Dokter Gigi Bikin Si Buah Hati Ngeri? Yuk, Cari Solusi

Published date

Si Buah Hati Manda sangat menyukai permen dan coklat. Tapi dia tidak selalu menyikat gigi setelah makan cemilan manis. Sisa makanan yang menempel di permukaan gigi pun mengundang bakteri, sehingga timbul karies pada gigi. Akhirnya, gigi Manda jadi keropos dan berlubang.

Karies sendiri adalah pembusukan atau kerusakan pada gigi. Menurut data Departemen Kesehatan Indonesia pada 2010, sekitar 70% penduduk Indonesia mengalami karies gigi. Sementara 50% di antaranya terjadi pada balita. Pembusukan ini biasanya terjadi karena tidak adanya rutinitas menggosok gigi.

Untuk mengatasi karies gigi Manda, Bunda Ratna berencana mengajak Manda berkunjung ke dokter gigi. Tapi, Bunda belum berhasil membujuk Manda ke dokter gigi. Sebab, dia takut sakit kalau giginya dicabut. 

Akhirnya Bunda Ratna menyerah. Dia tidak mau memaksa Manda untuk bertemu dokter gigi. “Selama Manda belum merasa sakit gigi, saya rasa belum perlu memaksanya ke dokter,” kata Ratna. Tetapi Bunda Ratna tetap menyiapkan strategi untuk membujuk Manda agar kelak mau ke dokter gigi. Sebab jika karies bertambah parah, daya kunyah anak akan berkurang, bahkan bisa mengganggu pencernaan dan berdampak buruk pada kesehatannya. Nah, berikut cara agar Bunda berhasil mengajak Si Buah Hati memeriksakan gigi ke dokter:

Perkenalkan Dokter Gigi Sejak Dini

Mulailah berkunjung ke dokter gigi sedini mungkin, saat gigi susu pertama Si Buah Hati sudah muncul. Lakukan secara teratur, meskipun anak tidak punya keluhan kesehatan gigi. Jika suatu hari anak mempunyai masalah dengan giginya, dokter gigi akan segera melakukan penanganan.

Berikan Contoh yang Baik

Jika Bunda berkesempatan melakukan perawatan gigi, maka ajaklah Si Buah Hati turut serta. Sehingga Bunda bisa mencontohkan bagaimana kondisi dan situasi ketika dokter melakukan perawatan gigi. Sehingga ia punya gambaran bahwa periksa gigi bukanlah suatu yang menakutkan.

Bermain Peran Dokter Gigi

Bunda juga bisa mengajak Si Buah Hati bermain peran menjadi dokter gigi dan pasien di rumah. Dalam permainan itu, Bunda dapat menjadi pasien dan ia sebagai dokternya. Tunjukkan wajah bahagia saat Bunda diperiksa oleh “dokter gigi”. Lalu katakan “terima kasih” sebab “dokter gigi” sudah membantu merawat gigi Bunda.

Penjelasan Positif tentang Kesehatan Gigi Mulut

Berilah penjelasan yang sebenarnya tentang pentingnya kesehatan gigi dan kebersihan mulut dari sudut pandang yang positif. Misalnya: jika sehat, maka gigi akan kuat untuk mengunyah makanan. Sementara dokter gigi adalah seorang ahli yang bisa membantu menjaga gigi anak agar tetap kuat dan senyumnya tetap indah. Jadi, Bunda tunggu apa lagi? Yuk ajak Si Buah Hati ke dokter gigi. Agar dia memiliki gigi yang sehat dan kuat serta senyuman yang indah.

Image Article
Dokter Gigi Bikin si Kecil Ngeri? Yuk, Cari Solusi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tidur Sendiri Bisa Latih Si Kecil Jadi Mandiri

Published date

Banyak cara yang bisa Bunda lakukan untuk melatih kemandirian Si Buah Hati. Di usia sekolah, ia pun memasuki masa pra-sekolah yang menuntutnya untuk lebih mandiri. Untuk itu, Bunda bisa melatihnya untuk melakukan hal-hal kecil sendiri. Salah satunya, membiasakan ia tidur di kamar sendiri. 

Dengan tidur di kamar sendiri, dia akan terlatih juga untuk bertanggung jawab terhadap kamarnya, termasuk menjaga kerapihan dan kebersihannya. Sebelum membiasakannya tidur terpisah dari Bunda, yang perlu dilakukan adalah memberikan pemahaman mengapa ia perlu belajar tidur sendiri. 

Berikanlah penjelasan yang singkat dan mudah dimengerti olehnya. Berikut beberapa tips yang bisa membantu Bunda untuk melatihnya tidur sendiri:

1. Tetap Lakukan Rutinitas yang Biasa Dilakukan Sebelum Tidur

Misalnya, mendongeng atau membaca buku cerita, bernyanyi, memberikan kecupan sebelum tidur. Akan tetapi, rutinitas ini dilakukan di kamarnya sehingga dia akan terbiasa dengan suasana baru.

2. Mendekorasi Kamar yang Disenangi Si Buah Hati

Sebelum meminta ia tidur di kamar sendiri, Bunda bisa menyulap ruangan itu seperti keinginannya. Misalnya, dengan menempelkan wall sticker bergambar karakter kesukaannya. Jangan lupa, libatkan juga Si Buah Hati dalam mendekorasi kamarnya.

3. Kurangi Ketergantungan

Jika pada awal tidur sendiri Bunda masih harus menunggunya hingga tertidur, tidak masalah. Namun secara bertahap, Bunda harus meninggalkannya dan membiarkan ia belajar tidur sendiri. Ini perlu dilakukan agar ia tidak selalu bergantung dengan Bunda.

4. Tenang, Sabar, dan Konsisten

Dalam proses Si Buah Hati belajar tidur sendiri, mungkin ada perasaan emosional yang akan timbul. Misalnya, menangis, ketakutan karena harus tidur sendiri, dan sebagainya. Untuk itu, Bunda harus menghadapinya dengan tenang, sabar, dan tetap konsisten. Jangan melonggar dengan menemaninya tidur semalaman.

5. Beri Pengertian bahwa Bunda akan Selalu Ada

Agar Si Buah Hati tidak merasa sendirian, Bunda harus menjelaskan bila akan selalu ada untuknya. Misalnya, saat ia terbangun tengah malam dan menangis. Berikanlah respons dengan bersuara sehingga ia tahu bahwa Bunda ada, meski tak satu kamar. Lakukan hingga ia terbiasa.

Dengan terbiasa tidur sendiri, Si Buah Hati akan menumbuhkan kemandirian dan mulai mengurangi ketergantungannya kepada Bunda. Hal ini juga yang akan berpengaruh besar pada perkembangan dirinya. Seperti akan lebih berani menentukan pilihan yang dianggapnya benar serta siap dengan segala risiko dan tanggung jawab atas pilihannya.

Dukung eksplorasi dengan memberikan memberikan Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Tidur Sendiri Bisa Latih Si Kecil Jadi Mandiri
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Air Warna-Warni, Simulasi Unik Belajar Sains Sejak Dini

Published date

Belajar sains tidak harus menunggu Si Buah Hati masuk sekolah menengah lho, Bunda. Stimulasi proses belajar dan aksi cerdasnya dengan simulasi air warna-warni. Cara ini dapat meningkatkan kemampuan bahasa, memori, dan penyelesaian masalah. Selain itu, bahannya mudah, murah, dan aman digunakan baginya. Yuk ikuti langkah-langkah membuatnya di rumah.

Permainan Warna Air

Intip cara bermain air warna-warni berikut ini, yuk! Gunakan 3 wadah besar dan isi dengan air. Teteskan pewarna merah, kuning, dan biru sebagai warna utama. Siapkan gelas-gelas kosong, sendok, maupun alat lain untuk mengambil air. Dukung eksplorasinya dengan membiarkan Si Buah Hati mengisi gelas dengan warna yang disukainya. Berikan penjelasan apa yang akan terjadi jika ia menambahkan air berwarna lain. Selain mengasyikkan, kegiatan ini dapat mendukung stimulasi kemampuan psikomotoriknya.

Tabung Air Warna-Warni

Untuk variasi, siapkan beberapa tabung plastik lalu isi dengan air hingga setengahnya. Teteskan pewarna makanan warna-warni. Tambahkan minyak pada satu tabung dan sirup jagung dalam tabung lainnya. Tutup rapat dan biarkan Si Buah Hati bereksplorasi dengan mengamati perubahan yang terjadi ketika tabung dikocok atau dicampur dengan tabung lainnya. Berikan pemahaman dengan bahasa ringan yang mudah dimengerti.

Bunga Berwarna-Warni

Bunda juga dapat menggabungkan simulasi air warna-warni dengan ilmu lain, seperti cara bunga menyerap air untuk tumbuh kembangnya. Siapkan wadah atau vas, lalu isi dengan air warna-warni. Teteskan pewarna makanan yang berbeda pada tiap vas dan masukkan setangkai bunga berwarna putih. Biarkan selama beberapa jam hingga bunga berubah warna. Lakukan pengamatan bersama-sama dan jelaskan bagaimana hal tersebut terjadi, tentunya dengan kata-kata yang ringan dan mudah dipahami.

Bagaimana, siap bermain sekaligus belajar bersama Si Buah Hati? Gunakan langkah-langkah tersebut untuk mengajarkan ilmu sains sederhana sejak dini.

Image Article
Air Warna-Warni, Simulasi Unik Belajar Sains Sejak Dini
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tips Perlindungan Buah Hati Bermain Hujan Saat Pancaroba

Published date

Musim hujan telah datang! Biasanya Buah Hati akan meminta diberi kesempatan untuk bermain hujan-hujanan di luar rumah. Orang tua cenderung menolak dan melarangnya berhujan-hujanan untuk memproteksi Si Buah Hati dari penyakit flu.

 

Padahal, ada beberapa cara untuk menjaga badan tetap fit. Tidak hanya teratur berolahaga dan mengonsumsi makanan bernutrisi untuk memberikan perlindungan dari dalam, tapi juga memakai perlengkapan yang tepat seperti jas hujan dan payung.

 

Kenali pemilihan dan pemakaian jas hujan serta payung yang tepat untuk membantu menjaga kesehatan Buah Hati dan mengurangi risiko cedera.
 

Pilih Bahan dan Ukuran yang Tepat

Biasanya anak-anak yang mencapai tahapan usia sekolah sedang aktif-aktifnya bergerak dan  bereksplorasi ke sana ke mari, walau sedang diguyur hujan. Pilih bahan jas hujan yang tidak mudah sobek tapi lentur sehingga tidak menghalangi geraknya. Selain itu belikan ukuran yang pas agar tidak kedodoran atau kesempitan.

Jas hujan yang kebesaran justru menghambat gerakan dan dapat menyebabkan anak tersandung. Jika terlalu kecil, dapat mengurangi kenyamanan sekaligus tidak dapat melindungi tubuh dari air hujan secara optimal. Payung pun demikian, semakin besar ukurannya, akan semakin berat dan menyulitkan anak untuk membuka dan memegangnya di tengah hujan.

 

Pakai dengan Benar

Pemakaian jas hujan dan payung yang benar tidak hanya melindungi tubuh dari air hujan, tapi juga mencegahnya dari kerusakan. Untuk jas hujan, pilih yang dilengkapi kancing atau ritsleting sehingga memudahkan pemakaian dan melindungi tubuh lebih baik daripada yang berjenis poncho. Dengan pemakaian yang benar, jas hujan dan payung bisa menjadi proteksi yang aman bagi Buah Hati.

Baca Juga: Cara Menjaga Kesehatan Tubuh Anak Ketika Kembali Bersekolah

 

Perawatan Tepat

Setelah menggunakan jas hujan, gantung hingga air hujan mengering. Jangan melipatnya dalam keadaan basah ya karena dapat menstimulasi tumbuhnya jamur, lembap, bau, dan berisiko terkena penyakit kulit. Sedangkan untuk payung cukup buka dan keringkan hingga tidak ada sisa air. Lipat setelah kering dengan hati-hati agar jeruji besi tidak merobek kain payung.

 

Selain menggunakan jas hujan dan payung, ekspresikan cinta Bunda dengan melengkapinya juga dengan sepatu karet yang dapat mencegah Si Buah Hati terpeleset dan bebas dari penyakit gatal-gatal pada kulit kaki. Tak lupa juga tambahkan perlindungan ekstra dengan memenuhi nutrisi Buah Hati. 

 

Mulailah memberikan makanan dan minuman penambah daya tahan tubuh. Salah satunya dengan rutin memberikannya menu pelengkap nutrisi, seperti susu DANCOW 5+ Nutritods. Susu pertumbuhan ini mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya. Tak lupa juga Lactobacillus rhamnosus.

 

Dengan memberikan perlindungan luar dan dalam untuk Si Buah Hati, Bunda tak perlu merasa khawatir ketika anak bermain hujan-hujanan. Pastikan juga, Bunda tetap mengawasinya ketika bermain.

Image Article
Bermain Payung dan Jas Hujan di Musim Pancaroba
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

3 Cara Belajar yang Menyenangkan dengan Goresan Tangan Si Buah Hati

Published date

Pada tahapan usia prasekolah, Si Buah Hati sudah bisa memegang alat tulis dengan lebih kuat. Dia pun akan tertarik menulis beberapa huruf dan angka, meski bentuk aksara yang diciptakannya belum sempurna. 

Tahapan ini, Bunda bisa merangsang kemampuan menulis Si Buah Hati dengan mengajaknya menggambar. Misalnya, melukis hujan tertiup angin yang terdiri dari garis-garis miring yang menjadi unsur huruf A. Atau menggambar pagar yang terdiri dari garis horizontal dan vertikal yang merupakan pembentuk huruf T.

Bunda juga bisa mengasah kemampuan psikomotorik Si Buah Hati dengan cara belajar yang menyenangkan yang lebih asyik. Misalnya, melalui permainan. Ini bertujuan agar goresan tangannya lebih terarah dan tidak merasa bosan selama belajar. Berikut tiga permainan yang bisa Bunda terapkan kepada Si Buah Hati.

1. Menghubungkan Titik

Pada permainan ini, Bunda akan meminta Si Buah Hati menghubungkan titik-titik yang hasilnya membentuk lambang angka, huruf, atau geometri sederhana. Setiap kali Si Buah Hati menggeser pensil dari satu titik ke titik lain, jarinya akan memegang alat tulis lebih kuat karena mempertahankan posisi tetap di jalurnya. Harapannya, Si Buah Hati bisa terlatih memegang alat tulis dengan mantap.

Ketika kemampuan motorik Si Buah Hati lebih berkembang, Bunda bisa memberinya tantangan untuk menghubungkan banyak titik dan menghasilkan bentuk lebih rumit. Seperti gambar boneka atau mobil. 

Bunda bisa pula membuat desain gambar sendiri atau mengunduh sketsa itu dari internet. Lalu, berilah angka pada titik-titik yang harus dihubungkan oleh Si Buah Hati. Sehingga kemampuan psikomotorik Si Buah Hati dapat berkembang, dan kemampuan akademisnya terasah.

2. Menebalkan Garis

Pada permainan ini, Bunda bisa membuat angka atau huruf dengan pensil tipis. Kemudian mintalah Si Buah Hati untuk menebalkan gambar tersebut. Bimbinglah dia pelan-pelan agar goresan pensilnya tidak keluar jalur, sehingga huruf atau angka yang dibentuk terlihat sempurna.

3. Permainan Mencari Jejak

Bila ke toko buku, biasanya Bunda akan menemukan buku berisi permainan mencari jejak. Di permainan ini, Si Buah Hati akan berlatih menggerakkan pensil dari titik awal, menelusuri jalur, hingga akhirnya jalan keluar. Si Buah Hati akan terlatih memegang pensil lebih kuat dan mengikuti arah yang ditentukan.

Dukung eksplorasi dan kreativitas Si Buah Hati dengan memberikan Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Jangan lupa untuk tetap memberikan nutrisi dukung tumbuh kembang Si Buah Hati dengan susu DANCOW. Bunda juga bisa tukarkan poin di program Parenting Rewards DANCOW. Yuk, tunggu apa lagi? Tukar poin sekarang!

Image Article
Cara Belajar yang Menyenangkan dengan Goresan Tangan Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Kamar yang Menarik, Stimulasi Unik Bikin Si Buah Hati Betah di Kamar Sendiri

Published date

Pada tahapan usia 1+, dapat dimaklumi jika Si Buah Hati masih ingin berada dekat dengan orang tuanya. Seiring dengan tumbuh kembangnya, ia akan tidur sendiri di kamarnya. Untuk membuatnya betah, Bunda dapat mendukung stimulasinya dengan membuatkan ruangan yang atraktif dan lucu. Ikuti langkah-langkah berikut ini untuk membuat ruang tidurnya lebih nyaman dan menyenangkan.

Pilih Warna Ruangan

Ruangan untuk anak-anak identik dengan warna-warni yang ceria. Cat dindingnya dengan warna pastel yang menenangkan dan beri warna yang lebih mencolok untuk perabotan dan barang-barang yang ada dalam kamar tersebut. Cara tersebut dapat membuat kamarnya terlihat menarik tanpa terlihat terlalu penuh. Dukung eksplorasinya dengan melibatkan Si Buah Hati memilih warna yang disukainya. Hindari penggunaan warna yang terlalu gelap, seperti hitam atau coklat tua yang dapat menarik kedatangan nyamuk dan serangga lainnya.

Atur Ruang dengan Bijaksana

Menurut extension.org, kebanyakan orang tua membuat kesalahan dalam menata ruang dalam kamar tidur anak. Jika terlalu banyak ruang terbuka, Si Buah Hati cenderung berlarian kesana-kemari, sebaliknya terlalu banyak barang di dalam kamar juga membuatnya tidak nyaman. Selain sempit, dia akan mengalami kesulitan menemukan barang yang dibutuhkan untuk proses belajar atau bermain.

Simpan Mainan Si Buah Hati

Berbagai macam mainan dibutuhkan Si Buah Hati untuk mengembangkan kemampuan kognitifnya, terutama kemampuan memori, atensi, bahasa, dan psikomotorik. Tapi jika dibiarkan menumpuk dan tidak tertata tentunya membuat ruangan terlihat berantakan dan tidak nyaman ditinggali. Siapkan boks-boks plastik dan beri label untuk memisahkan dan memudahkan untuk menempatkannya kembali. Selain membuatnya terlihat lebih teratur, juga melindungi mainan dari debu yang menempel. Letakkan kotak bertutup di lantai atau rak-rak rendah agar mudah diambil dan dikembalikan.

Utamakan Keamanan

Pastikan ruang tidur Si Buah Hati aman dari faktor-faktor yang membahayakan keselamatannya. Amankan peralatan listrik, kabel, dan colokan dari jangkauannya. Selain itu, simpan barang-barang berbahaya atau mudah pecah di tempat yang lebih tinggi. Jika dia sudah mulai menyukai kegiatan memanjat, amankan posisi lemari untuk menghindarkan risiko anak-anak tertimpa perabotan.

Cukup mudah ya menciptakan kamar tidur bagi Si Buah Hati yang menarik, nyaman, dan tentunya aman. Cobalah menerapkan tips mendekorasi kamar tersebut dengan melibatkan Si Buah Hati di rumah.

Teruslah Bunda, dampingi Si Buah Hati dengan segenap perhatian. Selain itu, beri juga dia DANCOW 1+ Nutritods. Susu ini diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Kamar yang Menarik, Stimulasi Unik Bikin Si Kecil Betah di Kamar Sendiri
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

9 Tips untuk Dukung Si Buah Hati Belajar Puasa

Published date

Bunda masih ingat lagu Bimbo berjudul Anak Bertanya pada Bapaknya? Liriknya menceritakan seorang Ayah yang menjelaskan faedah berpuasa di bulan Ramadan kepada anaknya. Lirik lagu tersebut di antaranya menyebut, "Lapar mengajarmu rendah hati selalu/ Tadarus artinya memahami kitab suci/ Tarawih mendekatkan diri pada Ilahi."

Ya Bunda, puasa memang mengandung banyak pelajaran, juga untuk Si Buah Hati. Misalnya menumbuhkan rasa empati dan berbagi dengan orang lain. Lalu bagaimana cara Bunda dan Ayah mengajarkan ia yang berusia 5 tahun untuk mulai berpuasa?

Bunda dan Ayah sudah bisa mengajarkan Si Buah Hati berpuasa sejak dini. Karena baru tahap pengenalan, sebaiknya ia hanya berpuasa 3-4 jam saja. Bila terlalu lama, dikhawatirkan bisa menghambat pertumbuhan Si Buah Hati.

Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan Bunda dan Ayah ketika mengajarkan Si Buah Hati berpuasa, yakni:

1. Perhatikan Kondisi Kesehatan Anak

Bunda dan Ayah bisa mengajak Si Buah Hati belajar berpuasa bila yakin ia dalam kondisi sehat. Namun jika sedang tidak fit, misalnya tengah pilek atau batuk, sebaiknya proses belajar puasa ditunda dulu.

Bila Bunda atau Ayah tetap memintanya berpuasa, dikhawatirkan kesehatannya akan semakin terganggu. Hasilnya pun Si Buah Hati bisa trauma untuk berpuasa.

2. Memperkenalkan Rukun Puasa

Beberapa hari sebelum Ramadan dimulai, ada baiknya Bunda dan Ayah menjelaskan kepada Si Buah Hati mengenai rukun puasa, mulai dari sahur hingga berbuka. Selanjutnya, ajak ia untuk tidur lebih awal dari hari biasa, jika ingin puasa keesokan harinya. Itu dilakukan agar anak mudah dibangunkan saat sahur.

Jika kekurangan waktu tidur dan sulit dibangunkan, ia mungkin saja sahur dengan hati yang tidak riang. Bisa jadi malah rewel sepanjang hari. Bila sudah begini, bisa jadi dia menganggap puasa bukan sesuatu yang menyenangkan dan enggan untuk kembali mencoba belajar berpuasa.

3. Menyediakan Menu Sahur Bernutrisi dan Bergizi

Saat sahur, Bunda harus memastikan bila menu makan Si Buah Hati bergizi dan mencukupi untuk kebutuhan nutrisinya. Selain untuk menjaga ia tidak mudah lesu, sajian bernutrisi juga penting agar tumbuh kembangnya tidak terganggu selama menjalani puasa.

Bunda tidak perlu menyajikan menu mewah, tapi yang penting padat gizi (nutrient-dense food) karena waktu sahur yang terbatas dan kapasitas lambung untuk mengkonsumsi banyak makanan. Untuk itu, menu sahur Si Buah Hati haruslah terdiri dari karbohidrat, lauk pauk, sayuran, buah, serta air putih secukupnya.

4. Sahur Menjelang Waktu Imsak

Menyantap menu sahur mendekati waktu imsak ini bertujuan agar Si Buah Hati tidak berpuasa terlalu panjang dan kebugaran tubuhnya terjaga. Cara ini juga bisa mencegah anak tidur lagi sebelum belajar menunaikan salat Subuh.

Meski begitu, Bunda juga harus memastikan waktu sahurnya tidak terlalu singkat, sehingga ia tak terburu-buru menghabiskan makanannya.

5. Mengajak Si Buah Hati Bereksplorasi Ringan

Meski tengah belajar berpuasa, bukan berarti Bunda menghentikan seluruh kegiatan bermain, belajar, dan bereksplorasi Si Buah Hati. Yang mesti Bunda lakukan adalah memastikan ia melakukan aktivitas ringan atau di dalam ruangan saat siang hari, sehingga tenaganya tidak terkuras.

Bunda bisa mengajak Si Buah Hati melakukan berbagai kegiatan di dalam rumah. Misalnya, mengajak dia melakukan permainan tradisional seperti bekel, engklek, congklak, atau ular tangga.

6. Sabar dan Pahami Kondisi Anak

Namanya juga baru belajar, besar kemungkinan Si Buah Hati akan melewati fase merengek untuk berbuka sebelum waktu yang telah disepakati. Bila sebelumnya anak setuju berpuasa hingga pukul 10.00, tidak tertutup kemungkinan ia sudah meminta berbuka puasa pada jam 09.00, atau lebih awal lagi.

Bila begitu, Bunda harus memahaminya dan membiarkan ia berbuka puasa. Sambil mendampinginya membatalkan puasa, Bunda bisa mengajaknya berbincang dan meminta ia untuk kembali belajar puasa keesokan hari. Yang pasti, jangan sampai Bunda memarahi Si Buah Hati karena gagal menyelesaikan puasa seperti kesepakatan awal, ya. Sehingga ia tidak trauma untuk kembali berpuasa.

Baca Juga: Tips Memilih Tempat Buka Puasa dengan Buah Hati

7. Memberikan Contoh

Cara terbaik untuk mengajari Si Buah Hati adalah memberikannya contoh. Karena itu, Bunda bisa mencontohkan bagaimana cara puasa yang benar. Seperti menahan emosi agar tidak marah, menjaga mulut untuk tidak berkata yang buruk, berbagi dengan orang lain, atau sabar menanti waktu berbuka.

Lantas bagaimana jika Bunda sedang tidak berpuasa? Ada baiknya Bunda tetap mendampingi ia saat sahur, berbuka, dan tidak makan atau minum di depannya saat siang hari, seakan juga tengah berpuasa. 

8. Mengajarkan Puasa secara Bertahap

Bunda bisa mulai mengajarkannya untuk ikut berpuasa secara bertahap dengan beberapa cara berikut ini.

  • Membiasakan Si Buah Hati untuk bangun sahur meski hanya untuk minum air putih atau susu saja.

  • Menunda waktu sarapan pada anak-anak usia prasekolah. Misalnya jika Si Buah Hati terbiasa sarapan pukul tujuh pagi, maka Bunda bisa menundanya hingga pukul delapan atau sampai anak-anak minta makan. Bila perlu, ajarkan anak untuk tidak sarapan selama bulan Ramadan, namun memajukan waktu makan siang agar mereka tidak merasa kelaparan.

  • Mulai mengajarkan Si Buah Hati untuk berpuasa selama 3-4 jam terhitung dari waktu solat subuh. Setelah terbiasa, Bunda bisa menambah waktu berpuasa hingga pukul 12 siang, sehingga anak-anak akan mulai terbiasa.

  • Mengenalkan hal-hal yang dapat membatalkan puasa.Tak hanya mengajak anak-anak untuk belajar puasa sejak dini, penting juga untuk mengenalkan hal-hal apa saja yang membatalkan puasa, seperti makan dan minum disengaja sebelum waktunya berbuka puasa juga muntah dengan sengaja.

Bila Si Buah Hati sudah cukup umur untuk mengerti, barulah Bunda jelaskan kepadanya bahwa seorang wanita memiliki masa-masa tertentu sehingga diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan masih ada beberapa hal lainnya yang dapat membatalkan puasa seseorang.

Untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi Si Buah Hati selama puasa, Bunda bisa berikan DANCOW 3+ Imunutri dengan varian rasa favorit anak. Ada rasa madu, vanilla, dan cokelat yang bisa Bunda berikan pada saat sahur dan sebelum tidur untuk dukung ia siap belajar puasa. 

DANCOW 3+ Imunutri tinggi Vitamin A, C, E, Zink, tinggi Kalsium & Vitamin D, Omega 3 & 6, serta kombinasi unik DHA dan zat besi dukung pertumbuhan Si Buah Hati!

Image Article
9 Tips untuk Dukung Si Buah Hati Belajar Puasa
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bahaya Tidak Ya, Kalau Si Buah Hati Terkena Lumpur Saat Bereksplorasi?

Published date

Bunda, di usia emas tumbuh kembang Si Buah Hati, eksplorasi merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting untuk dilakukan. Mengapa? Dengan bereksplorasi, Si Buah Hati menjawab rasa ingin tahunya yang tinggi. Saat Si Buah Hati terlindungi dari dalam, ia dapat bereksplorasi secara optimal sehingga proses belajarnya pun akan maksimal.

Nah Bunda, selain bereksplorasi di dalam rumah, eksplorasi di luar rumah juga penting lho! Eksplorasi di luar rumah biasanya sangat disukai Si Buah Hati karena areanya lebih luas dan jenis eksplorasinya juga lebih beragam. Oleh karena eksplorasi di luar rumah cenderung bersifat lebih bebas, Si Buah Hati mudah sekali terkena kotor, misalnya menyentuh genangan air atau kecipratan lumpur.   

Itulah sebabnya, Bunda sering dilanda dilema, apakah sebaiknya melarang atau membiarkan Si Buah Hati bereksplorasi bebas di luar rumah, khususnya di area berlumpur. Ada semacam ketakutan, Si Buah Hati akan terkena kotoran lumpur yang berisiko menularkan bakteri penyakit. Karena tidak mau Si Buah Hati sakit, akhirnya Bunda pun memilih mengajak Si Buah Hati bermain dalam ruangan yang bersih dan kering.

Akan tetapi ternyata, ada sebagian Bunda yang telah meninggalkan ketakutan semacam ini sejak lama. Mereka memilih membuka pintu rumahnya lebar-lebar untuk Si Buah Hati agar ia dapat bereksplorasi bebas, di area berlumpur sekalipun. Membiarkan Si Buah Hati bereksplorasi di luar rumah, akan membuatnya lebih percaya diri dan ceria lho!

Bereksplorasi bebas di area berlumpur yang mungkin tampak “menjijikan” justru sejatinya sangat bermanfaat. Dokter spesialis anak, Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), MSi mengatakan bereksplorasi bebas di area berlumpur bantu berikan Si Buah Hati berbagai bentuk stimulasi yang berbeda, tidak hanya lumpur yang becek tetapi juga rumput basah, hembusan angin, dan mungkin batu kerikil kasar yang bercampur dalam lumpur. Kegiatan kotor-kotoran ini juga diketahui dapat membantu Si Buah Hati menjadi lebih santai dan senang. Biasanya, mereka akan tertawa bahagia saat tubuhnya terciprat lumpur. Saat itulah, suasana hatinya membaik dan tingkat stresnya menurun. Yuk simak tips di bawah ini agar Si Buah Hati tetap terlindungi saat aktif bereksplorasi di area berlumpur:

1. Tentukan berapa lama Si Buah Hati akan berekplorasi di area berlumpur

Sebaiknya buat kesepakatan atau perjanjian dengan Si Buah Hati tentang kapan dan berapa lama ia bisa bereksplorasi di area berlumpur. Jangan sampai terlalu lama, jangan terlalu sebentar juga. Berikan waktu secukupnya hingga Si Buah Hati merasa senang dan puas. Bunda pun harus tegas saat waktunya habis, Si Buah Hati harus segera beranjak dari lumpur.

2. Berikan perlindungan dari dalam

Hal penting yang kadang luput dari perhatian Bunda adalah perlindungan dari dalam untuk Si Buah Hati. Apa itu perlindungan dari dalam? Maksudnya adalah perlindungan yang berasal dari daya tahan tubuh Si Buah Hati, Bunda. Daya tahan tubuh yang kuat akan membantu Si Buah Hati terlindungi dari serangan berbagai bakteri penyebab penyakit. Berikan ia asupan nutrisi lengkap dan seimbang setiap hari. Konsumsi bakteri baik; serat pangan inulin; vitamin A,C,E; serta mineral selenium dan zink, bantu tingkatkan daya tahan tubuh Si Buah Hati.

3. Jaga kebersihan setelah selesai bereksplorasi

Usai Si Buah Hati bereksplorasi di area berlumpur, lekaslah ajak membilas diri dengan air hangat. Lalu, kenakan pakaian yang bersih dan hangat. Hal ini akan mengembalikan kenyamanan tubuh Si Buah Hati.

Image Article
Bahaya Tidak Ya, Kalau Si Kecil Terkena Lumpur Saat Bereksplorasi?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Mengatasi Anak Demam Tinggi di Rumah

Published date

Di usia toddler, daya tahan tubuh Si Buah Hati belum sesempurna orang dewasa. Hingga memasuki usia sekolah, Si Buah Hati pun mudah terserang demam. Kondisi badan yang tidak fit dan cuaca yang tak menentu juga meningkatkan risiko terkena demam.

 

Tahukah Bunda, demam sebenarnya bukanlah sebuah penyakit? Namun, demam merupakan tanda akan datangnya suatu penyakit. Demam bisa diakibatkan oleh pelbagai hal, seperti infeksi virus atau suhu terlalu panas di lingkungan sekitar.

 

Bila terserang demam, biasanya Si Buha Hati akan rewel, susah makan, dan tidur tidak nyenyak. Untuk itu, sebaiknya Bunda segera mengatasi demam anak sebelum semakin parah. Berikut tips yang bisa Bunda lakukan saat Si Buah Hati terserang demam.

 

1. Kompres dengan Air Hangat

Dalam istilah klinis, mengompres dengan air hangat disebut tepid. Untuk melakukannya, Bunda haruslah sediakan sebuah spons atau handuk kecil dan air hangat. 

 

Lalu, letakkan kain atau spons, yang telah dibasahi air hangat, ke lipatan ketiak dan selangkangan Si Buah Hati selama 10-15 menit. Cara ini akan membantu panas suhu keluar lewat pori-pori kulit melalui proses penguapan. Hal ini mampu menurunkan panas Si Buah Hati.

 

2. Pijat dengan Ramuan Tradisional

Menurut penelitian Nursiyah di Universitas Negeri Semarang, Bunda dapat menurunkan demam Si Buah Hati dengan parutan bawang merah yang dicampur dengan minyak kelapa atau minyak telon. 

Kemudian, menempelkannya pada ubun-ubun Si Buah Hati dan balur ke dada, punggung, dan perutnya. Bawang putih sendiri mengandung minyak atsiri atau essential oil alami yang berguna sebagai antiinfeksi dan pembunuh bakteri; serta zat sikloaliin yang ampuh untuk menurunkan suhu tubuh.

 

3. Minum Banyak Cairan

Salah satu efek dari demam adalah dehidrasi atau kurangnya cairan tubuh. Karena itu, Bunda harus memberikan minuman air putih yang cukup pada Si Buah Hatil. Sehingga kondisi cairan tubuhnya tetap terjaga dan kondisinya tidak semakin semakin lemas. 

 

Selain air putih, Bunda bisa pula memberikannya makanan dan minuman, seperti sup hangat. Selain berfungsi untuk mengeluarkan keringat dari dalam tubuh, sop juga bisa memberikan nutrisi bagi si Kecil. Sehingga tubuhnya akan segera kuat kembali.

 

Bunda  juga bisa menambahkan DANCOW 5+ Nutritods agar anak mendapatkan nutrisi dan juga tidak dehidrasi. Produk DANCOW ini mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

4. Jaga Sirkulasi Udara

Ketika Si Buah Hati demam, ada baiknya Bunda selalu menjaga sirkulasi udara pada ruangan. Jangan sampai ruangan pengap dan tidak ada aliran udara. Namun, juga jangan pula terlalu banyak angin masuk dalam ruangan. Sebab sirkulasi udara yang kurang memadai menghambat pengeluaran panas tubuh sehingga mempercepat kenaikan suhu tubuh Si Buah Hati.

 

Begitu juga dengan pakaian yang dikenakannya. Sebaiknya Bunda menghindari selimut tebal yang menutupi tubuh Si Buah Hati. Jangan lupa menggantikannya dengan pakaian berbahan katun yang nyaman dan dapat menyerap keringat.

 

Bunda ingat cara-cara meredakan demam tersebut. Ini karena beberapa cara itu hanya bisa dilakukan bila suhu tubuh Si Buah Hati  tidak melonjak di atas 38 derajat Celcius dan terjadi lebih dari tiga hari. Bila itu yang terjadi, segeralah memeriksakan si Kecil ke dokter. Semoga Si Buah Hati sehat selalu!

Image Article
Atasi Demam pada si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Yuk, Bangun Ikatan Emosional Si Buah Hati dengan Lingkungan Keluarga

Published date

Ketika sudah menginjak umur setahun, Si Buah Hati mulai mengenali orang-orang terdekat di lingkungannya. Misalnya, kakak, adik, pengasuh, atau para tetangga. Bila sudah bisa berbicara, ia pun mampu menyebutkan nama orang yang dikenalnya, juga memasuki fase takut pada orang asing. 

Di fase inilah, penting bagi Bunda dan Ayah untuk membuat Si Buah Hati mengingat siapa saja anggota di lingkungan keluarga dan lingkungan sekitarnya. Sehingga akan menumbuhkan rasa aman padanya, juga waspada terhadap orang yang belum dikenal. Misalnya dengan cara:

1. Perkenalan pada Saat Acara Kumpul Keluarga

Ketika acara kumpul keluarga, seperti arisan, ajaklah Si Buah Hati berkeliling, bersalaman, dan mengenal nama anggota keluarga yang ditemuinya. Misalnya, “Dek, ini Tante Ani.” 

Selain membuatnya mengenal anggota keluarga, cara ini juga akan merangsang kemampuan bersosialisasinya dengan orang baru.

2. Berkenalan Lewat Album Foto

Bunda juga bisa memperkenalkan anggota keluarga kepada Si Buah Hati melalui album foto. Tujuannya, agar ia terbiasa mengenali wajah anggota keluarganya. Tunjukkan foto kepadanya dan sebut nama serta sapaan anggota keluarga yang ada di dalam foto tersebut.

3. Berbincang dengan Saudara Lewat video call

Dengan perkembangan teknologi, Bunda juga bisa mengenalkan anggota keluarga yang tinggal di luar kota atau luar negeri melalui video call. Ajak Si Buah Hati turut berbincang dan kenalkan siapa anggota keluarga yang tengah berbicara melalui layar video.

4. Menggunakan Buku Cerita Bergambar Mengenai Keluarga

Sambil membacakan ceritanya, Bunda bisa menyebutkan siapa nama anggota keluarga yang memiliki hubungan yang sama dengan tokoh dalam cerita tersebut. Dengan cara ini, Si Buah Hati akan mengenal lebih jauh hubungan setiap anggota keluarga yang ada di sekelilingnya.

5. Membaur dengan Tetangga

Untuk mengenalkan Si Buah Hati kepada para tetangga, sesekali Bunda bisa mengajaknya keliling kompleks. Cara ini juga akan membuat tetangga menjadi seperti keluarga, sehingga mereka juga akan peduli jika suatu saat melihat hal yang tak biasa padanya. 

Seperti waspada kala ada orang asing yang datang ke rumah atau terlihat menggendong Si Buah Hati. Dengan begitu akan tercipta keamanan sosial bagi keluarga.

Ketika memperkenalkan anggota keluarga besar, itu artinya Bunda tengah memupuk kedekatan secara emosional. Bagaimana pun, lingkungan keluarga akan menjadi lingkungan pertama yang sangat berperan bagi perkembangan Si Buah Hati. 

Melalui keluarga, ia akan belajar menanggapi orang lain, mengenal dirinya, dan sekaligus belajar mengelola emosinya. Pola komunikasi yang dibangun dalam sosialisasi di lingkungan keluarga juga akan menentukan perkembangan kepribadian Si Buah Hati. 

Nilai-nilai dan hubungan sosial yang terbangun di keluarga akan dibawanya saat berinteraksi dalam lingkungan sosial yang lebih besar. Selain itu, rasa aman akan terbangun ketika ia mengenal dan menyadari bahwa di sekelilingnya banyak anggota keluarga yang menyayangi. 

Jika Bunda sedang tak berada di sekitarnya, atau harus menitipkannya kepada anggota keluarga lainnya karena ada suatu kepentingan, ia juga tak akan sulit untuk beradaptasi.

Bantu anak bersosialisasi dan eksplorasi dengan memberikan pelengkap nutrisi, seperti Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Yuk, Bangun Ikatan Emosional Si Kecil dengan Lingkungan Keluarga
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off