Apakah Dia Lapar? Cara Membaca Isyarat yang Disampaikan Bayi Bunda
30-07-2024

Sebagai orang tua baru, penting bagi Bunda untuk dapat mengenali tanda bayi lapar. Memahami tanda-tanda ini dapat membantu Bunda merespon dengan cepat dan menyusui Si Buah Hati. Pada dasarnya, semua bayi secara naluriah mengetahui kapan mereka lapar dan kapan mereka kenyang. Meskipun di masa-masa awal Bunda mungkin melewatkan beberapa tanda bahwa dia siap untuk memulai atau berhenti menyusu, tidak butuh waktu lama bagi Bunda untuk dengan mudah mengenali isyaratnya.
Apakah Bayi Saya yang Baru Lahir Akan Menangis Ketika Dia Lapar?
Secara umum, tangisan pada bayi baru lahir dianggap sebagai tanda lapar. Namun, ada beberapa tanda awal apabila bayi lapar, antara lain:
- dengan penuh semangat mengisap tangannya
- mencari sesuatu dengan memutar kepala dan membuka mulutnya
- memasukkan tangan ke mulutnya
Biasanya bayi terlihat rewel, kemudian menangis, apabila tidak disusui.
Lalu, bagaimana saya tahu bayi saya sudah kenyang?
- kurangnya minat untuk menyusu lebih lanjut
- ketika dia istirahat untuk bersendawa, dia mungkin tidak ingin kembali menyusu
- dia mungkin menjadi tenang dan relaks, dan sering kali tertidur
Baca Juga: Cara agar Buah Hati Mau Mencoba Varian Makanan Baru
Bayi Menangis Karena Berbagai Alasan
Saat Bunda dan Si Buah Hati menghabiskan waktu bersama, Bunda akan mempelajari tanda bayi lapar dan kenyangnya, serta mengetahui perbedaan antara tangisan laparnya dan kapan ia mungkin terlalu lelah, atau perlu mengganti popok.
Jika bayi Bunda tidak menunjukkan tanda-tanda lapar, menyusui bukanlah cara pertama yang terbaik untuk menenangkannya. Cobalah pendekatan lain yang menenangkan dan menyejukkan seperti menggendong, mengayun, atau bernyanyi untuknya. Apabila dia tidak tenang dan menunjukkan tanda-tanda lapar, inilah waktunya untuk menyusuinya.
Beberapa bayi banyak menangis selama minggu-minggu awal dan tidak dapat ditenangkan, baik dengan disusui atau ditenangkan. Jika bayi Bunda menangis tanpa henti selama tiga jam sehari selama tiga hari atau lebih dalam seminggu, itu mungkin kolik. Mintalah saran dari penyedia layanan kesehatan Bunda.
Tidak perlu berhenti menyusui jika Bunda merasa bayi Bunda menderita kolik. Faktanya, ASI adalah yang terbaik untuk bayi kolik karena mengandung keseimbangan sempurna antara whey (protein yang mudah dicerna), magnesium, dan laktosa untuk usus yang “bahagia”. Bunda mungkin juga ingin mempertimbangkan probiotik seperti Lactobacillus reuteri, yang telah terbukti mengurangi gejala kolik.
Percayai Instingnya (dan Insting Bunda)
Mengapa penting bagi kita bertindak sesuai tanda dari sang bayi? “Jika Bunda menyusui bayi Bunda ketika ia memberi tanda bahwa ia lapar, dan berhenti ketika ia menunjukkan tanda-tanda kenyang, Bunda memberikan respon yang cepat terhadap kebutuhannya dan mendorong kemampuan alaminya untuk merasakan tingkat rasa laparnya sendiri,” jelas Dr. Lisa Fries , Ph.D., Ilmuwan Perilaku di Nestlé Research Center di Swiss. “Hal ini dapat membantu mengurangi kemungkinan ia menjadi kelebihan atau kekurangan berat badan karena bayi Bundalah yang menentukan berapa banyak ia perlu menyusui atau makan jika bayi sudah berusia di atas enam bulan. Perilaku makan usia dini ini penting, tidak hanya ketika ia masih bayi, tapi juga sepanjang masa kanak-kanak.”
Pada sebuah penelitian, ditunjukkan bahwa mengabaikan tanda bayi lapar atau kenyang disertai penggunaan botol bayi dapat mengganggu perkembangan kebiasaan makan yang sehat di kemudian hari karena anak akan kehilangan kemampuan mengenali sinyal lapar dan kenyang. Hal ini dapat berdampak jangka panjang pada pertumbuhan dan perkembangan sehatnya.
Bagaimana Jika Kebiasaan Makannya Tiba-tiba Berubah?
Rasa lapar bayi Bunda menyesuaikan dengan kebutuhannya. Jadi, meskipun ada kalanya bayi Bunda tampak makan lebih banyak dari biasanya, ini mungkin berarti ia sedang mengalami percepatan pertumbuhan dan membutuhkan bahan bakar tambahan.