Karakteristik Komunikasi Anak Usia Dini: Dari Meniru Hingga Berbicara
14-12-2023
![karakteristik komunikasi anak usia dini](https://www.akudankau.co.id/sites/default/files/2023-12/Memahami%20Karakteristik%20Komunikasi%20Anak%20Usia%20Dini_%20Dari%20Meniru%20Hingga%20Berbicara.jpg)
Tahukah, Bunda? Si Buah Hati sudah berkomunikasi dengan Bunda sejak masih bayi, bahkan sejak baru dilahirkan. Tentunya cara komunikasi bayi tidak sama dengan orang dewasa.
Bayi berkomunikasi lewat tangisan saat lapar atau merasa tidak nyaman.1 Saat bayi usia 3 bulan akan mulai membuat suara menderu atau cooing, kemudian mulai mengoceh dengan kata sederhana sekitar usia 6 bulan.2 Berbagai karakteristik komunikasi anak usia dini inilah yang membuat cara berkomunikasi dengan bayi dan anak kecil berbeda dengan orang dewasa.
Definisi Komunikasi Anak Usia Dini
Pernahkah Bunda mendengar istilah bahasa bayi untuk menyebut suara atau ocehan yang dibuat Si Buah Hati? Atau Bunda pernah merasa bingung ketika mendengar perkataan anak kecil dengan bahasa yang belum terlalu jelas sehingga sulit dimengerti?
Cara komunikasi anak usia dini yang terdengar belum jelas merupakan hal yang wajar, karena kemampuan bahasanya masih berkembang. Umumnya, anak baru akan bisa mengucapkan 1-2 kata pertamanya setelah berusia 1 tahun dan membuat kalimat pendek dua kata setelah menginjak usia 2 tahun. Meskipun belum lancar berbicara, namun Si Buah Hati sudah dapat memahami apa yang Bunda katakan dan memberikan respons melalui gestur tubuh, seperti mengangguk dan menggeleng.
Kemampuan bahasa Si Buah Hati akan terus berkembang seiring waktu dengan bertambahnya kosa kata yang diingat, panjang kalimat, kompleksitas struktur, dan tata bahasa kalimat yang diucapkan, serta kemampuannya menyampaikan isi pikirannya melalui kata-kata.
Karakteristik Komunikasi Anak Usia Dini
Komunikasi pada anak usia dini memang memiliki karakteristik tersendiri. Memahami karakteristik komunikasi anak usia dini dapat membantu Bunda untuk lebih mengerti bagaimana Si Buah Hati belajar berkomunikasi.
Beberapa karakteristik komunikasi pada anak usia dini, yaitu:
1. Meniru
Salah satu kemampuan yang dimiliki anak usia dini adalah meniru. Si Buah Hati dapat meniru suara, kata-kata, tindakan, hingga ekspresi wajah yang berguna untuk perkembangan bahasanya. Anak sudah dapat mulai menirukan gerakan sederhana seperti tepuk tangan sejak usia 8 bulan. Kemampuan meniru anak juga akan berkembang seiring bertambah usianya.
2. Menggunakan gestur tubuh
Selain meniru, karakteristik komunikasi anak usia dini lainnya adalah melakukan gerakan atau gestur tubuh. Gestur tubuh yang digunakan anak seringkali mengungkapkan pengetahuan yang tidak terungkapkan dalam kata-kata. Selain itu juga dapat mengungkapkan pikiran yang tidak terucapkan saat anak mempelajari hal baru.
3. Menyusun kalimat pendek
Anak usia dini umumnya sudah dapat memahami dan menggunakan beberapa kata dalam berkomunikasi. Bedanya, Si Buah Hati baru dapat menyusun kata-kata tersebut dalam kalimat pendek yang terdiri dari dua atau tiga kata seperti "mama lapar" atau "minum susu".
4. Berbica
Seiring usia, anak akan semakin lancar berbicara. Di usia 3 tahun, umumnya Si Buah Hati sudah bisa menyebutkan hampir seluruh benda di sekitarnya. Selanjutnya, anak akan semakin lancar berbicara dan dapat menyusun kalimat yang lebih kompleks sehingga mampu mendeskripsikan aktivitas yang sedang dilakukan.
Di usia 5 tahun, anak sudah dapat bercerita secara lebih detail dan lancar berkomunikasi dengan teman sebaya ataupun orang lain.
Tahap Perkembangan Bahasa dan Komunikasi Anak Usia Dini
Setiap anak berkembang dalam waktunya sendiri. Ada yang lebih cepat dan ada yang lebih lambat, termasuk dalam perkembangan bahasa.
Tetapi, secara umum ada tahap perkembangan bahasa dan komunikasi anak usia dini yang setidaknya bisa menjadi acuan Bunda dalam memantau Si Buah Hati. Berikut ini tahap perkembangan bahasa anak usia dini usia 0-5 tahun:
1. Usia 0-1 tahun
Membuat suara cooing dan mengoceh
Mengeluarkan suara yang berbeda ketika bahagia dan tidak nyaman
Merespons saat diajak bicara
Menirukan suara
Berkomunikasi dengan gestur tubuh
2. Usia 1-2 tahun
Mengucapkan kata pertama
Menirukan kata-kata sederhana
Perbendaharaan kata bertambah pesat
Menyusun beberapa kata dalam kalimat pendek
3. Usia 2-3 tahun
Memahami konsep ruang, seperti di dalam dan di atas
Menggunakan kata ganti
Memahami kata deskriptif, seperti besar atau luas
Menyusun kalimat dengan 3 kata
Pengucapan lebih baik meski masih ada bagian yang salah
4. Usia 3-4 tahun
Mengenal dan mengidentifikasi warna
Mampu menjelaskan fungsi benda
Dapat mengungkapkan isi pikiran dan perasaan
Mampu mengulang kalimat yang diucapkan
Dapat menceritakan aktivitas yang dilakukan
5. Usia 4-5 tahun
Lebih memahami konsep ruang yang kompleks, seperti "di antara"
Pelafalan semakin jelas dan lebih mudah dipahami
Mampu menjelaskan cara melakukan sesuatu
Mampu mengelompokkan kata, seperti binatang dan kendaraan
Mampu memberi jawaban penjelasan
6. Usia 5 tahun ke atas
Mampu menjelaskan urutan kejadian
Mampu terlibat dalam percakapan
Menjelaskan sebuah objek
Bercerita menggunakan imajinasi
Baca Juga : Cara Optimalkan Kecerdasan Bahasa Anak
Mengoptimalkan Kemampuan Komunikasi Anak Usia Dini
Kemampuan komunikasi dapat mendorong Si Buah Hati untuk mengekspresikan dan memahami perasaan, belajar dan berpikir, memecahkan masalah, serta menjalin hubungan sosial.1 Untuk itu Bunda perlu tips komunikasi dengan anak usia dini agar dapat membantu mengoptimalkan kemampuan komunikasi Si Buah Hati.
1. Sering berbicara kepada anak
Cara terbaik untuk mendorong kemampuan komunikasi Si Buah Hati yakni dengan banyak berbicara kepada anak. Gunakan sebanyak mungkin kata-kata yang berbeda. Cara berkomunikasi dengan anak kecil ini akan mendorong Si Buah Hati belajar mengenal lebih banyak kata dan maknanya.
2. Membaca buku bersama anak
Selain berbicara, Bunda bisa mengajak Si Buah Hati untuk membaca buku bersama. Saat membaca buku dengan suara jelas, Bunda bisa menekankan beberapa kata untuk menjelaskan penulisan dan pengucapannya. Cara ini juga baik untuk membangun literasi anak.
3. Bertanya kepada anak
Bunda bisa bertanya kepada anak untuk mendorongnya berani memberi jawaban. Cara ini baik untuk membangun komunikasi. Misalnya dengan bertanya "mau sarapan dengan lauk apa pagi ini?". Bunda juga bisa mendorong anak untuk menjelaskan alasan jawabannya.
3. Bertanya kepada anak
Bunda bisa bertanya kepada anak untuk mendorongnya berani memberi jawaban. Cara ini baik untuk membangun komunikasi. Misalnya dengan bertanya "mau sarapan dengan lauk apa pagi ini?". Bunda juga bisa mendorong anak untuk menjelaskan alasan jawabannya.
4. Bermain bersama anak
Bermain juga bisa menjadi media pembelajaran yang baik untuk anak. Bunda bisa mengajak bermain permainan kata, pura-pura bertelepon, atau permainan lain yang mendorong anak berkomunikasi dengan Bunda.
Demikian Bunda, penjelasan seputar karakteristik komunikasi anak usia dini hingga cara mengoptimalkan komunikasi anak usia dini. Semoga informasinya bisa bermanfaat!