Pola Asuh yang Tepat Bagi Anak Usia Pra sekolah
26-04-2021
Menginjak umur 3 tahun, Si Buah Hati memasuki usia anak prasekolah, yaitu anak yang berusia antara 3-6 tahun yang mana ia mengalami peningkatan perkembangan psikososial dan kognitif. Maka jangan heran jika di usia ini, Si Buah Hati akan semakin pintar, kritis, dan kreatif
Di fase usia 3 tahun, Bunda akan dibuat takjub dengan keinginan si Buah Hati yang ingin melakukan semua aktivitas sendiri. Hal itu dapat menjadi indikasi bahwa tumbuh-kembangnya berlangsung optimal. Bunda perlu menerapkan pola asuh anak usia pra sekolah saat di rumah. Yuk, dukung Si Buah Hati raih kemandiriannya dengan beberapa cara sebagai berikut ini!
Mengenali Jenis-Jenis Pola Asuh
Mengacu ke pembedaan jenis pola asuh yang dicetuskan psikolog perkembangan anak Diana Baumrind, PhD, pada dekade ’60-an, saat ini ada empat jenis pola asuh utama yang banyak digunakan oleh para psikolog anak. Keempat jenis pola asuh ini adalah:
Authoritarian (Otoriter)
Pada pola asuh ini, orang tua menerapkan aturan ketat untuk anak dan mereka harus mematuhinya tanpa perkecualian. Aturan ini biasanya tidak dijelaskan secara rinci mengenai fungsinya dan jika anak-anak tidak patuh, maka hukuman menanti. Anak-anak yang mengalami pola asuh authoritarian biasanya memiliki apresiasi diri yang rendah karena pendapat mereka tak dihargai oleh orang tua. Walaupun cenderung penurut, tapi ada juga yang suka memberontak terhadap figur otoritas saat mereka dewasa.
Authoritative (Berwibawa)
Orang tua ingin memiliki hubungan yang positif dengan anak, karena itu semua aturan yang diterapkan mempunyai penjelasan tentang fungsinya. Sebagai konsekuensi jika terjadi pelanggaran aturan, maka akan ada tindakan disiplin untuk anak, bukannya hukuman. Pola asuh ini disebut yang paling sehat dan positif dan pelaksanaannya tidak mudah. Anak-anak yang diasuh dengan pola asuh authoritative akan tumbuh menjadi individu yang percaya diri, bertanggung jawab, dan dapat membuat keputusan dengan baik.
Permissive (Permisif)
Hubungan yang tercipta antara orang tua dan anak-anak di pola asuh ini lebih seperti pertemanan karena sangat sedikit aturan yang diterapkan berikut konsekuensinya. Orang tua percaya bahwa anak akan belajar lebih baik jika orang tua tidak terlalu terlibat. Kebebasan yang diberikan ini dapat berdampak negatif kepada anak jika ia tidak memiliki bimbingan yang tepat. Anak-anak hasil pola asuh ini biasanya memiliki masalah kesehatan karena asupan makanan yang tidak bergizi seimbang, serta kesulitan dalam mengikuti aturan yang berlaku.
Uninvolved (Tidak terlibat)
Pada pola asuh ini, orang tua tidak terlibat dalam pengasuhan anak walau mereka menyediakan kebutuhan dasar anak. Walaupun ada aturan tapi sama sekali tidak diterapkan; orang tua juga tidak memberi bimbingan, panduan, dan perhatian. Pola asuh ini bisa jadi tidak disengaja, misalnya karena orang tua punya masalah kesehatan fisik atau pun mental sehingga tidak bisa mengasuh anaknya. Umumnya anak-anak akan menjadi mandiri dan punya ketangguhan yang tinggi, tapi mereka memiliki harga diri yang rendah.
Baca Juga: 4 Pola Asuh Dukung Si Kecil Percaya Diri
Strategi Pola Asuh yang Tepat untuk Anak Prasekolah
Dari penjabaran mengenai jenis-jenis pola asuh, maka pola asuh authoritative memang paling ideal untuk Bunda terapkan kepada Si Buah Hati di usia pra sekolah. Pada dasarnya, anak-anak akan mengalami tumbuh-kembang yang optimal jika hidup mereka terstruktur, ini berarti orang tua harus menerapkan rutinitas sehari-hari, serta aturan berikut konsekuensinya.
Beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk penerapan pola asuh usia dini ini di antaranya adalah:
Ajarkan cara mengenakan pakaian
Mulailah dengan pakaian yang mudah dikenakan. Bunda bisa mengajari Si Buah Hati untuk menggunakan kaus longgar atau celana yang menggunakan karet elastis di bagian pinggang. Jangan lupa memberitahu anak untuk membedakan bagian depan dan belakang ya, Bunda.
Beri tahu jika bagian yang bergambar adalah sisi depan sedangkan label atau merek kaus untuk bagian belakang. Untuk bagian celana, Bunda bisa memberi arahan Si Buah Hati untuk memasukkan kedua kaki ke dalam dua lubang celana yang ada di bawah, lalu tarik celana sampai pinggang. Lakukan dengan posisi duduk agar anak tidak perlu menjaga keseimbangan.
Kenalkan Si Buah Hati dengan makanan yang bervariasi
Pada usia prasekolah, anak sudah bisa makan sendiri tapi biasanya mereka suka pilih-pilih hanya ingin makanan yang disukai. Bunda bisa menyiasati dengan menyajikan makanan yang bervariasi, termasuk makanan yang sebelumnya pernah ia tolak. Pada usia ini pula, Si Buah Hati juga sudah dapat mengontrol porsi makannya sendiri. Jadi jika ia sudah kenyang, jangan dipaksa untuk menghabiskan makanan di piringnya ya, Bunda.
Ajarkan potty training
Yang satu ini juga tidak kalah penting untuk diajarkan kepada Buah Hati prasekolah. Ketika siap untuk melakukan toilet training, Bunda perlu mengajarkan agar si Buah hati mengutarakan keinginan BAB dan BAK dengan bahasa yang mudah diucapkan. Misalkan dengan mengajarkan bilang ‘pipis’ dan ‘pup’. Pada proses pembelajaran, Bunda bisa menggunakan pispot atau potty seat (dudukan kloset) sebagai langkah awal cara mengajarkan toilet training. Ajari pula Si Buah Hati untuk membilas alat kelamin sedini mungkin.
Beritahu juga di mana Bunda meletakkannya sehingga ia mengetahui kemana arah yang harus dituju jika ia ingin BAB dan BAK. Pada awal proses, Si Buah Hati tidak akan langsung berhasil. Misalkan ia baru mengatakan ‘pipis’ setelah ia basah di luar toilet. Saat itu terjadi, orang tua tidak boleh marah atau menghukum. Proses ini akan dimengerti olehnya secara bertahap. Jadi, kesabaran orang tua adalah kunci utama keberhasilannya.
Memberi kesempatan untuk eksplorasi
Sebagai orang tua, Bunda pasti pernah takut membiarkan si Buah Hati asyik dengan dunianya. Takut jatuh, kotor dan lain sebagainya. Namun memberikan kesempatan ia bereksplorasi juga menjadi hal yang wajib Bunda berikan untuk pendidikan anak prasekolah di rumah.
Agar si Buah Hati dapat menjalani setiap tahapan pertumbuhan, orang tua perlu memberi bekal nutrisi, stimulasi, dan cinta kasih. Membebaskannya untuk bereksplorasi hal-hal baru adalah wujud nyata cinta untuk Si Buah Hati. Bunda perlu lebih sering mengatakan ‘Iya, boleh’ saat ia meminta izin melakukan sesuatu. Di sini harus mampu menyatakan ketegasan mana hal yang boleh dilakukan dan mana yang tidak.
Bantu anak memahami perasaannya
Perasaan yang dialami anak pra sekolah mungkin jadi sesuatu yang asing bagi mereka. Nah, Bunda perlu membantu Si Buah Hati untuk memahami perasaan sendiri. Ajarkan mereka kata-kata emosi yang berbeda untuk mengungkapkan perasaan seperti ‘senang’, 'marah', 'takut', 'jengkel', 'kesal', dan lain sebagainya.
Orang tua juga harus memiliki empati untuk mengenali perasaannya. Bujuk Si Buah Hati untuk membicarakan sesuatu yang memancing kemarahannya. Bantu mereka mengenali perasaan apa yang mereka alami. Beri mereka waktu satu hingga tiga menit agar lebih tenang.
Mendidik Si Buah Hati usia anak prasekolah yang ingin aktif setiap saat memang tantangan tersendiri untuk Bunda. Bantu Si Buah Hati yang semakin aktif dan mandiri dengan nutrisi dan gizi seimbang.
DANCOW 3+ Nutritods Imunutri dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.
Yuk, Bunda, dukung eksplorasi masa prasekolah Si Buah Hati!