Pentingnya Nutrisi Seimbang untuk Dukung Daya Tahan Tubuh Anak
22-04-2022
Mungkin Bunda memperhatikan kalau Si Buah Hati senang sekali minum yang manis. Hal ini memang suka bikin khawatir sebab konsumsi gula tambahan, biasa disebut dengan sukrosa, yang berlebihan bisa berdampak ke kesehatannya.
Oleh karena itu, sebisa mungkin Bunda harus cermat dalam memperhatikan kandungan sukrosa dalam minuman Si Buah Hati, termasuk sukrosa dalam susu pertumbuhan.
Kenapa Anak-Anak Suka Makanan dan Minuman Manis?
Anak-anak memang secara alami sangat tertarik dengan rasa manis di makanan dan minuman, kemudian akan berkurang saat usianya remaja. Menurut penelitian, hal ini terjadi secara alami dan masuk akal karena anak-anak masih dalam masa pertumbuhan dan membutuhkan energi untuk proses pertumbuhannya.
Hal ini yang membuat anak-anak secara intuitif memilih mengonsumsi makanan manis karena mereka membutuhkan karbohidrat sebagai sumber energi.
Namun, anak-anak belum dapat secara alami mengontrol konsumsi makanan dan minuman yang manis. Karena enak dan membuat nyaman, maka mereka dapat mengonsumsi makanan manis sampai melebihi kebutuhannya.
Hal inilah yang kemudian berpotensi memicu masalah kesehatan Si Buah Hati, mulai dari berat badan berlebih, kerusakan gigi, rentan mengalami peradangan, sampai masalah di sistem pencernaannya. Tak hanya berdampak ke kesehatannya, performa akademis anak juga berpotensi untuk terganggu.
Kandungan Sukrosa dalam Susu Pertumbuhan
Fakta yang mengejutkan adalah sekitar 80 persen dari makanan dan minuman untuk anak-anak yang dijual di pasaran memiliki kandungan sukrosa, termasuk di dalamnya adalah susu pertumbuhan.
Sukrosa adalah jenis gula disakarida yang mengandung glukosa dan fruktosa dalam jumlah seimbang. Bentuk sukrosa yang paling banyak ditemukan adalah gula pasir. Jika tercantum kandungan sukrosa dalam susu pertumbuhan dalam tabel Informasi Nilai Gizi di kemasannya, berarti susu tersebut terdapat sukrosa sesuai jumlah yang tertulis.
Baca Juga: Apa Fungsi Laktosa dalam Susu Pertumbuhan?
Apakah ada manfaat sukrosa dalam susu, terutama susu pertumbuhan? Hal ini perlu diperhatikan kembali karena total gula yang dikonsumsi harus dibatasi, selain itu, sebenarnya susu sudah memiliki kandungan gula dalam bentuk laktosa.
Perbedaan sukrosa dan laktosa pada susu adalah laktosa adalah gula yang terdapat alami di dalam susu, sedangkan sukrosa merupakan gula tambahan. Dengan begitu banyak sumber gula alami, baik dari makanan maupun minuman, termasuk dalam susu pertumbuhannya.
Pilih Susu Pertumbuhan Tanpa Kandungan Sukrosa
Bunda mungkin berpikir untuk melarang total Si Buah Hati untuk mengonsumsi makanan dengan kandungan sukrosa, padahal itu mungkin bukan solusi terbaik.
Para ahli kesehatan anak menyarankan agar jumlah gula yang dikonsumsi Si Buah Hati dikurangi sebisa mungkin. WHO merekomendasikan agar asupan total gula dikurangi sampai di bawah 10 persen dari total energi yang dibutuhkan anak dalam satu hari, akan lebih baik lagi jika bisa dikurangi sampai lima persen saja. Untuk anak usia 3-4 tahun, ini berarti 2-8 sendok teh per hari.
Bunda sebaiknya lebih cermat memperhatikan kandungan gula dalam makanan dan minuman yang ia konsumsi, terutama makanan dan minuman dalam kemasan. Bunda bisa mengecek tabel Informasi Nilai Gizi karena makanan dan minuman dalam kemasan diwajibkan untuk mencantumkan kandungan gula di tabel tersebut.
Kandungan sukrosa dalam susu pertumbuhan juga harus diwaspadai ya, Bunda!
Pilih susu yang memiliki kandungan gula sesuai rekomendasi, bahkan sebaiknya yang tanpa sukrosa. Untuk Si Buah Hati yang berusia 3-5 tahun, Bunda bisa memilih DANCOW 3+ Nutritods Susu bubuk ini memiliki kandungan 0 gram sukrosa.
Tak hanya itu, DANCOW 3+ Nutritods juga melengkapi pemenuhan kebutuhan gizi Si Buah Hati karena tinggi kandungan zat besi dan zink, minyak ikan (DHA) serta omega-3 dan 6, juga tinggi Vitamin A dan C ditambah Lactobacillus rhamnosus yang tersedia dalam pilihan rasa Madu, Vanilla, dan Cokelat.
Yuk, Bunda, bantu Si Buah Hati agar terhindar dari masalah kesehatan sejak dini dengan membatasi asupan gula sesuai dengan jumlah yang direkomendasikan oleh WHO.
Referensi:
Liking Sweets Makes Sense For Kids (2009) - Monell Chemical Senses Center. Retrieved on March 15, 2022 from https://www.sciencedaily.com/releases/2009/03/090318140624.htm
You Know Sugar is Bad for Your Kids. Here’s What You Can Do (2020) – University of Southern California. Retrieved on March 15, 2022 from https://news.usc.edu/trojan-family/help-kids-eat-less-sugar-usc-pediatrician-tips/
About sugar in your child's diet (2020) – Pregnancy, Birth, & Baby. Retrieved on March 15, 2022 from https://www.pregnancybirthbaby.org.au/about-sugar-in-your-childs-diet
WHO calls on countries to reduce sugars intake among adults and children (2015) – WHO. Retrieved on March 15, 2022 from https://www.who.int/news/item/04-03-2015-who-calls-on-countries-to-reduce-sugars-intake-among-adults-and-children
Disclaimer
Madu penting untuk perkembangan indra perasa Si Buah Hati. Namun, sebaiknya madu tidak diberikan kepada Si Buah Hati yang berusia di bawah 12 bulan, kecuali telah diproses dengan tekanan dan suhu tinggi untuk membunuh kandungan bakteri penyebab botulisme di dalamnya.
Penggunaan madu pada setiap produk DANCOW telah diproses dan diuji agar aman dikonsumsi oleh Si Buah Hati.