Cara Penuhi Kebutuhan Zat Besi Pada Si Buah Hati
15-06-2022
Salah satu trace element penting yang dibutuhkan oleh Si Buah Hati untuk tumbuh-kembangnya adalah zat besi. Mencukupi kebutuhan zat besi pada anak setiap hari akan menghindarkannya dari kekurangan zat besi yang berdampak negatif ke perkembangan kognitif dan motorik, serta mempengaruhi perilakunya.
Selain itu, Bunda juga perlu tahu ciri-ciri anak yang kekurangan zat besi sehingga dapat meresponsnya dengan tanggap. Yuk, simak informasi berikut ini!
Selain itu, Bunda juga perlu tahu ciri-ciri anak yang kekurangan zat besi sehingga dapat meresponsnya dengan tanggap. Yuk, simak informasi berikut ini!
Fungsi Zat Besi bagi Tumbuh-Kembang Anak
Zat besi merupakan zat gizi yang esensial bagi tumbuh-kembang anak usia dini, mulai dari bayi, toddler, usia sekolah bahkan sampai dewasa. Zat besi memainkan peran penting dalam perkembangan dan pertumbuhan anak.
Seperti diketahui, kesehatan fisik dan kecukupan nutrisi sangatlah penting bagi pertumbuhan anak pada dua tahun pertama kehidupannya. Itulah mengapa Bunda perlu mencukupi kebutuhan zat besi pada anak. Sebab, anak yang tidak mendapatkan asupan zat besi adekuat bisa mengalami keterlambatan perkembangan kognitif dan gangguan pertumbuhan otak secara permanen.1
Zat besi adalah komponen penting yang terdapat di dalam hemoglobin, yaitu protein dalam sel-sel darah merah yang berperan untuk mengikat oksigen, sehingga oksigen dapat disebarkan dari paru-paru ke seluruh tubuh lewat darah. Zat besi juga membantu otot-otot untuk menyimpan dan menggunakan oksigen saat dibutuhkan.
Dampak kekurangan zat besi membuat tubuh tidak dapat memproduksi hemoglobin, sehingga sel-sel darah merah berkurang jumlahnya. Kondisi ini disebut dengan anemia defisiensi besi. Kurangnya sel-sel darah merah membuat organ-organ dan jaringan otot di tubuh tidak dapat berfungsi optimal karena kekurangan oksigen, sehingga akhirnya mengganggu tumbuh-kembang Si Buah Hati.
Zat besi juga berperan dalam memastikan otak berfungsi secara normal serta membantu proses perkembangan otak Si Buah Hati. Karena itu, saat otaknya mengalami perkembangan pesat dari usia 0-5 tahun, kebutuhan zat besi pun meningkat. Zat besi ini diantarkan oleh darah ke otak, sehingga. kekurangan zat besi juga mengganggu fungsi dan perkembangan otak.
Selain itu, memenuhi kebutuhan zat besi anak 1 tahun pertama kehidupannya sangat penting untuk mencegah terjadinya anemia defisiensi besi (ADB). ADB sendiri cukup umum terjadi pada anak-anak. Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan prevalensi anak dengan ADB di Indonesia cukup tinggi. Jika dibiarkan tanpa intervensi, tentu memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan Si Buah Hati. Apalagi, zat besi punya peran penting untuk bantu sirkulasi oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Zat besi juga membantu otot untuk menyimpan dan menggunakan oksigen.
Lebih jelasnya, tubuh membutuhkan zat besi untuk membuat hemoglobin yang membawa oksigen dalam darah ke seluruh sel tubuh serta memberikan warna merah pada sel darah. Tanpa zat besi yang cukup, sel darah menjadi kecil dan pucat. Pada akhirnya, hal ini membuat banyak organ tubuh tidak dapat berfungsi secara optimal.
Inilah mengapa memenuhi kebutuhan zat besi sangat penting untuk menjalankan fungsi dan perkembangan tubuh. Peran lain dari zat besi adalah fungsi kekebalan tubuh dan berperan dalam proses mielinisasi saraf di otak.
Baca Juga: Penuhi Zat Besi Harian Si Kecil
Dampak Kekurangan Zat Besi pada Anak
Anak-anak yang tidak mendapatkan asupan yang sesuai dengan kebutuhan zat besi per hari mungkin tidak langsung menunjukkan gejala. Namun, jika berlangsung terus menerus, kekurangan zat besi akan menimbulkan beberapa ciri. Biasanya anak-anak akan jadi lemah, letih, lesu, pucat, dan kehilangan nafsu makan. Dampak lain dari kekurangan zat besi adalah susahnya untuk menaikkan berat badan Si Buah Hati, sering sakit atau mengalami infeksi pernapasan dan pencernaan, serta mengalami gangguan makan pica (mengkonsumsi benda bukan makanan).
Bukan hanya dampak di atas, beberapa studi juga menunjukkan bahwa anak yang tidak mendapatkan asupan kebutuhan zat besi harian yang sesuai mengalami gangguan tumbuh kembang. Beberapa dampak besar yang mungkin Bunda lihat pada anak misalnya stunting dan perkembangan fungsi mental yang lebih rendah. Riset lain juga menunjukkan bahaya kekurangan zat besi selama masa anak-anak adalah terganggunya perkembangan psikomotor dan fungsi kognitif Si Buah Hati. Bahkan perkembangan beberapa organ seperti otak menjadi tidak optimal.
Ciri-ciri Anak Kekurangan Zat Besi
Setiap kelompok usia anak berisiko mengalami defisiensi zat besi. Kelompok usia yang paling sering mengalami anemia defisiensi besi adalah usia balita (0-5 tahun). Bahkan, menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, 1 dari 3 anak Indonesia berusia di bawah 5 tahun mengalami anemia.
Bila tak segera ditangani, pertumbuhan fisik anak berpotensi terganggu hingga selanjutnya. Oleh karena itu Bunda perlu mengenali tanda anak kurang zat besi dengan tepat:
1. Kehilangan Nafsu Makan
Salah satu ciri anak kekurangan zat besi yang mudah diketahui adalah berkurangnya nafsu makan. Hal ini menjadi gejala paling umum seseorang yang kekurangan zat besi. Jika berlarut, kondisi tersebut bisa membuat anak kekurangan energi untuk pertumbuhannya. Karena zat besi juga terdapat pada makanan.
2. Muka Pucat
Kulit wajah yang terlihat pucat juga menjadi salah satu ciri-ciri yang sering ditemui pada anak yang kurang zat besi. Hal ini karena anak memiliki hemoglobin rendah sehingga membuat kulit tidak sehat. Pucat yang diidap penderita anemia defisiensi zat besi biasanya berlangsung lama.
3. Mudah Lelah
Apakah Si Buah Hati lebih cepat lelah saat bermain? Bisa jadi anak Bunda mengalami defisiensi zat besi. Kondisi tersebut dapat ditandai dari bertambahnya produksi keringat yang berlebihan. Karena gampang capai, anak bisa kehilangan gairah bermain sehingga bisa berdampak pada kondisi psikisnya juga.
4. Daya Tahan Tubuh Menurun
Anak dengan kebutuhan zat besi harian yang tak tercukupi akan berdampak pada daya tahan tubuh atau sistem kekebalan terhadap penyakit menurun. Hal tersebut membuat anak jadi lebih rentan sakit.
Kebutuhan Zat Besi pada Anak dan Cara Pemenuhannya
Bunda perlu mengetahui berapa kebutuhan zat besi anak per hari dan memastikan apakah kebutuhan zat besi pada Si Buah Hati telah terpenuhi. Pada dasarnya, kebutuhan zat besi pada anak berbeda tergantung pada usiannya. Anak usia 1 hingga 3 tahun membutuhkan asupan zat besi sebesar 7 mg per harinya, sementara anak usia 4-6 tahun sebesar 10 mg, dan anak 7-9 tahun juga butuh 10 mg zat besi per hari.
Dampak kekurangan zat besi pada anak memang cukup berbahaya karena bisa menghambat tumbuh kembangnya. Oleh karena itu, Bunda dapat melakukan beberapa upaya preventif untuk mencegah anak kekurangan zat besi. Salah satunya adalah dengan memberikan makanan yang mengandung zat besi untuk anak.2
Cara Memenuhi Kebutuhan Zat Besi Anak 1 Tahun
1. Mengonsumsi Makanan Tinggi Zat Besi
Zat besi bersumber dari makanan ada dua jenisnya, yaitu heme dan non-heme. Zat besi heme, yaitu zat besi yang bersumber dari hewan, lebih mudah diserap oleh pencernaan sehingga penyerapannya mencapai 23-25 persen. Sedangkan zat besi non-heme yang bersumber dari tumbuhan lebih sulit untuk diserap pencernaan anak-anak, dengan penyerapan hanya sebesar 17 persen.
Makanan sumber zat besi heme adalah daging merah, hati (sapi dan ayam), ikan berlemak, daging unggas, dan telur. Untuk makanan sumber zat besi non-heme adalah tahu, tempe, sayuran berdaun hijau, gandum utuh, kacang-kacangan, dan buah kering. Bunda juga bisa memberikan minuman yang mengandung zat besi.
Ada berbagai macam makanan mengandung zat besi untuk kesehatan tubuh yang dapat Bunda berikan kepada Si Buah Hati. Untuk memudahkan penyerapan zat besi, Bunda bisa mengkombinasikannya dengan makanan tinggi vitamin C. Vitamin C dapat membuat penyerapan zat besi dari makanan tersebut lebih baik.3
2. Sertai dengan Konsumsi Vitamin C
Agar penyerapan zat besi menjadi lebih tinggi, maka tips penuhi kebutuhan zat besi harian anak adalah dengan mengonsumsi makanan dengan kandungan Vitamin C yang tinggi. Tambahkan buah-buahan sitrus, buah-buahan beri, kiwi, pepaya, tomat, brokoli, dan kembang kol ke menu makanan Si Buah Hati sehari-hari.
3. Beri Suplemen Zat Besi
Jika direkomendasikan oleh dokter anak, maka Bunda dapat memberikan suplemen zat besi anak untuk memenuhi kebutuhan zat besi harian. Dosis suplemen zat besi bisa berbeda berdasarkan kelompok usia. Karena itu, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter anak untuk mengetahui dosis yang tepat.
Pemberian makanan dan minuman yang difortifikasi zat besi juga dapat memenuhi kebutuhan zat besi Si Buah Hati. Misalnya, DANCOW 1+ Imunutri, yang tinggi kandungan zat besinya. Selain itu, DANCOW 1+ Imunutri tinggi kalsium, vitamin A, E, C, Zink, protein, Vitamin D, dan mengandung DHA, Omega 3 & 6. Dukung si Buah Hati tumbuh cerdas!
Sumber:
- Medise, Bernie. (2021). The Role of Iron for Supporting Children’s Growth and Development. World Nutrition Journal. 5. 16-24. 10.25220/WNJ.V05.S1.0003.
- Iron Deficiency in Children - Mayo Clinic. Retrieved May 29 2024, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/childrens-health/in-depth/iron-deficiency/art-20045634
- Iron (good sources of) - Milton Keynes University Hospital. Retrieved May 29 2024, from https://www.mkuh.nhs.uk/patient-information-leaflet/good-sources-of-iron
Disclaimer
Madu penting untuk perkembangan indra perasa Si Buah Hati. Namun, sebaiknya madu tidak diberikan kepada Si Buah Hati yang berusia di bawah 12 bulan, kecuali telah diproses dengan tekanan dan suhu tinggi untuk membunuh kandungan bakteri penyebab botulisme di dalamnya.
Penggunaan madu pada setiap produk DANCOW telah diproses dan diuji agar aman dikonsumsi oleh Si Buah Hati.