Mengenal Babbling: Apa yang Dikomunikasikan oleh Bayi Bunda?
10-07-2024

Bunda, jauh sebelum buah hati bisa bicara, bayi akan mulai dengan babbling, berdecak, bermain, dan menirukan suara yang didengarnya serta gerakan yang dilihatnya.
Dari mulai buah hati berusia 4 bulan, bunda akan mulai menyadari bahwa tangisannya akan mulai terdengar berbeda saat ia belajar mengkomunikasikan rasa lapar, frustrasi, ketidaknyamanan, dan rasa kantuk. Sejak saat itulah bayi akan mulai mengeluarkan suara hingga akhirnya melakukan babbling lalu mengucapkan kata pertamanya. Tapi, apa itu babbling?
Apa Itu Babbling?
Mungkin Bunda masih kurang akrab dengan istilah babbling. Bahkan mungkin Bunda bertanya apa itu babbling pada bayi?Babbling atau mengoceh adalah salah satu tahapan perkembangan bicara pralinguistik bayi yang terdiri dari pengucapan konsonan-vokal berulang-ulang. Contoh babbling misalnya saat bayi mengucapkan ‘mamamam’, ‘dadada’, ‘gogogo’ atau ‘papapapa’.
Meskipun tampaknya hanya mengoceh tanpa arti, fase babbling pada bayi sebenarnya tidak sesederhana kelihatannya. Studi juga menunjukkan bahwa babbling punya peran penting dalam tahap perkembangan bahasa anak.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa konsonan yang keluar saat bayi babbling cocok dengan objek di lingkungannya. Ini menunjukkan bahwa babbling merupakan satu fase penting dalam produksi suara bayi yang nantinya akan menjadi patokan untuk mengucapkan satu kata.
Faktanya, berbagai ahli, mulai dari ahli patologi wicara hingga dokter anak, mengetahui bahwa mengoceh memainkan peran yang cukup penting dalam perkembangan bahasa bayi. Mengoceh membantu bayi mendapatkan kontrol atas artikulasi dan mengekspresikan diri mereka.
Tahapan Babbling pada Bayi
Kita sudah mengetahui apa itu babbling dan apa pentingnya bagi perkembangan bicara Si Buah Hati. Kini kita akan membahas mengenai tahapan babbling.
Tahapan babbling pada bayi mulanya diawali dengan cooing atau saat bayi mengeluarkan suara. Bayi biasanya sudah mulai babbling saat berusia 4 bulan atau lebih menuju usia 6 bulan. Namun, dari tahapan cara komunikasi bayi, fase babbling pada anak biasanya terjadi pada bayi usia 6-9 bulan sudah punya intonasi.
Saat babbling, bayi akan menggabungkan bunyi-bunyi menjadi urutan yang lebih panjang. Buah hati Bunda mungkin menggabungkan vokal seperti 'ah' dengan jenis konsonan atau suara keras seperti 'd'.
Bayi mungkin membuat suara tunggal pada awalnya atau mengulangi beberapa suara seperti 'dada, gaga'. Bunyi-bunyi tersebut dapat dibuat di bagian depan mulut dengan menggunakan bibir ('mama, baba') atau dapat juga dihasilkan di bagian belakang mulut di mana lidah menyentuh tenggorokan ('kaka, gaga').
Pada tahap ini, bayi senang mengulang-ulang suara tertentu berulang kali.
Baca Juga: Tips Efektif Melakukan Komunikasi pada Bayi
Sebenarya, ada 3 tahapan perkembangan babbling yang berkorelasi dengan usia bayi yang berbeda:
1. Babbling marginal
Antara usia 4-6 bulan bayi mungkin mulai meningkatkan pengucapan vokal mereka dan memasangkan bunyi vokal dengan bunyi konsonan. Sebagian besar adalah suku kata tunggal seperti “daa” dan “baa”.
2. Babbling kanonik
Bayi berusia 6 hingga 10 bulan akan mulai mengeluarkan suara suku kata yang dapat dikenali dan merangkai beberapa suku kata menjadi satu. Ada 2 jenis babbling kanonik, yakni reduplikasi, di mana bayi mengulang bunyi suku kata yang sama berulang-ulang, misalnya dadadada dan non-reduplikasi, di mana bunyi suku kata yang dirangkai berbeda .
3. Babbling percakapan
Tahap ini adalah tahap di mana bayi belum bisa merangkai kata-kata menjadi kalimat tetapi memahami bahwa dialog yang biasa terjadi pada orang melibatkan ekspresi, jeda, perubahan volume, dan bahkan gerakan tangan. Hal ini sering dimulai sekitar usia 10 bulan dan merupakan tahap akhir sebelum bayi mengucapkan kata pertama yang sebenarnya.
Tips Mendorong Perkembangan Bahasa pada bayi
Kemampuan komunikasi pada bayi berkembang lebih cepat jika Bunda atau orang yang sehari-hari mengasuhnya bereaksi saat bayi babbling dengan bahasa yang suportif.
Karena itu, beberapa cara di bawah bisa Bunda lakukan untuk mendorong babbling pada bayi:
1. Jadilah peniru
Ulangi kata yang diucapkan bayi, misalnya, buah hati berkata “da-da-da”, Bunda juga mengucapkan kata yang sama kepadanya. Pengulangan kata mendorong vokalisasinya dan juga mengajari bayi bahwa suara adalah cara berkomunikasi.
2. Kontak mata
Ketika bayi babbling, tatap matanya, senyum, dan beri respons.
3. Bercerita sambil bermain
Meskipun bayi belum paham apa yang dikatakan Bunda, dia akan merasa aman saat mendengar suara Bunda yang menenangkan. Bunda bisa bicara dengan kata-kata dan volume suara yang berbeda. Bayi akan senang melihat mulut dan wajah dan mendengar suara yang Bunda buat.
4. Banyak bertanya
Bunda bisa bertanya apa saja, lalu Bunda siapkan jawabannya. Tampaknya seperti bicara sendiri, tetapi sebenarnya Bunda sedang mencontohkan sebuah percakapan.
5. Nyanyikan lagu
Bayi tidak keberatan meski Bunda tidak bernyanyi dengan nada sempurna.
6. Beri tahu nama benda
Tunjuk benda tertentu dan beri tahu namanya, misalnya bola, apel, sepatu.
7. Fokuskan pada suara
Bunda bisa menyebutkan suara kucing atau mobil.
8. Merespons tangisan bayi
Sentuh dan peluk bayi Bunda dengan bernyanyi atau ngobrol dengannya
9. Mengajarkan bayi kata-kata baru
Bunda bisa mengajarkan kata-kata baru selama melakukan aktivitas sehari-hari, misalnya mandi, makan, ganti popok, dan lain-lain.
10. Membacakan buku
Baca dan tunjukkan buku bayi dengan gambar yang besar, berwarna, dan sederhana.
Dengan banyak berlatih dan dorongan dari Bunda, babbling yang dilakukan buah hati lama-lama membentuk kata-kata pertamanya. Ketika memasuki usia di atas 1 tahun, kemampuan bahasa Si Buah Hati semakin berkembang. Maka dari itu, penting bagi Bunda untuk membimbing Si Buah Hati agar perkembangan bahasanya optimal. Yuk Bunda, belajar “Bahasa Bocil” bersama DANCOW untuk dukung Si Buah Hati tumbuh cerdas.
Semoga informasi apa itu babbling dan beberapa tips di atas bisa bantu bunda mendorong perkembangan bahasa Si Buah Hati ya, Bunda!