari milestones perkembangan bayi dalam tahun pertamanya. Memasuki usia 6-9 bulan, Si Buah Hati diharapkan sudah mampu duduk sendiri tanpa bantuan. Bayi seharusnya juga sudah mulai belajar merangkak di usia ini.

Namun sebelum memasuki fase ini, Bunda perlu memberi stimulasi merangkak dengan melatih kemampuan motorik kasar bayi seperti tengkurap hingga duduk. Lalu apa saja stimulasi bayi agar cepat merangkak? Kapan bayi mulai merangkak? Bagaimana ciri-ciri bayi akan merangkak? Yuk simak penjelasannya berikut ini.

Cara Stimulasi Merangkak untuk Bayi

Merangkak adalah tahapan yang sangat penting dalam proses tumbuh kembang bayi. Gerakan merangkak menjadikan seluruh anggota tubuh bayi menjadi terlatih, seperti leher, tangan, sendi, dan otot. Selain itu, merangkak dapat membantu meningkatkan koordinasi antara tangan dan mata.

Sejak mulai miring ke kiri dan kanan, tengkurap, duduk, sampai berdiri dan berjalan, seorang bayi terus melatih kekuatan otot dan koordinasi geraknya. Setelah Si Buah Hati mampu duduk sendiri tanpa bantuan, ia akan belajar bergerak untuk berpindah tempat, mulai menjelajah lingkungan sekitarnya.1

Lalu, umur berapa bayi bisa merangkak? Sekitar usia tujuh sampai sepuluh bulan, bayi akan belajar berpindah tempat, sebelum ia belajar berdiri dan berjalan. Namun jika hingga usia itu bulan bayi belum dapat merangkak, Bunda perlu memberikan stimulasi. Berikut sejumlah stimulasi merangkak bagi Si Buah Hati yang dapat Bunda pelajari.

1. Tummy Time

Bunda perlu memastikan memberikan jadwal tummy time kepada Si Buah Hati sebelum dia siap merangkak. Lalu apa itu tummy time? Tummy time adalah aktvitias untuk menikmati waktu tengkurap. Hal ini ternyata bisa jadi stimulasi merangkak untuk bayi lho!
Bunda dapat membiasakan bayi berada dalam posisi tengkurap dan mengajaknya bermain dalam posisi itu selama beberapa menit setiap hari. Ini sangat penting untuk membantu bayi meningkatkan kekuatan otot yang dibutuhkan pada saat mereka mulai merangkak.2

2. Pancing dengan Mainan

Bunda dapat memberikan stimulasi berupa mainan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan buah Hati. Permainan seperti lempar tangkap bola dapat menjadi hal yang menarik bagi bayi. Selain mengasyikkan, permainan ini bisa mendorong motorik kasar dan kemampuan gerak tubuh.3

Bayi juga senang mencari benda yang disembunyikan, menaruh, dan mengambil benda dari tempatnya. Bunda bisa memberikan mainan seperti boneka, mainan mobil dari plastik untuk mendorongnya berpindah tempat.4

3. Hindari Baby Walker

Salah satu kebiasaan kurang baik adalah membiarkan bayi bermain dengan baby walker. Alat ini memang disebut-sebut membuat bayi dapat cepat berjalan. Namun, penelitian menunjukkan penggunaan baby walker justru membuat bayi malas merangkak.
Oleh sebab itu, lebih baik hindari penggunaan baby walker bagi Si Buah Hati. Ajarkan bayi merangkak di ruangan atau lantai yang terjaga kebersihannya. Dengan begitu, bayi akan terbiasa merangkak.

4. Beri Motivasi pada Bayi

Bayi pada dasarnya punya dorongan alami untuk terus bergerak. Bunda dapat memotivasi atau menstimulasi secara ekstra dengan memberikan sesuatu seperti mainan atau makanan untuk diraih. Letakkan obyek itu agak jauh dari jangkauan.  
Bunda juga dapat meletakkan cermin di hadapan bayi. Saat ia melihat pantulannya sendiri di cermin, bayi akan termotivasi untuk bergerak maju kemudian merangkak secara bertahap ke objek yang dilihatnya.5

5. Siapkan Kondisi Rumah yang Mendukung

Stimulasi merangkak selanjutnya adalah memberikan ruang yang mendukung. Pastikan kondisi rumah sudah memberikan keamanan dan kenyamanan untuk Si Buah Hati.

Ingatlah untuk tidak meninggalkan benda-benda kecil di lantai, di bawah sofa, atau di mana pun dia dapat menemukannya dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Benda-benda seperti pecahan balon, baterai kancing kecil, dan koin sangatlah berbahaya.

Tangga adalah jalur rintangan lain yang berpotensi berbahaya. Meskipun bayi perlu belajar naik dan turun tangga, jangan biarkan Si Buah Hati bermain sendirian di sekitar tangga.6

Ciri Bayi akan Merangkak

Setelah tahu cara stimulasi bayi merangkak, lalu bagaimana ciri-ciri bayi akan merangkak? Bunda perlu mengetahui tanda-tanda Si Buah Hati akan siap merangkak berikut ini.

1. Mulai Optimalkan Tangan untuk Menopang

Pada awalnya, bayi akan meletakkan tangan ke bawah agar tidak terjatuh dan bahkan mungkin meletakkan tangannya di antara kedua kakinya untuk bersandar sebagai penyangga. Saat ia mulai bisa mengendalikan tubuhnya, ia akan lebih sedikit menggunakan tangannya untuk menopang tubuh.

Selain itu Si Buah Hati akan lebih banyak menggunakan tangannya untuk bereksplorasi, meraih mainan dan benda lain yang berada di luar jangkauannya. Semakin sering bayi melakukan ini, semakin kuat persiapannya untuk merangkak.7

2. Berusaha Mengangkat Badan

Si Buah Hati akan mencoba mengangkat badannya ke atas saat merangkak. Biasanya mereka melakukannya sambil berdiri atau memegang benda di sekelilingnya. Hal ini butuh kekuatan tubuh bagian atas bayi. Oleh karena itu, Bunda perlu membiasakan tummy time sejak dini.8

3. Bergerak Maju-mundur

Bayi biasanya mulai bergerak maju dan mundur atau biasa disebut onggong-onggong, sebelum kemudian merangkak. Si Buah Hati akan berusaha untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain.  Saat bayi sudah siap, mereka akan berpegangan pada lututnya sambil bergoyang maju-mundur. Ini menunjukkan bayi akan segera merangkak.9

Itu dia sejumlah cara stimulasi merangkak hingga ciri-ciri bayi akan mulai merangkak. Apabila bayi memiliki tanda hanya menggunakan satu sisi tubuh untuk bergerak dalam jangka waktu lama, segera konsultasikan ke dokter ya Bun! Dikhawatirkan bayi mengalami gangguan untuk kemampuan dalam bergerak.

 

 

Sumber:

  1. Menjelajah Sebelum Berjalan - IDAI. Retrieved May 27 2024, from https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/menjelajah-sebelum-berjalan
  2. 3 Tummy Time Activities to Try With Your Baby - HealthyChildren.org. Retrieved May 27 2024, from https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/sleep/Pages/The-Importance-of-Tummy-Time.aspx
  3. Pentingnya Stimulasi Bermain untuk Merangsang Kecerdasan Multipel - IDAI. Retrieved May 27 2024, from
    https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pentingnya-stimulasi-bermain-untuk-merangsang-kecerdasan-multipel
  4. Pemilihan Mainan Anak sesuai Fase Perkembangan - IDAI. Retrieved May 27 2024, from
    https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/cerdas-memilih-mainan-anak
  5. Simple Steps for Teaching Your Baby to Crawl - Healthline. Retrieved May 27 2024, from
    https://www.healthline.com/health/parenting/teaching-baby-to-crawl
  6. Movement: Babies 8 to 12 Months - HealthyChildren.org. Retrieved May 27 2024, from https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/Movement-8-to-12-Months.aspx
  7. When Do Babies Start Crawling? - The Bump. Retrieved May 27 2024, from https://www.thebump.com/a/when-do-babies-crawl
  8. When Do Babies Start Crawling? - Parents. Retrieved May 27 2024, from https://www.parents.com/baby/development/crawling/when-do-babies-crawl/
  9. When do babies start crawling: 6 tips to encourage crawling - Huckleberry. Retrieved May 27 2024, from https://huckleberrycare.com/blog/when-your-baby-starts-crawling
Image Article
Stimulasi Merangkak Tips dan Trik Dukung Perkembangan Motorik
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Mengenal 8 Kecerdasan Majemuk Anak dan Cara Mengembangkannya

Published date

Setiap anak adalah individu unik dengan bakat dan kecerdasan yang berbeda-beda. Dengan memahami kecerdasan majemuk anak, dapat membantu Bunda mengenali kekuatan dan potensi tersembunyi Si Buah Hati dan mengembangkannya secara optimal.

Dalam artikel ini, akan dibahas apa sih itu kecerdasan majemuk dan berisi panduan mengenali dan mengembangkan potensi-potensi kecerdasan majemuk anak usia dini tersebut.

Apa itu Kecerdasan Majemuk?

Kecerdasan majemuk diperkenalkan oleh psikolog dari Harvard, Howard Gardner.

Pengertian kecerdasan majemuk anak usia dini berbeda dengan konsep kecerdasan yang merujuk kepada potensi intelektual atau yang erat kaitannya dengan tes IQ. Di sini, Howard menyebut ada berbagai jenis kecerdasan yang dimiliki manusia1.

Delapan jenis kecerdasan majemuk menurut Howard, yakni:

1. Kecerdasan spasial-visual

Orang yang kuat dalam kecerdasan spasial-visual pandai memvisualisasikan sesuatu. Orang-orang ini sering kali pandai dalam menentukan arah serta peta, bagan, video, dan gambar.

2. Kecerdasan linguistik

Orang yang kuat dalam kecerdasan linguistik-verbal mampu menggunakan kata-kata dengan baik, baik ketika menulis maupun berbicara. Orang dengan kecerdasan linguistik biasanya sangat pandai menulis cerita, menghafal informasi, dan membaca.

3. Kecerdasan logis-matematika

Orang yang kuat dalam kecerdasan logis-matematis adalah orang yang pandai dalam penalaran, mengenali pola, dan menganalisis masalah secara logis.
Ciri kecerdasan majemuk anak jenis ini, Si Buah Hati cenderung berpikir secara konseptual tentang angka, hubungan, dan pola.

4. Kecerdasan kinestetik-jasmani

Kinestetik jasmani adalah gaya belajar yang sering disebut sebagai ‘belajar dengan tangan’ atau pembelajaran fisik.

Pada dasarnya, ciri kecerdasan majemuk jenis ini, Si Buah Hati dapat belajar lebih mudah dengan melakukan, mengeksplorasi, dan menemukan.

Salah satu dari 9 jenis gaya belajar yang membentuk teori ini, kecerdasan kinestetik jasmani sering kali dapat diamati pada aktor, pengrajin, atlet, penemu, penari, dan ahli bedah.

Menurut Carlton College, sekitar 15 persen populasi manusia sangat menganut gaya belajar kinestetik2.

5. Kecerdasan musikal

Orang dengan kecerdasan musikal dapat menyetel instrumen dan mendeteksi nada. Mereka dapat mengubah kata menjadi lirik dan mengenali irama. Mereka juga dapat memproduksi atau membuat lagu.

Kecerdasan musikal mengacu pada kemampuan mendeteksi, memahami, dan menerapkan ekspresi musik seperti ritme dan lirik. Ini berkaitan dengan pola, struktur, nada, dan nada, di antara keterampilan terkait musik lainnya3.

Baca Juga: Kandungan Susu untuk Nutrisi Otak Anak

6. Kecerdasan Interpersonal

Orang dengan kecerdasan interpersonal mudah berinteraksi dengan orang lain.
Mereka memiliki kemampuan untuk memahami apa yang dibutuhkan orang-orang di sekitar mereka, pandai membaca emosi orang lain4.

7. Kecerdasan Intrapersonal

Memiliki kecerdasan intrapersonal berarti mampu mengenali emosi, pikiran, dan kecemasan diri sendiri. Dan, menggunakan informasi tersebut untuk mengambil keputusan yang terbaik untuk dirinya5.

8. Kecerdasan naturalistik

Kecerdasan majemuk anak selanjutnya adalah naturalistik atau kemampuan mengidentifikasi, mengamati, mengkategorikan, memahami, dan memanipulasi unsur-unsur alam seperti tumbuhan, hewan, dan lingkungan.

Orang dengan kecerdasan naturalistik tinggi tertarik untuk memelihara, mengeksplorasi, dan mempelajari lingkungan dan spesies lainnya6.

Panduan Mengenali Kecerdasan Majemuk Anak

Setiap anak memiliki kombinasi kecerdasan majemuk yang berbeda. Pentingnya kecerdasan majemuk dalam kegiatan pengembangan pada anak usia dini adalah untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki Si Buah Hati. Berikut beberapa panduan untuk mengenali dan mendukung kecerdasan majemuk anak di rumah:

● Habiskan waktu bersama anak

Dengan Bunda menghabiskan waktu bersama Si Buah Hati, Bunda dapat memperhatikan dan mengetahui apa yang mereka sukai. Selain itu, bermain dengan anak disebut dapat meningkatkan empati dan kebahagiaan, serta mengurangi risiko kecemasan Si Buah Hati lho Bun.

● Hargai kekurangan anak

Jika Si Buah Hati tidak pandai bermain musik, tanamkan rasa bangga anak pada hal-hal yang mereka sukai. Dengan begitu, Si Buah Hati dapat menggali potensinya dan membantu mereka belajar serta memecahkan masalah.

● Menggali potensi anak

Jika Buah Hati Bunda kesulitan untuk menulis, tingkatkan rasa percaya diri mereka dengan mengembangkan keterampilan lain sembari Bunda membantu keterampilan menulis mereka.

Misalnya, tanyakan apa yang mereka pelajari hari ini di sekolah. Mereka mungkin akan menceritakan pengalaman mereka atau Bunda juga bisa meminta mereka menggambar tentang kegiatan harian mereka7.

● Perhatikan cara belajar

Perhatikan bagaimana anak belajar. Apakah mereka lebih mudah memahami dengan penjelasan verbal, demonstrasi visual, atau praktik langsung?

● Dengarkan cerita dan ekspresi anak

Perhatikan bagaimana Si Buah Hati menceritakan pengalaman mereka. Apakah mereka menggunakan banyak kata, gestur, atau gambar?

Biarkan anak mengeksplorasi minat

Berikan anak kesempatan untuk mencoba berbagai aktivitas dan eksplorasi minat mereka.

● Penuhi asupan nutrisi Si Buah Hati

Selain cara-cara di atas, Bunda juga perlu memperhatikan asupan nutrisi Si Buah Hati. Asupan nutrisi yang tepat pada tahun-tahun pertama kehidupan anak berpengaruh besar pada kecerdasannya8. Oleh karena itu, bila perlu, Bunda bisa memberikan asupan nutrisi tambahan pada Si Buah Hati dengan Dancow 1+ Imunutri. Dancow 1+ Imunutri mengandung DHA, omega 3, omega 6, dan tinggi zat besi. Kandungan lain yang tak kalah penting tinggi protein, kalsium, vitamin D, A, C, E, dan selenium untuk mendukung perkembangan si Buah Hati.

Nah, Bunda itu dia berbagai macam kecerdasan majemuk anak  dan cara mengembangkannya dri rumah. Ingatlah Bunda, setiap anak memiliki keunikan dan kecepatan belajar yang berbeda. Bersabarlah dan nikmati prosesnya. Hal yang terpenting adalah membantu anak menemukan jati diri mereka dan mengembangkan keterampilan yang mereka butuhkan.

 

 

Sumber:

  1. Gardner's Theory of Multiple Intelligences - Verywell Mind. Retrieved May 27 2024, from https://www.verywellmind.com/gardners-theory-of-multiple-intelligences-2795161
  2. Everything You Need to Know About Bodily-Kinesthetic Intelligence - Healthline. Retrieved May 27 2024, from
    https://www.healthline.com/health/bodily-kinesthetic#characteristics
  3. Musical Intelligence | Definition & Examples - Lesson - Study.com. Retrieved May 27 2024, from
    https://study.com/academy/lesson/musical-intelligence-definition-experiments-characteristics.html
  4. Interpersonal Intelligence Definition, Behavior & Examples - Lesson - Study.com. Retrieved May 27 2024, from
    https://study.com/academy/lesson/interpersonal-intelligence-definition-examples-characteristics.html
  5. Intrapersonal Intelligence | Overview & Examples - Lesson - Study.com. Retrieved May 27 2024, from
    https://study.com/learn/lesson/what-is-intrapersonal-intelligence-examples.html
  6. Introduction to Naturalistic Intelligence - My Bright Wheel. Retrieved May 27 2024, from
    https://mybrightwheel.com/blog/naturalistic-intelligence
  7. How Multiple Intelligences Shape Learning - Verywell Family. Retrieved May 27 2024, from
    https://www.verywellfamily.com/what-are-multiple-intelligences-4002039
  8. Ghazi, Hasanain & md isa, Zaleha & Sutan, Rosnah & badila, idayu & Orhun, Nimetcan. (2014). Nutrition and Children’s Intelligence Quotient (IQ): Review. Annals of Nutritional Disorders & Therapy. 1. 5.
Image Article
Mengenal 8 Kecerdasan Majemuk Anak dan Cara Mengembangkannya
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

3 Cara Ajarkan Si Buah Hati Sayang Binatang

Published date

Alisha suka mendengarkan dongeng tentang binatang yang selalu dibacakan Shinta, sang Bunda. Salah satu tokoh utama pada kisah-kisah itu adalah kelinci. Alisha selalu membayangkan bagaimana kelinci bermain, melompat, hingga menggerogoti wortel yang segar.

Suatu hari, Shinta membeli seekor kelinci untuk Alisha yang masih berusia 1 tahun. Shinta sudah mempersiapkan diri kalau awal perkenalan Alisha dengan seekor kelinci betulan dimulai dengan buruk. “Saya kira Alisha akan takut, ternyata dia malah langsung menggendongnya,” kata Shinta ketika dihubungi akhir Juli 2015 lalu.

Sekarang Alisha sudah berusia 3 tahun. Shinta merasa Alisha sudah cukup umur dan memintanya agar juga ikut merawat kelinci, bukan hanya bermain saja. “Agar dia bisa lebih bertanggung jawab,” kata Shinta. Maka, setiap hari Alisha ikut memberi makan kelincinya.

Shinta tidak khawatir Alisha akan terpapar penyakit yang bisa dibawa kelinci. Sebab dia selalu memastikan kelinci Alisha dalam keadaan bersih. Selain itu, beberapa hal lain yang harus diperhatikan saat memelihara binatang adalah tempat makanan hewan dari jangkauan Si Buah Hati. Bila tiba waktunya memberi makan peliharaan, pastikan kegiatan itu dilakukan bersama dengan Ayah atau Bunda.

Terlebih lagi, Alisha mendapatkan perlindungan dari dalam karena mengonsumsi DANCOW 1+ Nutritods. Susu ini diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Sehingga Shinta bisa merasa tenang dan membiarkan Alisha bereksplorasi bersama peliharaannya.

Kini Alisha ingin punya peliharaan selain kelinci. Dia ingin merawat seekor bebek seperti yang ada dalam buku ceritanya yang baru.

Si Buah Hati perlu didorong untuk berteman dengan binatang sejak dini. Berdasarkan jurnal berjudul Sarana Bantu Terapi Kognitif Perilaku untuk Anak Penderita Zoophobia, interaksi dengan binatang dapat memicu hormon oxytocin. Hormon kasih sayang ini dapat memberikan efek nyaman dan mengurangi stres.

Memelihara binatang akan menumbuhkan rasa empati Si Buah Hati kepada sesama makhluk hidup. Selanjutnya akan menumbuhkan rasa kemanusiaan sehingga dia bisa berempati kepada orang lain. Menurut Shinta, setelah Alisha memelihara kelinci, dia jadi tahu bagaimana memperlakukan makhluk yang sakit dan mati. “Kini dia paham kalau makhluk yang mati harus dikubur,” ujarnya.

Banyak cara yang bisa dilakukan agar anak menyayangi binatang. Salah satunya dengan mendongeng seperti yang selalu dilakukan Shinta untuk Alisha. Tapi, ada beberapa trik lain agar Si Buah Hati sayang binatang.

Orang tua yang Memelihara Binatang

Cara paling mudah yang bisa dilakukan untuk mendekatkan Si Buah Hati dengan hewan tentu saja dari contoh yang diperlihatkan oleh Ayah dan Bunda. Setiap hari Si Buah Hati melihat orangtuanya memberi makan, memandikan, dan membelai bulu binatang peliharaannya. Lama-kelamaan dia juga akan menjadi sayang pada binatang.

Perkenalkan lewat suara

Saat ini banyak mainan anak yang bisa memproduksi bunyi berupa suara binatang. Bunda bisa memperkenalkan Si Buah Hati kepada berbagai jenis hewan melalui suara-suara yang lucu. Kemudian, Bunda bisa mengajak Si Buah Hati ke luar rumah untuk menunjukkan sosok hewan yang selama ini dikenalnya lewat suara.

Bertamasya ke Taman atau Kebun Binatang

Bunda bisa ajak Si Buah Hati bermain di taman. Di sana, Bunda bisa bercerita tentang berbagai macam hewan yang ada di sekitar area bermain seperti kucing, anjing, atau burung merpati. Sesekali Bunda bisa membawa Si Buah Hati ke kebun binatang. Koleksi hewan di kebun binatang lebih kaya. Sehingga Si Buah Hati juga bisa melihat harimau, gajah, beruang, dan binatang lain yang tidak bisa ditemui di sekitar rumah.

Yuk Bunda, dekatkan Si Buah Hati pada binatang, agar dia menjadi anak yang penyayang.

Image Article
Agar si Kecil Sayang Binatang
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Tips Stimulasi Perkembangan Bahasa Anak

Published date

Pastinya, senang Bunda bisa melihat Si Buah Hati sudah bisa mengucapkan sepatah dua patah kata! “Ma..Mau Mi Cuuu…” Walaupun cara ia melafalkan tiap kalimat masih belum terlalu jelas, cukup bagi Bunda untuk memahami yang diinginkan. Ini artinya perkembangan bahasa anak sudah mulai nampak.

Perkembangan Bahasa Anak Sebagai Alat Komunikasi

Untuk bisa menjelaskan apa yang diinginkan atau butuhkan, Si Buah Hati perlu bisa berbahasa dan mengerti setiap arti kata yang ia ucapkan. Dengan berbahasa, ia juga bisa mengekspresikan diri dan berkomunikasi. Mulai dari melakukan interaksi, pembelajaran hingga pengembangan sosial yang penting untuk masa depannya. 

Bukannya Si Buah Hati terlahir dengan dibekali kemampuan berbahasa? Memang benar Bunda. Setiap anak pasti punya kemampuan untuk berbahasa. Namun, juga perlu dirangsang agar perkembangan bahasa anak bisa lancar sesuai usianya.

Karena selain gangguan fisik tertentu, faktor stimulasi yang kurang juga memegang peranan dalam perkembangan bahasa anak. Misalnya, Si Buah Hati yang tak pernah distimulasi, perkembangan bahasanya bisa tertinggal. Padahal kemampuan bahasa ini ia perlukan dalam semua bidang kehidupan.

Tips Stimulasi Perkembangan Bahasa Anak

Nah, untuk bisa menstimulasi dengan benar Bunda bisa melakukan tips berikut.

1. Coba Mendongeng

Jadikan mendongeng atau membacakan buku sebagai sarana meningkatkan perkembangan bahasa pada anak, serta memperkaya kosakata, mengajarkan struktur bahasa dan belajar mengucapkan kata dengan benar.

2. Gunakan Boneka

Gunakan mainan dan bonekanya saat Anda mendongeng. Dari situ Si Buah Hati bisa belajar tentang bagaimana berimajinasi.

3. Rajin Ajak Anak Mengobrol

Perkembangan bahasa anak tak bisa terjadi begitu saja. Bunda harus rajin ajak Si Buah Hati berbicara dalam setiap kegiatan bersamanya. Walau mungkin tidak selalu memberi respons, sebenarnya ia menyerap apa yang Bunda katakan dan lakukan lho. 

Misalnya, saat berbelanja dengannya katakan “Lihat dek, ini namanya bayam. Warnanya hijau dan membuat kita sehat.”

4. Bisa Dengan Ajak Anak Bernyanyi 

Ajak Si Buah Hati menyanyi dengan gerak tubuh dan ekspresi sesuai syair lagu. Tanpa disadari, proses bernyanyi ini membuat anak mulai mengenal kata-kata baru. Tentunya, Si Buah Hati akan merasa bernyanyi sebagai kegiatan yang fun dilakukan bersama Bunda.

Untuk membantu perkembangan bahasa anak, Bunda bisa memberikan pelengkap nutrisi Si Buah Hati, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Perkembangan Bahasa si Kecil yang Buat Bunda Bangga
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar Si Buah Hati

Published date

Mendampingi Si Buah Hati agar dapat konsentrasi belajar merupakan salah satu tantangan besar yang harus dihadapi oleh orang tua. Pasalnya, daya konsentrasi yang baik merupakan bekal yang sangat penting untuk membantu Si Buah Hati memahami pelajaran dan menyelesaikan tugas dengan baik, sehingga mereka bisa mencapai hasil akademik yang optimal. 

Namun, sayangnya ada berbagai faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar anak usia sekolah, mulai dari lingkungan belajar hingga kondisi fisik dan emosionalnya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anak Sulit Konsentrasi 

Untuk mendukung proses belajar dan tumbuh kembang Si Buah Hati di usia sekolah, berikut ini faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsentrasi belajar yang bisa Bunda simak:

1. Lingkungan yang baru

Umumnya, kondisi ini sering dialami oleh Si Buah Hati saat berada di lingkungan baru atau baru saja memasuki dunia sekolah. Adaptasi dengan teman dan aturan sosial baru bisa menjadi tantangan besar bagi mereka. Anak cenderung merasa cemas, tidak nyaman, dan mungkin takut tidak diterima oleh teman-teman barunya. Kondisi inilah yang akhirnya mengganggu kemampuan mereka untuk fokus belajar di sekolah.

2. Perubahan rutinitas

Si Buah Hati juga cenderung kurang berkonsentrasi saat mereka mengalami perubahan rutinitas, misalnya setelah kembali dari masa liburan sekolah. Perubahan jadwal harian, cara belajar, dan waktu tidur dapat mengganggu konsentrasi anak, sehingga mereka memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri dengan rutinitas yang berbeda.

3. Tidak memahami materi belajar

Kurangnya pemahaman materi belajar juga dapat mengganggu konsentrasi anak usia sekolah. Alih-alih fokus pada materi belajar, Si Buah Hati justru berhenti memperhatikan, cenderung merasa bosan, bahkan kehilangan minat untuk belajar. Akibatnya, prestasi akademiknya semakin tertinggal.

4. Kurang mendapat tantangan

Faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar selanjutnya adalah kurangnya tantangan pada beberapa materi belajar bagi anak tertentu, misalnya materi yang membosankan atau soal yang terlalu mudah. Biasanya kondisi ini dialami oleh Si Buah Hati yang memiliki kemampuan untuk menyerap materi belajar lebih cepat dibanding anak seusianya. Saat mereka tidak merasa tertantang, maka minatnya untuk belajar dan memperhatikan di kelas pun hilang.

5. Gangguan dari lingkungan sekitar

Suasana di rumah, kelas, atau tempat belajar lainnya juga bisa menjadi faktor yang membuat Si Buah Hati sulit untuk fokus saat belajar. Misalnya kondisi rumah yang berantakan dan berisik karena ada anggota keluarga yang sedang beraktivitas, teman sekelas yang sibuk ngobrol, dan masih banyak lainnya.

6. Kurangnya waktu tidur dan pemenuhan gizi harian 

Si Buah Hati yang yang tidak mendapatkan waktu tidur 8–10 jam setiap malam cenderung tidak memiliki energi yang cukup untuk berkonsentrasi di kelas. Tak hanya itu saja, kurangnya pemenuhan gizi harian seperti zat besi juga dapat menyebabkan anak kurang fokus di kelas. Zat besi sebagai mineral yang berperan penting dalam pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah. 

Hemoglobin sendiri merupakan jenis protein yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Tak hanya berguna bagi orang dewasa, zat besi juga menjadi salah satu nutrisi yang penting untuk mendukung tumbuh kembang Si Buah Hati. Kekurangan zat besi pada anak usia sekolah dapat menghambat kinerja otak anak dan memicu berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah anemia defisiensi besi.

Baca Juga: Permainan Melatih Konsentrasi Anak

Cara Mengajarkan Anak Konsentrasi Belajar 

Mengoptimalkan konsentrasi belajar anak adalah kunci untuk mendukung keberhasilan akademis dan perkembangan pribadi mereka. Anak sering kali menghadapi berbagai tantangan yang dapat mengganggu kemampuan mereka untuk fokus, mulai dari gangguan lingkungan hingga kelelahan mental dan fisik. Sebagai orang tua atau pendidik, penting untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi anak sulit konsentrasi dan menerapkan strategi efektif untuk meningkatkan fokus mereka. Berikut ini cara mengajarkan Si Buah Hati konsentrasi belajar:

1. Ciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan nyaman

Si Buah Hati membutuhkan lingkungan yang tenang dan terorganisir untuk berkonsentrasi. Siapkan ruang belajar khusus dengan sedikit gangguan. Jauhkan gadget, mainan, dan suara-suara keras selama waktu belajar. Hal ini membantu mereka mengasosiasikan ruang tersebut dengan pembelajaran yang terfokus.

2. Tentukan tujuan belajar yang realistis

Alih-alih memaksa Si Buah Hati untuk belajar dalam waktu yang lama dengan materi belajar yang beragam dalam sekali waktu, Bunda bisa membuat rencana belajar yang lebih terorganisir. Misalnya dengan menentukan satu hari untuk membaca materi dan hari lain untuk mengerjakan tugas, serta ajak Si Buah Hati untuk mengerjakan atau belajar dari materi yang paling mereka kuasai. Dengan begini, konsentrasinya terjaga sehingga momen belajar menjadi lebih menyenangkan.

3. Tentukan waktu istirahat

Sama seperti otot tubuh, konsentrasi juga membutuhkan istirahat. Anjurkan Si Buah Hati untuk beristirahat di sela waktu belajarnya, misalnya 25 menit belajar dan 5 menit istirahat. Isi waktu istirahat dengan melakukan aktivitas fisik atau sekadar bersantai. Istirahat sejenak di sela waktu belajar dapat membantu menyegarkan pikiran dan meningkatkan daya fokusnya. 

4. Memenuhi kebutuhan tidur anak

Kurang tidur sangat memengaruhi konsentrasi. Oleh karena itu, coba tetapkan rutinitas tidur yang konsisten untuk Si Buah Hati. Pastikan mereka mendapatkan jam tidur yang direkomendasikan untuk usia mereka. Anak yang cukup istirahat akan lebih waspada dan dapat fokus lebih baik di siang hari.

5. Menerapkan pola hidup sehat

Pastikan Si Buah Hati mendapatkan nutrisi yang tepat, termasuk zat besi dari makanan yang meningkatkan kemampuan otak seperti buah-buahan, sayuran, dan juga ikan yang kaya omega 3. Pastikan ia tidak melewatkan sarapan sebelum beraktivitas di pagi hari. Sebab membiarkan anak beraktivitas dalam kondisi lapar dapat mengganggu konsentrasinya. Tak kalah pentingnya juga untuk mengajak anak berolahraga secara rutin setiap harinya. Aktivitas fisik meningkatkan aliran darah ke otak, sehingga meningkatkan fungsi kognitifnya. 

Untuk mendukung cara mengajarkan anak konsentrasi belajar agar memberikan hasil yang optimal, berikan juga DANCOW FortiGro dua kali sehari sebagai pelengkap gizi harian anak.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12  tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Segelas DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kombinasi unik DHA dan zat besi yang dapat membantu proses belajar Si Buah Hati. 

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung:

  1. Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant dan Cokelat kemasan boks)
  2. Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti zat besi, zink, vitamin A, C, & D
  3. Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium. 

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi. Tersedia dalam varian Instant, Cokelat, dan Full Cream.

Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum dengan pilihan rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak sebagai bekal sekolah, di sela-sela aktivitasnya di sekolah maupun di rumah, atau pun dalam perjalanan. 

Image Article
cara mengajarkan anak konsentrasi belajar
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Pentingnya pemberian makan yang responsif untuk kesehatan seumur hidup

Published date

Sebagai orang tua yang memperkenalkan si kecil pada makanan pendamping ASI saat ia berusia 6 bulan, Bunda mungkin akan sedikit memaksa bayi Bunda untuk makan “satu sendok lagi” atau menghabiskan apa yang ada di mangkuknya karena kuatir asupan nutrisinya kurang. Daripada berfokus pada seberapa banyak bayi Bunda makan, perhatikan sinyal darinya. 

Perhatikan, dengarkan, beri makan

Jika Bunda menawarkan makanan kepada bayi, mengenali dan merespons isyarat lapar dan kenyang pada waktu yang tepat, tanpa memaksakan atau membatasi seberapa banyak ia makan, adalah dasar dari pemberian makan yang responsif. Bayi Bunda tidak dapat menggunakan kata-kata untuk memberi tahu Bunda bahwa ia lapar, atau ia sudah kenyang, namun ia akan memberi tahu Bunda dengan cara lain.

Baca Juga: Makanan untuk Balita agar Tak Terlalu Kenyang

Prinsip pemberian makan yang responsif:

  • menawarkan beragam makanan sehat pada waktu makan dan makanan ringan secara teratur

  • menciptakan lingkungan yang hangat dan mendukung saat waktu makan

  • mengenali tBunda-tBunda lapar dan kenyang pada bayi Bunda serta memberikan respons yang tepat

  • hanya memberikan makanan ketika bayi Bunda lapar, bukan sebagai hadiah atau hukuman

Ingatlah bahwa bayi dilahirkan dengan kemampuan untuk mengenali kapan mereka lapar atau kenyang. Setelah Bunda memberikan makanan pendamping ASI, bayi Bunda masih memiliki kemampuan untuk makan saat lapar dan berhenti saat kenyang. “Perhatikan isyarat bayi Bunda sekarang dan si kecil akan merasakan manfaat kesehatannya di kemudian hari,” tegas Lisa Fries, PhD, Ilmuwan Perilaku di Nestlé Research Center, Swiss. “Bayi yang orang tuanya mempraktikkan pemberian makan responsif cenderung mengonsumsi makanan yang lebih sehat dan menjaga berat badan yang lebih sehat. Dengan memaksakan sesendok lagi, Bunda bisa jadi malah mengesampingkan kemampuan alami bayi untuk mengatur jumlah makanan yang dia konsumsi.”

“Selama Bunda memberikan makanan bergizi, dan memperhatikan tBunda-tBunda lapar dan kenyang pada bayi,” jelas Dr. Fries, “Bunda tidak perlu memaksanya untuk makan lebih banyak atau lebih sedikit dari yang ia pilih.” 

Image Article
Pentingnya Pemberian Makan yang Responsif
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bagaimana stimulasi untuk balita aktif bergerak itu baik untuk Si Buah Hati?

Published date

Aktivitas harian yang teratur dan konsisten penting untuk tumbuh kembang balita Bunda. Permainan fisik, baik di dalam maupun di luar ruangan, memberinya kesempatan untuk menjelajahi dunia, mengembangkan keterampilan motoriknya, dan membuat balita Bunda tetap sehat. 

Menurut penelitian terbaru, balita aktif bergerak secara teratur, dan hanya berdiam diri dalam waktu singkat, juga dapat membantu mencegahnya mengalami kelebihan berat badan di kemudian hari. 

Namun, penelitian terbaru menemukan bahwa hanya satu dari lima anak usia dua tahun yang bermain di luar ruangan setiap hari saat berada di rumah. Penelitian juga menunjukkan bahwa balita usia dua tahun menghabiskan sebagian besar waktunya (sekitar 85%) melakukan aktivitas berdiam yang tidak memerlukan banyak gerakan. Akibatnya mereka gagal memenuhi panduan aktivitas untuk balita.

Berdasarkan buku "Konsep Dasar Perkembangan Anak Usia Dini", aktivitas fisik pada balita juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan motorik, seperti koordinasi mata-tangan, keseimbangan, serta gerakan tubuh yang semakin terampil. Dikutip dari jurnal Harvard Health, aktivitas fisik harus dilakukan secara bertahap dan dipantau agar balita tidak mengalami kelelahan atau cedera.

Baca Juga: Stimulasi Baca dan Tumbuh Kembang Anak 3 Tahun

Waktunya bermain

Satu-satunya saat di mana balita Bunda seharusnya tidak aktif selama lebih dari satu jam adalah saat ia tertidur. Beberapa negara merekomendasikan aktivitas fisik selama tiga jam untuk balita setiap harinya. Kegiatan ini harus disebarkan sepanjang hari.

Untuk balita yang sudah bisa berjalan, aktivitas yang dilakukan meliputi aktivitas “ringan” seperti berdiri, bergerak, dan berguling, serta aktivitas yang lebih energik seperti melompat, lari, dan lompat jauh.

Para ilmuwan telah mengungkapkan bahwa jenis peralatan bermain yang digunakan Si Buah Hati dapat memengaruhi tingkat aktivitasnya. Ketika Si Buah Hati mempunyai akses terhadap ruang yang memadai dan peralatan yang sesuai, mereka dapat menjadi lebih aktif.

Jika mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam ruangan, atau hanya bermain dengan mainan seperti ayunan dan mainan kendaraan, mereka akhirnya menjadi kurang aktif. Sekarang Si Buah Hati sudah lebih percaya diri untuk berdiri, Bunda bisa mendorong balita Bunda aktif bergerak dengan cara bermain menggunakan peralatan lompat dan permainan yang ditandai di lantai, seperti main jingkat, selain ayunan dan perosotan yang sudah biasa. 

Tetap aktif bersama

Keterlibatan orang tua dalam mendukung aktivitas fisik balita sangatlah penting. Dalam sebuah pembahasan dalam jurnal Pediatrik, terbukti bahwa anak-anak yang memiliki dukungan keluarga lebih mungkin untuk memiliki pola aktivitas fisik yang berkelanjutan. Oleh karena itu, orang tua perlu menghabiskan waktu berkualitas bersama balita, misalnya dengan bermain di taman atau melakukan kegiatan fisik bersama. 

Bunda adalah panutan Si Buah Hati, jadi nikmatilah waktu untuk bergerak aktif bersama-sama. Tidak harus melibatkan peralatan mahal. Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan pentingnya balita aktif bergerak—misalnya berlari menuruni bukit, bermain di rumput, atau sekadar berjalan kaki daripada duduk di kereta dorong. 

Jika Bunda merasa balita Bunda menghabiskan terlalu banyak waktu untuk duduk diam, sekaranglah saatnya untuk mengubah rutinitas hariannya. Usia antara 18 dan 24 bulan adalah saat yang tepat untuk mengambil tindakan dan menambah tingkat aktivitas balita Bunda. 

Secara keseluruhan, balita aktif bergerak memiliki manfaat yang signifikan dalam perkembangan dan kesehatan mereka. Melalui dukungan dan peran aktif orang tua serta lingkungan yang mendukung, balita dapat menjadi pribadi yang aktif, sehat, dan berkembang dengan optimal. Dengan demikian, pemberian kesempatan kepada balita aktif bergerak harus dikedepankan dalam upaya membentuk kebiasaan hidup sehat sejak dini.

Bukti-bukti menunjukkan ada hubungan antara perilaku kurang gerak pada anak usia dini dan kelebihan berat badan pada usia sekolah, jadi keluarlah, bergeraklah, dan jaga kesehatan.

Image Article
Balita Aktif Bergerak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off