Tips Efektif Melakukan Komunikasi dengan Bayi
14-12-2023

Meskipun belum dapat berbicara, bayi sebenarnya telah mampu berkomunikasi sejak ia dilahirkan lewat tangisan pertamanya loh, Bunda. Menangis adalah salah satu bentuk komunikasi pada bayi. Saat menangis, bayi memberi tahu Bunda bahwa ada sesuatu yang salah atau membuatnya tidak nyaman, seperti merasa lapar, popoknya basah, kakinya kedinginan, lelah, atau ingin dipeluk dan digendong.
Selain tangisan, masih ada banyak bentuk komunikasi bayi yang perlu Bunda ketahui. Yuk, simak teknik komunikasi pada bayi dalam artikel berikut ini.
Pentingnya Berkomunikasi dengan Bayi
Meski belum dapat berbicara, bayi menggunakan cara komunikasi non-verbal atau karakteristik penyerta seperti gerak tubuh dan intonasi suara yang dikeluarkan. Ini menunjukkan bahwa sejak dini, bayi juga memiliki niat komunikatif untuk menyampaikan sesuatu. Keterampilan ini bukan hanya asal dari perkembangan bahasa saja lho, Bunda. Kemampuan ini juga menjadi tonggak penting perkembangan sosial-kognitif dan pengalaman sosial Si Buah Hati.
Ini menunjukkan berkomunikasi dan berinteaksi dengan bayi merupakan salah satu bagian penting dalam pertumbuhan mereka. Oleh karena itu, Bunda perlu memberikan respons untuk menjawab setiap sinyal komunikasi Si Buah Hati, seperti dengan tersenyum, berbicara, bernyanyi, atau membacakan cerita untuk memberi pengalaman sosial sejak dini.
Selain itu, Bunda perlu selalu melakukan kontak mata dengan Si Buah Hati saat berinteraksi. Penelitian menunjukkan bahwa kontak mata dengan Bunda memiliki banyak manfaat untuk bayi. Bayi mulai mempelajari perilaku yang lebih kompleks seperti berbagi perhatian, melakukan respons relasional, dan pembelajaran stimulus-respons dengan cara ini. Hal ini menjadi bentuk dasar komunikasi yang dilakukan oleh bayi.
Mengapa penting mengajak bayi berkomunikasi sejak dini? Berkomunikasi sejak dini dengan bayi akan membantu Si Buah Hati mengembangkan kemampuan membaca, menulis, dan keterampilan interpersonal di masa depan. Berbicara dengan bayi akan mengaktifkan sinapsis penting di bagian otaknya yang menangani bahasa. Oleh sebab itu, semakin banyak kata yang didengar Si Buah Hati, akan semakin kuat pula hubungan mentalnya.
Bukan hanya itu, kerap berkomunikasi dan berinteraksi dengan bayi juga akan memperkuat hubungan Bunda dengan Si Buah Hati, sehingga baik untuk seluruh pembelajaran, perkembangan, dan kepercayaan dirinya.
Jenis Komunikasi Bayi
Bayi terlahir dengan kemampuan komunikasi pertamanya, yakni menangis. Dengan menangis, bayi berusaha memberi tahu Bunda bahwa ia sedang lapar, merasa tidak nyaman, atau kesakitan. Namun, perlu Bunda ketahui, terkadang, bayi juga menangis tanpa alasan.
Selain menangis, jenis komunikasi bayi juga beragam pada usia 3 bulan pertama. Si Buah Hati akan menggunakan suara dan tubuhnya untuk berkomunikasi, seperti tersenyum, tertawa, membuat suara cooing (ahh atau ohh), serta menggerakkan tangan dan kaki saat merasa tertarik atau bersemangat.
Setelah berusia di atas 3 bulan, kemampuan komunikasi pada bayi akan meningkat. Contoh komunikasi pada bayi berusia di atas 3 bulan adalah mulai bisa berkontak mata, berinteraksi, dan menyaut dengan ocehan seolah sedang bercakap-cakap saat Bunda mengajaknya berbicara.
Saat menginjak usia 9 bulan, cara komunikasi pada bayi berkembang. Ia akan mampu menatap, menunjuk, menyentuh, dan meraih benda-benda yang menarik baginya. Adapun setelah berusia 12 bulan, bayi akan mulai bica mengucapkan kata-kata tertentu atau menyebut nama benda-benda di sekelilingnya.
Baca Juga : Stimulasi Bicara Anak Usia 1 Tahun
Cara Memperkuat Kemampuan Komunikasi pada Bayi
Kemampuan komunikasi pada bayi akan terus meningkat seiring dengan bertambah usianya. Meski begitu, Bunda tetap perlu melakukan beberapa stimulasi untuk memperkuat kemampuan komunikasi Si Buah Hati. Berikut 2 cara mengembangkan kemampuan komunikasi bayi.
Sering berinteraksi dengan bayi
Interaksi yang intens antara Bunda dan bayi akan meningkatkan kemampuan komunikasi Si Buah Hati. Pada dasarnya, bayi menyukai suara Bunda. Oleh karena itu, sering-seringlah mengajak bayi berinteraksi, misalnya dengan berbicara, menyanyi, atau membaca. Bunda juga perlu merespons dengan antusias ketika bayi mengeluarkan suara ocehan atau tersenyum. Bunda juga bisa memberi tahu nama-nama benda yang dilihat bayi atau aktivitas yang dilakukannya.
Ajak bayi mengobrol
Mengobrol adalah salah satu cara efektif untuk memperkuat kemampuan komunikasi Si Buah Hati. Saat mendengar bayi bersuara, Bunda dapat mengulangi ocehannya dan menunggu Si Buah Hati menjawab ocehan. Lewat obrolan ini, Bunda dapat mengajari bayi tentang nada, tempo, dan bergantian saat berbicara dengan orang lain. Cara ini juga akan memberi pesan kepada bayi tentang pentingnya mendengarkan. Perlu Bunda ingat, jangan menginterupsi saat Si Buah Hati mengoceh. Sebaliknya, Bunda harus selalu menunjukkan ketertarikan pada ocehan bayi.
Tips Komunikasi Efektif dengan Bayi
Bunda dapat mengikuti beberapa tips berikut ini agar dapat berkomunikasi efektif dengan bayi:
Seringlah ajak bayi berbicara sembari melakukan kegiatan sehari-hari. Selain itu, ajak juga bayi untuk bertanya jawab ya Bunda.
Dengarkan dan beri respons terhadap suara dan ocehan bayi.
Ajak bayi membaca buku setiap hari, mulai dari saat ia dilahirkan.
Nyanyikan lagu anak-anak dengan nada dan suara bervariasi.
Jadilah role model dengan berbicara menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Buatlah kontak mata dengan bayi saat Bunda berbicara dengannya.
Batasi waktu menonton televisi atau ponsel untuk bayi. Sebab, terlalu banyak menonton televisi dapat mengganggu perkembangan kemampuan komunikasi Si Buah Hati.
Itulah tips yang dapat Bunda terapkan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi pada bayi. Terus bersamai perkembang bayi agar ia tumbuh optimal dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik, ya Bunda.