Dukung Langkah Eksplorasi Si Buah Hati dengan Mencegah Anak Kekurangan Gizi
28-07-2021
Masalah anak kurang gizi di Indonesia ternyata bukanlah hal yang sepele, lho. Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di tahun 2018, angka prevalensi stunting di Indonesia masih tinggi yakni 30%.
Menurut WHO, stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Selain itu, menurut WHO, malnutrisi atau kekurangan nutrisi pada anak merupakan masalah yang sudah lama terjadi di Indonesia.
Memberikan makanan sehat bergizi seimbang untuk Si Buah Hati sejak usia dini penting agar asupan gizinya terpenuhi. Dengan gizi yang terpenuhi, tumbuh kembang Si Buah Hati dapat berjalan optimal sesuai dengan usianya sehingga ia dapat bebas bereksplorasi.
Selain itu, asupan gizi yang cukup untuk mendukung tumbuh kembang Si Buah Hati dapat mencegah stunting. Sayangnya, toddler di Indonesia ternyata masih rentan terhadap kekurangan gizi, sehingga bisa meningkatkan risiko stunting pada Si Buah Hati.
Yuk, Bunda, cari tahu apa penyebab Si Buah Hati kekurangan gizi sehingga Bunda bisa mencegah stunting sejak dini.
1. Kurangnya Pemberian ASI Eksklusif
Menurut data Riskesdas tahun 2018, baru 74,5% Ibu yang memberikan ASI eksklusif untuk Si Buah Hati pada 6 bulan pertama sesuai rekomendasi WHO. Padahal, sudah banyak bukti ilmiah yang menyatakan bahwa ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan dapat mencukupi kebutuhan nutrisi Si Buah Hati untuk tumbuh dan berkembang di usia tersebut.
Pada zaman sekarang, sudah banyak kemudahan untuk membantu Bunda memberikan ASI eksklusif. Jadi usahakan memberi ASI eksklusif untuk Si Buah Hati ya. Setelah Si Buah Hati genap berusia 6 bulan, Bunda bisa tetap memberikan ASI dan mulai bisa memberikan MPASI (Makanan Pendamping ASI) kepada Si Buah Hati.
2. Masa Transisi dari Disuapi Menjadi Makan Sendiri
Tahapan usia toddler merupakan masa rentan anak kurang gizi karena terjadi transisi dari yang tadinya Si Buah Hati makan disuapi oleh Bunda menjadi belajar makan sendiri. Si Buah Hati yang lebih tertarik untuk mencoba makan sendiri bisa jadi malah tidak mendapatkan asupan makanan dalam jumlah yang cukup serta nutrisi yang seimbang.
Jika ini terjadi, Bunda bisa membantu Si Buah Hati agar asupan gizinya tetap terjaga. Misalnya jika Si Buah Hati masih kesulitan menghabiskan makanan, Bunda bisa bantu menyuapi.
Baca Juga: Semakin Besar Usia Anak, Semakin Besar Kebutuhan Gizinya
3. Si Buah Hati Memiliki Dorongan untuk Pilih-Pilih Makanan
Pada tahapan usia toddler, Si Buah Hati juga cenderung memiliki dorongan otonomi untuk memilih sendiri makanan yang mereka inginkan. Tak jarang Si Buah Hati lalu menjadi picky eater.
Saat Si Buah Hati memilih-milih makanan, bisa saja ia kekurangan nutrisi seimbang yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya. Padahal, anak toddler membutuhkan lebih banyak nutrisi per tiap kg berat badannya dibanding orang dewasa, lho.
Untuk mengakali Si Buah Hati yang picky eater, salah satu hal yang bisa Bunda lakukan adalah bereksperimen untuk menemukan makanan yang disukai Si Buah Hati.
Bunda juga bisa memberikan DANCOW 1+ Nutritods adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Yuk, Bunda, pastikan asupan nutrisi Si Buah Hati di masa Toddler terpenuhi, karena eksplorasinya dimulai dari sini.
Disclaimer
Madu penting untuk perkembangan indra perasa Si Buah Hati. Namun, sebaiknya madu tidak diberikan kepada Si Buah Hati yang berusia di bawah 12 bulan, kecuali telah diproses dengan tekanan dan suhu tinggi untuk membunuh kandungan bakteri penyebab botulisme di dalamnya.
Penggunaan madu pada setiap produk DANCOW telah diproses dan diuji agar aman dikonsumsi oleh Si Buah Hati.