3 plus

Product Name
Dancow 3 plus

7 Jajanan Buka Puasa yang Disukai Anak-anak

Published date

Momen berbuka puasa menjadi saat yang menyenangkan dan paling ditunggu saat bulan Ramadan, termasuk bagi anak prasekolah yang sedang belajar berpuasa. Pasalnya, mereka bisa menikmati aneka jajanan untuk buka puasa favoritnya. 

Click here to enter text.Tak hanya memiliki rasa yang enak, Bunda juga harus memastikan bahwa jajanan takjil buka puasa di rumah mengandung gizi yang baik untuk mendukung kesehatan tubuhnya, ya. Misalnya dengan menyediakan buah-buahan manis (tidak asam) seperti kurma saat berbuka puasa. Buah kurma inilah yang mengandung karbohidrat untuk menggantikan energi yang hilang saat berpuasa.

Tips Memilih Jajanan Buka Puasa yang Enak dan Menyehatkan

Meskipun kandungan gizi dalam jajanan untuk buka puasa tidak setinggi makanan utama, namun jajanan yang sehat dapat mendukung proses pertumbuhan Si Buah Hati. Agar tidak salah pilih, simak beberapa tipsnya berikut ini. 

  • Manfaatkan momen berbuka puasa untuk memberikan buah-buahan segar pada Si Buah Hati. 

  • Sediakan makanan sehat di rumah. Bila perlu, Bunda bisa membuatnya beberapa camilan sehat seperti jus buah, salad buah, smoothie, dan masih banyak lagi.

  • Hindari makanan ringan atau snack kemasan yang mengandung gula tambahan.

  • Ajarkan Si Buah Hati untuk makan makanan yang berwarna-warni, seperti buah-buahan dan sayuran aneka warna. 

Jajanan Takjil Buka Puasa untuk Anak

Selain kurma, berikut ini beberapa jajanan buka puasa yang disukai anak-anak yang bisa Bunda berikan agar kebutuhan gizi harian Si Buah Hati terpenuhi dengan baik selama bulan Ramadan.

1. Yoghurt 

Kandungan protein dan kalsium di dalam yogurt sangat baik untuk mendukung pertumbuhan tulang yang optimal pada anak prasekolah. Bahkan, yogurt juga mengandung bakteri hidup yang bermanfaat bagi sistem pencernaan. Untuk menghindari konsumsi gula yang berlebihan pada anak prasekolah, Bunda bisa memilih yogurt tawar tanpa lemak dan menambahkan sedikit madu, potongan buah kurma, atau buah mangga manis agar rasanya lebih lezat dan disukai Si Buah Hati.

2. Es krim buah

Jajanan buka puasa kekinian untuk anak yang bisa Bunda buat sendiri di rumah adalah popsicle atau es krim stik. Agar lebih sehat, pilih buah favorit Si Buah Hati lalu dihaluskan menggunakan blender dan diberi campuran susu. Setelah itu, tuangkan ke dalam cetakan popsicle dan simpan dalam freezer hingga membeku dan sajikan saat berbuka puasa.

3. Salad buah aneka warna

Bunda juga bisa menyajikan salad buah aneka warna untuk Si Buah Hati. Potong atau cetak buah dengan bentuk yang lucu, lalu sajikan dengan tambahan yogurt tawar dan sedikit madu. Anak-anak pasti suka!

4. Milkshake atau smoothie

Menu jajanan yang satu ini juga bisa membantu melengkapi kebutuhan vitamin dan mencukupi kebutuhan cairan tubuh pada anak prasekolah yang sedang belajar puasa. Libatkan Si Buah Hati dalam proses pembuatannya. Misalnya dengan meminta mereka untuk menentukan buah apa yang harus dipilih untuk dijadikan smoothie atau milkshake dan ajak mereka untuk membuatnya. Pasti menyenangkan, deh.

Baca Juga: Yuk, Buka Puasa dengan yang Sehat dan Menyegarkan!

5. Ubi manis panggang

Selain memiliki rasa yang manis, kandungan vitamin A dalam ubi juga sangat baik untuk menjaga kesehatan mata dan kulit. Untuk yang satu ini, Bunda bisa membeli ubi manis panggang di supermarket atau membuatnya sendiri di rumah sebagai alternatif jajanan untuk buka puasa pengganti kentang goreng.

6. Kacang-kacangan

Pilih kacang-kacangan yang disukai oleh anak-anak, misalnya kacang almond yang dipanggang. Selain renyah dan rasanya yang khas, kacang-kacangan juga merupakan makanan tinggi lemak sehat, mengandung serat, dan juga antioksidan yang penting untuk mendukung proses pertumbuhannya.

7. Takjil dengan tambahan susu

Jajanan takjil buka puasa juga bisa diolah dari bahan susu. Bunda juga bisa menkreasikan susu sebagai bahan tambahan untuk membuat jajanan atau takjil kesukaan Si Buah Hati sehingga menjadi lebih bergizi, seperti milkshake, es krim, es buah, puding dan masih banyak lagi. 

Untuk bantu penuhi kebutuhan gizi Si Buah Hati selama puasa, Bunda bisa berikan DANCOW 3+ Imunutri saat malam hari sebelum tidur dan ketika sahur. DANCOW 3+ Imunutri mengandung 0 gram Sukrosa, tinggi vitamin A, C, E, Zink, tinggi kalsium & vitamin D, serta mengandung DHA, Omega 3 & 6, Zat Besi untuk mendukung pertumbuhan Si Buah Hati.

Image Article
7 Jajanan Buka Puasa yang Disukai Anak-anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak?

Published date

Tahukah Bunda, saat tumbuh, anak tidak hanya menunjukkan perkembangan fisik, mental, dan emosional, melainkan juga terjadi peningkatan kemampuan sosialnya. 

Kecerdasan sosial anak akan berkembang pesat saat memasuki usia prasekolah. Pada usia itu, anak mulai senang berinteraksi dengan orang lain dan tertarik untuk menjalin pertemanan. Perkembangan sosial anak usia 4-5 tahun ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak? Simak ulasannya dalam artikel berikut ini.

Apa Itu Perkembangan Sosial Anak?

Perkembangan sosial anak dapat diartikan sebagai proses Si Buah Hati untuk mencapai kematangan dalam berhubungan sosial. Selain itu, selama terjadinya perkembangan sosial, anak juga belajar tentang norma, etika, dan tradisi masyarakat. 

Perkembangan sosial juga membuat anak melalui proses perubahan perilaku, minat, dan ketertarikan menjalin pertemanan baru. Contoh perkembangan sosial anak usia dini adalah tumbuhnya kemampuan Si Buah Hati untuk beradaptasi di lingkungan baru.

Baca Juga: Manfaat Susu DANCOW untuk Anak 4 Tahun

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak

Perkembangan sosial anak pada umumnya dipengaruhi oleh tiga faktor, yakni faktor biologis, faktor enviroment atau lingkungan, dan faktor relationship atau hubungan dengan orang lain. Berikut ini penjelasannya:

  • Faktor biologis

Kondisi biologis menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, tidak terkecuali pada perkembangan sosialnya. Adapun faktor biologis yang turut mempengaruhi perkembangan anak meliputi genetik, chemistry otak, level hormon, nutrisi, dan gender. 

Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak dari kondisi biologisnya adalah temperamen yang diturunkan secara genetik. Beberapa riset menunjukkan bahwa 20 hingga 60 persen temperamen manusia ditentukan oleh genetika. 

Temperamen merupakan atribut bawaan yang mempengaruhi pendekatan anak terhadap dunia serta interaksi dengan lingkungan dalam 9 dimensi, yakni tingkat aktivitas, keteralihan perhatian, intensitas emosi, keteraturan, ambang sensorik, dan kecenderungan pendekatan versus penarikan diri, kemampuan beradaptasi, ketekunan, dan kualitas suasana hati. Sederhananya, temperanen dapat diartikan sebagai gaya atau kepribadian yang mempengaruhi perilaku anak dan interaksinya dengan orang lain. 

  • Faktor environment (lingkungan)

Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak adalah environment atau lingkungan, yaitu meliputi kondisi ekonomi, sosial, budaya, dan keluarga. Seorang anak dari keluarga dengan ikatan yang baik dengan anggota keluarganya biasanya dapat menyesuaikan diri secara sosial, dan tumbuh dengan kemampuan sosial yang baik pula. Sebab, reaksi sosial mudah dimunculkan secara emosional oleh anak-anak yang tumbuh dalam keluarga dengan ikatan erat. 

Selain itu, kondisi sosial ekonomi dapat menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak. Misalnya, anak-anak yang tumbuh di lingkungan sosial ekonomi rendah berisiko mengalami sejumlah dampak negatif, termasuk masalah perilaku internalisasi dan eksternalisasi, masalah kesehatan mental, kenakalan, gangguan perilaku, dan keterlambatan perkembangan kognitif dan sosialnya.

  • Faktor relationship

Relationship atau hubungan dengan orang-orang sekitar, termasuk orang tua, keluarga, serta teman, juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak. Bagaimana anak-anak menjalin hubungan dengan orang-orang terdekatnya akan mempengaruhi perilaku dan perkembangan sosial mereka. Anak yang memiliki hubungan harmonis serta mendapatkan cinta dari orang tuanya akan tumbuh percaya diri, merasa aman, dan lebih mandiri. Faktor ini tentu akan mempengaruhi hubungan sosial mereka di luar rumah.

Selain itu, pergaulan dengan teman-teman sebaya juga akan memberikan pengaruh pada perkembangan sosial anak. Saat berelasi dengan teman-teman sebayanya, anak akan mendapatkan kemandirian sosial. Anak akan mampu membuat keputusan secara mandiri untuk menentukan perannya dalam kelompok. Rasa percaya diri anak-anak pun akan berkembang dari waktu ke waktu saat mereka bergaul dengan teman-teman sebayanya.

Agar proses perkembangan sosial anak optimal, imbangi juga gizi Si Buah Hati dengan asupan bergizi. Sebagai pelengkap makanan harian, Bunda bisa memberikan Si Buah Hati DANCOW 3+ Imunutri. DANCOW 3+ Imunutri tinggi vitamin A, C, E, dan zink, tinggi kalsium, protein, vitamin D, serta DHA, zat besi, dan Omega 3 & 6.   

Itu tadi beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak. Dengan mengetahui beberapa faktor tadi, semoga memudahkan Bunda untuk membantu mengembangkan karakter anak yang baik ya!

Image Article
Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Memilih Susu Anak 4 Tahun yang Perlu Bunda Perhatikan

Published date

Bunda, salah satu hal penting dalam mengasuh anak usia 4 tahun adalah memilih susu yang sesuai karena menjadi tambahan gizi untuk membantu Si Buah Hati tumbuh dan berkembang dengan optimal. Selain mengandung kalsium yang mendukung kekuatan dan kesehatan tulang, susu  anak 4 tahun juga menyediakan gizi yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.

Yuk, ketahui apa saja manfaat susu dan bagaimana cara memilih susu untuk anak  dan keluarga.

Manfaat Minum Susu bagi Anak

Susu memiliki manfaat yang baik untuk tubuh, termasuk untuk anak usia 4 tahun yang masih dalam tahap pertumbuhan. Ini karena susu merupakan sumber kalsium untuk mendukung pertumbuhan tulang anak dan membantu mencegah potensi penyakit tulang yang kompleks, seperti osteoporosis.

Selain itu, susu juga secara alami mengandung vitamin D yang membantu tubuh anak menyerap kalsium dari berbagai sumber sekaligus mengurangi potensi penyakit osteoporosis di kemudian hari atau rakhitis pada masa kanak-kanak.

Kandungan penting lain dari susu adalah protein yang berfungsi sebagai sumber energi sekaligus membantu memelihara dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak.

Beberapa kandungan gizi di susu seperti kalsium dan phosfor  bermanfaat dalam menjaga kesehatan gigi, tekanan darah anak, serta menjadi sumber vitamin dan mineral penting untuk pertumbuhan anak.

Cara Memilih Susu Anak 4 Tahun

Bunda sudah tahu kan manfaat minum susu untuk anak. Selanjutnya,  Bunda perlu tahu lima hal yang perlu diperhatikan saat memilih susu untuk anak usia 4 tahun. Berikut ulasannya:

1. Jenis Susu

Bunda dapat memilih berbagai jenis susu sesuai kebutuhan anak. Ada beberapa jenis susu yang tersedia di pasaran, seperti susu sapi, susu kedelai, hingga susu kambing. Namun, secara umum produk susu dapat dibedakan menjadi dua dari kandungan lemaknya, yakni full cream/whole milk dan rendah lemak.

Susu full cream atau susu murni dapat mengandung lemak sekitar 3,25 persen, sedangkan susu rendah lemak mengandung sekitar 1-2 persen lemak. Tingkat kandungan lemak dari susu ini bisa menjadi salah satu pertimbangan Bunda dalam memilih susu untuk Si Buah Hati.

Anak usia 4-5 tahun direkomendasikan untuk mendapatkan sepertiga kalori harian dari lemak. Oleh karenanya, Bunda dapat memilih jenis susu dengan memperhatikan diet sehari-hari anak.

2. Usia dan Kondisi Anak

Setiap anak memiliki kebutuhan gizi yang berbeda dan tergantung sesuai usia dan kondisi tubuh anak. Karena produk susu yang beredar di pasaran secara regulasi biasanya sudah dibedakan sesuai kelompok usia anak. Misalnya pada susu formula bayi dan susu pertumbuhan 1 – 3 tahun. Namun pada jenis susu bubuk umum tidak dikelompokkan berdasarkan tingkat usia.

Selain usia, kondisi anak juga perlu diperhatikan. Apabila Si Buah Hati memiliki kondisi khusus seperti alergi susu sapi, tentu Bunda harus mencari alternatif jenis susu anak 4 tahun. Bunda dapat memilih jenis susu yang  bebas dari bahan  protein susu hewani, misalnya  susu almond.

Baca Juga: Fungsi Susu dengan Omega 3 dan 6

3. Gizi yang Terkandung dalam Susu

Tips selanjutnya dalam memilih susu untuk anak dan keluarga yakni dengan memperhatikan label pada kemasan susu untuk memastikan kandungan gizinya. Umumnya, susu memiliki kandungan fosfor, kalsium, vitamin A, vitamin D (dalam produk yang diperkaya), riboflavin, vitamin B12, kalium, seng, kolin, magnesium, dan selenium.

Bunda dapat memilih susu dengan kandungan kalsium yang cukup untuk mendukung pertumbuhan tulang dan gigi anak. Selain kandungan  protein nya, susu biasanya di fortifikasi dengan zat besi yang cukup untuk mendukung perkembangan otak Si Buah Hati.

4. Rasa yang Disukai Anak

Anak usia 4 tahun terkadang memiliki preferensi rasa yang kuat, misalnya lebih suka rasa coklat daripada rasa susu biasa. Bunda dapat memilihkan susu dengan varian rasa yang disukai anak untuk memastikan Si Buah Hati berselera untuk mengonsumsi susu setiap hari.

Itu tadi bahasan mengenai susu anak 4 tahun  untuk mendukung tumbuh kembang Si Buah Hati. Jika Bunda masih memiliki pertanyaan seputar pilihan susu yang sesuai untuk anak, Bunda bisa berkonsultasi dengan dokter anak maupun ahli gizi.

Image Article
Cara Memilih Susu Anak 4 Tahun yang Perlu Bunda Perhatikan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Susu untuk Anak Susah Makan

Published date

Tahukah Bunda, pertumbuhan anak usia 2-5 tahun mengalami perlambatan dibandingkan saat sebelum berumur satu tahun. Pada periode usia ini, Si Buah Hati juga dapat mengalami penurunan nafsu makan.

Bunda mungkin sempat bertanya-tanya, kenapa Si Buah Hati susah makan. Walau demikian, tentu Bunda tidak bisa membiarkan Si Buah Hati yang susah makan karena kebutuhan gizinya bisa tidak terpenuhi. Berikut beberapa hal yang perlu Bunda perhatikan, termasuk bahasan untuk susu untuk anak susah makan.

Manfaat Susu untuk Anak 

Susu, termasuk berbagai produk olahannya, dapat menjadi bagian dari diet seimbang dan bermanfaat bagi kesehatan anak. Bukan hanya sebagai penyempurna asupan sehari-hari, susu merupakan salah satu sumber protein sehingga cocok untuk diminum anak dalam masa pertumbuhan. Berikut ini beberapa manfaat susu untuk anak yang susah makan yang bagi Si Buah Hati untuk mencukupi kebutuhan nutrisi hariannya:

1. Diperkaya berbagai nutrisi penting

Sudah menjadi rahasia umum bahwa susu kaya akan berbagai nutrisi penting yang dibutuhkan Si Buah Hati, seperti protein, kalsium, vitamin, dan aneka mineral lainnya. Pada produk susu tertentu ada juga penambahan fortifikasi nutrisi yang bermanfaat untuk tumbuh kembang anak, seperti misalnya penambahan zat besi, DHA, Omega 3 & 6 dan vitamin C dalam susu. 

Kandungan vitamin C bisa bantu dalam proses penyerapan zat besi dari serealia dan sayuran sebanyak 2 kali lipat. Dengan demikian akan lebih banyak zat besi yang dapat diabsorsi oleh saluran pencernaan.

2. Membantu penuhi kebutuhan gizi anak

Saat anak susah makan, asupan gizinya menjadi lebih terbatas. Memberi susu untuk anak usia 3 tahun ke atas dapat membantu memenuhi kebutuhan gizinya. Walau demikian, hanya mengkonsumsi susu saja tidak cukup memenuhi seluruh kebutuhan nutrisi harian Si Buah Hati, terlebih anak yang susah makan. Karenanya, Bunda tetap perlu memberikannya makanan beragam yang kaya gizi setiap harinya.

Bunda perlu memperhatikan juga jumlah kandungan gula tambahan dalam susu yang dikonsumsi Si Buah Hati. Sukrosa atau sering dikenal sebagai gula meja banyak digunakan sebagai pemanis tambahan. Terlalu banyak asupan gula tidak baik untuk anak karena dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan, seperti diabetes di kemudian hari.  Bunda dapat memilih susu dengan kandungan 0 gram sukrosa sehingga lebih aman dikonsumsi Si Buah Hati usia 3 tahun.

Baca Juga: Nutrisi dan Kandungan Gizi Susu Full Cream

Susu DANCOW 3+ Imunutri

Untuk mencukupi kebutuhan nutrisi anak, Bunda dapat memberikan susu DANCOW 3+ dengan Imunutri yang diperkaya berbagai gizi penting yang dibutuhkan anak dalam masa pertumbuhan.

Berikut ini adalah kandungan susu DANCOW 3+ Imunutri:

  • Protein

  • Karbohidrat

  • Lemak

  • Serat

  • Omega 3 dan 6

  • DHA

  • Gula laktosa

  • Garam natrium

  • Vitamin A

  • Vitamin D

  • Vitamin E

  • Vitamin C

  • Vitamin B kompleks

  • Kalsium

  • Fosfor

  • Zat Besi

  • Zink

  • Kalium

  • Iodium

  • Selenium

  • Asam amino (Isoleusin, Leusin, Lisin, Metionin, Fenilalanin, Threonin, Triptofan, dan Valin).

Takaran Membuat Susu DANCOW 3+ Imunutri

Anjuran asupan susu untuk anak usia 3 tahun adalah 2 gelas per hari. Berikan sesuai takaran susu DANCOW 3+ Imunutri.

Untuk menyiapkan susu DANCOW 3+ Imunutri, ikuti langkah-langkah berikut:

  • Cuci tangan dengan bersih sebelum menyiapkan susu.

  • Gunakan peralatan (sendok dan gelas) yang bersih.

  • Siapkan 165 ml air matang hangat 45 celcius ke dalam gelas.

  • Masukkan 3 sendok makan (sekitar 32 gram) susu bubuk DANCOW 3+ Imunutri.

  • Aduk hingga rata dan siap diminum. Pastikan susu dihabiskan dalam jangka waktu 1 jam setelah dibuat.

Ingatlah untuk selalu menyimpan kembali kemasan susu yang sudah dibuka dengan cara melipat kantung sachet beberapa kali dan masukkan ke dalam wadah kering, bersih, dan kedap udara. Simpan di tempat kering dan sejuk dan pastikan susu habis dalam waktu 3 minggu setelah kemasan dibuka. 

Image Article
Susu DANCOW untuk Anak 3 Tahun ke Atas yang Susah Makan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Simak Manfaat Vitamin A untuk Anak Diare Berikut Ini!

Published date

Bunda, diare adalah salah satu penyakit yang paling sering dialami anak-anak. Saat anak mengalami diare, tentu Bunda akan sangat khawatir. Untuk itu, Bunda perlu mencegah agar Si Buah Hati tidak mengalami diare. Salah satu caranya adalah dengan suplementasi vitamin A. Ya, mencegah diare adalah salah satu manfaat vitamin A untuk anak. Tapi, mengapa diare pada anak perlu dicegah dan bagaimana pencegahannya? 

Apa Itu Diare dan Bahayanya pada Anak?

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan diare sebagai kondisi di mana seseorang buang air besar lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya, bisa 3  kali atau lebih dalam satu hari.

Menurut United Nations Children Fund (Unicef), diare adalah pembunuh utama anak-anak. Sekitar 9 persen dari semua kematian anak di bawah 5 tahun di seluruh dunia pada 2019 disebabkan diare. Artinya, lebih dari 1300 anak meninggal setiap hari atau 484.000 anak per tahun. 

Di Indonesia , diare masih menjadi penyebab kematian utama pada Balita menurut data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021.

Untuk mengurangi morbiditas dan mortilitas diare pada balita, WHO dan Unicef memiliki program yang disebut The Integrated Global Action Plan for the Prevention and Control of Pneumonia and Diarrhoea (GAPPD). 

Strategi yang dilakukan adalah ASI ekslusif yang diberikan selama 6 bulan. ASI ekslusif melindungi bayi dari penyakit dan menjamin sumber makanan yang aman untuk bayi. Strategi lainnya yang dilakukan Unicef dan WHO adalah imunisasi dan memastikan air yang diminum aman serta sanitasi baik dengan kebersihan yang terjaga.

Pemberian asupan zink dan vitamin A juga dapat mengurangi risiko diare. Salah satu manfaat vitamin A untuk anak, terutama dalam dosis tinggi, adalah membantu memperkuat sistem imun sehingga dapat mengurangikasus diare dan dampak parah pada anak.

Baca Juga: Pentingnya Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh Anak

Manfaat Vitamin A untuk Anak dalam Membantu Fungsi Imun Melawan Infeksi

Manfaat pemberian vitamin A untuk anak salah satunya adalah untuk membantu fungsi sistem imun. Kekurangan vitamin A dalam jangka panjang berisiko tinggi menyebabkan penyakit akibat infeksi seperti campak dan diare.  

Mencegah anemia

Kekurangan zat besi dan vitamin A merupakan faktor risiko terpisah untuk penyebab anemia. Suplementasi vitamin A terbukti ilmiah dapat mengurangi risiko anemia dengan cara meningkatkan kadar hemoglobin dan feritin. 

Manfaat Lain Vitamin A untuk Anak

Manfaat vitamin A untuk anak 1 tahun lainnya adalah untuk fungsi penglihatan. Kekurangan vitamin A dapat menjadi penyebab utama kebutaan pada anak.Dampak dari kekurangan vitamin A adalah xerophtalmia, yang merupakan penyakit pada mata sebagai akibat atau dampak akhir dari kekurangan nutrisi vitamin A yang parah.

Dosis Vitamin A yang tepat untuk Anak

Lalu, seberapa banyak vitamin A yang dibutuhkan tubuh? Bunda, jumlah vitamin A yang dibutuhkan tergantung usia dan jenis kelamin. Sebagai gambaran, bayi baru lahir hingga usia 5 bulan membutuhkan 375 RE vitamin A per hari. Sementara, bayi usia 6-11 bulan kebutuhannya 400 RE dan anak usia 1-3 tahun butuh 400 RE vitamin A setiap harinya. Anak usia 4-6 tahun butuh 450 RE/hari dan di usia 7-9 tahun anak butuh 500 RE vitamin A per hari. Sebagai informasi, kandungan vitamin A dalam makanan dinyatakan sebagai RE (retinol ekivalen), dihitung dengan mempertimbangkan bahwa 1 μg RE sama dengan 1 μg retinol dan 6 μg β-karoten.

Sumber utama vitamin A didapat dari daging, khususnya hati, produk susu, telur, dan makanan fortifikasi seperti serealia serta margarin.

Tubuh tidak dapat memproduksi vitamin A sendiri, namun bisa mengubah beberapa bentuk karotenoid. Beta-carotene dan lycopene adalah contoh dari antioksidan ini, yang ditemukan hanya dari tumbuhan seperti dari buah berwarna orange dan kuning atau sayuran warna hijau pekat. 

Itulah tadi beberapa manfaat vitamin A untuk anak serta dosis tepatnya. Selain memberi asupan vitamin A tiap hari, Bunda jangan terlewat mengikuti bulan vitamin A yang diselenggarakan gratis oleh Kementerian Kesehatan dua kali dalam setahun pada bulan Februari dan Agustus. Ada 2 jenis warna kapsul vitamin A yang diberikan dalam program kesehatan ini, kapsul biru untuk bayi umur 6-11 bulan dan kapsul merah untuk anak umur 12-59 bulan.
 

Manfaat vitamin A untuk anak juga bisa didapatkan dari  susu DANCOW 3+ Imunutri yang memiliki kandungan vitamin A, C, E dan zink, tinggi kalsium, protein, vitamin D, serta DHA, zat besi, dan Omega 3 & 6 yang dapat mendukung pemenuhan kebutuhan gizi hariannya.

Image Article
Bunda, Simak Manfaat Vitamin A untuk Anak Diare Berikut Ini!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Anak Kurang Bersosialisasi? Ini Tips untuk Melatihnya!

Published date

Bunda mungkin merasa adalah hal yang wajar jika anak kurang bersosialisasi, jarang bermain dengan teman sebaya, atau malu-malu setiap bertemu orang baru, dan berpikir anak akan mulai bersosialisasi setelah dewasa.

Tapi, tahukah Bunda, bahwa tahun-tahun awal kehidupan anak sangat penting untuk perkembangan dan kesehatannya. Perkembangan yang sehat bisa berarti segala kebutuhan sosial, emosional, dan pendidikan anak terpenuhi dengan baik.

Perkembangan sosial dan emosional dimulai sejak awal kehidupan. Ini saat anak mulai memahami siapa mereka, apa yang mereka rasakan, dan apa yang diharapkan saat berinteraksi dengan orang lain. Saat itulah anak belajar bagaimana membentuk dan mempertahankan hubungan yang positif, termasuk mengelola dan mengekspresikan emosi.

Anak-anak yang memperoleh keterampilan dasar sosial dan emosional di awal kehidupan akan dapat mengelola interaksi sosial dengan lebih baik di kemudian hari.

Kemampuan ini dapat membantu anak berinteraksi dengan teman sebaya maupun orang dewasa, membangun hubungan pertemanan yang sehat, menciptakan rasa aman dan dihargai, sehingga anak mampu mengeksplorasi dunia sekitar dengan rasa percaya diri.

Namun, beberapa anak kurang mampu bersosialisasi atau anak takut bertemu orang baru.

Artikel ini membahas beberapa tips tentang cara mengatasi anak kurang bersosialisasi dan takut bertemu orang baru.

Tips Mengatasi Anak Kurang Bersosialisasi

Ada beberapa cara yang bisa Bunda lakukan agar anak tidak takut orang baru dan bisa bersosialisasi, antara lain:

1. Bertanya Tentang Perasaannya

Jika Bunda memiliki anak yang pemalu, takut bertemu orang lain, atau kurang bersosialisasi, coba dorong anak untuk berbicara lebih terbuka baik pada orang terdekat atau teman yang dijumpainya. Misal saat anak berusia prasekolah, Bunda dapat menemaninya saat anak bermain dengan teman barunya. 

Bunda bisa mengarahkan cara beriteraksi atau mulai berkenalan. Jika Si Buah Hati sangat pemalu, Bunda dapat membantu mencairkan suasana saat anak berinteraksi dengan temannya.

Bunda juga bisa memberi pengertian ketika Si Buah Hati merasa tidak nyaman atau marah saat bermain dengan temannya. Bunda bisa menjelaskan bahwa sebaiknya kemarahan tidak ditunjukkan dengan hal-hal yang menyakiti orang lain baik secara verbal atau fisik.

2. Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak

Tips parenting untuk anak yang kurang bersosialisasi berikutnya adalah menumbuhkan rasa percaya diri anak. 

Anak dengan rasa percaya diri tinggi dapat mudah beradaptasi dengan perubahan, termasuk berani berkomunikasi dengan orang lain.

Dengan menanamkan rasa percaya diri pada anak kurang bersosialisasi , hal ini akan berperan penting dalam memberikan motivasi untuk lebih berani berinteraksi, meningkatkan prestasinya di sekolah, dan kemampuannya untuk bangkit dari perasaan down atau gagal. 

Baca Juga: 4 Tips Stimulasi Perkembangan Bahasa Anak

3. Jadi Role Model bagi Anak 

Anak-anak belajar dengan mengamati orang terdekat, salah satunya orang tua. Itu sebabnya Bunda harus memposisikan diri sebagai sosok yang bisa dicontoh (role model) bagi anak. Saat bersama anak, tunjukkan Bunda bisa bersikap mudah bersosialisasi dengan orang lain. Seiring berjalannya waktu, kemampuan itu akan membuat anak akan terbiasa bersikap hal yang sama.

4. Mengajak Anak Bertemu Teman-teman Sebaya

Mengajak Si Buah Hati untuk datang ke sebuah acara dan bertemu anak sebayanya bisa menjadi cara mengatasi anak yang takut bertemu orang baru. Ketika Si Buah Hati mulai terbiasa bertemu teman-temannya, diharapkan akan membangun rasa percaya dirinya. 

Anak-anak yang aktif menjalin pertemanan juga cenderung lebih bahagia, harga dirinya meningkat, tidak kesepian, dan tidak depresi.

Persahabatan pada anak usia dini berkontribusi pada kualitas hidup anak dan dianggap penting untuk kehidupan di masa depan.

5. Batasi Waktu Bermain Game/Gadget

Kecanduan gadget atau game online dapat mempengaruhi perkembangan sosial, bahasa, komunikasi dan motorik anak.

Penggunaan gadget yang berlebihan juga terbukti dapat membuat anak menjadi tergantung pada gadget dan kurang bersosialisasi atau berinteraksi dengan teman-temannya ataupun orang disekitarnya.

Anak yang kecanduan gadget akan mengalami keterlambatan perkembangan keterampilan interpersonal, perkembangan verbal, dan psikomotorik.

Untuk mendorong anak mengurangi pemakaian gadget bisa dilakukan dengan Bunda yang lebih dulu memberi contoh. Setidaknya, batasi waktu Bunda menggunakan gadget saat di dekat anak.

Selain itu, Bunda juga bisa membuat peraturan di rumah kapan Si Buah Hati bisa menggunakan gadget dan bermain game. 

Selain memberi bimbingan, Bunda bisa memberikannya susu bubuk DANCOW 3+ Imunutri untuk bantu kebutuhan gizinya terpenuhi pada masa tumbuh kembangnya. 

DANCOW 3+ Imunutri diformulasikan untuk anak dan keluarga, dukung Si Buah Hati dapat bebas bereksplorasi dan tumbuh percaya diri. DANCOW 3+ Imunutri mengandung vitamin A, C, E, Zink, tinggi vitamin D dan kalsium, serta DHA dan omega-3 dan 6. 

Demikianlah Bunda, beberapa tips tentang cara mengatasi anak kurang bersosialisasi. Semoga bisa membantu Si Buah Hati untuk lebih berani bersosialisasi, ya!

Image Article
Anak Kurang Bersosialisasi? Ini Tips untuk Melatihnya!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Mengajarkan Anak Bicara Bahasa Inggris sejak Dini

Published date

Bunda, mengenalkan dan menuntun anak belajar bicara bahasa Inggris sejak dini dapat menjadi investasi berharga buat bekal Si Buah Hati, lho. Tapi mungkin Bunda masih bingung harus mulai dari mana untuk mengenalkan bahasa asing ini kepada anak. 

Nah, jangan bingung lagi. Artikel ini bisa menjadi panduan Bunda untuk cara mengajarkan anak bicara bahasa Inggris sejak dini.

Namun sebelum mengetahui contoh aktivitas mengajarkan anak bicara bahasa Inggris, tak ada salahnya lebih dulu mencari tahu manfaat dan kapan Si Buah Hati perlu mengenal bahasa asing ini. 

Kapan Waktu yang Baik Mengajarkan Anak Bicara Bahasa Inggris?

Bunda mungkin masih merasa ragu dan berpikir mengajarkan anak bicara bahasa Inggris bisa dilakukan setelah Si Buah Hati sedikit lebih dewasa. Tapi tahukah Bunda, ada periode emas mengajarkan anak bicara bahasa asing, yakni pada sekitar usia 2 sampai 10 tahun.

Mempelajari bahasa adalah kemampuan alami yang dimiliki anak sejak lahir. Dengan mengajarkan berbicara bahasa Inggris sebelum usia 10 tahun, anak akan dapat memahami lebih cepat dan mengucapkan dengan lebih baik, bahkan mendekati pengucapan aslinya.

Apa Manfaat Mengajarkan Anak Bicara Bahasa Inggris?

Tak hanya sebagai bekal penting bagi Si Buah Hati, mengajarkan anak bicara bahasa Inggris sejak dini ternyata memiliki beberapa manfaat, di antaranya:

  • Meningkatkan kemampuan daya ingat

Perlu Bunda ketahui, anak yang mempelajari lebih dari satu bahasa memiliki daya ingat atau memori yang lebih baik, dibandingkan anak yang hanya mengenal satu bahasa.

  • Membuat otak terus bertumbuh

Pada studi yang dilakukan pada orang dewasa menunjukkan bahwa saat seseorang belajar bahasa Inggris atau bahasa lain selain bahasa sehari-hari memiliki kesempatan berkembang lebih banyak, terutama bagian otak yang bertugas mempelajari materi baru.

  • Membuat anak lebih kreatif

Mempelajari lebih dari satu bahasa sejak kecil dapat menjadikan anak lebih kreatif dan lebih baik dalam memecahkan suatu masalah.

Baca Juga: Cara Optimalkan Kecerdasan Bahasa Anak

Bagaimana Cara Mengajarkan Anak Bicara Bahasa Inggris sejak Dini?

Kemampuan berbahasa adalah salah satu aspek penting yang harus dikembangkan sejak usia dini karena kemampuan bahasa anak yang baik menjadi cerminan dari kemampuan intelektual yang baik juga.

Untuk itu, Bunda bisa mempraktikkan beberapa cara mengajarkan anak bicara bahasa Inggris sejak dini berikut ini:

  • Luangkan waktu untuk bicara dan komunikasi dengan anak

Seperti dijelaskan di atas, anak memiliki kemampuan alami belajar bahasa sejak lahir dan bisa lebih cepat memahami pelajaran bahasa asing baru jika diajarkan mulai usianya di bawah 10 tahun. Untuk melatihnya, Bunda bisa rutin mengajak anak bicara dengan menyebut contoh kosakata bahasa Inggris yang sederhana, memperlihatkan benda lalu menyebutnya dengan bahasa Inggris, atau memperdengarkan video yang menggunakan contoh bahasa Inggris.

  • Bacakan cerita buku bahasa Inggris

Buku merupakan salah satu sarana yang bisa Bunda gunakan untuk mengajarkan bahasa asing kepada Si Buah Hati. Membaca buku cerita bilingual atau dua bahasa bersama Si Buah Hati dapat memperkaya kosakatanya akan bahasa asing.

Pilih buku bergambar menarik atau karakter tertentu yang disukai Si Buah Hati.  Gunakan juga intonasi yang pelan agar anak mudah memahami penjelasan Bunda.

  • Manfaatkan aplikasi

Bunda dapat memanfaatkan teknologi digital seperti aplikasi di gadget bisa jadi salah satu strategi untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Si Buah Hati di era saat ini.

Penggunaan aplikasi Bahasa asing bisa menarik minat anak karena memiliki fitur yang interaktif disertai gambar dan permainan yang menarik secara visual. 

Selain itu, fitur di aplikasi pun menyediakan tes untuk mengukur kemampuan dasar Bahasa Inggris Si Buah Hati dan memberikan analisa tentang bagian mana yang perlu mereka pelajari saat mengikuti mengikuti pelajaran Bahasa di aplikasi.  

Namun Bunda perlu membatasi waktu anak menatap gawai saat belajar bahasa melalui aplikasi. Anak di bawah 2 tahun tidak dianjurkan memakai gawai karena paparan sinar dari layar gawai dikhawatirkan merusak kesehatan mata dan otak anak. Pada anak 2-4 tahun, gawai hanya boleh digunakan maksimal 1 jam per hari dan anak umur 4-7 tahun maksimal hanya boleh memakai gawai maksimal 2 jam per hari.

  • Gunakan video gerak dan lagu

Metode  belajar yang mengkombinasikan aktivitas mendengar, melihat, sekaligus bergerak seperti dengan menonton serta mengikuti rekaman gerak dan lagu menjadi salah satu cara efektif untuk pembelajaran anak usia dini.

Jadi, tak ada salahnya mencoba cara mengajarkan anak agar cepat bicara bahasa Inggris dengan memanfaatkan video gerak dan lagu. 

Nah, coba Bunda praktikkan beberapa cara mengajarkan anak bicara bahasa Inggris di atas. 

Agar proses belajar optimal, imbangi juga gizi Si Buah Hati dengan asupan bergiziSebagai pelengkap makanan harian, Bunda bisa memberikan Si Buah Hati DANCOW 3+ Imunutri. DANCOW 3+ Imunutri tinggi vitamin A, C, E, dan zink, tinggi kalsium, protein, vitamin D, serta DHA, zat besi, dan Omega 3 & 6.    

Semoga dapat membantu membentuk Si Buah Hati agar menjadi anak yang cerdas, ya Bunda. Selamat mencoba!

Image Article
Cara Mengajarkan Anak Bicara Bahasa Inggris sejak Dini
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

10 Tips Parenting Anak dan Hal yang Perlu Dihindari

Published date

Bunda, sebagai orang tua tentu ingin Si Buah Hati tumbuh menjadi anak yang cerdas, bahagia, dan memiliki kepribadian yang positif. Untuk itu, diperlukan proses parenting yang tepat.

Parenting merupakan proses untuk mempersiapkan anak menuju kemandirian. Banyak hal yang bisa Bunda lakukan untuk membantu Si Buah Hati menjadi sosok yang mandiri.

Cara pengasuhan atau parenting yang Bunda lakukan akan membentuk diri Si Buah Hati saat ini dan juga di masa depan.

Artikel ini akan membahas beberapa tips parenting anak yang bisa Bunda terapkan untuk Si Buah Hati.

Tips Parenting Anak agar Menjadi Pribadi yang Positif

Salah satu tugas orang tua adalah mengasuh dan mengajarkan kepada anak cara menjadi pribadi yang positif dan mandiri. Berikut ini 10 contoh tips parenting anak yang bisa Bunda terapkan di rumah:

1. Jadilah contoh yang baik

Bunda tidak bisa berharap anak akan bersikap sopan kepada orang lain jika tidak diberi contoh di rumah. Anak-anak lebih banyak mencontoh apa yang dikerjakan orang tua dibandingkan menjalankan apa yang dikatakan orang tuanya.

2. Jalin komunikasi dengan anak

Ada tiga hal utama dalam berkomunikasi dengan anak. Pertama, puji anak saat melakukan hal yang benar. Kedua, beri perhatian penuh saat anak berbicara. Ketiga, luangkan waktu setiap hari untuk mengobrol dan bermain dengan anak. Cara ini akan membuat anak merasa bahwa ia penting bagi orang tuanya.

3. Buat aturan yang konsisten

Bunda dapat mengajarkan anak untuk disiplin dengan cara membuat aturan yang jelas dan konsisten untuk ditaati anak. Namun, Bunda juga harus bisa menjelaskan kepada anak dengan bahasa mudah dimengerti sesuai usianya.

4. Beri konsekuensi

Menerapkan peraturan harus dibarengi dengan konsekuensi jika melanggar. Jelaskan secara perlahan bahwa ada konsekuensi yang akan diterima Si Buah Hati jika melanggar aturan yang telah dibuat.

5. Bantu anak belajar hal baru

Anak akan selalu mempelajari hal baru. Saat mengajarkan anak hal untuk pertama kali, berikan contoh dan bantu ia melakukannya. Saat anak mempelajari hal-hal sederhana seperti memakai pakaian atau bersepeda, itu akan menumbuhkan rasa percaya diri.

Baca Juga: Stimulasi Perkembangan Bahasa Anak

6. Tunjukkan kasih sayang secara nyata

Tunjukkan kasih sayang kepada anak secara nyata. Saat Si Buah Hati berperilaku baik, Bunda sebaiknya memberikan apresiasi. Selain itu, selalu meluangkan waktu bersama anak juga akan membuat Si Buah Hati merasa dicintai dan dihargai oleh orang tuanya.

7. Ajarkan anak berempati

Berempati berarti memahami dan berbagi perasaan orang lain. Untuk mengajarkan empati pada Si Buah Hati, Bunda harus lebih dulu menunjukkan dengan mendengarkan dan mencoba memahami perasaan anak. Lalu, ungkapkan apa yang Bunda pikirkan tentang tindakan dan ucapan Si Buah Hati. 

Bunda bisa mengajari anak melihat dari sudut pandang orang lain lalu menyarankan apa yang sebaiknya dia lakukan atau katakan. Anak yang memiliki sikap empati akan berpikir dari sisi orang lain, tak hanya memikirkan perasaannya sendiri.

8. Beri kesempatan anak mengambil keputusan

Anak tangguh akan mampu mengatasi masalahnya sendiri. Biarkan anak mengambil keputusan dan tekankan bahwa setiap keputusan ada konsekuensinya. Selain itu, tekankan bahwa kegagalan adalah bagian dari kehidupan dan yang terpenting bangkit setelah gagal.

9. Jangan membandingkan anak

Setiap anak memiliki kemampuan masing-masing. Ada anak yang kuat di akademik atau olahraga, tapi sebagian anak mungkin lebih kreatif. Sebagai orang tua, Bunda sebaiknya memperlakukan setiap anak sebagai individu yang unik dan menghargai masing-masing potensi yang dimilikinya.  Ini merupakan salah satu tips parenting anak usia 2 tahun yang bisa Bunda terapkan.

10. Jangan memuji secara berlebihan

Salah satu tips parenting anak yang wajib diketahui orangtua adalah jangan memuji berlebihan. Memuji berlebihan terasa kurang baik dan tidak jujur. Selain itu, jangan berfokus pada hasil yang dicapai, tetapi fokus pada usaha, kemajuan, dan perilaku anak.

Hal yang Perlu Dihindari dalam Parenting

Selain contoh tips parenting anak yang baik di atas, ada beberapa hal yang perlu Bunda hindari dalam mendidik anak agar Si Buah Hati menjadi anak yang positif dan tidak manja, di antaranya selalu menyalahkan anak, kurang peduli, menerapkan disiplin yang sangat keras, menuntut anak mencapai prestasi yang terlalu tinggi dan tidak sesuai kemampuan anak, melabeli atau menjuluki anak dengan julukan yang negatif, misal ‘anak bandel atau anak bodoh’, dan melakukan hukuman fisik. Bunda juga tidak perlu terlalu mengekang anak untuk bergaul, namun sebagai orang tua tetap harus mengamati karakter teman-temannya, terutama jika ada kerap yang bersikap tidak baik.

Demikian Bunda, ulasan seputar tips parenting anak yang mungkin perlu diketahui. Selain tips di atas, jangan lupa untuk selalu dukung tumbuh kembang dan asupan gizi Si Buah Hati dengan memberikan makanan bergizi tinggi.  

Sebagai pelengkap makanan harian, Bunda bisa memberikan Si Buah Hati asupan DANCOW 3+ Imunutri. DANCOW 3+ Imunutri memiliki kandungan tinggi vitamin A, C, E, dan zink, tinggi kalsium, protein, vitamin D, serta DHA, zat besi, dan Omega 3 & 6.

Semoga informasinya bisa bermanfaat untuk Bunda dan Si Buah Hati!

Image Article
10 Tips Parenting Anak dan Hal yang Perlu Dihindari
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Mengoptimalkan Periode Pertumbuhan Anak

Published date

Bunda, sebagai orang tua tentu mengharapkan Si Buah Hati dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Termasuk saat Si Buah Hati mulai beranjak balita atau memasuki tahapan usia 3-5 tahun.

Meski sudah melewati golden period atau periode emas pertumbuhan dan perkembangan anak, yakni 1000 hari pertama kehidupan yang dimulai sejak masih bayi di dalam kandungan hingga berusia 2 tahun, tahapan usia 3-5 tahun tetap penting bagi Si Buah Hati.

Lalu, seperti apa fase pertumbuhan anak di usia 3-5 tahun? Dan bagaimana cara mengoptimalkan periode pertumbuhan anak di fase tersebut? 

Fase Tumbuh Kembang Anak 3-5 Tahun

Seorang anak disebut bertumbuh apabila mengalami pertambahan ukuran fisik meliputi berat dan tinggi badan. Sedangkan, berkembang berarti bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh menjadi lebih kompleks.

Berikut ini fase tumbuh kembang anak usia 3-5 tahun, meliputi perkembangan motorik, kognitif, dan sosial:

Perkembangan Anak 3-4 Tahun

Anak usia 3-4 tahun mulai bisa berinteraksi dengan anak lain sebayanya. Fase usia ini juga tepat untuk mulai memperkenalkan kegiatan prasekolah agar kemampuan bersosialisasinya dapat berkembang.

1. Motorik 

Berikut beberapa contoh tahap perkembangan motorik anak usia 3-4 tahun:

  • Dapat menendang bola ke depan

  • Melempar bola dari atas kepala

  • Naik turun tangga tanpa bantuan

  • Menggambar bentuk kotak

  • Menggambar orang dengan anggota tubuh lainnya

  • Mencontoh huruf kapital

2. Bahasa

Berikut beberapa contoh tahap perkembangan bahasa pada anak usia 3-4 tahun: 

  • Menggunakan kalimat tiga kata

  • Pengucapan kata semakin bisa dipahami

  • Mulai sering bercerita

3. Kognitif 

Berikut beberapa contoh tahap perkembangan kognitif pada anak usia 3-4 tahun:

  • Memahami konsep berhitung dan angka

  • Mulai memahami konsep waktu

  • Mampu mengulang cerita

  • Bermain dengan imajinasi

4. Sosial 

Berikut beberapa contoh tahap perkembangan sosial pada anak usia 3-4 tahun:

  • Tertarik dengan pengalaman baru

  • Bermain dengan anak lain dan saling berbagi

  • Mulai bisa memakai dan melepas pakaian sendiri 

  • Dapat menegosiasikan solusi untuk menyelesaikan suatu konflik

Perkembangan Anak 4-5 Tahun

Si Buah Hati akan semakin aktif bergerak saat ia memasuki fase usia 4-5 tahun. Anak di usia ini akan sering bermain dengan imajinasinya. Tak perlu heran bila Si Buah Hati bercerita tentang "monster" atau "naga" yang ia temui di sekolah.

1. Motorik 

Berikut beberapa contoh tahap perkembangan motorik anak di usia 4-5 tahun:

  • Berdiri dengan satu kaki selama 10 detik atau lebih

  • Jungkir balik

  • Naik tangga sendiri dengan kaki bergantian tanpa bantuan

  • Membuka kancing ukuran sedang

  • Menggunakan sendok dan garpu

  • Menggambar bentuk orang, setidaknya tiga bagian tubuh

2. Bahasa 

Berikut beberapa contoh tahap perkembangan bahasa pada anak usia 4-5 tahun:

  • Menggunakan kalimat dengan empat kata

  • Pengucapannya sudah bisa dimengerti sepenuhnya

  • Mengucapkan nama dan alamat

3. Kognitif 

Berikut beberapa contoh tahap perkembangan kognitif pada anak usia 4-5 tahun: 

  • Menghitung hingga 10 atau lebih

  • Semakin memahami konsep waktu

  • Memahami benda-benda yang digunakan setiap hari, misalnya makanan

4. Sosial 

Berikut beberapa contoh tahap perkembangan sosial pada anak usia 4-5 tahun: 

  • Ingin menyenangkan teman

  • Ingin serupa dengan teman

  • Lebih bisa menerima peraturan.

Baca Juga: Susu Terbaik untuk Pertumbuhan Anak yang Bagus

Cara Mengoptimalkan Periode Pertumbuhan Anak Usia 3-5 Tahun

Seorang anak dapat mengalami perkembangan yang sehat apabila kebutuhan nutrisi, sosial, emosional, hingga pendidikannya terpenuhi. Di sinilah peran Bunda sebagai orang tua untuk dapat mengoptimalkan periode tumbuh kembang anak. Lantas, bagaimana cara mengoptimalkan periode pertumbuhan anak?

1. Penuhi Kebutuhan Nutrisi Anak

Anak membutuhkan makanan bergizi sesuai usianya untuk tumbuh dan berkembang secara maksimal. Pola makan yang buruk pada anak usia dini bisa menyebabkan kekurangan vitamin dan nutrisi penting lainnya.

Untuk mengoptimalkan tumbuh dan kembang anak, Bunda dapat memberikan lauk pauk yang mengandung protein nabati dan hewani. Makanan sumber hewani contohnya daging sapi, ayam, telur, susu, dan seafood. Sementara sumber protein nabati contohnya tahu, tempe, kacang hijau, dan kacang merah. Makanan berprotein hewani yang mengandung asam amino lebih lengkap, serta mineral, vitamin, dan proteinnya lebih mudah diserap tubuh.

Sebagai pelengkap, Bunda bisa memberikan Si Buah Hati asupan susu DANCOW 3+ Imunutri. DANCOW 3+ Imunutri memiliki kandungan tinggi vitamin C dan zink, tinggi kalsium, protein, vitamin D, serta DHA, zat besi, dan Omega 3 & 6.   

2. Mengajarkan Anak Bersosialisasi

Menginjak usia 3-5 tahun, anak akan lebih mandiri dan ingin mengeksplorasi mengenai hal-hal di sekitarnya. Interaksi dengan keluarga dan orang-orang sekitar membantu membentuk kepribadian anak dan cara berpikirnya.

Untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak, orang tua bisa mendorong buah hatinya agar bermain dengan anak-anak lain dan membantunya mempelajari nilai berbagi dan persahabatan.

3. Bermain

Bermain bisa menjadi cara mengoptimalkan tumbuh kembang anak secara menyenangkan. Bermain, baik dengan orang tua maupun teman sebaya, dapat membantu perkembangan kognitif, bahasa, berhitung, emosional, hubungan sosial dengan orang lain sampai perkembangan dan kesehatan fisik anak.

4. Menguatkan Mental Anak

Bunda bisa mengoptimalkan pertumbuhan Si Buah Hati dengan menguatkan mental serta emosionalnya. Luangkan waktu secara rutin untuk berbicara dengan anak dan jadi contoh anak untuk menjadi pribadi dengan mental tangguh. Bunda bisa mengajarkan Si Buah Hati bagaimana cara mengontrol emosi dengan baik, memecahkan suatu masalah, kedisiplinan diri, melakukan hal-hal positif serta berpikir positif dan realistis.

Bagaimana Bunda, sudah lebih tahu tentang cara mengoptimalkan periode pertumbuhan anak usia 3-5 tahun? Semoga penjelasan di atas dapat membantu membentuk Si Buah Hati agar menjadi anak yang cerdas, ya Bunda. Selamat mencoba! 

Image Article
Bunda, Simak Cara Mengoptimalkan Periode Pertumbuhan Anak Berikut Ini!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tips Parenting Anak Mandiri dan Percaya Diri

Published date

Memiliki anak yang tumbuh mandiri dan percaya diri merupakan harapan semua orangtua. Namun, hal ini tidak bisa diperoleh secara instan. Diperlukan peran orangtua dalam menerapkan cara parenting yang baik untuk membentuk karakter anak. Yuk simak tips parenting anak berikut ini agar Si Buah Hati tumbuh mandiri dan percaya diri.

Melatih Kemandirian dan Rasa Percaya Diri Anak

Cara parenting anak yang positif dan baik dari orang tua dan lingkungan seperti sekolah, masyarakat, dan budaya akan membentuk karakter dan kepribadian anak. Sebab, Si Buah Hati akan mencontoh perilaku yang ditunjukkan oleh orang tua.

a. Melatih kemandirian

Kemandirian merupakan salah satu perkembangan psikososial, di mana seseorang dapat mengandalkan diri sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. 
Sebelum Si Buah Hati berusia tiga tahun, orang tua dan pengasuh perlu mengasah kepekaan agar anak bisa mandiri. Sebab, di usia ini anak masih belajar melakukan kegiatan sehari-hari. Sebagai orangtua, Bunda perlu memberi kesempatan dan waktu kepada Si Buah Hati untuk berlati

Sebelum Si Buah Hati berusia tiga tahun, orang tua dan pengasuh perlu mengasah kepekaan agar anak bisa mandiri. Sebab, di usia ini anak masih belajar melakukan kegiatan sehari-hari. Sebagai orangtua, Bunda perlu memberi kesempatan dan waktu kepada Si Buah Hati untuk berlatih.

Salah satu tips parenting mendidik anak yang dapat Bunda lakukan untuk membuat Si Buah Hati lebih mandiri adalah dengan memberinya tanggung jawab. Bunda dapat mencoba memberi Si Buah Hati kepercayaan untuk melakukan beberapa kegiatan tanpa bantuan, misalnya saat ia akan memakai sepatu, mengenakan pakaian, mencuci piring dan sebagainya sesuai dengan kemampuan di usianya.1

Perlu Bunda ketahui, cara menjadi orang tua yang baik bukanlah dengan selalu membantu tugas anak-anak, tetapi Bunda juga harus mulai menanamkan rasa tanggung jawab kepada mereka. Untuk menerapkan parenting tips ini, cobalah membagi tugas dan pekerjaan rumah kepada seluruh anggota keluarga, termasuk Si Buah Hati. Misalnya, Bunda bisa mengajarkan Si Buah Hati untuk selalu bertanggung jawab membereskan mainannya setiap kali ia selesai bermain. Cara ini akan memberikan anak rasa tanggung jawab, kemampuan bertahan hidup, serta rasa saling menghargai dengan orang lain maupun dirinya sendiri.

b. Melatih anak percaya diri

Selain kemandirian, rasa percaya diri juga penting ditanamkan sejak kecil oleh Bunda dan Ayah. Memiliki rasa percaya diri merupakan bekal untuk masa depan.

Orang tua perlu memupuk rasa percaya diri Si Buah Hati karena pada akhirnya anak harus melangkah ke dunia sendiri dan menjadi individu yang memiliki inisiatif serta dapat memecahkan masalah mereka sendiri.

Positive parenting dapat meningkatkan rasa percaya diri Si Buah Hati karena anak-anak didorong untuk terbuka tentang apa yang mereka pikirkan, percayai, dan rasakan. Gaya pengasuhan ini memberikan kesempatan pada anak untuk membentuk kemampuan mereka belajar. Bunda bisa melakukan gaya ini melalui mendongeng, berdiskusi tentang kegiatan sehari-hari Si Buah Hati, membaca, atau sekadar berjalan-jalan di taman.

Selain cara-cara di atas, Bunda juga bisa memupuk rasa percaya diri anak dengan memberinya pujian. Dalam ilmu parenting mendidik anak, memberikan pujian atas usaha-usaha yang dilakukan Si Buah Hati telah terbukti mampu meningkatkan rasa percaya diri anak.2

Namun, perlu diingat ya, Bunda sebaiknya memberikan pujian atas usaha Si Buah Hati, bukan atas apa yang dia capai. Dengan begitu, Si Buah Hati dapat melihat bahwa Bunda merasa bangga dengan usaha mereka, terlepas dari apa pun hasilnya. Ini merupakan salah satu tips parenting anak yang penting untuk membuat Si Buah Hati tumbuh percaya diri di kemudian hari.

Baca Juga: Tipe Pola Asuh Anak Usia 2-3 Tahun

Tips Parenting Anak Agar Tumbuh Mandiri dan Percaya Diri

Menumbuhkan kemandirian dan rasa percaya diri dapat dibangun oleh Bunda melalui positive parenting.

Cara parenting yang baik agar anak percaya diri antara lain, Bunda berperan menjadi pendengar yang baik untuk Si Buah Hati, menunjukkan sikap menghargai, memberikan kesempatan anak untuk membantu aktivitas Bunda, dan melatih kemandirian anak.

Selain itu, memberikan pujian, membantu anak lebih optimistis, memupuk minat dan bakat anak, mengajak anak memecahkan masalah juga bisa menumbuhkan kepercayaan diri mereka.

Berikut beberapa tips mendampingi anak agar timbul kemandirian pada anak.

  • Saat memanggil Si Buah Hati untuk melakukan suatu kegiatan rutin, lakukan dalam posisi duduk sehingga sejajar dengan pandangan anak. Beri respon dan perhatian melalui kontak mata, sentuhan, dan menunjuk tempat atau benda yang diminta.  

  • Bimbing anak melakukan kegiatan sampai selesai dengan menjelaskan langkah demi langkah secara jelas dan bernada positif. Misal, “Nah, sudah selesai makan rotinya, yuk bungkus plastiknya yang jatuh di lantai diambil." Setelah anak memungut kemasan, lanjutkan dengan “Nah, yuk buang bungkusnya  di tempat sampah biar lantai selalu bersih.” 

  • Bunda juga bisa menunjukkan cara melakukan kegiatan langkah demi langkah, lakukan kegiatan itu bersama-sama atau bergantian. Bila ada langkah yang terlewat dilakukan anak, ulangi contoh lagi.

  • Menawarkan pilihan dalam melakukan kegiatan rutin. Contohnya saat akan memakai baju.

  • Berikan pujian kepada anak setelah ia berhasil melakukan suatu kegiatan.

  • Saat anak enggan melakukan kegiatan rutin, Bunda tetap tenang dan bersuaha mengajak anak melakukan kegiatan tersebut tanpa memarahi anak.

Selain itu, Bunda bisa juga melakukan beberapa hal berikut untuk memupuk rasa percaya diri Si Buah Hati.

  • Buat rasa aman untuk diri mereka menjadi cara parenting yang baik

  • Buat anak merasa diterima dan dicintai tanpa syarat

  • Ajari anak tentang tujuan yang ingin dicapai. Bisa berupa cita-cita atau keinginan tertentu

  • Pupuk kemandirian dan rasa percaya diri anak dengan melatih potensi dan kemampuannya. Berikan tantangan dan ekspektasi yang sekiranya sesuai dengan kemampuannya, lalu berikan pujian saat Si Buah Hati berhasil menyelesaikannya.

  • Tunjukkan bahwa Bunda percaya dengan apa yang si Buah Hati lakukan

  • Berikan tanggung jawab sesuai usia si Buah Hati

  • Libatkan anak dalam beberapa kegiatan bersama. Misalnya minta bantuan si Buah Hati untuk mengambil sendok ketika Bunda menyiapkan makanan

  • Berikan anak pilihan dan hormati pilihannya

  • Berikan batasan pada si Buah Hati untuk melakukan hal tertentu.  Bunda dapat mengajarkan kepadanya bagaimana konsekuensi yang akan dihadapi dari tindakan yang mereka pilih.

  • Semangati si Buah Hati jika menemui kegagalan. Bunda bisa berkata "usaha yang bagus, (lalu diikuti masukan yang membangun)"

  •  Ajarkan mereka memahami dan menerima kekalahan atau kegagalan.

Tips di atas akan membantu anak yang berusia di bawah 3 tahun untuk mulai mandiri dan percaya diri. Kepercayaan diri memainkan peran penting bagi anak dalam hal motivasi dan prestasi anak di sekolah serta hubungan sosialnya.

Bunda juga bisa melihat tanda perkembangan lain pada anak usia 3 tahun dimana Si Buah Hati akan lebih sadar dan peka terhadap perasaan dan tindakan orang lain. Mereka akan belajar bekerja sama dengan teman-temannya.

Sebagai salah satu teknik parenting anak usia 3 tahun yang baik Bunda perlu terus mendukung Si Buah Hati untuk menumbuhkan kepercayaan dirinya.

Itulah beberapa tips parenting anak yang baik dalam membentuk kemandirian dan rasa percaya diri Si Buah Hati. Jangan lupa untuk memberikan asupan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan gizi Si Buah Hati.

Bunda juga dapat memberikan asupan tambahan berupa susu DANCOW 1+ Imunutri mengandung DHA, Zat Besi dan berbagai vitamin-mineral untuk dukung tumbuh kembang optimal Si Buah Hati. Semoga informasinya membantu Bunda ya!

 

 

Sumber:

  1. 10 Tips Raising Independent Kids - Dayton Children. Retrieved May 29 2024, from https://www.childrensdayton.org/the-hub/10-tips-raising-independent-kids
  2. 12 Tips Raising Confident Kids - Childmild. Retrieved May 29 2024, from https://childmind.org/article/12-tips-raising-confident-kids/
Image Article
Tips Parenting Anak Mandiri dan Percaya Diri
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off