6 Tahun+

Product Name
Dancow FortiGro

Perlukah Susu Penambah Berat Badan Anak? Simak di Sini!

Published date

Berat badan Si Buah Hati yang bertambah sesuai dengan rentang normal pada usianya merupakan salah satu indikator bahwa pertumbuhannya berlangsung dengan optimal. Saat berat badannya tidak naik dengan memadai sesuai usianya, maka Si Buah Hati disebut mengalami gagal tumbuh (failure to thrive). Salah satu cara yang banyak disarankan untuk menambah berat badannya dengan cepat adalah mengonsumsi susu anak penambah berat badan. Apakah hal ini diperlukan dan membawa hasil sesuai harapan? Yuk, Bunda, pahami informasinya agar tidak salah paham.

Apa Penyebab Si Buah Hati Gagal Tumbuh?

Saat Si Buah Hati memiliki berat badan yang rendah, disebut secara klinis sebagai gagal tumbuh, maka berat badannya berada di bawah rentang standar deviasi. Standar deviasi yang dimaksud adalah satuan ukuran yang digunakan untuk mengukur sejauh mana data tersebar di sekitar nilai rata-rata. 

Anak yang secara klinis disebut sebagai gagal tumbuh memiliki nilai -3 SD (standar deviasi) sampai <-2 SD di tabel berat badan menurut umur dari data rekomendasi pertumbuhan anak WHO, sedangkan berat badan yang sangat rendah berada di <-3 SD. Si Buah Hati juga akan dianggap kurus jika skor Indeks Massa Tubuh (IMT) berada di rentang -3 SD sampai <-2 SD di tabel standar IMT menurut umur.

Sebagai gambaran, berikut adalah tabel batas ambang indeks massa tubuh (IMT) menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia:

Kurus

Kekurangan berat badan tingkat berat

< 17,0

Kekurangan berat badan tingkat ringan

17,0 - 18,4

Normal

 

 

 

18,5 - 25,0

Gemuk

Kelebihan berat badan tingkat ringan

25,1 - 27,0

Kelebihan berat badan tingkat berat

> 27,0

 

Contohnya, bila seorang anak memiliki berat badan 40 kg dengan tinggi 1,40 m (140 cm), perhitungan indeks massa tubuhnya adalah:

  • Kalikan tinggi badan anak dalam satuan meter yang dikuadratkan → 1,40 x 1,40 = 1,96
  • Selanjutnya, bagi angka berat badan anak dengan hasil kuadrat tinggi badan → 40 : 1,96 = 20,4
  • Hasil nilai IMT adalah 20,4 → dengan demikian, berat badan anak termasuk dalam angka normal dalam perhitungan indeks massa tubuh.

Penyebab Si Buah Hati gagal tumbuh dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu kurangnya asupan makanan, meningkatnya pengeluaran, dan meningkatnya kebutuhan kalori. Penyebabnya juga bisa bersifat organik dan anorganik. Penyebab organik misalnya, adanya kelainan yang membuat ia kesulitan untuk menelan. Sedangkan penyebab anorganik misalnya pemberian makanan yang jumlah kalorinya tidak mencukupi kebutuhannya.

Ada beberapa kondisi yang membuat anak mengalami gagal tumbuh dan berat badannya rendah yang termasuk dalam tiga kategori di atas, di antaranya adalah:

  1. Asupan kalori yang tidak mencukupi. Sekitar 90 persen kejadian anak yang gagal tumbuh disebabkan oleh kondisi ini. Asupan kalori yang kurang bisa terjadi karena orang tua atau pengasuh tidak mempertimbangkan umur, jenis kelamin, ukuran, aktivitas, dan kondisi medis anak saat memberinya makanan.
  2. Anak makan terlalu sedikit. Anak yang picky eater atau mempunyai masalah kesehatan yang membuatnya sulit untuk menelan makanan (misalnya sumbing di langit-langit mulut) cenderung makan dalam jumlah terlalu sedikit. Penderita autis yang sangat memilih tekstur dan rasa makanan juga berpotensi untuk makan terlalu sedikit. Ada pula keluarga yang pendapatannya sangat rendah sehingga orang tua tidak sanggup untuk menyediakan makanan dalam jumlah sesuai kebutuhan anak.
  3. Masalah di saluran pencernaan. Penyakit Celiac dan fibrosis kistik dapat membuat tubuh anak tidak dapat menyerap gizi yang terkandung di dalam makanan sehingga berat badannya sulit untuk bertambah. Sedangkan penyakit dan masalah lain seperti penyakit Crohn, GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), dan penyakit hati kronis membuat anak malas untuk makan atau malah memuntahkan makanan yang sudah dimakan.
  4. Kebutuhan kalori yang tinggi. Beberapa gangguan kesehatan membuat anak membutuhkan asupan kalori yang lebih besar dibanding anak-anak seusianya, misalnya kelenjar tiroid yang terlalu aktif dan penyakit jantung bawaan. Kedua penyakit ini mempercepat metabolisme tubuh sehingga anak butuh kalori ekstra untuk memenuhi kebutuhannya.

Mengatasi Si Buah Hati yang Gagal Tumbuh

Jika Si Buah Hati terdiagnosis oleh dokter anak mengalami gagal tumbuh, maka cara yang dilakukan untuk mengatasinya adalah menambah asupan kalori agar berat badannya dapat naik. Jika penyebabnya berkaitan dengan kesehatan, maka kemungkinan besar dokter anak akan melibatkan dokter spesialis lainnya untuk pengobatan gangguan kesehatan tersebut sehingga Si Buah Hati bisa makan dan berat badannya naik.

Mengatasi gagal tumbuh umumnya dapat dilakukan di rumah. Dokter anak dan ahli gizi akan memberi panduan mengenai asupan makanan yang dapat menambah berat badan Si Buah Hati, termasuk susu anak penambah berat badan, dan strategi pemberiannya. Bunda juga harus memeriksakan Si Buah Hati secara berkala ke dokter anak untuk mengetahui hasilnya.

Penambahan berat badan harus dilakukan secara sehat. Misalnya saja dengan membagi asupan makanan utama menjadi 4-5 porsi yang lebih kecil dalam sehari dan tidak memaksakan Si Buah Hati untuk makan tiga kali sekali dalam porsi yang besar. Sebagai tambahan, bisa juga disertakan camilan dua kali dalam sehari. Jenis makanan yang disarankan adalah yang padat gizi, terutama yang memiliki kalori tinggi.

Beberapa jenis makanan dan minuman yang disarankan untuk menambah berat badan Si Buah Hati di antaranya adalah:

  1. Susu full cream. Kandungan lemak susu yang lebih tinggi membuatnya memiliki kalori yang tinggi, sehingga cocok untuk menambah berat badan. Pilih susu penambah berat badan anak yang ia sukai. Tak hanya diminum langsung, susu juga bisa dijadikan sebagai bahan dari makanan utama yang Bunda sajikan, misalnya sereal dan susu pada pagi hari, atau salad buah yang diberikan susu di sausnya.
  2. Produk turunan susu (dairy). Keju dan yoghurt bisa menjadi produk turunan susu untuk penambah berat badan anak, terutama jika yang dibuat dari susu full cream.
  3. Berbagai bentuk mentega kacang, bisa berupa kacang tanah, almon, dan kacang mete.
  4. Buah-buahan tinggi lemak, seperti alpukat dan kelapa.
  5. Berbagai variasi hidangan telur.

Baca Juga: Perlukah DANCOW FORTIGRO untuk Menambah Berat Badan?

Tips menambah berat badan pada anak

Untuk membantu Si Buah Hati mencapai berat badan yang ideal, simak beberapa tips menambah berat badan anak seperti berikut ini.

  1. Memberikan makanan dan camilan anak sesering mungkin, yaitu makan tiga kali sehari dan camilan sebanyak dua sampai tiga kali setiap harinya. 
  2. Berikan jarak 1-2 jam antara waktu makan dan pemberian camilan atau minuman. Usahakan setidaknya dua dari makanannya harus mengandung sumber protein, misalnya daging, ikan, telur, keju, kacang-kacangan, kacang-kacangan atau lentil.
  3. Cobalah untuk meningkatkan lemak dan karbohidrat (pati dan gula) dalam makanan untuk membantu meningkatkan berat badan lebih optimal.
  4. Mencoba menambah porsi makan Si Buah Hati, terutama untuk makanan bertepung seperti roti, nasi, pasta, dan kentang.
  5. Menambahkan sumber kalori seperti butter atau mentegakeju, dan selai kacang dalam makanan harian Si Buah Hati.
  6. Terapkan pola makan yang bervariasi untuk memastikan Si Buah Hati mendapatkan semua kebutuhan gizinya, mulai dari protein, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan untuk tumbuh kuat dan sehat.
  7. Usahakan untuk terus memberikan setidaknya dua gelas susu sesuai dengan takaran penyajian setiap hari untuk mendapatkan kalsium yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan dan mendukung pertumbuhan tulang yang kuat.

DANCOW FortiGro Full Cream adalah susu bubuk full cream yang tinggi Protein Susu dan juga sumber Kalsium, juga mengandung perpaduan Zat Besi, Zink, Vitamin A, C, dan D, yang berperan penting untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak dan keluarga.

Protein sebagai salah satu komponen esensial dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, khususnya Protein Susu yang lebih mudah diserap oleh tubuh, sehingga baik untuk dikonsumsi untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi yang meningkat sesuai bertambahnya umur anak. Dilengkapi juga dengan Kalsium dan Vitamin D yang membantu proses pembentukan dan mempertahankan kepadatan sel-sel tubuh khususnya tulang dan gigi. 

Vitamin C dan Zink sebagai zat gizi yang berkontribusi terhadap fungsi normal daya tahan tubuh, jika dipenuhi dengan cukup dengan konsumsi makanan bergizi seimbang.

Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi kapan saja dan di mana saja. 

Cara menyajikan susu untuk menambah berat badan anak

Berikut ini cara penyajian yang bisa Bunda praktikkan ketika menyajikan susu untuk Si Buah Hati di rumah:

  1. Panaskan air matang hingga 70 derajat Celsius dan diamkan selama 10 menit
  2. Tuang air matangnya ke dalam gelas sebanyak 190 ml. 
  3. Lalu tambahkan susu bubuk sebanyak tiga sendok makan atau sesuai takaran yang tertera pada kemasan susu yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan anak sesuai usianya.
  4. Setelah itu, aduk hingga susu bubuk larut. Susu untuk menambah berat badan anak siap disajikan.
  5. Bujuk Si Buah Hati untuk segera menghabiskan susu, paling lama dalam jangka waktu satu jam setelah dibuat. Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyarankan hal ini, karena dikhawatirkan susu akan terkontaminasi bakteri berbahaya yang dapat membuat Si Buah Hati sakit.
  6. Jika susu yang sudah dibuat tidak akan segera diberikan setelah dibuat, segera dinginkan dan simpan dalam wadah tertutup. Masukkan ke dalam lemari pendingin dengan suhu kurang dari 5 derajat celsius. Gunakan susu yang disimpan tersebut dalam waktu kurang dari 24 jam.

Selamat mencoba ya, Bunda!

Image Article
Perlukah Susu Anak Penambah Berat Badan? Simak di Sini!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Menjadi Single Mom yang Sukses untuk Tumbuh Kembang Anak

Published date

Ketika situasi dan kondisi membuat Bunda menjadi single mom, wajar jika kemudian muncul rasa khawatir, apakah Bunda bisa menjadi single mom yang baik dan sukses mengasuh Si Buah Hati? Dengan strategi yang tepat dan modal kuat #CintaBundaSempurna untuknya, Bunda bisa menjadi single mom yang sukses mengasuh Si Buah Hati agar tumbuh-kembangnya optimal.

Tantangan Menjadi Single Mom

Saat menjadi seorang single mom, tak terhindari Bunda akan memiliki berbagai tantangan besar, baik dari dalam maupun luar. Kalau dibayangkan, mungkin Bunda tak akan sanggup menjalani tantangan menjadi Ibu tunggal. Namun tentu saja, semua orang diberkati dengan kekuatan dan ketangguhan dalam menghadapi masalah hidup. Karena itu, walaupun terasa sangat berat, Bunda pasti akan bisa menjalaninya.

Berbagai tantangan yang umum dihadapi oleh seorang single mom di antaranya adalah:

Meragukan kemampuan diri

Karena mengasuh Si Buah Hati seorang diri, maka rasa ragu apakah Bunda sudah menjadi ibu yang baik, atau apakah pola asuh yang Bunda terapkan sudah tepat, pasti akan hadir. Jika memiliki pasangan, ada orang lain yang bisa memberi penilaian dan masukan. Kalau sendirian, siapa yang akan melakukannya untuk Bunda?

Mengambil keputusan sendirian

Memutuskan sesuatu sendirian, apalagi jika berkaitan dengan Si Buah Hati, bisa menjadi sesuatu yang membingungkan karena khawatir membuat keputusan yang salah. Walau mungkin mendapat masukan dari orang-orang terdekat, tapi mengambil keputusan sendiri tanpa berbagi dengan pasangan tetap saja terasa berat.

Kesepian saat Menjadi Orang Tua Tunggal

Memang, kehadiran pasangan tak menjamin Bunda tak merasa kesepian. Namun jika penyebab Bunda menjadi single mom adalah kematian pasangan, maka wajar jika Bunda merasa sangat kehilangan dan kesepian. Selain itu, rasa sepi juga bisa muncul saat si Buah sedang menghabiskan waktu bersama Ayahnya.

Kekhawatiran soal keuangan

Masalah keuangan memang bisa menjadi penyebab kecemasan dan kekhawatiran bagi single mom karena pemasukan yang berkurang. Ini bisa membuat menutupi pengeluaran untuk kebutuhan primer orang tua tunggal saja kadang sudah terasa berat, belum lagi untuk mengisi tabungan.

Stigma negatif di masyarakat

Jika Bunda memutuskan bercerai dengan pasangan sehingga menjadi single mom, tantangan yang Bunda hadapi bertambah dengan adanya stigma yang negatif di masyarakat karena dianggap gagal membina rumah tangga. Padahal, kebanyakan orang tidak tahu penyebabnya tapi sudah memberi penilaian dan penghakiman.

Baca Juga: Cara Menjadi Ibu yang Baik Versi Diri Sendiri

Cara Menjadi Single Mom yang Sukses

Melihat tantangan-tantangan ini, rasanya sangat sulit untuk menjadi single mom yang bahagia dan sukses. Jangan putus asa dulu, Bunda, coba terapkan kiat-kiat cara menjadi single mom yang baik berikut ini:

Yakin pada diri-sendiri

Bunda mungkin merasa kurang sebagai seorang single mom, padahal sebenarnya Bunda telah memenuhi kriteria seorang ibu yang baik, terlepas dari status single atau tidak. Cobalah Bunda kilas balik dan melihat perjalanan selama menjadi single mom; Bunda akan melihat betapa kuat dan tahan bantingnya Bunda menghadapi segala tantangan yang ada. Karena itu, Bunda harus yakin dan bangga pada diri-sendiri.

Mengatur waktu sebaik mungkin

Mengasuh Si Buah Hati, mengurus rumah, bekerja, acara keluarga, dan lainnya, bisa membuat Bunda kewalahan. Karena itu, mengatur waktu dengan membuat jadwal aktivitas setiap hari akan sangat membantu. Jika memungkinkan, libatkan juga Ayahnya untuk mengasuh Si Buah Hati, misalnya dengan mengantarkannya untuk mengikuti kelas renang pada akhir pekan atau menemaninya mencari buku yang dibutuhkan untuk belajar.

Membangun support system

Berbagai penilaian negatif dari orang lain bukanlah sesuatu yang bisa Bunda kontrol saat menjadi single mom, jadi memikirkannya hanya akan membuat sedih dan stres berkepanjangan. Akan lebih baik jika Bunda fokus membangun jaringan berisi orang-orang yang paham dan suportif terhadap Bunda, bisa terdiri dari keluarga, sahabat, teman-teman dekat, tetangga dekat, dan anggota komunitas. Akuilah jika Bunda butuh bantuan mengurus Si Buah Hati, dan terimalah bantuan saat mereka melihat Bunda kewalahan.

Tetap merawat diri

Wajar jika single mom banyak menghabiskan waktu untuk mengurus rumah dan Si Buah Hati. Jangan lupakan untuk mengurus diri sendiri ya, Bunda. Secara rutin, lakukan berbagai aktivitas yang dapat memicu kebahagiaan dan kebaikan bagi diri, misalnya berolahraga, merawat tubuh, melakukan hobi, menjadi relawan, atau berkumpul bersama teman-teman dekat. Jika Bunda bahagia menjadi single mom, maka kebahagiaan ini akan menular ke Si Buah Hati.

Buatlah prioritas

Jika kondisi keuangan Bunda tak sebaik saat masih menikah, maka Bunda harus menyusun skala prioritas. Dengan demikian, Bunda tahu uang yang terbatas ini harus disalurkan untuk kebutuhan yang mana.  Bunda juga sebaiknya melakukan penyesuaikan. Jika sebelumnya terbiasa berbelanja pangan impor, maka Bunda bisa memilih pangan lokal tapi berkualitas baik. Jika sebelumnya rutin liburan ke luar negeri, maka kali ini liburan ke kota terdekat sudah cukup.

 

Untuk urusan pemenuhan gizi Si Buah Hati sehari-hari, Bunda tak perlu risau karena ada DANCOW FortiGro yang bisa membantu melengkapi kebutuhan gizi Si Buah Hati untuk tumbuh-kembangnya karena DANCOW selalu membantu hadirkan #CintaBundaSempurna.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6-12 tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental serta mendukung imunitas Si Buah Hati.

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D; kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks); serta kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

Kandungan DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream. Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi ketika di sekolah atau dalam perjalanan.

Menjadi single mom yang sukses memang tak mudah, tapi tak berarti mustahil. Yuk, tetap semangat dan berusaha keras, Bunda!

Image Article
Menjadi Single Mom Sukses untuk Tumbuh Kembang Si Buah Hati
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Konsep dan Tahapan Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah

Published date

Saat Si Buah Hati sudah memasuki usia sekolah, maka ia sudah memasuki masa kanak-kanak menengah yang dimulai pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun saat ia memasuki masa pra remaja. Pada usia ini, pertumbuhan Si Buah Hati akan cenderung stabil, berbeda dengan perkembangannya yang terus melaju dengan pesat. 

Pertumbuhan berhubungan erat dengan peningkatan ukuran fisik, sementara perkembangan berhubungan dengan perubahan dan perkembangan dalam kemampuan dan fungsi individu. Kedua proses ini saling terkait dan berjalan bersamaan saat seseorang berkembang dari masa kanak-kanak hingga dewasa.

Mempelajari konsep tumbuh kembang anak berikut ini akan membantu Bunda paham apa yang harus dan bisa dilakukan untuk mendukungnya.

Aspek Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah

Dalam memantau dan mempelajari konsep tumbuh kembang anak usia sekolah, ada banyak aspek yang digunakan sebagai dasar pemantauan.  Namun ada tiga aspek utama yang paling sering digunakan, yaitu fungsi otak, tubuh, serta perilaku yang termasuk interaksi sosial dan komunikasi. Untuk memastikan Si Buah Hati mengalami laju perkembangan di semua aspek ini sesuai dengan usianya, ada ciri khas pada setiap tahap tumbuh kembang yang dapat menjadi acuan.

Nah Bunda, yuk kita bahas lebih detail untuk setiap aspek perkembangan dan pertumbuhan anak usia sekolah:

1. Fungsi otak

Banyak sekali ilmu dan pelajaran yang dipelajari Si Buah Hati pada usia ini, terutama di sekolah. Kemampuan fungsi otaknya atau yang lebih dikenal dengan kemampuan kognitif seperti menulis, membaca, berhitung, menggambar, dan kemampuan akademisnya secara bertahap akan meningkat sehingga ia mampu melakukan yang lebih rumit. Fokus Si Buah Hati dalam memperhatikan pelajaran di sekolah semakin lama semakin bertambah. Ia mulai paham kalau belajar dan berlatih dapat membuatnya semakin kompeten, sehingga ia bisa membuat prestasi saat berkompetisi dengan anak-anak seumurnya.

Beberapa bentuk perkembangan kognitif si Buah di usia sekolah sejak awal sampai akhir adalah bisa membedakan kanan dan kiri, bisa memahami konsep waktu, mulai dari jam, tanggal, dan bulan, bisa mengikuti perintah tiga tahap atau lebih sekaligus, juga menggunakan gadget sesuai dengan fungsinya.

2. Tubuh

Pada kelompok usia ini, umumnya kemampuan tubuh untuk bergerak atau motorik Si Buah Hati mengalami perkembangan yang pesat, baik motorik kasar dan halus. Ia sudah bisa naik sepeda, melakukan lompat tali, menulis dan menggambar dengan baik, berpakaian, serta membantu mengerjakan tugas sehari-hari di rumah, koordinasi penggunaan anggota tubuhnya juga semakin baik karena dilatih, berbarengan dengan keseimbangan tubuh, daya tahan, dan kemampuan fisik lainnya.

Pada aspek tubuh juga termasuk perubahan fisik Si Buah Hati yang semakin terlihat pada usia ini karena mulai munculnya tanda-tanda perkembangan seksual menuju masa pra pubertas, seperti tumbuhnya bulu-bulu di wajah, ketiak, dan area organ reproduksi serta perubahan suara pada anak laki-laki dan perubahan proporsi bagian tubuh tertentu pada anak perempuan. Pada masa ini, pola makan yang sehat dan asupan gizi yang seimbang akan memastikan ia mengalami pertumbuhan yang optimal.

3. Perilaku

Mulai bersekolah di SD membawa perubahan besar dalam aspek perilaku Si Buah Hati karena ia mengenal lebih banyak orang untuk diajak bersosialisasi dan berinteraksi. Baginya, bisa diterima oleh lingkungan sosial dan menjadi bagian dari suatu kelompok menjadi sangat penting. Namun pada saat bersamaan, ia juga ingin lebih independen dan berbeda dengan yang lain, sehingga memunculkan konflik di dirinya. Pada usia ini, Si Buah Hati biasanya mulai memiliki sahabat, merasa cemburu, dan mengenal tekanan dari teman sebaya (peer pressure).

Sebagai bagian dari tahap-tahap perkembangan anak usia 6-9 tahun, perkembangan emosionalnya juga berlangsung pesat karena sekolah membuatnya belajar mengenali banyak emosi. Ia bisa merasa bahagia, sedih, malu, kesepian, bangga, takut, dan lainnya dalam waktu singkat. Ia akan belajar mengelola emosinya agar hidupnya menjadi lebih baik.

Kemampuan bahasa dan komunikasi Si Buah Hati juga meningkat pesat. Pada usia ini, ia sudah bisa mengucapkan kalimat lengkap—bertahap meningkat dari yang sederhana menjadi lebih rumit, dan banyak menggunakannya saat berkomunikasi dengan orang lain. Ia senang membaca buku yang sesuai dengan usianya dan menarik kesimpulan dari apa yang ia baca. Jika memiliki ide-ide menarik, ia akan mencatatnya di buku.

Ada banyak hal yang akan ia tanyakan kepada orang dewasa sebagai bentuk mencari informasi dan jawaban atas rasa ingin tahunya, serta sebagai bentuk pemahaman tentang sudut pandang orang lain. Ia juga dengan senang hati akan memberikan opini berdasarkan sudut pandang mengenai sesuatu.

Baca Juga: Simak Tips Belajar Membaca Huruf dengan Mudah dan Tepat

Tahap Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah (6-12 tahun)

Bagi orang tua, mengawasi proses tumbuh kembang anak mulai dari kecil hingga usia sekolah tentu menjadi hal yang cukup menantang, terutama bagi orang tua baru. Beberapa tahap tumbuh kembang anak usia sekolah sebagai berikut.

  1. Pertumbuhan fisik yang umumnya akan berjalan lebih lambat jika dibanding saat masih bayi dan awal masa kanak-kanak. Di awal usia enam tahun, anak-anak umumnya masih tampak seperti anak kecil. Namun, saat mereka berusia 12 tahun, anak sudah berubah dan mulai terlihat seperti orang dewasa. Bahkan ada beberapa anak yang mulai mengalami masa pubertas di usia tersebut.
  2. Perkembangan kognitif, di mana anak mampu melakukan beberapa hal seperti:
  • Mengurutkan objek sesuai ukuran, bentuk, atau ciri lainnya
  • Memberi nama dan mengidentifikasi benda
  • Mempertimbangkan beberapa aspek untuk memecahkan suatu masalah
  • Kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain
  • Anak usia 6-9 tahun yang hanya ingin melakukan tindakan yang menguntungkan dirinya sendiri. 
  • Anak usia sembilan sampai 12 tahun yang mulai menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan sosial. 
  1. Perkembangan moral sesuai tahapan usia sebagai berikut:
  2. Perkembangan mental emosional dan sosial anak usia Sekolah Dasar di mana mereka mulai merasa bangga pada kemampuan yang dimilikinya dan berusaha untuk memenuhi tuntutan lingkungan. 
  3. Perkembangan motorik anak usia Sekolah Dasar meliputi kemampuan mengendalikan otot tangan, bahu dan pergelangan tangan hampir mencapai tingkat kesempurnaan seperti orang dewasa. Mereka juga mengalami perkembangan motorik pada kaki, seperti kemampuan untuk berlari, melompat tinggi, meluncur, melompat jauh, mendaki, berenang, mengendarai sepeda roda dua.
  4. Perkembangan bahasa, di mana anak usia sekolah mengalami perkembangan perbendaharaan kata yang sangat pesat. Anak usia enam tahun umumnya sudah mampu menguasai sekitar 2.500 kata dan akan mengalami peningkatkan menjadi 50.000 kata ketika mereka berusia 12 tahun. Semakin maju tingkat berpikir seorang anak, maka mereka akan semakin pandai mengolah informasi yang diterima dan menyampaikan pendapatnya.

Mendukung Tumbuh Kembang Si Buah Hati Lewat Asupan Gizi Seimbang

Bisa disimpulkan bahwa memasuki usia sekolah membuat Si Buah Hati mengambil satu langkah besar untuk menjadi individu yang independen di masa yang akan datang. Ia juga akan mempelajari banyak hal agar ia menjadi individu yang kompeten saat dewasa nanti. Keterampilan dan ilmu yang ia pelajari tak hanya dari rumah, tapi juga dari sekolah dan lingkungannya.

Untuk mendukung tahap-tahap pertumbuhan anak usia sekolah yang optimal, asupan gizi yang seimbang menjadi modal penting karena pada usia ini anak butuh banyak energi untuk beraktivitas, bergerak, belajar, dan bermain. Mengapa pola makan yang sehat menjadi penting, karena pada usia ini, ia sudah bisa memilih makanan dan minuman sesuai preferensi bahkan lebih memilih jajan di luar rumah dibandingkan bekal dari rumah. Jika tidak ada kebiasaan mengonsumsi makanan bergizi dan edukasi akan pentingnya asupan gizi sejak dini maka akan membuat ia rentan mengalami masalah gizi dan kesehatan.

Bunda juga bisa memberikan susu DANCOW FortiGro di rumah sebagai pelengkap asupan gizi Si Buah Hati. DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6-12 tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental serta mendukung daya tahan tubuh Si Buah Hati.

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D; kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks); serta kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

Kandungan DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream. Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi kapan pun dan di mana pun.

Untuk asupan gizinya di sekolah, akan lebih baik jika Bunda membawakannya bekal dari rumah untuk memastikan pilihan camilan yang lebih sehat. Si Buah Hati juga akan dapat mencicipi #CintaBundaSempurna dalam setiap bekal makanannya. Tak hanya makanan utama seperti nasi, lauk-pauk, sayuran, dan buah-buahan, Bunda juga bisa menyelipkan camilan favoritnya untuk dikonsumsi saat istirahat, misalnya susu DANCOW UHT sebagai tambahan.

Setelah menyimak penjelasan di atas, Bunda tentunya jadi lebih paham tentang konsep tumbuh kembang anak. Yuk Bunda, dukung tumbuh kembangnya agar berlangsung optimal sehingga ia bisa mencapai tahap perkembangan sesuai usianya di segala aspek!

Image Article
Konsep Tumbuh Kembang Anak yang Perlu Bunda Ketahui
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Manfaat dan Tips Maksimalkan Waktu Bersama Anak

Published date

Bagi anak, bermain adalah bagian dari belajar. Banyak sekali manfaat dari orang tua yang bermain bersama Buah Hatinya. Dengan bermain juga berarti Ayah dan Bunda meluangkan waktu di tengah kesibukan sehari-hari. Manfaat yang didapat dari bermain tidak hanya bisa dirasakan oleh Si Buah Hati, melainkan juga orang tua. Jadi, sesibuk apapun Bunda, usahakan untuk menyediakan waktu bersama anak. 

Manfaat Meluangkan Waktu Berharga Bersama Anak

Bermain bersama Si Buah Hati tak hanya membuat ia bahagia, tapi juga memberikan dia kesempatan untuk mengasah berbagai keterampilan yang ia butuhkan di masa depan. Manfaat yang didapat oleh orang tua dan Si Buah Hati saat bermain dan memaksimalkan waktu bersama tak hanya secara fisik, tapi juga mental dan sosial.

Apa saja keuntungan atau manfaat yang didapat saat Ayah dan Bunda meluangkan waktu bersama anak?

Meningkatkan kemampuan Si Buah Hati dalam berkomunikasi

Bermain adalah saat yang tepat untuk mengasah kemampuan komunikasinya, terutama bagi anak usia sekolah, yaitu 6-12 tahun. Ajak juga ia untuk membicarakan apa yang terjadi di sekolah, atau biarkan ia bercerita tentang teman-temannya. Bermain bersama juga dapat mengajarkan Si Buah Hati kata-kata baru, sehingga perbendaharaan katanya menjadi lebih banyak. Terutama jika sedang bermain watak atau pretend play

Ia menjadi lebih percaya diri

Ternyata, menikmati dan memaksimalkan waktu bersama anak di tengah kesibukan Ayah dan Bunda, dapat membuat Si Buah Hati lebih percaya diri, lho. Bermain mengajarkannya berbagai keterampilan yang ia butuhkan dalam kehidupan di masa dewasanya, seperti memecahkan masalah, berpikir kreatif, termasuk menyadari kemampuan dirinya sendiri. Hal ini membuat ia kan lebih merasa percaya diri.

Orang tua lebih memahami kondisi emosional Si Buah Hati

Ketika bermain bersama, orang tua juga perlu mengawasi, mendengarkan, mendukung, dan berbicara dengan Si Buah Hati agar dapat memahaminya. Dalam tahap ini, Ayah dan Bunda akan dapat merasakan bagaimana kondisi emosional yang sesungguhnya, apakah ada hal yang mengganggu pikirannya, atau justru ia sedang merasa senang. Ayah dan Bunda dapat memberikan dukungan mental kepada Si Buah Hati agar kondisi emosionalnya pun lebih baik.

Memperkuat kelekatan dengan Si Buah Hati

Meluangkan waktu bersama anak untuk bermain atau sekadar berbicara ternyata dapat memperkuat kelekatan antara Bunda dan Si Buah Hati. Hal ini disebabkan oleh munculnya hormon oksitosin dalam otak Ayah dan Bunda ketika sedang bermain bersamanya. Hormon ini berfungsi untuk menumbuhkan rasa sayang kepada Si Buah Hati.

Baca Juga: Pentingnya Memberikan Susu sesuai Tahapan Usia Anak

Tips Memaksimalkan Waktu Bersama Anak

Ayah dan Bunda tentunya juga sudah memiliki kesibukan sendiri sehari-hari. Namun jangan lupa untuk meluangkan waktu berharga bersama anak. Berikut adalah cara menghabiskan waktu bersama anak:

  • Hindari penggunaan gadget ketika bersamanya. Salah satu cara memaksimalkan waktu bersama anak ini agar baik orang tua maupun anak sama-sama fokus dengan apa yang dilakukan. Buatlah perjanjian bersama untuk menaruh dahulu gadget di dalam boks saat sedang bermain atau ngobrol.
  • Lakukan permainan di dalam maupun luar ruang. Buatlah perencanaan bersama Si Buah Hati untuk menentukan aktivitas apa yang ingin dilakukan bersama.
  • Melibatkannya dalam kegiatan sehari-hari di rumah, misalnya meminta ia menyapu atau mencuci piring. Hal ini dapat mengajarinya tanggung jawab. Berikan pujian jika ia menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, atau jika ia mengerjakannya tanpa diminta.
  • JJadikan makan bersama sebagai kebiasaan sehari-hari. Jika tidak dapat dilakukan di malam hari, setidaknya orang tua bisa memaksimalkan waktu bersama anak di pagi hari saat sarapan singkat sebelum berangkat bekerja dan ke sekolah. Kalaupun hal itu sulit dilakukan, jadikan akhir minggu sebagai waktu istimewa untuk memasak atau makan bersama keluarga.
  • Tunjukkan kasih sayang kepada Si Buah Hati setiap hari dengan mengatakan betapa Ayah dan Bunda sangat menyayanginya, memberinya pelukan atau ciuman di pipi, serta mendengarkan celotehannya.

Manfaatkanlah waktu berharga bersama anak semaksimal mungkin agar Si Buah Hati selalu merasakan #CintaBundaSempurna. Tips bagi menghabiskan waktu bersama anak bagi ibu bekerja dapat diikuti, sehingga walaupun waktu yang Bunda dan Ayah punya sangat terbatas, namun jika bermain dengan anak dilakukan sepenuh hati, kegiatan ini akan jauh lebih bermanfaat.

Jangan lupa, sediakan selalu Dancow FortiGro yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6-12 tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental serta mendukung imunitas anak.

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, vitamin A, C, & D; kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan box); serta kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi. Kini tersedia dalam 3 macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream. Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi dan Vanila yang praktis dikonsumsi ketika di sekolah atau dalam perjalanan.

Image Article
Manfaat dan Tips Maksimalkan Waktu Bersama Anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Anak

Published date

Apakah Bunda pernah menyadari kalau pengaruh pilihan pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak sangatlah besar? Bahkan disebutkan bahwa kehidupan Si Buah Hati saat ia dewasa sangat dipengaruhi oleh pola asuh yang Bunda terapkan saat masa kanak-kanak. Seperti apa pola asuh yang ideal untuknya?

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Anak

Menurut American Psychological Association (APA), pengasuhan anak secara umum punya tiga tujuan, yaitu memastikan kesehatan dan keamanan anak, menyiapkan anak untuk menjadi orang dewasa yang produktif, serta mengajarkan nilai-nilai budaya kepada anak. Tercapai atau tidaknya ketiga tujuan ini tergantung dari tipe pola asuh orang tua.

Ada empat tipe pola asuh mendasar yang umum diterapkan oleh orang tua, yaitu permisif, otoritatif, otoriter, dan abai. Masing-masing tipe pola asuh ini punya tingkat daya tanggap dan tuntutan yang berbeda, sehingga memberi pengaruh yang berbeda bagi anak. Nah, agar lebih paham tentang pengaruh pola asuh orang tua terhadap perkembangan sosial emosional anak dan aspek perkembangan lainnya, Bunda bisa simak penjelasan ini:

Pola asuh permisif

Ciri-ciri: Orang tua mendengarkan kemauan anak tapi cenderung selalu mengikuti kemauan dan memanjakannya. Jarang atau tidak aturan dan batasan yang diterapkan oleh orang tua terhadap anak, karena orang tua berusaha menghindari konflik dengan anak.

Bentuk pengaruh: Karena tidak ada aturan dan batasan, anak berpotensi memiliki masalah kesehatan, akademis, dan perilaku. Secara sosial, mungkin perkembangannya cukup baik, tapi kemungkinan besar akan menjadi orang yang egois, impulsif, banyak menuntut, dan tidak bisa mengatur dirinya saat dewasa.

Pola asuh otoritatif

Ciri-ciri: Orang tua menerapkan aturan dan batasan kepada anak tapi semua disampaikan dengan kasih sayang. Komunikasi antara orang tua dan anak dilakukan dua arah sehingga semua pihak bisa berpendapat. Begitu pun penyelesaian masalah dilakukan dengan cara berdiskusi dengan anak.

Bentuk pengaruh: Anak hasil pola asuh ini akan berkembang menjadi orang dewasa yang percaya diri, bertanggung jawab, dan dapat mengelola emosi dengan baik. Anak juga berani untuk mengekspresikan diri dan berkomunikasi baik dengan orang lain. Secara keseluruhan, pengaruh pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak ini positif dan anak akan menjalani hidup dengan bahagia dan sukses.

Pola asuh otoriter

Ciri-ciri: Orang tua sangat menekankan bahwa kendali ada di tangan mereka, sehingga anak harus mendengarkan apa kata orang tua dan tidak boleh menyampaikan pendapat. Orang tua menerapkan aturan yang ketat dan jika dilanggar, maka anak akan mendapat hukuman.

Bentuk pengaruh: Anak biasanya cenderung penurut dan dapat mengikuti semua perintah dengan baik karena takut dihukum jika salah. Anak berpotensi untuk menjadi orang dewasa yang memiliki harga diri dan kepercayaan diri rendah karena pendapat mereka tidak dihargai saat kecil. Kebanyakan anak juga tumbuh menjadi orang dewasa yang agresif dan mudah memberontak terhadap figur otoritas.

Pola asuh abai

Ciri-ciri: Orang tua cenderung tidak terlibat dalam pengasuhan anak dan menyerahkan 100 persen tanggung jawab ini ke orang lain, bahkan mereka tidak hadir dalam kehidupan anak. Orang tua juga tidak mendengarkan pendapat, memahami perasaan, dan memenuhi kebutuhan anaknya.

Bentuk pengaruh: Umumnya anak akan menjadi orang dewasa yang cenderung mandiri dan tahan banting, tapi secara keseluruhan tingkat kebahagiaannya paling rendah. Tingkat keahliannya dalam segala keterampilan hidup tergolong rendah, seperti mengatur emosi, bersikap dan berkomunikasi dengan orang lain, serta memecahkan masalah; ia juga memiliki penghargaan diri yang rendah.

Baca Juga: 4 Tipe Pola Asuh Orang Tua terhadap Anak

Kiat Sukses Mengasuh Si Buah Hati

Berdasarkan penjelasan mengenai tipe dan pengaruh pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak, Bunda bisa melihat bahwa yang paling ideal dan membuat anak bahagia adalah pola asuh otoritatif. Namun bisa jadi, pola asuh tersebut bukan yang selama ini diterapkan, bahkan bisa jadi Bunda dan Ayah memiliki pola asuh yang berbeda terhadap Si Buah Hati.

Untuk itu, langkah awal agar sukses mengasuh Si Buah Hati adalah menyamakan pikiran antara Bunda dan Ayah agar kompak menerapkannya. Hindari peran “good cop, bad cop” karena bisa membuat Si Buah Hati kebingungan. Selain itu, jadilah fleksibel karena kadang situasi membuat Bunda dan Ayah untuk mengubah pola asuh walau hanya untuk sementara.

Pastikan bahwa pola asuh yang Bunda terapkan dapat mendukung tumbuh-kembang Si Buah Hati dengan optimal sebagai perwujudan #CintaBundaSempurna, sehingga ia dapat menjalani hari-harinya dengan bahagia. Tentu saja bahagia, karena ia merasakan cinta tanpa syarat dari Bunda dan Ayah yang terus mengiringinya sampai ia menjadi orang dewasa.

Salah satu bentuknya adalah dengan memenuhi kebutuhan gizi Si Buah Hati untuk tumbuh-kembangnya. Untuk memastikan ia mendapatkan gizi yang seimbang dan cukup, Bunda bisa melengkapi asupan makanannya sehari-hari dengan pemberian susu, seperti DANCOW FortiGro.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6-12 tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental serta mendukung imunitas Si Buah Hati.

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D; kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks); serta kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

Kandungan DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream. Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi ketika di sekolah atau dalam perjalanan.

Setelah mengetahui pengaruh pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak, Bunda tentu akan menerapkan pilihan yang terbaik untuk anak agar tumbuh-kembangnya optimal.

Image Article
Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Cara Menjadi Orang Tua yang Baik bagi Anak

Published date

Walaupun Bunda dan Ayah telah membekali diri dengan berbagai ilmu parenting yang didapat baik dari sesama orang tua, para ahli, atau pun dari buku, tapi cara menjadi orang tua yang baik bagi Si Buah Hati memang tidak bersifat baku dan bisa dipukul rata. Apa yang dinilai merupakan syarat-syarat menjadi orang tua yang baik bagi sebagian orang, bisa jadi bukanlah apa yang ada di pikiran sebagian orang lainnya. Untuk menjadi orang tua yan baik, ada berbagai yang harus Bunda lakukan, dan kadang memikirkan solusi yang tepat saat datang hal-hal yang tak terduga. 

Pikirkan Kembali Tujuan Pengasuhan Si Buah Hati

Menurut Laurence Steinberg, PhD., seorang profesor psikologi dan penulis buku The Ten Basic Principles of Good Parenting, untuk menghindari kebingungan orang tua dalam usahanya memberikan yang terbaik bagi anak, mereka harus mengingat kembali apa yang menjadi tujuan dalam mengasuh dan merawat anak.

Pada prinsipnya, tujuan pengasuhan sebenarnya sama di bagian Bumi manapun, yaitu agar anak-anaknya dapat mengalami tumbuh-kembang yang optimal sehingga nantinya menjadi orang dewasa yang percaya diri, menghargai diri, berperilaku baik, dan bermanfaat bagi sesama.

Karena itu, jika Bunda mengalami saat-saat yang membingungkan dan membuat Bunda jadi ragu apakah sudah menjadi orang tua yang baik bagi Si Buah Hati, pikirkan kembali mengenai tujuan pengasuhan yang Bunda dan Ayah lakukan. Pikirkan solusi dan cara menjadi orang tua yang baik bagi anak berdasarkan tujuan-tujuan ini, sehingga Bunda lebih mantap dalam melakukannya.

Dalam praktiknya, mengetahui tentang karakter personal Si Buah Hati serta berbagai tonggak perkembangan untuk anak usia sekolah akan sangat membantu Bunda dan Ayah dalam menentukan strategi pengasuhan yang sesuai. Tentu saja, pengasuhan ini harus fleksibel dan terbuka untuk perubahan karena tidak ada sesuatu yang mutlak dalam mengasuh anak. Apalagi pada usia sekolah, Si Buah Hati sudah memiliki keinginannya sendiri dan taktik untuk membuat orang tua mengalah serta menuruti keinginan mereka (pester power).

Baca Juga: 6 Cara Belajar yang Baik dan Efektif untuk Anak

Cara Menjadi Orang Tua yang Baik untuk Anak Usia Sekolah

Terapkan aturan dengan konsisten

Si Buah Hati sudah dikenalkan dengan aturan dan batasan sejak ia kecil, karena akan sulit untuk melakukannya saat usianya sudah lebih besar. Aturan-aturan yang diterapkan oleh orang tua akan membantu anak untuk bisa mengatur dirinya sendiri dan patuh pada aturan yang berlaku saat ia dewasa nanti.

Tentu saja, akan lebih baik jika alasan-alasan dari penerapan aturan dan batasan ini dijelaskan kepada Si Buah Hati agar ia paham, dan ia tahu bahwa ada konsekuensi jika ia melanggar. Penerapan aturan harus dilakukan dengan konsisten agar ia terbiasa dan tahu batasan yang tidak boleh dilanggar.

Tapi Juga Fleksibel

Terlalu ketat menerapkan aturan dapat membuat Bunda dan Si Buah Hati sama-sama tidak bahagia. Bunda stres dan khawatir karena Si Buah Hati seakan tidak mau patuh, sementara ia merasa kalau Bunda terlalu mengatur dan mengekang. Padahal selama ini, aturan tersebut diterapkan dengan baik-baik saja tanpa ada drama.

Sebagai cara menjadi orang tua yang baik, Bunda harus berpikiran terbukan dan fleksibel. Jika dulu Bunda membatasi penggunaan gadget hanya satu jam sehari, maka kali ini Bunda mungkin harus lebih fleksibel karena Si Buah Hati butuh menggunakan gadget untuk mengerjakan tugas sekolah sehingga butuh waktu lebih dari satu jam. Lebih fleksibel akan membantu mengurangi terjadinya konflik antara Bunda dan Si Buah Hati.

Berkomunikasi dengan baik

Kunci dari hubungan yang baik antar manusia adalah komunikasi yang juga baik. Namun komunikasi akan menjadi percuma jika hanya dilakukan satu arah; Bunda juga sebaiknya memberi kesempatan kepada Si Buah Hati untuk bersuara dan mengemukakan pendapatnya. Saat ia berbicara, dengarkanlah secara aktif. Terbiasa berkomunikasi dengan baik dengan orang tuanya akan membantu Si Buah Hati menjadi individu yang dapat mengekspresikan perasaannya dan juga berkomunikasi dengan baik dengan orang lain.

Pastikan asupan gizinya tercukupi

Pemberian zat gizi yang cukup dan seimbang sangat penting untuk tumbuh-kembang Si Buah Hati. Karena itu, sebagai cara menjadi orang tua yang baik, pastikan Bunda telah mencukupi kebutuhan gizinya sehari-hari, baik lewat makanan dan minuman sehat, di antaranya adalah susu. Bunda bisa mengecek Panduan Gizi Seimbang dari Kementrian Kesehatan RI atau berkonsultasi dengan ahli gizi untuk pemberian gizi anak usia sekolah.

Untuk melengkapi kebutuhan asupan gizinya, Bunda bisa rutin memberikan DANCOW FortiGro setiap hari. DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6-12 tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental serta mendukung imunitas Si Buah Hati.

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D; kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks); serta kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

Kandungan DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream. Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi ketika di sekolah atau dalam perjalanan.

Menerapkan cara menjadi orang tua yang baik memang terasa rumit, tapi dengan segala upaya dan sentuhan #CintaBundaSempurna, percaya deh Bunda, hasilnya benar-benar worth it.

Image Article
4 Cara Menjadi Orang Tua yang Baik untuk Anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Ini Cara Mengajarkan Sopan Santun pada Anak dan Bicara yang Baik

Published date

Sopan santun adalah salah satu hal penting yang perlu dipelajari oleh Si Buah Hati sejak dini. Semakin bertambah usianya, ia juga akan semakin pintar dan bisa menerapkan apa yang diajarkan di rumah pada lingkungan sekitarnya. Bunda tentunya senang kan, jika Si Buah Hati dipuji karena memiliki sikap santun? Yuk kita ketahui bersama cara mengajarkan anak bicara dan sopan santun, terutama untuk anak usia sekolah.

Sopan Santun yang Perlu Diajarkan kepada Si Buah Hati

Suatu saat, Si Buah Hati akan menjadi orang dewasa dan menjadi bagian dari masyarakat luas. Mengajarkannya sopan santun atau etiket, akan mempersiapkannya dalam menghadapi lingkungan sosialnya. Berikut adalah sikap sopan santun yang perlu diajarkan Ayah dan Bunda kepada Si Buah Hati:

Mengajarkan anak tiga kata ajaib, yaitu ‘tolong’, ‘terima kasih’, dan ‘maaf’

Ini merupakan kunci cara mengajarkan anak bicara dan sopan santun yang perlu kita tanamkan bahkan sejak anak masih bayi. Walaupun terdengar sederhana, namun ketiga kata ajaib ini memberikan dampak yang begitu besar pada kemampuan sosialisasi Si Buah Hati.

Menjaga sopan santun di tempat umum

Hal-hal yang termasuk ke dalam hal ini adalah tidak memotong antrian, tidak memotong pembicaraan orang lain, membuang sampah pada tempatnya, menahan pintu untuk orang di belakang Bunda, berjabatan tangan ketika berkenalan, menatap mata saat diajak bicara, dan masih banyak lagi.

Etiket di meja makan

Bunda biasanya lebih sering memperhatikan etiket di meja makan dari Si Buah Hati. Mulai dari bagaimana cara memegang alat makan yang benar, tidak bicara saat mulut sedang penuh, duduk dengan tenang (tidak turun naik kursi atau berlarian), tidak bersendawa dengan keras, dan lainnya.

Cara berbicara dan bersikap

Si Buah Hati perlu tahu perbedaan cara berbicara dan bersikap kepada orang yang lebih tua, atau dengan yang setara. Hal ini termasuk menjawab jika ditanya, menyahut jika dipanggil, dan sebagainya.

Baca Juga: Bagaimana Cara agar Si Buah Hati #PintarnyaLebih?

Kiat Cara Mengajarkan Anak Sopan Santun Kepada Anak

Meskipun Bunda juga diajarkan sopan santun oleh orang tua ketika masih kecil, namun saat berhadapan dengan Si Buah Hati, kadang muncul rasa ragu atau bingung cara untuk memulainya. Berikut beberapa cara mengajarkan sopan santun kepada anak menurut para ahli:

Memberikan instruksi yang jelas

Berikan instruksi yang jelas agar Si Buah Hati tidak bingung. “Pahamilah bahwa sopan santun merupakan perilaku yang diharapkan dari anak. Cara mengajarkan sopan santun pada anak adalah dengan jelas menyampaikan apa yang perlu dan tidak boleh ia lakukan di lingkungan sosial,” tutur Arthur Lavin, MD, FAAP, dokter anak yang juga juru bicara AAP (American Academy of Pediatrics).

Sesuaikan dengan usianya

Si Buah Hati memiliki kematangan mental dan sosial yang berbeda sesuai dengan perkembangan usianya. “Fokuskan pada apa yang ingin diajarkan di satu waktu, misalnya etiket di meja makan, setelah itu baru berpindah ke hal yang lain. Cara mengajarkan sopan santun kepada anak yang dilakukan sekaligus akan membuat anak kewalahan,” ujar Siggie Cohen, Ph.D, seorang terapis anak dan keluarga di California, Amerika Serikat.

Jangan pelit pujian

Perhatian positif dari orang tua menjadi penguat perilaku Si Buah Hati. Oleh karena itu, jangan pelit pujian saat Bunda melihat anak bersikap santun, sesuai dengan yang diajarkan. “Untuk anak yang lebih besar lakukan secara pribadi, tidak di depan orang lain. Umumnya ia tetap ingin mendengar pujian, namun tidak sampai membuatnya malu,” kata Dr. Lavin lagi.

Ajarkan lewat permainan pura-pura

Permainan pura-pura atau pretend play merupakan salah satu cara mengajarkan anak sopan santun yang bisa dipakai oleh Bunda. Contohnya ketika mengajarkan anak sopan santun di meja makan, lakukanlah permainan pura-pura sebagai latihan. “Tak perlu terlalu kaku seperti tentara, lakukan secara bertahap mulai dari cara makan menggunakan alat makan dan lanjutkan pada sopan santun saat berbicara di meja makan,” ungkap Peggy Post, Direktur Emily Post Institute, sebuah lembaga yang mengajarkan etiket.

Memberi contoh dan tetap konsisten

Ayah dan Bunda adalah guru pertama yang dimiliki Si Buah Hati. Berikan contoh kepada anak dengan melakukan apa yang Bunda ajarkan padanya. Dr. Lavin juga mengatakan bahwa dengan mempraktekkan sopan santun di lingkungan sosial ketika bersama anak, merupakan kesempatan terbaik dalam cara mengajarkan anak sopan santun. Selain itu, bersikaplah konsisten setiap waktu, sehingga anak sadar bahwa sopan santun tidak dilakukan sesekali saja, melainkan setiap saat.

Cinta Bunda pada Si Buah Hati akan membuatnya merasa selalu bahagia dan siap untuk melakukan berbagai hal baru, termasuk sopan santun yang diajarkan. Bunda juga perlu memperhatikan asupan gizinya, dengan memberi makanan seimbang yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang Si Buah Hati.

Bunda dapat memberikan Dancow FortiGro yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6-12 tahun sebagai perwujudan #CintaBundaSempurna. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental serta mendukung imunitas anak. 

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, vitamin A, C, & D; kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan box); serta kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium. 

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi. Kini tersedia dalam 3 macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream. Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi ketika di sekolah atau dalam perjalanan.

Image Article
Ini Cara Mengajarkan Anak Sopan Santun
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Baik Mendidik Anak agar Berani dan Percaya Diri di Sekolah

Published date

Tahukah Bunda, saat Si Buah Hati memasuki usia sekolah, maka ia akan banyak sekali belajar untuk menjadi mandiri? Tak hanya di sekolah, menjadi mandiri juga akan ia pelajari di rumah, tentunya dengan bantuan Bunda. Salah satu modalnya untuk menjadi mandiri adalah rasa percaya diri. Nah, ini yang perlu Bunda didik agar ia menjadi percaya diri, nyaman dengan dirinya, dan yakin dengan apa yang ia lakukan. Tips mendidik anak untuk percaya diri ini akan sangat membantu bagi Bunda yang masih bingung bagaimana melakukannya.

Cara Mendidik Anak Agar Percaya Diri

Rasa percaya diri pada Si Buah Hati berkaitan erat dengan kompetensi. Saat ia berhasil melakukan sesuatu dengan baik, sekecil apa pun itu, maka rasa percaya diri dan keyakinannya pada diri-sendiri meningkat. Kepercayaan dirinya akan semakin meningkat saat ia melihat kalau apa yang ia lakukan berarti bagi orang lain, termasuk Bunda.

Karena itu, tips mendidik anak untuk percaya diri akan lebih berkisar pada membantunya untuk kompeten dalam melakukan sesuatu. Cara baik mendidik anak agar berani dan percaya diri di sekolah dan di luar cukup beragam. Bentuknya adalah sebagai berikut:

Menjadi panutan yang baik

Orang tua merupakan panutan bagi anak-anaknya dan mereka meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Bunda bisa memberi contoh dengan melakukan apa pun yang Bunda kerjakan dengan benar dan menikmatinya. Selain itu, berbanggalah saat telah menyelesaikan pekerjaan dengan hasil sesuai harapan. Si Buah Hati akan mencontoh hal ini dari Bunda.

Beri kesempatan Si Buah Hati untuk belajar

Sejak bayi, Si Buah Hati sebenarnya sudah belajar untuk menjadi kompeten, dan itu berlangsung terus bahkan sampai saat ia dewasa nanti. Hal yang perlu Bunda lakukan adalah memberi kesempatan baginya untuk belajar, karena ia tak akan menjadi andal dalam waktu instan. Misalnya, saat ia membantu Bunda menyapu lantai tapi masih banyak kotoran yang tercecer, maka biarkan saja. Bunda bisa terus ajarkan cara menyapu dengan benar sampai pada akhirnya ia akan mampu melakukannya sesuai ajaran Bunda.

Beri pujian dengan bijak

Salah satu tips mendidik anak agar percaya diri dan mandiri adalah dengan merasa bangga terhadap Si Buah Hati, Bunda bisa memberikannya pujian. Namun pujian yang Bunda berikan hendaknya sesuai dengan usaha yang dilakukan oleh Si Buah Hati dan tidak berlebihan. Sebaiknya hindari memberi pujian berdasarkan hasil akhir, tapi lebih kepada usaha yang ia lakukan. Misalnya saat Bunda melihat kalau ia berusaha keras untuk meyapu dengan benar sampai lantai bersih, maka berilah pujian untuk usahanya itu.

Dorong Si Buah Hati untuk mencoba hal-hal baru

Jika Si Buah Hati telah kompeten melakukan sesuatu, maka Bunda bisa mendorongnya untuk mencoba hal-hal baru untuk ia kerjakan. Dengan demikian, ia akan terus belajar untuk menjadi kompeten dalam berbagai hal. Cara mendidik anak agar cerdas dan percaya diri ini akan membuatnya merasa mampu dan percaya diri bahwa ia dapat menyelesaikan apa pun yang datang ke kehidupannya.

Tunjukkan bahwa Bunda mencintainya

Tips mendidik anak untuk percaya diri yang sangat penting adalah tunjukkan kepadanya bahwa apa pun yang terjadi, Bunda akan selalu mencintainya karena #CintaBundaSempurna. Ini akan membuatnya merasa diterima dengan segala kekurangan yang dimiliki. Cinta Bunda akan membuatnya akan selalu berusaha keras untuk melakukan yang terbaik, bahkan pada saat-saat ia tidak yakin dengan dirinya sendiri.

Baca Juga: Tips untuk Dukung Perkembangan Anak

Mendidik Anak Agar Mandiri dan Percaya Diri

Saat Bunda sudah mendidik Si Buah Hati untuk percaya diri, maka tak akan sulit bagi Bunda untuk mengarahkannya menjadi mandiri. Beberapa cara mendikik anak agar berani dan percaya diri: 

Membangun rutinitas

Anak-anak butuh struktur dan rutinitas agar mereka bisa berkembang dengan optimal. Karena itu, buatlah rutinitas harian baginya agar ia tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Menjalani rutinitas ini sendiri akan membuatnya terlatih menjadi mandiri.

Buatlah ekspektasi yang masuk akal

Ekspektasi yang terlalu tinggi bisa membuat Si Buah Hati ciut nyali terlebih dahulu untuk mengerjakannya, sementara jika terlalu rendah tidak membuat ia bersemangat untuk mengerjakannya. Nyatakan ekspekstasi Bunda dengan singkat dan jelas agar ia paham.

Biarkan Si Buah Hati menerima konsekuensi

Si Buah Hati harus belajar bahwa jika ia tidak melakukan sesuatu dengan baik, maka kemungkinan akan ada konsekuensinya, baik berupa disiplin dari Bunda ataupun konsekuensi alami.

Selama Si Buah Hati banyak belajar menjadi anak yang percaya diri dan mandiri, Bunda bisa mendukung proses belajarnya dengan memberi asupan gizi seimbang yang ia butuhkan agar proses belajarnya optimal. Untuk melengkapi kebutuhan gizinya sehari-hari, Bunda bisa berikan susu DANCOW Fortigro sesuai kebutuhan.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6-12 tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental serta mendukung imunitas Si Buah Hati.

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D; kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan D (khusus varian Instant kemasan boks); serta kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

Kandungan DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream. Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi ketika di sekolah atau dalam perjalanan.

Menerapkan tips mendidik anak untuk percaya diri dan mandiri, baik saat ia di rumah maupun di sekolah, akan membantunya hidupnya pada saat ini dan masa depan. Yuk Bunda, semangat melakukannya untuk menuangkan segala rasa #CintaBundaSempurna.

Image Article
Tips Mendidik Anak Agar Percaya Diri dan Mandiri
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Jenis Pola Asuh Orang Tua yang Baik untuk Anak

Published date

Untuk memastikan Si Buah Hati menjalani tumbuh-kembang yang optimal, maka sebaiknya Bunda memahami pola asuh seperti apa yang selama ini telah Bunda terapkan kepadanya. Pada masyarakat modern, menerapkan pola asuh sesuai umur anak yang tepat dinilai sangat penting karena dapat mempengaruhi kehidupannya di masa depan kelak. Jika Bunda belum mengetahui pola asuh seperti apa yang Bunda dan Ayah terapkan terhadap Si Buah Hati, yuk, cari tahu di sini.

Pola asuh dapat diartikan sebagai sifat dan gaya interaksi antara orang tua dan anak. Lewat pola asuh anak yang baik, orang tua seperti memberi panduan yang menyiapkan anak-anak dalam menghadapi lingkungan dan budaya di tempat mereka tinggal. Pola asuh akan mempengaruhi dan membangun moral, prinsip, dan perilaku anak saat ini dan ke depannya.

Jenis pola asuh anak secara umum dipengaruhi oleh daya tanggap (responsiveness) dan tuntutan (demandingness). Daya tanggap dihubungkan dengan sikap orang tua yang lebih peduli, mendukung, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan anak dengan tujuan untuk mendorong individualitas anak, kemandirian, serta agar ia lebih percaya diri. Sedangkan tuntutan dihubungkan dengan tuntutan orang tua terhadap anak-anaknya agar dapat menyatu dengan keluarga, bisa berupa tuntutan untuk lebih dewasa, pengawasan, serta upaya menegur dan mendisiplinkan anak saat ia tidak patuh.

Tipe-tipe Pola Asuh Anak

Berdasarkan dua faktor di atas, maka pola asuh terbagi menjadi empat tipe, yaitu permisif, otoritatif, otoriter, dan abai.

1. Pola asuh permisif

Merupakan tipe pola asuh anak dengan daya tanggap yang tinggi sedangkan tuntutannya rendah. Pada pola asuh ini, orang tua seperti ingin menjadi teman bagi anak-anaknya. Penganut pola asuh ini berpendapat bahwa cara mengasuh anak yang terbaik adalah membiarkan anak membuat keputusannya sendiri dan orang tua jangan ikut campur, kecuali diminta. Namun, kebebasan yang diberikan oleh orang tua membuat anak-anak ini cenderung memiliki masalah kesehatan dan mengalami obesitas karena makan sesuka hati.

Selain risiko obesitas dan masalah kesehatan, anak-anak yang mendapatkan pola pengasuhan permisif juga cenderung impulsif, banyak menuntut, egois, kurang bisa mengatur diri sendiri, dan akan lebih sering melakukan kebiasaan negatif karena kebebasan yang mereka dapatkan dari orang tuanya. Meski begitu, ada juga kelebihan yang bisa didapatkan dari pola asuh permisif, yaitu anak memiliki harga diri dan keterampilan sosial yang baik.

2. Pola asuh otoritatif

Pola asuh ini disebut sebagai pola asuh anak paling ideal karena daya tanggap dan tuntutan sama-sama tinggi. Orang tua memiliki hubungan yang dekat dengan anak dan mendukung hal-hal positif yang mereka lakukan. Selain itu, orang tua cenderung memberi penjelasan terlebih dahulu tentang dasar dari penerapan aturan tersebut. Sebagai hasilnya, anak-anak tumbuh menjadi individu yang bahagia, cakap, percaya diri, dan bertanggung jawab. Tak heran, karena pola asuh ini memberi rasa aman dan nyaman bagi anak, serta mengurangi konflik antara orang tua dan anak.

Manfaat lain yang juga bisa didapatkan dari pola asuh otoritatif adalah menghasilkan anak-anak yang dapat mengelola emosi negatifnya dengan lebih efektif, anak-anak tumbuh menjadi seseorang yang mandiri, memiliki harga diri yang lebih tinggi, serta cenderung memiliki prestasi akademik yang baik di sekolah.

Baca Juga: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Anak

3. Pola asuh otoriter

Pola asuh ini dinilai sebagai pola asuh yang tradisional karena kendali ada pada orang tua dan aturan diterapkan dengan tegas tanpa fleksibilitas. Anak harus patuh dan apa pun alasannya tidak boleh menentang, atau ia akan mendapatkan hukuman. Meski demikian, pola asuh anak ini memiliki daya tanggap yang rendah dan tuntutan yang tinggi. 

Tak heran jika anak-anaknya jarang mengambil inisiatif dan tidak bisa mengambil keputusan dengan baik. Rasa ingin tahu dan spontanitas mereka juga rendah. Sayangnya, peraturan yang sangat ketat dan hukuman yang diberikan oleh orang tua dengan pola asuh otoriter justru bisa memengaruhi seorang anak untuk memberontak kepada figur otoritas saat tumbuh dewasa nanti.

National Library of Medicine menjelaskan bahwa anak-anak yang tumbuh dengan pola pengasuhan otoriter dari orang tuanya cenderung tumbuh menjadi anak dengan perilaku yang baik, karena mereka tahu akan ada konsekuensi dari setiap perilaku yang mereka lakukan. Tak hanya itu saja, anak akan lebih mampu mematuhi instruksi yang tepat untuk mencapai suatu tujuan. 

Sayangnya, pola pengasuhan yang satu ini juga dapat menghasilkan anak-anak dengan tingkat agresi yang tinggi karena memiliki kesulitan dalam mengelola emosinya akibat tidak mendapatkan bimbingan yang tepat dari orang tuanya.

4. Pola asuh abai

Pola asuh ini memiliki daya tanggap dan tuntutan yang rendah. Anak-anak bertanggung jawab atas dirinya sendiri karena orang tua benar-benar lepas tangan dalam mengasuh mereka. Orang tua jarang berkomunikasi dengan anaknya, juga tidak memberi perhatian dan panduan. Tipe pola asuh ini dinilai merupakan yang paling tidak ideal.

Meski anak-anak cenderung lebih tangguh dan mandiri dibanding anak-anak dari jenis pengasuhan lainnya, namun mereka mengalami kesulitan dalam mengendalikan emosi dan memiliki kemampuan bersosialisasi yang buruk. Hal ini membuat anak-anak tumbuh menjadi individu yang punya penghargaan diri rendah, memiliki kontrol diri yang rendah, rentan menderita masalah mental, tidak bahagia, serta bermasalah secara akademis di sekolah.

Pola asuh otoritatif memang dinilai sebagai cara pola asuh anak yang baik, tapi tak ada salahnya juga jika Bunda membuat penyesuaian berdasarkan budaya dan lingkungan tempat tinggal. Penggabungan beberapa pola asuh pun sah-sah saja jika dinilai merupakan pilihan yang terbaik untuk situasi dan kondisi keluarga.

Dari penjelasan di atas, bisa kita simpulkan bahwa pemilihan gaya pengasuhan adalah hal yang sangat penting untuk dipikirkan secara matang. Sebab kesalahan pola asuh anak tak hanya dapat menyebabkan masalah kesehatan, kurangnya rasa percaya diri, sulit mengambil keputusan, memiliki prestasi yang kurang di sekolah, tetapi juga dapat menyebabkan trauma yang bisa mereka rasakan hingga dewasa. Bahkan bukan tak mungkin mereka akan menurunkan gaya pengasuhan yang sama kepada anaknya kelak.

Selain menerapkan pola asuh anak berdasarkan usia yang tepat, hal yang tak bisa Bunda abaikan adalah pemenuhan kebutuhan gizi Si Buah Hati. Asupan gizi yang seimbang dan variatif akan membantu Si Buah Hati mengalami tumbuh-kembang yang optimal. Untuk membantu memenuhi kebutuhan gizinya, Bunda bisa memberikan DANCOW FortiGro kepada Si Buah Hati, dua kali sehari yaitu pada pagi hari dan malam hari sebelum tidur.

DANCOW FortiGro merupakan susu yang diformulasikan khusus untuk anak usia 6–12 tahun dengan manfaat kandungan di dalamnya seperti:

  1. Kandungan vitamin dan mineral yang dapat mendukung proses belajar dan meningkatkan imunitas seperti zat besi, zink, vitamin A, C, dan D.
  2. Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks).
  3. Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium. 

Manfaat DANCOW FortiGro tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream, serta dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis untuk dikonsumsi kapan saja dan di mana saja. DANCOW UHT juga bisa jadi pilihan yang pas untuk menu bekal agar Si Buah Hati makin siap sekolah!

Image Article
pola asuh anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Menjadi Orang Tua yang Baik untuk Anak

Published date

Membesarkan Si Buah Hati bukanlah perkara mudah. Namun di balik itu, melihat mereka tumbuh secara optimal tentu menjadi kepuasan tersendiri. Pada dasarnya, Bunda atau Ayah mungkin tidak selalu fasih akan hal-hal yang bisa diterapkan sebagai cara menjadi orang tua yang baik.

Sebab, pelajaran menjadi orang tua bukan sesuatu yang kita dapatkan dalam pendidikan formal maupun non-formal, melainkan terjadi secara natural. Melalui artikel ini, akan dijelaskan hal-hal seputar prinsip yang perlu diterapkan dan cara menjadi orang tua yang baik untuk anak, khususnya dalam masa pertumbuhannya. Berikut adalah hal-hal yang bisa Bunda terapkan.

Mengubah cara pandang dalam melihat masalah

Salah satu cara menjadi orang tua yang baik dimulai dari mengubah cara pandang dalam melihat suatu permasalahan. Bayangkan perilaku Si Buah Hati yang sewaktu-waktu bisa membuat Bunda kehilangan ketenangan. Setiap orang tua tentu memiliki pemicu yang berbeda. Misalnya, ketika Si Buah Hati mulai meninggikan suaranya di depan umum, menolak untuk makan, atau membantah perintah Bunda.

Sebelum mengeluarkan reaksi marah, Bunda perlu memikirkan terlebih dahulu, mengapa hal-hal tersebut mengganggu Bunda? Apakah perilaku ini tidak berterima saat Bunda dan Ayah masih kecil? Apa yang mungkin didapatkan oleh Si Buah Hati dari perilaku tersebut?

Melalui pemikiran tersebut, Bunda diharapkan lebih tenang saat menghadapi anak. Reaksi marah atau negatif dari orang tua akan terekam sebagai sinyal “perhatian” bagi Si Buah Hati. Jadi, bukan tidak mungkin mereka akan melanjutkan perilaku tersebut. Semakin tenang Bunda menghadapi permasalahan yang mengganggu, akan semakin cepat berakhir pula masalahnya.

Percaya pada kemampuan anak

Selain menjadi lebih tenang saat menyaksikan permasalahan yang ditimbulkan atau dialami Si Buah Hati, belajar percaya merupakan suatu cara menjadi orang tua yang baik yang perlu diasah. Dalam masa pertumbuhan anak, mereka akan mengalami perkembangan dalam “kesadaran diri”.

Dengan membangun kepercayaan dan memperbolehkan mereka bereksplorasi, Buah Hati Bunda tentu akan menyadari dengan sendirinya bahwa mereka adalah pribadi yang terpisah dari orang lain dan memiliki tanggung jawab sendiri, tanpa mengenyampingkan bahwa Bunda adalah tempat mereka merasa aman.

Jangan sampai, ketakutan Bunda dalam menyaksikan perkembangan Si Buah Hati mempengaruhi kepercayaan dirinya dalam melakukan hal-hal baru yang mungkin berguna untuk tumbuh kembangnya.

Baca Juga: Cara Menjadi Ibu yang Baik Versi Diri Sendiri

Menghabiskan waktu bersama anak

Fondasi dari pertumbuhan Si Buah Hati yang sehat adalah hubungan yang sehat pula antara orang tua dan anak. Jika hal ini terpenuhi, kesehatan emosional yang lebih baik akan terbangun dalam diri anak Bunda. Dari hubungan yang baik dapat meningkatkan empati dan kreativitas, meminimalisasi tingkat kecemasan, dan memicu kemampuan lebih baik dalam menghadapi kehidupannya.

Agenda kesibukan lain mungkin menjadi penghalang Bunda untuk menghabiskan waktu bersama Buah Hati, tapi Bunda bisa, lho, memulai dari hal-hal kecil. Misalnya, apabila Bunda bekerja, usahakan bangun pagi agar bisa sarapan bersama sebelum berangkat. Adakan sesi jalan-jalan setiap minggu, movie night, jalan sore, memasak bersama atau kegiatan sederhana lain yang bisa dijalankan bersama-sama.
 

Dengan menerapkan prinsip dan cara menjadi orang tua yang sabar dan baik di atas, Bunda akan mendukung perkembangan mental Si Buah Hati dengan baik dan membentuk #CintaBundaSempurna. Lalu, untuk melengkapinya agar optimal Bunda juga perlu memenuhi nutrisinya agar Si Buah Hati bisa tumbuh secara optimal. DANCOW FortiGro merupakan susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6-12 tahun.

Dengan kandungan zat besi, zink, Vitamin A, C, & D, serta Vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega dan DHA (khusus varian Instant kemasan box), akan menjaga imunitas serta mendukung proses belajar buah hati. Selain membantu memenuhi asupan gizi, DANCOW FortiGro juga tersedia dalam 3 macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream. Kemasan UHT siap minum pun tersedia dalam berbagai rasa, yaitu rasa Cokelat, Stroberi dan Vanila yang praktis dikonsumsi kapan pun dan di mana pun.

Image Article
Trik dan Cara Cara Menjadi Orang Tua yang Baik
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off