Cara Melatih Fokus Anak yang Sulit Konsentrasi Belajar
29-10-2020
Setelah melewati proses belajar di rumah beberapa tahun kemarin, kini Si Buah Hati tentu sudah kembali belajar di sekolah setiap hari. Dengan demikian, kemungkinan besar Si Buah Hati akan masih merasa kesulitan untuk beradaptasi di masa transisi ini.
Ini sebenarnya adalah hal yang wajar. Menurut Menteri Pendidikan RI Nadiem Makarim dalam keterangannya pada kanal Youtube Kemendikbud, perubahan kebiasaan dan keseharian anak selama belajar dapat mendistraksi fokus dan minat mereka untuk belajar, sehingga kemampuan mereka untuk menyerap ilmu dan pengetahuan pun menjadi berkurang.
Nah! Berikut ini adalah alasan kenapa Si Buah Hati menjadi sulit berkonsentrasi atau tidak fokus saat belajar dan mengerjakan PR:
1. Kurangnya motivasi dan rutinitas yang tidak terstruktur
Si Buah Hati mungkin kehilangan minat atau motivasi terhadap pelajaran atau PR yang harus mereka kerjakan. Jika mereka tidak melihat nilai atau tujuan yang jelas dalam melakukan tugasnya, mereka mungkin tidak akan memiliki dorongan untuk dapat berkonsentrasi dengan baik.
Selain itu, jika tidak ada struktur atau rutinitas yang jelas dalam kegiatan belajar di rumah, Si Buah Hati mungkin mengalami kesulitan dalam mengatur waktu mereka dengan efektif. Tanpa adanya jadwal yang teratur, Si Buah Hati bisa merasa bingung tentang kapan harus belajar, kapan harus istirahat, dan kapan harus mengerjakan PR.
2. Kurangnya waktu tidur
Jika seorang anak kelelahan atau kurang tidur, kemampuannya untuk berkonsentrasi akan terpengaruh. Kurangnya istirahat yang cukup dapat membuat Si Buah Hati menjadi lelah dan sulit memusatkan perhatian pada tugas yang kompleks atau membutuhkan pemikiran yang dalam.
3. Lingkungan sekitar
Faktor lingkungan di sekitar Si Buah Hati bisa menjadi salah satu penyebab utama ketidakmampuan mereka untuk berkonsentrasi. Jika ada kebisingan, gangguan visual, atau gangguan lainnya di sekitar mereka, akan sulit bagi mereka untuk fokus pada tugas belajar sehari-hari.
4. Gangguan psikologis & emosional
Teori Triune Brain memaparkan bahwa agar fungsi eksekutif anak (bagian otak yang bertugas untuk mempelajari sesuatu) bisa berjalan optimal, otak perlu memastikan bahwa diri anak berada dalam kondisi aman dan nyaman. Aman berarti dia merasa tidak sedang dalam kondisi terancam dan nyaman berarti dia merasa dicintai dan diterima dalam keluarga maupun lingkungan sosialnya. Setelah dua kebutuhan dasar mental anak tersebut terpenuhi, barulah otak anak dapat menjalankan fungsi eksekutifnya untuk belajar dengan tenang dan lebih optimal.
Baca Juga: Bahaya Strict Parents untuk Anak
Berbagai kondisi di atas, bisa jadi sering membuat Si Buah Hati kesulitan untuk fokus belajar di rumah ya, Bunda. Namun, Bunda perlu terus mendukungnya dengan berbagai cara melatih fokus anak agar ia bisa berkonsentrasi dalam belajar. Kenapa ini penting? Sebab belajar dengan penuh konsentrasi, dapat membantu Si Buah Hati supaya:
1. Tidak mudah terganggu saat belajar
Ketika Si Buah Hati sudah bisa fokus dan konsentrasi belajar, maka ia tidak akan mudah terganggu dengan lingkungan di sekitarnya.
2. Lebih mudah menyerap pelajaran
Semakin banyak dan sulit hal yang dipelajari, semakin banyak fokus yang dibutuhkan Si Buah Hati. Untuk itu, Si Buah Hati perlu berkonsentrasi dan fokus ketika mengikuti pelajaran ketika di kelas, agar dapat menyerapnya dengan baik.
3. Bisa membantu dalam menjawab soal pelajaran
Melatih fokus anak juga dapat membuat Si Buah Hati menjadi lebih tenang ketika menjawab pertanyaan di soal yang diberikan oleh sekolah.
4. Bantu meningkatkan rasa percaya diri
Menurut psikoanalis asal Amerika, Eric Erikson, anak usia 6 – 12 tahun berada dalam tingkat perkembangan psikososial ke-5 yaitu Industry vs Inferiority. Anak usia ini mengalami berbagai macam interaksi sosial dengan orang tua, guru dan teman seusianya, dan mengolahnya menjadi dua hal: percaya diri dan rendah diri. Keduanya tentu sangat berpengaruh pada kemampuan anak untuk belajar, jika anak merasa percaya diri anak akan lebih bisa menerima tantangan dalam belajar, mau mencoba dan belajar hal yang baru.
Ide Pemainan Melatih Fokus Anak agar Lebih Konsentrasi Belajar
Tak hanya untuk orang dewasa, mengenalkan permainan otak pada anak juga sangat penting untuk membantu meningkatkan fokus, konsentrasi, dan memori, sekaligus mencegah munculnya penyakit yang menyebabkan penurunan daya ingat dan cara berpikir (demensia). Beberapa contoh permainan yang dapat dijadikan cara melatih fokus anak antara lain:
- Mewarnai gambar membantu anak meningkatkan keterampilan motorik halus dan melatih otak untuk fokus. Selain membeli perlengkapannya di toko maupun secara online, Bunda juga bisa memanfaatkan berbagai macam aplikasi mewarnai dan menggambar yang tersedia di gawai untuk melatih konsentrasi Si Buah Hati dengan cara yang menyenangkan.
- Bermain puzzle dapat memperkuat hubungan antara sel-sel otak, meningkatkan kecepatan mental, dan menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan daya ingat jangka pendek. Hal ini karena saat bermain puzzle produksi hormon pengendali emosi (dopamine) dalam tubuh meningkat, sehingga suasana hati, memori, dan konsentrasi pun juga mengalami peningkatan.
- Kubus rubik yang dapat melatih refleks dan koordinasi otak-mata-tangan. Untuk memecahkan permainan ini, Si Buah Hati harus berkonsentrasi dan menghafal pola spasial, serta melatih kecepatan menyusun kubus dengan ketangkasan jari.
- Catur yang melibatkan penghafalan berbagai kombinasi gerakan dan potensi hasilnya.
- Balok susun yang tak hanya digunakan untuk melatih kemampuan berpikir kreatif, tetapi juga games untuk latihan fokus anak. Tak hanya itu saja, bermain balok susun juga dapat melatih motorik halus dan memperkuat otot-otot kecil di tangan mereka.
Beberapa permainan yang melatih fokus anak di atas bisa Bunda berikan pada Si Buah Hati untuk mengisi waktu luangnya, misalnya sepulang sekolah, di akhir pekan, maupun ketika anak merasa lelah atau bosan saat harus belajar materi pelajaran sekolahnya. Dengan begini, mereka bisa belajar dengan lebih semangat dan konsentrasi penuh.
Kemampuan Fokus dan Konsentrasi Anak Sesuai Tahap Usia
Informasi dari laman Brain Balance Center, sebuah lembaga pengembangan keterampilan sosial dan kemampuan akademik, menjelaskan bahwa umumnya rentang waktu konsentrasi atau daya fokus pada anak adalah dua hingga tiga kali lipat dari usianya. Waktu inilah yang mereka butuhkan untuk mempertahankan konsentrasinya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Berikut ini rentang waktu konsentrasi anak sesuai tahap usianya yang bisa Bunda simak.
- Usia 6 tahun : 12 hingga 18 menit
- Usia 8 tahun : 16 hingga 24 menit
- Usia 10 tahun : 20 hingga 30 menit
- Usia 12 tahun : 24 hingga 36 menit
Cara Melatih Fokus Anak
Melatih fokus anak usia sekolah sangat berguna untuk membantu mereka mencapai kesuksesan. Oleh karena itu, yuk simak cara melatih fokus anak yang efektif berikut ini ya, Bunda.
- Menciptakan lingkungan belajar yang tenang dan nyaman. Jauhkan anak dari gawai, televisi, video game, atau mainan yang dapat mengganggunya selama belajar.
- Menjelaskan pentingnya untuk memberikan perhatian yang penuh ketika mengerjakan sesuatu. Daya fokus inilah yang mampu membantu mereka untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan.
- Menjadi pendengar yang baik dan aktif bagi mereka. Cobalah untuk mempertahankan kontak mata, mengangguk setuju, dan ajukan pertanyaan lanjutan untuk menunjukkan bahwa Bunda terlibat sepenuhnya dalam percakapan dan benar-benar peduli dengan apa yang mereka katakana.
- Libatkan anak dalam kegiatan yang membutuhkan fokus dan konsentrasi. Beberapa permainan yang bisa dilakukan antara lain teka-teki, membaca, atau membuat kerajinan tangan. Aktivitas inilah yang dapat membantu anak mengembangkan keterampilan yang lebih baik.
- Mengakui dan memuji anak ketika mereka menunjukkan perilaku penuh perhatian.
- Cukupi kebutuhan nutrisi Si Buah Hati dengan makanan atau minuman tinggi zat besi. Selain mencegah anemia, zat besi juga bermanfaat untuk menjaga fungsi kognitif, salah satunya untuk menjaga konsentrasi atau fokus.
Yuk Bunda, terus dukung Si Buah Hati untuk fokus dan konsentrasi dalam belajar! Berikan ia rasa aman, nyaman, dan tentunya selalu berikan nutrisi yang lengkap supaya ia bisa lebih fokus saat belajar di rumah. Jangan lupa, bantu cukupi kebutuhan gizi Si Buah Hati untuk dukung proses belajarnya dengan memberikan DANCOW Fortigro Cokelat.
DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Segelas DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kombinasi unik DHA dan zat besi yang dapat membantu proses belajar Si Buah Hati. DANCOW FortiGro Cokelat memiliki rasa lezat yang disukai anak juga praktis dikonsumsi karena mudah larut dalam air dingin.
DANCOW FortiGro mengandung berbagai vitamin dan mineral sebagai berikut:
- Tinggi Zink, Tinggi Vitamin A, C, D yang berperan dalam mendukung daya tahan tubuh
- DHA, Tinggi Zat Besi, Vitamin B1, B3 dan B6 yang berperan dalam membantu proses belajar
- Tinggi Kalsium dan Protein yang dapat membantu proses pertumbuhan
Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi. Selain Cokelat, tersedia juga dalam varian Instant dan Full Cream.
Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum dengan pilihan rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanilla yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak sebagai bekal sekolah, di sela-sela aktivitasnya di sekolah maupun di rumah, atau pun dalam perjalanan..