Tumbuhkan Kepercayaan Diri pada Anak Pemalu
14-11-2020
Suatu hari Bunda mendapat kesempatan mengajak anak playdate bersama teman-teman Bunda di kafe. Bunda sengaja memilihkan tempat berkumpul yang dilengkapi dengan playground untuk eksplorasi balita.
Namun, ternyata Si Buah Hati tidak mau melebur bersama teman sebaya. Dia tidak mau lepas dari gendongan Bunda dan menolak untuk ikut bermain.
Dalam beberapa acara pertemuan lainnya, Bunda terus mengamati perilaku Si Buah Hati. Dia selalu menunjukkan sikap yang sama. Lalu, Bunda menyimpulkan bahwa ada sifat pemalu di dalam dirinya. Sehingga Bunda jadi khawatir dia akan mengalami kesulitan dalam pergaulannya kelak.
Bunda, setiap anak adalah unik dan mempunyai karakter yang berbeda satu sama lain. Mungkin Si Buah Hati kesayangan Bunda memang anak yang pemalu. Ia perlu waktu beradaptasi dengan lingkungan baru.
Dia selalu berhati-hati dengan orang yang belum dikenal, enggan bertemu orang baru serta lebih nyaman berada dekat Ayah Bunda. Selain itu, dia lebih suka mengamati terlebih dulu daripada langsung mengeksplorasi tempat baru.
Bila Si Buah Hati memang pemalu, Bunda tidak perlu memaksanya berubah menjadi seperti anak-anak lain. Cobalah melihat dari sisi yang positif. Biasanya anak dengan karakter seperti ini merupakan pengamat yang baik. Dia belajar dengan melihat orang lain terlebih dahulu alih-alih langsung terjun melakukan tugasnya.
Bunda dan Ayah harus mengarahkan agar dia untuk mendukung perkembangan sosial anak sehingga bisa menumbuhkan kepercayaan diri. Bunda bisa mencoba memberi bimbingan agar dia bisa lebih mudah bergaul dengan orang lain. Berikut tips untuk meningkatkan kepercayaan diri untuk anak pemalu.
1. Ajak Eksplorasi di Tempat Baru
Ajak Si Buah Hati pergi bereksplorasi berbagai tempat dan situasi baru. Biarkan ia mengasah bakat observasinya, ajak anak mengobrol tentang apa saja yang ia amati di tempat baru tersebut.
Bunda bisa meminta Si Buah Hati mendeskripsikan hasil pengamatan. Dengan demikian ia tidak sekadar sebagai penonton, tetapi observer aktif.
2. Bertemu dengan Orang Baru
Ajak Si Buah Hati bertemu orang baru sesering mungkin. Beri ia contoh bagaimana mengobrol dan bersosialisasi dengan orang baru dari berbagai kalangan. Dengan kemampuan observasinya, dia akan belajar dan akan meniru bagaimana cara bergaul.
3. Jangan Melabeli Si Buah Hati
Jangan menyematkan label seperti “pemalu” atau “penakut” pada anak. Memanggil Si Buah Hati dengan label seperti menutup potensinya. Lebih baik Bunda memberinya apresiasi dengan mengatakan, “Bunda tahu Dio belum ingin bermain dengan teman barumu. Tidak apa-apa, lihat dulu bagaimana Anya bermain ya. Nanti kalau Anya butuh bantuan, Dio bantu Anya ya.”
4. Ada Waktu Adaptasi
Beri Si Buah Hati waktu beradaptasi, jangan diburu-buru. Jika Si Buah Hati sampai tertekan bisa membuatnya stress dan tidak bahagia. hal itu justru akan membuatnya semakin menutup diri terhadap situasi baru.
Untuk mendukung kepercayaan diri Si Buah Hati, Bunda bisa memberikan penyemangat sekaligus pelengkap nutrisi, seperti Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.
Disclaimer
Madu penting untuk perkembangan indra perasa Si Buah Hati. Namun, sebaiknya madu tidak diberikan kepada Si Buah Hati yang berusia di bawah 12 bulan, kecuali telah diproses dengan tekanan dan suhu tinggi untuk membunuh kandungan bakteri penyebab botulisme di dalamnya.
Penggunaan madu pada setiap produk DANCOW telah diproses dan diuji agar aman dikonsumsi oleh Si Buah Hati.