5 Langkah untuk Dukung Fase Perkembangan Anak Usia 6 Tahun

Published date

Si Buah Hati kini telah memasuki usia enam tahun, berarti ia memasuki kelompok usia baru yaitu anak usia sekolah dan sudah melewati usia balita. Begitu banyak perubahan yang ia alami pada usia ini, Pada usia ini, menjadi mandiri merupakan hal yang penting, tapi ia tetap ingin Bunda perhatikan agar ia merasa aman dan nyaman menjalani segala perubahan. Fase perkembangan anak usia 6 tahun sangat menarik. Bunda tentu ingin ada untuknya dan memberi segala dukungan dan kasih sayang karena #CintaBundaSempurna.

Fase Perkembangan Anak Usia 6 Tahun Dilihat dari Empat Aspek Perkembangan

Dalam perkembangan anak, para ahli biasanya biasanya mendasarkan pada empat aspek utama perkembangan, yaitu motorik-fisik, kognitif, komunikasi-bahasa, dan sosial-emosional. Sering kali, salah satu aspek mengalami perkembangan yang dominan sehingga seakan hanya aspek itulah yang mengalami perubahan. Padahal sebenarnya semua aspek terus berubah hanya saja tak terlalu terlihat.

Berikut fase perkembangan anak usia 6 tahun jika dilihat dari empat aspek utama ini.

Perkembangan motorik-fisik

Pada usia ini, Si Buah Hati sedang senang-senangnya mencoba melakukan berbagai gerakan yang menantang, mulai dari meloncat, berlari zig-zag, salto, dan lainnya. Perkembangan motorik halusnya sudah sangat baik, terbukti ia sudah bisa menyikat gigi dengan benar, menalikan sepatu, dan sudah bisa menuliskan namanya sendiri. Ia juga mulai memadukan kedua perkembangan motorik anak usia 6 tahun ini saat melakukan aktivitas, misalnya bermain tangkap bola atau bermain lompat tali.

Perkembangan sosial-emosional

Aspek perkembangan ini mengalami perubahan besar saat Si Buah Hati memasuki usia enam tahun, karena ia sudah masuk sekolah. Ia mulai belajar untuk mandiri dan menjadi bagian dari masyarakat, tapi merasa cemas karena mulai berpisah dari orang tuanya. Ia ingin diterima oleh kelompoknya, dalam hal ini teman-teman seumurnya di sekolah, karena itu ia belajar untuk berbagi dan bekerja sama. Ia tak lagi egois dan fokus pada dirinya sendiri tapi mulai memperhatikan orang lain dalam bentuk kepedulian dan empati.

Walaupun ingin mandiri, tapi Si Buah Hati masih kesulitan dalam mengatur emosinya. Ia mungkin tidak lagi mudah ngambek dan tantrum seperti sebelumnya, tapi akan ada saat-saat ia sedih dan kecewa, misalnya saat kalah dalam perlombaan. Ia juga menjadi sangat kritis terhadap dirinya sendiri dan mudah malu jika mendapat penilaian/pandangan dari orang lain tentang dirinya.

Perkembangan kognitif

Dalam fase perkembangan anak usia 6 tahun, ia akan banyak sekali berpikir karena mulai memahami ide-ide yang kompleks. Ia mulai paham konsep sebab-akibat, perbedaan imajinasi dan realita, serta masa lalu dan masa sekarang. Ia akan banyak sekali bertanya untuk memenuhi rasa ingin tahu. Bunda harus bersiap-siap mendapat pertanyaan yang unik dan kompleks karena hal ini merupakan cara ia memahami dunianya.

Daya ingat dan rentang perhatiannya semakin bertambah, begitu juga dengan keinginannya untuk bisa mengontrol sesuatu yang ia inginkan. Ia sudah memahami konsep dasar angka, matematika, dan bahasa.

Perkembangan komunikasi-bahasa

Mengobrol dengan Si Buah Hati menjadi kegiatan yang menarik karena pada tahap awal perkembangan bahasa anak usia 6-12 tahun ini, ia sedang belajar menyampaikan pemikiran, perasaan, dan pengalamannya lewat kata-kata. Pada usia ini, pengucapan kata-katanya sudah baik dan dimengerti oleh orang dewasa, strukturnya juga rapi, sehingga sudah bisa terlibat dalam obrolan. Perkembangan lainnya adalah ia sudah bisa membaca sendiri buku untuk anak seumurnya, dan menceritakan kembali sesuatu yang mereka baca atau tonton di televisi.

Baca Juga: Pentingnya Kandungan Susu FortiGro Full Cream untuk Anak

Lima Cara Mendukung Perkembangan Si Buah Hati

Dengan begitu banyak perubahan yang terjadi di hidup mereka, Si Buah Hati butuh dukungan dan panduan Bunda dalam segala aspek perkembangannya. Menjaga kesehatan dan kebugarannya dengan memastikan ia tidur yang cukup dalam sehari (10-12 jam), mendapat asupan makanan dengan gizi yang seimbang dan variatif, serta berolahraga secara rutin (60 menit per hari) merupakan hal mendasar yang Bunda lakukan karena #CintaBundaSempurna.

Spesifik untuk mendukung fase perkembangan anak usia 6 tahun, ini beberapa cara yang bisa Bunda lakukan:

  • Karena senang melakukan sesuatu yang menantang, maka yang perlu Bunda waspadai adalah keamanan dan keselamatannya. Ajak ia bermain dengan aman, tidak sembarang menyebrang jalan, dan tidak ikut-ikutan melakukan apa yang dilakukan teman-temannya jika berbahaya.
     
  • Dengan perkembangan sosialnya yang begitu pesat, maka Bunda dapat mengajarkan keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan hal tersebut. Misalnya, melatih kesabaran, menghargai orang lain, berlaku adil, dan batasan-batasan yang berlaku dalam pertemanan. Ajak ia melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain, misalnya, “Bayangkan kalau Adi berkata seperti itu ke kamu, kamu juga pasti akan marah.”
     
  • Anak umur 6 tahun yang cenderung canggung dan pemalu butuh dukungan Bunda agar ia memiliki penghargaan diri dan rasa percaya diri. Hargai kelebihan dan perilaku baiknya. Berikan pengertian bahwa ia tak perlu membandingkan dirinya dengan anak-anak lain, karena ia merupakan pribadi yang unik dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
     
  • Rutin mengajak Si Buah Hati mengobrol dan bercerita. Bunda bisa memulai dari hal-hal simpel seperti cerita pengalaman sekolahnya hari ini atau tentang teman-temannya, dan sesekali membahas topik yang lebih kompleks yang membuatnya terpancing untuk berpendapat.
     
  • Membaca bersama secara rutin. Jika sebelumnya Bunda yang banyak membacakan cerita, maka sekarang giliran Si Buah Hati yang membaca. Bantu penyebutan kata-kata yang sulit dan ajak ia berdiskusi tentang cerita yang ia baca.

Dengan begitu banyak hal yang harus dipelajari dan aktivitas yang harus dijalani Si Buah Hati, pemberian asupan makanan dengan gizi seimbang menjadi cara yang tepat untuk memastikan ia selalu punya energi. Untuk membantu mencukupi kebutuhan gizi Si Buah Hati sehari-hari, jangan lupa Bunda berikan susu DANCOW FortiGro sehari-hari.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6-12 tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental serta mendukung imunitas Si Buah Hati.

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D; kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks); serta kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

Kandungan DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream. Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi kapan saja dan di mana saja. Bunda juga bisa berpartisipasi mengumpulkan poin dan dapatkan hadiah menarik di Parenting Rewards.

Jangan biarkan fase perkembangan anak usia 6 tahun yang penting ini terlewat begitu saja. Yuk Bunda, pelajari dan pahami cara mendukung perkembangan Si Buah Hati di fase ini.

Image Article
Dukung Fase Perkembangan Anak Usia 6 Tahun
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Berapa Tinggi dan Berat Badan Ideal Anak Sesuai Umurnya?

Published date

Walaupun Si Buah Hati sudah memasuki usia sekolah, tapi memantau tinggi dan berat Si Buah Hati agar sesuai dengan kondisi normal anak seusianya tetap harus Bunda lakukan. Bertambahnya tinggi dan berat badan ideal sesuai umur menandakan bahwa Si Buah Hati mengalami tumbuh-kembang yang normal dan tidak ada masalah kesehatan yang menghambat prosesnya. Rutin memantau tinggi dan berat badan akan membantu deteksi lebih awal jika ada masalah kesehatan dan bisa segera ditemukan solusinya.

Tabel Tinggi dan Berat Badan Anak Usia 6-12 Tahun

Jika untuk memantau  tinggi dan berat badan Si Buah Hati saat ia berusia dini bisa dilakukan berdasarkan buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), maka saat ia masuk usia sekolah, Bunda harus proaktif meminta tabelnya kepada dokter anak. Bunda kemungkinan akan diberikan tabel data referensi pertumbuhan anak dari WHO, yang berlaku untuk anak-anak sampai remaja usia 5-19 tahun.

Data referensi pertumbuhan anak dari WHO ini mencakup tinggi badan sesuai umur, berat badan sesuai umur, dan indeks massa tubuh (IMT) sesuai umur. Khusus untuk data referensi berat badan sesuai umur, WHO hanya menyediakan sampai usia 10 tahun karena percepatan pertumbuhan (growth spurt) yang dialami anak pada awal masa pubertas membuat rancu antara berat badan dan tinggi badan, sehingga terkesan anak-anak ini memiliki berat badan berlebih padahal pertambahan berat badan disebabkan mereka bertambah tinggi.

Berikut rekomendasi tabel tinggi dan berat badan anak usia 6–12 tahun, baik untuk anak perempuan maupun anak laki-laki:

Tabel Tinggi Badan Anak Usia 6-12 Tahun

Umur

(tahun)

Tinggi Badan Normal

Anak Laki-Laki

(cm)

Tinggi Badan Normal

Anak Perempuan

(cm)

6

106,1–130,7

104,9–130,5

7

111,2–137,6

109,9–137,2

8

116–144,2

115–143,9

9

120,5–150,6

120,3–150,8

10

125–156,9

125,8–157,8

11

129,7–163,3

131,7–164,9

12

135,4–171

137,6–171,8

Tabel Berat Badan Anak Usia 6-12 Tahun

Umur

(tahun)

Berat Badan Normal

Anak Laki-Laki

(kg)

Berat Badan Normal

Anak Perempuan

(kg)

6

15,9–23,5

15,3–23,5

7

17,7–26,4

16,8–26,3

8

19,5–29,5

18,6–29,7

9

21,3–33

20,8–33,6

10

23,2–37

23,3–38,2

Selain rekomendasi data berat badan dan tinggi badan ideal anak, WHO juga memberi rekomendasi data indeks massa tubuh-nya (IMT) menurut umur. Skor IMT menunjukkan status gizi dari Si Buah Hati yang diperoleh dengan menghitung berat badan (kg)/tinggi badan (m)². Jika skor IMT berada di rentang yang normal, maka tinggi badan dan berat badan Si Buah Hati juga berada di rentang yang normal dan status gizinya pun ideal.

Umur

(tahun)

Skor IMT Normal

Anak Laki-Laki

Skor IMT Normal

Anak Perempuan

6

13–16,8

12,7–17

7

13,1–17

12,7–17,3

8

13,3–17,4

12,9–17,7

9

13,5–17,9

13,1–18,3

10

13,7–18,5

13,5–19

11

14,1–19,2

13,9–19,9

12

14,5–19,9

14,4–20,8

 

Memastikan Tumbuh-Kembang Si Buah Hati Berlangsung Optimal

Rasanya lega sekali jika tinggi anak dan berat badan Si Buah Hati, berikut skor IMT-nya, masuk dalam rentang normal sesuai umur. Walau demikian, Bunda harus menjaga agar semua indikator pertumbuhan Si Buah Hati tetap berada di rentang normal dan ideal. Cinta Bunda kepada Si Buah Hati akan mendorong Bunda bersemangat untuk menjaga tinggi dan berat badan ideal sesuai umur, karena Cinta Bunda Sempurna untuk Si Buah Hati.

Baca Juga: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Anak

Hal yang Harus Diwaspadai Ketika Tinggi dan Berat Badan di Bawah Rata-rata

Sayangnya, tidak semua anak memiliki tinggi dan berat badan ideal sesuai umur mereka. Ketika tinggi dan berat badan anak berada di bawah rata-rata, penting bagi Bunda untuk waspada terhadap beberapa hal yang bisa mempengaruhi kesehatan dan perkembangan mereka. Di saat berat badan dan tinggi anak tidak bertambah atau tidak sesuai dengan milestone usianya, maka Bunda disarankan membawa anaknya ke dokter untuk dievaluasi lebih lanjut.

Berikut adalah beberapa aspek yang perlu diperhatikan jika seorang anak memiliki tinggi dan berat badan di bawah rata-rata atau tidak sesuai dengan usianya.

  1. Jumlah kalori yang tidak memenuhi standar. Kondisi ini biasanya terjadi pada anak yang tidak tertarik makan karena banyak faktor. Anak usia sekolah yang aktif dan sehat juga mungkin mengalami kekurangan kalori jika mereka tidak tertarik untuk makan, sebab tidak ada asupan makanan yang masuk ke dalam tubuhnya.
  2. Asupan makanan yang dibatasi. Kondisi ini banyak terjadi pada anak yang diasuh oleh tenaga pengasuh karena beberapa alasan, misalnya karena kedua orang tuanya bekerja. Terkadang pengasuh juga mengalami masalah kesehatan mental dan tidak memiliki kesabaran yang cukup saat memberi makan, sehingga asupan yang masuk ke dalam tubuh tidak memadai.
  3. Masalah neurologis atau kemampuan menelan anak. Berat badan anak 6 tahun tidak sesuai dengan usia perkembangannya juga bisa disebabkan karena adanya masalah neurologis atau kemampuan untuk menelan.
  4. Muntah berlebihan karena beberapa alasan, seperti refluks asam, masalah neurologis yang memicu ketegangan otot, serta kemungkinan gangguan lainnya.
  5. Adanya masalah pankreas yang membuat anak kesulitan mencerna makanan dengan baik. Beberapa tanda yang mungkin muncul adalah ukuran feses yang besar, berbusa, berbau busuk, dan berminyak.
  6. Gangguan saluran pencernaan yang memengaruhi lapisan usus.
  7. Adanya kemungkinan beberapa penyakit seperti masalah tiroid dan metabolisme, masalah jantung yang cukup serius, dan gangguan ginjal.
  8. Gangguan genetik yang memerlukan tindakan dari dokter spesialis.

Cara-cara yang bisa Bunda lakukan untuk mendukungnya adalah:

  1. Tidur yang cukup. Anak usia sekolah butuh tidur sebanyak 10-12 jam setiap harinya. Tak hanya membuat tubuh beristirahat, tidur yang cukup juga mendorong tubuh untuk memproduksi dan merilis human growth hormone yang penting untuk pertumbuhan Si Buah Hati dan menjaga tinggi dan berat badan ideal sesuai umur.
  2. Aktif bergerak dan berolahraga secara teratur. Aktif bergerak dan berolahraga membuat ia menjadi bugar, terhindar dari penyakit, dan berat badannya terjaga di rentang ideal. Tulang dan ototnya juga menjadi lebih kuat. WHO menyarankan agar anak usia sekolah berolahraga setiap hari selama 60 menit, bisa dipecah ke beberapa sesi dalam sehari.
  3. Asupan makanan dengan gizi dan seimbag dan berkualitas. Si Buah Hati butuh tenaga untuk sebagai bahan bakar selama menjalani aktivitasnya sehari-hari, dan ini bisa didapatkan lewat makanan dengan gizi seimbang. Asupan makanan yang kaya gizi tak hanya mendukung pertumbuhannya, tapi juga perkembangannya.

Lengkapi dengan Pemberian Susu DANCOW FortiGro

Susu merupakan minuman sehat dan kaya gizi yang dapat mendukung Si Buah Hati memiliki tinggi dan berat badan ideal sesuai umur. Tak hanya itu, susu juga membantu mencukupi kebutuhan gizi sehari-hari Si Buah Hati selain yang didapat dari makanan. Untuk itu, Bunda memberikannya susu DANCOW FortiGro 2 kali sehari, yaitu di pagi dan malam hari sebelum tidur.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6-12 tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental serta mendukung imunitas Si Buah Hati.

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung:

  • Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti tinggi vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant dan Cokelat kemasan box)
  • Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti tinggi  zat besi, zink, vitamin A, C, & D
  • Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum dengan pilihan rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak sebagai bekal sekolah atau pun camilan sehat dalam perjalanan.

Memiliki tinggi dan berat badan ideal sesuai umur merupakan indikasi bahwa Si Buah Hati mengalami pertumbuhan yang optimal dan secara umum kondisinya juga sehat. Dengan Cinta Bunda Sempurna, selalu dukung agar Si Buah Hati dapat memilikinya.

Image Article
Tinggi dan Berat Badan Ideal Sesuai Umur
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off