8 Cara Tepat Memberi Larangan ke Si Buah Hati
06-11-2020
Bunda, Si Buah Hati yang sudah berusia 3 tahun biasanya menunjukkan sikap mandiri ketimbang umur sebelumnya. Pada masa ini, Bunda tidak dapat memberikannya larangan seperti pada toddler.
Menurut psikolog anak Ratih Ibrahim, anak pada tahapan ini sudah paham akan adanya sebab-akibat, juga mulai mengerti bahwa perilaku tertentu tidak disukai oleh orang lain. Karena itu, ada beberapa cara berbicara yang baik yang harus Bunda lakukan ketika melarangnya:
1. Jangan Terlalu Banyak Melarang
Ketika Bunda terlalu banyak melarang, Si Buah Hati akan merasa terkekang. Hingga bisa jadi ia memberontak atau bersikap tertutup dengan orang lain. Ada baiknya Bunda hanya memberikan larangan untuk hal yang memang harus ia hindari. Misalnya hal-hal yang membahayakannya.
2. Hindari Kalimat Negatif
Salah satu cara melarang Si Buah Hati yang baik adalah dengan mengganti kata larangan dengan kalimat positif. Misalnya, daripada berkata “Jangan bermain bola di dalam ruangan! ” lebih baik Bunda menggunakan kalimat “Yuk kita bermain di luar.”
Bila Si Buah Hati merengek meminta permen ketika diajak ke pusat perbelanjaan, kalimat “Tidak boleh makan permen sebelum makan malam,” dapat Bunda ganti dengan, “Kita bisa makan permen bila sudah makan malam”. Kalimat positif ini akan mempengaruhi memorinya untuk selalu berpikir positif.
3. Melarang dengan Kalimat Pendek
Bunda sebaiknya memberikan larangan pada Si Buah Hati dengan kalimat yang singkat, jelas, padat, dan objektif. Bila berbicara terlalu panjang, kemungkinan besar ia tidak akan mengerti maksud larangan Bunda an merasa diceramahi.
Dengan begitu, perkataan Bunda hanya akan masuk kuping kanan dan keluar telinga kiri. Jangan pula mendramatisir larangan. Bila melakukan itu, ia tidak akan mampu mengenali mana yang larangan dan mana yang bukan.
4. Latih Rasa Tanggung Jawab
Contohnya, bila Si Buah Hati bermain-main dengan gelas minuman dan menumpahkannya dari atas meja, berikanlah kain lap, lalu mintalah ia membersihkan tumpahan tersebut.
Dengan cara ini Bunda tidak melarangnya bermain lebih lanjut. Namun melatihnya agar bertanggung jawab atas perbuatan yang ia lakukan.
5. Berikan Pilihan
Bunda bisa pula melarang Si Buah Hati dengan tidak menjawab “ya“ atau “tidak“. Tapi berikan dia pilihan lain dalam menjawab permintaannya. Misalnya, bila ia meminta permen.
Bunda dapat menjawab permintaannya dengan menawarkan pilihan buah atau roti. Dengan begitu, ia akan belajar bahwa Bunda menolaknya secara tidak langsung, namun tetap positif.
6. Berikan Alasan
Cara melarang Si Buah Hati yang baik adalah dengan memberikan penjelasan mengapa permintaannya tidak dikabulkan. Walaupun ia belum dapat memahami sepenuhnya, ini merupakan suatu proses belajar dan melatih jalan pikirannya.
Suatu contoh, ia merengek dan memukul-mukul meja ketika diajak makan di restoran. Jelaskan bahwa perilaku itu mengganggu orang di sekitarnya. Walaupun belum tentu ia mau menuruti perkataan Bunda, setidaknya ia mulai belajar memikirkan lingkungan sekitar dan mulai dilatih untuk bertoleransi terhadap orang lain.
7. Berkata “Tidak“ Bila Terpaksa
Dalam kondisi tertentu Bunda mungkin terpaksa harus berkata “tidak“, terutama bila cara-cara di atas tidak berhasil. Meski begitu, ucapan tersebut tidak boleh emosional namun harus tegas. Sehingga ia tahu bahwa larangan ini adalah serius. Bahasa tubuh Bunda juga penting agar ia tahu bahwa benar-benar dilarang.
8. Hindari Permintaan Si Buah Hati
Sebelum Si Buah Hati meminta sesuatu yang tidak mungkin dikabulkan, antisipasi! Misalnya Bunda tidak akan membelikan mainan di toko. Maka ketika melewati toko tersebut, alihkan perhatiannya dengan hal lain.
Misalnya berkata, “Gambar di dinding itu bagus ya Dek." Sehingga ia tidak tergiur dan ingat untuk meminta membeli mainan.