Stimulasi Kecerdasan Anak Sesuai Usia dan Perkembangannya
14-11-2020
Ternyata permainan yang dilakukan Si Buah Hati tidak hanya sekedar permainan belaka saja, Bunda! Saat bermain, Si Buah Hati menerima berbagai rangsangan yang dapat mendukung tahap tumbuh kembangnya. Sejak lahir, permainan penuh kasih sayang setiap hari merupakan stimulasi dini yang dapat Bunda lakukan untuk Si Buah Hati.
Melalui permainan ini semua sistem indera (pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan) Si Buah Hati dirangsang agar semakin berkembang. Selain sistem indra, kemampuan motorik kasar dan halus, komunikasi, serta perasaan dan pikiran Si Buah Hati pun perlu dirangsang melalui berbagai bentuk permainan.
Nah, apa saja sih manfaat dari stimulasi melalui permainan tersebut untuk Si Buah Hati? Ketika rangsangan diberikan dengan penuh kasih sayang secara terus menerus dan bervariasi, maka pembentukan sel-sel otak Si Buah Hati akan terjadi dengan cepat, begitu juga dengan pembentukan hubungan antarsel otaknya. Hal inilah yang kemudian membuat kecerdasan Si Buah Hati menjadi semakin tinggi dan beragam.
Proses belajar Si Buah Hati dapat dilakukan melalui proses mendengar, melihat, merasakan, mengingat, mencoba, mengulang, membandingkan, menggabungkan, dan membiasakan. Oleh karena itu, saat bermain Bunda harus memberikan contoh yang baik dan benar berupa ucapan, perkataan, maupun perilaku agar dapat diingat dan ditiru oleh Si Buah Hati.
Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan Si Buah Hati agar hasilnya optimal. Rutinitas harian ketika Bunda memandikan, menyusui, menyuapi makanan, menggendong, mengajak jalan-jalan, bermain, atau ketika Si Buah Hati menjelang tidur adalah waktu yang tepat untuk menstimulasi Si Buah Hati.
1. Usia 12-18 Bulan
Bunda dapat menambah stimulasi bagi Si Buah Hati dengan latihan mencoret-coret menggunakan pensil warna, menyusun kubus, balok, potongan gambar sederhana (puzzle) memasukkan dan mengeluarkan benda-benda kecil dari wadahnya, dan bermain dengan boneka.
Selain itu, Bunda jangan lupa untuk mulai melatih Si Buah Hati berjalan tanpa berpegangan, berjalan mundur, memanjat tangga, menendang bola, melepas celana, mengerti dan melakukan perintah-perintah sederhana yang Bunda berikan, dan juga menyebutkan nama benda-benda.
2. Usia 18-24 Bulan
Stimulasi yang Bunda berikan dapat ditambah kembali dengan menyebutkan dan menunjukkan anggota tubuh, menanyakan gambar binatang & benda-benda di sekitar rumah, mencuci tangan, memakai celana atau baju, bermain melempar bola, melompat.
Nah, pada tahapan ini Bunda bisa menggunakan berbagai lagu anak sebagai bantuan seperti lagu “Kepala Pundak Lutut Kaki” untuk bantu menghafalkan anggota tubuh.
Baca Juga: Perkembangan Motorik Kasar dan Halus
3. Usia 2-3 Tahun
Stimulasi Si Buah Hati kembali ditambah dengan mengenal dan menyebutkan warna, menggunakan kata sifat, menyebutkan nama teman, menghitung benda, menyikat gigi, bermain kartu, boneka, masak-masakan, menggambar garis, lingkaran, manusia, latihan berdiri di satu kaki, buang air kecil atau besar di toilet.
4. Usia Setelah 3 Tahun
Setelah umur 3 tahun, selain mengembangkan kemampuan-kemampuan dari tahapan umur sebelumnya, Bunda juga dapat memberikan stimulasi yang diarahkan untuk kesiapan Si Buah Hati untuk masuk sekolah seperti memegang pensil, menulis, mengenal huruf dan angka, berhitung sederhana, kemandirian (ditinggalkan di sekolah), berbagi dengan teman, dll.
Stimulasi ini dapat mulai Bunda lakukan di rumah bersama pengasuh dan keluarga atau di Kelompok Bermain, Playgroup, atau sejenisnya.
Kunci utama untuk megoptimalkan pemberian stimulasi kepada Si Buah Hati adalah cinta Bunda. Stimulasi harus dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dan penuh kegembiraan antara Bunda dan Si Buah Hati. Sebaiknya Bunda tidak memberikan stimulasi kepada Si Buah Hati dengan terburu-terburu, memaksakan kehendak, tidak memperhatikan minat atau keinginan Si Buah Hati, atau di saat sedang dalam keadaan mengantuk, bosan atau ingin bermain yang lain.
Apalagi saat Bunda dalam keadaan bad mood yang justru tanpa disadari dapat memberikan rangsangan emosional yang negatif pada Si Buah Hati. Ingat Bunda, semua ucapan, sikap dan perbuatan Bunda merupakan stimulasi yang direkam, diingat, dan akan ditiru Si Buah Hati!
Berangkat dari cinta Bunda sebagai kunci utama dalam memberikan stimulasi Si Buah Hati, maka pola asuh Bunda juga ikut mempengaruhi. Interaksi antara Bunda dan Si Buah Hati harus dilakukan dalam suasana pola asuh yang demokratik (non otoritatif).
Artinya, Bunda harus peka terhadap isyarat-isyarat Si Buah Hati dengan memperhatikan minat, keinginan, atau pendapat Si Buah Hati. Hindari untuk memaksakan kehendak Bunda, dan lewati hari-hari dengan penuh kasih sayang dan kegembiraan.
Selain itu, sebaiknya Bunda juga harus menciptakan rasa aman dan nyaman bagi Si Buah Hati dengan cara memberi contoh tanpa paksaan, mendorong keberanian untuk mencoba berkreasi, memberikan penghargaan atau pujian atas keberhasilan atau perilaku yang baik, serta memberikan koreksi bukan ancaman atau hukuman bila Si Buah Hati melakukan kesalahan.
Bunda sebaiknya jangan banyak melarang atau membatasi ide-ide Si Buah Hati, kecuali dapat membahayakan dirinya sendiri ataupun orang lain. Untuk mendukung stimulasi kecerdasan Si Buah Hati, Bunda bisa memberikan susu pertumbuhan yang mengandung probiotik, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.
Artikel ini ditulis oleh: Dr. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi.
Disclaimer
Madu penting untuk perkembangan indra perasa Si Buah Hati. Namun, sebaiknya madu tidak diberikan kepada Si Buah Hati yang berusia di bawah 12 bulan, kecuali telah diproses dengan tekanan dan suhu tinggi untuk membunuh kandungan bakteri penyebab botulisme di dalamnya.
Penggunaan madu pada setiap produk DANCOW telah diproses dan diuji agar aman dikonsumsi oleh Si Buah Hati.