Mengenal Speech Delay dan Dampak Psikologisnya pada Anak

Published date

Akhir-akhir ini, banyak orang  yang  dengan  mudahnya  berkata  anak  mengalami  speech delay saat  melihatnya  tidak  banyak  bicara.  Padahal, anak yang tidak banyak bicara pun belum tentu mengalami speech delay. Lagipula, speech delay bukan merupakan diagnosis yang dapat langsung diberikan  pada  anak  dalam  waktu  singkat.  Speech delay adalah kondisi saat Si Buah Hati tidak menunjukkan kemampuan bahasa dan bicara yang sesuai dengan level usianya. Maka dari itu, sebelum menyatakan Si Buah Hati mengalami speech delay, Bunda perlu mengetahui perkembangan bahasa anak usia dini (toddler dan prasekolah).

 

Perkembangan bahasa anak usia dini (toddler dan prasekolah) meliputi tiga tahap berikut:

  • Usia diatas 12 bulan hingga 24 bulan. Setelah melalui satu tahun  pertamanya,  Si Buah Hati sudah mengenali dan  mulai  mampu  menyebutkan  nama  benda  yang ada di  sekitarnya.  Mereka  juga  sudah dapat mengenali diri dan orang-orang yang sering berinteraksi dengannya. Si Buah Hati pun idealnya sudah mampu mengkombinasikan dua kata saat berbicara.

  • Usia 2 hingga 3 tahun. Di usia ini, Si Buah Hati sudah mampu bertanya menggunakan kata tanya “siapa”, “apa”, “di mana”. Mereka juga sudah memahami instruksi dan menjawab pertanyaan sederhana. Biasanya, Si Buah Hati mampu menyusun kalimat sederhana dengan tiga hingga empat kata.

  • Usia 3 hingga 5 tahun. Saat berada di rentang usia ini, kosakata yang dimiliki Si Buah Hati akan semakin banyak. Si Buah Hati juga mulai dapat bercerita dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Idealnya, mereka mampu berbicara dengan menggunakan lima hingga tujuh kata.

 

Dari penjelasan singkat di atas, Bunda dapat mulai mengidentifikasi apakah Si Buah Hati mengalami speech delay.  Ada  baiknya  Bunda  berkonsultasi  dengan  psikolog  maupun dokter anak sebelum menyatakan Si Buah Hati mengalami speech delay. Dengan berkonsultasi, Bunda juga dapat mengetahui tindakan  yang  perlu  dilakukan  untuk mendampingi Si Buah Hati, karena kondisi speech delay akan berpengaruh pada perkembangan Si Buah Hati.

 

Kondisi speech delay sangat memengaruhi perkembangan Si Buah Hati, terutama perkembangan sosial-emosionalnya. Dari sisi emosi, anak yang mengalami speech delay cenderung mengalami masalah emosi, contohnya mudah marah. Hal ini  dikarenakan terbatasnya kemampuan Si Buah  Hati  untuk  mengekspresikan  pikiran  dan  perasaannya dalam bentuk  kata-kata.  Orang-orang  yang  ada  di  sekitar  Si  Buah  Hati  menjadi  tidak paham  dan  tidak  dapat  memenuhi  apa  yang  dibutuhkan  anak.  Karena   merasa keinginannya tidak terpenuhi, Si Buah Hati pun dapat menampilkan perilaku marah.

 

Lebih lanjut, dari sisi sosial, anak yang mengalami speech delay cenderung kurang percaya diri dan menarik diri dari pergaulan. Si Buah Hati dapat menilai dirinya lebih buruk daripada teman-temannya sehingga sering menolak saat diminta melakukan sesuatu.  Lebih  lanjut, kondisi ini juga membuat Si Buah Hati merasa tidak nyaman saat berinteraksi dengan teman-temannya sehingga cenderung memilih untuk menyendiri.

 

Setelah mengenali tanda dan mengetahui dampak speech delay,  yang  menjadi pertanyaan berikutnya adalah “Apa yang dapat Bunda lakukan sebagai orangtua?” Bunda tentu berharap Si Buah Hati tidak mengalami speech delay. Maka dari itu, stimulasi adalah hal yang sangat perlu dilakukan. Bunda dapat memperkenalkan Si Buah Hati dengan berbagai objek di sekitarnya sedini mungkin, mengajak Si Buah Hati berinteraksi tentang hal yang dibaca dan dilihatnya, membacakan cerita  sebelum  tidur,  serta  melakukan permainan yang dapat meningkatkan kosakata Si Buah Hati.

 

Selain memberikan stimulasi yang tepat, penuhi juga kebutuhan nutrisi harian Si Buah Hati agar tumbuh kembang berlangsung optimal. Nah, Bunda dapat melengkapi kebutuhan nutrisinya dengan memberikan segelas DANCOW Nutritods sesuai tahapan usianya.

 

DANCOW 1+ Nutritods adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Sementara DANCOW 3+ Nutritods adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Nah, bila Si Buah Hati telah berusia 5 tahun ke atas, Bunda bisa memberikan DANCOW 5+ Nutritods. DANCOW 5+ Nutritods mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

 

Referensi:

Agustian, R. (2021). Problematika Speech Delay dari Sisi Psikologis: Peran Ayah Krusial dalam Perkembangan Bicara Anak. Retrieved December 22, 2021 from https://herstory.co.id/read33587/problematika-speech-delay-dari-sisi-psikologis-peran-ayah-k rusial-dalam-perkembangan-bicara-anak

Marotz, L. R., & Allen, K. E. (2013). Developmental profiles: Pre-birth through twelve. Wadsworth: Cengage Learning.

Van den Heuvel, M., Ma, J., Borkhoff, C. M., Koroshegyi, C., Dai, D., Parkin, P. C., Maguire, J. L., Birken, C. S., & TARGet Kids! Collaboration (2019). Mobile Media Device Use is Associated with Expressive Language Delay in 18-Month-Old Children. Journal of developmental and behavioral pediatrics, 40(2), 99–104.

Image Article
Mengenal Speech Delay dan Dampak Psikologisnya pada Anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off