7 Solusi Atasi Gagap Si Buah Hati
06-11-2020
Gangguan gagap atau dikenal juga dengan stuttering kerap terjadi pada Si Buah Hati di atas usia 3 tahun. Gangguan tersebut patut Bunda waspadai ketika Si Buah Hati menunjukkan gejala seperti terbata-bata mengucap kata atau kalimat, mengulang kata atau kalimat yang diucapkan, terjadi pemanjangan kata saat diucapkan. Ketika gejala semakin serius, Bunda dapat terapkan terapi aktif berbicara alias mengobrol dengan Si Buah Hati.
Menurut dokter spesialis anak Rini Sekartini dan Daniel Surjadinata, terapi mengobrol dengan Si Buah Hati dapat mengatasi gangguan gagap. Terapi ini semakin efektif manfaatnya ketika Bunda dapat mempraktikkannya dengan tepat, misalnya:
1. Mengobrol dengan ritme perlahan kepada Si Buah Hati
Pastikan kata per kata yang diucapkan secara jelas. Jika perlu Bunda dapat mengulang kata atau kalimat saat mengobrol dengan Si Buah Hati. Ini adalah momen yang tepat untuk Bunda menatap mata Si Buah Hati dan berkata dengan gerakan bibir yang jelas.
2. Kurangi pertanyaan maupun koreksi untuk Si Buah Hati saat berbicara
Kala mengobrol, bebaskan Si Buah Hati untuk bercerita lebih dahulu kepada Bunda. Banyaknya pertanyaan diyakini membuat Si Buah Hati merasa bingung untuk bercerita.
3. Ajak Si Buah Hati untuk bermain berdua dengan Bunda
Ketika bermain bersama, Bunda pun perlu mengajaknya berdialog. Seperti meminta Si Buah Hati untuk memilih dan memulai obrolan. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan anggota keluarga lain. Tujuannya, Bunda dan anggota keluarga lainnya menjadi pendengar yang baik bagi Si Buah Hati.
4. Tidak memotong perkataan Si Buah Hati
Saat mengobrol dengan Si Buah Hati, Bunda dan anggota keluarga lainnya sebaiknya tidak memotong perkataannya. Meski terbata, biarkan Si Buah Hati menyelesaikan perkataan. Perkataan Si Buah Hati yang tidak tepat dapat dibantu diperbaiki dengan memberikan contoh yang benar.
5. Ajarkan Si Buah Hati dengan kosakata baru, setiap hari
Tidak perlu banyak kosakata, cukup perkenalkan nama-nama benda yang kerap digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Seperti piring, gelas, sendok, baju, celana, dan lainnya. Sebaiknya pengenalan kosakata disertai dengan deskripsi fungsi dari benda tersebut. Sehingga Si Buah Hati mampu mengenali objek dan dapat menggunakan kosakata tersebut untuk mengobrol di kemudian hari.
6. Gunakan satu bahasa saat mengobrol dengan Si Buah Hati
Dalam masa belajar cara berbicara yang baik, sebaiknya Bunda tidak menggunakan beragam bahasa. Cukup satu bahasa utama yang kerap dipakai oleh seluruh anggota keluarga. Ini berguna agar Si Buah Hati tidak merasa bingung dengan beragam bahasa yang didengarnya.
7. Ceritakan keadaan dan situasi di sekitar Si Buah Hati
Meski bersifat satu arah, pembicaraan ini bisa merangsang Si Buah Hati memahami keadaan maupun kegiatan di sekitarnya. Sehingga ia pun mampu bercerita sendiri.
Manfaat terapi mengobrol dengan Si Buah Hati akan semakin meningkat ketika faktor pendukung lainnya berfungsi. Karena itu, Bunda juga harus memastikan kondisi kematangan alat berbicara Si Buah Hati yang meliputi tulang rahang, lidah, juga otot mulut. Faktor pendukung lainnya adalah pendengaran. Karena biasanya apa yang diucapkan oleh Si Buah Hati merupakan hasil dari proses mendengarnya.
Faktor pendukung lainnya yang tidak kalah penting adalah peranan model yaitu orang tua. Sebagai model tentunya Bunda menjadi fasilitator serta motivator bagi Si Buah Hati untuk meningkatkan kemampuan berbicara dengan lancar. Semua perkataan yang diucapkan Bunda pasti ditiru oleh Si Buah Hati. Karena itu, pilihlah kalimat yang baik dan sederhana, ya Bunda.